Halaman Judul
Halaman Judul
Halaman Judul
Karya Tulis
Disusun Oleh :
i
PEMERINTAH KABUPATEN PASANGKAYU
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
PROVINSI SULAWESI BARAT
2021
LEMBAR PENGESAHAN
2. Identitas Peneliti :
Nama Lengkap : Amsar Burna, S.Pd.I
NIP : 198004262009041002
Pangkat/gol : Pembina, III/c
Jabatan : Guru PAI
Provinsi : Sulawesi Barat
Kabupaten : Pasangkayu
Alamat Sekolah : Desa Polewali
ii
ABSTRAK
Amsar Burna, S.Pd.I., Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam
dengan Menerapkan Model Pengajaran Tuntas pada
Siswa Kelas IV SDN Kayumaloa Kecamatan
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu Tahun Pelajaran
2021/2022
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas
bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan intruksional khusus. Sebab dalam kegiaatan belajar mengajar,
mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah konsekuensi
otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa. Belajar memerlukan
keterlibatan mental dan kerja siswa sendiri. Penjelasan dan pemeragaan semata
tidak akan membuahkan hasil belajar yang langgeng. Yang bisa membuahkan
hasil belajar yang langgeng hanyalah kegiatan belajar aktif.
Permasalahan yang ingin dikaji dalam penelitian ini adalah: (a) Apakah
penerapan model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan prestasi siswa terhadap
materi pelajaran Pendidikan Agama Islam (b) Bagaimanakah pengaruh model
pembelajaran tuntas dalam meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Agama
Islam?
Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar Pendidikan
Agama Islam, khususnya di SDN Kayumaloa Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu , salah satunya yaitu dengan menerapkan model
pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan metode pembelajaran ini diharapkan
prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama Islam dapat meningkat.
Tujuan penelitian tindakan ini adalah: (a) Ingin mengetahui bagaimanakah
peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam setelah diterapkannya
model pembelajaran tuntas. (b) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran
tuntas dalam meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
iii
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan (action research)
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
Kelas IV SDN Kayumaloa Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu
tahun pelajaran 2019/2020. Data yang diperoleh berupa hasil tes formatif, lembar
observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi
belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I
(66,67%), siklus II (75,56%), siklus III (86,67%).
Kesimpulan dari penelitian ini adalah model pembelajaran tuntas dapat
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa SDN Kayumaloa Kecamatan
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu tahun pelajaran 2021/2022, serta model
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
iv
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan rasa puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat-Nya dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan sesuai dengan waktu yang ditentukan Karya Tulis ini yang
berjudul : “Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dengan
Menerapkan Model Pengajaran Tuntas pada Siswa Kelas IV SDN Kayumaloa
Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu Tahun Pelajaran 2021/2022”.
Penulis sampaikan pengarahan dan ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada :
1. Amsar, S.Pd.I selaku Kepala Sekolah SDN Kayumaloa yang selalu
memberikan motivasi dan dorongan kepada penulis.
2. Suami dan anak-anak kami yang telah rela mengorbankan waktu dalam
memberikan kesempatan dalam penulisan Karya Tulis ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu disini yang secara
langsung maupun tidak langsung membantu dalam penyelesaian penulisan
karya tulis ilmiah ini.
4. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam penyusunan Karya Tulis
ini.
Disadari oleh peneliti bahwa karya tulis ini mungkin ada kesalahan dan
kekurangan, sehingga sangat diharapkan komentar dan kritik yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya.
Demikian semoga karya tulis ini sebagai karya tulis ilmiah yang dapat
memberikan sumbangan kajian dan bermanfaat bagi pendidikan di sekolah,
keluarga dan masyarakat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul .............................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
Abstrak.............................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. 4
C. Pemecahan Masalah ........................................................... 5
D. Batasan Masalah ................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 6
G. Definisi Operasional Variabel............................................ 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Prestasi Belajar ................................................ 8
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .............. 10
C. Motivasi Belajar ................................................................. 11
D. Prinsip Motivasi ................................................................. 11
E. Teknik Mimotivasi Berdasarkan Kebutuhan ..................... 15
F. Model Pembelajaran Tuntas............................................... 18
G. Hipotesis Tindakan ............................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA
vi
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 1
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
menyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas, agar pelajaran
tersebut dapat ditangkap, dipahami dan digunakan oleh siswa dengan baik. Di
dalam kenyataan cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang
digunakan guru untuk menyampaikan informasi atau massage lisan kepada
siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam
menguasai pengetahuan, keterampilan serta sikap. Metode yang digunakan
untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan pengetahuannya untuk
memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk menjawab suatu
pertanyaan akan berbeda dengan metode yang diguanakan untuk tujuan agar
siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di dalam
menghadapi segala persoalan.
Kita mengenal bermacam-macam teknik penyajian dari yang
tradisional, yang digunakan sejak dahulu kala, tetapi juga yang modern, yang
digunakan baru akhir-akhir ini saja.
Perkembangan selanjutnya para ahli masih tersu mengadakan
penelitian dan eksperimen agar dapat menemukan teknik penyajian yang
dipandang paling efektif untuk pelajaran tertentu. apakah hal itu akan
terjawab, kita serahkan pada hasil penelitian para ahli tersebut.
Dari bermacam-macam teknik mengajar itu, ada yang menekankan
peranan guru yang utama dalam pelaksanaan penyajian, tetapi ada pula yang
menekankan pada media hasil teknologi meoderen seperti televise, radio,
kasset, video-tape, film, head-projector, mesin-belajar dan lain-lain, bahkan
telah menggukanan bantuan satelit. Ada pula teknik penyajian yang hanya
digunakan untuk sejumlah siswa yang terbatas, tetapi ada pula yang digunakan
untuk sejumlah siswa yang tidak terbatas.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan
kelas bukanlah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian
dengan perumuan tujuan pembelajaran. Sebab dalam kegiaatan belajar
mengajar, mengajar bukan semata persoalan menceritakan. Belajar bukanlah
konsekuensi otomatis dari perenungan informasi ke dalam benak siswa.
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 3
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka penulis merumuskan
permasalahnnya sebagi berikut : Bagaimana Hasil Belajar Peserta Didik Pada
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran
Tuntas Pada Siswa Kelas IV SDN Kayumaloa Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu Tahun Pelajaran 2021/2022 ?
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 4
C. Pemecahan Masalah
Untuk meningkatkan prestasi dan motivasi siswa dalam belajar
Pendidikan Agama Islam, khususnya di SDN Kayumaloa Kecamatan
Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu, salah satunya yaitu dengan
menerapkan model pembelajaran tuntas. Dengan menerapkan model
pembelajaran ini diharapkan prestasi serta motivasi belajar Pendidikan Agama
Islam dapat meningkat.
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IV SDN Kayumaloa
Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu tahun pelajaran
2021/2022.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret semester genap tahun
palajaran 2021/2022.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan kisah-kisah Nabi.
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimanakah peningkatan prestasi belajar Pendidikan
Agama Islam setelah diterapkannya model pembelajaran tuntas pada siswa
Kelas IV SDN Kayumaloa Kecamatan Bambalamotu Kabupaten
Pasangkayu.
2. Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran tuntas dalam
meningkatkan prestasi dan motivasi belajar terhadap materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam setelah diterapkan model pembelajaran tuntas
pada siswa Kelas IV SDN Kayumaloa Kecamatan Bambalamotu
Kabupaten Pasangkayu.
F. Manfaat Penelitian
Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
C. Movitasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang tekandung
dalam stimulasi tindakaan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya
tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut. Motivasi dapat berupa
dorongan-dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu
atau hadiah. Sebagai suatu masalah di dalam kelas, motivasi adalah proses
membangkitkan, mempertahankan, dan mengontrol minat-minat.
Suatu prinsip yang mendasari tingkah laku ialah bahwa individu
selalu mengambil jalan terpendek menuju suatu tujuan. Orang dewasa
mungkin berpandangan bahwa di dalam kelas para siswa harus
mengabdikan dirinya kepada penguasaan kurikulum. Akan tetapi, para
siswa tidak selalu melihat tugas-tugas sekolah sebagai jalan terbaik yang
menuju kearah kebebasan, produktivitas, kedewasaan, atau apa saja yang
dipandang mereka sebagai perkembangan yang disukai. Dalam hubungan
ini tugas guru adalah menolong mereka untuk memilih topik, kegiatan,
atau tujuan yang bermanfaat, baik untuk jangka panjang maupun untuk
jangka pendek.
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 9
D. Prinsip Motivasi
Prinsip ini disusun atas dasar penelitian yang seksama dalam rangka
mendorong motivasi belajar para siswa di sekolah berdsarkan pandangan
demokratis. Ada 17 prinsip motivasi yang dapat dilaksanakan:
1. Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan
suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai apa yang telah
dilakukan. Oleh karena itu, pujian lebih besar nilainya bagi motivasi
belajar.
2. Semua siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang
harus mendapat pemuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu menyatakan diri
dalam berbagai bentuk yang berbeda. Para siswa yang dapat memenuhi
kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya
memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi dan disiplin.
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif daripada motivasi
yang dipaksakan dari luar. Kepuasan yang didapat oleh individu itu sesuai
dengan ukuran yang ada di dalam dirinya sendiri.
4. Jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) memerluakn
usaha penguatan (reinformancement). Apabila suatu perbuatan belajar
mencapai tujuan, maka perbuatan itu perlu segera diulang kembali
beberapa menit kemudian sehingga hasilnya lebih mantap. Penguatan ini
perlu dilakukan dalam setiap tingkatan pengalaman belajar.
5. Motivasi mudah menjalar luas terhadap orang lain. Guru yang berminat
tinggi dan antusias akan mempengaruhi para siswa sehigga mereka juga
berminat tinggi dan antusias. Siswa yang antusias akan mendorong
motivasi para siswa lainnya.
6. Pemahaman yang jelas tentang tujuan belajar akan merangsang motivasi.
Apabila seseorang telah menyadari tujuan yang hendak dicapainya,
perbuatannya kearah itu akan lebih besar daya dorongnya.
7. Tugas-tugas yang besumber dari diri sendiri akan menimbulkan minat
yang lebih besar untuk mengerjakannya ketimbang bila tugas-tugas itu
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 10
H. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut di atas, maka hipotesis tindakan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan, ”Dengan menerapkan model
pembelajaran tuntas, prestasi belajar siswa akan meningkat, begitu juga
motivasi belajar mereka".
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang
hal-hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya
langsung dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto,
2002:82). Ciri atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah
adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok
sasaran. Penelitian tidakan adalah satu strategi pemecahan masalah yang
memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk proses pengembangan invovatif
yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah. Dalam
prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat saling
mendukung satu sama lain.
Sedangkan tujuan penelitian tindakan harus memenuhi beberapa
prinsip sebagai berikut:
1. Permasalahan atau topik yang dipilih harus memenuhi kriteria, yaitu
benar-benar nyata dan penting, menarik perhatian dan mampu ditangani
serta dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan.
2. Kegiatan penelitian, baik intervensi maupun pengamatan yang dilakukan
tidak boleh sampai mengganggu atau menghambat kegiatan utama.
3. Jenis intervensi yang dicobakan harus efektif dan efisien, artinya terpilih
dengan tepat sasaran dan tidak memboroskan waktu, dana dan tenaga.
4. Metodologi yang digunakan harus jelas, rinci, dan terbuka, setiap langkah
dari tindakan dirumuskan dengan tegas sehingga orang yang berminat
terhadap penelitian tersebut dapat mengecek setiap hipotesis dan
pembuktiannya.
5. Kegiatan penelitian diharapkan dapat merupakan proses kegiatan yang
berkelanjutan (on-going), mengingat bahwa pengembangan dan perbaikan
terhadap kualitas tindakan memang tidak dapat berhenti tetapi menjadi
tantangan sepanjang waktu. (Arinkunto, 2002:82-83).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2002: 83), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 19
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/
Observasi Putaran 2
Tindakan/
Observasi
Putaran 3
C. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi Kelas IV SDN Kayumaloa
Kecamatan Bambalamotu Kabupaten Pasangkayu tahun pelajaran 2021/2022
pada pokok bahasan kisah-kisah Nabi.
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 21
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan melalui 5 tahap, yaitu, (1) tahap
perencanaan, (2) tahap persiapan, dan (3) tahap pelaksanaan, (4) tahap
pengolahan data, dan (5) penyusunan Laporan. Tahap-tahap tersebut dapat
dirinci seperti sebagai berikut.
1. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan meliputi, (1)
observasi di sekolah dan diskusi dengan mitra guru, (2) penyusunan
proposal penelitian.
2. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini meliputi, (1) pembuatan RP (rencana
pembelajaran), (2) pembuatan LO (lembar observsi), (3) pembuatan soal
tes formatif, (4) pembuatan angket untuk mengamati motivasi belajar, (5)
pembuatan rambu-rambu penilaian, (5) uji coba instrumen, dan (6) seleksi
dan revisi instrumen.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan kegiatan yang banyak berhubungan
dengan lapangan dan pengolahan hasil penelitian. Tahap pelaksanaan
meliputi, (1) tahap pengumpulan data dan (2) tahap pengolahan data.
4. Tahap Penyelesaian
Pada tahap ini meliputi, (1) penyusunan laporan penelitian dan (2)
penggandaan laporan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pengumpul data seperti, tes, kuesioner,
observasi, skala sikap, sosiometri, wawancara dan lain-lain.
Instrumen atau alat ukur dalam penelitian ini adalah berupa tes. Tes
adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-
jawaban yang diharapkan baik secara tertulis atau lisan atau secara perbuatan
(Sudjana dan Ibrahim, 1996:100).
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 22
(Arikunto, 2002:93)
(Arikunto, 2002:208)
(Arikunto, 2002:211)
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA : Banyak peserta kelompok atas yang menjawab dengan benar
BB : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar
JA : Jumlah peserta kelompok atas
JB : Jumlah peserta kelompok bawah
b. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji
reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas
r11 sebesar 0, 423. Harga ini lebih besar dari harga r product moment.
Untuk jumlah siswa (N = 45 dengan r (95%) = 0,294. Dengan
demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat
reliabilitas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
c. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 46 soal yang diuji
terdapat:
22 soal mudah
14 soal sedang
10 soal sukar
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 26
d. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui
kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang
berkriteria jelek sebanyak 16 soal, berkriteria cukup 21 soal,
berkriteria baik 9 soal. Uraian secara lengkap analisis daya pembeda
soal tes dapat dilihat pada lampiran.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi
syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.
Σ N = Jumlah siswa
2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:
dengan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif 2 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar
observasi guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 9 Maret 2019 di Kelas IV dengan jumlah
siswa 45 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar,
sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah kepala sekolah
dengan dibantu seorang guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada
siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak
terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut :
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3 4 3,5
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah
kegiatan bersama siswa 3 4 3,5
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan
I hasil kegiatan dalam kelompok 4 4 4
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil 4 4 4
peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat 3 4 3,5
rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 3 3,5
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 41 43 42
Keterangan : Nilai : Kriteria
1 : Tidak Baik
2 : Kurang Baik
3 : Cukup Baik
4 : Sangat Baik
Dari tabel diatas, tampak aspek-aspek yang diamati pada
kegiatan belajar mengajar (siklus II) yang dilaksanakan oleh guru
dengan menerapkan model pembelajaran tuntas mendapatkan
penilaian yang cukup baik dari pengamat. Maksudnya dari seluruh
penilaian tidak terdapat nilai kurang. Namum demikian penilaian
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 35
tersebut belum merupakan hasil yang optimal, untuk itu ada beberapa
aspek yang perlu mendapatkan perhatian untuk penyempurnaan
penerapan pembelajaran selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah
memotivasi siswa, membimbing siswa merumuskan kesimpulan/
menemukan konsep, dan pengelolaan waktu.
Dengan penyempurnaan aspek-aspek di atas dalam penerapan
model pembelajaran tuntas diharapkan siswa dapat menyimpulkan apa
yang telah mereka pelajari dan mengemukakan pendapatnya sehingga
mereka akan lebih memahami tentang apa yang telah mereka lakukan.
Berikut disajikan hasil observasi aktivitas guru dan siswa:
Tabel 4.5. Aktivitas Guru Dan Siswa Pada Siklus II
No Aktivitas Guru yang diamati Persentase
1 Menyampaikan tujuan 71,81
2 Memotivasi siswa/merumuskan masalah 6,25
3 Mengkaitkan dengan pelajaran berikutnya 6,25
4 Menyampaikan materi/langkah-langkah/strategi 9,18
5 Menjelaskan materi yang sulit 14,06
6 Membimbing dan mengamati siswa dalam menentukan
konsep 23,34
7 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil
kegiatan 10,93
8 Memberikan umpan balik 15,63
9 Membimbing siswa merangkum pelajaran 6,25
No Aktivitas Siswa yang diamati Persentase
1 Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru 12,11
2 Membaca buku siswa 13,67
3 Bekerja dengan sesama siswa 19,53
4 Diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru 14,06
5 Menyajikanhasil pembelajaran 7,42
6 Mengajukan/menanggapi pertanyaan/ide 9,38
7 Menulis yang relevan dengan KBM 8,20
8 Merangkum pembelajaran 9,38
9 Mengerjakan tes evaluasi/latihan 6,25
Berdasarkan tabel di atas tampak bahwa aktivitas guru yang
paling dominan pada siklus II adalah membimbing dan mengamati
siswa dalam menemukan konsep yaitu 23,44%. Jika dibandingkan
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 36
3. Siklus III
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 38
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar
observasi pengelolaan model pembelajaran tuntas dan lembar
observasi aktivitas guru dan siswa.
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 16 Maret 2019 di Kelas IV dengan jumlah
siswa 45 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengajar,
sedangkan yang bertindak sebagai pengamat adalah kepala sekolah
dengan dibantu seorang guru. Adapun proses belajar mengajar
mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan revisi pada
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak
terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan
bersamaan dengan pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
siklus III adalah sebagai berikut:
Pengamatan KBM
A. Pendahuluan
1. Memotivasi siswa 3 3 3
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 4 4 4
B. Kegiatan Inti
1. Mendiskusikan langkah-langkah kegiatan
bersama siswa 4 4 4
2. Membimbing siswa melakukan kegiatan 4 4 4
3. Membimbing siswa mendiskusikan hasil
I
kegiatan dalam kelompok 4 4 4
4. Memberikan kesempatan pada siswa
untuk mempresentasikan hasil 4 3 3,5
peneyelidikan
5. Membimbing siswa merumuskan 3 3 3
kesimpulan/menemukan konsep
C. Penutup
1. Membimbing siswa membuat rangkuman 4 4 4
2. Memberikan evaluasi 4 4 4
II Pengelolaan Waktu 3 3 3
Antusiasme Kelas
III 1. Siswa Antusias 4 4 4
2. Guru Antusias 4 4 4
Jumlah 45 44 44,5
lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan model pembelajaran tuntas sehingga siswa menjadi lebih
terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah
dalam memahami materi yang telah diberikan.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
dengan menerapan model pembelajaran tuntas. Dari data-data yang
telah diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan model pembelajaran
tuntas dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar
siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan
baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan model
pembelajaran tuntas dapat meningkatkan proses belajar mengajar
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
B. Pembahasan
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 43
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 44
A. Simpulan
Berdasarkan dari tujuan penelitian tindakan kelas (action research)
untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang terjadi di kelas, serta
berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil
seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tuntas dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat dengan ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(66,67%), siklus II (75,56%), siklus III (86,67%).
2. Model pembelajaran tuntas dapat menjadikan siswa merasa dirinya
mendapat perhatian dan kesempatan untuk menyampaikan pendapat,
gagasan, ide dan pertanyaan, siswa dapat bekerja secara mandiri maupun
kelompok dan mampu mempertangungjawabkan segala tugas individu
maupun kelompok, serta penerapan model pembelajaran tuntas
mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa.
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam lebih efektif dan lebih
memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai
berikut:
1. Untuk melaksanakan model pembelajaran tuntas memerlukan persiapan
yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau
memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model
pembelajaran tuntas dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh
hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pengajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
Amsar Burna,` Penelitian Tindakan Kelas 45