Makalah Pleuritis
Makalah Pleuritis
Makalah Pleuritis
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10
1. MOHAMMAD SYUKRON JAMIL H. (A1R21034)
2. MUHAMMAD DENNAR TAJUDIN (A1R21036)
3. SALSABILLA AURELLIA PUTRI (A1R21043)
4. RESTI PAMISTYA DEWI (A1R21051)
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
limpahan rahmat dan hidayahnya penulis bias menulis makalah ini,shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada junjunjukan Nabi Besar Muhammad SAW serta sahabat
dan keluarganya,seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.dengan
kebagian beliau telah membawa kita dari alam kebodohan hingga kealam berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah KMB 1 (system pernafasan) yang dibimbing
oleh Bapak Shulhan Arief,S.Kep.Ners,M.Kep .dengan ini penulis mengangkat judul“
Pleuritis”.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan ,baik secara tulisan maupun isinya.Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangung demi kesempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN.................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................5
A. DEFINISI PLEURITIS...................................................................................................5
B. ETIOLOGI PLEURITIS.................................................................................................5
C. TANDA GEJALA PLEURITIS......................................................................................5
D. KOMPLIKASI................................................................................................................6
E. PATOFISIOLOGI...........................................................................................................6
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................................6
G. PENGOBATAN..............................................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. KESIMPULAN...............................................................................................................9
B. SARAN...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam tubuh manusia rongga pleura adalah rongga tipis yang berisi cairan di antara
dua pleura (viseral dan parietal) dari paru-paru kiri maupun kanan. Pleura adalah sebuah
membran serosa yang terlipat dan membentuk dua lapis membran. Pleura bagian luar
(parietal) menempel pada dinding rongga dada, tetapi terpisah oleh fasia endotoraks.
Pleura bagian dalam (viseral) menutupi paru-paru dan menggabungkan struktur-struktur,
seperti pembuluh darah, bronkus, dan saraf-saraf. Rongga pleura dipandang sebagai
rongga potensial karena dua pleura bergabung satu sama lain (melalui lapisan tipis cairan
serosa) dalam keadaan normal. Pleura adalah membran tipis berlapis ganda yang melapisi
paru-paru. Lapisan ini mengeluarkan cairan (pleural fluid) yang disebut dengan cairan
serous yang berfungsi untuk melumasi bagian dalam rongga paru agar tidak mengiritasi
paru saat mengembang dan berkontraksi saat bernapas
B. Rumusan Masalah.
1. Definisi penyakit Pleuritis
2. Etiologi Pleuritis
3. Tanda gejala Pleuritis
4. Komplikasi Pleuritis
5. Patofisiologi Pleuritis
6. Pemeriksaan penunjang Pleuritis
7. Pengobatan Pleuritis
C. Tujuan.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah agar mahasiswa mengetahui tentang definisi
penyakit Pleuritis, etiologi Pleuritis, tanda gejala Pleuritis, komplikasi Pleuritis,
patofisiologi Pleuritis, pemeriksaan penunjang Pleuritis, pengobatan Pleuritis
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI PLEURITIS
Pleuritis merupakan peradangan dari lapisan sekeliling paru – paru (pleura)
disebabkan penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi
karena penumpukan pus atau da rah.pleuritis dapat juga dis ebut sebagai komplikasi
dari efusi ple ura atau penyakit pada ef usi pleura. Pleurisi terjadi jika suatu penyebab
(bias anya virus atau bakteri) mengiritasi pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila
disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura maka disebut efusi pleura tetapi bila
tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka disebut pleurisi kering. Setelah
terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi perlengketan. Pleuritis
terbagi atas 2 macam yaitu:
5
B. ETIOLOGI PLEURITIS
Pleuritis dapat disebabkan oleh kondisi-kondisi berikut :
Infeksi-infeksi : bakteri-bakteri (termasuk yang menyebabkan tuberculosis), jamur-jamur,
parasit-parasit, atau virus-virus.
Kimia-kimia yang terhisap aatu senyawa-senyawa beracun : paparan pada beberapa agen-
agenpembersih seperti ammonia.
Penyakit-penyakit vaskular kolagen : lupus,rheumatoid arthritis
Kanker-kanker : contohnya penyebaran dari kanker paru atau kanker payudara ke pleura.
Tumor-tumor dari Pleura : seperti mesothelioma atau sarcoma
Kemacetan : gagal jantung
Pulmonary embolism : Bekuan darahdi dalam pembuluh-pembuluh darah ke paru-
paru.Bekuan-bekuan inia dakalanya dengan parah mengurangi darah dan oksigen ke
bagian- bagian dari paru dan dapat berakibat pada kematian pada bagian itu dari jaringan
paru (diistilahkan lung infarction). Ini jugs dapat menyebabkan pleurisy.
Rintangan dari kanal-kanal limfa : akibat dari tumor-tumor paru yang berlokasi secara
centeral.
Trauma : Patahan-patahan rusuk atau iritasidari tabung-tabung dada yang digunakan
untuk mengalirkan udara udara atau cairan dalam rongga pleural pada dada.
Obat-obat tertentu : obat-obat yang dapat menyebabkan sindrom-sindrom seperti lupus
contohnya : hydralazine, procan, dan lain-lainnya
Proses-proses perut : seperi pankreatitis,sirosis hati.
Lung infarction : kematian jaringan paru yang disebabkan oleh kekurangan oksigen dari
suplai darah yang memburuk.
PENYEBAB UTAMANYA ADALAH :
Pneumonia
Infark paru akibat emboli paru
Kanker
Tuberkulosis
Artritis reumatoid
Lupus eritematosus sistemik
Infeksi parasit (misalnya amuba)
Pankreatitis
Cedera (misalnya patah tulang iga)
6
Bahan/zat iritatif dari saluran pernafasan atau tempat lain (misalnya abses) yang sampai
ke pleura
Reaksi alergi terhadap obat-obatan seperti hidralazin, prokainamid, isoniazid, fenitoin,
klorpromazin.
Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul
secara tiba-tiba. nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan
menusuk. nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa juga
dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk. Nyeri merupakan
akibat dari peradangan pada lapisan pleura sebelah luar dan biasanya dirasakan di dinding dada
tepat di daerah yang mengalami peradangan. Tetapi nyeri juga bisa dirasakan atau hanya timbul
di perut atau leher dan bahu sebagai suatu penjalaran nyeri (referred pain).Pernafasan bisa cepat
dan dangkal karena menarik nafas dalam menimbulkan nyeri, gerakan otot pada daerah yang
terkena akan berkurang bila dibandingkan dengan gerakan otot pada daerah yang sehat.
Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan pleura
sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan penderita
mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat bernafas sehingga terjadi
gawat pernafasan.
7
E. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi terjadinya pleuritis berkaitan dengan reaksi inflamasi kuat yang terjadi di
pleura akibat keberadaan organisme penginfeksi. Respons inflamasi tersebut memicu eksudasi
sel darah putih dan protein.Lapisan pembungkus paru atau yang biasa disebut pleura terdiri
dari dua bagian. Pleura viscera di bagian dalam dan melekat langsung dengan paru dan pleura
parietal di bagian luar. Nosiseptor yang mendeteksi rasa nyeri hanya dimiliki pleura parietal.
Nyeri pleuritik akibat pleuritis timbul karena adanya perlukaan atau reaksi inflamasi pada
dinding pleura parietal.
Pleura parietal yang melapisi tulang rusuk dan bagian lateral hemidiafragma diinervasi
oleh nervus interkostalis sehingga sensasi nyeri diteruskan ke nervus kutaneus di daerah
dinding dada. Sedangkan pleura parietal di bagian sentral diafragma diinervasi oleh nervus
phrenicus sehingga sensasi nyeri di daerah ini diteruskan ke daerah pundak atau leher. Pleura
viscera dan organ viscera lain di toraks seperti paru dan jantung tidak memiliki reseptor nyeri
somatik yang dapat terasa sebagai sensasi nyeri yang tegas dan terlokalisir.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan pada kecurigaan pleuritis adalah:
1.Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap dapat memberikan gambaran kasar mengenai
patofisiologi yang mendasari keluhan, apakah ke arah infeksi atau autoimun. D-dimer
plasma dapat menjadi salah satu langkah penapisan diagnosis emboli paru yang merupakan
salah satu kegawatdaruratan sistem respirasi. Pada pleuritis murni tanpa komorbid,
seperti deep vein thrombosis (DVT) atau emboli paru, D-dimer plasma darah seharusnya
tidak meningkat..Pada kasus yang dicurigai pleuritis tuberkulosis, diagnosis dapat
dipastikan dengan ditemukannya Mycobacterium tuberculosis pada cairan pleura atau
spesimen biopsi pleura.[3]
2.Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi diperlukan untuk memberikan gambaran kondisi organ di
dalam toraks terutama paru.
3.Rontgen Toraks
Rontgen toraks dapat menggambarkan pengembangan paru, massa, dan efusi
pleura. Selain itu, Rontgen toraks juga dapat mengeksklusi kemungkinan adanya diseksi
aorta atau edema paru yang juga merupakan kegawatan di kardiovaskuler.[5,12]
8
4.C.T Scan Toraks:
Umumnya, Rontgen toraks cukup untuk mendiagnosis pleuritis dan menyingkirkan
kemungkinan lain. CT scan toraks dapat digunakan sebagai pengganti atau pelengkap
Rontgen toraks, dan akan memberikan potongan pencitraan yang lebih mendetail dari
berbagai sisi sehingga interpretasi radiologi bisa lebih valid. CT scan dapat bermanfaat
sebagai langkah diagnosis eksklusi terkait kemungkinan keganasan
5.USG Toraks:
USG toraks sebagai focused assessment with sonography in trauma (FAST) juga
dapat dipakai dalam kondisi nyeri dada, terutama untuk mengeksklusi kegawatan berupa
efusi pleura masif akibat trauma atau hemotoraks yang perlu evakuasi segera.
6.Elektrokardiografi (EKG)
EKG perlu dilakukan untuk setiap kasus nyeri dada karena merupakan langkah
mengeksklusi sindrom koroner akut yang merupakan penyebab tersering nyeri dada. Pada
pleuritis murni tanpa komorbid penyakit kardiovaskuler, EKG menunjukkan gambaran
normal. EKG juga dapat mengeksklusi nyeri dada yang timbul akibat aritmia jantung atau
tamponade jantung.
G. PENGOBATAN
Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi
bakteri, diberikan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan. Jika
penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit yang
mendasarinya. Apapun penyebab dari pleurisi, biasanya nyeri dada bisa diredakan dengan
memberikan obat pereda nyeri seperti asetaminofen atau ibuprofen. Kodein dan golongan
narkotik lainnya merupakan pereda nyeri yang lebih kuat tetapi cenderung bersifat menekan
batuk, sehingga bukan merupakan langkah yang baik karena bernafas dala m dan batuk
membantu mencegah terjadinya pneumonia. Karena itu j ika sudah tidak terlalu nyeri, penderita
pleurisi dianjurkan dan didorong untuk bernafas dalam dan batuk. Batuk mungkin tidak terlalu
nyeri jika penderita atau penolong menempatkan/memeluk sebuah bantal di daerah yang sakit.
Membungkus seluruh dada dengan perban elastis yang tidak lengket, juga bisa membantu
meredakan nyeri yang hebat. Tetapi membungkus dada untuk mengurangi pengembangannya,
akan meningkatkan resiko terjadinya pneumonia.
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN.
Pleuritis merupakan peradangan dari lapisan sekeliling paru – paru (pleura) disebabkan
penumpukan cairan dalam rongga pleura, selain cairan dapat pula terjadi karena penumpukan
pus atau da rah.pleuritis dapat juga dis ebut sebagai komplikasi dari efusi ple ura atau penyakit
pada ef usi pleura. Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (bias anya virus atau bakteri) mengiritasi
pleura, sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura
maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura, maka
disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal atau terjadi
perlengketan. Pleuritis terbagi atas 2 macam yaitu:
2. Pleuritis basah(serofibrosa)
yaitu terjadinya penimbuhan cairan di ruang pleura disebut juga dengan pleura efusi cairan
yang berisi di pleura dapat berupa exudat dan transudat. B. Saran
B. SARAN
1.) Mahasiswa diharapkan dapat mengenali penyebab serta gejala Pleuritis
2.) Mahasiswa dan nakes diharapkan dapat mengenali klien yang beresiko tinggi menderita
pleuritis agar dapat melakukan pelaksaan pengobatan dan perawatan penyakit sesuai
ketentuan.
3.) Mahasiswa dan nakes lebih meningkatkan pengetahuannya dalam bidang kesehatan
khususnya penyakit paru guna dapat melakukan pencegahan.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://fdokumen.com/document/pleuritis-makalah.html?page=5=
https://pdfcoffee.com/presentation-makalah-pleuritis-tb-pdf-free.html
Smeltzer & Bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC 2001
Reeves, Charlene J.,et.al. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika. 2001
11