Modul 6 Pusat Investasi

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 21

Modul SPM Sesi 6

PUSAT PERTANGGUNG JAWABAN: PUSAT INVESTASI

Mohamad Taufiq Ismail

PUSAT INVESTASI

Bentuk pusat pertanggungjawaban yang paling lengkap adalah pusat investasi. Pusat
investasi memiliki semua hak keputusan pusat biaya dan pusat laba serta hak keputusan
atas jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Pengertian pusat investasi menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen :
Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa: “Pusat investasi adalah pusat
laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh
pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan” (20014;27)
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi
adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta
mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat
Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh
dengan aset (investasi) yang dipergunakan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak
hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam
memperoleh laba.

A. Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :


1. Menyediakan alat evaluasi proyek investasi masa lalu dan masa yang akan datang, baik
secara individual maupun secara keseluruhan.
2. Menyediakan informasi yang bermanfaat bagi manajer divisi dan manajer kantor pusat
untuk membuat keputusan investasi yang tepat bagi divisi dan perusahaan secara
keseluruhan.
3. Memotivasi manajer divisi agar selalu memonitor aktiva, utang, dan modal divisi yang
digunakan sebagai dasar penentuan besarnya investasi.
4. Mengukur kinerja manajer pusat investasi dan mengukur kinerja divisi sebagai suatu
entitas ekonomi.
5. Sebagai dasar pemberian insentif pada setiap manajer pusat investasi sesuai dengan
kinerja masing-masing.
Pengukuran kinerja pusat investasi diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba
tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.
Keterangan Divisi A Divisi B

Laba Divisi Rp. 5.000.000 Rp. 4.000.000


Investasi Rp. 50.000.000 Rp. 25.000.000
Rasio Laba atas Investasi 10% 16%

Dari contoh di atas menunjukkan bahwa laba absolut Divisi A lebih tinggi dibandingkan
dengan laba absolut Divisi B. Namun Divisi A menggunakan investasi yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan Divisi B, sehingga rasio laba atas investasi Divisi A lebih
rendah bila dibandingkan dengan Divisi B.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam:
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.

B. Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan
tolok ukur prestasi pusat investasi.
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

C. Penentu Elemen Aktiva sebagai Dasar Investasi.


1. Kas
Kas dimasukkan sebagai elemen investasi, pedoman penentuan besarnya kas adalah :

a) Dalam rangka pengukuran kinerja manajer divisi, kas yang dimasukkan sebagai
elemen investasi dibatasi sebesar kas yang terkendali oleh manajer divisi.
b) Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi adalah sebesar kas yang
diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Masalahnya
:
a. Biasanya kantor pusat menginginkan pengelolaan kas disentralisasi oleh
kantor pusat sehingga saldo kas divisi relatif kecil.
b. Divisi cendrung memiliki kas yang relatif kecil, hanya cukup untuk
membelanjai keperluan rutin.
2. Piutang
a) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah piutang yang dapat
dikendalikan divisi.
b) Manajer divisi dapat mengendalikan piutang jika, diberi wewenang untuk menentukan
syarat penjualan kredit, kebijakan piutang dan penagihan piutang.
c) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah sebesar piutang divisi
sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.
d) Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang neto, yaitu sebesar piutang bruto
dikurangi cadangan kerugian piutang.
e) Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan investasi dapat didasarkan pada,
saldo piutang pada akhir periode atau saldo piutang rata-rata.

3. Persediaan.
Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah persediaan yang
terkendalikan divisi.Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah
sebesar persediaan divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.
Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan
metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada
biaya standar atau rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui
pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran tersebut
akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi
dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika unit-unit usaha
tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Di lain pihak, seluruh
kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan ukuran
yang baik atas modal yang disediakan oleh perusahaan
4. Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap).
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya.
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan
aktiva ini.
5. Asset-asset yang disewagunausahakan.
a. Para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva
ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban
modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha. Jika aktiva tetap
dibeli, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan akan bertambah. Jika
aktiva tetap disewa, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan tidak
bertambah.
6. Aktiva tetap menganggur
Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur :
a) Jika aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak dapat digunakan oleh divisi lain,
maka tanggung jawab aktiva tersebut tetap berada pada manajer divisi yang
bersangkutan dan dimasukkan sebagai elemen investasi divisi yang bersangkutan.
b) Jika aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi dapat digunakan oleh divisi lain,
maka tanggung jawab aktiva dapat dipindahkan pada manajer divisi yang
memanfaatkannya.
B. Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi:
1. Pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen
atau ROI.
2. Pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA)
yang sering disebut juga sebagai residual income.

1. ROI (Return On Investment).

 Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan besarnya rasio laba dengan
investasinya.
 Jika ROI yang diharapkan dari suatu divisi besarnya 18% per tahun, maka kinerja
divisi dinilai baik jika ROI sesungguhnya tercapai minimal sebesar 18%, jika tidak
tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak baik.
Rumus ROI:
ROI =Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi
= (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi) Atau
ROI = Margin x Perputaran

 Usaha meningkatkan ROI


o Mengurangi biaya sehingga laba dapat ditingkatkan.
o Meningkatkan penjualan yang dapat meningkatkan laba
o Meningkatkan rasio laba terhadap penjualan.
o Menurunkan investasi divisi

 Keuntungan ROI :
o Merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data
akuntansi yang tersedia.
o ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI.
o Memungkinkan pembandingan kinerja antardivisi meskipun skala kegiatan
usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda.
o Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya menjadi
focus bagi manajer investasi.
o Mendorong efisiensi biaya, bisa mengurangi investasi yang berlebihan

 Kelemahan ROI :
o Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan
ROI pusat pertanggungjawabannya, walaupun akan meningkatkan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
o Mendorong manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka panjang.
2. Residual Income (RI) atau Economic Value Added (EVA).
 Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya
modal yang diperhitungkan atas investasi.
 Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah
RI/EVA yang sebesar mungkin.
 Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya
modal yang diperhitungkan atas investasi.
 Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah
RI/EVA yang sebesar mungkin

Rumusan EVA :
EVA = Laba bersih – Beban modal
Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan
EVA = Modal yang digunakan(ROI-Biaya Modal)

a) Keuntungan EVA :
 Divisi yang investasinya sebanding mempunyai mempunyai sasaran laba yang
sama.
 Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya modal yang berbeda.
 Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan RI
sebesar mungkin.
 EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
dalam nilai pasar perusahaan.

b. Kelemahan EVA:
 Sulit menentukan biaya modal secara obyektif.
 EVA jarang dipakai dalam Pratik.
 EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan bisnis
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Ketika kinerja finansial suatu pusat tanggung jawab di ukur dalam ruang lingkup laba
(yaitu, selisih antara pendapatan dan beban), maka pusat ini disebut sebagai pusat laba
(profit center). Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan
manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indikator yang komprehensif,
dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indikator. Satu indikator yang tak kalah
penting dibahas adalah investasi. Seberapa banyak investasi yang masuk ke perusahaan
akan menjadi daya tarik sekaligus indikator bentuk menilai kestabilan posisi keuangan
perusahaan tersebut. Maka menjadi penting bagi kita untuk membahas secara rinci
tentang pusat investasi.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai pusat
investasi, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari pusat investasi?
2. Apa tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi?
3. Apa saja bentuk – bentuk dari pusat investasi?

1.3. Tujuan Makalah


Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
menjelaskan mengenai tujuan dari pusat investasi. Adapun tujuan dari makalah ini adalah
agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. pusat investasi

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pembahasan Masalah


2.1.1. Pengertian Pusat Investasi

Pusat investasi adalah suatu pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi


untuk menilai kinerja para manajernya berdasarkan pada laba yang diperoleh dan
dihubungkan dengan dana investasi. Setiap pusat investasi mempunyai seorang manajer
utama dan bertanggungjawab atas setiap unit kegiatan atau program yang terjadi didalam
semua divisi yang dipimpinnya. Kemudian secara periodik manajer tersebut akan
mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada pimpinan perusahaan.
Para manajer pusat dapat menilai prestasi yang telah dicapai oleh masing-masing
manajer. Berdasarkan informasi dan model analisis yang digunakan manajer tersebut
berupaya mencari jawaban jika hasil yang dicapai tidak sesuai dengan apa yang telah
direncanakan sebelumnya. Pada umumnya dilakukan dengan suatu model pengukuran
kinerja.
Pengukuran kinerja pusat investasi merupakan perluasan dari pengukuran kinerja
pusat laba. Pengukuran kinerja ini diperlukan karena suatu divisi yang memperoleh laba
tinggi tidak berarti mempunyai kinerja yang baik jika laba tersebut dihubungkan dengan
investasi yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut. Disini prestasi manajer
dinilai atas laba dan investasi yang diperlukan untuk memperoleh laba.

2.1.2 Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah :


1.Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai
investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka untuk melakukan
keputusan yang tepat.
2.Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3.Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber
ekonomi.

Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1.Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3.Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.

Ukuran Kinerja Investasi

Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi
diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya
(investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI.
Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added
(EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.

Keuntungan ROI :
1.Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer
investasi.
2.Mendorong efisiensi biaya.
3.Bisa mengurangi investasi yang berlebihan

Kelemahan ROI :
1.Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI
pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan.
2.Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
Kebaikan Residual Income :
1.Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan keseluruhan
menguntungkan.
2.Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.

Kelemahan Residual Income :


Seperti halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka pendek,
tanpa memperhatikan pencapaian jangka panjang.

Pengembangan model ukuran-ukuran kinerja dan spesifikasi struktur penghargaan


merupakan isu utama dalam organisasi yang didesentralisasi. Karena tolak ukur kinerja
dapat mempengaruhi perilaku para manajer, pemilihan tolak ukur dapat mendukung
tingginya tingkat keserasian tujuan. Dua tolak ukur evaluasi kinerja untuk pusat investasi
adalah Economic Value Added (EVA) dan Return On Investment (ROI).

Economic Value Added


Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M. Stern. EVA
merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan telah menciptakan nilai
ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki perusahaan dalam
pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak yaitu
memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal yang
minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para pemegang saham).
Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam EVA mendorong manajer untuk
berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal perusahaannya.
EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal tahunan. Jika EVA
positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika negatif, maka
perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode untuk mengukur kinerja
atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan selisih antara Laba Operasi
Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang biaya Modal dari Modal Total yang
digunakan.

Rumus perhitungan EVA adalah:


EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal yang
dipakai)

Return On Investment
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi
dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam
penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep
laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta
pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba
yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang
terkendali oleh divisi.
ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan
: rata-rata aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin x Perputaran

2.1.3 Bentuk Pusat Investasi


Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis Strategis
maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam menentukan
keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga tingkat (besarnya) dan
tipe (jenis) investasi.
Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran
dan tolok ukur prestasi pusat investasi:
1.Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan
dari investasi yang ditanamkan.
2.Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3.Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk Pusat INVESTASI

Seandainya manajer DIVISI dapat mempengaruhi investasi dalam asset divisional yang
dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi.
Apabila manajer DIVISI tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka
DIVISI tersebut sepantas diperlakukan sebagai pusat laba. ANAK-anak perusahaan
biasanya dianggap sebagai pusat INVESTASI.
Karena manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang
ditanamkan dalam pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran KINERJA:
TINGKAT KEMBALIAN INVESTASI (ROI) dan LABA RESIDU (Risidual Income).
Untuk mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban pada pusat
INVESTASI, perhatikan contoh berikut ini:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Penjualan 1.680.000 2.016.000 2.250.000
Harga Pokok Penjualan 504.000 1.411.200 1.687.500
Laba BRUTO 672.000 604.800 562.500
Beban Operasi 462.000 352.000 337.500
Laba BERSIH 210.000 252.000 225.000

Berdasarkan LABA operasi divisional, Divisi S merupakan divisi perusahaan paling


menguntungkan. Divisi T lebih menguntungkan dibandingkan divisi R.

Tingkat Pengembalian INVESTASI (Return On Investment)


Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan berarti juga
produksi) aset yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi atau operasi yang
akan datang. Contohnya membangun rel kereta api atau pabrik, pembukaan lahan,
atau seseorang kuliah di universitas.
Pengertian lain: investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan
di masa-masa yang akan datang.

Sedangkan pengertian tingkat pengembalian INVESTASI (ROI) adalah sejumlah uang


yang diperoleh investor sebagai keuntungan dalam investasi. Definisi lain: ROI adalah
satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan atau berfungsi untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ditanamkan dalam
aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam mencari keuntungan.
Kesimpulan:
ROI adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan
menggunakan keseluruhan aktiva yang dimiliki.

RUMUS untuk mencari ROI:


Laba Operasi Bersih
ROI = ---------------------------------------- x 100%
Rata-rata Aktiva Operasi

Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang bermanfaat,
ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap investasi.

Sebagai contoh, tingkat pengembalian investasi untuk setiap Divisi PT. Daun Lontar
berdasarkan nilai buku aktiva yang diinvestasikan adalah sebagai berikut:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Laba BERSIH 210.000 252.000 225.000
Aset Diinvestasikan 1.050.000 2.100.000 1.500.000
ROI 20 % 12 % 15 %

Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba operasi paling tinggi namun tingkat
pengembalian investasinya (ROI) hanya 12% jadi kesimpulannya Divisi S paling tidak
menguntungkan.

Pengendalian Tingkat Pengembalian Investasi (ROI):


Ada tiga cara bagi manajer pusat investasi untuk meningkatkan ROI:
1. Manajer pusat investasi dapat memangkas biaya untuk meningkatkan rasio ROI.
2. Manajer pusat investasi dapat mengurangi aktiva guna meningkatkan rasio ROI.
3. Manajer pusat investasi dapat meningkatkan omzet penjualan, dengan sendirinya dapat
mengatrol laba bersih.

Keuntungan ROI:
1. Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer
investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.

Kelemahan ROI:
1. Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus manajer pusat
investasi (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak selamanya menjadi manajer
Divisi X, paling dua tahun) dapat memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek
tidak berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat
merugikan perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif
salesman.
2. Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara mengurangi
harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara mengubah kemasan atau
mengurangi kualitas bahan.

CONTOH soal:
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009:
- Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
- Beban Operasi:
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
- Aset operasi rata-rata Rp 1.250.000

Diminta:
1. Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009!
Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
1. Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100 unit menjadi 150
unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan beban iklan naik menjadi Rp 700.000
aset operasi yang digunakan tidak berubah.
2. Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000 omzet penjualan
dan asset operasi tetap !
3. Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000 menjadi Rp
1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.

JAWAB:
Tahun 2009:
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 2.250.000
Laba Operasi Rp 250.000
------------------------------------------------------------------------

Laba Operasi Bersih


ROI = ---------------------------------------- x 100%
Rata-rata Aktiva Operasi

250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 20%
1.250.000

Tahun 2010:

1.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (150 unit x Rp 23.000) Rp 3.450.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 700.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 2.450.000
Laba Operasi Rp 1.000.000
------------------------------------------------------------------------

1.000.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 80%
1.250.000

2.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 100.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 1.850.000
Laba Operasi Rp 1.000.000
------------------------------------------------------------------------

650.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 52%
1.250.000

3.
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 25 %
1.000.000

LABA Residu (Residual Income)


Laba Residu (Residual Income) pada hakekatnya adalah kemampuan manajemen untuk
menghasilkan laba operasi bersih setelah dikurangi dengan biaya modal yang digunakan
untuk menghasilkan laba bersih tersebut. Jumlah minimal laba operasi yang dikehendaki
ditentukan oleh manajemen berdasarkan faktor seperti biaya pendanaan kegiatan usaha
perusahaan. Laba residu dipakai untuk mengukur kinerja, maka tujuannya adalah untuk
memaksimalkan jumlah laba residu, bukan untuk memaksimalkan keseluruhan angka
ROI.

Rumus yang digunakan untuk mencari LABA residu:

Laba Residu = Laba Operasi – (Tingkat Pengembalian minimal X Aset


Perusahaan)

Atau

Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal (Tingkat Pengembalian minimal x asset)

NB; NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha
sebelum bunga –Pajak)

Tingkat Pengembalian minimal adalah tingkat kembalian investasi minimum bisa


ditentukan oleh manajer berdasarkan tingkat hasil investasi yang umum (layak) artinya
besarnya harus lebih besar dari tingkat suku bunga deposito, atau sama dengan tingkat
hasil pasaratau bisa dihitung berdasarkan teori biaya modal rata-rata.

Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi pada asset lebih besar dari ROI yang
dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan. Laba residu negative
mengindikasikan bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak memadai untuk
memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen. LABA residu memiliki
keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah kemungkinan manajer pusat
investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI dengan cara yang dapat diterima
oleh perusahaan secara keseluruhan.

Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja manajer adalah bahwa ukuran ini
mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba operasi yang didapat setiap divisi.
CONTOH:
Diasumsikan PT. Daun Lontar mematok 10% sebagai tingkat pengembalian investasi
minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu divisi R, S dan T adalah sebagai
berikut:
Divisi R Divisi S Divisi T
Laba Operasi Divisional 210.000 252.000 225.000
Dikurangi:
Jumlah minimal laba
operasi divisional sbg
persentase dari asset:
- Rp 1.050.000 x 10% 105.000 - -
- Rp 2.100.000 x 10% - 210.000 -
- Rp 1.500.000 x 10% - - 150.000
Laba RESIDU 105.000 42.000 75.000

Keterangan:
Divisi R mempunyai laba residu yang lebih besar dibandingkan dengan divisi lainnya
walaupun mempunyai laba operasi yang lebih kecil. Hal ini karena diivisi R mempunyai
lebih sedikit asset dibandingkan dengan divisi lainnya.

Contoh 2:
PT. Nusa satu memiliki total asset Rp 10.000 yang dibiayai dari utang jangka penjang Rp
6.000 dan dari modal sendiri Rp 4.000. Biaya utang jangka panjang 20%, biaya modal
sendiri 24% dan pajak perseroan 40%. Perhitungan laba-rugi pada akhir tahun adalah
sebagai berikut:

Keterangan (Rp) Rasio (%)


Penjualan 15.000 100
Beban Pokok Penjualan 9.000 60
Laba kotor atas penjualan 6.000 40
Beban pemasaran 1.500 10
Beban administrasi 750 5
LABA OPERASI 3.750 25
Beban BUNGA (20% x Rp 6.000) 1.200 8
Laba sebelum pajak 2.550 17
Pajak perseroan (40% x 2.550) 1.020 7
LABA Bersih 1.530 8
Diminta : Hitunglah Laba Residu PT. Nusa Satu dengan rumus:

Laba Residu = NOPAT – Biaya Modal

NB:
- NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha – Pajak)
- Biaya Modal (persentase biaya modal rata-rata tertimbang x asset)

% Biaya modal rata-rata tertimbang (K) dapat dicari dengan rumus sbb:

K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V) x 100%

Keterangan:
K1 = % biaya utang Jk Panjang
K2 = % biaya modal sendiri
1 = konstanta
T = tarif pajak perseroan
B = Utang Jk Panjang
S = Modal sendiri
V = asset yang digunakan

JAWAB:

Diketahui :
NOPAT = Rp 3.750 – (40% x 3.750) = Rp 3.750 – 1.500 = Rp. 2.250

Laba Residu = Rp 2.250 – ( ? % x 10.000)

K = K1 (1-T) (B/V) + K2 (S/V) x 100%


K = 0,2(1-0,4) (6.000/10.000) + 0,24(4.000/10.000) x 100%
K = 0,2 x 0,6 x 0,6 + 0,24 x 0,4 x 100%
K = 0,072 + 0,096 x 100%
K = 0,168 x 100%
K = 16,8%

Jadi laba residunya:


Laba Residu = Rp 2.250 – ( 16,8 % x 10.000)
Laba Residu = Rp 2.250 – ( 1.680)
Laba Residu = Rp 570
BAB I
PENDAHULUAN

I.I LATAR BELAKANG


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi
yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggung jawaban (Responsibility centers). Pusat pertanggung jawaban adalah
unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Suatu organisasi
merupakan kumpulan dari berbagai pusat pertanggung jawaban.

Adapun tujuan dibuatnya pusat pertanggung jawaban tersebut adalah:


1. Sebagai basis perencanaan, pengendalian, dan penilai kinerja manajer dan unit
organisasi yang dipimpinnya;
2. Untuk memudahkan mencapai tujuan organisasi;
3. Memfasilitasi terbentuknya goal congruence;
4. Mendelegasikan tugas dan wewenang ke unit-unit yang memiliki kompetensi
sehingga mengurangi beban tugas manajer pusat;
5. Mendorong kreativitas dan daya inovasi bawahan;
6. Sebagai alat untuk melaksanakan strategi organisasi secara efektif dan efisien;
dan
7. Sebagai alat pengendalian anggaran.

Pusat pertanggung jawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin


oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggung jawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Tanggung jawab manajer pusat pertanggung jawaban adalah untuk
menciptakan hubungan yang optimal antara sumber daya input yang digunakan
dengan output yang dihasilkan dikaitkan dengan target kinerja. Input diukur dengan
jumlah sumber daya yang digunakan sedangkan output diukur dengan jumlah
produk/output yang dihasilkan.
Oleh sebab itu, kami mencoba menyusun sebuah makalah yang berkaitan
dengan pusat-pusat pertanggung jawaban tersebut, lebih spesifik pada pusat
investasi (invesment center). Selain itu, penyusunan makalah ini merupakan bagian
dari pemenuhan tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN

I STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN: PUSAT INVESTASI


Sistem pengendalian manajemen harus didukung dengan struktur organisasi
yang baik. Struktur organisasi termanifestasi dalam bentuk struktur pusat
pertanggung jawaban (Responsibility centers). Pusat pertanggung jawaban adalah
unit organisasi yang dipimpin oleh manajer yang bertanggung jawab terhadap
aktivitas pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Pusat-pusat pertanggung
jawaban meliputi:
1. Pusat Biaya (Expense Center)
2. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
3. Pusat Laba (Profit Center)
4. Pusat Investasi (Invesment Center)

II PUSAT INVESTASI (INVESMENT CENTER)


Pusat Investasi (Invesment Center) adalah pusat pertanggung jawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Pusat Investasi
juga merupakan pusat pertanggung jawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat
Investasi adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan
biaya) serta mengelola aset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan
demikian, Pusat Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara
laba yang diperoleh dengan aset (investasi) yang dipergunakan.
Tujuan pengukuran prestasi suatu pusat investasi, adalah:
1. Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan
mengenai investasi yang digunakan oleh manajer divisi dan memotivasi mereka
untuk melakukan keputusan yang tepat.
2. Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan usaha yang berdiri sendiri.
3. Menyediakan alat perbandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi
sumber ekonomi.
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi
dalam:
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan
tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut
memberikan kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak
memberikan kembalian (return) yang memadai.

III BENTUK PUSAT INVESTASI


Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis
Strategis maupun divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan
pengukuran dan tolok ukur prestasi pusat investasi.

1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh
laba tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.

IV METODE PENGUKURAN
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama,
pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on
Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung
Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
1) Return On Investment (ROI)
Keuntungan ROI:
1. Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus
bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI:
1. Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan
ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan.
2. Mendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
2) Economic Value Added (EVA)
Keuntungan EVA:
1. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
2. Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis
aktiva.
Kelemahan EVA:
1. Seperti halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka
pendek, tanpa memperhatikan pencapaian jangka panjang.

Return On Investment (ROI)


Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh
pusat investasi dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut.
Namun dalam penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah
dalam pemilihan konsep laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan
dalam unsure investasi serta pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan
oleh pusat investasi. Konsep laba yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi
suatu pusat investasi adalah laba yang terkendali oleh divisi.
Rumus perhitungan ROI adalah:
ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x
(penjualan : rata-rata aktiva operasi)
Atau;

ROI = Margin x Perputaran

Economic Value Added (EVA)


Istilah EVA pertama kali dipopulerkan oleh G. Benet Stewart dan Joel M.
Stern. EVA merupakan suatu metode untuk menentukan apakah perusahaan telah
menciptakan nilai ekonomis yang diatas atau dibawah dari biaya modal yang dimiliki
perusahaan dalam pengoperasian kekayaan yang dimilikinya.
Dalam hal investasi, EVA mampu mendorong manajer berpikir dan bertindak
yaitu memilih investasi yang memaksimumkan pengembalian dengan biaya modal
yang minimum sehingga nilai perusahaan bisa ditingkatkan (misalnya para
pemegang saham). Selain itu, factor biaya modal yang terdapat dalam EVA
mendorong manajer untuk berhati-hati dalam menentukan kebijakan struktur modal
perusahaannya.
EVA merupakan laba operasi setelah pajak dikurang total biaya modal
tahunan. Jika EVA positif, berarti perusahaan sedang menghasilkan kekayaan. Jika
negatif, maka perusahaan sedang menghancurkan modal. EVA adalah metode
untuk mengukur kinerja atau prestasi manajer pusat investasi, yang merupakan
selisih antara Laba Operasi Setelah Pajak dengan Rata-Rata Tertimbang Biaya
Modal dari Modal Total yang digunakan.
Rumus perhitungan EVA adalah:
EVA = Laba operasi setelah pajak – (rata-rata tertimbang biaya modal x total modal
yang dipakai).
PENUTUP

III.I KESIMPULAN
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggung jawaban,
karena pusat pertanggung jawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi
dan program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategi.
Dengan perkataan lain, tiap-tiap pusat pertanggung jawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-
program dari tiap-tiap pusat pertanggung jawaban tersebut seharusnya mendukung
program pusat pertanggung jawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada
akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggung jawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Jika sistem pengendalian berjalan dengan baik,
maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu.
Pusat Investasi (Invesment Center) adalah pusat pertanggung jawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Pusat Investasi
juga merupakan pusat pertanggung jawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin.
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis
Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama,
pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on
Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung
Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.

https://hbr.org/1978/05/measuring-investment-center-performance

Anda mungkin juga menyukai