Pakaian Pengantin Melayu
Pakaian Pengantin Melayu
Pakaian Pengantin Melayu
1
2. Busana Pengantin Melayu Pria
Pakaian adat Riau untuk pengantin laki-laki berupa busana teluk belanga
ataupun cekak musang bermotif. Pakaian tersebut dipadukan dengan aksesoris yang
membuat tampilannya terlihat megah dan berkelas.
Adapun perlengkapan busana pengantin untuk laki-laki antara lain:
Set busana kurung cekak musang yang warnanya sama antara baju dengan celana
Motif busananya berupa bunga cengkeh dan tampuk manggis yang bertabur
benang emas
Kain samping memiliki motif serupa dengan celana
Hiasan kepala memakai distar yang berbentuk mahkota
Memakai sebai sebelah kiri bahu yang berwarna kuning bersulam kelingan
Bagian leher pengantin dikalungkan rantai panjang berbelit dua sebagai pertanda
ikatan ayah dan ibu
Memakai pending atau bengkong warna kuning menurut derajatnya
Memakai canggai pada bagian ibu jari kelingking
Memakai sepatu runcing atau capal kulit
Memakai keris pendek berhulu burung selindit
Memegang sirih telat atau sirih pemanis
2
Motif Semut Beriring
Makna:
Motif semut beriring adalah dikarenakan filosofi dari semut yang selalu bekerja sama, selalu
beriringan dan mampu memikul beban yang berat. Dengan kata lain motif semut beriring
memiliki makna gotong royong, tahu diri dan tetap pendirian.
Makna:
Motif Sasirangan Tampuk Manggis menggambarkan falsafah buah manggis, yang merupakan
simbol kesetaraan dan kejujuran. Buah manggis menggambarkan dengan jelas berapa jumlah
daging buah yang dimilikinya dari jumlah “kelopak” di kulit bagian bawahnya, dan ketika
matang, daging buah tersebut semua sama ukurannya. Motif ini menyiratkan bahwa manusia
harus mengembangkan sifat jujur dan tulus, menyamakan perilaku luarnya dengan pikiran
dalamnya.
3
Motif Awan Larat
Makna:
Motif bunga kuntum awan larat ini memiliki makna filosofi yang berkaitan dengan lambang
kasih sayang dalam persahabatan dan persaudaraan. Filosofi motif hiasan bunga kuntum
awan larat pada anyaman gedebong adalah bahwa bagi masyarakat Melayu harus memiliki
rasa kasih sayang dalam persahabatan dan persaudaraan.
Makna:
Itik pulang petang adalah motif atau ragam hias yang identik dengan Minangkabau dan
Melayu. Bentuknya berupa itik yang disamarkan dan berpola pengulangan berderet. Motif ini
terutama diterapkan pada ukiran kayu di bangunan tradisional Minangkabau dan kain
songket.
Makna:
Motif pecah piring bermakna pentingnya saling berbagi baik dalam keluarga maupun
masyarakat,
4
Motif Bunga Cengkeh
Makna:
Motif bunga cengkeh menggambarkan komoditas utama Kabupaten Tolitoli. Motif ini
memiliki makna penyembuhan dan harapan baik untuk kesehatan dan kesejahteraan bagi
pemakainya.
Makna:
Motif bunga teratai dimakai sebagai kekuasaan sultan yang luas dan memberikan kedamaian
kepada rakyatnya.
5
Makna :
Motif kembang setaman, jurai, dan oyah dimaknai sebagai simbol kekayaan kemakmuran dan
kemegahan.
Makna :
Motif buga melur dimaknai kesucian dan ketulusan hati
Makna :
Belah ketupat memberi makna, pengakuan bahwa manusia tidaklah sempurna, sehingga
sangat tidak pantas untuk menyombongkan diri. Diharapkan pemakainya bisa senantiasa
introspeksi diri.