Buku Panduan Stase Persalinan Jilid 2
Buku Panduan Stase Persalinan Jilid 2
Buku Panduan Stase Persalinan Jilid 2
MAHASISWA
Foto 3 x 4
Nama : ...............................................................................
NIM : ...............................................................................
NO. HP : ..............................................................................
e- mail : ...............................................................................
Mahasiswa,
(......................................)
NIM.
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Gorontalo,
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Jumlah
Target Minimal Pengalaman Pembelajaran
Bedside Teaching 16
D. Peserta
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Gorontalo berjumlah 38 mahasiswa.
2 Penugasan
a. Laporan Kontrak Belajar a. Teks book a. Format rencana
b. Laporan kasus (individu) b. Status Medik asuhan kebidanan
c. Laporan kegiatan harian c. Status Kebidanan (Askeb Varney dan
d. Jurnal Pathway)
kebidanan/kesehatan b. Catatan
perkembangan
3 Konferensi a. Preseptor
a. Pre conference b. Teman
b. Post conference
A. Pencapaian Target
Mahasiswa pada akhir praktik Asuhan kebidanan pada kehamilan membuat
laporan dengan jenis penugasan sebagai berikut:
1. Mengisi daftar hadir;
2. Mengikuti pre conference dan post conference di awal dan di akhir praktik;
3. Melaksanakan Praktik asuhan kebidanan pada kehamilan sesuai dengan
target kompetensi;
4. Melaksanakan Bedside Teaching didampingi oleh Preseptor Klinik minimal
14x selama pelaksanaan stase persalinan berlangsung (1 Minggu 2x Bedsite
Teaching)
5. Melaksanakan ujian OSCE (Observasi Struktur Clinical Examination)
didampingi oleh Preseptor Klinik dan preseptor akademik 1x selama praktik
(Ujian dilaksanakan Apabila Mahasiswa sudah pernah menolong
persalinan 2x selama proses praktik di lahan)
6. Mengikuti responsi meet the expert (pertemuan ahli departemen kehamilan)
1x selama praktik (dapat ilaksanakan di Minggu ke II s/d Minggu Ke VII)
7. Mengikuti Minicase setiap minggu yang dihadiri oleh preseptor mentor dan
preseptor klinik
8. Seminar Kasus 1x selama praktik
9. Membuat Laporan:
a. Kontrak belajar setiap hari (Format terlampir)
b. Laporan kegiatan harian setiap hari (Format terlampir)
c. Laporan kasus
1) Setiap mahasiswa membuat 1 laporan kasus dengan judul dan kasus
yang berbeda
2) Format lampiran kasus terlampir
d. Laporan seminar kasus.
1) Setiap mahasiswa wajib melaksanakan seminar kasus 1 kali selama
praktik, dengan ketentuan:
a) Minggu ke I sudah mendapatkan judul untuk seminar
b) H-7 selesai praktik sudah di acc oleh preseptor klinik dan preseptor
akademik
C. PENILAIAN MAHASISWA
Evaluasi dilakukan pada mahasiswa yang telah mengikuti praktik klinik dengan
presensi 100% dan telah memenuhi tugas yang telah diberikan, antara lain :
1. Laporan Kontrak belajar dan Kegiatan Harian : 10%
2. Laporan Capaian Target Kompetensi : 10% (Preseptor Klinik)
*Nilai dari bedside teaching yang dilaksanakan oleh Preseptor klinik
3. ASKEB /SOAP)/ Pathway : 25%
4. Ujian Komplementer : 10%
5. Ujian Stase : 25%
*Akumulasi Nilai preseptor klinik dan preseptor akademik
6. Seminar kasus : 20%
E. METODE EVALUASI
1. Penilaian terhadap pengetahuan mahasiswa dilakukan dengan responsi dan
hasil laporan/dokumentasi kegiatan;
2. Penilaian keterampilan mahasiswa dilakukan dengan mengobservasi secara
langsung dan ujian praktik dengan menggunakan check list sebagai
instrumen penilaian
3. Penilaian terhadap sikap mahasiswa dilakukan dengan kedisiplinan,
kejujuran dan penampilan.
MELAKUKAN (MANDIRI)
NO KOMPETENSI PARAF PARAF PARAF PARAF
TGL TGL TGL TGL
CI CI CI CI
1 KALA I PERSALINAN
a. Anamnesis pada ibu bersalin
2 KALA II PERSALINAN
KALA I
a. Kala I dengan ketuban pecah
dini
b. Kala I dengan
preeklamsi/eklamsi
c. Kala I dengan fetal distress
d. Kala I dengan tali pusat
menumbung
e. Melakukan persiapan prosedur
pemeriksaan penunjang (CTG,
USG, NST, EKG, dll)
f. Mengambil sediaan dan
pengelolaan specimen (darah,
urine, lender vagina, dll)
KALA III
a. Kala III dengan Retensio
plasenta
b. Kala III dengan Inversio Uteri
KALA IV
a. Kala IV dengan atonia uteria
a. Melakukan pendokumentasian
dan pelaporan asuhan pelayanan
kebidanan pada masa persalinan
termasuk membuat surat rujukan
dan laporan persalinan
Mengetahui,
Presptor Klinik/CI Preseptor Akademik
(……………………………….) (……………………………)
Mengetahui,
Presptor Klinik/CI Preseptor Akademik
(………………………………….) (………………………)
2 RSUD Dr. MM. Bd. Efri Leny Rauf, S.ST., Fifi Ishak, Fendrawati
Dunda Limboto M.Keb SKM.,MM Hilamuhu, S.
Pd., M. Pd
Fidyawati Aprianti A. Yuliandari Yunus,
Hiola, S.ST., M.Keb S. Tr. Keb., M. Keb
Siskawati Umar, S.
Tr. Keb., M. Keb
3 PKM Fidyawati A. Hiola, S. ST., M. - -
Paguyamana Keb
Bd. St. Surya Indah Nurdin,
S.ST., M.Keb
LAPORAN KASUS
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
C. Manajemen Asuhan
B. Metode Pathway
BAB IV PEMBAHASAN
A. Refleksi Kasus
B. Analisa Data
C. Catatan perkembangan
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DOKUMENTASI ASUHANKEBIDANAN
Tanda / Gejala / keluhan secara Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan yang
teori : keluhan yang dialami pasien) dialami pasien :
✓ persalinan kala 1 adalah pembukaan yang Anamnesa :
✓ Pada kala I terdapat berlangsung antara pembukaan nol sampai
dua fase yaitu: 1. Ibu masuk pada tanggal 29 -03-
pembukaan lengkap, dengan ditandai,
1) Fase laten: pembukaan sampai penipisan dan pembukaan 2021 dengan keluhan : belum
mencapai 3 cm, berlangsung serviks,Kontraksi uterus yang merasakan nyeri perut bagian
sekitar delapan jam. mengakibatkan perubahan pada serviks ( bawah dan belum ada tanda
2) Fase aktif: pembukaan dari 3 Frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), pengeluaran lender atau darah
cm sampai lengkap (+ 10 cm), dan keluarnya lendir bercampur darah 2. Ibu mengatakan ini kehamilan
(azwar 2014)
berlangsung sekitar enam jam. pertama
Pada tahap ini ibu akan ✓ Pada sebagian kasus tidak
diketahui penyebabnya. Insiden 3. Ibu mengatakan masih
merasakan kontraksi yang
keluarnya mekonium adalah sekitar merasakan pergerakan janin
terjadi tiap 10 menit selama 20-
30 detik. 5%. Kalau ini merupakan sat2nya 4. Ibu mengatakan HPHT 22 Juni
✓ Keluarnya mekonium atau air gejala maka kejadian lahir mati 2020
ketuban yang mekonium per (stillbirth) adalah jarang, tetapi
jumlah bayi yang memerlukan 5. Ibu mengatakan muntah sudah
vaginam pada presentasi kepala lebih dari 2x dan ibu ada
merupakan gejala gawat janin resusitasi lebih banyak dari pada
insidensinya secara keseluruhan. penyakit Maag
(fetal distress). Diduga ini
sebagai hasil relaksasi spingter (Ilmiah.2017) 6. Pemeriksaan fisik :
real dan peristaltic yang ✓ KU : baik
bertambah sebagai akibat anixis. ✓ Kesadaran : composmentis
Faktor-faktor etiologisnya ✓ TTV : TD :120/70 mmhg, N :
meliputi lilitan tali pusat, partus 91 x/m, R : 24 x/m, S : 36,3°c
lama, toxemia gravidarum. ✓ DJJ : 142 x/m, His :3x/10 (20-
(Ilmiah.2017) 40 detik)
✓ VT : 6 cm , portio tipis
✓ Presentasi kepala :3/5, H III
✓ Pelepasan lender dan darah
semakin banyak
1
Asuhan yang diberikan :
Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan :
1. Infomend consent
2. Berberitahu kondisi pasien dengan hasil pemeriksaan
1. Persetujuan ibu dan keluarga di perlukan
3. Menganjurkan ibu berbaring deng posisi miring kiri,
4. menganjurkan ibu tetap makan minum untuk memenuhi untuk menerapkan SOP pelayanan dan
kebutuhan nutrisi sebagai pegangan jika terjadi hal yang tidak
5. Observasi kemajuan persalinan diinginkan
6. Pemberi dukungan kepada keluarga 2. Tujuan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan
7. Memberikan obat atnasida sirup dengan dosis 1 sendok diberitahukan kepada ibu dan pendamping ibu
makan sebelum makan. agar Tindakan dan pengambilan keputusan
8. Kolabirasi dengan dokter. pada Tindakan diketahui oleh kedua belah
9. Persiapan Alat pihak.
3. Memposisikan Miring kirimerupakan posisi
lebih aman untuk janin sehingga dapat
meningkatkan sirkulasi aliran darah pada
Evaluasi asuhan yang diberikan :
jantung.
4. Pemberian makan minum kepada ibu
1. Memberitahu keadaan ibu janin dalam keadaan merupakan pemberian nutrisi dari ibu
sehat tapi air ketuban sudah pecah sebelum keplasenta untuk memberikan makan pada
waktunya janin serta membuat kondisi ibu lebih baik
2. Ibu mengerti dengan penjelasan bidan 5. Observasi TTV, DJJ, Serta VT untuk
mengetahui kemajuan persalinan serta kondisi
3. Ibu dan keluarga setuju dengan tindakan yang perkembangan janin dan ibu
dilakukan 6. Dukungan keluarga memberikan rasa tenang
4. Kandung kemih : Kosong dan nyaman yang dibutuhkan ibu menjelang
persalinan
7. Memberikan obat antasida sesuai anjuran
dokter untuk menghilangkan muntah yang ibu
rasakan.
8. Persiapan alat persalinan dan aman dengan
memperhatikan Aspek asuhan sayang ibu dan
sayang bayi
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Persalinan Kala II
Nama : Ny S.A.A
Usia : 26 Thn
GPA : G1P0A0 hamil 40 minggu dengan
inpartu + Aspirasi Mekonium
Tanda / Gejala / keluhan secara Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan yang
teori : keluhan yang dialami pasien) : dialami pasien :
1. Ibu merasakan ingin mengejan
1. Kala II ( Kala pengeluaran Janin ) 1. Ibu merasa ingin BAB dan
2. bersamaan terjadinya kontraksi
dimulai dari pembukaan lengkap ingin mengedan
3. ibu merasa peningkatan (10 cm) sampai bayi lahir.
tekanan pada rektum atau 2. KU : baik
2. Perubahan fisiologi secara umum
vagina 3. Kesadaran :
yang terjadi pada kala II :
4. perinum terlihat menonjol composmentis
a. His menjadi lebih kuat dan lebih
5. Vulva vagina dan sfingter ani 4. DJJ : 142x/m, irama
sering
terlihat membuka teratur
b. Timbul rasa ingin meneran
6. peningkatan pengeluaran lendir 5. His : 4x10 (40-45)
c. Perubahan pada dasar panggul
darah (Prawiharjo 2016) 6. VT : Buka Lengkap porsio
d. Lahirnya fetus tidak teraba, ket (-), H 4,
Amniotomi saat persalinan 3. Diagnosa Persalinan kala II dapat Keetubah utuh.
bertujuan untuk merangsang dan ditegakan atas dasar hasil 7. Melakukan amniotomi
mempercepat proses persalinan, pemeriksaan dalam yang
dengan cara memecahkan ketuban. menunjukkan pembukaan serviks
Aspirasi mekonium atau telah lengkap dan terlihat bagian
meconium aspiration syndrome kepala bayi pada interoitus vagina
(MAS) adalah kondisi saat janin atau atau kepala janin sudah tampak di
bayi yang baru lahir menghirup air vulva dengan diameter 5-6 cm
ketuban yang tercampur dengan (Kehamilan,persalinan,dan nifas,
feses pertamanya (mekonium) 2013)
4. Prosedur amniotomi ini umumnya
dilakukan bila kantong ketuban
belum juga pecah menjelang
persalinan atau bila persalinan
berlangsung lama
5. Dalam proses kehamilan normal,
janin seharusnya belum
mengeluarkan mekonium saat
berada dalam kandungan. Namun
pada beberapa keadaan, hal
tersebut bisa saja terjadi, seperti
saat janin mengalami stress atau
ketika mengalami hipoksia
(penurunan kadar oksigen)
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan
1 Memberitahu Ibu hasil pemeriksaan bahwa
1. Pemberian informasi merupakan bentuk
pembukaan lengkap dan Ibu sudah masuk dalam komunikasi antara pasien dan tenaga medis,
masa persalinan. dengan tujuan memberikan informasi mengenai
2 Menghadirkan suami atau keluarga saat bersalin kondisi atau keadaan pasien
untuk mendampingi Ibu
3 Mengatur posisi ibu senyaman mungkin 2. Mengahadirkan suami atau keluarga sangat
4 Melakukan Amniotomi penting dalam proses persalinan untuk
5 Mengajarkan meneran yang benar pada ibu mendukung dan mensuport dalam proses
6 Persiapan petugas, mendekatkan alat persalinan dan memberikan kenyamanan pada
7 Pimpin persalinan kala II pasien
a. kepala janin terlihat di vulva dengan diameter5-6 3. Mengatur posisi yang nyaman sesuai dengan
cm, Mempersiapkan partus set dan prosedur bertujuan untuk memberikan asuhan
menggunakan handscoen. sayang ibu dan mengurangi risiko terjadinya
b. Melakukan Episiotomi laserasi pada perenium
c. Tampak kepala bayi kemudian melindungi
4. Amniotomi saat persalinan bertujuan untuk
perineum dan menganjurkan ibu untuk meneran
merangsang dan mempercepat proses persalinan,
perlahan atau bernafas cepat dangkal, Kepala
dengan cara memecahkan ketuban.
Bayi lahir, tidak ada lilitan tali pusat, Lahirkan
bayi sampailahir seluruhnya, melakukan 5. Mengajarkan meneran dengan cara yang baik dan
pemotongan tali pusat, bayi menangis kuat, benar saat kontraksi membuat proses persalinan
bernafas tanpa kasulitan, tonus otot bergerak ibu menjadi lebih efektif.
aktif, warna kulit kemerahan, jenis kelamin 6. Persiapan petugas bertujuan untuk memberikan
Perempuan asuhan yang bertujuan agar persalian berjalan
lancar aman sehingga angka kematian ibu dan
bayi berkurang
7. Penilain bayi, pada bayi yang baru lahir
pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan
Evaluasi asuhan yang diberikan : kondisi bayi sehat dan bugar untuk mendapatkan
hidup dan beradabtasi dengan lingkungan baru
1. Ibu mengerti dengan penjelasan diluar rahim ibu.
bidan
8. Episiotomy dilakukan dengan tujuan untuk
2. Ibu dan keluarga setuju dengan
tindakan yang dilakukan
memperbesar jalan lahir atau lubang vagina
3. ibu dan bayi dalam keadaan 9. Dukungan keluarga sangat penting dalam hal
sehat. persalinan berlangsung untuk mengatasi
kegelisahan dan khawatir pada ibu saat
persalinan berlangsung
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Tanda / Gejala / keluhan secara teori : Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan yang dialami
keluhan yang dialami pasien pasien
Ibu mengatakan lega bayinya
1. Uterus menjadi bundar 1. kala III persalinan merupakan
sudah lahir dan ibu mengatakan
2. Semburan darah tiba-tiba dari periode lahirnya bayi sampai
perut terasa mules
jalan lahir plasenta , akan tetapi komplikasi
dapat terjadi walaupun plasenta 1. Keadaan umum : baik
3. Tali pusat memanjang sudah dilahirkan tingkat kehilangan 2. Kesadaran : composmentis\
4. Fundus uteri naik darah sepanjang tahap ini
dipengaruhi oleh beberapa cepat 3. TTV : TD : 110/70 mmHg ,
(Kehamilan,persalinan,dan kontraksi otot rahim dan plasenta N : 82 x/M , S : 36,5 °C , R :
nifas, 2013) dalam memisahkan diri dinding 22 x/M
rahim, (menurut sukarni & ZH 4. TFU : setinggi pusat
2013), perdarahan dianggap
5. Tidak ada bayi kedua
patologis apabila jumlahnya
didalam uterus
melebihi dari 500 ml
6. Kandung Kemih : Kosong
2. Menejemen aktif kala III
merupakan tahapan yang terdiri 7. Tampak tali pusat di vulva
dari pemeriksaan uterus, awal
penjepitan tali pusat dan
peregangan tali pusat terkendali
sampai lahirnya plasenta (Westhoff
el.,2015)
3. Kala III Dimulai segera setelah bayi
lahir hingga lahirnya plasenta yang
berlangsung tidak lebih dari 30
menit, setelah bayi lahir uterus
teraba keras dengan fundus uteri
agak diatas pusat beberapa menit
kemudian uterus akan berkontraksi
lagi melepas plasenta dari
dindingnya, pada umumnya
plasenta lepas dalam 6 menit
samapi 15 menit bayi lahir dan
keluar spntan atau dengan tekanan
pada fundus uteri, pengeluaran
plasenta disertai denga
pengeluaran darah, komplikasi
yang dapat timbul pada kala III
atonia uteri, retensio plasenta,
perlukaan jalan lahir.(sumarah
2016)
Asuhan yang diberikan : Rasionalisasi dari asuhan yang diberikan
1. Memberikan informasi tentang kondisi pasien
1. Pemberian informasi adalah penyampain informasi
2. Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin 10 unit
kepada pasien sebelum suatu tindakan medis
di 1/3 paha atas bagian luar secara IM
dilakukan, Hal ini penting karena setiap pasien
3. Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta berhak mengetahui resiko dan manfaat dari
4. Melakukan MAK III tindakan medis yang dijalaninya.
5. Melakukan PTT 2. Fungsi oksitosin pada persalina kala III sangat
6. Melahirkan Plasenta membantu rahim berkontraksi dan untuk
mengendalikan perdarahan setelah pengeluaran
7. Melakukan pemeriksaan Plasenta setelah lahir bayi.
8. Melakukan masese uterus 3. Menilai tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu
menilai bertambahnya panjang tali pusat, dan
9. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada terdapat semburan darah sehingga dapat dilakukan
vagina dan perineum tindakan berikutnya
4. Tujuan manejemen kala III yaitu dengan melakukan
PTT diwaktu rahim berkontaksi yang lebih efektif
Evaluasi asuhan yang diberikan : sehingga dapat mempersingkat waktu keluarnya
plasenta, dan pencegahan perdarahan dan
1. Plasenta Lahir lengkap mengurangi kehilangan darah yang berlebihan
2. Kandung kemih kosong 5. Tujuan pemeriksaan plasenta setelah lahir
3. Perdarahan ± 100 cc merupakan tindakan yang sangat penting dilakukan
untuk menilai apakah apakah plasenta lahir dengan
4. Uterus berkontraksi ukuran yang normal dan jumlah kotiledon yang
lengakap tidak ada robekan diselaput palsenta.
6. Manfaat masase uterus adalah merangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat, kontraksi uterus yang
tidak kuat terus-menerus dapat menyebabkan
terjadinya atonia uteri sehingga masese uterus
sangat mampu unterus berkontraksi secara kuat.
7. Mengeevaluasi laserasi yaitu menilai kembali
perenium apakah terjadi laserasi di perenium atau
di mulut rahim dan seberapa besar laserasi terjadi.
Dokumentasi dalam bentuk Pathway Asuhan Kebidanan
Persalinan Kala IV
Nama : Ny S.A.A
Usia : 26 Thn
GPA : P1A0 2 jam Post Partum
Tanda / Gejala / keluhan secara teori Patofisiologi (Sesuai Tanda / Gejala / Tanda / Gejala / keluhan yang dialami
: keluhan yang dialami pasien pasien
Pemeriksaan
1. Terjadi perubahan fisiologi 1. Kala IV dimulai setelah lahirnya 1. Keadaan umum : baik
pada ibu plasenta dan berahir dua jam
2. Tingkat Kesadaran baik setelah proses tersebut, Obsevasi 2. Kesadaran : composmenthis
3. Pemeriksaan tanda-tanda vital : yang harus dilakukan pada kala IV 3. TTV : TD : 110/70 mmHg , N :
Tekanan darah, Nadi dan 2. Evaluasi uterus Setelah kelahiran 82 x/M , S : 36,5 °C , R : 25 x/M
Pernafasan baik plasenta dilakukan pemeriksaan 4. TFU : 2 jari dibawah pusat
4. Kontraksi Uterus baik kelengkapn dan selaput ketuban
5. Terjadinya perdarahan, jikan masih ada sisa plasenta dan 5. Perdarahan ±100 cc
perdarahan dianggap masih selaput uterus yang tertinggal 6. Genetalia : tidak ada laserasi
normal jika jumlahnya 400 didalam uterus akan mengaggu
sampai 500 cc 7. Kontraksi uterus baik
kontrasi sehingga dapat
(Kehamilan,persalinan,dan menyebabkan perdarahan
nifas, 2013) 3. Setelah bayi lahir Vagina akan
mengalami peregangan
kemungkinan terjadi edema dan
lecet , Instroitus vagina juga akan
tampak terkulai dan terbuka,
sedangkan pada vulva bisa
berwarna merah , bengkak, dan
mengalami lecet(Reni Saswita
2016)
1. Pemberian informasi adalah penyampain informasi kepada pasien sebelum suatu tindakan medis
dilakukan, Hal ini penting karena setiap pasien berhak mengetahui resiko dan manfaat dari tindakan medis
yang dijalaninya.
2. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik yaitu dengan dilakukan tindakan masesemerangsang uterus
berkontraksi baik dan kuat, sehingga dapat mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah yang
berlebihan
3. Melakukan pemantauan 2 jam post partum yaitu dilakukan dengan tujuan bisa memantau perubahan –
perubahan yang terjadi pada kondisi ibu
4. masase uterus dengan telapak tangan searah jarum jam sampai berkontraksi dengan baik
5. Memberihkan ibu dengan DTT untuk mencegah infeksi pada saat setelah dilakukan pertologan persalinan
6. Pemenuhan nutrisi pada ibu untuk membantu memulihkan kondisi ibu paska bersalin
7. IMD pada bayi baru lahir sangat penting untuk membantu pertumbuhan bayi serta pemenuhan nutrisi
8. Mobilisasi dini agar tubuh ibu tidak kaku dan mempercepat proses pemulihan kondisi ibu
9. Melengkapi partograf adalah bertujuan untuk mencatat dan menilai , mendeteksi secara dini kemungkinan
terjadi partus lama pada pasien.
KALA I
LANGKAH I IDENTITAS DATA DASAR
A. Identitas Istri / Suami
Nama : Ny “N” / Tn “T”
Umur : 22 Tahun / 25 Tahun
Lama Nikah : 1 kali 3 Tahun
Suku : Bugis / Bugis
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMA / SMA
Pekerjaan : IRT / Swasta
Alamat : Jl. Sikepa
7. Mata
Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus.
8. Hidung
Simetris kiri/kanan, tidak ada nyeri tekan dan tidak ada polip.
9. Telinga
Simetris kiri/kanan, tidak ada sekret.
10. Mulut
Tampak merah muda, tidak ada sariawan dan caries, serta gigi
lengkap.
11. Leher
Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe dan kelenjar tiroid.
12. Payudara
- Simetris kiri/kanan
- Puting menonjol, bila dipencet tampak colostrum.
- Tampak hiperpigmentasi pada aerola mamanae.
13. Abdomen
- Pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
- Tampak linea nigra dan strie livide.
- Tidak ada bekas operasi.
- Palpasi :
• Leopold I : TFU 3 jrbpx
• Leopold II : PUKI
• Leopold III : Kepala
• Leopold IV : BDP
• LP : 82 cm
• TFU : 30 cm
• TBJ : 2550 gram
- Auskultasi :
• Irama teratur
• Djj terdengar dengan frekuensi 140 x/i
14. Pemeriksaan dalam (VT) Jam 10.30
Wita
• Vulva dan vagina : Tidak kelainan
• Portio : Lunak
• Ketuban : Utuh (+)
• Pembukaan : 6 cm
• Presentasi : Kepala
• Hadge : H-III
• Molase : (-)
• Penumbungan : (-)
• Kesan panggul : Normal
• Pelepasan : Lendir dan darah
15. Genitalia
Nampak lendir dan darah pada vulva, tidak ada varices, flour albus.
16. Tungkai bawah
- Simetris kiri/kanan.
- Tidak ada oedema.
- Tidak ada varices.
- Refleks patella +/+.
H. Data Psikologi/Biologis
- Reaksi emosional terhadap kehamilan
❖ Ibu belum mempunyai rencana untuk hamil lagi.
❖ Ibu bahagia dengan kelahiran bayinya.
❖ Pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami.
I. Data Spiritual
- Ibu selalu berdoa untuk kehamilannya.
- Tidak ada pantangan selama hamil dan ibu hanya percaya pada yang
kuasa.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Desember 2021
1. Menganjurkan ibu untuk berkemih dan mencuci kaki sebelum naik ke
tempat tidur.
2. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan.
3. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri.
4. Memberikan ibu hidrasi yang adekuat, yaitu air putih, teh/susu ± 500 cc.
5. Mengajarkan ibu cara relaksasi yang baik.
6. Menganjurkan ibu untuk berbaring miring ke salah satu sisi atau berjalan-
jalan.
7. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik dan posisi meneran yang
baik.
8. Mengobservasi his dan Djj.
- His 3x / dalam 10 menit durasi 35 – 40 detik Djj : 140 x/i
9. Menyiapkan partus set.
10. Jam 14.00 wita ketuban pecah spontan warna jernih.
11. Jam 14.10 wita melakukan VT (pemeriksaan dalam).
- Vulva dan Vagina : Tidak ada kelainan
- Portio : Tipis melesap
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (-)
- Presentasi : Kepala
- Hodge : H-IV
- Molase : (-)
- Penumbungan : (-)
- Kesan : Panggul normal
- Pelepasan : Lendir, darah, dan air ketuban
ASSESMENT (A)
Diagnosa : GI PO A, keadaan janin dan ibu baik, inpartu Kala I Fase Aktif.
PLANNING (P)
Tanggal 20 Desember 2021
1. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih dan mencuci kaki
sebelum naik ke tempat tidur.
2. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
3. Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri.
4. Memberikan intake cairan yang adekuat yaitu, susu dan air putih.
5. Mengajarkan pada ibu teknik relaksasi dengan cara menarik nafas melalui
hidung dan menghembuskan melalui mulut.
6. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri dan berjalan-jalan bila ketuban
masih utuh.
7. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik dan posisi meneran yang
benar.
8. Mengobservasi kemajuan persalinan.
9. Menyiapkan partus set sesuai standar APN.
10. Melakukan VT jam 14.10 Wita
- Vulva dan Vagina : Tidak ada kelainan
- Portio : Tipis melesap
- Pembukaan : 10 cm
- Ketuban : (-)
- Presentasi : Kepala
- Hodge : H-IV
- Molase : (-)
- Penumbungan : (-)
- Kesan : Panggul normal
- Pelepasan : Lendir, darah, dan air ketuban
KALA II
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
Data Subjektif (S)
1. Ibu mengatakan sakitnya bertambah kuat dan sering
2. Ibu mengatakan ingin BAB
3. Ibu mengatakan ada dorongan untuk meneran
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Desember 2021
1. Menyiapkan alat partus, larutan clorin 0,5 %, larutan Djj, tempat plasenta,
tempat sampah (basah dan kering), pakaian ibu dan bayi, kemudian
siapkan penolong.
❖ Partus set, berisi :
- 2 buah klem
- 1 buah ½ koher
- 1 pasang handscoen steril
- Kasa steril
- Doek steril
- Pengikat tali pusat dan gunting
- Spoit berisi oxytosin 1 amp
❖ Persiapan penolong
- Memakai celemek
- Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
- Tangan kanan memakai handscoen untuk mengisap oxytosin 1
amp
2. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik, yaitu meneran pada saat
his sambil kedua tangan dibawah paha dengan posisi ½ duduk (posisi
Litotomi).
3. Memberi intake cairan bila tidak ada his.
4. Memasang handuk di atas perut ibu.
5. Memasang doek steril dibawah bokong ibu.
6. Memimpin persalinan, menyokong perineum dan menahan puncak kepala
agar tidak terjadi ekstensi yang tidak terlalu cepat.
7. Membersihkan mulut, hidung, dan mata dengan kasa steril.
8. Memeriksa lilitan tali pusat pada leher.
9. Menunggu kepala melakuka putara paksi luar.
10. Melahirkan bahu secara biparietal, tarik kepala dengan perlahan-lahan
untuk melahirkan bahu depan dan keatas untuk melahirkan bahu
belakang.
11. Melahirkan bahu dengan sangga susur.
12. Menjepit tali pusat 3 cm dari panggul pusat dan klem kedua 2 cm dari
klem yang pertama lalu potong diantara kedua klem.
13. Mengeringkan dan membungkus badan bayi dengan kain bersih.
14. Memberikan bayi pada ibu untuk segera disusui.
ASSESMENT (A)
Perlangsungan Kala II
PLANNING (P)
1. Menyiapkan partus set, larutan clorin 0,5 %, larutan Djj, tempat plasenta,
tempat sampah (basah, kering), pakaian ibu dan bayi dan siapkan diri.
❖ Partus set, berisi :
- 2 buah klem
- 1 buah ½ koher
- 1 pasang handscoen steril
- Kasa steril dan doek steril
- Gunting dan tali pengikat tali pusat
- Oxytosin 1 amp dan spoit ukuran 3 cc
❖ Persiapan penolong
- Memakai celemek
- Cuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
- Tangan kanan memakai handscoen untuk mengisap oxytosin 1
amp
2. Mengajarkan pada ibu cara meneran yang baik, yaitu meneran saat ada
his, sambil kedua tangan di bawah paha dengan posisi ½ duduk (posisi
litotomi).
3. Memberi intake cairan bila his berkurang.
4. Memasang tanduk diatas perut ibu.
5. Memasang doek steril dibawah bokong ibu.
6. Memimpin persalinan, menyokong perineum, dan menahan puncak
kepala agar tidak terjadi estensi terlalu cepat.
7. Membersihkan mulut, hidung, dan mata dengan kasa steril.
8. Periksa lilitan tali pusat.
9. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar.
10. Melahirkan bahu secara bifarietal, tarik kepala dengan perlahan untuk
melahirkan bahu depan dan tarik ke atas untuk melahirkan bahu
belakang.
11. Melahirkan badan bayi dengan sangga susur, bayi lahir spontan, PBK, JK
: ♂, BB : 2550 gram PB : 48 cm, A/S : 8/10
12. Menjepit tali pusat 3 cm dari pangkal dan jepitan kedua 2 cm dari jepitan
pertama, lalu potong tali pusat diantara kedua klem.
13. Mengeringkan dan membungkus badan bayi dengan kain bersih.
14. Menyerahkan bayi pada ibu untuk disusui.
KALA III
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
Data Subjektif (S)
- Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
1. Memeriksa uterus untuk memastikan janin tunggal atau ganda
Hasil : Janin tunggal
2. - Melakukan manajemen aktif Kala III
- Melakukan penyuntikan oxytosin 1 amp IM
- Melakukan PTT dengan cara tangan kanan meregangkan tali pusat saat
kontraksi, tangan kiri menekan diatas simfisis secara dorso cranial.
- Melahirkan plasenta jam 14.40 wita dengan cara menarik searah
sumber jalan lahir kemudian memegang kedua tangan dan memutar
searah jarum jam untuk mencegah pendarahan.
3. Memeriksa lengkap plasenta (kotiledon 20 buah, selaput lengkap, insersi
tali pusat sentralis).
4. Memeriksa jalan lahir.
Assesment (A)
- Perlangsungan Kala III
Planning (P)
1. Memeriksa uterus untuk memastikan janin tunggal atau ganda
2. Melakukan manajemen aktif Kala III
- Pemberian suntikan oxytosin 1 amp secara IM
- Melakukan PTT
- Massase fundus uteri dan mengajarkan ibu massase
3. Memeriksa plasenta, ketiledon dan selaputnya
4. Memasukkan plasenta ke dalam wadah yang telah disediakan
5. Memeriksa laserasi dan pendarahan
6. Mengobservasi kontraksi uterus
KALA IV
LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR
DATA SUBJEKTIF (S)
- Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap jam 14.40 Wita
- Kontraksi uterus baik (keras dan bundar)
- Ibu kelelahan setelah proses persalinan
- TFU setinggi pusat perdarahan ± 100 cc
- TTV :
TD: 100/80 mmHg
N : 80 x/i
P : 22 x/i
S : 36,2oC
LANGKAH II IDENTITAS DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnosa : Kala IV
DS : Ibu mengeluh kelelahan
DO : - Plasenta dan selaput lahir lengkap
- Kontraksi uterus baik (keras dan bundar)
- Perdarahan ± 100 cc dan TTV :
TD: 100/80 mmHg
P : 22 x/i
N : 80 x/i
S : 36,2oC
Analisa dan interpretasi data
Setelah plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap ditandai dengan TFU
setinggi pusat yang menunjukkan bahwa telah masuk proses pengawasan
kala IV 2 jam post partum.
LANGKAH VI IMPLEMENTASI
Tanggal 20 Oktober 2021
1. Memeriksa jalan lahir
- Tidak ada robekan, pendarahan ± 100 cc
2. Mengobservasi kontraksi uterus (teraba keras dan bundar)
3. Mengikat tali pusat
4. Mengobservasi TTV :
TD : 100/80 mmHg
P : 22 x/i
N : 82 x/i
S : 36,2oC
5. Menciptakan rasa nyaman pada ibu dengan membersihkan darah dan
sisa air ketuban, dan mengganti pakaian ibu yang basah atau kotor
6. Mengobservasi TFU (TFU setinggi pusat)
7. Memberi makanan dan minuman dibantu oleh keluarga
8. Mengobservasi pendarahan ± 100 cc
9. Menyerahkan bayi pada ibu untuk disusui
10. Melengkapi partograf
Assesment (A)
Perlangsungan Kala IV
Planning (P)
1. Memeriksa jalan lahir
- Tidak ada robekan, pendarahan ± 100 cc
2. Mengobservasi TFU, TFU setinggi pusat
3. Mengikat tali pusat, mengolesi betadine di ujung tali pusat
4. Mengobservasi TTV :
TD : 110/80 mmHg
N : 82 x/i
P : 22 x/i
S : 36,2oC
5. Menciptakan rasa nyaman pada ibu dengan membersihkan darah dan
sisa air ketuban dan mengganti pakaian ibu yang basah atau kotor
6. Mendokumentasikan alat-alat ke dalam larutan clorin 0,5 % selama 15
menit, dan membersihkan tempat tidur
7. Memberi makanan dan minuman pada ibu
8. Berikan bayi pada ibu untuk disusui
9. Melengkapi partograf
10. Ibu dan bayinya dipindahkan ke kamar nifas setelah 2 jam post partum
Lampiran 9. PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIK
Demikian surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun
dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Gorontalo,
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Gorontalo,
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Minggu ke 4
Minggu ke 5
Minggu ke 6
Minggu ke 7
Minggu ke 8
Gorontalo,
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan
Minggu ke 4
Minggu ke 5
Minggu ke 6
Minggu ke 7
Minggu ke 8
Gorontalo,
Ka.Prodi Pendidikan Profesi Bidan