4291-Article Text-10918-1-10-20220819

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung, 13-14 Juli 2022

Pengaruh Kenaikan Tegangan Pada Penyulang


Generator Unit 4 PLTP Kamojang Akibat Pelepasan
Beban Menggunakan Software ETAP 12.6.0
Tasya Aulia Putri 1, Supriyanto2, Yudi Prana Hikmat 3
1,2,3
Jurusan Teknik Eelektro, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
1
E-mail: [email protected]
2
E-mail: *[email protected]
3
E-mail: [email protected]
*E-mail korespondensi

ABSTRAK
Generator berperan sangat penting dalam pembangkitan tenaga listrik. Adanya gangguan pada
generator dapat mengganggu operasi dari sistem. Salah satu gangguan generator yaitu terjadinya
gangguan perubahan nilai tegangan secara tiba-tiba atau terjadi tegangan berlebih (overvoltage)
yang diakibatkan oleh pelepasan beban dalam sistem interkoneksi. Oleh karena itu keandalan
sistem proteksi sangat diperlukan. Salah satu proteksi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan
menggunakan alat pengaman yaitu relai overvoltage 59. Relai ini digunakan untuk mendeteksi
besarnya tegangan diatas nominal settingnya. Output dari relai dapat dihubungkan pada rangkaian
pemutus untuk memutuskan aliran listrik jika terjadi gangguan. Studi dilakukan dengan bantuan
software ETAP 12.6.0 untuk simulasi pelepasan beban dengan menggunakan load flow analysis
dan simulasi relai overvoltage 59 menggunakan transient stability analysis dengan melihat kurva
relai action waktu dan tegangan. Hasil simulasi pelepasan beban dengan melihat cara kerja relai
overvoltage 59 berjalan dengan baik berdasarkan hasil dari waktu relai mendeteksi tegangan lebih
yaitu 110% dari bus nominal kV, lalu alarm beroperasi 1,1 detik setelah mendeteksi tegangan
sudah sesuai dengan perhitungan yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pelepasan beban
mempengaruhi kenaikan tegangan, karena tegangan lebih yang diakibatkan oleh pelepasan beban
membuat tegangan bus menjadi naik 110%-120% dari tegangan nominal lalu turun secara
perlahan.

Kata Kunci
Kenaikan tegangan, pelepasan beban, ETAP 12.6.
pelepasan beban yang terjadi pada generator.
1. PENDAHULUAN Kemudian yang akan diamati pengaruh
Generator memiliki peran yang sangat vital kenaikan tegangan terhadap relai proteksi
dalam sistem pembangkitan tenaga listrik over voltage dengan kodefikasi 59
sebagai sumber energi listrik. Pada PLTP menggunakan software ETAP 12.6.0.
Unit 4 Kamojang terdapat 1 generator dengan Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana
kapasitas 64 MW dan terdapat relai proteksi relai tegangan lebih bekerja yaitu dengan cara
overvoltage yang mensuplai 8 saluran. Dalam simulasi menggunakan perangkat lunak
pengoperasiannya generator tidak selalu penganalisis sistem tenaga listrik seperti
berjalan normal. Salah satu gangguan pada ETAP. Metode untuk mensimulasikan relai
sistem tenaga listrik yaitu terjadinya tegangan proteksi menggunakan ETAP yaitu dengan
berlebih atau over voltage yang dapat memasukkan data-data sistem dan relai
disebabkan oleh beberapa hal seperti proteksi lalu mensimulasikan skenario
pelepasan beban mendadak. Over voltage pelepasan beban, setelah itu dilakukan
merupakan gangguan dimana nilai tegangan perhitungan setting relai lalu mensimulasikan
naik lebih dari 110% tegangan nominal. kerja relai tersebut.
Akibat dari overvoltage yaitu dapat terjadinya 1.1 Generator Sinkron
degradasi peralatan tenaga listrik Generator sinkron ialah generator AC yang
(berkurangnya masa penggunaan alat) dan beroperasi untuk membuat energi mekanik
kerusakan belitan rotor pada generator. diubah ke energi listrik. Operasi dari
Permasalahan yang akan dikaji yaitu generator sinkron beroperasi sesuai dengan
gangguan kenaikan tegangan akibat hukum tangan kanan atau faraday yaitu gaya

346
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

listrik induksi akan sama dengan perubahan Undervoltage merupakan suatu kondisi
nilai laju yang melewati kumparan. Artinya dimana tegangan AC turun dengan nilai
frekuensi yang dibangkitkan disinkronkan lebih besar 90% tegangan nominalnya
terhadap putaran mekanik pada generator. dengan jangka waktu lebih dari 1 menit.
Pada rotor terletak kumparan medan magnet Penyebabnya ialah pengawatan yang kurang
generator sinkron dan di stator terletak baik dan pembebanan yang berlebih.
kumparan jangkar. [1] Di bagian rotor 1.4 Perangkat Sistem Proteksi
generator terdapat belitan medan dan Overvoltage pada Generator
digerakkan oleh arus searah yang pada Jaringan pada sistem tenaga listrik
akhirnya diperoleh medan magnet berputar diharapkan tidak ada kendala, namun
sesuai dengan kecepatan dari putaran rotor. realitanya terdapat kasus yang menyebabkan
1.2 Sistem Eksitasi Generator kerusakan sistem kelistrikan. Sehingga
Sistem eksitasi pada generator ialah sistem dibutuhkan sistem perlindungan yang bisa
catu daya arus searah (DC) cadangan untuk mengurangi kerusakan pada perlengkapan
pembangkitan medan magnet, sehingga akan kelistrikan akibat kendala tersebut. [4]
menghasilkan daya listrik dan tegangan Sehingga dibutuhkan sistem proteksi sebagai
keluaran dari generator. Beban sangat pengaman terhadap gangguan dan
mempengaruhi sistem eksitasi pada generator diharapkan dapat mengisolir jaringan yang
sinkron. Jika beban bertambah, arus dan tidak terkena dampaknya. Berikut proteksi
tegangan jaringan juga akan berkurang. Oleh yang dipasang untuk gangguan overvoltage
karena itu, untuk menghindari dalam kondisi pada generator.
under exciter, arus eksitasi yang diterapkan 1.4.1 Trafo Tegangan (PT)
harus ditingkatkan. Dan sebaliknya jika Trafo tegangan atau PT merupakan trafo 1
beban berkurang maka tegangan jaringan fasa penurun tegangan yang digunakan
akan meningkat dan menyebabkan tegangan sebagai alat ukur, relai, indikator, dan alat
generator naik. Oleh karena itu, untuk sinkronisasi.
menghindari eksitasi berlebih, arus eksitasi 1.4.2 Relai Overvoltage
yang diterapkan harus diturunkan. Relai overvoltage atau tegangan lebih
1.3 Gangguan pada Tegangan Generator memiliki fungsi untuk mendeteksi tegangan
Sinkron yang melebihi tegangan nominal. Relai
Gangguan pada generator yaitu tegangan tegangan lebih beroperasi pada rangkaian
lebih atau over voltage dan tegangan kurang sekunder sebuah trafo tegangan dengan
atau under voltage. tegangan nominal yang ditentukan. Waktu
1.3.1 Tegangan lebih (overvoltage) tunda kerja relai dapat ditentukan
Overvoltage merupakan kenaikan nilai menggunakan persamaan menurut standar
tegangan AC melebihi 110% dengan waktu IEC 60255-127 [3] :
gangguan diatas 1 menit (long duration).
Penyebab dari overvoltage disebabkan oleh
sistem terlalu lemah terhadap sistem jaringan
𝑡 = 𝑇𝑀𝑆 𝑥
( ) 𝑘
𝑉2 𝑎
( 𝑉𝑆 )
(1)
+𝑐

yang lebih dan regulasi tegangan. Tegangan


lebih pada generator dapat terjadi akibat Keterangan:
mesin putaran lebih (over speed) pada prime t : waktu beroperasi (detik)
mover, kerusakan pada pengatur tegangan V2 : tegangan terukur pada trafo
otomatis (AVR), dan pelepasan beban secara tegangan
mendadak. Adapun besar presentase regulasi Vs : setting tegangan relai
tegangan maksimum yang diizinkan menurut TMS : time multipier setting
IEEE Std C37.102-2006 adalah 205% dari k,a,c : konstanta
tegangan nominal pada saat beban dan 1.5 Pelepasan Beban (Load Shedding)
frekuensi berjalan. Sehingga hal ini akan Load Shedding ialah suatu aksi dilepaskannya
menentukan setting relai yang dipakai, beban dengan tujuan agar bisa mengamankan
apabila tipe relai instantaneous yaitu 130% komponen listrik terhadap terjadinya under
sampai 150% tegangan terminal generator frequency dan under voltage. Load shedding
atau tegangan yang ada pada Potential ketika terjadinya penurunan suplai daya dan
Transformator sedangkan untuk inverstime dilakuka secara otomatis dilihat dari
yaitu sekitar 110% dari tegangan terminal. frekuensi atau sumber pembangkit yang tidak
[2] mampu untuk mensuplai beban. Pelepasan
1.3.2 Tegangan kurang (undervoltage) beban yang disebabkan oleh lepasnya beban
dengan kapasitas daya yang besar dapat

347
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

berakibat terhadap tegangan lebih pada bus Pada gambar 2 merupakan gambar
tersebut. [5] perancangan jaringan PLTP Unit 4 Kamojang
2. METODE PENELITIAN pada aplikasi software ETAP. Pada jaringan
2.1 Urutan Metode Penelitian tersebut dipasang overvoltage relai sebagai
Dalam pelaksanaan penelitian ini terdapat proteksi generator.
beberapa tahapan yang dapat memudahkan
dalam pengerjaan. Berikut diagram alir
dalam melaksanakan penelitian.
2.3 Spesifikasi Generator
Generator yang dipasang pada bus 2 PLTP
Unit 4 Kamojang merupakan generator
dengan tipe steam turbine dengan kodefikasi
Gen-1101.
Pabrik pembuat : Areva
Phase :3
Tegangan terminal : 13.8 kV
Daya semu : 80 MVA
Daya nyata : 64 MW
Faktor daya : 0.9 lagging
Kecepatan : 3000 rpm
Jumlah kutub :2

2.4 Spesifikasi Trafo Tegangan (PT)


Transformator utama pada PLTP Unit 4
dengan rating 150/13.8 kV yang dipasang
pada Bus 1. Data dibawah menjelaskan
spesifikasi rating pada transformator
tegangan yang dikoneksikan dengan relai
overvoltage.
Tabel 1. Spesifikasi Trafo Tegangan
Potential Tegangan Tegangan
Transformator Primer Sekunder
(V) (V)
PT1 13800 100

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.5 Spesifikasi Relai Overvoltage


2.2 Pemodelan Single Line Diagram PLTP Relai over voltage yang dipasang pada PLTP
Unit 4 Kamojang pada ETAP Unit 4 dikoneksikan dengan Potential
Transformator (PT) dengan setting 110% unit
% sesuai standar yang berlaku. Relai
overvoltage dipasang pada terminal generator
atau Bus 2 melalui Potential Transformator
(PT). Untuk melihat indikator relai akan
bekerja dipasang sebuah CB yaitu CB-16
yang terhubung ke sebuah perangkat alarm
untuk menjadi indikator relai akan bekerja.
Prinsip kerjanya yaitu pada saat relai
overvoltage membaca tegangan sesuai setting
yang diberikan, maka relai tersebut akan
memberikan sinyal/perintah kepada CB-16
untuk closed sehingga menyalakan perangkat
alarm tersebut.
Berikut spesfikasi rating dari relai
overvoltage yang dipasang di PLTP Unit 4
Kamojang.
Gambar 2. Pemodelan Single Line Manufacturer : ABB
Diagram pada ETAP Type : GPU 2000R

348
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Serial : 1VAA3295944 kV yaitu CB-1502 yang menuju jaringan GI


Rated Voltage : 70V Kamojang 150 kV dilepas (kondisi open)
PT Ratio : 13800/100V pada waktu 0,5 detik
Pelepasan beban pada jaringan 150 kV
dilakukan dengan dua skenario, yaitu:
2.6 Menghitung Tegangan Sekunder PT
i. Pelepasan beban dengan setting rating
Perhitungan tegangan sekunder yang terukur
PF jaringan yang tetap, tetapi rating
pada PT dapat menggunakan persamaan [4]
MVA yang berbeda 30 MVA, 60 MVA
dengan rasio PT yang didapatkan nilai
dengan rating PF 0.9.
tegangan sekundernya yaitu:
𝑉𝑇 ii. Pelepasan beban dengan setting MVA
V2 = α (2) jaringan yang tetap, tetapi rating PF
3
13,8 𝑥 10 yang berbeda PF 0.6, 0.8 dengan rating
= 138 MVA jaringan 60 MVA.
= 100 Volt
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.7 Perhitungan Pengaturan Tegangan Hasil pelepasan beban dengan fitur transient
pada Relai Overvoltage stability analysis akan didapatkan waktu
Berdasarkan standar IEEE Std pelepasan beban dari action study case yang
C37.102TM-2006: IEEE Guide for AC telah dibuat, dan waktu ketika relai
Generator Protection, relai tegangan lebih overvoltage bekerja dari action relai
dengan jenis inverse time diatur 110% dari tersebut.
tegangan sekunder PT. Sehingga didapat 3.1 Hasil Simulasi Pelepasan Beban 30
settingan tegangan pada relai yaitu: MVA dengan PF 0.9
100 x 110% = 110 Volt (3) Pada pelepasan beban jaringan dengan waktu
Jadi pengaturan tegangan untuk relai 0,5 detik pada kapasitas 30 MVA tidak
tegangan lebih yang dipakai dengan terjadi overvoltage, bisa dilihat dari gambar
persentase 110% yaitu sebesar 110 volt. Dan 3 tegangan tidak mencapai 110% dari Bus
untuk mengetahui tegangan terminalnya yaitu Nominal kV tetapi hanya mencapai 104,5%
dengan cara mengalikan tegangan setting dari Bus Nominal kV, maka dari itu relai
relai yang terbaca tegangan rasio PT yang overvoltage tidak bekerja pada kondisi ini.
digunakan yaitu
138 x 110 = 15,1 kV. (4)
2.8 Menghitung Waktu Kerja Relai
Waktu kerja relai tegangan lebih yaitu durasi
relai pada saat mendeteksi gangguan sebesar
110% untuk memberikan sinyal kepada
alarm atau tanda peringatan. Waktu kerja
relai dapat diketahui dengan melakukan
perhitungan berdasarkan persamaan:

𝑡 = 𝑇𝑀𝑆 𝑥
( ) 𝑘
𝑉2 𝑎
( 𝑉𝑆 )
+ 𝑐 (5)

( )
=1x

= 1,1 s
1
100 𝑎
( 110 )
+𝑐
Gambar 3. Pelepasan Beban 30 MVA, PF 0.9
Keterangan:
A: Kondisi operasi normal selama 0,5 detik
sebelum CB-1502 trip lalu terjadi
Berdasarkan perhitungan di atas, durasi relai
pelepasan beban
untuk bekerja ketika mendeteksi tegangan
B: Tegangan pada pelepasan beban kondisi
lebih sesuai dengan nilai setting tegangan
ini mencapai 104,5% dari bus nominal
sebesar 110 V pada sisi sekunder PT atau
kV.
15,1 KV pada terminal generator adalah 1,1
3.2 Hasil Simulasi Pelepasan Beban 60
detik untuk menyalakan alarm.
MVA dengan PF 0.9
2.9 Skenario Pelepasan Beban
Pada pelepasan beban jaringan dengan waktu
Simulasi pelepasan beban dilakukan agar
0,5 detik pada kapasitas 60 MVA terjadi
bisa melihat bagaimana relai overvoltage
overvoltage, bisa dilihat dari Gambar 4
bekerja pada saat terjadi tegangan lebih pada
tegangan mencapai 110% dari Bus Nominal
terminal generator. Untuk melihat bagaimana
KV. Dapat dilihat bahwa pada kondisi ini
relai tegangan lebih bekerja, dilakukan
terjadi kenaikan tegangan keluaran generator
skenario pelepasan beban pada CB sisi 150

349
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

dari 13,8 kV menjadi 15,1 kV. Berdasarkan mulai turun hingga stabil pada 14 kV dimana
perhitungan setting relai sebelumnya, relai besar tegangan ini masih dibawah batas
akan bekerja pada saat tegangan keluaran maksimal tegangan lebih yaitu sebesar 15,1
generator bernilai 15,1 kV sehingga pada saat kV. Hal ini terjadi karena sistem eksitasi
pelepasan beban ini relai akan bekerja untuk generator yang berfungsi untuk menghasilkan
memberikan sinyal kepada alarm setelah tegangan induksi terhubung dengan AVR
delay waktu sesuai dengan setting relai yaitu (Automatic Voltage Regulator) yang
1,1 detik. berfungsi untuk mengatur arus medan yang
diinjeksikan dalam pembangkitan tegangan.
Sehingga pada saat terjadi kenaikkan
tegangan akibat pelepasna beban mendadak,
AVR menyesuaikan tegangan yang
dibangkitkan agar tegangan lebih yang terjadi
tidak berlangsung lama yang dapat
menyebabkan kerusakan isolasi belitan
generator.

3.3 Hasil Simulasi Pelepasan Beban 60


MVA dengan PF 0.6
Pada pelepasan beban 60 MVA dengan PF
0.6 terjadi overvoltage, bahkan ketika
pelepasan beban pada 0,5 detik langsung
menyentuh 110% dari bus nominal kV. Lalu
mencapai puncaknya sampai 120% dari bus
nominal kV saat 0,58 detik dari kondisi
normal atau sekitar 0,1 detik setelah
pelepasan beban. Sesuai dengan Gambar 5
CB-1502 trip lalu melakukan pelepasan
Gambar 4. Pelepasan Beban 60 MVA, PF 0.9 beban ketika 0,5 detik lalu relai langsung
Keterangan: mendeteksi tegangan lebih ketika 0,5 detik itu
A: Kondisi operasi normal selama 5 detik, dan alarm beroperasi 0,1 detik setelahnya
lalu CB-1502 trip dan terjadi pelepasan atau 0,6 detik dari kondisi pelepasan beban.
beban
B: Relai mendeteksi tegangan lebih ketika
0,95 detik dari kondisi normal atau 0,45
detik setelah pelepasan beban
C: Waktu setting delay relai selama 1,1 detik
1
D: Cycle CB-16 yaitu 0,1 ( 50 )
5

E: Alarm beroperasi yaitu (B+C+D) =


(0,45+1,1+0,1) = 1,65 detik setelah
pelepasan beban atau 2,15 detik dari
kondisi normal
Berdasarkan Gambar IV.5 terlihat bahwa
pada saat terjadi pelepasan beban, tegangan
terminal yang sedang berjalan pada nilai
normalnya yaitu 13,8 kV kemudian naik
selama 1,6 detik hingga mencapai puncaknya
sebesar 15,1 selama 0,021 detik. Terjadi
tegangan 110% dari bus nominal kV pada
waktu 0,95 detik. Relai mendeteksi tegangan
lebih pada 0,45 detik setelah pelepasan beban
lalu terjadi delay 1,1 detik untuk memberikan Gambar 5. Simulasi Pelepasan Beban 60
perintah/sinyal kepada alarm. Sehingga alarm MVA, PF 0.6
beroperasi 1,65 detik setelah pelepasan beban Keterangan:
terjadi. Kemudian tegangan berangsur turun
selama kurang lebih 5 detik sampai tegangan

350
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

A: Kondisi operasi normal selama 5 detik, A: Kondisi operasi normal selama 5 detik,
lalu CB-1502 trip dan terjadi pelepasan lalu CB-1502 trip dan terjadi pelepasan
beban beban
B: Relai mendeteksi tegangan lebih ketika 0,5 B: Relai mendeteksi tegangan lebih ketika 0,5
detik dari kondisi normal atau langsung detik dari kondisi normal atau langsung
mendeteksi setelah pelepasan beban mendeteksi setelah pelepasan beban
C: Waktu setting delay relai selama 1,1 detik C: Waktu setting delay relai selama 1,1 detik
1 1
D: Cycle CB-16 yaitu 0,1 ( 50 ) D: Cycle CB-16 yaitu 0,1 ( 50 )
5 5

E: Alarm beroperasi yaitu (B+C+D) = E: Alarm beroperasi yaitu (B+C+D) =


(0+1,1+0,1) = 1,2 detik setelah pelepasan (0+1,1+0,1) = 1,2 detik setelah pelepasan
beban atau 1,7 detik dari kondisi normal beban atau 1,7 detik dari kondisi normal
F: Mencapai puncak 115% dari Bus Nominal
Hal ini terjadi karena ketika beban dengan kV ketika 1,1 detik dari kondisi normal atau
faktor daya yang rendah merupakan beban 0,6 detik setelah pelepasan beban
yang mengandung nilai induktansi yang
menyebabkan kerugian yang lebih tinggi Pada kondisi ini PF 0,8 terjadi overvoltage
dalam sistem suplai tenaga listrik karena sampai mencapai 115% dari Bus Nominal kV
semakin rendah faktor daya semakin besar dan mengakibatkan tegangan mencapai 15,53
rating kVA maka generator akan lebih besar kV pada saat alarm beroperasi.
menyuplai daya kepada jaringan yang
mengakibatkan kurangnya efisiensi pada 4. KESIMPULAN
generator selain itu mengakibatkan arus Pelepasan beban pada software ETAP
beban menjadi lebih tinggi dan generator dilakukan dengan melakukan study case
menjadi over exciter. pada simulasi transient stability analysis
3.4 Hasil Simulasi Pelepasan Beban 60 dengan dua skenario, pelepasan beban
MVA dengan PF 0.8 dengan mengubah rating MVA 30 MVA dan
Pada kondisi pelepasan beban 60 MVA 60 MVA. Serta dengan mengubah PF mulai
dengan 0,8 PF terjadi overvoltage, bahkan dari 0.6 PF dan 0.8 PF, dengan rating MVA
pada 0,5 detik atau saat waktu pelepasan yang tetap yaitu 60 MVA. Dilakukan dengan
beban relai langsung mendeteksi hal tersebut. melepaskan beban pada jaringan 150 kV
Lalu mencapai puncaknya sampai 115% dari dengan cara membuka CB-1502 dengan
bus nominal kV saat 1,1 detik dari kondisi waktu 0.5 detik. Hasil simulasi pelepasan
normal atau sekitar 0,6 detik setelah beban dengan melihat cara kerja relai
pelepasan beban. overvoltage 59 berjalan dengan baik
berdasarkan hasil dari waktu relai
mendeteksi tegangan lebih yaitu 110% dari
bus nominal kV, lalu alarm beroperasi 1,1
detik setelah mendeteksi tegangan sudah
sesuai dengan perhitungan yang dilakukan.
Hasil simulasi transient stability analysis
dengan pengujian pelepasan beban dan cara
kerja relai ditampilkan menggunakan kurva
dan data numerik. Hal ini menunjukkan
bahwa pelepasan beban mempengaruhi
kenaikan tegangan, karena tegangan lebih
yang diakibatkan oleh pelepasan beban
membuat tegangan bus menjadi naik
110%-120% dari tegangan nominal lalu
turun secara perlahan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Tim peneliti mengucapkan terima kasih
kepada Politeknik Negeri Bandung, melalui
Wakil Direktur Akademik atas bantuan
pendanaan penyusunan tugas akhir nomor
B/209/PL1/HK.02.00/2022.
Keterangan: DAFTAR PUSTAKA

351
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

[1] Ramdhany, Dhea Gemilang. “Modifikasi


Motor Brushless Dc Menjadi Generator
Sinkron Magnet Permanen Fluks Radial
Putaran Rendah.”Diss. Universitas
Siliwangi, 2021.
[2] Widarsono, Kukuh, Moh Jauhari, and
Anggika Lutfi Dzuhuri. "Relay
Protection of Over Voltage, Under
Voltage and Unbalance Voltage
Magnitude Based on Visual Basic Using
Arduino Mega." Seminar MASTER
PPNS. Vol. 4. No. 1. 2019.
[3] Hasani, Abbas, et al. "Synchronous
generator LOF protection using a
detailed model based on IEEE standard
C37. 102-2006." 2019 IEEE
International Conference on Environment
and Electrical Engineering and 2019
IEEE Industrial and Commercial Power
Systems Europe (EEEIC/I&CPS Europe).
IEEE, 2019.
[4] Chapman, Stephen J. “Electric
Machinery Fundamental Secon Edition.
New York, 1991.
[5] IEC Standard. “Measuring Relais and
Protection Equipment-Part 127.
Functional Requirements for Over/under
Voltage Protection.” IEC 60255-127

352

Anda mungkin juga menyukai