Peran Kolaboratif Perawat Gigi Dalam Pelaksanaan Prinsip Farmakologi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 7

PERAN KOLABORATIF PERAWAT GIGI DALAM PELAKSANAAN PRINSIP

FARMAKOLOGI

Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif hendaknya


terlebih dahulu dapat difahami pengertian farmakologi itu sendiri oleh seorang perawat.
        -   Farmakon              = Obat, dan
        -   Logos                    = Ilmu
     Farmakologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang OBAT dan
PENGOBATAN, mulai dari obat diberikan sampai dikeluarkan dari tubuh, untuk :
 Pencegahan
         -   Peningkatan kesehatan, dan
          -  Pengobatan / penyembuhan

Tujuan pengorganisasi farmakologi adalah :


Agar dokter dan perawat dapat memiliki dan menggunakan OBAT secara rasional
dengan memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.
Yang dimakasud dengan penggunaan OBAT secara rasional adalah : 5 T dan 1 W,  yaitu :

Prinsip : 5 T dan 1 W Prinsip : 5 B ( Bena r )


Ø      Tepat penderita 1.      Pasien yang benar
Ø      Tepat dosis & pemakaian 2.      Obat yang benar
Ø      Tepat waktu 3.      Dosis yang benar
Ø      Tepat obat 4.      Cara/rute pemberian yang benar
Ø      Tepat indikasi 5.      Waktu yang benar
Ø      Waspada terhadap efek samping

OBAT adalah semua bahan (kimia) yang dapat mempengaruhi organisme hidup diberikan
kepada makhluk hidup dengan tujuan untuk menyembuhkan, menghilangkan penyakit,
meningkatkan kesehatan dan atau mempertahankan kesehatan antara lain, melalui :
 Mengembalikan fungsi fisiologis organ tubuh
 Meningkatkan fungsi fisiologis organ tubuh
 Menghilangkan benda asing/ mikroorganisme / parasit.
PERAN KOLABORATIF PERAWAT DALAM PELAKSANAAN FARMAKOLOGI

Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling penting, karena :

1. Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian obat kepada pasien.
2. Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan memastikan bahwa obat
itu benar diminum oleh pasien.
3. Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien terhadap pengobatan.
4. Misalnya : pasien yang sukar menelan, muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
5. Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Perawat harus memperhatikan, prinsip 5 B ( Benar ), yaitu :


1.      PASIEN YANG BENAR
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa, seperti : papan identitas di
tempat tidur atau ditanyakan langsung ke pasien.

2.      OBAT YANG BENAR


Sebelum memberi obat, label pada botolnya harus diperiksa 3 (tiga) kali :
·    Pertama :
Saat membaca permintaan obatnya dan botolnya diambil dari rak/lemari obat.
·   Kedua :
Label botol dibandingkan dengan obat yang diminta.
·           Ketiga :
Pada saat mengembalikan ke rak/lemari obat
Bila label obat tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai / diberikan kepada pasien dan
harus dikembalikan ke bagian farmasi.

3.       DOSIS YANG BENAR


Sebelum obat diberikan ke pasien, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan apoteker atau penulis resep sebelum dilanjutkan.
4.       CARA/RUTE PEMBERIAN YANG BENAR
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute berbeda, factor yang menentukan rute
pemberian terbaik ditentukan oleh :
·         Keadaan umum pasien
·         Kecepatan respon yang diinginkan
·         Sifat kimiawi dan fisik obat, dan
·         Tempat kerja yang diinginkan.

Obat dapat diberikan secara :


a.       Oral
b.      Parenteral
c.       Topikal
d.      Rektal
e.       Inhalasi

Pemberian obat melalui Oral :


Yaitu rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena :
-    Ekonomis
-    Paling nyaman dan aman.

Pemberian obat melalui Parenteral :


Yaitu pemberian obat tidak melalui saluran cerna, dapat melalui :
-          Intravena (IV)
-          Intramuskuler (IM)
-          Intracutan (IC)
-          Subcutan (SC)

    Pemberian obat Topikal :


Termasuk pemberian obat dalam bentuk krim, salep, lotion

Pemberian obat melalui Rektal :


Obat dapat diberikan melalui rute rectal berupa : enema atau supositoria.
Pemberian obat melalui rectal dilakukan untuk memperoleh efek local, seperti pada pasien
konstipasi atau hemorrhoid.

  Pemberian obat melalui Inhalasi :


Saluran nafas memiliki luas epitel untuk absorpsi yang sangat luas dan dengan demikian
berguna untuk memberi obat secara local pada saluran nafas, misalnya :
Pemberian salbutamol (Ventolin) untuk pasien ashma, atau dalam keadaan darurat ( misalnya
terapi oksigen ).

5.      WAKTU YANG BENAR


Khususnya  bagi obat yang efektifitasnya tergantung  untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai, bahwa obat itu diberi pada waktu yang tepat.
Jika obat itu harus diminum sebelum makan ( ante cimum atau A.C. ) untuk mempertahankan
kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan.
Hal ini berlaku untuk banyak antibiotic, misalnya : tetrasiklin dikhelasi, yaitu
terbentuk senyawa yang tidak larut jika diberi bersama susu atau makanan tertentu, yang
mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap.
Sebaliknya ada obat yang harus diminum setelah makan, yaitu untuk menghindari iritasi
berlebihan pada lambung, misalnya : Indometasin.

Setelah obat itu diberikan, perawat harus dicatat :


·         Dosis obat
·         Rute pemberian obat
·         Waktu dan
·         Oleh siapa obat itu diberikan.

Bila pasien menolak minum obatnya, atau obat itu tidak sampai diminum, harus dicatat
alasannya dan dilaporkan.

Secara garis besar peran perawat dalam pemberian obat adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai Pelaksana
Artinya seorang perawat dapat melaksanakan tindakan keperawatan (tindakan
kolaborasi )dalam pemberian obat dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B.
2.  Sebagai Pengelola
Dapat mengatur pemeliharaan, tempat persediaan / penyimpanan obat.

3.  Sebagai Pendidik
Dapat menjelaskan kepada  pasien tentang fungsi obat, reaksi dan efek samping obat agar
menimbulkan sikap kooperatif pasien.

4.  Sebagai Peneliti
Dapat mengamati reaksi pasien setelah memberikan obat.
Melakukan kunjungan rumah (home visit) untuk mengetahui, mengobservasi dan
menggali pengetahuan pasien.

II. IMPLIKASI KEPERAWATAN DALAM FARMAKOLOGI.


Implikasi keperawatan dalam farmakologi mencakup hal-hal yang berkaitan dengan
proses keperawatan antara lain pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :
A.    KEADAAN PASIEN/IDENTIFIKASI PASIEN:
1.   Usia  : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
2.   Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
3.   Pola kebiasaan  : Kebiasaan pasien pada waktu minum obat
      misalnya dengan memakai air minum, piang dll.
4.   Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap obat.

B.     KEADAAN OBAT / IDENTIFIKASI OBAT.


1.      Dosis obat sesuai umur pasien\
2.      Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
3.      Pengunaan obat ; - oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
4.      Efek samping obat (side effect)
5.      Etiket :

-    Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat
      luar diberi ektiket biru)
-    Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
-    Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.)
5. Keadaan pasien :
Hal yang perlu dikaji adalah :  Apakah pasien sedang menjalani terapi khusus :
·    Penderita TBC Aktif
·    Penderita Kusta Aktif
·    Penderita Epilepsi
·    Penderita Malnutrisi

C.  ADA TIDAKNYA RIWAYAT ALERGI OBAT :


Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu maka harus ditulis dengan
jelas pada status pasien dengan tinta merah, agar dokter dapat memilih obat lain yang lebih
aman.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM PELAKSANAAN


KOLABORASI PEMBERIAN OBAT :

1. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh konsentrasi dan tenang.
2. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali ketika mempersiapkan
obat :
-          Saat mengambil obat
-          Saat membuka/menuang atau mencampur
-          Saat mengembalikan.

3.   Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan
dipakai.

4.    Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip “5 T”


a.       Tepat pasien
b.      Tepat Dosis
c.       Tepat pemakaian
d.      Tepat waktu
e.       Tepat Obat.
5.    Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat diatas meja.
6.    Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan orang lain, kecuali
jelas ditugaskan kepada kita.
7.    Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
8.   Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah
memberikan obat.
9.      Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat penyimpanan masing-
masing obat, misalnya : Lemari es, tempat yang sejuk, gelap dan lain-lain.
10.    Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam lemari obat pada
tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
11.    Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya dan sejajar
dengan mata.
12.    Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
13.    Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera dilaporkan kepada yang
bertanggung jawab.
14.    Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-obatan.

Anda mungkin juga menyukai