Kti
Kti
Kti
STUDI KASUS
NIM P17230204116
JURUSAN KEPERAWATAN
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
3.3.1 Darat
1. Mobil
Proses pembuatan ambulans darat dapat melalui 2 (dua) proses yaitu:
a. Secara utuh.
Pembelian ambulans secara utuh (built in) dapat dilakukan apabila
membeli langsung atau mendapat hibah secara utuh dari negara lain
(Goverment to Government). Setiap ambulans darat yang dibeli atau
mendapat hibah dari negara lain harus memenuhi peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
b. Secara pembuatan bentuk atau karoseri.
1) Kendaraan dasar (mobil) yang digunakan adalah kendaraan dengan
rangka landasan yang diperuntukkan sebagai angkutan orang. Kendaraan
hanya dapat dibeli sesuai jenis yang dijual di wilayah Indonesia dan harus
dimodifikasi di karoseri yang memiliki izin di wilayah Indonesia. Jenis
mobil yang digunakan dapat berupa mobil dengan penggerak dua roda
(roda depan/ roda belakang/ jenis 4x2) maupun mobil dengan penggerak
empat roda (jenis 4x4); dengan pilihan kabin tunggal (single cabin).
Mobil yang digunakan memiliki batas usia kendaraan maksimal 10
tahun atau mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku
di masing-masing daerah.
2) Pembuatan bentuk atau karoseri
Semua bentuk dan desain ambulans akan dibuat sesuai kebutuhan
dan alat kesehatan yang ada di dalam agar efisien dan sesuai
peruntukannya. Pembuatan bentuk atau karoseri terdiri dari
pekerjaan interior maupun eksterior dengan rincian pekerjaan
sebagai berikut :
a) Interior
Pekerjaan lemari/ kompartemen tempat obat atau alat kesehatan
penunjang ambulans
Pekerjaan landasan stretcher.
Pekerjaan tempat duduk untuk petugas ambulans beserta sabuk
keselamatannya
Pemasangan stretcher multi fungsi
Pekerjaan instalasi gas medis.
Pekerjaan sistem komunikasi ambulans.
Pemasangan amplifier sirene dan saklar light bar
Pekerjaan lampu sorot interior
Pekerjaan sistem kelistrikan.
Pekerjaan pengelolaan limbah medis
b) Eksterior
Pekerjaan karoseri/ rumah-rumah/ body ambulans
Pekerjaan identitas ambulans
Pekerjaan pemasangan lampu Light Emitting Diode (LED)
Flash/ Blitz Light Bar, Speaker Sirene, lampu Hazard.
b. Eksterior
Kendaraan harus mampu menampung alat kesehatan yang diperlukan.
Warna dasar ambulans putih dan penulisan nama ambulans mengikuti
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pekerjaan pemasangan lampu LED Flash/Blitz Light Bar warna merah
lengkap dengan pelantang suara/ speaker (warna disesuaikan,
berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan)
Suara sirene mengacu pada standar suara sirene “Two Tone” (High- Low).
Detail spesifikasi teknis eksterior ambulans darat dapat dilihat di lampiran
tabel 4 (untuk kendaraan berpenggerak dua roda) dan tabel 5 (untuk
kendaraan berpenggerak empat roda).
Interior Keterangan
Lantai Bahan lantai non porosif (tidak berpori) dan
mudah dibersihkan
Penutup mesin yang terdapat di ruang pasien
dilapisi bahan non porosif dan mudah dibersihkan.
Langit-langit Plafon standar karoseri, bahan non porosif dan
mudah dibersihkan
Lemari Peralatan dan Penempatan pada sisi kanan kabin
Obat Ukuran disesuaikan dengan media interior
kendaraan
Berbahan non porosif dan mudah dibersihkan.
Minimal plywood tebal 15 mm dan dilapis dengan
acrylic. Pintu geser berbahan mika dapat
menampung oksigen sentral, peralatan
pendukung dan obat-obatan
Landasan Stretcher Digunakan untuk meletakkan /mendudukkan
(Base Stretcher) stretcher di dalam ambulans
Berbahan stainless steel dengan pengunci brankar
Terdapat ruang untuk penyimpanan Long Spine
Board dan/atau Scoop Stretcher
Tempat Duduk Depan Bahan jok disesuaikan dengan karoseri
Dilengkapi dengan sabuk keselamatan (safety
belt) untuk penumpang dan pengemudi.
Tempat duduk multifungsi Disediakan tempat duduk multifungsi untuk
untuk petugas/ petugas/ pendamping di sebelah pasien
pendamping. (stretcher), ukuran menyesuaikan
Model dapat berupa captain seat yang dapat
berputar (opsional) yang dilengkapi dengan sabuk
keselamatan (safety belt)
Bahan disesuaikan dengan karoseri
Sistem Gas Medik
Oxygen Central Tabung oksigen minimal sebanyak 2 tabung,
dengan ukuran tabung minimal 1 m3)
Terdapat minimal Regulator High pressure 2 buah
Dapat dioperasikan dengan katup (valve) On/ Off
secara manual dan dianjurkan terdapat alarm/
indikator saat oksigen akan habis.
Selang oksigen tekanan tinggi dengan konektor
sistem press sebanyak 1 set
Flowmeter dan humidifier sebanyak 1 set,
dipasang pada wall outlet, dilengkapi dengan
tulisan “OXYGEN”.
Penyimpanan tabung oksigen terletak dalam
lemari yang dilengkapi dengan pintu dan diikat
dengan sabuk agar tidak bergerak saat
kendaraan berjalan
Tabung berwarna putih
Sistem Pengelolaan Wadah limbah medis (Sesuai peraturan perundang-
Limbah undangan yang berlaku)
Sistem Kelistrikan
Inverter Kapasitas minimum 1000 VA (sinus wave) untuk
ambulans transport
Kapasitas minimum 1300 VA (sinus wave) untuk
ambulans gawat darurat
Dilengkapi overload alarm (Alarm berbunyi saat
kelebihan beban)
Battery low shutdown (baterai lemah otomatis non
aktif)
Amplifier Sirene Satu jenis suara high-low “Two Tone”
Kompresi level suara : ≥ 90-118 dB (setara 200 –
10.000 Hz)
Terdapat mikrofon
Lampu Penerangan Disediakan lampu penerangan pada plafon
Lampu plafon : TL/ LED dengan output minimum
200 lux
Lampu periksa halogen/ LED : membutuhkan
penerangan minimal 1650 lux di ukur dari posisi
terendah tandu dorong utama dari jarak 750 mm.
Lampu periksa halogen/ LED dipasang pada
plafon dan dapat digeser sesuai kebutuhan
Warna sinar penerangan dipilih yang tidak
mempengaruhi penilaian medis pasien selama
dalam ambulans
Lampu Sorot Model Spotlight dipasang pada kabin pasien
bagian belakang dan dapat berputar
2.5.
21
3.
3.1.1.
3.1.2.
3.1.3.
3.1.4.
3.1.5. Standart Pemeliharaan dan Operasional
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
tentang suatu keadaan secara objektif dan digunakan untuk memecahkan atau
(Setiadi, 2013). Rancangan studi kasus pada pada umumnya yaitu deskriptif
(menguraikan) karena studi kasus tergolong riset kualitatif (Suprajitno & Sri
Mugianti, 2018).
Dengan itu penelitian ini adalah studi kasus yang menggunakan metode
kualitatif atau sampel dalam riset kuantitatif. Subjek studi kasus keperawatan
studi kasus yang jarang atau sulit ditemui dalam kehidupan penulis dapat
hanya satu orang, tetapi pada studi kasus yang banyak atau sering terjadi
harus ditetapkan minimal dua orang (Suprajitno & Sri Mugianti, 2018).
Subyek penelitian dari studi kasus ini adalah sopir ambulan dan
1. Partisipan kooperatif
consent.
Fokus studi kasus disebut variabel dalam kegiatan riset (Suprajitno & Sri
Mugianti, 2018). Fokus studi kasus dalam penelitian ini adalah mengetahui
Penelitian studi kasus ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
Soedono Madiun Jalan dr. Sutomo no. 59, Kartoharjo, Kec. Kartoharjo, Kota
21
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Spesifikasi tehnis ambulans gawat Adalah ciri khusus ambulans sesuai Cek Lyst
1. Tujuan penggunaan Ambulans
darurat berdasar pedoman tehnis ambulan
pedoman tehnis ambulan kemenkes
kemenkes 2. Jenis ambulans berdasar moda
di Rumah Sakit
ranspostasi ( Darat, Air, Udara
)dan kebutuhan medis
(Transport, Gawat Darurat )
Peralatan medis ambulans gawat darurat Adalah Alat kesehatan yang 1. Jenis alat Cek Lyst
berdasar pedoman tehnis ambulan
digunakan dalam ambulans mengikut
2. Kalibrasi alat
jenis pelayanan.
3. Pemeliharaan alat
Petugas ambulans gawat darurat Adalah syarat minimal petugas 1. Syarat pengemudi ambulans Cek Lyst
berdasar pedoman tehnis ambulan
ambulans terdiri dari perawat,
kemenkes 2. Syarat perawat ambulans : Basic
pengemudi.
Trauma Cardiac Life Support
Standar pemeliharaan dan operasional Adalah pedoman dalam pemeliharaan 1. Pemelihraan mobil ambulans Cek Lyst
yang diterapkan ambulans gawat darurat
dan operasional ambulans sesuai
berdasar pedoman tehnis ambulan 2. Standart Prossedure Operasioal
kemenkes standart
Ambulans
3.6. Metode Pengumpulan Data
alat ukur pengumpulan data agar dapat memperkuat hasil penelitian (Hidayat,
2012) . Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah wawancara.
1. Setelah proposal karya tulis ilmiah disetujui oleh pembimbing dan penguji
data, dan manfaat dari penelitian kepada partisipan penelitian yang sudah
terpilih.
direkam.
Menurut Suprajitno & Mugianti (2018) analisis studi kasus mirip dengan
analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif merupakan suatu upaya yang
mencari, dan menemukan pola data yang dipelajarin dan memutuskan agar
Mugianti, 2018).
Dalam penelitian ini penyajian data dilakukan secara naratif atau dalam
1. Adil (justice)
Adil berarti setiap subjek yang berperan dalam studi kasus mendapat
risiko.