Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas Vi SD Negeri 04 Sikabu
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas Vi SD Negeri 04 Sikabu
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas Vi SD Negeri 04 Sikabu
Oleh :
MASNIWARTI, S.Pd
NIP.198305242021212003
Guru Kelas VI
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan hidayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas menyusun laporan penelitian tindakan kelas. Pelajaran
eksata dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Snowball Throwing Pada Siswa Kelas VI SD NEGERI 04 Sikabu Kabupaten
Agam”. Maksud dari laporan ini adalah untuk melakukan perbaikan pembelajaran di kelas
VI.
Penulisan laporan ini tidak lepas dari bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak,
oleh karena itu perkenankanlah penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga
1. Ibu Adriani, M.Pd Selaku Pengawas Sekolah Dasar Kecamatan Lubuk basung
3. Bapak dan Ibu guru staf pengajar serta pegawai SDN 04 Sikabu
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan dari penulis mengharapkan kritik
dan saran bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan ini sehingga
laporan ini memberi sedikit sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan
di sekolah.
MASNIWARTI, S.Pd
i
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman Judul
Abstrak.................................................................................................................. ii
B. Identifikasi Masalah......................................................................... 4
C. Rumusan Masalah............................................................................ 4
E. Pemecahan Masalah......................................................................... 5
1. Perencanaan .................................................................................... 20
2. Pelaksanaan..................................................................................... 21
3. Pengamatan ..................................................................................... 21
iii
4. Refleksi .......................................................................................... 21
B. Pembahasan ..................................................................................... 38
A. Kesimpulan...................................................................................... 43
B. Saran ............................................................................................... 43
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu hal yang perlu diperhatikan dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran disamping faktor lainnya seperti siswa, bahan pelajaran, motivasi, dan
sarana penunjang.
pelatihan, serta melakukan penilaian dan pengabdian pada masyarakat, terutama bagi
1
pendidik pada perguruan tinggi". Kemudian Pendidikan diselenggarakan dengan
membentuk pribadi siswa serta berpadu pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep
atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dan kebenaran sebelumnya sehinga
kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten (Kurikulum
1994).
hubungan diantara hal-hal itu ; matematika adalah ilmu deduktif, karena baik isi
deduktif ; matematika disebut ilmu tentang pola, karena dalam matematika sering
berhubungan
Snowball Throwing sebagai salah satu dari model pembelajaran aktif (active
2
pun ada faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain kondisi siswa, waktu yang
tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran dalam Bayor (2010:89).
bahan pelajaran dimana murid dibentuk dalam beberapa kelompok yang heterogen
dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola
nilainya tidak mencapai KKM, kurang efisien dan efektif waktu yang dilaksanakan,
kurang aktifnya siswa dalam belajar, siswa dalam belajar sering meribut, siswa tidak
menyelesaikan tugas dalam belajar. Hal ini terlihat dari kurangnya semangat siswa
selama mengikuti proses pembelajaran, siswa tidak aktif dan lebih memilih diam.
Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat
penting yang diajarkan di sekolah tingkat dasar baik SD atau MI, karena mata pelajaran
Matematika termasuk salah satu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum
diantara beberapa mata pelajaran yang lain mata pelajaran Matematika yang diajarkan
di sekolah tingkat dasar baik SD atau MI adalah suatu mata pelajaran yang berisikan
tentang angka. Sebagian siswa kelas VI SDN 04 Sikabu mata pelajaran Matematika ini
3
menggunakan model pembelajaran Snowball Throwingbagi siswa dalam mata pelajaran
Matematika.
B. Identifikasi Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Batasan Masalah
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas VI SD Negeri 04 Sikabu pada
4
3. Metode pembelajaran yang dilakukan adalah Metode pembelajaran kooperatif
4. Kompetensi Dasar yang diajarkan adalah mencari luas bangun datar trapesium dan
layang-layang.
E. Pemecahan Masalah
Throwing. Dimana dalam penerapan metode ini siswa menemukan sendiri konsep
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
1. Siswa, dapat meningkatkan motiviasi belajar dan melatih sikap sosial untuk saling
5
2. Guru, dapat membantu memeperbaiki pembelajaran, berkembang secara
keterampilan.
sekolah.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pengertian Matematika
berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam Bahasa Belanda disebut
utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau
(Kurikulum 1994).
1994).
7
beradanya itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan
abstrak dan hubungan diantara hal-hal itu ; matematika adalah ilmu deduktif,
abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalaran deduktif. Tambunan (1987)
salah satu cabang dari sekian banyak ilmu yang sistematis, teratur dan eksak ;
hidup manusia.
rumit.Ditinjau dari klasifikasi obyek yang dipelajari dapat pula dibedakan antara
obyek jenis fakta, konsep, prosedur dan prinsip. Karena itu, strategi pengajaran
8
sehingga aspek-aspek dalam matematika tersebut bisa dikuasai dengan mudah
oleh siswa
kurikulum 1994 (Depdikbud 2006) pada hakekatnya dibagi menjadi 2 yaitu tujuan
dan di dunia melalui latihan dan bertindak atas dasar pemikiran secara logis,
disiplin.
9
mengembangkan kemampuan mengkomunikasikan gagasan dengan bahasa
melalui model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika,
pola pikir dan model matematika yang dapat berupa kalimat dan persamaan
3. Hasil Belajar
dengan adanya perubahan perilaku ke arah positif yang relatif permanen pada diri
10
(2010:28), instrumen dibagi menjadi dua bagian besar, yakni tes dan non tes.
dapat diukur dengan alat atau tes tertentu. Dalam proses pendidikan prestasi dapat
diartikan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan
emosional, atau perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes tertentu.
4. Pengajaran Kooperatif
pengajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam
2001).
kooperatif mencakup suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas terstruktur disebut
pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dalam kelompok kecil atau tim
11
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk
menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja
ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Para
kooperatif telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik dan
perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Tujuan kedua yaitu
belakang dan kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas
yaitu “snowball” dan “throwing”. Kata snowball berarti bola salju, sedangkan
throwing berarti melempar, jadi Snowball Throwing adalah melempar bola salju.
12
pembelajaran yang membagi murid di dalam beberapa kelompok, yang dimana
kelompok, siswa dapat dipilih secara acak atau heterogen. Dalam pembelajaran
Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang
dibuat oleh siswa kemudian dilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.
sini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan
sebagai salah satu dari model pembelajaran aktif (active learning) pada
tersedia, materi yang diajarkan dan tujuan pembelajaran dalam Bayor (2010:89).
untuk mendapat tugas dari guru lalu masing-masing murid membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) kemudian dilempar ke murid lain
13
dijawab. Ketika menjawab pertanyaan yang diperoleh harus dijawab oleh
masing–masing individu dengan cara berdiri dari tempat duduknya atau maju ke
depan kelas.
satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh
ketua kelompok.
5) Kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk
7) Evaluasi.
8) Penutup.
14
1) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan, dan KD yang
ingin dicapai.
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
5) Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan
siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola
diminta untuk berdiri dari tempat duduknya atau maju ke depan kelas untuk
7) Evaluasi.
8) Penutup.
15
1. Melatih kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan bersumber
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus disiapkan oleh guru serta
baik.
6. Dapat mengurangi rasa takut murid dalam bertanya kepada temanmaupun guru.
suatu masalah.
Throwing menciptakan iklim diskusi yang banyak disukai oleh siswa usia sekolah
16
dasar. Pembelajaran kooperatif dengan tipe seperti ini juga merangsang siswa
menekankan pada interaksi siswa dengan siswa, jadi pembelajaran tidak hanya
didapat dari guru yang menjelaskan di depan secara ceramah tetapi siswa dapat
B. Kerangka Berfikir
sebagian siswa. Oleh sebab itu guru perlu metode yang dapat menanamkan materi
pelajaran matematika yang abstrak, sehingga mudah dipelajari oleh siswa salah satu
metode yang dapat digunakan adalah metode Snowball Throwin, sehingga dapat
kerangka teorinya:
Bagan 1
Konsep Kerangka Berfikir
Proses Pembelajaran Matematika
di Kelas VI SD
Kesimpulan
17
C. Hipotesis Tindakan
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran matematika kelas VI SD Negeri 04 Sikabu.
18
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Class Action Research.Oleh sebab itu sesuai dengan penelitian tindakan kelas, maka
masalah penelitian yang harus dipecahkan berasal dari persoalan praktek pembelajaran
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VI SDN 04 Sikabu yang berjumlah 12
orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Penelitian ini
dilakukan oleh peneliti sendiri sebagai guru dengan berkolaborasi dengan teman
1. Tempat Penelitian
Lubuk Basung Kabupaten Agam. Peneliti mengambil lokasi penelitian di lokasi ini
pembaharuan.
2. Waktu/Lama Penelitian
yaitu pada bulan Juli 2021 sampai bulan Desember 2021. Penelitian ini
19
dilaksanakan selama 2 minggu dengan 2 siklus. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan
Tabel 2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No KEGIATAN WAKTU
1. Persiapan
1. Penyusunan instrumen Agustus 2021 ( minggu 1)
2. Melaksanakan Agustus 2021 ( minggu 1)
observasi awal pada
siswa
Pelaksanaan penelitian
1. Siklus I September 2021
3. 2. Refleksi September 2021
3. Siklus II Oktober 2021
4. Refleksi Oktober 2021
4. 1. Penyusunan laporan November 2021
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada uraian berikut
1. Perencanaan
20
2. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus diadakan dua
kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan
dilakukan oleh peneliti berupa kegiatan interaksi antara siswa dengan guru dan
3. Pengamatan
pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intesif, objektif, dan sistematis.
dengan siklus II. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dapat mempengaruhi
penyusunan tindakan pada siklus selanjutnya. Yang mana kendala atau kelemahan
yang ditemui pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II, sedangkan kekuatan yang
4. Refleksi
21
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dirancang, melakukan intervensi,
itu hasil kegiatan refleksi setiap tindakan digunakan untuk menyusun kesimpulan
analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Model analisis data kualitatif yang
ditawarkan oleh Milles dan Huberman (dalam Farida2005:50) yakni analisis data
dimulai dengan menelaah sejak pengumpulan data sampai seluruh data terkumpul.
dikumpulkan pada setiap tahap dalam tindakan. Tahap analisis tersebut adalah sebagai
berikut :
22
informasi secara sistematis sehingga penulis dapat menarik kesimpulan dengan
mudah.
metode kuantitatif. Analisis data kuantitatif dapat berbentuk angka, huruf atau
persen seperti yang diungkapkan oleh Kunandar (2008:128) dengan rumus sebagai
berikut :
P= F X 100%
N
Keterangan :
P = Persentase
F = Frekuensi Responden
N = Jumlah Responden
56% - 70 = cukup
F. Indikator Kinerja
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trhowing dengan predikat baik atau sangat
baik.
23
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
perlu untuk di perbaiki. Diantaranya adalah rendahnya hasil belajar siswa. Seperti
Tabel 3
Data Awal Nilai Siswa Kelas VI
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 12 siswa, 2 siswa atau 16,67
% yang mendapat nilai kriteria sangat baik, 1 siswa atau 8,33 % mendapat nilai
kriteria baik, 3 siswa atau 25 % mendapat nilai dengan kriteria cukup, dan 6 siswa
atau 50 % mendapat nilai dengan kriteria kurang dan rata-ratanya adalah 59,92 .
24
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus I.
a. Perencanaan
selama penelitian
b. Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus diadakan dua
kali pertemuan sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun. Kegiatan
dilakukan oleh peneliti berupa kegiatan interaksi antara siswa dengan guru dan
dilakukan pada hari Selasa tanggal 5 September 2021 dan pertemuan kedua
siswa disuruh duduk dalam kelompok yang telah dibagi dengan tingkat
kemampuan yang berbeda, jenis kelamin yang berbeda dan bila memungkinkan
dengan ras yang berbeda. Siswa kelas VI terdiri dari 12 orang yang dibagi
25
menjadi 3 kelompok yang diberi nama sesuai dengan keinginan kelompok
tersebut dan setiap kelompok terdiri dari 4 siswa dan dipilih ketua kelompoknya.
tentang materi pembelajaran dan menonton sebuah video tentang topik terkait.
Kemudian guru memanggil ketua kelompok untuk diberi penjelasan tentang topik
materi telah dibahas dan dikuasai siswa, diadakan tes untuk melihat penguasaan
materi yang telah mereka bahas dalam kelompok. Rincian nilai pada siklus 1
Tabel 4
Daftar Nilai Siswa Siklus I Pertemuan 1
PERTEMUAN
NO NAMA SISWA KRITERIA
1
1 Al. Muhammad Adit 60 C
2 Reyhan Fernando 75 B
3 Mathilda Kayla 75 B
4 Ashiefani Thanzieh 70 C
5 Olivia 40 K
6 Ekwian Nevik 75 B
7 Aulia Kasih 90 SB
8 Kalifa Putri Juandi 50 K
9 Dirga 75 B
10 Revo 60 C
11 Aurel Miftahul Jannah 90 SB
12 Denia Selfiona Putri 95 SB
JUMLAH 855
RATA-RATA 71,25
26
Ket: Sangat Baik / SB : 86 – 10
Baik / B : 71 – 85
Cukup / C : 56 – 70
Kurang / K : < 56
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 3 siswa atau 25% yang
mendapat nilai kriteria sangat baik, 4 siswa atau 33,33% mendapat nilai kriteria
baik, 3 siswa atau 25% mendapat nilai dengan kriteria cukup, dan 2 siswa atau
16,67% mendapat nilai dengan kriteria kurang dan rata-ratanya adalah 71,25.
Setelah diperoleh hasil tes, maka dapat dilihat peningkatan nilai awal siswa dengan
pembelajaran masih sama dengan pertemuan pertama yaitu setelah siswa duduk
menonton sebuah video tentang topik terkait. Kemudian guru memanggil ketua
jawaban kelompok tersebut. Setelah semua materi telah dibahas dan dikuasai siswa,
diadakan tes untuk melihat penguasaan materi yang telah mereka bahas dalam
kelompok.
Didapat hasil bahwa 5 siswa atau 41,67% yang mendapat nilai kriteria
sangat baik, 4 siswa atau 33,33% mendapat nilai kriteria baik, 2 siswa atau
27
16,67% mendapat nilai dengan kriteria cukup, dan 1 siswa atau 8,33% mendapat
nilai dengan kriteria kurang, dengan rata-rata 78,75 dan persentase 74%. Setelah
diperoleh hasil tes, maka dapat dilihat peningkatan nilai siswa dengan nilai yang
diperoleh pada siklus 1 pertemuan 1 dan pertemuan 2. Seperti terlihat pada tabel
Tabel 5
Daftar Nilai Siklus 1 Pertemuan 2
PERTEMUAN
NO NAMA SISWA KRITERIA
2
1 Al. Muhammad Adit 65 C
2 Reyhan Fernando 75 B
3 Mathilda Kayla 75 B
4 Ashiefani Thanzieh 75 B
5 Olivia 65 C
6 Ekwian Nevik 90 SB
7 Aulia Kasih 90 SB
8 Kalifa Putri Juandi 55 K
9 Dirga 95 SB
10 Revo 75 B
11 Aurel Miftahul Jannah 90 SB
12 Denia Selfiona Putri 95 SB
JUMLAH 945
RATA-RATA 78,75
Sumber: Nilai tes Siklus 1 Pertemuan 2
Ket: Sangat Baik / SB : 86 – 100
Baik / B : 71 – 85
Cukup / C : 56 – 70
Kurang / K : < 56
Dari nilai hasil belajar siklus 1 dan 2, terjadi peningkatan nilai dengan
VI SDN 48 Bancah Taleh. Didapat hasil bahwa 5 siswa atau 21% yang mendapat
nilai kriteria sangat baik, 10 siswa atau 42% mendapat nilai kriteria baik, 4 siswa
atau 17% mendapat nilai dengan kriteria cukup, dan 5 siswa atau 21% mendapat
nilai dengan kriteria kurang, dengan rata-rata 74,16. Seperti terlihat pada tabel
28
Tabel 6
Daftar Nilai Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2
Nilai RATA-
NO NAMA SISWA KRITERIA
P1 P2 RATA
1 Al. Muhammad Adit 60 65 62,5 C
2 Reyhan Fernando 75 75 75 B
3 Mathilda Kayla 75 75 75 B
4 Ashiefani Thanzieh 70 75 72,5 C
5 Olivia 40 65 52,5 K
6 Ekwian Nevik 75 90 82,5 B
7 Aulia Kasih 90 90 90 SB
8 Kalifa Putri Juandi 50 55 52,5 K
9 Dirga 75 95 85 B
10 Revo 60 75 67,5 C
11 Aurel Miftahul Jannah 90 90 90 SB
12 Denia Selfiona Putri 95 95 95 SB
JUMLAH 855 945 900
RATA-RATA 71,25 78,75 75,00
Sumber: Nilai tes Siklus 1 Pertemuan 1 dan 2
berikut : siswa yang memperoleh nilai sangat baik berjumlah 3 orang atau 25 % ,
siswa yang memperoleh nlai Baik 4 orang atau 33,33 %, siswa yang memperoleh
nilai Cukup berjumlah 3 orang atau 25 %, sedangkan siswa yang memperoleh nilai
matematika siswa.
c. Pengamatan
pelaksanaan tindakan. Hal ini dilaksanakan secara intesif, objektif, dan sistematis.
29
Pengamatan dilakukan oleh observer pada waktu peneliti melaksanakan tindakan
pembelajaran Matematika.
siswa yang mana kendala atau kelemahan diantaranya, masih banyaknya siswa
yang kurang aktif dalam berkelempok, siswa tidak tertib dalam melaksanakan
diteerima secara keseluruhan oleh siswa lain. Kekuatan yang ada pada siklus I
2. Refleksi Siklus 1
Berdasarkan analisis data pada siklus 1 di atas terdapat beberapa kelemahan yang
1. Kegiatan awal pada siklus I dilaksanakan kurang baik karena masih ada siswa
yang kurang serius dalam mendengarkan penjelasan dari guru, dimana masih
ada beberapa orang siswa yang sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan kurang
30
siklus 2, siswa lebih serius dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan inti pada pertemuan I pada Siklus I ini belum terlaksana dengan
baik. Hal ini dapat kita lihat pada saat guru memberikan topik yang akan
siswa kuasai. Siswa masih belum terbiasa dengan belajar dalam kelompok.
Selain itu sering terjadi keributan pada saat proses melempar bola kertas
3. Kegiatan akhir pada siklus I belum berhasil tetapi berjalan dengan baik, hal
ini dapat kita lihat bahwa ada beberapa orang siswa yang belum memahami
materi yang dipelajari dan tidak mau bertanya dan belajar dengan anggota
kelompoknya yang telah menguasai materi. Hal ini terlihat pada nilai hasil
tipe Snowball Trhowing belum berhasil. Hal ini dapat kita lihat bahwa langkah-
Snowball Trhowing belum sepenuhnya terlaksana dengan baik. Pada saat diskusi
dalam kelompok tidak terlihat adanya kerja sama diantara anggota kelompok dalam
menguasai materi.
Disamping itu siswa mengalami kesulitan dalam menjawab soal tes karena
masih ada siswa yang belum paham materi yang diberikan, sehingga hasil tes yang
diperoleh masing-masing siswa pada siklus I masih rendah serta nilai rata-rata kelas
31
yang diperoleh belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu 73. Oleh karena itu
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
kegiatan interaksi antara siswa dengan guru dan siswa dengan siswa
Oktober 2021. Pada pertemuan pertama siklus II guru menyuruh siswa duduk
dalam kelompok yang telah ditentukan pada siklus 1. memberikan topik yang
32
mendengarkan penjelasan tentang topik. Setelah itu ketua kelompok
menuliskan soal pada kertas satu lembar kemudian kertas tersebut digulung
menjadi seperti bola. Bola kertas tersebut dilemparkan kepada kelompok lain.
Pada saat melempar bola kertas terlihat siswa sudah tertip karena sudah pernah
dilakukan pada siklus 1. Setelah setiap kelompok mendapatkan bola kertas dan
tersebut. Hal ini terjadi sampai topik yang diberikan sudah dibahas semuanya.
sebelumnya dan kelihatan aktif dan serius menguasai materi dalam kelompok
asal mereka.
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat peningkatan hasil belajar mereka
pada perolehan nilai siswa pada siklus kedua pertemuan 1. Rincian dan
Tabel 7
Daftar Nilai Siswa Siklus II pertemuan 1
PERTEMUAN 1
NO NAMA SISWA
NILAI KRITERIA
1 Al. Muhammad Adit 80 B
2 Reyhan Fernando 80 B
3 Mathilda Kayla 80 B
4 Ashiefani Thanzieh 75 B
5 Olivia 70 C
6 Ekwian Nevik 80 B
7 Aulia Kasih 90 SB
8 Kalifa Putri Juandi 85 B
33
9 Dirga 80 B
10 Revo 90 SB
11 Aurel Miftahul Jannah 90 SB
12 Denia Selfiona Putri 95 SB
JUMLAH 995
RATA-RATA 82,92
Sumber: Nilai tes Siklus 2 pertemuan 1
Dari hasil tes dapat dilihat bahwa dari 12 siswa, 4 siswa atau 33%
mendapat kriteria sangat baik, 7 siswa atau 58,33% mendapat kriteria baik, 1
siswa atau 8,33% yang mendapat kriteria cukup dan tidak ada siswa yang
82,92
makalangkah selanjutnya tes individual, guru memberikan tes pada siswa yang
dilakukan secara individual untuk melihat sejauh mana materi yang telah
mereka kuasai. Setelah melakukan tes terdapat peningkatan pada hasil belajar
Tabel 8
Daftar Nilai Siswa Siklus II Pertemuan 2
PERTEMUAN 2
NO NAMA SISWA
NILAI KRITERIA
1 Al. Muhammad Adit 85 B
2 Reyhan Fernando 85 B
3 Mathilda Kayla 80 B
4 Ashiefani Thanzieh 90 SB
5 Olivia 70 C
6 Ekwian Nevik 85 B
7 Aulia Kasih 100 SB
34
8 Kalifa Putri Juandi 90 B
9 Dirga 90 SB
10 Revo 95 SB
11 Aurel Miftahul Jannah 85 B
12 Denia Selfiona Putri 90 SB
JUMLAH 1045
RATA-RATA 87,08
Sumber: Nilai tes Siklus 2 pertemuan 2
Dari hasil tes dapat dilihat bahwa dari 12 siswa, 5 siswa atau 41,67%
mendapat kriteria sangat baik, 6 siswa atau 50% mendapat kriteria baik, 1
siswa atau 8,33% yang mendapat kriteria cukup dan tidak ada siswa yang
87,08.
Dari nilai hasil belajar siklus 1 dan 2, terjadi peningkatan nilai dengan
Tabel 9
Daftar Nilai Siswa Siklus II Pertemuan 1 dan 2
NILAI RATA-
NO NAMA SISWA PT 1 PT 2 RATA KRITERIA
1 Al. Muhammad Adit 80 85 82,5 B
2 Reyhan Fernando 80 85 82,5 B
3 Mathilda Kayla 80 80 80 B
4 Ashiefani Thanzieh 75 90 77,5 B
5 Olivia 70 70 70 C
6 Ekwian Nevik 80 85 82,5 B
7 Aulia Kasih 90 100 95 SB
8 Kalifa Putri Juandi 85 90 87,5 SB
9 Dirga 80 90 85 B
10 Revo 90 95 92,5 SB
11 Aurel Miftahul Jannah 90 85 87,5 SB
12 Denia Selfiona Putri 95 90 92,5 SB
JUMLAH 995 1045 1015
RATA-RATA 82,92 87,08 84,58
Sumber: Nilai tes Siklus 2 pertemuan 1 dan 2
Ket: Sangat Baik / SB : 86 – 100
35
Baik / B : 71 – 85
Cukup / C : 56 – 70
Kurang / K : < 56
Dari tabel diatas di dapat hasil bahwa 5 siswa atau 41,67% mendapat
kriteria sangat baik, 6 siswa atau 50% mendapat kriteria baik, 1 siswa atau
8,33% yang mendapat kriteria cukup dan tidak ada siswa yang mendapat
c. Pengamatan
mengisi lembar pengamatan tentang keaktifan siswa yang mana kendala atau
36
4. Refleksi Siklus II
1. Pada siklus II sudah dilaksanakan dengan baik, siswa sudah aktif pada saat proses
2. Dalam kegiatan diskusi dan melemparkan bola kertas, hampir semua siswa dalam
mereka dengan baik, sehingga dalam pelaksanaan tes dapat menjawab pertanyaan
3. Kegiatan akhir pada siklus II sudah berhasil dan berjalan dengan sangat baik, hal
ini dapat kita lihat bahwa hampir keseluruhan siswa yang sudah mengerti dan
tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal kuis yang diberikan oleh guru.
Hal ini disebabkan karena soal tes yang diberikan oleh guru tersebut sudah
dipahami oleh siswa, sehingga siswa tersebut tidak kesulitan dalam menjawab
tipeSnowball Throwing sudah berhasil. Hal ini dapat kita lihat bahwa langkah-
Snowball Throwing sudah sepenuhnya terlaksana dengan baik dan dapat menguasai
materi yang telah diberikan. Hasil kuis yang diperoleh masing-masing siswa pada
siklus II meningkat serta nilai rata-rata kelas yang diperoleh sudah sesuai dengan
37
Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini :
Tabel 10
Perbandingan Nilai Awal, Siklus 1 dan Siklus 2
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata awal siswa adalah 59,92.
B. Pembahasan
38
dan sesua dengan hasil yang diharapkan peneliti. Hal ini dapat dilihat pada diagram
dibawah ini:
Tabel 11
Frekuensi Kriteria Per siklus
DATA AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2
No KRITERIA
F % F % F %
1. Sangat Baik 2 16,67 3 25 5 41,67
2. Baik 1 8,33 4 33,33 6 50
3. Cukup 3 25 3 25 1 8,33
4. Kurang 6 50 2 16,67 0 0
Terdapat pada awal data awal, dari 12 siswa yang mendapat kriteria nilai sangat
baik adalah 2 siswa pada siklus I meningkat menjadi 3 siswa dan pada siklus II lebih
meningkat menjadi 5 siswa. Siswa yang mendapat kriteria nilai baik pada data awal
adalah 1 siswa, pada siklus I menjadi 4 siswa, pada siklus II mengalami peningkatan
menjadi 6 siswa. Siswa yang mendapat kriteria nilai cukup pada data awal adalah 3
siswa, pada siklus I menjadi 3 siswa, pada siklus II, 1 siswa yangmemperoleh kriteria
cukup Siswa yang mendapat kriteria nilai kurang pada data awal adalah 6 siswa, pada
siklus I menjadi 2 siswa , pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat kriteria nilai
kurang.
Dari tabel diatas dapat digambarkan diagram perbandingan kriteria nilai awal,
nilai siklus I dan siklus II, seperti pada diagram berikut ini:
39
Diagram 1
Perbandingan Kriteria Nilai Awal, Nilai Siklus I dan Siklus II
50
45
40
35
30 Nilai Awal
25 Siklus I
20 Siklus II
15
10
5
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Terdapat pada data awal, dari 12 siswa yang mendapat kriteria nilai sangat baik
adalah 16,67 %, pada siklus I meningkat menjadi 25% dan pada siklus II lebih
meningkat menjadi 41,67 %. Siswa yang mendapat kriteria nilai baik pada data awal
adalah atau 8,33 %, pada siklus I menjadi 33,33%, pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 50%. Siswa yang mendapat kriteria nilai cukup pada data awal
adalah 25%, pada siklus I menjadi 25%, pada siklus II, yangmemperoleh kriteria
cukup sebanyak 8,33%. Siswa yang mendapat kriteria nilai kurang pada data awal
adalah 50%, pada siklus I menjadi 16,67%, pada siklus II tidak ada siswa yang
Dari diagram tersebut di atas terlihat bahwa terjadi peningkatan grafik pada
kriteria sangat baik dan kriteria baik pada siklus 1 dan siklus 2. Sedangkan penurunan
grafik terjadi pada kriteria cukup dan kurang pada siklus 1 dan 2.
Sedangkan pada rata-rata hasil belajar siiswa pada siklus 1 dan 2 juga
mengalami peningkatan sesuai yang diharapkan yaitu dari rata-rata 59,92 pada data
40
awal, setelah dilaksnakan siklus terjadi peningkatan, seperti yang disajikan pada tabel
dibawah ini
Tabel 12
Hasil Nilai Belajar Setiap Kegiatan
No KEGIATAN HASIL
1 Observasi 59,92
2 Siklus 1 75,00
3 Siklus 2 84,58
kooperatif tipe Snowball Trhowing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari data
awal dapat dilihat nilai rata-rata siswa hanya 59,92. Setelahdilaksanakan tindakan pada
siklus I, rata-rata mengalami peningkatan menjadi 75,00 dan pada siklus II meningkat
Diagram 2
Perbandingan Nilai awal, Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II
100
80
60 Nilai Awal
Nilai Siklus I
40
Nilai Siklus II
20
0
Rata-Rata
kooperatif tipe Snowball Trhowing dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dari data
41
awal dapat dilihat nilai rata-rata siswa hanya 59,92. Setelahdilaksanakan tindakan pada
siklus I, rata-rata mengalami peningkatan menjadi 75,00 dan pada siklus II meningkat
Jadi berdasarkan data awal, data siklus I dan siklus II hasil belajar siswa
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data awal, data per siklus,dan pembahasan tentang upaya yang dilakukan
sebagai berikut:
2. Dalam pembelajaran kooperatif tipe Snowball Trhowing terpusat pada siswa, siswa
membangun diri sendiri dan pengetahuan dalam mencari penyelesaian dari suatu
materi yang harus dipahami dan dikuasai oleh siswa. Guru berperan sebagai
tipe Snowball Trhowing dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri
04 Sikabu. Hasil nilai rata-rata siswa hanya 59,92. Setelah dilaksanakan tindakan
pada siklus I, rata-rata mengalami peningkatan menjadi 75,00 dan pada siklus II
B. Saran
kooperatif tipe Snowball Trhowing sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran
43
Matematika untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Karena kegiatan ini bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan kegiatan
ini dapat dilakukan secara berkesinambungan dalam mata pelajaran lain dan
mengelola waktu seoptimal mungkin, serta peran guru sebagai fasilitator dan
yang diharapkan.
44
DAFTAR PUSTAKA
BSNP, (2007: 9). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang
Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta: Depdiknas
Nana, Sujana. (2001) Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja
Rosda Karya
45
Suherman.E. (2001).Evaluasi Pembelajaran Matematika untuk Calon Guru dan
Mahasiswa Calon Guru Matematika. Bandung: Jurusan pendidikan
Matematika FPMIPA UPI.
Suprijono, Agus. (2010). Cooperative Leraning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
46
47
48
49
50
51