Tugas Resume

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

TUGAS 1

RESUME BUSANA

Oleh :
RIRIN OCTARITA (19075240)

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
A. PENGERTIAN BUSANA
Pada zaman prasejarah manusia belum mengenal busana seperti yang ada
sekarang. Manusia hidup berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain
dengan memanfaatkan apa yang mereka peroleh di alam sekitarnya dengan
cara berburu. Ketika mereka berburu binatang liar, mereka mendapatkan dua
hal yang sangat penting dalam hidupnya yaitu daging untuk dimakan dan kulit
binatang untuk menutupi tubuh. Pada saat itu manusia baru berfikir untuk
melindungi badan dari pengaruh alam sekitar seperti gigitan serangga,
pengaruh udara, cuaca dan benda-benda lain yang berbahaya. Busana
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping kebutuhan
makanan dan tempat tinggal. Hal ini pun sudah dirasakan manusia sejak
zaman dahulu dan berkembang seiring dengan perkembangan kebudayaan
dan peradaban manusia.
Kata ”busana” diambil dari bahasa Sansekerta ”bhusana”. Namun dalam
bahasa Indonesia terjadi penggeseran arti ”busana” menjadi ”padanan
pakaian”. Meskipun demikian pengertian busana dan pakaian merupakan dua
hal yang berbeda. Busana merupakan segala sesuatu yang kita pakai mulai
dari ujung rambut sampai ke ujung kaki. Busana ini mencakup busana pokok,
pelengkap (milineris dan aksesories) dan tata riasnya. Sedangkan pakaian
merupakan bagian dari busana yang tergolong pada busana pokok. Jadi
pakaian merupakan busana pokok yang digunakan untuk menutupi bagian-
bagian tubuh.
Busana dalam pengertian luas adalah segala sesuatu yang dipakai mulai
dari kepala sampai ujung kaki yang memberi kenyamanan dan menampilkan
keindahan bagi sipemakai. Secara garis besar busana meliputi :
1. Busana mutlak yaitu busana yang tergolong busana pokok seperti baju,
rok, kebaya, blus, bebe dan lain-lain, termasuk pakaian dalam seperti
singlet, bra, celana dalam dan lain sebagainya.
2. Milineris yaitu pelengkap busana yang sifatnya melengkapi busana
mutlak, serta mempunyai nilai guna disamping juga untuk keindahan
seperti sepatu, tas, topi, kaus kaki, kaca mata, selendang, scraf, shawl, jam
tangan dan lain-lain.
3. Aksesoris yaitu pelengkap busana yang sifatnya hanya untuk menambah
keindahan sipemakai seperti cincin, kalung, leontin, bross dan lain
sebagainya.

Lingkup bidang busana, secara lebih luas tidak hanya berbicara tentang
yang berkaitan dengan busana yang dipergunakan seseorang untuk penutup
tubuhnya, tetapi termasuk segala sesuatu yang terkait dengan kain, benang,
bahan pelengkap busana. Yang termasuk di dalam lingkup ini, yaitu dasar
desain lenan rumah tangga, berbagai jenis lenan rumah tangga dengan
berbagai hiasan (sulaman, bordir, aplikasi, penerapan payet, mute, sablon,
batik, jumputan, dan sebagainya), pengetahuan dan praktek pembuatan hiasan
dinding dengan berbagai hiasan seperti berbagai sulaman tangan dan bordir.
B. FUNGSI BUSANA
Pada awalnya busana berfungsi hanya untuk melindungi tubuh baik dari
sinar matahari, cuaca ataupun dari gigitan serangga. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka hal tersebut juga fungsi
dari busana itu sendiri.
Fungsi busana dapat ditinjau dari beberapa aspek antara lain aspek
biologis, psikologis dan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Ditinjau dari aspek biologis, busana berfungsi :
a. Untuk melindungi tubuh dari cuaca, sinar matahari, debu serta
gangguan binatang, dan melindungi tubuh dari benda-benda lain yang
membahayakan kulit. Seperti orang yang berada di daerah kutup
memerlukan busana untuk melindungi tubuhnya dari udara dingin.
Begitu juga orang yang tinggal di daerah yang beriklim panas, busana
digunakan untuk melindungi tubuh dari udara panas yang mungkin
dapat merusak kulit. Busana yang dapat menunjang agar seseorang
tetap sehat, yaitu :
1) Bahan harus dipilih sesuai dengan iklim di mana busana itu
dipakai, karena bahan pakaian mempunyai sifat yang berbeda.
2) Model busana pun harus disesuaikan dengan iklim yaitu misalnya
model-model busana yang berlengan panjang, dengan kerah
tegak menutup leher akan lebih sesuai untuk dipergunakan di
iklim yang dingin. Untuk daerah yang iklim panas sebaiknya
dipilih model yang tidak menambah kepanasan bagi tubuh kita.
3) Warna yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan iklim dan
waktu pemakaian.
4) Selanjutnya, yang sangat perlu diperhatikan adalah
pemeliharaannya. Bagaimanapun serasinya, bagus atau indahnya
busana, apalagi yang dipergunakan sehari-hari kalau kurang
terpelihara dapat menimbulkan sakit.
5) Waktu perlu diperhatikan dalam pemilihan, mempergunakan
busana, karena kadang-kadang ada model-model busana yang
sesuai dipergunakan hanya untuk siang atau malam hari.

b. Untuk menutupi atau menyamarkan kekurangan dari sipemakai.


Manusia tidak ada yang sempurna, setiap manusia memiliki
kelebihan dan kekurangan. Untuk menutupi kekurangan dan
menonjolkan kelebihannya juga dapat di lakukan dengan memakai
busana yang tepat. Seperti seseorang yang bertubuh kurus pendek,
hindari memakai kerah dengan ukuran lebar, memakai rok yang
terlalu pendek (rok mini), dan rok span karena hal ini akan
memberikan kesan lebih kurus dan lebih pendek. Pilihlah model rok
pias, model kerah yang dapat menutup tulang leher. Dapat
menggunakan sepatu yang berhak tinggi dan memakai perhiasan yang
berukuran kecil atau sedang, serta memakai pakaian yang tidak
menonjolkan bentuk tubuh yang kurus dan pendek tersebut, begitu
juga sebaliknya.

2. Ditinjau dari aspek psikologis


a. Dapat menambah keyakinan dan rasa percaya diri. Dengan busana
yang serasi memberikan keyakinan atau rasa percaya diri yang tinggi
bagi sipemakai, sehingga menimbulkan sikap dan tingkah laku yang
wajar. Seperti seseorang yang pakaiannya tidak sesuai dengan acara
yang sedang dihadirinya, akan membuat dia risih atau salah tingkah.
b. Dapat memberi rasa nyaman. Sebagai contoh pakaian yang tidak
terlalu sempit atau terlalu longgar dapat memberi rasa nyaman saat
memakainya. Begitu juga dengan pakaian yang modelnya sesuai
dengan sipemakai akan membuat dia nyaman dalam melaksanakan
segala aktifitas yang di lakukannya.
3. Ditinjau dari aspek sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat norma-norma yang
mengatur pola perilaku di masyarakat. Norma-norma tersebut antara lain
norma kesopanan, norma agama, norma adat dan norma hukum. Sebagai
masyarakat Timur, norma-norma ini harus dipatuhi oleh masyarakat.
Tatanan tersebut diantaranya juga mengatur tentang bagaimana
berpakaian. Dilihat dari aspek sosial busana berfungsi :
a. Untuk menutupi aurat atau memenuhi syarat kesusilaan. Seperti
terlihat pada masyarakat yang beragama Islam, diwajibkan menutupi
auratnya, dimana wanita harus menutupi seluruh tubuh kecuali
telapak tangan dan muka. Ditempat umum hendaklah memakai
pakaian yang sopan.
b. Untuk menggambarkan adat atau budaya suatu daerah. Misalnya
pakaian adat Minang menggambarkan tentang budaya Minangkabau,
pakaian adat Betawi menggambarkan tentang budaya masyarakat
Betawi, pakaian adat Bali, Batak, Sulawesi dan lain sebagainya.
c. Untuk media informasi bagi suatu instansi atau lembaga. Seperti
seseorang yang berasal dari korps kepolisian menggunakan seragam
tertentu yang berbeda dengan yang lain, seorang siswa atau pelajar
menggunakan seragam sekolah mereka dan lain sebagainya.
d. Media komunikasi non verbal. Busana yang kita kenakan dapat
menyampaikan misi atau pesan kepada orang lain, pesan itu akan
terpancar dari kepribadian kita, dari mana anda berasal, berapa usia
yang akan anda tampilkan, jenis kelamin apa yang ingin anda akui,
jabatan atau sebagai apa keberadaan anda dimasyarakat, dan
sebagainya.

Didalam kehidupan bermasyarakat, kita juga dituntut untuk dapat


berkomunikasi dengan baik. Seperti kita ketahui dalam komunikasi
terdapat pernyataan antarmanusia. Komunikasi merupakan proses
penyampaian pesan (message) dari komunikator (communicator) kepada
komunikan (communicant). Pada umumnya, salah satu yang dipakai pada
waktu berkomunikasi itu adalah busana. Dengan demikian, busana dapat
dikatakan sebagai salah satu alat penunjang yang dipergunakan dalam
berkomunikasi. Agar busana dapat menjadi alat penunjang yang memadai
dalam berkomunikasi, maka perlu diperhatikan beberapa hal :
a. Kebersihan dan Kerapihan
Dengan busana yang rapi dan bersih, masyarakat disekeliling di
mana busana dipakai akan mudah menerimanya karena busananya
tidak berbau yang tidak enak, serasi dipandang, sehingga tidak
mengganggu dalam pergaulan.
b. Kesopanan, Kesusilaan, atau Peradaban
Hal tersebut perlu diperhatikan, karena dengan berbusana yang
sopan, memenuhi kesusilaan, sesuai dengan peradaban, norma agama,
sesuai dengan lingkungan setempat, sesuai dengan harapan
masyarakat, sehingga cenderung akan dapat memudahkan seseorang
untuk berkomunikasi.
c. Keseragaman Busana
Berbusana yang sesuai dengan tata tertib setempat, misalnya
berbusana seragam akan dapat memudahkan berkomunikasi karena
dia merasa tidak ada ganjalan dalam dirinya misalnya merasa takut
dimarahi, malu tidak sama busananya dengan yang lain, takut
dihukum, takut diketahui sebagai siswa yang melanggar tata tertib
atau ada perasaan tidak percaya diri. Hal tersebut dapat mengganggu
kelancaran berkomunikasi.
d. Keserasian
Keserasian akan menimbulkan rasa kagum, enak bagi yang
melihatnya dan dapat menunjukkan status sosial seseorang serta dapat
memperlancar dalam berkomunikasi. Dapat dikemukakan contoh,
bahwa orang akan lebih mudah diterima oleh seseorang atau
lingkungan jika busananya serasi dari pada berbusana kumal,
berbusana asal, tanpa memperhatikan keserasian model, warna
dengan dirinya.

C. KELOMPOK BUSANA
1. Busana Dalam
Busana dalam dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
a. Busana yang langsung menutup kulit, seperti : BH/Kutang, celana
dalam, singlet, rok dalam, bebe dalam, corset, longtorso. Busana ini
berfungsi untuk melindungi bagianbagian tubuh tertentu, dan
membantu membentuk/ memperindah bentuk tubuh serta dapat
menutupi kekurangankekurangan tubuh, dan juga menjadi fundamen
pakaian luar. Jenis busana ini tidak cocok dipakai ke luar kamar atau
keluar rumah tanpa baju luar.
b. Busana yang tidak langsung menutupi kulit, yang temasuk kelompok
ini adalah busana rumah, seperti : daster, house coat, house dress, dan
busana kerja di dapur seperti : celemek dan kerpusnya. Busana kerja
perawat dan dokter, seperti celemek perawat dan snal jas dokter.
Busana tidur wanita, seperti baby doll, nahyapon dan busana tidur
pria, antara lain, piyama dan jas kamar. Jenis pakaian tersebut di atas
tidak etis jika dipakai ketika menerima tamu.

2. Busana Luar
Busana luar ialah busana yang dipakai di atas busana dalam. Pemakaian
busana luar disesuaikan pula dengan kesempatanya, antara lain busana
untuk kesempatan sekolah, busana untuk bekerja, busana untuk kepesta,
busana untuk olah raga, busana untuk santai dan lain sebagainya.
D. DESAIN BUSANA
Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan,
rencana atau reka rupa”. Desain yang berarti mencipta, memikir atau
merancang. Desain juga dapat diartikan sebagai rancangan susunan dari garis,
bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat
berdasarkan prinsip-prinsip desain. Dilihat dari kata kerja, desain dapat
diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda
yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai
keindahan. Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan
suatu benda seperti busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran,
pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak
yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca
atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah
diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya.
1. Jenis-jenis desain
Desain dibagi menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Desain struktur
Desain struktur pada busana disebut juga dengan siluet busana
(silhouette). Siluet adalah garis luar dari suatu pakaian, tanpa bagian-
bagian atau detail seperti lipit, kerut, kelim, kup, dan lain-lain.
Namun jika detail ini ditemukan pada desain struktur, fungsinya
hanyalah sebagai pelengkap. Berdasarkan garis-garis yang
dipergunakan, siluet dapat dibedakan atas beberapa bagian yang
ditunjukkan dalam bentuk huruf.

Dalam bidang busana dikenal beberapa siluet, yaitu:


1) Silueat A : Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian
atas kecil, dan bagian bawah besar. Bisa juga tidak mempunyai
lengan.
2) Siluet Y : Merupakan model pakaian dengan model bagian atas
lebar tetapi bagian bawah atau rok mengecil.
3) Siluet I : Merupakan pakaian yang mempunyai model bagian atas
besar atau lebar, bagian badan atau tengah lurus dan bagian
bawah atau rok besar.

4) Siluet S : Merupakan pakaian yang mempunyai model dengan


bagian atas besar, bagian pinggang kecil dan bagian bawah atau
rok besar.
5) Siluet T : Merupakan pakaian yang mempunyai desain garis leher
kecil, ukuran lengan panjang dan bagian bawah atau rok kecil.

6) Siluet L : Merupakan bentuk pakaian variasi dari berbagai siluet,


dapat diberikan tambahan dibagian belakang dengan bentuk yang
panjang/drapery. Bentuk ini biasanya terlihat pada pakaian
pengantin barat.
b. Desain Hiasan
Desain hiasan pada busana mempunyai tujuan untuk menambah
keindahan desain struktur atau siluet. Desain hiasan dapat berupa krah,
saku, renda, sulaman, kancing hias, bus, dan lain-lain. Desain hiasan
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu:
1) Hiasan harus dipergunakan secara terbatas atau tidak berlebihan.
2) Letak hiasan harus disesuaikan dengan bentuk strukturnya.
3) Cukup ruang untuk latar belakang, yang memberikan efek
kesederhanaan dan keindahan terhadap desain tersebut.
4) Bentuk latar belakang harus dipelajari secara teliti dan sama
indahnya dengan penempatan pola-pola pada benda tersebut.
5) Hiasan harus cocok dengan bahan desain strukturnya dan sesuai
dengan cara pemeliharaannya.
DAFTAR PUSTAKA

Arifah A. Riyanto. (2003). Teori Busana. Bandung : Yapemdo.


Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kerjuruan.
Ernawati, dkk. 2008. Tata Busana Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kerjuruan.
Miss M. Jalins & Ita A. Mamdy. (1984). Unsur-unsur Pokok Dalam Seni Pakaian.
Jakarta : Penerbit Miswar.

Anda mungkin juga menyukai