Buku Ajar PBG Pengantar PBG

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Mulyanto TPUIN

Daftar Isi

A. Pendahuluan
1. Pengolahan Bahan Galian dan Ektraksi Metalurgi
2. Gambaran Umum Pengolahan Bahan Galian
3. Tujuan Pengolahan Bahan Galian

B. Bijih dan Mineral


1. Bijih (Ore)
2. Mineral Bijih
3. Mineral Gangue
4. Run of Mine (ROM)

C. Batasan Proses PBG


D. Tahapan Prose PBG
E. Daftar Pustaka

Daftar Gambar

1. Definisi Pengolahan Bahan Galian


2. Kedudukan PBG dalam Kegiatan Pertambangan
3. Contoh Mineral Bijih
4. Contoh Mineral Gangue
5. Korelasi Mineral, Bijih dan Batuan
6. Diagram Proses PBG
7. Neraca Bahan
8. Kurva Kadar vs Perolehan
9. Contoh Diagram Alir Pengolahan Bahan Galian.

1
PENGANTAR

TEKNOLOGI PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Mulyanto TPUIN

A. Pendahuluan

1. Pengolahan Bahan Galian dan Ekstraksi Metalurgi

Pengolahan Bahan Galian merupakan salah satu cabang dalam ilmu Metalurgi Ekstraktif
yang didefinisikan sebagai seni dan ilmu pengetahuan tentang ekstraksi logam dari mineral
bijih, pemurnian, dan preparasi untuk produk akhir. Metalurgi Ekstraktif meliputi Pengolahan
Bahan Galian, Hydrometalurgi, Pyrometalurgi, dan Elektrometalurgi. Selanjutnya ada tahap
Metalugi Fisik dimana logam dimurnikan dan disiapkan menjadi bermacam produk dengan
sifat2 fisik dan mekanik yang diinginkan.

Pengolahan bahan galian (ore Processing) juga dikenal sebagai Pemanfaatan mineral
(Mineral Beneficiation) yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan nilai bahan galian
melalui peningkatan kadar mineral berharganya, mengurangi pengotor dan sekaligus
mempersiapkan umpan untuk proses ekstraksi logam berharganya.

Pengolahan bahan galian diperlukan karena secara alami sumber daya mineral yang
ditambang atau “ run of mine” nya tidak seragam dalam komposisi penyusunnya, ukurannya
masih terlalu kasar, dan kandungan mineral berharganya masih terlalu rendah untuk di
ekstraksi menjadi logam.

Dengan kata lain, untuk ekstraksi logam berharga langsung dari mineral bijih, akan
membutuhkan usaha berupa energi dan bahan kimia yang banyak, dan juga menimbulkan
limbah proses berbahaya yang banyak. Untuk menghindari masalah seperti itu bijih run-of-
mine akan diproses secara fisik dalam tahap Pengolahan Bahan Galian, sehingga pada saat
masuk ke tahap pemurnian bijih sudah meningkat kadar mineral berharganya, berkurang
mineral ikutan dan pengotornya, mempunyai ukuran yang lebih seragam dan lebih halus
sehingga luas permukaan butir mineralnya menjadi lebih luas, sehingga proses peleburan dan
pemurnian lebih efektif. Pengolahan secara fisik menguntungkan baik secara tekno ekonomi
maupun dari sudut pandangan lingkungan dibandingkan bila bijih dari tambang langsung di
ekstraksi logamnya. Pengecualian dapat dilakukan untuk logam2 yang dapat ditemukan
secara murni di alam seperti emas (Au).

Ekstraksi tembaga dari bijih Kalkopirit (CuFeS2) dengan kadar Cu sekitar 1% berat dapat
menjadi contoh yang menarik.

Dihitung dari berat atom unsur-unsur penyusun, satu bagian dari tembaga mengandung 3,46
bagian kalkopirit. Pengolahan bijh kalkopirit secara fisik memungkinkan peningkatan kadar
dalam konsentrat tembaga sebesar 1/3,46 = 0,29 = 29%. Umumnya proses fisik bijih
Kalkopirit dapat menghasilkan kadar konsentrat tembaga sekitar 20-25%Cu.

Sebaliknya bila tembaga di ekstraksi langsung dari bijih dengan menggunakan bahan kimia
atau dengan pelelehan panas, maka akan membutuhkan energi yang sangat besar dan biaya
2
yang terlalu banyak, sehingga akan menghambat penggunaan yang efisien dari logam dalam
kehidupan kita.

Dalam dunia pertambangan, Pengolahan Bahan Galian (Mineral Processing) juga dikenal
sebagai Ore Processing , Ore Dressing, Mineral Dressing, Mineral Beneficiation, dan
Mineral Engineering. Istilah2 tersebut umum dipakai dalam pengolahan mineral logam
(metalliferous). Untuk batubara, istilah pengolahan bahan galian disebut sebagai Coal
Washing, Coal Processing , atau Coal Preparation seperti terlihat dalam gambar berikut.

Gambar 1. Pengolahan Bahan Galian

Dilihat dari keseluruhan system kegiatan pertambangan, Pengolahan Bahan Galian


merupakan tahap antara Penambangan dan Ekstraksi Metalurgi. Atau dapat juga dikatakan
bahwa Pengolahan Bahan Galian merupakan tahap awal dari proses ekstraksi logam dari
mineral bijih alam.

Dalam tahap Pengolahan Bahan Galian, bijih (ore) yang digali dari tambang dalam bentuk
RoM yang masih berukuran besar ( 0.5 – 1.0 m), bercampur dengan mineral ikutan (koalisi),
batuan samping (foot and hanging wall /barren rock), pengotor (impurities) mendapat
perlakuan fisik berupa pembersihan dari kotoran (washing), peremukan (crushing, grinding),
pengelompokan ukuran (sizing, classifying), dan pemisahan mineral berharga dari
campurannya (separation, concentration) untuk mendapatkan produk berupa konsentrat yang
mempunyai kadar mineral berharga yang lebih tinggi dari bijihnya, dengan pengotor yang
lebih sedikit. Hubungan antara Pengolahan Bahan Galian dengan kegiatan di tahap sebelum
dan sesudahnya tergambar dalam gambar2 berikut.

Gambar 2. Pengolahan Bahan Galian dalam Kegiatan Pertambangan

3
2. Gambaran Umum Sistem Pemrosesan Mineral

Hanya sebagian kecil dari total volume bijih mentah yang dapat diperoleh sebagai
konsentrat, sementara limbah harus dibuang. Volume besar bahan limbah yang dibuang dari
pengolahan mineral digunakan untuk mengisi (backfilling) rongga yang terjadi dari
penambangan, ditimbun di bendungan limbah (tailing pond). Dengan pengolahan bahan
galian biaya transportasi dapat dikurangi , luasan pembuangan limbah (dumping site) lebih
mudah dikelola, dan pemrosesan kembali mineral sisa dapat dilakukan.

Sebagian besar operasi pengolahan mineral dilakukan dengan air sebagai medianya. Dengan
media air proses pemisahan dapat dilakukan dengan lebih efektif, khususnya pemisahan yang
berbasis perbedaan gravitasi dan flotasi. Biasanya pengolahan satu ton bijih akan
memerlukan beberapa ton air , bahkan jika sebagian dari air yang dipakai merupakan hasil
daur ulang.

Beberapa proses pemisahan, terutama proses pemisahan elektrostatik, mengharuskan bahan


harus kering. Pemilihan proses kering terutama karena terbatasnya ketersediaan sumber
pasokan air.

Dalam pencucian batubara (Coal preparation/washing) , pemrosesan basah lebih disukai


daripada pemrosesan kering, selama sumber air tersedia.

3. Tujuan Pengolahan Bahan Galian.

Pengolahan Bahan Galian merupakan langkah awal penting yang dibutuhkan agar ekstraksi
logam dari sumber daya alam dapat terlaksana dengan baik. Beberapa alasan mengapa PBG
ini sangat dibutuhkan, adalah sebagai berikut :

1. Mineral terjadi secara alami dan tersebar di alam


2. Mineral berharga jarang sekali terdapat sebagai unsur murni, melainkan terdapat di
alam bersama mineral lain (associate mineral) dan batuan yang lain (gangue mineral)
3. Penambangan merupakan kegiatan bulk skala besar yang tidak selektif
4. Kandungan (kadar) mineral berharga tertentu pada umumnya masih rendah
dibandingkan dengan syarat kadar utk ekstraksi metalurgis, dan sangat jauh dari
tingkat kadar logam produk jadi
5. Kadar mineral dalam bijih dapat ditingkatkan melalui beberapa tahapan
6. Tersedia teknologi untuk peningkatan kadar mineral berharga

Secara alami prosentase unsur yang menyusun kerak bumi adalah seperti yang ditampilkan
dalam tabel 1. Bisa dibayangkan betapa rendahnya unsur penyusun kerak bumi tersebut bila
tersebar merata diseluruh permukaan bumi yang luasnya sekitar 510,1 juta km2. Beruntung
kita manusia, bumi yang kita tinggali ini tidak pernah berhenti meninggalkan aktivitasnya.
Terjadinya gaya2 endogen dan eksogen dibumi telah membantu proses migrasi,
pengendapan dan konsentrasi mineral2 logam tertentu di beberapa tempat dengan kadar
mencapai tingkat yang layak di tambang. Endapan mineral ini yang dikategorikan sebagai
bijih (ore) layak di tambang dengan kadar >cut of grade, yang menjadi obyek ekskavasi
4
penambangan yang selanjutnya dikirim ke Unit Pengolahan Bahan Galian sebagai RoM (Run
of Mine).

Tabel 1. Rata2 kedapatan unsur logam tertentu dalam kerak bumi

Ditambah dengan dengan makin menipisnya endapan bijih logam berkadar tinggi, fungsi
Pengolahan Bahan Galian untuk meningkatkan kadar logam bijih dengan metode fisik
menjadi makin penting . Secara lebih rinci fungsi yang diharapkan dapat dipenuhi oleh
Pengolahan Bahan Galian adalah :

 Untuk meningkatkan kadar logam bijih


 Untuk mengurangi jumlah mineral gangue sehingga volume terak yang terbentuk
lebih rendah pada tahap ekstraksi logam pyromettallurgical. Terak sebagian besar
mengandung mineral gangue.
 Untuk mengurangi energi panas yang diperlukan untuk memisahkan logam cair dari
mineral gangue
 Untuk mengurangi kebutuhan pelarut dalam ekstraksi hidrometalurgi logam

Selain yang disebutkan diatas, PBG juga secara drastic dapat mengurangi kuantitas bijih
dalam proses pengolahan menjadi konsentrat dengan jumlah yang lebih sedikit. Hal ini
bermanfaat untuk mempermudah dan mengurangi biaya yang diperlukan untuk “material
handling”.

Dalam kuliah ini, ilmu dan teknologi Pengolahan Bahan Galian diulas secara singkat agar
pembaca dapat mengetahui prinsip yang berlaku dalam pengolahan bahan galian. Detail
tentang benefisiasi mineral dapat dipelajari dari referensi yang diberikan dalam kuliah ini.

B. Bijih dan Mineral

Seperti disinggung didepan, bahwa atas jasa gaya2 eksogen dan/atau endogen, mineral yang
awalnya secara alami tersebar diseluruh permukaan bumi, kemudian terkonsentrasi
dibeberapa tempat yang kondisinya cocok untuk terjadinya pengendapan. Mineral2 tertentu
yang terendapkan dan terkonsentrasi sampai ke tingkat kadar tertentu yang layak untuk di
eksploitasi, kemudian di sebut sebagai “ORE” atau bijih.

1. Bijih /Ore

5
 Suatu deposit yang meliputi mineral bijih, mineral gang, dan batuan samping,
dimana dari deposit tersebut dapat diekstraksi satu atau lebih jenis logam.
 Bijih (Ore) merupakan gabungan dari beberapa mineral yang diantaranya merupakan
mineral berharga unsur tertentu, khususnya logam, dan yang dapat di tambang dan di
ekstraksi logamnya secara menguntungkan.

Pengertian bijih ini harus dibedakan dengan pengertian mineral bijih.

2. Mineral Bijih /Ore Mineral

Kumpulan dari satu mineral (simple ore) atau beberapa mineral (complex ore) yang
daripadanya dapat diekstraksi satu atau lebih logam secara menguntungkan.

Bijih Nikel Bijih Magnetite Bijih Hematite

Gambar 3. Contoh mineral

3. Mineral Gang /Gangue Mineral

Mineral yang biasanya berasosiasi dengan mineral bijih dalam suatu deposit bijih karena
kesamaan suasana pembentukannya dengan mineral bijih. Biasanya bersifat tidak ekonomis
seperti kuarsa, kalsit, fluorit, pirit, siderit dan lain-lain.

Gambar 4. Kwarsa (hitam) sbg mineral gangue utama pada bijih Arsenopyrite

Secara umum batuan yang terdapat di alam mengandung mineral atau logam, tetapi bila kadar
mineral atau logam berharga terlalu rendah dan tidak ekonomis untuk di tambang dan
diekstraksi, mereka tidak dianggap sebagai bijih. Dalam bijih, mineral berharga di kelilingi
oleh mineral ikutan (mineral gangue), dan pengotor (impurities) yang harus dihilangkan
dalam proses pengolahan bahan galian, dan meninggalkan mineral bijih sebagai komponen
utama dalam konsentrat. Hubungan antara mineral, batuan, dan bijih dapat dilihat pada
gambar 3 berikut.
6
Gambar 5. Hubungan antara Mineral, Batuan dan Bijih

4. Run-Of-Mine Material and Minerals

Proses Pengolahan Bahan Galian pada umumnya dimulai dengan di terimanya bijih yang
digali dari tambang di fasilitas pengolahan bijih. Pada posisi ini, bijih yang diterima dari
tambang disebut sebagai “run of mine (RoM)” yang belum mengalami perlakuan apapun
kecuali penggalian. Ada 3 macam “ run of mine “ yang dikenal dalam pengolahan bahan
galian, yaitu :

1. Run of Mine yang mengandung material berharga. Material dimaksud meliputi


granit, andesit, pasir bangunan, batu kapur, batubara, tanah liat (clay). Material
dalam kelompok ini tidak termasuk dalam kategori mineral.
2. Run of Mine yang mengandung mineral berharga. Mineral dimaksud disini termasuk
fluoride, apatite, berlian dan batu berharga, vermiculite, barite, wollastonite dan
kromit yang di kelompokan sebagai mineral industry.Contoh pemakaian mineral
disini antar lain adalah :1). Barite digunakan sebagai agen pemberat dalam lumpur
pemboran minyak, dan 2). Vermiculite digunakan untuk isolasi suara dan panas
(sound and thermal insulation). Nilai satuan dari kelompok mineral ini umumnya
rendah tetapi mempunyai kemurnian tinggi, terkadang mendekati kemurnian kadar
kimiawi. Mineral dalam kelompok ini dapat langsung dipakai setelah di pisahkan dari
mineral ganguenya. Nilai satuannya yang rendah menuntut biaya pengolahan yang
murah.
3. Run of Mine yang mengandung mineral berharga, serupa dengan kelompok RoM ke
dua. Bedanya dalam kelompok ini, mineral berharga dinilai dari kandungan logam,
dan karenanya endapan mineral disini dinamakan sebagi endapan Metaliferous.
Sebagai contohnya, bijih yang mengandung Chalcopyrite (CuFeS2) dinilai dari
kandungan Cu nya. Chalcopyrite sendiri tidak mempunyai manfaat langsung sebagai
mineral. Setelah kadar mineral Chalcopyrite di tingkatkan (dipisahkan dari mineral
ganguenya) membutuhkan proses lanjutan untuk ekstraksi logam Cu-nya. Beberapa
mineral berharga dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2. Mineral Bijih Logam

Logam Mineral Bijih Rumus Kimia

7
Aluminum Bauxite Al2O3·3H20

Chromium Chromite FeCr2O4

Cobalt Skutterudite (Co,Ni,Fe)As3

Chalcopyrite,Chalcocite,
Copper CuFeS2Cu2SCu5FeS4
Bornite

Besi HematiteMagnetite Fe2O3Fe3O4

Timah Hitam GalenaCerusite PbSPbCO3

Magnesium DolomiteMagnesite (Ca,Mg)CO3MgCO3

Mangaan Pyrolusite MnO2

Air Raksa Cinnabar HgS

Nikel Pentlandite (Fe,Ni)9S8

Timah Cassiterite SnO2

Titanium IlmeniteRutile FeTiO3TiO2

Tungsten ScheeliteWolframite CaWO4(Fe,Mn)WO4

Uranium Uraninite UO2

Seng Sphalerite ZnS

Pada mata kuliah Pengolahan Bahan Galian ini kita akan focus pada mineral yang
masuk dalam kategori Metaliferrous. Sedang untuk kategori lainnya akan dibicarakan dalam
kelas Bahan Galian Industri atau Bahan Galian Non Logam. Pengecualian dari focus ini
diberikan pada mineral logam mulia (precious metal) yang dapat di manfaatkan segera
setelah menjalani proses pengolahan bahan galian secara kimiawi seperti emas, perak dll.

Tabel 3. Unsur logam dalam kerak bumi

8
C. Batasan /Pendekatan Proses PBG

Dalam artian yang luas, pengolahan bahan galian mempunyai dua tahapan pokok. Pertama,
proses yang melibatkan persiapan dan liberasi mineral berharga dari mineral ikutan dan
pengotornya (mineral gangue), dan yang kedua, Pemisahan (separation) mineral berharga
menjadi 2 atau lebih produk yang disebut sebagai Concentrate seperti yang terlihat dalam
gambar 4. Istilah Separation/Pemisahan dalam hal ini mempunyai arti yang sama dengan
Konsentrasi.

Proses yang terjadi baik dalam tahap preparasi berupa Peremukan, Penggerusan dan
Klasifikasi, maupun pada tahap Separasi/Konsentrasi selalu mengikuti kaidah kaidah proses
berikut :

Gambar. 6. Diagram Proses Pengolahan Bahan Galian

1. Prinsip Konservasi Masa(Conservation of Mass). Dalam kondisi “steady state” ,


total material yang masuk kedalam system sama dengan total material yang keluar
dari system.
2. Prinsip Kedua Terkait dengan Kualitas dari Konsentrat (Quality or grade of the
concentrate). Dalam prakteknya tidak mungkin system menghasilkan hanya satu
jenis mineral saja.

9
3. Prinsip ketiga terkait dengan hubungan antara Kadar Konsentrat yang
berbanding terbalik dengan Recovery. Prinsip ini menunjukan bahwa tidak praktis
mengusahakan agar system dapat mengambil seluruh mineral berharga yang ada
dalam umpan asal untuk dimasukan kedalam konsentrat.

Prinsip ke 1 sejalan dengan konsep “Material Balance “ yang kita kenal dalam dunia proses.
Dalam kaitan dengan proses ekstraksi logam dari sumberdaya alam, prinsip ini secara
skematis dapat di jelaskan seperti pada gambar 5 berikut, dimana dalam kondisi “steady state
process” jumlah umpan (Feed) akan selalu sama dengan jumlah produk (Concentrate) plus
limbah (Tailing) yang keluar dari suatu system pengolahan. Lebih jauh hal ini akan di bahas
dalam bab Neraca Bahan.

Sedangkan prinsip ke 2 menunjukan bahwa proses yang terjadi dalam pengolahan bahan
galian tidak mungkin dijalankan dengan selektif sempurna. Masih akan ada mineral ganggue
ataupun pengotor yang terbawa dalam fraksi konsentrat dan sebaliknya masih akan ada
mineral berharga yang terbawa dalam fraksi tailing.

Prinsip ke 3 merupakan bentuk konsekwensi dari batasan kemampuan perolehan suatu sistem
proses yang menunjukan adanya hubungan berbanding terbalik antara Recovery (Perolehan)
dengan Grade (Kadar) dalam satu sistem, seperti yang digambarkan dalam “Grade vs
Recovery Curve”.

Gambar 7. Neraca Bahan Dalam Proses

Semakin tinggi kadar dari konsentrat yang kita inginkan, maka akan semakin rendah
perolehan mineral berharga. Adanya batasan kemampuan Perolehan (Recovery) dari suatu
sistem ini antara lain mendorong dilakukannya serial proses dalam usaha untuk mendapatkan
perolehan (Recovery) yang lebih tinggi untuk suatu kadar (Grade) tertentu.

10
Gambar 8. Grade vs Recovery Curve

D. TAHAPAN PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

Secara umum Tahapan Pengolahan Bahan Galian terdiri dari 2 kelompok proses utama yaitu :

A. Tahap Preparasi yang terdiri dari Peremukan/Penggerusan (Crushing/Grinding) dan


Sizing/Classifying dan
B. Tahap Kedua Pemisahan/ Konsentrasi (Separation/Concentration).

Sesuai dengan namanya, tahap preparasi merupakan tahap dimana bijih (ore) dari tambang
disiapkan agar sesuai untuk proses yang dilakukan dalam tahap pemisahan/konsentrasi.

Dalam tahap preparasi dilakukan proses reduksi ukuran melalui peremukan/ penggerusan dan
penyeragaman ukuran partikel bijih melalui proses penyaringan (screening) dan/atau
klasifikasi.

Dalam tahap Pemisahan/Konsentrasi, partikel bijih yang sudah direduksi dan diseragamkan
ukurannya dipakai sebagai pakan untuk proses pemisahan antara mineral berharga dari
mineral ikutan ataupun pengotornya dengan memanfaatkan perbedaan sifat fisik diantaranya.
Tahap ini menghasilkan fraksi kaya mineral berharga yang disebut sebagai konsentrat, dan
fraksi yang kaya mineral ikutan/pengotor yang disebut sebagai “tailing”. Terkadang ada
fraksi diantara keduanya yang disebut sebagai “middling”.

Secara umum Pengolahan bahan galian yang terdiri dari serangkaian unit operasi dapat
digambarkan seperti gambar dibawah ini.

11
Gambar. 9. Contoh Diagram alir proses Pengolahan Bahan Galian

Bijih mentah, atau 'run-of-mine ore', diterima oleh HOPPER 1 dari CRUSHER untuk
penyimpanan sementara, dan kemudian melalui FEEDER 2 dikirim ke CRUSHER primer 3
dengan laju suplai yang dapat dikontrol , di mana partikel kasar dibawa ke CRUSHER
sekunder 5 untuk selanjutnya tahap penghancuran. CRUSHER sekunder dikombinasi dengan
SCREEN 4 dalam 'sirkuit tertutup' untuk mendaur ulang partikel kasar kembali ke
CRUSHER. Peremukan dapat dilakukan di tiga tahap menggunakan berbagai jenis
CRUSHER tergantung pada ukuran dan sifat lainnya dari bijih.

OUPUT dari CRUSHER sekunder diproses oleh Gravity Heavy Media Separation 6 untuk
SEPARASI mineral densitas tinggi berbutir kasar sebelum tahap pengurangan ukuran lebih
lanjut.

Bijih yang disiapkan di Crushing Plant umumnya disimpan dalam penyimpanan volume
besar. Sistem penyimpanan, dalam banyak kasus, terdiri dari tangki besar yang disebut
'Dumping Storage' 8. Pada sebagian besar tambang jam kerjanya adalah 8 hingga 16 jam per
hari, dan operasi dihentikan pada liburan, sementara sebagian besar pabrik pengolahan
mineral dioperasikan terus menerus untuk beberapa hari atau minggu. Karenanya peran
Storage: penyangga antara penambangan dan operasi pengolahan mineral. Maksud lain
dari storage adalah membantu homogenisasi bijih .

Grinding plant terutama terdiri dari grinding unit 10 dan Pengklasifikasi/Classifier 11. proses
penggilingan di flowsheet diikuti dengan serangkaian pemisahan mineral tertentu. Dalam
flowsheet ini, flotasi memainkan peran utama dalam pemisahan (atau konsentrasi). Di dalam
flowsheet ini kita dapat menemukan dua jenis peralatan flotasi, flotasi konvensional mesin
19-22 dan kolom flotasi 13-14 yang mewakili relatif baru. Peralatan tambahan, meja
goyang/Shaking table 16, membantu pemulihan/Recovery partikel mineral padat untuk
12
pemisahan gravitasi. Bagian utama dari konsentrat dan tailing dari proses flotasi, diproses ke
Pemisahan padat-cair untuk proses lanjutan dan/atau pembuangan. Peralatan yang digunakan
untuk tujuan ini adalah Thickener (pengental) 23 dan 26, Vacum filter 24 dan 27, Dryer
(pengering) .

Seperti yang telah kita amati secara singkat di atas, sejumlah unit operasi yang berbeda
digabungkan bersama-sama untuk Pengolahan bahan galian. Tujuan keseluruhan dari unit
operasi ini adalah terutama untuk membebaskan komponen mineral berharga dari mineral
gangue dan kemudian konsentrasi komponen mineral berharga seefisien dan seakurat
mungkin.

Keseluruhan tahapan proses Pengolahan Bahan Galian tersebut akan diuraikan dalam bagian
selanjutnya.

F. Daaftar Pustaka.

1. Ashok Gupta, Yan Dennis ,“Mineral Processing Design and Operation: An


Introduction” 1st Edition by   Elsevier Science; 1st edition (July 10, 2006)
2. Gaudin. AM , “Pinciples Of Mineral Dressing”. Mc Graw Hill Publisher
3. Hayes, P., “Process Principles in Minerals and Materials Production”, third edition,
Hayes Publishing Co, 2003.
4. Kelly EG, 1982, “ Introduction to Mineral Processing”, John Willey & Son
5. Maurice C. Fuerstenau ,”Principles of Mineral Processing” (2003, Hardcover)
6. Wills, B.A, 1998, “ Mineral Processing Technology” , Pergamon Press, Oxford.

13

Anda mungkin juga menyukai