SPM Bab7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Pusat Pertanggungjawaban : Pusat Investasi

Perbandingan antara laba dan investasi inilah yang terjadi pada pusat investasi. Pusat
investasi diukur dengan membandingkan laba dan jumlah investasi yang digunakan. Dengan
demikian pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang diukur prestasinya atas dasar
laba yang diperoleh dibandingkan dengan investasi yang digunakan .

Tujuan Pembentukan Pusat Investasi


Tujuan pengukuran pusat investasi hampir sama dengan tujuan pengukuran pusat laba, yakni:

Menyediakan informasi yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan mengenai

investasi yang digunakan manajer untuk melakukan keputusan yang tepat.


Mengukur prestasi divisi sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.
Pembandingan prestasi antar divisi untuk penentuan alokasi sumber ekonomik.

Sedangkan informasi atas dasar pusat Investasi dapat memotivasi manajer divisi untuk :

Menghasilkan laba yang memadai dengan keleluasaan untuk mengambil keputusan

tentang sumber ekonomi dan fasilitas fisik yang digunakan.


Mengambil keputusan untuk menambah investasi bila investasi tersebut memberikan

kembalian yang memadai.


Mangambil keputusan untuk melepas investasi yang tidak memberikan kembalian yang
memadai.

Masalah-Masalah Dalam Pusat Investasi


Beberapa masalah yang terjadi dalam suatu pusat investasi meliputi (1) masalah pengukuran
dan tolak ukur prestasi investasi dan (2) masalah pengukuran aktiva yang digunakan sebagai
dasar investasi.
1. Pengukuran Dan Tolak Ukur Prestasi
Dasar pemikiran dari pusat investasi ini disadari bahwa memfokuskan saja pada
tingkat laba pada suatu unit usaha tanpa memperhitungkan aktiva yang ditanam bukan
menjadi dasar yang baik untuk pengendalian. Kecuali untuk bentuk organisasi jasa tertentu,
dimana jumlah modal yang ditanam tidak terlalu besar. Pada organisasi bisnis, tujuan utama
yang hendak dicapai adalah menghasilkan laba yang memuaskan dari investasi yang
ditanamkan. Dengan kata lain, kalau suatu unit usaha dengan modal RP50 juta mempunyai
laba RP500 ribu, tentu tidak menunjukan prestasi laba yang memadai dibandingkan dengan

unit usaha lain yang mempunyai modal RP5 juta namun dapat menghasilkan laba RP500
ribu. Pada umumnya seorang manejer unit usaha mempunyai tujuan menghasilkan laba.
Pertama, menghasilkan laba dari sumberdaya yang ada. Kedua, menginvestasikan sumber
daya tambahan hanya apabila investasi tersebut menambah laba. Pengukuran prestasi suatu
pusat investasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat
menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi perusahaan keseluruhan.
Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu pusat investasi
adalah Return On Investment atau Residual Income. Return On Investment adalah
perbandingan antara laba dan Investasi yang digunakan. Dengan demikian Return On
Investment merupakan angka rasio, dimana pembilangnya laba yang tercantum pada laporan
laba-rugi, sedangkan penyebutnya adalah aktiva yang digunakan sebagai dasar investasi.
Gambar 7.1 Neraca Dan Laporan Laba-Rugi Divisi XYZ

Divisi XYZ
NERACA
PER 31 DESEMBER 2008
Utang lancar :

Aktiva lancar :
Kas

50.000

Utang Dagang

100.000

Piutang

150.000

Utang lain-lain

100.000

Persediaan

200.000

Total Aktiva Lancar

400.000

Aktiva Tetap
Bangunan

600.000

Akum. Deprasiasi

(300.000)

Total Utang lancar

200.000

Modal

500.000

300.000
Total Aktiva

700.000

Total Ekuitas

Divisi XYZ
LAPORAN RUGI-LABA
PERIODE YANG BERAKHR 31 DESEMBER 2008

700.000

Pendapatan

1.000.000

Biaya

850.000

dpresiasi

50.000
900.000

Laba sebelum pajak

100.000

Beban Investasi (10% X RP500.000)

50.000

Residual Income

50.000
100.000

Return Of Investment =

= 20%

500.000

Dari gambar 7.1 dapat diketahui bahwa rasio ROI Divisi XYZ adalah 20%, dimana
pembilangnya sebesar RP100.000 diambil dari laba operasi sebelum pajak dan penyebutnya
diambil dari modal yang digunakan. Sedangkan Residual Income merupakan jumlah uang,
yang diperoleh dengan mengurangkan laba sebelum pajak dengan beban Investasi yang
dilakukan. Beban investasi merupakan perkalian antara investasi yang digunakan dengan
presentase biaya modal. Biaya modal dalam hal ini adalah biaya kesempatan atas investasi
yang ditanamkan dalam suatu organisasi. Dengan asumsi besarnya biaya modal Divisi xyz
seperti yang tampak pada Gambar7.1 sebesar 10%, maka besarnya Residual Income adalah
Rp50.000.
A. Masalah Pengukuran Aktiva Sebagai Dasar Investasi
Dalam memutuskann yang digunakan untuk mengevaluasi manajer pusat investasi, beberapa
hal yang terjadi pertanyaan adalah tindakan apa yang bisa mendorong manajer unit usaha
mengunakan aktivitasnya secara efisien dan menentukan tambahan aktiva baru yang benarbenar bermanfaat bagi unit usaha. Jika suatu laba dihubungkan dengan aktiva yang
digunakan, manajer unit usaha akan mencoba memperbaiki kinerjanya karena mereka akan
diukur dengan cara tersebut. Dan dalam memutuskan dasar investasi yang digunakan untuk
mengevaluasi pusat investasi, biasanya timbul pertanyaan berikut ini:

Praktik-praktik apa yang akan menyebabkan manajer unit usaha untuk menggunakan
aktiva perusahaan secara efisien dan memperoleh jumlah dan jenis aktiva baru yang

tepat?
Ukuran kinerja yang manakah yang bisa dijadikan ukuran penilaian suatu unit usaha
dalam perusahaan?

Dalam menentukan aktiva mana yang dimasukkan dalam dasar investasi unit usaha, kita
harusnya memutuskan apakah tujuan utama untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai
kesatuan ekonomik atau kinerja manajernya. Jika tujuannya untuk mengevaluasi manajer unit

usaha, maka hanya aktiva yang langsung dapat dikendalikan oleh manajer unit usaha sajalah
yang dimaksukkan dalam unit investasinya. Aktiva perusahaan yang digunakan oleh kantor
pusat atau aktiva yang dikendalikan oleh tingkat pusat, seperti kas, adalah contoh aktiva
yang tidak dapat dilacak pada tingkat unit usaha dan harus dikeluarkan dari dasar investasi.
Dengan pendekatan ini, manajer unit usaha akan bertanggungjawab pada kekayaan unitnya.
Jika manajer juga mengendalikan penjualan dan kebijakan kredit, maka piutang unit usaha
juga dimasukkan dalam dasar investasinya. Cara ini mengasumsikan bahwa piutang dicatat
secara memadai sehingga piutang dapat dilacak pada aktivitas penjualan unit usaha yang bisa
diidentifikasi. Pada dasarnya, kas dapat dikendalikan pada tingkat perusahaan, namun setiap
saldo kas yang dipegang dan dikelola pada tingkat unit usaha dapat dimasukkan dalam dasar
investasi. Manajemen puncak mungkin tertarik pada evaluasi kinerja ekonomik suatu unit
usaha untuk diperbandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri yang sama. Untuk
kondisi tersebut, kantor pusat akan mengalokasikan aktiva atau biaya yang dikeluarkan
kepada unit usaha dimilikinya.
Pengalokasian tersebut dilakukan dengan alasan tidak unit usaha yang bisa beroperasi
tanpa jasa yang diberikan oleh aktiva perusahaan (seperti gedung, perlatan kantor untuk
eksekutif puncak dan departemen staf, dan uang tunai ataupun sekuritas yang hanya dapat
dikelola oleh tingkat pusat). Karenanya banyak perusahaan yang disentralisasi yang
memasukkan investasinya dalam bentuk kas, surat berharga, maupun akitva lainnya ketika
menilai kinerja suatu pusat investasi. Masalah lain dalam penentuan dasar investasi unit
usaha adalah adanya aktiva menganggur. Beberapa perusahaan mengeluarkan aktiva yang
menganggur dari dasar investasi unit usahanya. Yang menjadi pertanyaan tentu tingkat
pengawasan yang yang diperlukan. Jika manajer puncak tidak mengizinkan manajer unit
usaha menjual aktiva yang menganggur, kemudian aktiva tersebut tidak dapat dikendalikan
pada level unit usaha maka tidak seharsunya dimasukkan dalam dasar investasi unit usaha.
Jika aktiva tersebut dikeluarkan, manajemen puncak hendaknya mengambil kepemilikan atas
aktiva tersebut dan mempunyai hak untuk mengambil alih ke unit usaha lain yang
memerlukan. Secara singkat dalam menentukan besarnya investasi yang digunakan sebagai
dasar investasi meliputi: (1) masalah definisi investasi yang digunakan sebagai dasar
investasi, (2) masalah dalam aktiva lancar yang harus dimasukkan sebagai dasar investasi dan
(3) masalah aktiva tetap sebagai dasar investasi.
1. Masalah Definisi Investasi Yang Digunakan.

Berbagai perusahaan memakai definisi yang berbeda-beda. Perbedaan dalam pengunaan difisi
investasi akan berpengaruh terhadap besarnya ROI dan RI. Definisi investasi yang sering
digunakan, yaitu:

Total Aktiva Yang Tersedia. Menurut pengertian ini, investasi diukur sebagai total aktiva
seperti

yang

tercantum

pada

laporan

keuangan

divisi.

Konsep

ini

tidak

mempertimbangkan adanya aktiva yang dibeli untuk tujuan tertentu misalnya tanah

untuk investasi dan aktiva yang menganggur.


Total Aktiva Yang Digunakan. Investasi diukur sebesar total aktiva yang tersedia
dikurangi dengan aktiva yang tersedia dikurangi dengan aktiva yang menganggur, dan
aktiva yang dibeli tetapi tidak digunakan dalam kegiatan operasi, misalnya tanah yang

digunakan untuk perluasan masa yang akan datang.


Total Modal Ditambah Utang Jangka Panjang. Menurut pengertian ini, investasi diukur
sebesar modal kerja bersih yaitu selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar
ditambah dengan aktiva tetap, atau sebesar total modal ditambah dengan total hutang

jangka panjang divisi.


Modal Sendiri. Menurut pengertian ini, investasi diukur sebesar total modal yang
digunakan oleh divisi, atau sebesar total modal yang digunakan oleh divisi, atau sebesar
total aktiva divisi dikurangi dengan total hutang divisi.
2. Masalah Dalam Aktiva Lancar.
Beberpa elemen aktiva lancar yang dipakai sebagai dasar investasi.

KAS. Kebanyakan perusahaan mengawasi kas secara terpusat karena pengawasan kantor
pusat memungkinkan pengguna kas yang lebih kecil dari pada kas tersebut dipegang
lansung oleh unit usaha. Manajer unit usaha biasanya memegang kas kecil saja untuk

menutup pengeluaran sehari-hari.


Piutang. Manajer unit usaha harus mampu mempengaruhi tingkat piutang tidak hanya
sekedar menghasilkan laba tapi juga harus mampu menjaga jatuh tempo dari piutang
yang ada. Cara yang dilakukan biasanya adalah dengan memberi batas kredit yang boleh

dilakukan oleh bagian pemasaran, dan menunjuk petugas khusus menagih piutang.
Persediaan. Persediaan umumnya dicatat sebesar jumlah akhir periode walaupun ratarata dalam periode tersebut lebih bagus secara konseptual. Jika perusahaan menggunakan
metode LIFO untuk tujuan akuntansi keuangan, metode penilaian yang berbeda biasanya
digunakan untuk pelaporan laba unit usaha karena pada periode terjadi inflasi, persediaan
dengan metode LIFO menunjukan nilai yang rendah dan tidak realistis.

Modal Kerja Secara Umum. Penilaian tentang bagaimana modal kerja tersebut
diperlakukan. Disatu sisi perusahaan memasukkan semua aktiva lancar dalam dasar
investasi tanpa menguranginya terlebih dahulu dengan hutang lancar.
3. Masalah Dalam Aktiva Tetap
Pada dasarnya aktiva tetap dicatatat sebesar harga perolehannya, dan harga harga

perolehan ini dihapus dari aktiva yang masih mempunyai manfaat dengan mekanisme
depresiasi. Kebanyakan perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur
tingkat keuntungan darai dasar aktiva tetap yang meliputi: (1) Pengaruh penggunaan metode
nilai buku bersih atau nilai prolehannya aktas aktiva tetap baru, (2) Pilihan penggunaan
metode alternatif dalam pengukuran investasi.

Pengaruh Penggunaan Metode Nilai Buku Atau Harga Perolehan Dalam Perolehan
Aktiva Baru. Pembelian aktiva baru secara langsung akan berpengaruh terhadap
besarnya ROI atau RI selama umur aktiva dibeli. Hal ini dapat menimbulkan perbedaan
dari tujuan semula dibentuknya pusat investasi. Suatu contoh, misalnya sebuah aktiva
dengan harga perolehan sebesar Rp100 ribu akan dapat menghasilkan laba Rp12 ribu
selama 5 tahun, tanpa nilai residu pada akhir umur aktiva. Penyusutan dilakukan denga
metode garis urus (stright line). ROI dihitung dengan menggunakan nilai buku awal
tahun. Investasi ini diharapkan dapat mengasilkan tingkat kembalian sebesar 15%. Jika
dihitung dengan menggunakan
menguntungkan

karena

dapat

NPV, maka usulan investasi ini secara ekonomis


memberikan

nilai

bersih

sekarang

sebesar

Rp7.264,00(Tingkat bunga 15%, dalam jangka waktu 5 tahun = 3.352). Besarnya ROI
selama 5 tahun dapat dilihat pada Gambar 7.2

GAMBAR 7.2 PENGARUH PEMBELIAN AKTIVA TERHADAP ROI DAN RI INVESTASI


Nilai Buku
Tahun

Awal Tahun

Laba

RI

ROI

(Dalam Rp)

(Dalam Rp)

(Dalam Rp)

(Dalam %)

100.000,00

12.000,00

-300,00

12,00

80.000,00

12.000,00

0.00

15,00

60.000,00

12.000,00

3.000,00

20,00

40.000,00

12.000,00

6.000,00

30,00

20.000,00

12.000,00

9.000,00

60,00

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa besarnya ROI pada tahun pertama hanya 12%
kemudin berlangsur-angsur naik samai dengan 60% pada tahun kelima. Demikaian juga
dengan RI yang kecil bahkan negatif, karena laba yang diperoleh tidak dapat menutup biaya

RI pada tahun 1 negatif sebesar Rp3.000 dan kemudian bertambah setiap tahunnya menjadi
Rp9.000 pada tahun kelima. Penggunaan Harga Perolehan, Fluktuasi residual income dan
ROI dari tahun ke tahun pada Gambar 7.2 di atas dapat dieliminir dengan mengakui aktiva
sebagai dasar investasi diakui sebesar harga perolehan mula-mula. Jika harga perolehan
digunakan, maka besarnya investasi tiap tahun akan tetap sebesar Rp100ribu. Jika besarnya
laba setiap tahun Rp12.000,00, maka besarnya ROI selama umur investasi akan menunjukkan
angka yang sama sebesar 12% (Rp12.000,00 / Rp100.000,00), sedangkan RI akan
menghasilkan angka negatif sebesar Rp3.000,00 (liat Gambar 7.3).
GAMBAR 7.3 BESARNYA ROI DAN RI DIGUNAKAN METODE HARGA PEROLEHAN

Nilai Buku
Tahun

Awal Tahun

Laba

RI

ROI

(Dalam Rp)
100.000,00

(Dalam Rp)
12.000,00

(Dalam Rp)
-300,00

(Dalam %)
12,00

100.000,00

12.000,00

-300,00

12,00

100.000,00

12.000,00

-300,00

12,00

100.000,00

12.000,00

-300,00

12,00

100.000,00

12.000,00

-300,00

12,00

Da
Dari Gambar 7.3 tersebut dapat diketahuai bahwa angka-angka tersebut mencerminkan
bahwa kemampuan untuk memperoleh laba divisi berkurang, padahal kenyataannya tidak
demikian.

Pengaruh Pengukuran Investasi Dengan Metode Lainnya. Beberapa perusahaan tidak


menggunakan metode harga perolehan maupun nilai buku bersih dalam mengukur
investasinya. Metode lain yang digunakan adalah metode nilai pengganti, dan metode
masa depan. Dalam metode nilai pengganti, investasi diukur sebesar harga pasar aktiva
saat ini. Masalah bisa timbul, karena, karena angka yang digunakan bukan angka dari
hasil proses akuntansi, sehingga setiap saat harus dilakukan penilaian terhadap aktiva
setiap 5 tahun atau setiap ada penggantian manajer divisi. Oleh karena itu nilai pengganti
dinilai tidak cocok untuk menilai prestasi manajer divisi. Sedangkan dalam nilai masa
depan, investasi diukur sebesar nilai arus kas masa yang akan datang.

Aktiva Leasing
Seorang manajer yang cerdas, mungkin memilih aktiva leasing dari pada membelinya.
Dengan mendasarkan pada laporan keuangan Divisi XYZ, misalnya manajer unit usaha
bersangkutan menjual aktiva tetap dengan nilai buku Rp300.000,00, dan mengembalikan
hasil penjualan tersebut ke kantor pusat, lalu menyewa aktiva tersebut dengan tarif
Rp60.000,00 per tahun. Hasilnya seperti Gambar 7.4.

GAMBAR 7.4 PENGARUH AKTIVA LEASING TERHADAP LAPORAN RUGI-LABA


Tanpa Sewa

Pendapatan

Dengan Sewa

1.000.000

Biaya

850.000

Depresiasi

1.000.000
850.000

50.000

Biaya Sewa

60.000

Laba sebelum pajak

900.000

910.000

100.000

90.000

Beban modal: (500.000 x 10%)

50.000

(200.000 x 10%)
Residual income

20.000
50.000

70.000

Dari gambar tersebut dapat dilihat laba sebelum pajak akan berkurang karena biaya sewa
untuk aktiva baru lebih besar dari pada beban dpresiasi aktiva yang telah dijual. Sehingga
Residual Income akan meningkat karena biaya sewa yang lebih tinggi dibandingkan biaya
depresiasi akan diimbangi dengan beban modal yang lebih kecil.
Fasilitas Menganggur
Jika suatu unit usaha mempunyai aktiva yang menganggur padahal aktiva tersebut bisa
digunakan oleh unit lain, maka dibolehkan bagi unit usaha tersebut untuk tidak memasukkan
aktiva tersebut dari dasar investasinya. Yang bertujuan untuk manajer unit usaha untuk
menghilangkan aktiva yang tidak bermanfaat. Namun, jika aktiva tersebut tetap tidak bisa
digunakan oleh unit lain, manajer unit usaha dapat memindahkan aktiva tersebut yang akan
mengakibatkan tindakan yang tidak bermanfaat.

Utang Jangka Panjang


Untuk kondisi yang luar biasa, pembiayaan untuk suatu unit usaha merupakan kasus khusus.
Misalnya, suatu unit usaha membangun gedung kantor menggunakan porsi hutang yang lebih
besar dari pada kapasitas produksi dan pemasaran. Dan karena modal tersebut diperoleh dari
pinjaman hipotek dengan jaminan asset unit usaha tersebut, maka bisa saja menghitung dana
yang dipinjamkan tersebut terpisah dan Residual Income-nya dihitung berdasarkan asset yang
diperoleh dari sumber kantor pusat, tidak berdasarkan total aktiva.
Beban Modal
Tarif modal yang digunakan untuk menghitung beban modal ditetapkan oleh kantor pusat.
Tarif tersebut biasanya lebih tinggi dari pada tarif bunga utang perusahaan karena dana
tersebut merupakan campuran dari hutang dan biaya asset. Bisanya tarif tersebut agak rendah
dari biaya modal yang diestimasi oleh kantor pusat sehingga Residual Income unit usahanya
akan di atas nol. Secara konseptual tarif yang digunakan biasanya berbeda antara satu unit
usaha dengan yang lain, namun dalam praktik jarang dilakukan sehingga tarif yang sama
ditetapkan untuk semua unit. Beberapa perusahaan menggunakan tarif yang lebih rendah
pada modal kerjanya dari pada aktiva tetapnya. Hal ini karena modal kerja mempunyai resiko
yang lebih rendah dari pada aktiva tetap sebab dana yang diperoleh merupakan dana jangka
pendek.
RETURN ON INVESTMENT
Return On Investment adalah perbandingan antara laba dan Investasi yan digunakan. ROI
merupakan kinerja yang paling sering digunakan dalam pengukuran prestasi pusat investasi.
Pada dasarnya ada tiga manfaat jika ROI digunakan. Pertama, ROI merupakan pengukuran
komprehensif dalam segala hal yang mempengaruhi laporan keuangan seperti ditujukkan
dalam oleh rasio ROI ini. Kedua, ukuran ROI sangat mudah dihitung dan dipahami.
Akhirnya, penggunaan ROI merupakan denominator umum yang diterapkan dalam setiap
organisasi pertanggungjawaban yang menggunakan tingkat laba sebgai ukuran kinerjanya.
LABA OPERASI
ROI =
INVESTASI YANG DIGUNAKAN
Laba operasi merupakan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi adalah semua aset
yang digunakan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva operasi ini
biasanya terdiri dari kas, piutang, persediaan, tanah, gedung dan perlatan. Rumus ROI diatas
dapat dikembangkan menjadi dua komponen ratio, margin dan turnover. Margin adalah

perhitungan perbandingan laba bersih terhadap penjualan. Turnover adalah pengukuran yang
berbeda, yang dicari dengan membagi penjualan aktiva operasi.
ROI = (Laba / Penjualan) x (Penjualan / Investasi)
= Profit margin x Tingkat Perputaran Aktiva
Gambar 7.5 memberikan gambaran yang jelas contoh perhitungan elektronik ROI dari
perusahaan elektronik yang mempunyai dua unit usaha yaitu divisi TV dan divisi Radio
selama tahun 2007 dan 2008. Dari gambar tersebut diketahui bahwa besarnya ROI yang
dihitung dengan rumus pertama dan kedua menunujukkan hasil yang sama. Divisi TV dapat
meningkatkan ROI dari 18% menjadi 20% pada tahun 2008. Sedangkan divisi Radio
mengalami penurunan dari 18% menjadi 15% pada tahun 2008. Gambaran yang lebih baik
penyebab penurunan ROI ini dapat dilihat pada besarnya rasio profit margin dan tingkat
perputaran aktiva masing-masing divisi. Perhatikan bahwa margin untuk masing-masing
divisi. Perhatikan bahwa margin untuk divisi mengalami penurunan sebesar 16,67% pada
tahun 2008.

Kebaikan Retrun On Investment

Sebagai alat untuk mengukur keberhasilan suatu pusat investasi ROI mempunyai beberapa
kebaikan atau keunggulan, sehingga dapat digunakan sebagai pedoman oleh manajer unit
usaha untuk melakukan tindakan sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab.

PERBANDINGAN ROI DIVISI TV DAN RADIO


2007:
Penjualan
Laba Operasi.
Rata-rata aktiva operasi
ROI

DIVISI TV
60.000.000
3.600.000
20.000.000
18%

DIVISI RADIO
117.000.000
3.510.000
19.500.000
18%

2008:
Penjualan
Laba Operasi.
Rata-rata aktiva operasi
ROI

40.000.000
2.000.000
10.000.000
20%

117.000.000
2.925.000
19.500.000
15%

PERBANDINGAN MARGIN DAN TURNOVER DIVISI TV DAN DIVIS RADIO


DIVISI TV

DIVISI RADIO

2007:
Profit margin
Tingkat perputaran aktiva

6%
x3

3%
x6

ROI

18%

18%

2008:
Profit margin
Tingkat perputaran aktiva

5%
x4

2.5%
x6

ROI

20%

15%

GAMBAR 7.5 PERBANDINGAN DIVISI TV DAN DIVISI RADIO


1. ROI Mendorong Manajer Untuk Memberikan Perhatian Yang Lebih Luas
Terhadap Hubungan Antara Penjualan, Biaya Dan Investasi Yang Seharusnya
Merupakan Fokus Bagi Manajer Pusat
Contoh, manajer unit usaha dihadapkan dengan saran dari direktur pemasaran untuk
menambah jumlah anggaran iklan sebesar Rp100 juta. Direktur pemasaran percaya bahwa
dengan menambah biaya iklan akan meningkatkan kontribusi margin sebesar Rp110 juta.
Untuk mendukung rencana tersebut, diperlukan tambahan aktiva sebesar Rp50 juta. Saat ini,
divisi tersebut mempunyai aktiva operasi sebesar Rp 1 Miliar dan laba operasi sebesar Rp150
juta. Sehinggah ROI divisi ini sebesar 15% jika biaya iklan naik sebesar Rp100 juta dan
kontribusi margin naik sebesar Rp110 jut, maka laba operasi naik sebesar Rp10 juta(110 juta100 juta). Sedangkan besarnya investasi juga meningkat sebesar Rp50 juta. Dengan tambahan
biaya iklan tersebut maka ROI divisi menjadi 15,24% (160 juta / 1.050 juta). Karena ROI
meningkat sesuai dengan usulan direktur maka manajer divisi dapat menaikkan biaya
iklannya dan menambah investasi.

2. ROI Mendorong Efisiensi Biaya.


Manajer suatu divisi dapat menekan biaya-biaya yang tidak diperlukan dalam proses
produksi. Pengurangan biaya ini secara otomatis akan meningkatkan laba dan ROI divisi.
3. ROI Bisa Mengurangi Investasi Berlebihan Pada Aktiva Operasional.
Cara yang dimaksudkan dalam progam ini adalah dengan cara pengurangan aktiva operasi,
sehinggah keuntungan yang diperoleh dari pengurangan persediaan.

Kelemahan Retrun On Investment


1. ROI Tidak Mendorong Manajer Untuk Menerima Investasi Proyek-Proyek
Yang Akan Menurunkan ROI Divisi Walaupun Akan Meningkatkan

Profitabilitas Perusahaan Secara Keseluruhan.


Suatu divisi mempunyai kesempatan untuk menginvestasikan dananya dalam dua proyek
yaitu proyek I dan proyek II

GAMBAR 7.6 ROI PROYEK I DAN PROYEK II


Divisi ini mempunyai
Proyek I

Investasi
laba operasi Rp10.000.000.000
sebesar
Laba Operasi
Rp 1.300.000.000
miliar, Roi sebesar
ROI
13%
M

menganggarkan

terebut

dana

ROI

Rp4.000.000.000
Rp 640.000.000
16%
64 M 50 M
14,675

GAMBAR 7.7 ROI DARI KE 4 ALTERNATIF


B

aktiva

Proyek II

operasi sebesar Rp50

Divisi

15,07%

Laba operasi
8,1M
9,4 M

8,8 M
7,5 M

Aktiva operasi

60 M

14,75% 15%

miliar dan
Rp7,5
54

15%.
Rp15

milar untuk investasi baru dan kator pusat mensyaratkan investasi baru harus menghasilkan
laba sebesar 10%. Setelah dilakukan perhitungan maka akan mempunyai 4 alternatif yang ada
pada Gamabar 7.7. (A) Investasi pada proyek I sebesar Rp10 miliar, (B) Investasi pada
proyek II sebesar Rp4 miliar, (C) Investasi pada kedua proyek dengan total Rp14 miliar, dan
(D) Tidak menginvestasikan dana tersebut.
2. ROI Mendorong Manajer Divisi Untuk Memfokuskan Diri Hanya Pada Jangka
Pendek Tanpa Memperhatikan Kepentingan Jangka Panjang.
Contohnya adalah jika perusahaan mengalami penurunan penjualan dan ROI dari yang
ditargetkan, maka maka manajer akan mengambil kebijakan yakni: (1) memotong gaji (2)
Memotong anggaran iklan (3) Menunda semua promosi dalam jangka pendek (4)
Mengurangi anggaran pembelian (5) Menggunakan bahan baku yang lebih murah. Dalam

jangka pendek tidakan tersebut akan menaikan ROI namun dalam jangka panjang akan
merugikan perusahaan secara keseluruhan.
RESIDUAL INCOME
Residual Income adalah selisih antara laba operasi dan jumlah kembalian yang diharapkan
atas aktiva operasi perusahaan. Penggunaan metode ini akan mendorong manajer divisi untuk
memaksimalkan Residual Income bukan besarnya ROI. Residual Income dipakai untuk
mengukur kinerja manajer divisi, maka manjer akan mendorong untuk selalu melaksanakan
usulan proyek yang menghasilkan laba di atas biaya modalnya.
Secara skematis Residual Income dapat dicari dengan cara sebagai berikut:
Laba operasi.................................................................................xxx
Biaya modal
Tingkat kembalian x Aktiva operasi.........................................xxx
Residual Income...........................................................................xxx

Dengan demikian besarnya biaya modal dalam Residual Income merupakan perkalian antara
persentase kembalian minimum dangan investasi yang digunakan.
Kebaikan Residual Income
1. Mendorong Manajer Divisi Untuk Menerima Usulan Investasi Yang Menurut ROI
Tidak

Menguntungkan

Sehingga

Tidak

Diterima

Tetapi

Menguntungkan

Perusahaan Secara Keseluruhan.


Penggunaan Residual Income sebagai pengkur investasi tersebut mengarah ke goal
congruence yaitu tindakan memaksimalkan divisi dan memaksimalkan perusahaan.
2. Residual Income Memungkinkan Penggunaan Cost Of Capital (Biaya Modal) Yang
berbeda-beda Untuk Berbagai Jenis Aktiva.
Besarnya beban modal dapat ditentukan berbeda-beda untuk setiap jenis aktiva
tergantung jenis sumber dana untuk memperoleh aktiva tersebut. Misalnya, jika aktiva
dibiayai dengan menerbitkan obligasi, maka besarnya biaya modal ditentukan atas dasar
biaya utang obligasi.
Kelemahan Residual Income.
1. Residual income Sama Seperti Halnya ROI, Bisa Mendorong Ke Pencapaian Target
Jangka Pendek Tanpa Memperhatikan Kepentingan Jangka Panjang.

Elemen untuk mendapatkan besarnya angka Residual Income adalah laba. Laba adalah
selisih dari pendapatan dan biaya. Jika manajer divisi diukur dengan Residual Income,
maka manajer akan berlomba-lomba mendapatkan laba sebesar mungkin.
Beberapa Alternatif Untuk Evaluasi Manajer
Penggunaan metode Residual Income tidaklah mengatasi seluruh masalah dalam
mengukur tingkat keuntungan pada suatu pusat investasi. Terutama ia tidak dapat mengatasi
tentang masalah akuntansi untuk aktiva tetap jika tidak menggunakan depresiasi anuitas. Jika
nilai buku kotor digunakan suatu unit usaha untuk meningkatkan nilai Residual Income yang
bisa berbenturan dengan kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Jika nilai buku bersih
digunakan maka Residual Income akan meningkat, Residual Income untuk sementara waktu
akan menurun karena penggunaan investasi baru yang disebabkan tingginya nilai buku bersih
pada tahun-tahun awal. Beberapa aktiva juga akan dinilai lebih rendah pabila dikapitalisasi.
Walaupun harga beli dari aktiva tetap pada dasarnya dikapitalisasi, jumlah investasi
sebenarnya untuk pengembangan produk baru tidak muncul pada dasar investasi. Situasi ini
sering terjadi pada bagian pemasaran, dimana jumlah investasi terbatas pada persediaan
piutang, perlengkapan dan peralatan kantor.
Dapat disimpulkan, apabila suatu group unit usaha dengan pusat pertanggungjawaban
pemasaran yang bervariasi diukur, maka unit yang mempunyai operasi pemasaran yang lebih
luas akan meghasilkan tingka Residual Income yang tinggi. Untuk aktiva tetap diawasi
dengan cara lain, aktiva yang dapat dikendalikan biasanya adalah piutang dan persediaan.
Manajer unit usaha bisa membuat keputusan yang mempengaruhi tingkat aktiva ini. Jika
keputusan yang diambil salah maka akan terjadi masalsh yang serius. Misalnya jika
persediaan terlalu tinggi maka modal yang menganggur yang tidak digunakan semakin tinggi
begitu pula sebaliknnya. Alasan untuk mengevaluasi investasi laba dan modal secara terpisah
karena cara ini yang diinginkan oleh manajer puncak yakni memenuhi lairan kas jangka
panjang secara maksimum dari investasi yang dapat dikendalikan manajer unit usaha dan
akan menambah investasi jika mendatangkan laba bersih melebihi dana investasi tersebut.
Keputusan investasi dikendalikan pada saat keputusan tersebut dibuat. Akibatnya, prosedur
analisa investasi atas modal merupakan hal yang terpenting dalam pengendalian investsi.
EVALUASI PRESTASI EKONOMI

Laporan ekonomi merupakan intrumen untuk mendiagnosis, melaporkan apakah


strategi unit usaha tersebut memuaskan ataukah harus melakukan tindakan tertentu terhadap
unit usaha. Keputusan bisa mengarah ke unit usahar tersebut atau bahkan menjual unit usaha
tersebut. Laporan ekonomi juga dibuat sebagai dasar sebelum sampai pada nilai perusahaan
secara keseluruhan. Nilai seperti ini disebut bilai break up yakni jumlah estimasi dimana
pemegang saham akan menerima jika unit usaha tersebut dijual. Nilai break up
bermanfaat bagi pihak luar untuk mempertimbangkan apakah akan mengambil alih unit usaha
tersebut, dan tentu menjadi bahan pertimbangan juga bagi manajemen puncak untuk
menerima tawaran dari pihak luar.
Perbedaan terpenting dari dua bentuk laporan ini adalah laporan ekonomi
memfokuskan keuntungan apa yang diharapkan pada masa depan, bukan pada saat ini atau
masa lampau. Nilau buku aktiva den depresiasi berdasarkan atas harga historis dari aktiva
tersebut digunakan dalam pelaporan prestasi. Informasi ini tidak relevan dalam pelaporan
untuk memperkirakan masa depan. Secara konsep nilai dari suatu unit usaha adalah nilai saat
ini dari aliran pendapatan di masa depan. Ini dihitung dengan mengestimasi cash flow untuk
masing-masing tahun dan dipotong masing-masing aliran tahunan pada tingkat pendapatan
yang diinginkan. Analisa yang dilakukan bisa meliputi 5 bahkan 10 tahun kedepan.

Anda mungkin juga menyukai