Modul 6 Pusat Investasi
Modul 6 Pusat Investasi
Modul 6 Pusat Investasi
PUSAT INVESTASI
Bentuk pusat pertanggungjawaban yang paling lengkap adalah pusat investasi. Pusat
investasi memiliki semua hak keputusan pusat biaya dan pusat laba serta hak keputusan
atas jumlah modal yang akan diinvestasikan.
Pengertian pusat investasi menurut Mulyadi dalam bukunya “Akuntansi Manajemen :
Konsep, Manfaat dan Rekayasa” menerangkan bahwa: “Pusat investasi adalah pusat
laba yang manajernya diukur prestasinya dengan menghubungkan laba yang diperoleh
pusat pertanggungjawaban tersebut dengan investasi yang bersangkutan” (20014;27)
Pusat investasi merupakan pusat pertanggungjawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin. Kewenangan Pusat Investasi
adalah menyangkut pengelolaan laba (yang terdiri atas pendapatan dan biaya) serta
mengelola asset yang dipergunakan untuk memperoleh laba. Dengan demikian, Pusat
Investasi diukur prestasinya berdasarkan perbandingan antara laba yang diperoleh
dengan aset (investasi) yang dipergunakan. Laporan kinerja suatu pusat investasi tidak
hanya terbatas pada laba yang diperoleh tapi juga jumlah asset yang digunakan dalam
memperoleh laba.
Dari contoh di atas menunjukkan bahwa laba absolut Divisi A lebih tinggi dibandingkan
dengan laba absolut Divisi B. Namun Divisi A menggunakan investasi yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan Divisi B, sehingga rasio laba atas investasi Divisi A lebih
rendah bila dibandingkan dengan Divisi B.
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam:
1. Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2. Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3. Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
B. Masalah yang timbul pada Pusat Investasi adalah berkaitan dengan pengukuran dan
tolok ukur prestasi pusat investasi.
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh laba
tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
a) Dalam rangka pengukuran kinerja manajer divisi, kas yang dimasukkan sebagai
elemen investasi dibatasi sebesar kas yang terkendali oleh manajer divisi.
b) Kas yang dimasukkan sebagai elemen investasi adalah sebesar kas yang
diperlukan oleh divisi sebagai kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri. Masalahnya
:
a. Biasanya kantor pusat menginginkan pengelolaan kas disentralisasi oleh
kantor pusat sehingga saldo kas divisi relatif kecil.
b. Divisi cendrung memiliki kas yang relatif kecil, hanya cukup untuk
membelanjai keperluan rutin.
2. Piutang
a) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah piutang yang dapat
dikendalikan divisi.
b) Manajer divisi dapat mengendalikan piutang jika, diberi wewenang untuk menentukan
syarat penjualan kredit, kebijakan piutang dan penagihan piutang.
c) Piutang yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah sebesar piutang divisi
sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.
d) Penentuan piutang dapat didasarkan atas piutang neto, yaitu sebesar piutang bruto
dikurangi cadangan kerugian piutang.
e) Saldo piutang yang digunakan untuk menentukan investasi dapat didasarkan pada,
saldo piutang pada akhir periode atau saldo piutang rata-rata.
3. Persediaan.
Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah persediaan yang
terkendalikan divisi.Persediaan yang diperhitungkan sebagai elemen investasi adalah
sebesar persediaan divisi sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri.
Persediaan biasanya dicatat pada jumlah akhir periode. Jika perusahaan menggunakan
metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, maka persediaan sebaiknya dinilai pada
biaya standar atau rata-rata. Jika persediaan barang dalam proses didanai melalui
pembayaran dimuka atau pembayaran cicilan dari konsumen maka pembayaran tersebut
akan dikurangi dari jumlah persediaan kotor atau dilaporkan sebagai kewajiban.
Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi
dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut tepat jika unit-unit usaha
tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Di lain pihak, seluruh
kewajiban lancar dapat dikurangkan dari aktiva lancar. Metode ini menyediakan ukuran
yang baik atas modal yang disediakan oleh perusahaan
4. Properti, Pabrik dan Peralatan (Aktiva Tetap).
Aktiva tetap dicatat dng harga perolehan dan didepresiasi sepanjang umur ekonomisnya.
Pendekatan ini digunakan untuk mengukur profitabilitas unit usaha yang menggunakan
aktiva ini.
5. Asset-asset yang disewagunausahakan.
a. Para manajer unit usaha lebih terdorong untuk menyewa daripada memiliki aktiva
ketika beban bunga yang terkandung dalam biaya sewa lebih kecil daripada beban
modal yang dikenakan pada dasar investasi dari unit usaha. Jika aktiva tetap
dibeli, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan akan bertambah. Jika
aktiva tetap disewa, maka besarnya investasi divisi yang bersangkutan tidak
bertambah.
6. Aktiva tetap menganggur
Beberapa perlakuan aktiva tetap yang menganggur :
a) Jika aktiva tetap menganggur dalam suatu divisi tidak dapat digunakan oleh divisi lain,
maka tanggung jawab aktiva tersebut tetap berada pada manajer divisi yang
bersangkutan dan dimasukkan sebagai elemen investasi divisi yang bersangkutan.
b) Jika aktiva tetap yang menganggur dalam suatu divisi dapat digunakan oleh divisi lain,
maka tanggung jawab aktiva dapat dipindahkan pada manajer divisi yang
memanfaatkannya.
B. Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi:
1. Pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen
atau ROI.
2. Pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added (EVA)
yang sering disebut juga sebagai residual income.
Pengukur kinerja pusat investasi dengan menentukan besarnya rasio laba dengan
investasinya.
Jika ROI yang diharapkan dari suatu divisi besarnya 18% per tahun, maka kinerja
divisi dinilai baik jika ROI sesungguhnya tercapai minimal sebesar 18%, jika tidak
tercapai maka kinerja divisi dinilai tidak baik.
Rumus ROI:
ROI =Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi
= (laba operasi : penjualan) x (penjualan : rata-rata aktiva operasi) Atau
ROI = Margin x Perputaran
Keuntungan ROI :
o Merupakan metode pengukuran yang obyektif yang didasarkan pada data
akuntansi yang tersedia.
o ROI merupakan pengukuran yang komprehensif dimana semua
mempengaruhi laporan keuangan tercermin dari rasio ROI.
o Memungkinkan pembandingan kinerja antardivisi meskipun skala kegiatan
usaha divisi dan bidang bisnisnya berbeda.
o Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya, dan investasi yang seharusnya menjadi
focus bagi manajer investasi.
o Mendorong efisiensi biaya, bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
o Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan
ROI pusat pertanggungjawabannya, walaupun akan meningkatkan
profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
o Mendorong manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka panjang.
2. Residual Income (RI) atau Economic Value Added (EVA).
Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya
modal yang diperhitungkan atas investasi.
Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah
RI/EVA yang sebesar mungkin.
Merupakan laba yang dihitung dari selisih antara laba bersih dikurangi dengan biaya
modal yang diperhitungkan atas investasi.
Ukuran kinerja manajer diukur dari kemampuannya untuk menghasilkan rupiah
RI/EVA yang sebesar mungkin
Rumusan EVA :
EVA = Laba bersih – Beban modal
Beban modal = Biaya modal x Modal yang digunakan
EVA = Modal yang digunakan(ROI-Biaya Modal)
a) Keuntungan EVA :
Divisi yang investasinya sebanding mempunyai mempunyai sasaran laba yang
sama.
Aktiva yang berbeda dapat dibebani persentase biaya modal yang berbeda.
Mendorong manajer divisi untuk melakukan investasi yang dapat menghasilkan RI
sebesar mungkin.
EVA memiliki korelasi positif yang lebih kuat terhadap perubahan-perubahan
dalam nilai pasar perusahaan.
b. Kelemahan EVA:
Sulit menentukan biaya modal secara obyektif.
EVA jarang dipakai dalam Pratik.
EVA hanya mengukur salah satu keberhasilan tujuan bisnis
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Informasi dari Pusat Investasi dapat digunakan memotivasi Manajer Divisi dalam :
1.Menghasilkan laba yang memadai dengan wewenang mengambil keputusan tentang
sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.
2.Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan
kembalian (return) yang memadai.
3.Mengambil keputusan untuk melepas/mengurangi investasi yang tidak memberikan
kembalian (return) yang memadai.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama, pusat investasi
diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan investasinya
(investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on Investmen atau ROI.
Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung Economic Value Added
(EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
Keuntungan ROI :
1.Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus bagi manajer
investasi.
2.Mendorong efisiensi biaya.
3.Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI :
1.Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan ROI
pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas perusahaan
secara keseluruhan.
2.Tendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
Kebaikan Residual Income :
1.Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan keseluruhan
menguntungkan.
2.Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis aktiva.
Return On Investment
Return On Investment dihitung dengan membagi laba yang diperoleh oleh pusat investasi
dengan aktiva yang diinvestasikan untuk memperoleh laba tersebut. Namun dalam
penentuan return on investment pusat investasi timbul masalah dalam pemilihan konsep
laba dan masalah penentuan aktiva yang dimasukkan dalam unsure investasi serta
pemilihan metode penilaian aktiva yang digunakan oleh pusat investasi. Konsep laba
yang tepat digunakan sebagai pengukur prestasi suatu pusat investasi adalah laba yang
terkendali oleh divisi.
ROI = Laba Operasi : Rata-Rata Aktiva Operasi = (laba operasi : penjualan) x (penjualan
: rata-rata aktiva operasi)
Atau
ROI = Margin x Perputaran
AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN
Untuk Pusat INVESTASI
Seandainya manajer DIVISI dapat mempengaruhi investasi dalam asset divisional yang
dikendalikannya, maka divisi tersebut haruslah dianggap sebagai pusat investasi.
Apabila manajer DIVISI tidak dapat mempengaruhi keputusan-keputusan investasi, maka
DIVISI tersebut sepantas diperlakukan sebagai pusat laba. ANAK-anak perusahaan
biasanya dianggap sebagai pusat INVESTASI.
Karena manajer pusat investasi memikul tanggungjawab atas aset yang
ditanamkan dalam pusat investasi tersebut, maka sering dipakai ukuran KINERJA:
TINGKAT KEMBALIAN INVESTASI (ROI) dan LABA RESIDU (Risidual Income).
Untuk mengilustrasikan aplikasi konsep akuntansi pertanggungjawaban pada pusat
INVESTASI, perhatikan contoh berikut ini:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Penjualan 1.680.000 2.016.000 2.250.000
Harga Pokok Penjualan 504.000 1.411.200 1.687.500
Laba BRUTO 672.000 604.800 562.500
Beban Operasi 462.000 352.000 337.500
Laba BERSIH 210.000 252.000 225.000
Walaupun laba operasi merupakan ukuran kinerja pusat investasi yang bermanfaat,
ukuran ini tidaklah mencerminkan jumlah asset yang ditanamkan dalam setiap investasi.
Sebagai contoh, tingkat pengembalian investasi untuk setiap Divisi PT. Daun Lontar
berdasarkan nilai buku aktiva yang diinvestasikan adalah sebagai berikut:
PT. DAUN Lontar
Laporan Laba-Rugi
Untuk Periode..(ringkasan)
Divisi R Divisi S Divisi T
Laba BERSIH 210.000 252.000 225.000
Aset Diinvestasikan 1.050.000 2.100.000 1.500.000
ROI 20 % 12 % 15 %
Dari data di atas walaupun Divisi S memperoleh laba operasi paling tinggi namun tingkat
pengembalian investasinya (ROI) hanya 12% jadi kesimpulannya Divisi S paling tidak
menguntungkan.
Keuntungan ROI:
1. Mendorong manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap hubungan
antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi focus bagi manajer
investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan.
Kelemahan ROI:
1. Demi meningkatkan rasio ROI supaya kinerjanya dianggap bagus manajer pusat
investasi (apalagi manajer pusat investasi berfikir dia tidak selamanya menjadi manajer
Divisi X, paling dua tahun) dapat memangkas biaya yang dalam waktu jangka pendek
tidak berpengaruh terhadap kontinuitas perusahaan tapi jangka panjang sangat
merugikan perusahaan. Contoh: pemangkasan biaya iklan, pemotongan insentif
salesman.
2. Manajer pusat investasi bisa meningkatkan omzet penjualan dengan cara mengurangi
harga jual tapi mengurangi kuantitas bahan dengan cara mengubah kemasan atau
mengurangi kualitas bahan.
CONTOH soal:
Data berikut ini dari PT. DAUN Lontar tahun 2009:
- Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
- Beban Operasi:
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
- Aset operasi rata-rata Rp 1.250.000
Diminta:
1. Hitung ROI PT. Daun Lontar tahun 2009!
Hitunglah ROI jika dasumsikan tahun 2010:
1. Manajer pusat investasi mampu meningkatkan unit yang dijual dari 100 unit menjadi 150
unit dan harga turun menjadi Rp 23.000 per unit dan beban iklan naik menjadi Rp 700.000
aset operasi yang digunakan tidak berubah.
2. Manajer pusat investasi memangkas biaya iklan menjadi Rp 100.000 omzet penjualan
dan asset operasi tetap !
3. Manajer pusat investasi mengurangi asset operasi dari Rp 1.250.000 menjadi Rp
1.000.000, penjualan dan beban operasi tidak berubah.
JAWAB:
Tahun 2009:
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 500.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 2.250.000
Laba Operasi Rp 250.000
------------------------------------------------------------------------
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 20%
1.250.000
Tahun 2010:
1.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (150 unit x Rp 23.000) Rp 3.450.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 700.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 2.450.000
Laba Operasi Rp 1.000.000
------------------------------------------------------------------------
1.000.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 80%
1.250.000
2.
PT. Daun Lontar
Laporan Laba-Rugi
Periode 2010
------------------------------------------------------------------------
Penjualan (100 unit x Rp 25.000) Rp 2.500.000
Beban Operasi :
- Beban Gaji Rp 1.000.000
- Beban Listrik, air dan telp Rp 500.000
- Beban Iklan Rp 100.000
- Beban rupa-rupa Rp 250.000
Total Beban Operasi Rp 1.850.000
Laba Operasi Rp 1.000.000
------------------------------------------------------------------------
650.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 52%
1.250.000
3.
250.000
ROI = ---------------------------------------- x 100% = 25 %
1.000.000
Atau
NB; NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha
sebelum bunga –Pajak)
Ketika laba residu positif, laba dari suatu investasi pada asset lebih besar dari ROI yang
dikehendaki, maka investasi dianggap menjanjikan. Laba residu negative
mengindikasikan bahwa Tingkat Pengembalian Investasi (ROI) tidak memadai untuk
memenuhi jumlah minimal yang dikehendaki manajemen. LABA residu memiliki
keunggulan dibandingkan ROI, karena teknik ini mencegah kemungkinan manajer pusat
investasi menolak kesempatan untuk menaikkan ROI dengan cara yang dapat diterima
oleh perusahaan secara keseluruhan.
Keunggulan utama laba residu sebagai ukuran kinerja manajer adalah bahwa ukuran ini
mempertimbangkan ROI maupun besarnya laba operasi yang didapat setiap divisi.
CONTOH:
Diasumsikan PT. Daun Lontar mematok 10% sebagai tingkat pengembalian investasi
minimal atas asset divisional perusahaan. Laba residu divisi R, S dan T adalah sebagai
berikut:
Divisi R Divisi S Divisi T
Laba Operasi Divisional 210.000 252.000 225.000
Dikurangi:
Jumlah minimal laba
operasi divisional sbg
persentase dari asset:
- Rp 1.050.000 x 10% 105.000 - -
- Rp 2.100.000 x 10% - 210.000 -
- Rp 1.500.000 x 10% - - 150.000
Laba RESIDU 105.000 42.000 75.000
Keterangan:
Divisi R mempunyai laba residu yang lebih besar dibandingkan dengan divisi lainnya
walaupun mempunyai laba operasi yang lebih kecil. Hal ini karena diivisi R mempunyai
lebih sedikit asset dibandingkan dengan divisi lainnya.
Contoh 2:
PT. Nusa satu memiliki total asset Rp 10.000 yang dibiayai dari utang jangka penjang Rp
6.000 dan dari modal sendiri Rp 4.000. Biaya utang jangka panjang 20%, biaya modal
sendiri 24% dan pajak perseroan 40%. Perhitungan laba-rugi pada akhir tahun adalah
sebagai berikut:
NB:
- NOPAT = Defenition of Net Operating Profit After Tax (Laba/Rugi Usaha – Pajak)
- Biaya Modal (persentase biaya modal rata-rata tertimbang x asset)
% Biaya modal rata-rata tertimbang (K) dapat dicari dengan rumus sbb:
Keterangan:
K1 = % biaya utang Jk Panjang
K2 = % biaya modal sendiri
1 = konstanta
T = tarif pajak perseroan
B = Utang Jk Panjang
S = Modal sendiri
V = asset yang digunakan
JAWAB:
Diketahui :
NOPAT = Rp 3.750 – (40% x 3.750) = Rp 3.750 – 1.500 = Rp. 2.250
1. Pada umumnya tujuan manajer unit usaha adalah memperoleh laba yang
memuaskan dari investasi yang ditanamkan.
2. Laba yang yang diperoleh, berasal dari modal yang ditanam untuk memperoleh
laba tersebut.
3. Makin besar modal yang ditanam belum tentu makin besar pula labanya.
IV METODE PENGUKURAN
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama,
pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on
Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung
Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
1) Return On Investment (ROI)
Keuntungan ROI:
1. Mendorong Manajer untuk memberikan perhatian yang lebih luas terhadap
hubungan antara penjualan, biaya dan investasi yang seharusnya menjadi fokus
bagi manajer investasi.
2. Mendorong efisiensi biaya.
3. Bisa mengurangi investasi yang berlebihan
Kelemahan ROI:
1. Manajer pusat investasi cenderung menolak investasi yang bisa menurunkan
ROI pusat pertanggung jawabannya, walaupun akan meningkatkan profitabilitas
perusahaan secara keseluruhan.
2. Mendorong Manajer pusat investasi hanya berpikiran jangka pendek tanpa
memperhatikan kepentingan jangka penjang.
2) Economic Value Added (EVA)
Keuntungan EVA:
1. Manajer pusat investasi cenderung menerima investasi yang menurut ROI tidak
menguntungkan ROI sehingga tidak diterima walaupun secara perusahaan
keseluruhan menguntungkan.
2. Memungkinkan penggunaan Cost of Capital yang berbeda-beda pada jenis
aktiva.
Kelemahan EVA:
1. Seperti halnya ROI, Residual Income mendorong hanya pencapaian jangka
pendek, tanpa memperhatikan pencapaian jangka panjang.
III.I KESIMPULAN
Pengendalian manajemen berfokus pada pusat pertanggung jawaban,
karena pusat pertanggung jawaban merupakan alat untuk melaksanakan strategi
dan program-program yang telah diseleksi melalui proses perencanaan strategi.
Dengan perkataan lain, tiap-tiap pusat pertanggung jawaban bertugas untuk
melaksanakan program atau aktivitas tertentu, dan penggabungan program-
program dari tiap-tiap pusat pertanggung jawaban tersebut seharusnya mendukung
program pusat pertanggung jawaban pada level yang lebih tinggi, sehingga pada
akhirnya tujuan umum organisasi dapat tercapai. Penilaian kinerja manajer sangat
penting karena dengan adanya penilaian kinerja dapat diketahui apakah manajer
pusat pertanggung jawaban tersebut melaksanakan wewenang dan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya. Jika sistem pengendalian berjalan dengan baik,
maka informasi yang dikirimkan kepada manajer harus relevan dan tepat waktu.
Pusat Investasi (Invesment Center) adalah pusat pertanggung jawaban yang
prestasi manajernya dinilai berdasarkan laba yang dihasilkan dengan investasi yang
ditanamkan pada pusat pertanggung jawaban yang dipimpinnya. Pusat Investasi
juga merupakan pusat pertanggung jawaban yang bertugas untuk mengatur
investasi guna mencapai laba yang seoptimal mungkin.
Bentuk pusat investasi adalah Kantor Pusat Perusahaan atau Unit Bisnis
Strategis maupun Divisi yang diberi wewenang atau kebijakan maksimum dalam
menentukan keputusan operasi yang tidak hanya berjangka pendek, tetapi juga
tingkat (besarnya) dan tipe (jenis) investasi.
Terdapat dua metode dalam mengukur prestasi Pusat Investasi. Pertama,
pusat investasi diukur prestasinya dengan menghitung laba yang diperoleh dengan
investasinya (investment base). Perhitungan ini disebut dengan Return on
Investmen atau ROI. Kedua, pengukuran prestasi dilakukan dengan menghitung
Economic Value Added (EVA) yang sering disebut juga sebagai residual income.
https://hbr.org/1978/05/measuring-investment-center-performance