Sop Ppi Revisi 2021

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI
( PPI )
No. Dokumen : 445/ /UKP/SOP/ / 2021
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit : Januari 2021
Halaman : 1/3
PUSKESMAS dr.Hj. Fitrianti, M.Kes
TALANG RATU NIP. 198008202008032001
1. Pengertian  Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada hospes disertai timbulnya
respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik.
 Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menghindari
terjadi resiko penularan infeksi mikrorganisme.
2. Tujuan Sebagai acuan untuk pencegahan dan pengendalian dari lingkungan dalam infeksi
dan memberikan perlindungan klien dan tenaga kesehatan di Puskesmas Talang
Ratu
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Talang Ratu Nomor 440/ /UKP/SK/ /2021 tentang
Pelayanan Klinis di Puskesmas Talang Ratu.
4. Referensi Juknis Pelayanan Puskesmas pada masa pandemic Covid- 19
(Seri Pencegaham dan pengendalian Infeksi Dinas Kesehatan Kota Palembang.)
5. Alat dan Bahan Tensimeter, stetoskop, thermometer dan ATK.
6. Langkah-langkah 1. Kebersihan Tangan
 Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai perhiasan dan
tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat pasien
 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan 6
(enam ) langkah pada saat :
- Sebelum dan setelah melepas sarung tangan
- Sebelum tindakan aseptis : pemasangan cateter intravena,kateter
urin dan urin dan vaskuler perifer
- Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien
- Setelah menyentuh darah ,cairan tubuh,sekresi,ekskresi kulit yang
tidak utuh,ganti verband
- Setelah kontak denganlingkungan dan benda mati(alat
medic,tempat tidur meja saklar lampu)diarea pasien
- Setelah makan minum dan menggunakan toilet
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
- Bila kontak dengan diduga spora,karena
alcohol,klorhexidin,iodoform aktifitasnya lemah terhadap spora
- Sebelum keluar ruangan pasien
 Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan air mengalir atau dengan
alcohol handsdrub(bila tangan tidak tampak kotor)
2. Alat pelindung diri (APD) :
a. Sarung tangan
b. Masker
c. Kaca mata pelindung
d. Pelindung wajah
e. Gaun
f. Sepatu tertutup
 Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan

 Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi darah,


cairan tubuh,sekresi,ekresi dan bahan terkontaminasi, mucus membrane
dan kulit yg tidak utuh,kulit utuh yg potensial terkontaminasi
 Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien

1
 Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan
lingkungan
 Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum menyentuh benda
dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih ke pasien lain
 Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda

 Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh


terkontaminasi ke area bersih
 Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus membrane
mata,hidung,mulut selama melaksakan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan
tubuh,sekresi dan ekresi
 Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi
melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (< 3m) dari pasien saat
batuk atau bersin.pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol
walaupun pada pasien tidak diduga infeksi
 Kenakan gaun (bersih,tidak steril) untuk melindungi kulit, mencegah baju
menjadi kotor,kulit terkontaminasi selama merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien
 Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi
semprotan atau cipratan cairan infeksius
 Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan atau semprotan
dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi
3. Peralatan perawatan pasien
 Buat SOP untuk menampung,transportasi,pengelolaan peralatan yang
mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh
 Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang
sesuai sebelum diDesinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)atau disterilkan
 Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan tubuh,sekresi,ekresi
dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane terlindungi, cegah baju
terkontaminasi,cegah transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan
 Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah
dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan sekali
pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar dan peralatan pakai ulang
diproses dengan benar
 Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan selanjutnya
di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan
 Bersihkan dan diinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan terutama
setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu memakai sungkup
disposable
 Alat makan dicuci dengan detergen setiap setelah makan benda disposable
dibuang ditempat sampah
4. Pengendalian lingkungan
 Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk
pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan tempat tidur,peralatan
disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh
dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala)
 Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak
dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic(eksresi,sekresi
pasien,kotoran).
Desinfeksi yang bisa dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol,komponen
2
phenol,komponen ammonium,quarternary,komponen peroxigen. Ikuti aturan pabrik
cairan desinfektan, waktu kontak dan cara pengencerannya.
Pembersihan area sekitar pasien :
 Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dillakukan secara
rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang
 Untukm mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran nafas, hindari
sapu,tp gunakan cara basah (kain basah)
 Ganti cairan pembersih, lap kain,kepala mop setelah dipakai
( terkontaminasi
 Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan tiap kali setelah
pakai.Mop dicuci,dikeringkan tiap harisebelum disimpan dan dipakai
kembali
 Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda-benda
atau peralatan yangntidak perlu
 Jangan lakukan fogging dengan disinfektan ,tidak terbukti mengendalikan
infeksi dan bisa berbahaya
5. Penatalaksanaan Linen
 Letakkan linen kedalam kantong linen,hindari menyortir linen diruang rawat
pasien.
 Cuci linen dengan air panas 70 ˚c,minimal 25 menit,bila dipakai suhu < 70 ˚c
pilih zat kimia yang sesuai.Petugas yang menangani linen harus
mengenakan APD yang sesuai
6. Kesehatan Petugas
 Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah luka atau
cedera saatmelakukan tindakan menggunakan jarum,scalpel dan alat tajam
lain,saat melakukan prosedur,saat membersihkan instrument dan saat
membuang jarum
 Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai,memanipulasi jarum dengan
tangan,menekuk arum,mematahkan,melepaskan jarum dari spuit.Buang
jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam habis pakai kedalam wadah
tahan tusukan/safety box sebelum dibuang kedalam incinerator
 Pakai mouthpiece ,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut
 Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian tubuh selain akan
menyuntik
7. Penempatan Pasien
 Tempatkan pasien yang potensial mengkontaminasi lingkungan atau yang
tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat yang
terpisah
 Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip pemisahan
tetap terjadi
 Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi
8. Hygiene respirasi / Etika batuk
Pasien,petugas ,pengunjung dengan gejala infeksi saluran nafas harus :
 Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin

 Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang ke tempat


sampah(yang terlebih dahuu dilapisi kantong plastic ) tertutup
 Lakukan cuci tangan sesuai standar
3
Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau etika batuk :
 Promosi kepada semua petugas ,pasien,keluarga dengan infeksi saluran
nafas dengan demam
 Edukasi petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan pentingnya kandungan
aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah transmisi penyakit
saluran nafas
 Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan ( alcohol handrub , wastafel –
antiseptic,tissue towel,terutama area tunggu harus diprioritaskan
9. Praktek menyuntik yang aman
 Pakai jarum yang steril,sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah
kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila memungkinkan gunakan
juga vial sekali pakai walaupun multidose.Jarum atau spuit yang dipakai
ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat menimbulkan
kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien
lain
7. Diagram Alir 1. Kebersihan Tangan

 Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak


boleh memakai perhiasan dan tidak boleh
memakai kuku palsu saat merawat pasien

 Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir harus dilakukan dengan
6 (enam ) langkah pada saat :
- Sebelum dan setelah melepas sarung tangan
- Sebelum tindakan aseptis : pemasangan cateter
intravena,kateter urin dan urin dan vaskuler perifer
- Sebelum dan setelah kontak langsung dengan kulit pasien
- Setelah menyentuh darah ,cairan tubuh,sekresi,ekskresi kulit
yang tidak utuh,ganti verband
- Setelah kontak denganlingkungan dan benda mati(alat
medic,tempat tidur meja saklar lampu)diarea pasien
- Setelah makan minum dan menggunakan toilet
- Setelah menyentuh cairan tubuh pasien
- Bila kontak dengan diduga spora,karena alcohol, klorhexidin,
iodoform aktifitasnya lemah terhadap spora
- Sebelum keluar ruangan pasien

 Cuci tangan bisa dilakukan dengan sabun dan


air mengalir atau dengan alcohol
handsdrub(bila tangan tidak tampak kotor)

2. Alat pelindung diri (APD) :

 Sarung tangan, Masker, Kaca mata


pelindung, Pelindung wajah, Gaun, Sepatu
tertutup

 Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan


 Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi darah,
cairan tubuh,sekresi,ekresi dan bahan terkontaminasi, mucus
membrane dan sarung
 Pakai kulit yg tangan
tidak utuh,kulit utuh saat
sekali pakai yg potensial
merawatterkontaminasi
pasien
4
 Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk
membersihkan lingkungan

 Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum menyentuh


benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih ke
pasien lain

 Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk


pasien yang berbeda

 Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari


area tubuh terkontaminasi ke area bersih

 Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus membrane


mata,hidung,mulut selama melaksakan prosedur dan aktifitas perawatan
pasien yang beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan
tubuh,sekresi dan ekresi

 Secara umum, dapat digunakan masker bedah untuk mencegah


transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (< 3m) dari
pasien saat batuk atau bersin.pakailah selama tindakan yang
menimbulkan aerosol walaupun pada pasien tidak diduga infeksi

 Kenakan gaun (bersih,tidak steril) untuk melindungi kulit, mencegah baju


menjadi kotor,kulit terkontaminasi selama merawat pasien yang
memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien

 Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan


mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan infeksius

3. Peralatan perawatan pasien

 Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang


sesuai sebelum diDesinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)atau disterilkan

5
 Tangani peralatan pasien yang terkena darah,cairan tubuh, sekresi,
ekresi dengan benar sehingga kulit dan mucus membrane
terlindungi, cegah baju terkontaminasi,cegah transfer mikroba ke
pasien lain dan lingkungan

 Pastikan peralatan yang telah dipakai untuk pasien infeksius telah


dibersihkan dan tidak dipakai untuk pasien lain. Pastikan peralatan
sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar dan peralatan
pakai ulang diproses dengan benar

 Peralatan yang terkontaminasi didesinfeksi setelah dipakai dan


selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan

 Bersihkan dan diinfeksi yang benar peralatan terapi pernafasan


terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu
memakai sungkup disposable

4. Pengendalian lingkungan

 Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan


tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan
organic(eksresi, sekresi pasien, kotoran).

Pembersihan area sekitar pasien

6
 Untukm mencegah aerosolisasi pathogen infeksi saluran
nafas, hindari sapu,tp gunakan cara basah (kain basah)

 Ganti cairan pembersih, lap kain,kepala mop setelah


dipakai ( terkontaminasi

 Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan tiap kali


setelah pakai.Mop dicuci,dikeringkan tiap harisebelum
disimpan dan dipakai kembali

 Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien


dari benda-benda atau peralatan yangntidak perlu

5. Penatalaksanaan Linen

6. Kesehatan Karyawan

 Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai,memanipulasi jarum


dengan tangan,menekuk arum,mematahkan,melepaskan jarum dari
spuit.Buang jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam habis pakai
kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum dibuang kedalam
incinerator
 Pakai mouthpiece ,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti
metode resusitasi mulut ke mulut

7
7. Penempatan Pasien

 Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar


prinsip pemisahan tetap terjadi

8. Hygiene respirasi / Etika batuk


Pasien,petugas ,pengunjung dengan gejala infeksi saluran nafas harus :

 Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang ke


tempat sampah(yang terlebih dahuu dilapisi kantong plastic ) tertutup

Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau etika batuk :

 Edukasi petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan


pentingnya kandungan aerosol dan sekresi dari saluran
nafas dalam mencegah transmisi penyakit saluran nafas

8
8. Hal-hal yang perlu
diperhatikan
9. Unit Terkait - Ruang Pelayanan Umum
- Ruang Pendaftaran
- Ruang Gigi
- Ruang Promkes
- Ruang Laboratorium
- Ruang Apotik
- Ruang Mtbs
- Ruang KIA
10. Dokumen Terkait 1.Formulir Pencatatan ODP.
2. Formulir Isolasi Mandiri.
3. Laporan Petugas Surveilan
4. Blanko Resep
11. Rekaman Historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
Perubahan 1.

2.

Anda mungkin juga menyukai