II. TINJAUAN PUSTAKA Fix
II. TINJAUAN PUSTAKA Fix
II. TINJAUAN PUSTAKA Fix
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa
produktivitas karena bila bobot kering suatu komunitas dapat ditentukan pada
waktu tertentu dan laju perubahan bobot kering dapat diukur, data itu dapat
Sejalan dengan perkembangan isu yang terkait dengan biomassa hutan, maka
hutan mencakup seluruh biomassa hidup yang ada di atas dan di bawah
permukaan dari pepohonan, semak, palem, anakan pohon, dan tumbuhan bawah
biomassa dari tumbuhan mati seperti kayu dan serasah (Sutaryo, 2009).
Biomassa hutan sangat relevan dengan isu perubahan iklim. Biomasa hutan
berperan penting dalam siklus biogeokimia terutama dalam siklus karbon. Dari
4
Biomassa merupakan istilah untuk bobot hidup, biasanya dinyatakan sebagai
bobot kering, untuk seluruh atau sebagian tubuh organisme, populasi, atau
menyerap karbondioksida (CO2) dari udara dan mengubah zat ini menjadi bahan
tersebut, terdapat interaksi yang erat baik diantara sesame individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun organism lainnya sehingga merupakan suatu sistem
yang hidup dan tumbuh secara dinamis vegatasi, tanah dan iklim berhubungan
diketahui dan dilakukan dalam sebuah kegiatan atau proyek mitigasi perubahan
iklim di sektor kehutanan. Hanya kegiatan yang bertipe substitusi karbon tidak
2.2 Karbon
Simpanan karbon lain yang penting adalah deposit bahan bakar fosil.
Simpanan karbon ini tersimpan jauh di dalam perut bumi dan secara alami
terpisah dari siklus karbon di atmosfer, kecuali jika simpanan tersebut di ambil
karbon dari simpanan ini akan menambah karbon yang berada di kantong karbon
5
aktif (active carbon pool). Apa yang terjadi saat ini selain kerusakan hutan, adalah
begitu tingginya laju pembakaran bahan bakar fosil sehingga jumlah karbon yang
Data dan informasi tentang cadangan karbon pada berbagai tipe ekosistem
hutan dan tanaman akan terus di perlukan oleh berbagai pihak baik sebagai bahan
sumber emisi apabila hutan atau vegetasi tersebut hilang. Sehingga para pihak
karbon di atas permukaan tanah pada berbagai kelas penutupan lahan di hutan
alam berkisar antara 7,5 - 264,7 ton C/ha, diantaranya hutan alam dipterocarpa
dengan cadangan karbon 204,9 - 264,7 ton C/ha, hutan alam dataran rendah 230,1
- 264,7 ton C/ha, hutan alam primer dataran tinggi 103,1 ton C/ha, hutan sekunder
dataran rendah bekas kebakaran hutan 7,5 - 55,3 ton C/ha, hutan mangrove
sekunder 54,1 - 182,5 ton C/ha, hutan gambut 200 ton C/ha dan hutan sekunder
Tumbuhan bawah adalah tumbuhan yang berupa tanaman herba dan semak
serta tanaman rendah yang menutupi bagian bawah suatu kawasan hutan. Dengan
demikian fungsi tanaman di sini adalah untuk menahan daya perusak butir butir
hujan yang jatuh dan derasnya aliran air di atas permukaan tanah karena
tumbuhan bawah menambah bahan organik tanah dan melakukan transfer yang
6
memperbesar kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan aliran air hujan
yang jatuh. Tumbuhan bawah merupakan tumbuhan dengan lingkar batang (dbh)
< 6,3 cm yang berperan penting dalam ekosistem hutan dan menentukan iklim
dkk. 2012).
Salah satu anggota ekosistem yang terdapat di Hutan Cangar yang berperan
memperkuat struktur tanah hutan tersebut. Tumbuhan penutup tanah ini dapat
berfungsi dalam peresapan dan membantu menahan jatuhnya air secara langsung.
Tumbuhan penutup tanah dapat berperan dalam menghambat atau mencegah erosi
yang berlangsung secara cepat. Tumbuhan ini dapat menghalangi jatuhnya air
perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah
sehingga proses dekomposisi yang cepat dapat menyediakan unsur hara untuk
tanaman pokok. Di sini, siklus hara dapat berlangsung sempurna, guguran yang
jatuh sebagai serasah akan dikembalikan lagi ke pohon dalam bentuk unsure hara
yang seperti diketahui akan diuraiakan oleh bakteri (Ewusia, 1990). Asdak, (2002)
7
tumbuhan bawah dan seresah dalam pengelolaan hutan tanaman dan kebun
tanah yang dapat dilihat secara nyata di lapangan, sebelum dilakukan analisis
laboratorium (Hartanto, 1990) dalam (Kunarso dan Azwar, 2013). Selain itu,
tumbuhan bawah juga sering dijadikan sebagai indikator kesuburan tanah dan
beberapa jenis tumbuhan bawah telah diidentifikasi sebagai tumbuhan yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pangan, tumbuhan obat, dan sebagai sumber energi
alternatif. Namun tidak jarang juga tumbuhan bawah dapat berperan sebagai
Aleurites moluccana (L.) Willd., atau lebih dikenal dengan nama kemiri,
merupakan salah satu pohon serbaguna yang sudah dibudidayakan secara luas
didunia. Jenis ini merupakan jenis asli Indo-Malaysia dan sudah diintroduksikan
timur. Jenis ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan; bijinya dapat digunakan
8
2.4.1 Klasifikasi Kemiri
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Klas : Magnoliosida
Bangsa : Malpighiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Aleurites
Sri Lanka, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Trinidad dan
Manner, 2006).
9
2.4.3 Kondisi Tempat Tumbuh
kondisi agak kering selama musim kemarau. Jenis ini tumbuh subur di daerah
tropis yang lembap sampai ketinggian 1200 m di atas permukaan laut. Di daerah
yang berdekatan dengan garis khatulistiwa, kemiri dilaporkan dapat tumbuh pada
Indonesia, kemiri dapat dijumpai pada ketinggian 0–800 m pada areal yang
1990). Kemiri juga dikenal dapat beradaptasi dengan baik di daerah lereng,
bahkan di lembah yang curam. Pohon kemiri tumbuh di daerah dengan curah
hujan rata-rata tahunan berkisar antara 640 sampai dengan 4290 mm atau rata-rata
1940 mm (Duke, 1983) dalam (Krisnawati, dkk. 2011). Suhu rata-rata tahunan
maksimum pada bulan terpanas sekitar 26–30°C, sedangkan suhu minimum pada
bulan terdingin sekitar 8–13°C. Di Indonesia, kemiri juga dapat tumbuh pada
daerah yang kering dengan curah hujan tahunan hanya mencapai 200 mm seperti
di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timur dan bahkan di tempat yang basah
merah, liat berbatu, pasir dan batu kapur. Pohon kemiri juga tidak memerlukan
sistem drainase yang baik. Jenis ini bisa tumbuh pada tanah yang agak asam dan
sedikit basa dengan pH 5–8. Pohon kemiri cukup toleran terhadap kekeringan dan
bahkan dapat tumbuh baik pada tanah yang kurang subur jika ditanam dengan
10
baik pada kelembapan tanah yang cukup. Kemiri mampu berkembang
dilingkungan yang lembap, menyukai cahaya dan tumbuh sebagai pohon pionir di
tempat terbuka apabila curah hujannya sesuai. Jenis ini juga dapat tumbuh
dibawah naungan sampai dengan tingkat penutupan 25% (Elevitch dan Manner,
2006).
mencapai 1 m. Pada umur 2 tahun tinggi kemiri mencapai 1,25–3 m. Pohon mulai
bercabang pada tinggi tanaman mencapai 0,25-0,5 m atau pada umur 1 tahun.
Cabang-cabang pohon kemiri umumnya berjarak 0,25-1 m pada umur 1-3 tahun.
Tanaman kemiri yang sudah dipelihara dengan baik, pada umur sekitar 4
tahun sudah berbuah. Tanaman kemiri sangat bergantung pada iklim, musim
berbunga pada tanaman kemiri terjadi pada awal musim hujan dan buah terbentuk
3-4 bulan atau pada akhir musim hujan. Karena sangat tergantung musim maka
demikian ada tanaman kemiri yang berbuah diluar musim tetapi jumlahnya
sedikit.
berwarna putih, dan tumbuh di ujung cabang. Bungan malai ini bercabang lebar,
terdiri atas bunga jantan dan betina. Ukuran bungan betina lebih besar dari bunga
jantan. Kadang-kadang bunga jantan dan betina terdapat pada malai bunga yang
11
berbeda malai bunga jantan tidak mempunyai daun tetapi jumlahnya mencapai
ratusan, sedangkan malai betina terdapat daun pada pangkalnya dan hanya
berjumlah puluhan bunga. Kadang kala pada kemiri muda prensentase bunga
jantan lebih banyak dibandingkan bunga betina, tetapi pada umur dewasa kedua
jenis bunga ini akan seimbang jumlahnya. Persarian pada umumnya dilakukan
oleh serangga tetapi dapat juga dilakukan oleh angin. Bunga betina yang tidak
dibuahi umumnya akan rontok dalam waktu seminggu. Namun jika terjadi
minggu dari saat pembuahan. Jumlah buah pertandan antara 1-10 buah, tetapi
umumnya 3-5 buah saja. Buah berbentuk bulat hingga bulat telur, berbulu lembut,
dan agak gepeng. Memiliki 1-3 ruang yang berisi biji kemiri. Warna buah, waktu
muda berwarna hijau setelah masak berwarna coklat tua atau kehitaman. Kulit
buah tebalnya sekitar 5-7 mm dan membungkus biji kemiri didalamnya. Biji
kemiri tergolong buah batu karena berkulit keras menyerupai tempurung dengan
permukanan luar yang kasar berlekuk. Tempurung biji ini tebalnya sekitar 3-5
mm, berwarna coklat atau kehitaman. Biji kemiri memiliki bentuk membulat atau
limas, agak gepeng, dimana salah satu ujungnya meruncing. Bila dilihat buah
secara keseluruhan, terdapat kulit luar, daging buah, lapisan kayu, kulit biji
12