MAKALAH PSIKOLOGI AGAMA kl.10

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PSIKOLOGIS TENTANG SHALAT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Agama

Dosen Pengampu: Ima Frima Fatimah, M.Pd

Disusun Oleh :

Alif Fatahilah (2003003784)

Tatik Padilah (2003003772)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM

CIAMIS JAWA BARAT

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala limpahan Rahmat, Taufik,
Inayahnya, penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dengan
baik dan bisa diserahkan tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ima Frima Fatimah, M.Pd


selaku dosen mata kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas makalah
ini, karena pada kenyataannya tuga-tugas seperti ini sangat bemanfaat bagi kami.

Penulis menyadari bahwa penyajian makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan, baik dari isi maupun dari penulisannya. Oleh karena itu kritik dan
saran yang sifatnya membangun sangat di harapkan demi perbaikan dimasa yang
akan datang.

Terakhir penulis berharap makalah sederhana ini dapat bermanfaat bagi


pembaca, dan memberikan sumbangan pengetahuan bagi rekan rekan.

Ciamis, 17 Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ..................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................

A. Latar Belakang .....................................................................................


B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan .................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

A. Shalat dalam pandangan psikologi .....................................................


B. Menumbuhkan kesadaran tentang shalat ............................................
C. Pengalaman tentang shalat ..................................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Psikologi agama merupakan cabang ilmu psikologi yang meneliti dan
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh
keyakinan terhadap agama yang dianutnya serta dalam kaitannya dengan
pengaruh usia masing-masing.
Dalam agama islam, shalat merupakan ibadah yang paling
disyari’atkan dan diutamakan karena mempunyai posisi yang amat sangat
penting. Tapi pada kenyataannya masih banyak sekali orang muslim yang
melalaikan shalat. Oleh sebab itu kita sebagai sesama umat muslim harus
senantiasa mengingatkan dan mengajak saudara seagama untuk dapat
menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya ibadah shalat.
Maka, pada makalah ini akan dibahas mengenai tiga point penting
mengenai shalat diantaranya shalat dalam pandangan psikologis,
menumbuhkan kesadaran tentang shalat, dan pengalaman tentang shalat.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana shalat dalam pandangan psikologi?
2. Bagaimana menumbuhkan kesadaran tentang shalat?
3. Bagaimana pengalaman tentang shalat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat tujuan penulisan sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui tentang shalat dalam pandangan psikologi.
2. Untuk mengetahui bagaimana menumbuhkan kesadaran tentang shalat.
3. Untuk mengetahui pengalaman tentang shalat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Shalat dalam Pandangan Psikologi


Shalat merupakan ibadah yang wajib dilakukan oleh setiap muslim.
Shalat inilah yang membedakan kita dengan umat lainnya. Telah kita ketahui
bersama bahwa shalat memiliki manfaat yang sangat banyak. Selain
menyehatkan, ternyata shalat ini pun bermanfaat bagi keadaan jiwa kita.
Ada efek psikologis yang besar terdapat dalam ibadah shalat, ketika
seorang mukmin menunaikan ibadah shalat dengan khusyu’, maka hal
tersebut akan membantunya melakukan meditasi dan konsentrasi, yang
merupakan cara yang paling penting untuk mengatasi ketegangan dan
kelelahan urat syaraf.
Begitupula shalat merupakan pengobatan yang paling efektif dari
penyakit marah, terburu-buru dan ceroboh, mengajarkan kepada manusia
bagaimana menjadi orang tenang dan rendah hati serta selalu tunduk kepada
Allah SWT, mengajarkan kepada manusia untuk sabar dan tawadhu’. Ini
semua dapat memberikan pengaruh yang baik pada sistem saraf dan kerja
jantung, mengatur detaknya dan aliran darah melaluinya.
Dan shalat dapat membantu orang beriman menghilangkan semua
yang tersimpan dalam perutnya seperti depresi, kegelisahan, ketakutan dan
emosi diri, karena semuanya akan hilang dengan hanyak berdzikir dihadapan
Allah dan Allah selalu bersamanya dan tidak akan meninggalkannya
selamanya selama ia tulus dalam beribadah kepada Allah yang Maha Esa.
Allah berfirman:
َ ‫قَ ْد َأ ْفلَ َح ْال ُمْؤ ِمنُونَ * الَّ ِذينَ هُ ْم فِي‬
َ‫صاَل تِ ِه ْم خَ ا ِشعُون‬
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya”. (Al-Mu’minun:1-2)
Dalam agama Islam, shalat sebagai ibadah yang paling disyariatkan
dan diutamakan karena mempunyai posisi yang amat sangat penting dalam
kehidupan seorang, terutama umat muslim dan dalam rukun islam menempati
urutan kedua setalah syahadat. Hal tersebut dibuktikan oleh Al-Quran yang
didalamnya banyak menyebutkan kata shalat. Pada hakekatnya, shalat
merupakan perjalanan spiritual untuk berhubungan dengan Sang Pencipta
yang dilakukan pada waktu yang telah ditentuakan. Seseorang yang
melaksanakan shalat pada hakekatnya ia melepaskan diri dari segala
urusannya di dunia dan menyerahkan diri sepenuhnya untuk bermunajat,
memohon petunjuk serta memohon pertolongan kepada Allah SWT. Allah
memberikan petunjuk dan rahmat kepada semua umat-Nya dengan
menghadiahkan shalat kepada mereka melalui perjalanan Isra’ dan Mi’raj
yang dilakukan oleh Rasul kita Nabi Muhammad SAW yang jujur,
terpercaya, dan yang mulia, sebagai rahmat dan kemuliaan. Dengan
melaksanakan shalat mereka akan mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT
dan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Dalam melakukan shalat,
hati dan semua anggota tubuh yang digerakkan dalam shalat akan otomatis
ikut menyembah Allah SWT secara bersamaan.
Menurut Dr.H. Djamaludin Ancok (1985, 1989), Ancok dan suroso
(1994) ada 6 aspek terapeutik yang terdapat dalam shalat diantaranya yaitu:
aspek olahraga, aspek meditasi, aspek auto-sugesti,relaksasi otot, relaksasi
kesadaran indera, aspek kataris. Aspek-aspek tersebut bisa diuraikan sebagai
berikut ini banyak sekali manfaat shalat selain shalat sebagai sarana untuk
mendekatkan diri dengan Allah ternyata shalat mempunyai manfaat yang tak
terhitung jumlahnya salah satunya manfaat yang diperoleh dari shalat yaitu
dalam bidang psikologi yang juga sangat penting bagi kesehatan rohani
maupun jasmani. Shalat adalah beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai
dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang ditunjukkan kepada Allah Swt
dengan memenuhi syarat-syarat dan rukun yang telah ditentukan. Sedangkan
psikologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk kejiwaan
atau mental seseorang. Dalam aspek psikologi manfaat shalat sangat terlihat
nyata. Dengan melakukan shalat otomatis hati kita merasa lebih nyaman dan
tentram. Dengan hati yang nyaman tersebut mengakibatkan hilangnya stress,
jadi secara tidak langsung dengan shalat juga bisa menghilangkan stress.
Dalam menjalankan shalat kita senantiasa juga bisa merasakan banyak
aspek-aspek psikologi diantaranya aspek olahraga, aspek relaksasi otot, aspek
relaksasi kesadaran indera, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek
kataris.Selain sebagai terapi jiwa yang bisa menghilangkan stress banyak
sekali manfaat shalat dilihat dari segi atau aspek psikologinya.Misalnya
senantiasa mengajarkan kepada umat Islam untuk disiplin, taat waktu,
sekaligus menghargai waktu itu sendiri, kerja keras, dan masih banyak lagi.

B. Menumbuhkan Kesadaran Tentang Shalat


Kesadaran dalam melaksanakan sholat dapat muncul dari beberapa
faktor :
1. Keluarga
Orang tua dan anggota keluarga lainnya yang memberikan bekal
yang cukup tentang pengetahuan agama dan kewajiban untuk
melaksanakan sholat berjama’ah di Masjid. Jika dalam keluarga tidak
pernah membiasakan anaknya untuk melaksanakan sholat berjama‟ah
maka sangat kecil sekali anak tersebut memiliki kesadaran dalam
melaksanakan sholat secara berjama’ah.
Kesadaran juga bisa dilakukan dengan cara sering mengajak
anaknya untuk sholat berjama‟ah di Masjid, terkadang orang tua tidak
pernah mengajak anaknya untuk sholat berjama‟ah di Masjid, malah
terkadang ada orang tua yang tidak sama sekali sholat.
Dorongan dari orangtua dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
anak untuk sadar akan kewajibannya, peran orangtua sangat diperlukan
demi kelangsungan kehidupan para remaja agar menjadi baik, butuhnya
pengawasan terhadap para remaja agar tidak terjerumas kedalam hal-hal
buruk yang membuat mereka jauh dari agama dan kewajibannya.
Perlu juga untuk mengetahui apa yang diperbuat dan dilakukan
dilingkungannya agar mengetahui sifat dan karakter dari para remaja,
intinya orangtua jangan sampai tidak perduli dan membiarkan remaja
begitu saja.
2. Pendidikan
Memberikan pendidikan yang berbasis agama atau menempatkan
anak pada sekolah agama menjadi faktor yang memberikan hal penting
dalam membiasakan untuk sholat berjama’ah. Jika disekolah yang berbasis
agama selain diajarkan teori mengenai kewajiban sholat berjama‟ah di
Masjid, juga diajarkan untuk praktek langsung, dengan itu para remaja
menjadi terbiasa untuk melaksanakan sholat berjama’ah di Masjid. Salah
satu yang menjadi faktor dari kurangnya kesadaran menjalankan
kewajiban sholat bisa dari minimnya ilmu agama atau kurang terpenuhi
untuk kebutuhan agamanya. Apalagi hanya mengandalkan pengetahuan
agama disekolah-sekolah umum saja yang tidak seratus persen terpenuhi.
3. Masyarakat atau lingkungan sekitar
Faktor masyarakat yaitu berusaha mengaktifkan organisasi
kepemudaan yang berbasis di Masjid, seperti membuat keorganisasian
ramaja Masjid dan sering mengadakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
nantinya membuat para remaja menjadi sering berada di Masjid Labib MZ
dan Mahtuh Ahnan mengatakan Faktor lingkungan juga memberikan peran
penting dalam menjadikan diri para remaja untuk sadar akan sholat
berjama’ah di Masjid. Selain itu bergaul dengan orang-orang yang shaleh,
bertaqwa yang tingkah lakunya selalu memancarkan agama dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan bergaul dengan orang-orang tersebut
sedikit banyak kita dapat mencontoh dan meniru. Linkungan dapat
mengarahkan seseorang kepada apa yang diikutinya, yang diikutinya
lingkungan yang baik maka dapat menjadi baiklah seseorang tersebut, dan
sebaliknya jika yang diikuti adalah lingkungan yang buruk maka buruklah
kelakuan dan perbuatan seseorang tersebut.
Dan itu semua dapat berakibat pada pemahaman keagamaan dan
pengaplikasian dalam menjalankan kewajiban sholat berjama’ah di Masjid.
Sikap yang tumbuh dalam diri seseorang dapat dilihat dari tempat dimana
kita bergaul, faktor lingkungan sangat berperan besar untuk membentuk
sikap dalam diri manusia. Maka dari itu perlu untuk terlebih dahulu
memilih tempat bergaul dan bermain sebab jika tempat itu baik maka akan
baiklah seseorang, sebaliknya jika tempat itu buruk maka akan buruklah
sikap seseorang.
Sudah terbukti bahwa teman dimana tempat seseorang bergaul
dapat merubah kesadaran diri menjadi ikut-ikutan dalam sikap dan sifat
teman lainnya. Secara tidak sadar bahwa apa yang dilakukannya ternyata
telah berubah dengan apa yang menjadi kebiasaan sebelumnya. “Sungguh
benar jika dikatakan bahwa penyelarasan diri dengan orang lain dapat
membantu mengubah kesadaran dengan cara yang tidak dapat dilakukan
sendiri oleh seseorang.
Mengubah pandangan dan sikap dapat terbentuk dari apa yang
seseorang rasakan dan lihat, tempat dimana bergaul menjadi alasan
seseorang merubah pandangannya dan sikapnya, sebaliknya terkadang
tempat tersebut juga menjadi tempat pandangan orang lain terhadap sikap
kita sendiri.

C. Pengalaman Tentang Shalat


Secara bahasa kata salat terambil dari kata ‫ ةَ صال َّال‬yang artinya do’a,
sedang menurut istilah adalah suatu sistem ibadah yang tersusun dari
beberapa perkataan dan laku perbuatan, dimulai dari takbir dan diakhiri
dengan salam, berdasarkan atas syarat-syarat dan rukun-rukun tertentu.
Pengertian yang lebih lengkap dikemukakan Hasbi Ash-Shiddieqy,
menurut hasbi hakekat ibadah salat ialah menghadapkan jiwa dan hati
seseorang kepada Allah SWT. Yang mendatangkan rasa takut dan patuh
(taqwa) kepada kebesaran dan kekuasan-Nya dengan penuh khusu’ dan
ikhlas, dalam bentuk perkataan dan perbuatan (gerakan) yang dimulai dengan
takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat-syarat tertentu.
Pengamalan ibadah salat merupakan perintah yang harus dikerjakan
bagi setiap muslim, termasuk didalamnya siswa. Untuk dapat mengamalkan
ibadah salat tentunya berkaitan dengan sejauhmana kesadaran beragama
siswa dan bagaimana sikap siswa terhadap ajaran agamanya, seseorang yang
dalam menyikapi suatu ajaran dengan sikap tanggap dan menerima, hampir
bisa dipastikan dalam pengamalannya akan lebih aktif bersungguh, oleh
karena berangkat dari sebuah sikap yang positif. Dan menurut Bimo Walgito
pengertian attitude itu dapat diterjemahkan dengan kata sikap terhadap objek
tertentu, yang merupakan sikap pandangan dan sikap perasaan tetapi sikap
maana disertai oleh kecenderungan bertindak sesuai dengan sikap terhadap
objek tadi.
Memperhatikan pendapat diatas, maka jelaslah bahwa sikap akan
dapat mempengaruhi pada tingkah laku seseorang. Oleh Karen sikap
merupakan organisasi yang tetap dari proses emosi, persepsi atau
pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan seseorang, maka muncullah
respon yang bisa bersifat positif-negatif. Begitu juga sebaliknya jika bersikap
negatif tentu ia akan menghindari dari keterlibatan pada objek tersebut.
Dengan mengetahui sikap seseorang kita akan dapat menduga bagaimana
respon atau tindakan yang diambil oleh seseorang tersebut terhadap suatu
masalah yang dihadapkan kepadanya.
Ada beberapa indikator pelaksanaan/pengamalan ibadah salat yaitu: 1)
Ketepatan waktu; 2) Keseringan melaksanakan salat; 3) Kefasihan dalam
bacaan salat; 4)Ketertiban dalam salat; 5) Keterhindaran dari perbuatan
tercela.
Berdasarkan pengamalan ibadah di atas, seseorang diharapkan mampu
memiliki keseimbangan dalam hubungannya dengan Allah (hablumminallah)
dan hubungannya dengan sesama manusia (hablumminannas). Hal ini dapat
diwujudkan dengan berperilaku baik dan mampu berinteraksi dengan baik
terhadap lingkungan atau dengan kata lain memiliki akhlakul karimah serta
bertakwa kepada Allah SWT.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Shalat merupakan pengobatan yang paling efektif dari penyakit marah,


terburu-buru dan ceroboh, mengajarkan kepada manusia bagaimana menjadi
orang tenang dan rendah hati serta selalu tunduk kepada Allah SWT, mengajarkan
kepada manusia untuk sabar dan tawadhu’. Ini semua dapat memberikan pengaruh
yang baik pada sistem saraf dan kerja jantung, mengatur detaknya dan aliran darah
melaluinya.

Kesadaran dalam melaksanakan sholat dapat muncul dari beberapa faktor,


yaitu keluarga, pendidikan, serta masyarakat dan lingkungan sekitar.

Sikap akan dapat mempengaruhi pada tingkah laku seseorang. Oleh Karen
sikap merupakan organisasi yang tetap dari proses emosi, persepsi atau
pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan seseorang, maka muncullah respon
yang bisa bersifat positif-negatif. Begitu juga sebaliknya jika bersikap negatif
tentu ia akan menghindari dari keterlibatan pada objek tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, anisa maya umri. Shalat Sebagai Sarana Pemecah Masalah Kesehatan
Mental (Psikologis). 2019.

Muharif. Strategi Da’i dalam Menumbuhkan Kesadaran Remaja Menjalankan


Shalat Berjama’ah di Masjid Al-Muhajirin Kelurahan Handil Jaya Kota
Jambi. 2019.

https://www.islampos.com/shalat-dan-pengaruhnya-terhadap-psikologis-54331/

Anda mungkin juga menyukai