Peraturan Internal Rumah Sakit 2020

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 97

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

(HOSPITAL BYLAWS)

UPT RSUD KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur didirikan sebagi bentuk kepedulian


Pemerintah Kabupaten Belitung Timur terhadap peningkatan sarana dan prasarana
pelayanan public khususnya sarana dan prasarana dibidang kesehatan. UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Belitung
Timur No. 05 Tahun 2006 tentang organisasi dan tata kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Belitung Timur memiliki tugas pokok melaksanakan upaya kesehatan secara
berdaya guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan, pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi, terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksankan upaya
rujukan. Dengan demikian perlu diwujudkan good corporate governance dan good clinical
governance pada UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur sehingga terjadi keselarasan dan
kelancaran pelaksanaan tugas tersebut.
Guna mewujudkan good corporate governance dan good clinical governance
diperlukan berbagai peraturan yang menunjang hal tersebut. Berbagai macam peraturan
tersebut harus bersumber dari peraturan dasar yang lebih dikenal dengan sebutan ”Peraturan
Internal Rumah Sakit atau Hospital Bylaws”, yang didalamnya berisi Peraturan Internal
Korporasi (Corporate Bylaws), Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) dan
Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws). Jika Peraturan Internal
Korporasi menyediakan peta jalan (road map) bagi operasionalisasi rumah sakit agar
tercipta pola tata-kelola yang baik sebagai sebuah institusi maka Peraturan Internal Staf
Medis dan Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf Bylaws) menyediakan
kerangka kerja (framework) agar tercipta pola tata-kelola klinik yang baik dimana seluruh
staf medis dan staf keperawatan yang bergabung dengan rumah sakit dapat melaksanakan
fungsi profesionalnya dengan senantiasa berorientasi pada mutu dan keselamatan pasien
(patient safety). Oleh sebab itu peraturan internal tersebut harus bersifat transparan,
akuntabel, efektif dan efisien.

2. TUJUAN

Hospital Bylaws ini bertujuan untuk mengatur batas kewenangan, hak, kewajiban dan
tanggung jawab Pemilik melalui perwakilannya (Dewan Pengawas), Direksi selaku

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


1
pengelola dan Komite, Satuan, Kelompok Staf Medis serta Kelompok Staf Keperawatan
yang terdapat di rumah sakit sehingga tidak terjadi tumpang tindih tugas dan fungsi.

3. MANFAAT

Adapun manfaat dari Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws), adalah:
1. Sebagai acuan Pemilik dalam melakukan pengawasan.
2. Sebagai acuan bagi Direksi selaku pengelola dalam mengelola dan menyusun kebijakan
teknis operasional.
3. Sebagai sarana menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu.
4. Sebagai sarana dalam perlindungan hukum.
5. Sebagai acuan penyelesaian konflik.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


2
BUKU KESATU
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) ini yang dimaksud dengan :
1. Peraturan perundang-undangan adalah segala ketentuan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan yang berlaku di Indonesia;
2. Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur
tata cara penyelenggaraan rumah sakit meliputi peraturan internal korporasi, peraturan
internal staf medis dan peraturan internal staf keperawatan;
3. Peraturan Internal Korporasi (Corporate Bylaws) adalah aturan yang mengatur agar
tata kelola korporasi rumah sakit (corporate governance) terselenggara dengan baik
melalui pengaturan antara pemilik, pengelola, komite medik, dan komite keperwatawan
di rumah sakit;
4. Peraturan Internal Staf Medis (Medical Staff Bylaws) adalah aturan yang mengatur
tata kelola klinis (clinical governance) untuk menjaga profesionalisme staf medis di
rumah sakit;
5. Peraturan internal staf keperawatan (Nursing Staff Bylaws) adalah aturan yang
mengatur tata kelola klinis untuk menjaga profesionalisme tenaga keperawatan di rumah
sakit;
6. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat;
7. UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur adalah Rumah Sakit
Umum Daerah Type “C” yang organisasinya diatur dalam Peraturan Bupati Belitung
Timur Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Rumah Sakit Umum Daerah Pada Dinas Kesehatan,
Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana Kabupaten Belitung Timur
8. Pemilik adalah pemilik UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur,
yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur;
9. Dewan Pengawas Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut Dewan Pengawas, adalah
organ rumah sakit yang bertugas melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
rumah sakit, yang merupakan suatu unit non struktural yang bersifat independen dan
keanggotaannya terdiri dari unsur pemilik rumah sakit, organisasi profesi, asosiasi

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


3
perumahsakitan, dan tokoh masyarakat yang bertanggung jawab kepada pemilik Rumah
Sakit;
10. Pengelola adalah pengelola Rumah Sakit (Direktur Rumah Sakit), dalam hal ini adalah
pimpinan / manajemen puncak rumah sakit yang menjalankan fungsi manajemen dan
bertanggung jawab terhadap kinerja operasional rumah sakit;
11. Direktur adalah seseorang yang diangkat oleh pemilik untuk menjadi pimpinan dan
bertanggung jawab atas pengelolaan rumah sakit yang dipimpinnya;
12. Kepala Bidang adalah pejabat yang diangkat oleh Direktur dan ditetapkan oleh Bupati
untuk membantu Direktur Rumah Sakit dalam mengelola rumah sakit sesuai dengan
bidang tugasnya;
13. Kasie adalah pejabat yang diangkat oleh direktur dan ditetapkan oleh bupati untuk
membantu tugas Kepala Bidang dalam mengkoordinir pelaksana teknis untuk melakukan
tugas sesuai bidang pelayanan masing- masing.
14. Komite Medik adalah perangkat rumah sakit untuk menerapkan tata kelola klinis
(clinical governance) agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan
disiplin profesi medis;
15. Komite Keperawatan adalah Komite wadah non struktural rumah sakit yang
mempunyai fungsi utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan melalui mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi, dan pemeliharaan
etika dan disiplin profesi;
16. Komite Etik dan Disiplin adalah Komite Etik dan Disiplin Rumah Sakit, merupakan
wadah non struktural yang bertugas menangani masalah etik dalam bidang lain di rumah
sakit dengan keanggotaannya terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan keanggotaannya
dipilih serta diangkat oleh Direktur Rumah Sakit;
17. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) adalah Satuan Kerja Fungsional yang bertugas
melaksanakan Pemeriksaan Internal di lingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
18. Dokter dan Dokter Gigi adalah dokter, dokter spesialis, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis lulusan pendidikan kedokteran atau kedokteran gigi baik di dalam maupun di
luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan
perundang-undangan, memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP)
yang sah, serta telah mendapatkan penempatan atau terikat perjanjian dengan Rumah
Sakit dan oleh karenanya diberi kewenangan untuk melakukan pelayanan dan/atau
tindakan medis di Rumah Sakit;
19. Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis, dan dokter gigi spesialis di rumah
sakit;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


4
20. Kelompok Staf Medis (KSM) adalah satuan kerja fungsional di Rumah Sakit yang
terdiri dari kelompok dokter spesialis, dokter gigi spesialis, dokter dan dokter gigi, yang
dikelompokkan berdasarkan spesialisasi / keahlian / kompetensi yang sama, atau dengan
cara lain berdasarkan pertimbangan khusus;
21. Unit Kerja / Instalasi adalah Unit Kerja / Instalasi non-struktural yang menyediakan
fasilitas dan menyelenggarakan kegiatan pelayanan dan/atau tindakan medis kepada
pasien di Rumah Sakit, antara lain rawat jalan,rawat darurat, rawat inap, rawat intensif,
kamar operasi, dan penunjang medis;
22. Pelayanan Medis adalah upaya pelayanan per-orangan pelayanan promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang diberikan kepada pasien oleh tenaga medis sesuai dengan
standar pelayanan medis dengan memanfaatkan sumber daya dengan fasilitas secara
optimal;
23. Tindakan Medis adalah suatu tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang dilakukan
terhadap pasien, baik untuk tujuan preventif, diagnostik,terapeutik ataupun rehabilitatif;
24. Kewenangan Klinis (clinical privilege) Tenaga Medis adalah hak khusus seorang staf
medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis tertentu dalam lingkungan rumah
sakit untuk suatu periode tertentu yang dilaksanakan berdasarkan penugasan klinis
(clinical appointment);
25. Penugasan klinis (clinical appointment) Tenaga Medis adalah penugasan kepala /
Direktur Rumah Sakit kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok
pelayanan medis di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah
ditetapkan baginya;
26. Kewenangan Klinis Tenaga Keperawatan adalah uraian intervensi keperawatan dan
kebidanan yang dilakukan oleh tenaga keperawatan berdasarkan area praktiknya;
27. Penugasan Klinis Tenaga Keperawatan adalah penugasan kepala / Direktur rumah
sakit kepada tenaga keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan atau asuhan
kebidanan di rumah sakit tersebut berdasarkan daftar kewenangan klinis;
28. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis dan tenaga keperawatan untuk
menentukan kelayakan pemberian kewenangan klinis (clinical privilege);
29. Rekredensial adalah proses re-evaluasi terhadap staf medis dan tenaga keperawatan yang
telah memiliki kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan
pemberian kewenangan klinis tersebut;
30. Audit Medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan medis
yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan
oleh profesi medis;
31. Audit Keperawatan adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi perawat dan bidan;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


5
32. Mitra Bestari (peer group) Tenaga Medis adalah sekelompok staf medis dengan
reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
medis;
33. Mitra Bestari Tenaga Keperawatan adalah sekelompok tenaga keperawatan dengan
reputasi dan kompetensi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga
keperawatan;
34. Buku Putih adalah dokumen yang berisi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh tenaga
medis dan tenaga keperawatan yang digunakan untuk menentukan kewenangan klinis;
35. Telaah Keprofesian (clinical appraisal) adalah telaah yang ditinjau dari segi
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skiil) dan perilaku (attitude) yang bersangkutan
dibidang keahlian profesinya;
36. Dokter/Tenaga Kesehatan Purna Waktu adalah dokter / tenaga kesehatan purna waktu
yang memberikan pelayanan medis secara purna waktu di UPT Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Belitung Timur sesuai jam kerja yang ditentukan oleh Direksi;
37. Dokter/Tenaga Kesehatan Paruh Waktu adalah dokter / tenaga kesehatan yang
memberikan pelayanan medis pada waktu tertentu yang disepakati bersama oleh dokter/
tenaga kesehatan dan Direksi;
38. Dokter/Tenaga Kesehatan Tamu adalah dokter / tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan medis di UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur yang
kehadirannya tidak terikat jadwal;
39. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) adalah Dokter Penanggung Jawab
Pasien Rumah Sakit merupakan dokter yang bertugas mengelola rangkaian tata kelola
medis seorang pasien;

BAB II
IDENTITAS

Bagian Pertama
Kedudukan Rumah Sakit

Pasal 2
Nama dan Alamat

(1) Rumah sakit ini bernama UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur.
(2) Alamat UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur adalah di Komplek
Perkantoran Terpadu Jalan Raya Manggar-Gantung Desa Padang Kecamatan Manggar
Kabupaten Belitung Timur 33516

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


6
(3) UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur merupakan pusat rujukan
pelayanan kesehatan di Belitung Timur dan sekitarnya.

Pasal 3
Kepemilikan

UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur adalah Rumah Sakit Umum kelas
C yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur, dimana direktur
bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.

Bagian Kedua
Identitas

Pasal 4
Kelas

UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur merupakan Rumah Sakit Umum Kelas C berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Perdagangan Kabupaten Belitung Timur Nomor : 503/001/IOP.RS/DPMPTSPP/I/2018 tentang
Izin Operasional Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Belitung Timur

Pasal 5
Lambang

Logo UPT Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Belitung Timur berupa Palang Hijau dan
tulisan RSUD Kabupaten Belitung Timur yang dinaungi oleh Pelangi dengan gambar dan
penjelasan sebagaimana berikut:

 Makna dan Filosofi Logo adalah pelangi yang menaungi palang


hijau dan tulisan RSUD Kabupaten Belitung Timur melambangkan
sejuta harapan kehidupan, kesejahteraan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang prima dan terpercaya.

 Warna Pelangi Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu adalah melambangkan
pemberian pelayanan yang penuh dengan cinta kasih, penuh kesejahteraan, kehangatan, penuh
harapan kebaikan, memberikan kenyamanan dan kedamaian, keikhlasan, serta pelayanan yang
adil dan bijaksana dengan memperhatikan standar dan mutu pelayanan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


7
 Palang Hijau adalah melambangkan sebagai pemberi pelayanan kesehatan terbaik dan
berorientasi pada keselamatan pasien.

 Tulisan RSUD Kabupaten Belitung Timur adalah melambangkan organisasi yang tangguh
dalam menghadapi tantangan hambatan, serta memiliki semangat perubahan untuk menjadi
rumah sakit dengan pelayanan prima.

Bagian Ketiga
Visi, Misi, Motto dan Nilai-Nilai

Pasal 6
Visi dan Misi Rumah Sakit
1. Visi Rumah Sakit adalah “Menjadi Rumah Sakit dengan Pelayanan Prima dan Terpercaya”.
2. Misi Rumah Sakit adalah:

a. mewujudkan tata kelola Rumah Sakit yang profesional dan akuntabel; dan
b. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan secara komprehensif, berkesinambungan dan
akuntabel.

Pasal 7
Motto
Motto Rumah Sakit adalah Bersahabat, Tanggap, dan Penuh Tanggung Jawab (BTP) yang
bermakna hangat dan responsif dalam memenuhi kebutuhan pelanggan Rumah Sakit.

Pasal 8
Nilai-Nilai
Nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit adalah:

a. Ikhlas;
Nilai ikhlas adalah bahwa dalam melayani, setiap petugas Rumah Sakit harus memiliki
motivasi pemberian pelayanan tanpa pamrih dan tanpa diskriminasi serta melakukan yang
terbaik, dilandasi prinsip bekerja adalah ibadah.

b. Jujur;

Nilai jujur adalah bahwa dalam melayani, setiap petugas Rumah Sakit harus memiliki
komitmen dan kesadaran untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggungjawab sesuai
dengan aturan yang berlaku.

c. Disiplin;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


8
Nilai disiplin adalah bahwa dalam melayani, setiap petugas Rumah Sakit selalu taat aturan,
bekerja tepat waktu guna memenuhi janji layanan.

d. Kerjasama;

Nilai kerjasama adalah bahwa dalam melayani, setiap petugas Rumah Sakit berupaya untuk
selalu membangun komunikasi, koordinasi, kerjasama dan kolaborasi yang baik guna
mewujudkan kesamaan gerak dan langkah untuk memberikan pelayanan yang terbaik.

e. Professional.

Nilai profesional adalah bahwa dalam melayani, setiap petugas Rumah Sakit selalu
mengedepankan standar dan mutu layanan guna mewujudkan pelayanan prima dan
terpercaya.

Bagian Keempat
Tujuan, Tugas dan Fungsi

Pasal 9

(1) Tujuan Rumah Sakit adalah melaksanakan tugas Pemerintah Daerah dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan upaya kesehatan perorangan yang
meliputi upaya penyembuhan dan pemeliharaan kesehatan perorangan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta pendidikan dan
pelatihan dibidang kesehatan.

(2) Upaya kesehatan perorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselaraskan dengan
upaya kesehatan masyarakat yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Belitung
Timur.

(3) Tujuan Rumah Sakit BLUD adalah meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan perorangan
yang meliputi upaya penyembuhan dan rehabilitasi, peningkatan derajat kesehatan serta
upaya pencegahan penyakit kepada masyarakat untuk mewujudkan tugas-tugas Pemerintah
Daerah dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa
serta meningkatkan kinerja.

(4) Dalam rangka mencapai tujuan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka
Rumah Sakit dikelola ala korporasi dengan prinsip efisiensi dan produktifitas.

Pasal 10
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat
dan pelayanan kesehatan jiwa.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


9
Pasal 11

Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 10, UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang
paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan
kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan
dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu
pengetahuan bidang kesehatan.

BAB III

DEWAN PENGAWAS

Bagian Pertama

Kedudukan dan Keanggotaan

Pasal 12
Kedudukan

(1) Dewan Pengawas Rumah Sakit dibentuk oleh Pemilik Rumah Sakit.
(2) Dewan Pengawas Rumah Sakit adalah suatu unit non struktural yang bersifat independen
dan bertanggung jawab kepada pemilik Rumah Sakit.

(3) Pembentukan Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan atas usulan
pemimpin Rumah Sakit BLUD kepada Bupati.

Pasal 13
Keanggotaan

(1) Keanggotaan Dewan Pengawas terdiri dari unsur-unsur:


a. pejabat pada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berkaitan dengan kegiatan
Rumah Sakit BLUD;
b. pejabat lingkungan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ; dan
c. tenaga ahli yang sesuai dengan kegiatan Rumah Sakit BLUD.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


10
(2) Komposisi keanggotaan Dewan Pengawas harus memperhatikan kompetensi yang sesuai
dengan tugas dan fungsi.

(3) Jumlah Anggota Dewan Pengawas ditetapkan sebanyak 3 (tiga) orang, seorang di antaranya
ditetapkan sebagai Ketua Dewan Pengawas merangkap Anggota.

(4) Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas berdasarkan atas usulan dari Pimpinan Rumah
Sakit BLUD.

(5) Pengangkatan Anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Bupati yang
pengangkatannya tidak bersamaan dengan pengangkatan Pejabat Pengelola Rumah Sakit
BLUD.

Pasal 14

Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf c, memiliki kriteria antara
lain:

a. pendidikan minimal Strata 1 (S1);


b. memiliki integritas, loyalitas, dedikasi dan memahami masalah-masalah yang berkaitan
dengan kegiatan Rumah Sakit BLUD, serta mempunyai kemampuan dan perhatian yang
cukup untuk melaksanakan tugasnya;
c. mampu melaksanakan perbuatan hukum;
d. tidak pernah menjadi Anggota Direksi atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang
dinyatakan bersalah sehingga menyebabkan suatu badan usaha pailit;
e. tidak pernah melakukan tindak pidana yang dinyatakan oleh keputusan pengadilan;
f. mempunyai kompetensi dan pengalaman yang relevan di bidang kegiatan Rumah Sakit
BLUD;
g. mendapat rekomendasi dari asosiasi/organisasi profesi/ lembaga lain yang berkaitan dengan
keahliannya;
h. tidak sedang menjadi pengurus atau anggota partai politik, dan/atau calon anggota legislatif
dan/atau calon Bupati;
i. tidak mempunyai benturan kepentingan yang berkaitan dengan kegiatan Rumah Sakit
BLUD; dan
j. usia paling rendah 40 (empat puluh) tahun dan paling tinggi 65 (enam puluh lima) tahun.

Bagian Kedua

Tugas, Fungsi, Kewajiban, Larangan, Kewenangan dan Hak

Dewan Pengawas

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


11
Pasal 15

(1) Dewan Pengawas mempunyai tugas melakukan pengawasan dan pembinaan yang berkaitan
dengan pengelolaan Rumah Sakit BLUD.

(2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dewan Pengawas
mempunyai fungsi:
a. mewakili Bupati dalam melaksanakan tugas pengawasan dan pembinaan Rumah Sakit
BLUD;
b. sebagai mediator antara Pejabat Pengelola Rumah Sakit BLUD dan Bupati dalam
rangka upaya peningkatan kinerja;
c. sebagai mitra kerja Pejabat Pengelola Rumah Sakit BLUD dalam pengambilan
keputusan terkait dengan pengelolaan Rumah Sakit BLUD; dan
d. sebagai pendamping Pejabat Pengelola Rumah Sakit dengan pihak eksternal.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Pengawas berkewajiban untuk:

a. memberikan saran dan masukan kepada Bupati mengenai Rencana Bisnis dan Anggaran
yang diusulkan oleh Pejabat Pengelola Rumah Sakit;
b. mengikuti perkembangan kegiatan Rumah Sakit BLUD dan memberikan saran dan
masukan kepada Bupati mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelolaan
Rumah Sakit BLUD;
c. melaporkan kepada Bupati tentang kinerja Rumah Sakit BLUD;
d. memberikan nasehat kepada Pejabat Pengelola dalam melaksanakan pengelolaan Rumah
Sakit BLUD;
e. melakukan evaluasi dan penilaian kinerja baik keuangan maupun non keuangan, serta
memberikan saran dan catatan-catatan penting untuk ditindaklanjuti oleh Pejabat Pengelola
Rumah Sakit BLUD;
f. memonitor tindak lanjut hasil evaluasi dan penilaian kinerja; dan
g. melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Bupati secara berkala paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun dan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Pasal 17

Dewan Pengawas dilarang, antara lain:

a. mengambil keuntungan pribadi atau kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung
dari kegiatan Rumah Sakit BLUD;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


12
b. menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik, dan/atau calon anggota legislatif dan/atau
calon Bupati;
c. membuka rahasia Rumah Sakit BLUD yang menjadi tanggungjawab dalam pengawasannya;
dan
d. merangkap Jabatan Dewan Pengawas/Komisaris/Direksi atau jabatan sejenis lebih dari 2
(dua) entitas.

Pasal 18

Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, Dewan Pengawas diberikan
kewenangan untuk:

a. melihat buku-buku, surat serta dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi
dan memeriksa kekayaan Rumah Sakit BLUD;
b. meminta penjelasan dari Pejabat Pengelola Rumah Sakit atau pejabat lainnya mengenai
segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Rumah Sakit BLUD;
c. meminta Pejabat Pengelola Rumah Sakit atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Pejabat
Pengelola Rumah Sakit untuk menghadiri Rapat Dewan Pengawas;
d. memberikan persetujuan atau bantuan kepada Pejabat Pengelola Rumah Sakit dalam
melakukan perbuatan hukum tertentu; dan
e. mengusulkan fasilitas dan anggaran yang berkaitan dengan tugas-tugas dewan pengawas
kepada Pejabat Pengelola Rumah Sakit sesuai dengan kemampuan keuangan Rumah Sakit
BLUD.

Pasal 19

Dewan Pengawas mempunyai hak:

a. Dewan Pengawas berhak memperoleh akses atas informasi tentang Rumah Sakit secara tepat
waktu dan lengkap;
b. Dewan Pengawas berhak memiliki Sekretaris Dewan Pengawas yang dapat menjalankan
fungsi kesekretariatan secara memadai;
c. semua biaya yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan tugas Dewan Pengawas dibebankan
kepada Rumah Sakit dan secara jelas yang dimuat dalam Rencana Bisnis dan Anggaran
Rumah Sakit; dan
d. memasuki ruangan-ruangan Rumah Sakit dalam rangka memonitor pelaksanaan Rumah Sakit
BLUD.

Bagian Ketiga

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


13
Masa Jabatan Dewan Pengawas

Pasal 20

Masa jabatan sebagai Anggota Dewan Pengawas adalah selama 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.

Bagian Keempat

Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas

Pasal 21

(1) Anggota Dewan Pengawas berhenti secara otomatis karena habis masa jabatannya
dan/atau meninggal dunia.

(2) Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas ditetapkan dengan Keputusan Bupati atas usulan
pimpinan Rumah Sakit BLUD.
Pasal 22

Anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya karena:

a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;


b. adanya kebijakan Pemerintah Daerah terkait dengan keberadaan Dewan Pengawas;
c. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan/atau kesalahan yang
berkaitan dengan tugasnya melaksanakan pengawasan atas BLUD;
d. mengundurkan diri; atau
e. tidak lagi memenuhi kriteria yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan
Pasal 22;
f. apabila terdapat Anggota Dewan Pengawas yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf c, huruf d dan huruf e dapat dilakukan penggantian Anggota Dewan
Pengawas dengan tetap memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal
22;
g. masa jabatan Anggota Dewan Pengawas Pengganti sebagaimana dimaksud pada huruf f,
ditetapkan selama sisa masa jabatan Anggota Dewan Pengawas yang diganti; dan
h. anggota Dewan Pengawas dapat diberhentikan untuk sementara waktu dari jabatannya dalam
hal Dewan Pengawas yang bersangkutan sedang menjalani proses peradilan berkaitan dengan
tuntutan pidana.

Pasal 23

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


14
(1) Pemberhentian Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

(2) Dalam hal Anggota Dewan Pengawas yang bersangkutan berkeberatan, dapat mengajukan
keberatan selambat-lambatnya selama 30 (tiga puluh) hari kerja.

(3) Dalam hal tenggang waktu yang diberikan tidak dimanfaatkan oleh Anggota Dewan
Pengawas maka Keputusan pemberhentiannya berlaku secara otomatis.

Pasal 24

(1) Bupati dapat mengangkat Sekretaris Dewan Pengawas atas usulan Pimpinan BLUD untuk
mendukung kelancaran tugas Dewan Pengawas.

(2) Sekretaris dapat dibantu seorang Anggota Sekretariat apabila dibutuhkan sesuai dengan
beban kerja.

(3) Anggota Sekretariat diangkat dan diberhentikan oleh Direktur.

(4) Sekretaris Dewan Pengawas dan Anggota Sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
bukan merupakan Anggota Dewan Pengawas.

(5) Sekretaris Dewan Pengawas dapat diberhentikan sewaktu-waktu oleh Bupati.

(6) Pemberhentian Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (5), apabila:
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tidak melaksanakan ketentuan perundang-undangan;
c. adanya kebijakan Pemerintah Daerah terkait dengan keberadaan Sekretaris Dewan
Pengawas;
d. terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit BLUD;
e. dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan tindak pidana dan/atau kesalahan
yang berkaitan dengan tugasnya;
f. tidak lagi memenuhi persyaratan; atau
g. mengundurkan diri

Pasal 25

Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, memiliki kriteria antara
lain:
a. pendidikan paling rendah Sekolah Menengah Atas (SMA) atau yang sederajat;
b. dapat mengoperasionalkan komputer untuk mendukung tugas dan fungsi Dewan Pengawas;
c. dapat bekerja penuh waktu; atau

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


15
d. usia pada saat diangkat paling tinggi 40 (empat puluh) tahun.

Pasal 26

Tugas Sekretaris Dewan Pengawas, antara lain:

a. mengagendakan, mengadministrasikan, dan mengendalikan secara teknis kegiatan Dewan


Pengawas;
b. menyiapkan data dan informasi untuk mendukung tugas Dewan Pengawas;
c. membantu menyusun laporan Dewan Pengawas kepada Bupati;
d. melaksanakan dan menyimpan dokumen kegiatan Dewan Pengawas; dan
e. menjaga hal-hal yang perlu dirahasiakan atau yang menurut sifatnya perlu dirahasiakan.

Pasal 27

Sekretaris Dewan Pengawas mempunyai fungsi:


a. sebagai pelaksana ketatausahaan Dewan Pengawas;
b. sebagai pelaksana komunikasi dan distribusi informasi dari dan/atau ke Anggota Dewan
Pengawas; dan
c. sebagai pusat dokumentasi kegiatan Dewan Pengawas.

Bagian Kelima

Rapat-Rapat dan Pelaporan

Pasal 28

Rapat Dewan Pengawas terdiri dari Ketua dan Anggota.

Pasal 29

(1) Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan apabila dihadiri minimal 2/3 (dua per
tiga) dari jumlah Anggota.

(2) Dalam hal kuorum tidak tercapai, Rapat tidak dapat dilaksanakan, dan ditunda untuk
dijadwalkan kembali.

(3) Dalam hal kuorum tetap tidak tercapai setelah penundaan maka Rapat tetap tidak dapat
dilaksanakan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


16
(4) Untuk kepentingan pengambilan Keputusan strategis, Rapat harus dihadiri oleh Ketua dan
seluruh Anggota Dewan Pengawas.

Pasal 30

(1) Rapat berkala dilaksanakan setiap 3 (tiga) bulan sekali.

(2) Setiap Undangan Rapat harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani Ketua Dewan
Pengawas, serta diketahui oleh Pimpinan Rumah Sakit BLUD.

(3) Undangan Rapat berkala harus disampaikan 3 (tiga) hari sebelum pelaksanaan Rapat.

Pasal 31

(1) Rapat Khusus diadakan atas permintaan Pimpinan Rumah Sakit BLUD.

(2) Undangan Rapat Khusus harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani oleh Pimpinan
Rumah Sakit BLUD.

(3) Rapat Khusus atas permintaan Anggota Dewan Pengawas harus mendapat persetujuan
Pimpinan Rumah Sakit BLUD.

Pasal 32

(1) Rapat Tahunan diselenggarakan pada akhir tahun anggaran berjalan.

(2) Undangan Rapat Tahunan Dewan Pengawas harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani
oleh Pimpinan Rumah Sakit BLUD.

Pasal 33

Setiap Rapat Khusus dan Rapat Tahunan Dewan Pengawas wajib dihadiri oleh seluruh Anggota
Dewan Pengawas dan Pejabat Pengelola Rumah Sakit BLUD.

Pasal 34

(1) Rapat Dewan Pengawas dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas.

(2) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir maka Rapat dipimpin oleh salah satu
Anggota Dewan Pengawas yang ditunjuk.

Pasal 35

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


17
Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, diberikan Honorarium dengan rincian
sebagai berikut:

a. honorarium Ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh perseratus)
dari gaji Pemimpin Rumah Sakit BLUD;
b. honorarium Anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh enam
perseratus) dari gaji Pemimpin Rumah Sakit BLUD; dan
c. honorarium Sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas perseratus)
dari gaji Pemimpin Rumah Sakit BLUD.

Pasal 36
Peserta Rapat

Setiap rapat, selain dihadiri oleh Ketua, Sekretaris dan Anggota Dewan Pengawas serta Direktur
Utama, juga dihadiri oleh Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang lainnya dan apabila
diperlukan sesuai dengan agenda rapat, Komite Medik, Komite Keperawatan, dan pihak lain
yang ada di lingkungan Rumah Sakit atau dari luar lingkungan Rumah Sakit.

Pasal 37
Pejabat Ketua

(1) Dalam hal Ketua Dewan Pengawas berhalangan hadir dalam suatu rapat, maka bila kuorum
telah tercapai, Anggota Dewan Pengawas dapat memilih Pejabat Ketua untuk memimpin
rapat.
(2) Pejabat Ketua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berkewajiban melaporkan hasil
keputusan rapat kepada Ketua Dewan Pengawas pada rapat berikutnya.

Pasal 38
Kuorum

(1) Rapat Dewan Pengawas hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.
(2) Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri oleh 3 (tiga) orang dari seluruh anggota Dewan
Pengawas.
(3) Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat yang telah
ditentukan, maka rapat ditangguhkan untuk dilanjutkan pada suatu tempat, hari dan jam
yang sama minggu berikutnya.
(4) Bila kuorum tidak juga tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat yang telah
ditentukan pada minggu berikutnya, maka rapat segera dilanjutnya dan segala keputusan
yang terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat Dewan Pengawas berikutnya.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


18
Pasal 39
Risalah Rapat

(1) Penyelenggaraan setiap risalah Rapat Dewan Pengawas menjadi tanggung jawab Sekretaris
Dewan Pengawas.
(2) Risalah Rapat Dewan Pengawas harus disahkan dalam waktu maksimal tujuh hari setelah
rapat diselenggarakan, dan segala putusan dalam risalah rapat tersebut tidak boleh
dilaksanakan sebelum disahkan oleh seluruh Anggota Dewan Pengawas yang hadir.

Pasal 40
Pemungutan Suara

(1) Setiap masalah yang diputuskan melalui pemungutan suara dalam Rapat Dewan Pengawas
ditentukan dengan mengangkat tangan; atau bila dikehendaki oleh para Anggota Dewan
Pengawas, pemungutan suara dapat dilakukan dengan amplop tertutup.
(2) Putusan Rapat Dewan Pengawas didasarkan pada suara terbanyak setelah dilakukan
pemungutan suara.
(3) Dalam hal jumlah suara yang diperoleh adalah sama, maka ketua berwenang untuk
menyelenggarakan pemungutan suara yang kedua kalinya.
(4) Suara yang diperhitungkan hanyalah suara anggota Dewan Pengawas yang hadir pada rapat
tersebut.
Pasal 41
Pembatalan Putusan Rapat

(1) Dewan Pengawas dapat merubah atau membatalkan setiap putusan yang diambil pada Rapat
Rutin atau Rapat Khusus sebelumnya, dengan syarat bahwa usul perubahan atau pembatalan
tersebut dicantumkan dalam pemberitahuan atau undangan rapat sebagaimana ditentukan
dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
(2) Dalam hal usul perubahan atau pembatalan putusan Dewan Pengawas tidak diterima dalam
rapat tersebut, maka usulan ini tidak dapat diajukan lagi dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan
terhitung sejak saat ditolaknya usulan.

Bagian Keenam

Pejabat Pengelola Rumah Sakit

Paragraf Kesatu

Komposisi Pengelola Rumah Sakit BLUD

Pasal 42

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


19
Pejabat Pengelola Rumah Sakit BLUD terdiri atas:

a. Direktur sebagai Pemimpin Rumah Sakit BLUD;


b. Kepala Bagian Tata Usaha;
c. KaSubag Kepegawaian dan umum, sebagai pejabat urusan kepegawaian dan KaSuBag
Keuangan sebagai urusan keuangan;
d. Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan, Kabid Penunjang sebagai Pejabat Teknis
Pelayanan; dan
e. Kesie pelayanan medis, kasie keperawatan, kasie penunjang medis, dan kasie penunjang non
medis sebagai Pejabat Teknis Pendukung Pelayanan.

Pasal 43

(1) Komposisi Pejabat Pengelola Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44, dapat
dilakukan perubahan, baik jumlah maupun jenisnya, setelah melalui kajian oleh Tim yang
dibentuk oleh Bupati.

(2) Perubahan komposisi Pejabat Pengelola Rumah Sakit ditetapkan dengan Peraturan Bupati.

Paragraf Kedua

Pengangkatan Pejabat Pengelola Rumah Sakit

Pasal 44

(1) Pengangkatan dalam jabatan Pejabat Pengelola Rumah Sakit didasarkan pada kompetensi
yang sesuai dengan jabatan yang bersangkutan.

(2) Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan kemampuan pejabat yang
terdiri atas kompetensi dasar, kompetensi bidang, dan kompetensi khusus.

(3) Kebutuhan praktek bisnis yang sehat merupakan kesesuaian antara kebutuhan jabatan,
kualitas dan kualifikasi sesuai kemampuan keuangan Rumah Sakit.

Pasal 45

Pejabat Pengelola Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan dengan Keputusan Bupati.

Pasal 46

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


20
(1) Masa jabatan sebagai Pejabat Pengelola Rumah Sakit adalah 5 (lima) tahun dan dapat
diperpanjang apabila memenuhi persyaratan.

(2) Pejabat Pengelola Rumah Sakit dapat diberhentikan sebelum masa jabatan berakhir apabila:
a. tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
b. tersangkut masalah hukum diatas 6 (enam) bulan dan memiliki kekuatan hukum tetap;
c. adanya kebijakan Pemerintah Daerah terkait dengan perubahan komposisi Pejabat
Pengelola Rumah Sakit;
d. kinerja menurun 2 (dua) tahun berturut turut;
e. mengundurkan diri;
f. sebagai Calon Bupati dalam Pemilihan Kepala Daerah; atau
g. Pejabat Pengelola Rumah Sakit dapat diberhentikan untuk sementara waktu dari
jabatannya dalam hal Pejabat Pengelola Rumah Sakit yang bersangkutan sedang
menjalani proses peradilan berkaitan dengan tuntutan pidana.

(3) Direktur atau Pejabat Struktural yang diberhentikan sebelum masa jabatannya habis diberi
kesempatan mengajukan keberatan selambat-lambatnya selama 30 (tiga puluh) hari kerja.

(4) Dalam hal tenggang waktu yang diberikan tidak dimanfaatkan oleh Pejabat Pengelola
Rumah Sakit maka Keputusan Pemberhentiannya berlaku secara otomatis.

Paragraf Ketiga

Persyaratan Pejabat Pengelola Rumah Sakit

Pasal 47

(1) Yang dapat diangkat menjadi Pejabat Pengelola Rumah Sakit adalah seseorang yang
memenuhi syarat Kompetensi Dasar, Kompetensi Bidang, dan Kompetensi Khusus.

(2) Kompetensi Dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kompetensi yang wajib
dimiliki oleh setiap Pejabat Pengelola Rumah Sakit, yang meliputi integritas,
kepemimpinan, perencanaan, penganggaran, pengorganisasian, kerjasama dan fleksibel.
(3) Kompetensi Bidang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kompetensi yang
diperlukan oleh setiap Pejabat Pengelola Rumah Sakit sesuai dengan bidang pekerjaan yang
menjadi tanggungjawabnya yang meliputi bidang orientasi pada pelayanan, orientasi pada
kualitas, berpikir analitis, berpikir konseptual, keahlian tekhnikal, manajerial dan
profesional dan inovasi.

(4) Kompetensi Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah kompetensi yang harus
dimiliki oleh Pejabat Pengelola Rumah Sakit dalam mengemban tugas pokok dan fungsinya
sesuai dengan jabatan dan kedudukannya dengan Kompetensi Khusus yang meliputi
pendidikan, pelatihan, dan/atau pengalaman jabatan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


21
BAB IV
DIREKTUR DAN KEPALA BIDANG RUMAH SAKIT

KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI


Kedudukan
Pasal 48

(1) UPT RSUD merupakan unit organisasi profesional yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Dinas.
(2) UPT RSUD dibina dan bertanggung jawab kepada Dinas.

Pasal 49
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur merupakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Susunan Organisasi

Pasal 50

(1) Susunan Organisasi RSUD terdiri dari:


a. Direktur
b. Bagian Tata Usaha, membawahi:
1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
2. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan;
3. Sub Bagian Keuangan.
c. Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan membawahi:
1. Seksi Pelayanan Medik;
2. Seksi Pelayanan Keperawatan.
d. Bidang Penunjang, membawahi:
1. Seksi Penunjang Medik;
2. Seksi Penunjang Non Medik.
e. Komite Medik
f. Komite Keperawatan
g. Komite Tenaga Kesehatan Lain
h. Komite Etik dan Hukum
i. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


22
j. Panitia Pengendalian Resistensi Antimikroba
k. Tim Keselamatan Pasien
l. Satuan Pemeriksaan Internal
m. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Bagan Struktur Organisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB V
TUGAS DAN FUNGSI

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 51

(1) RSUD mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, perawatan intensif
dan pelayanan kesehatan jiwa.
(2) Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), RSUD mempunyai fungsi:
e. penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
f. pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
g. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan; dan
h. penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

Bagian Kedua
Jabatan Pimpinan RSUD

Pasal 52

(1) RSUD dipimpin oleh Direktur.


(2) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pejabat fungsional dokter atau
dokter gigi yang diberikan tugas tambahan untuk memimpin penyelenggaraan Rumah
Sakit dan menjalankan fungsi diantaranya :
a. perumusan, penetapan, pelaksanaan program dan anggaran bidang pelayanan medis,
pelayanan kesehatan jiwa, keperawatan dan penunjang;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


23
b. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi terkait pengelolaan administrasi umum dan
keuangan serta satuan pemeriksaan internal;
c. penyelenggaraan pengelolaan rumah sakit terkait unsur pelayanan medis, keperawatan,
penunjang medis dan komite-komite ditetapkan Direktur sesuai dengan
kewenangannya;
d. penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia pada
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur di bidang kesehatan;
e. penetapan kendali mutu dan biaya, keselamatan pasien di bidang pelayanan medis,
keperawatan dan penunjang;
f. pelaksanaan evaluasi, pelaporan, tugas dan fungsi UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
g. pelaksanaan tugas kedinasan lainnya.
(3) Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas
usul Kepala Dinas, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga
Unsur Organisasi

Pasal 53

(1) Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang
Kepala Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur.
(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, angka (1) dipimpin oleh
seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala
Bagian.

Bagian Tata Usaha

Pasal 54

(1) Bagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b mempunyai
tugas membantu Direktur dalam memberikan pelayanan administratif dan teknis yang
meliputi pengelolaan tata usaha umum, perencanaan, monitoring dan evaluasi,
kepegawaian, diklat, pengembangan sumber daya manusia, kerumahtanggaan dan logistik
rumah sakit.
(2) Kepala Bagian Tata Usaha dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memiliki fungsi :

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


24
a. pengkoordinasian bahan penyusunan perumusan, pelaksanaan kebijakan strategis dan
teknis norma, standar, prosedur dan kriteria di lingkungan UPT RSD Kabupaten
Belitung Timur;
b. pelaksanaan penyusunan perumusan, perencanaan, analisa dokumen perencanaan
program dan anggaran;
c. pengkoordinasian penyusunan, perumusan dokumen laporan kinerja, program dan
kegiatan serta pertanggungjawaban Pemerintah di lingkup sekretariat dan UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur;
d. pengkoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen hasil monitoring dan evaluasi
bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
e. pengkoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan monitoring dan
evaluasi bulanan, triwulan, semester dan tahunan;
f. pengkoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen pelaporan keuangan bulanan,
triwulan, semester dan tahunan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
g. pengkoordinasian, penyusunan, perumusan dokumen catatan atas laporan keuangan
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
h. pengkoordinasian kesejahteraan pegawai, hukuman disiplin pegawai, permasalahan
yang dihadapi pegawai yang berdampak pada kinerja pegawai dengan unit kerja/
instansi terkait;
i. pengkoordinasian penyusunan dan analisa kebutuhan pegawai/pengadaan
barang/pemeliharaan aset UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur/perjalanan
dinas/penyelenggaran rapat dinas;
j. pengkoordinasian penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan
dan standar kompetensi jabatan di lingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
k. pengkoordinasian pengelolaan keuangan badan layanan umum daerah;
l. pengelolaan barang milik daerah, arsip dan hubungan masyarakat;
m. pengkoordinasian data dan dokumen serta informasi publik;
n. pengkoordinasian pelaksanaan pembinaan, pengawasan, pengendalian, pemantauan
pelaksanaan tugas pegawai di lingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
o. pelaksanaan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkungan UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
p. pengkoordinasian keamanan dan ketertiban di lingkungan UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
q. pengkoordinasian dan penyampaian hasil pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas di
lingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur kepada Direktur;
r. pelaksanaan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 55

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


25
(1) Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok mengelola administrasi keuangan lingkup
RSUD.
(2) Kepala Sub Bagian Keuangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) mempunyai uraian
tugas:
a. menyusun, mengumpulkan dan merumuskan bahan rencana kerja dan anggaran,
belanja tidak langsung pada APBD murni dan perubahan;
b. menyiapkan bahan penyusunan dokumen perencanaan program, kegiatan dan
anggaran pada subbagian keuangan;
c. menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran pada
subbagian keuangan;
d. menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis norma, standar, prosedur dan
kriteria dalam hal keuangan di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
e. melaksanakan pembinaan administrasi keuangan di lingkup UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
f. menyusun, menganalisa dan merumuskan pelaporan keuangan bulanan, triwulan,
semester dan tahunan di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung TImur;
g. menyusun, menganalisa, merumuskan dan mendokumentasikan catatan atas laporan
keuangan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
h. menyusun penatausahaan keuangan di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
i. mengkoordinasikan laporan keuangan dan catatan atas laporan keuangan kepada unit
kerja/perangkat daerah terkait;
j. melaksanakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah pada UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
k. melaksanakan pengelolaan naskah dan arsip keuangan;
l. menyusun laporan kinerja pelaksanaan tugas pegawai pada subbagian keuangan;
m. melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 56

(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas pokok mengelola
perencanaan, evaluasi dan pelaporan manajemen aset lingkup RSUD.
(2) Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan dalam menjalankan tugas pokok
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki fungsi :
a. menyiapkan bahan perumusan dan pelaksanaan teknis norma, standar prosedur dan
kriteria di lingkup perencanaan, evaluasi, pelaporan dan aset;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


26
b. mengadakan rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen rencana program
jangka menengah daerah, rencana strategis, rencana kerja tahunan UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur;
c. menyusun, menganalisa dan merumuskan dokumen perencanaan program dan
kegiatan serta anggaran meliputi daftar rencana pelaksanaan kegiatan, rencana kerja
anggaran (RKA), daftar pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah dan
perubahan APBD di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
d. memfasilitasi rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen Indikator Kinerja
Utama (IKU), perjanjian kinerja atau penetapan kinerja, laporan kinerja instansi
pemerintah, laporan penyelenggaraan pemerintah daerah dan laporan keterangan
pertanggungjawaban di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
e. mengadakan pembahasan program, kegiatan dan anggaran yang meliputi rencana kerja
anggaran (RKA); daftar pelaksanaan APBD dan perubahan APBD;
f. menyiapkan rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen Indikator Kinerja
Utama, Perjanjian Kinerja atau Penetapan Kinerja, Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP), Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah, Laporan
Keterangan dan Pertanggung Jawaban di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
g. menyusun, menganalisa dan merumuskan dokumen Indikator Kinerja Utama,
Perjanjian Kinerja, atau Penetapan Kinerja Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
laporan keterangan dan pertanggungjawaban di lingkup UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
h. menyiapkan bahan dan dokumen pendukung pelaksanaan program dan kegiatan di
lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
i. memfasilitasi rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen pelaporan hasil
monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semester, dan tahunan di lingkup UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
j. melaksanakan penyusunan rencana, analisis kebutuhan pemeliharaan barang alat
perlengkapan kantor;
k. memfasilitasi penyediaan tempat pendistribusian dan penyimpanan barang
l. menyusun laporan kinerja pelaksanaan tugas pegawai pada subbagian perencanaan,
evaluasi, pelaporan dan aset;
m. melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 57
(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok mengelola administrasi
umum, rumah tangga dan kepegawaian lingkup RSUD.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


27
(2) Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dalam menjalankan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai uraian tugas :
a. memfasilitasi rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen rencana
pembangunan jangka menengah daerah, rencana strategis dan rencana kerja tahunan di
lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
b. memfasilitasi rapat koordinasi penyusunan dan perumusan dokumen pelaporan hasil
monitoring dan evaluasi bulanan, triwulan, semester dan tahunan di lingkup UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur;
c. memfasilitasi penyediaan tempat pendistribusian dan penyimpanan barang;
d. melaksanakan penyediaan jasa asuransi pegawai, kendaraan dinas dan operasional di
lingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
e. mengatur dan mengendalikan kegiatan rumah tangga yang meliputi pelayanan telepon,
keamanan, kebersihan, ketertiban serta kegiatan lain yang berkaitan dengan kegiatan
rumah tangga;
f. melaksanakan penyediaan bahan bakar minyak untuk kendaraan dinas dan operasional;
g. melaksanakan pengelolaan dan pemeliharaan kendaraan dinas dan operasional;
h. mengatur dan mengendalikan kegiatan pengelolaan naskah dinas dan kearsipan di
lingkup sub bagian umum dan kepegawaian;
i. melaksanakan pengadaan dan pemeliharaan gedung, taman serta sarana prasarana
rumah tangga dan administrasi kantor;
j. menyusun rencana formasi kepegawaian;
k. mengelola data dan informasi kepegawaian;
l. membuat usulan pengembangan karir pegawai yang meliputi tugas belajar, izin belajar,
pendidikan dan pelatihan;
m. menyusun rencana kebutuhan pendidikan dan pelatihan;
n. menyiapkan bahan usulan kesejahteraan pegawai;
o. memfasilitasi penyusunan analisa jabatan, analisa beban kerja, evaluasi jabatan dan
standar kompetensi jabatan di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
p. mengatur dan mengendalikan kegiatan pengelolaan naskah dinas dan arsip di lingkup
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
q. melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan


Pasal 58
(1) Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf c mempunyai tugas membantu Direktur dalam merencanakan, melaksanakan,
melakukan koordinasi dan mengawasi penyelenggaraan pelayanan medis dan pelayanan
keperawatan pada UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


28
(2) Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) menjalankan fungsi :
a. penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis, standar operasional prosedur pada
bidang pelayanan medik dan keperawatan di lingkup UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
b. perencanaan dan pelaksanaan program kerja di bidang pelayanan medik dan
keperawatan;
c. pengkoordinasian pengelolaan sarana dan prasarana bidang pelayanan medik dan
keperawatan;
d. pengkoordinasian dan pengawasan pelaksanaan kegiatan pelayanan medik dan
keperawatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, perawatan
intensive, pelayanan bedah, pelayanan anak, pelayanan kesehatan jiwa dan pelayanan
lainnya sesuai dengan perkembangan;
e. pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan medik dan keperawatan
dengan unit kerja lain;
f. pengelolaan manajemen resiko pelayanan dan pengaduan di UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
g. pelaksanaan dan pengawasan kendali mutu dan keselamatan pasien di bidang
pelayanan;
h. penyusunan standar pelayanan medik dan pelayanan keperawatan;
i. penyusunan pengembangan kompetensi bagi tenaga kesehatan di bidang pelayanan
medik dan keperawatan;
j. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi bidang pelayanan medik dan
keperawatan;
k. pelaksanaan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 59

(1) Seksi Pelayanan Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c angka (1)
mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi pelayanan medis yang meliputi pelayanan
rawat jalan, rawat inap, gawat darurat, rawat intensive dan pelayanan kesehatan jiwa.
(2) Kepala Seksi Pelayanan Medik dalam menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memiliki uraian tugas :
a. menyusun dan merencanakan program kerja seksi pelayanan medik;
b. menyusun rencana kebutuhan anggaran sumber daya dan sarana pelayanan medik;
c. mengumpulkan dan pengolahan data dan informasi dalam rangka pengelolaan
pelayanan medik;
d. menyusun dan membuat pengelolaan tatalaksana penyelenggaraan pelayanan medik;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


29
e. menyusun dan membuat pengelolaan tatalaksana pengadaan dan distribusi sumber daya
pelayanan medik;
f. melakukan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan medik;
g. melaksanakan koordinasi dengan unit kerja lain yang terkait dengan catatan medik dan
pelaporan;
h. membuat bahan pengelolaan manajemen resiko di lingkungan UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
i. membuat usulan dan melaksanakan pengembangan kompetensi tenaga Dokter;
j. membagikan tugas kepada bawahan di lingkungan pelayanan medik sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
k. menyusun laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada seksi
pelayanan medik;
l. melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 60

(1) Seksi Pelayanan Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, angka
(2) mempunyai tugas pokok melaksanakan fungsi pelayanan keperawatan
(2) Kepala Seksi Pelayanan Keperawatan dalam menjalankan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki uraian tugas :
a. menyusun rencana kegiatan di bidang ketenagaan dan pengembangan mutu pelayanan
keperawatan;
b. merencanakan kebutuhan jumlah dan kualifikasi tenaga keperawatan yang di butuhkan di
rumah sakit;
c. merencanakan pengembangan kompetensi tenaga keperawatan melalui pendidikan dan
pelatihan;
d. merencanakan kebutuhan peralatan keperawatan;
e. menyusun dan membuat pedoman pola karir perawat klinik bersama Komite
Keperawatan;
f. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan perangkat daerah/unit kerja lain
yang terkait dengan keperawatan;
g. melaksanakan pembinaan dan bimbingan kepada kepala ruangan dan pelaksana
keperawatan di rumah sakit;
h. mengawasi dan mengendalikan pelayanan keperawatan di rumah sakit agar asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan terlaksana dengan baik dan bermutu;
i. melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan
kebidanan di rumah sakit;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


30
j. membagikan tugas kepada bawahan di lingkungan pelayanan keperawatan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing untuk kelancaran pelaksanaan tugas;
k. melaksanakan tugas lain dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Bidang Penunjang
Pasal 61

(1) Bidang Penunjang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d mempunyai tugas
merencanakan, melaksanakan pembinaan dan mengkoordinasikan serta melakukan
pengendalian dan pengawasan kegiatan pelayanan penunjang medik dan pelayanan
penunjang non medik.
(2) Bidang Penunjang dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menjalankan fungsi :
a. penyusunan rencana operasional di lingkungan bidang pelayanan penunjang berdasarkan
program kerja rumah sakit serta petunjuk pimpinan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. perumusan perencanaan, pelaksanaan program dan anggaran serta rencana Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah dan pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah di lingkup
bidang penunjang;
c. pembinaan, pengendalian, pengawasan pelaksanaan tugas bawahan di lingkup bidang
penunjang;
d. pelaksanaan koordinasi dan kerjasama dengan perangkat daerah/unit kerja lain terkait
pelayanan bidang penunjang;
e. pengelolaan manajemen resiko bidang penunjang;
f. pengkoordinasian kendali mutu dan biaya dan keselamatan pasien di bidang penunjang;
g. pengkoordinasian dan penetapan data jasa pelayanan penunjang secara berkala;
h. pelaksanaan pengembangan kompetensi sumber daya manusia di lingkup bidang
penunjang;
i. pelaporan dan evaluasi pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkup bidang penunjang;
j. pelaksanaan tugas dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 62

(1) Seksi Penunjang Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, angka 1
mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan penunjang medik.
(2) Kepala Seksi Penunjang Medik dalam menjalankan tugas pokok sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) memiliki uraian tugas :

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


31
a. merencanakan kegiatan pelayanan seksi penunjang medik berdasarkan rencana
operasional bidang penunjang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan kegiatan pengadaan kebutuhan sarana prasarana pelayanan dan perbaikan
kelengkapan sarana prasarana seksi penunjang medik;
c. melaksanakan pengembangan pelayanan penunjang medik pada UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur;
d. melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi pelayanan penunjang dengan
unit kerja lain;
e. melaksanakan tugas di lingkup penunjang medik sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku sebagai akuntabilitas kinerja;
f. melaksanakan koordinasi dan fasilitasi dengan instalasi yang berada di bawahnya;
g. melaksanakan pembinaan, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan di
lingkup seksi penunjang medik;
h. melaksanakan tugas dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Pasal 63

(1) Seksi Penunjang Non Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d, angka 2
mempunyai tugas pokok melaksanakan pelayanan penunjang non medik.
(2) Kepala Seksi Penunjang Non Medik dalam menjalankan tugas pokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) memiliki uraian tugas :
a. merencanakan kegiatan penunjang non medik berdasarkan rencana operasional bidang
penunjang sebagai pedoman pelaksanaan tugas;
b. melaksanakan pembinaan, pengendalian dan pengawasan pelaksanaan tugas bawahan
pada seksi penunjang non medik;
c. melaksanakan dan mendistribusikan pengelolaan sarana prasarana seksi penunjang non
medik;
d. melaksanakan pemeliharaan fasilitas sarana prasarana UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur;
e. melaksanakan pengembangan pelayanan penunjang non medik dan pengembangan sistem
informasi rumah sakit;
f. menyiapkan bahan koordinasi dan kerjasama dengan perangkat daerah/unit kerja lain
yang berkaitan dengan pelayanan penunjang non medik;
g. membuat laporan dan melakukan evaluasi pelaksanaan tugas bawahan pada seksi
penunjang non medik;
h. melaksanakan tugas dari atasan sesuai tugas dan fungsi.

Bagian Keempat

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


32
Komite - Komite

Komite Medik

Pasal 64

(1) Komite Medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e, adalah merupakan
wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi yang dibentuk untuk
memberikan pertimbangan strategis kepada Direktur dalam rangka peningkatan dan
pengembangan pelayanan rumah sakit serta meningkatkan profesionalisme staf medis yang
bekerja di rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis
di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas kredensial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
komite medik menjalankan fungsi:
a. pembuatan dan penyusunan daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b. penyelenggaran pemeriksanaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan
mental, perilaku dan etika profesi;
c. evaluasi data pendidikan profesional kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan;
d. wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e. penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
f. pelaporan hasil penilaian kredensi dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
g. pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h. pelaksanaan rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.
(3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b, Komite Medik menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan audit medis;
b. pelaksanaan rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;
c. pelaksanaan rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis; dan
d. pelaksanaan rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


33
(4) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, Komite Medik
menyelenggarakan fungsi:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. pelaksanaan rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien.

Komite Keperawatan

Pasal 65

(1) Komite Keperawatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f, adalah
merupakan organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit yang keanggotaannya
terdiri dari tenaga keperawatan;
(2) Komite Keperawatan bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan
serta mengatur tata kelola klinis yang baik agar mutu pelayanan keperawatan dan
pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit;
(3) Komite Keperawatan mempunyai fungsi meningkatkan profesionalisme tenaga
keperawatan yang bekerja di rumah sakit dengan cara :
a. melakukan kredensial bagi seluruh tenaga keperawatan yang akan melakukan
pelayanan keperawatan dan kebidanan di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi tenaga keperawatan; dan
c. menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi perawat dan bidan.
(4) Dalam melaksanakan fungsi kredensial, komite keperawatan mempunyai tugas:
a. menyusun daftar rincian kewenangan klinis dan buku putih;
b. melakukan verifikasi persyaratan kredensial;
c. merekomendasikan kewenangan klinis tenaga keperawatan;
d. merekomendaskan pemulihan kewenangan klinis;
e. melakukan kredensial ulang secara berkala sesuai waktu yang ditetapkan;
f. melaporkan seluruh proses kredensial kepada ketua komite keperawatan untuk
diteruskan kepada direktur rumah sakit;
(5) Dalam melaksanakan fungsi memelihara mutu profesi, komite keperawatan mempunyai
tugas;
a. menyusun data dasar profil tenaga keperawatan sesuai area praktik;
b. merekomendasikan perencanaan pengembangan profesional berkelanjutan tenaga
keperawatan;
c. melakukan audit keperawatan dan kebidanan; dan
d. memfasilitasi proses pendampingan sesuai kebutuhan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


34
(6) Dalam melaksanakan fungsi menjaga disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan, komite
keperawatan mempunyai tugas:
a. melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
b. melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
c. merekomendasikan penyelesaian masalah pelanggaran disiplin dan masalah etik dalam
kehidupan profesi dan pelayanan asuhan keperawatan dan kebidanan;
d. merekomendasikan pencabutan kewenangan klinis; dan
e. memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etik dalam asuhan
keperawatan dan kebidanan.

Komite Tenaga Kesehatan Lain


Pasal 66

(1) Komite Tenaga Kesehatan Lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g
adalah merupakan organisasi non struktural yang dibentuk untuk menerapkan tata kelola
klinis agar tenaga kesehatan di rumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi klinis, pemeliharaan etika dan disiplin profesi klinis;
(2) Komite Tenaga Kesehatan Lain mempunyai tugas;
a. melakukan verifikasi keahlian tenaga kesehatan yang diperbolehkan dalam melakukan
pelayanan kesehatan melalui mekanisme proses kredensial dan re-kredensial;
b. memelihara mutu profesi dan memantau kualitas kinerja profesi tenaga kesehatan
melalui evaluasi penilaian kinerja dan audit klinis;
c. menjaga etika, disiplin dan perilaku profesi tenaga kesehatan melalui penerapan
pedoman perilaku pegawai pada UPT RSD Kabupaten Belitung Tiimur khususnya bagi
tenaga kesehatan.

Komite Etik dan Hukum

Pasal 67

(1) Komite Etik dan Hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h adalah
unsur organisasi nonstruktural yang membantu kepala atau direktur rumah sakit untuk
penerapan etika rumah sakit dan hukum perumahsakitan;
(2) Komite Etik dan Hukum mempunyai tugas :
a. memberikan pertimbangan kepada Kepala atau Direktur rumah sakit mengenai
kebijakan, peraturan, pedoman, dan standar yang memiliki dampak etik dan/atau
hukum;
b. memberikan pertimbangan dan/atau rekomendasi terkait pemberian bantuan hukum dan
rehabilitasi bagi sumber daya manusia rumah sakit;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


35
c. meningkatkan dan menjaga kepatuhan penerapan etika dan hukum di Rumah Sakit,
dengan cara:
1. menyusun Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct);
2. menyusun pedoman Etika Pelayanan;
3. membina penerapan Etika Pelayanan, Etika Penyelenggaraan dan Hukum
perumahsakitan;
4. mengawasi pelaksanaan penerapan Etika Pelayanan dan Etika Penyelenggaraan;
5. memberikan analisis dan pertimbangan etik dan hukum pada pembahasan internal
kasus pengaduan hukum;
6. mendukung bagian hukum dalam melakukan pilihan penyelesaian sengketa
(alternative dispute resolution) dan/atau advokasi hukum kasus pengaduan hukum;
dan
7. menyelesaikan kasus pelanggaran etika pelayanan yang tidak dapat diselesaikan oleh
komite etika profesi terkait atau kasus etika antar profesi di Rumah Sakit.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2), Komite Etik
dan Hukum memiliki fungsi:
a. pengelolaan data dan informasi terkait etika Rumah Sakit;
b. pengkajian etika dan hukum perumahsakitan, termasuk masalah profesionalisme,
interkolaborasi, pendidikan, dan penelitian serta nilai-nilai bioetika dan humaniora;
c. sosialisasi dan promosi Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan pedoman
Etika Pelayanan;
d. pencegahan penyimpangan Panduan Etik dan Perilaku (Code of Conduct) dan
pedoman Etika Pelayanan;
e. monitoring dan evaluasi terhadap penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan;
f. pembimbingan dan konsultasi dalam penerapan Panduan Etik dan Perilaku (Code of
Conduct) dan pedoman Etika Pelayanan;
g. penelusuran dan penindaklanjutan kasus terkait Etika Pelayanan dan Etika
Penyelenggaraan sesuai dengan peraturan internal Rumah Sakit; dan
h. penindaklanjutan terhadap keputusan etik dan profesi yang tidak dapat diselesaikan
oleh komite profesi yang bersangkutan atau kasus etika antar profesi.

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Pasal 68

(1) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf j adalah merupakan organisasi nonstruktural pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
yang mempunyai fungsi utama menjalankan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi serta

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


36
menyusun kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk pencegahan infeksi
yang bersumber dari masyarakat berupa Tuberkulosis, HIV dan infeksi menular lainnnya;
(2) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi mempunyai tugas:
a. membuat dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakan Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI);
b. melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI agar dapat dipahami dan dilaksanakan oleh
petugas kebersihan Rumah Sakit;
c. membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) PPI;
d. menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut;
e. melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa infeksi nosokomial;
f. memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara pencegahan dan
pengendalian infeksi;
g. memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dalam Pencegahan Pengendalian Infeksi;
h. mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI dan aman bagi
yang menggunakan;
i. mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam Rumah Sakit;
j. mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji kembali
rencana manajemen PPI apakah telah sesuai dengan kebijakan manajemen Rumah
Sakit;
k. melakukan pertemuan berkala termasuk evaluasi kebijakan;
l. berkoordinasi dengan unit lain dalam hal PPI;
m. menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena potensial
menyebarkan infeksi;
n. melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan infeksibilia
ada KLB di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
(3) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau Tim Pencegahan Pengendalian Infeksi
(PPI) dibentuk untuk menyelenggarakan tata kelola PPI yang baik agar mutu pelayanan
medis serta keselamatan pasien dan pekerja di Fasilitas Pelayanan Kesehatan terjamin dan
terlindungi.

Panitia Pengendalian Resistensi Antimikroba

Pasal 69

(1) Panitia Pengendalian Resistensi Antimikroba sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(1) huruf k adalah unsur organisasi nonstruktural yang bertujuan menerapkan Program
Pengendalian Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit melalui perencanaan,

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


37
pengorganisasian, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi dengan bertanggungjawab
langsung kepada kepala/ direktur rumah sakit;
(2) Panitia Pengendalian Resistensi Antimikroba mempunyai tugas dan fungsi:
a. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan tentang
pengendalian resistensi antimikroba;
b. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam menetapkan kebijakan umum dan
panduan penggunaan antibiotik di rumah sakit;
c. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam pelaksanaan program pengendalian
resistensi antimikroba;
d. membantu kepala/direktur rumah sakit dalam mengawasi dan mengevaluasi
pelaksanaan program pengendalian resistensi antimikoba;
e. menyelenggarakan forum kajian kasus pengelolaan penyakit infeksi terintegrasi;
f. melakukan surveilans pola penggunaan antibiotik;
g. melakukan surveilans pola mikroba penyebab infeksi dan kepekaannya terhadap
antibiotik;
h. menyebarluaskan serta meningkatkan pemahaman dan kesadaran tentang prinsip
pengendalian resistensi antimikroba, penggunaan antibiotik secara bijak, dan ketaatan
terhadap pencegahan pengendalian infeksi melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan;
i. mengembangkan penelitian di bidang pengendalian resistensi antimikroba; dan
j. melaporkan kegiatan program pengendalian resistensi antimikroba kepada
kepala/direktur rumah sakit.
(3) Dalam menjalankan tugasnya, komite PPRA berkoordinasi dengan unit kerja: Satuan
Medis Fungsional (SMF)/bagian, bidang keperawatan, instalasi farmasi, laboratorium
mikrobiologi klinik, komite pencegahan pengendalian infeksi (PPI), komite farmasi dan
terapi (KFT).

Tim Keselamatan Pasien


Pasal 70

(1) Tim Keselamatan Pasien sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf k adalah
merupakan organisasi non struktural yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
fasilitas pelayanan kesehatan melalui penerapan manajemen risiko dalam seluruh aspek
pelayanan yang disediakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan;
(2) Tim Keselamatan Pasien menjalankan fungsi:
a. Penyusunan standar dan pedoman keselamatan pasien;
b. Penyusunan dan pelaksanaan program keselamatan pasien;
c. Pengembangan dan pengelolaan sistem pelaporan insiden, analisis dan penyusunan
rekomendasi keselamatan pasien;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


38
d. Kerjasama dengan berbagai institusi terkait baik dalam maupun luar negeri;
e. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program keselamatan pasien.

Bagian Kelima
Satuan Pemeriksaan Internal

Pasal 71

(1) Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf l
merupakan unsur organisasi yang bertugas melaksanakan pemeriksaan audit kinerja
internal rumah sakit;
(2) Dalam melaksanakan tugasnya Satuan Pemeriksaan Internal menjalankan fungsi sebagai
berikut:
a. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan manajemen resiko di unit kerja rumah sakit;
b. Penilaian terhadap sistem pengendalian, pengelolaan, pemantauan efektifitas, dan
efisiensi sistem dan prosedur dalam bidang administrasi pelayanan serta administrasi
umum dan keuangan;
c. Pelaksanaan tugas khusus dalam lingkup pengawasan intern yang ditugaskan oleh
kepala rumah sakit atau direktur rumah sakit;
d. Pemantauan pelaksanaan dan ketetapan pelaksanan tindak lanjut atas laporan hasil
audit; dan
e. Pemberian konsultasi, advokasi dan pembimbingan dan pendampingan dalam
pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit.
(1) Satuan Pemeriksaan Internal dalam melaksanakan tugasnya juga memiliki kewenangan
sebagai berikut:
a. mendapatkan akses terhadap seluruh dokumen, pencatatan, sumber daya manusia dan
fisik aset BLUD pada seluruh bagian dan unit kerja lainnya;
b. melakukan komunikasi secara langsung dengan pimpinan BLUD dan/atau Dewan
Pengawas;
c. mengadakan rapat secara berkala dan insidentil dengan pimpinan BLUD dan/atau
Dewan Pengawas;
d. melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan intern pemerintah dan aparat
pemeriksaan ekstern pemerintah; dan
e. mendampingi aparat pengawasan intern pemerintah dan/atau aparat pemeriksaan ekstern
pemerintah dalam melakukan pengawasan.

Bagian Keenam
Kelompok Jabatan Fungsional
Pasal 72

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


39
(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf m,
mempunyai tugas melaksanakan tugas kedinasan sesuai dengan keahliannya yang diatur
menurut ketentuan peraturan perundang-undang.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga ahli yang terbagi dalam
berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.
(3) Setiap Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga
fungsional yang telah berpengalaman atau senior yang ditunjuk oleh Direktur.
(4) Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dibentuk berdasarkan
kebutuhan dan beban kerja.
(5) Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

BAB IV
TATA KERJA

Pasal 73

(1) Hubungan kerja antara UPT Rumah Sakit Daerah dengan Dinas bersifat pembinaan.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan dalam rangka sinkronisasi dan
harmonisasi pelaksanaan tugas UPT Rumah Sakit Daerah dengan Dinas dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan daerah.
(3) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktur melaksanakan koordinasi dengan
Kepala Dinas.
(4) Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, UPT Rumah Sakit Umum Daerah mempunyai
jaringan pelayanan terkait dengan institusi pelayanan kesehatan lainnya.
(5) Dalam mengoptimalkan penyelenggaraan tugas dan fungsi RSUD, Bidang Pelayanan
Medik dan Keperawatan dan Bidang Penunjang memiliki hubungan koordinatif dan
kooperatif dengan Kepala Instalasi, Kepala Unit, Ketua Komite atau satuan panitia dalam
merencanakan kebutuhan dan memonitoring pelayanan medik dan keperawatan serta
pelayanan penunjang.

Pasal 74

(1) Setiap pimpinan dalam lingkungan Rumah Sakit Daerah mengawasi pelaksanaan tugas
bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-
langkah yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Setiap pimpinan dalam lingkungan Rumah Sakit Daerah bertanggung jawab memimpin
dan mengkoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


40
(3) Setiap pimpinan dalam lingkungan Rumah Sakit Daerah wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan
berkala tepat pada waktunya.
(4) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan dalam lingkungan Rumah Sakit Daerah dari
bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan untuk menyusun laporan lebih
lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahan.

BAB V
TATA KELOLA RUMAH SAKIT DAERAH

Pasal 75

(1) Rumah Sakit Daerah dalam penyelenggaraan tata kelola rumah sakit dan tata kelola klinis,
dibina dan bertanggungjawab kepada Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang kesehatan.
(2) Rumah Sakit Daerah bersifat otonom dalam penyelenggaraan tata kelola Rumah Sakit dan
tata kelola klinis serta menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum
daerah.
(3) Otonom dalam tata kelola Rumah Sakit sebagaimana dimaksud ayat (2) menyangkut
penerapan fungsi-fungsi manajemen rumah sakit berdasarkan prinsip-prinsip transparan,
akuntabilitas, independensi dan responsibilitas, kesetaraan dan kewajaran dalam pelayanan.
(4) Otonom dalam tata kelola klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyangkut
penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi:
a. kepemimpinan klinis;
b. audit klinis;
c. data klinis berbasis bukti;
d. peningkatan kinerja;
e. pengelolaan keluhan;
f. mekanisme monitor hasil pelayanan;
g. pengembangan profesi; dan
h. akreditasi rumah sakit.

Pasal 76

(1) Rumah Sakit Umum Daerah dalam pelaksanaan otonomi tata kelola Rumah Sakit dapat
ditetapkan sebagai satuan kerja mandiri, dan secara kelembagaan/institusional bertanggung
jawab kepada Dinas sebagai Unit Pembina.
(2) Pelaksanaan otonomi tata kelola Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui koordinasi dengan Dinas dalam penyusunan perencanaan kegiatan dan
anggaran serta pengelolaan sumber daya manusia.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


41
(3) Pelaksanaan otonomi tata kelola klinis RSUD diselenggarakan oleh Komite Medik Rumah
Sakit.
(4) Dalam hal kebutuhan organisasi dan peningkatan pelayanan kesehatan, Direktur dapat
membentuk komite-komite lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pasal 77

Rumah Sakit Umum Daerah wajib membuat laporan kinerja sebagai pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan Rumah Sakit.

(1) Laporan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Kepala Dinas
secara berkala setelah mendapat persetujuan Dewan Pengawas Rumah Sakit Daerah.
(2) Laporan kinerja sebagaimana pada ayat (1) sekurang-kurangnya memuat data dan
informasi tentang pencapaian indikator pelayanan di rumah sakit, pengelolaan ketenagaan,
dan pengelolaan keuangan serta asset.
(3) Selain laporan kinerja, rumah sakit mempunyai kewajiban memberikan informasi tentang
jumlah kesakitan, jumlah kematian, pola penyakit menular dan tidak menular, dan jumlah
kematian ibu melahirkan/ kematian bayi serta kejadian luar biasa dilaporkan sesuai
kebutuhan daerah.

Pasal 78

(1) Dinas wajib melakukan monitoring dan evaluasi terhadap laporan kinerja Rumah Sakit
Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) sebagai bahan penyusunan
kebijakan dan program kesehatan daerah.
(2) Rumah Sakit Daerah menggunakan kebijakan dan program kesehatan daerah sebagaimana
dimaksud ayat (1) sebagai salah satu acuan dalam menyusun perencanaan dan kegiatan
tahunan Rumah Sakit.

BAB VI
HAL MEWAKILI

Pasal 79

(1) Direktur dalam hal berhalangan menjalankan tugasnya dapat menunjuk Kepala Bagian atau
Kepala Bidang untuk mewakili.
(2) Dalam hal Direktur, Kepala Bagian dan Kepala Bidang berhalangan untuk jangka waktu
tertentu maka segala pengambilan keputusan diserahkan kepada Kepala Dinas.

Prosedur Kerja
Pasal 80

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


42
(1) Dalam melaksanakan tugasnya, setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh kepala
satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan dan pembinaan
kepada bawahannya masing masing pimpinan wajib mengadakan Rapat Berkala.

(2) Dalam rangka standarisasi kegiatan, setiap satuan organisasi wajib memiliki Standar
Prosedur Operasional (SPO).

(3) Ketentuan mengenai Standar Prosedur Operasional (SPO) sebagaimanan dimaksud pada
ayat (2) diatur dengan Keputusan Direktur.

(4) Setiap pimpinan unit organisasi dan kelompok jabatan fungsional di lingkungan Rumah
Sakit dalam melaksanakan tugas wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
sinkronisasi dan pendekatan lintas fungsi secara vertikal dan horisontal dalam lingkungan
masing-masing dalam rangka meningkatkan pelayanan.

(5) Selain menerapkan prisip sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) setiap pimpinan unit
organisasi dan Kelompok Jabatan Fungsional di lingkungan Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas wajib menerapkan Asas Umum Penyelenggaraan Negara.

(6) Asas Umum Penyelenggaraan Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. Asas Kepastian Hukum;
b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;
c. Asas Kepentingan Umum;
d. Asas Keterbukaan;
e. Asas Proposionalitas;
f. Asas Profesionalitas; dan
g. Asas Akuntabilitas.

(7) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib mengawasi,
memimpin, mengkoordinasikan, membimbing serta memberikan petunjuk bagi pelaksanaan
tugas bawahannya dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang
diperlukan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(8) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing dan
menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya dengan tembusan kepada satuan
organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

(9) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahannya wajib diolah
dan dipergunakan sebagai bahan untuk penyusunan laporan lebih lanjut dan untuk
memberikan petunjuk kepada bawahan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


43
(10) Dalam hal pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah Sakit berhalangan maka tugas-
tugas pimpinan satuan organisasi dilaksanakan oleh pimpinan satuan organisasi setingkat
dibawahnya dengan memperhatikan kompetensi.

(11) Dalam hal tugas-tugas yang diberikan kepada pimpinan satuan organisasi setingkat
dibawahnya tidak dapat dilaksanakan, maka tugas-tugas dilaksanakan oleh satuan organisasi
yang setingkat.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Pasal 81

(1) Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada kompetensi sumber daya manusia
yang meliputi kompetensi dasar, kompetensi bidang dan kompetensi khusus dalam rangka
peningkatan pelayanan.

(2) Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit dapat berstatus Pegawai Negeri Sipil atau Non
Pegawai Negeri Sipil yang pengangkatannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
Rumah Sakit.

(3) Ketentuan mengenai kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) merupakan kebutuhan bisnis yang sehat.

(4) Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri Sipil dalam jabatan
dilaksanakan berdasarkan ketentuan perundang-undangan dengan memperhatikan
kompetensi dasar, kompetensi bidang, dan kompetensi khusus.

(5) Mutasi jabatan dilakukan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun sejak
pengangkatan dalam jabatan yang berkenaan berdasarkan pola karier pegawai.

(6) Ketentuan mengenai pola karier pegawai Pegawai Negeri Sipil dan Non Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Rumah Sakit berkaitan dengan pembinaan karier di lingkungan
Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dengan Peraturan Bupati
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebutuhan bisnis yang sehat di
lingkungan Rumah Sakit.

Pengelolaan Sumber Daya Lain

Pasal 82

(1) Sumber daya lain adalah seluruh aset dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan diluar
pendapatan operasional dan dikelola oleh Rumah Sakit.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


44
(2) Pengelolaan sumber daya lain diupayakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
operasional serta kelancaran tugas pokok dan fungsi Rumah Sakit.

(3) Pengelolaan sumber daya yang berupa alat kesehatan wajib dilakukan kalibrasi alat secara
berkala.

(4) Sistem pengelolaan sumber daya lain diusulkan oleh Direktur untuk ditetapkan dengan
Peraturan Bupati.

Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Rumah Sakit

Pasal 83

(1) Dalam menjaga kelestarian lingkungan, Rumah Sakit wajib mengelola limbah Rumah Sakit
melalui Penyusunan Analisas Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2) Pengelolaan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pengelolaan limbah padat
dan cair, pengawasan dan pengendalian vektor.

(3) Pengelolaan limbah cair wajib memenuhi syarat baku mutu yang ditetapkan secara nasional
dan regional meliputi pengelolaan secara kimiawi, fisik dan biologis sebelum dibuang ke
lingkungan.

(4) Dalam mengelola limbah padat (sampah), Rumah Sakit wajib memisahkan sampah medis
dari sampah non medis.

(5) Pengelolaan sampah medis wajib mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Remunerasi
Pasal 84

(1) Remunerasi adalah imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap, honorarium,
insentif, bonus atas prestasi pesangon, dan/atau pensiun yang diberikan kepada Pejabat
Pengelola Rumah Sakit, pegawai Rumah Sakit, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan
Pengawas yang ditetapkan oleh Bupati.

(2) Pejabat Pengelola Rumah Sakit, Dewan Pengawas, Sekretaris Dewan Pengawas dan
pegawai Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan remunerasi sesuai
dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme yang diperlukan.

(3) Remunerasi bagi Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas sebagaimana dimasud
pada ayat (2) diberikan dalam bentuk Honorarium.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


45
(4) Remunerasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Bupati berdasarkan usulan
yang disampaikan oleh Direktur.

Pasal 85

Penetapan remunerasi Direktur, mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:

a. ukuran dan jumlah aset yang dikelola dan tingkat pelayanan serta produktifitas;
b. pertimbangan persamaannya dengan Rumah Sakit lain;
c. kemampuan pendapatan Rumah Sakit; dan
d. kinerja operasional Rumah Sakit yang ditetapkan oleh Bupati dengan
mempertimbangkan antara lain indikator keuangan, indikator pelayanan, dan indikator
manfaat bagi masyarakat.

Pasal 86

(1) Remunerasi bagi pegawai Rumah Sakit, dihitung berdasarkan indikator penilaian:
a. pengalaman dan masa kerja (basic index);
b. ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index);
c. risiko kerja (risk index);
d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index);
e. jabatan yang disandang (position index); dan
f. hasil/capaian kinerja (performance index).

(2) Bagi Pejabat Pengelola Rumah Sakit dan pegawai Rumah Sakit yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil, gaji pokok dan tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang
gaji dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil, serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai
remunerasi yang ditetapkan oleh Bupati.

Pasal 87

(1) Pejabat Pengelola Rumah Sakit, Dewan Pengawas dan Sekretaris Dewan Pengawas yang
diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh
perseratus) dari remunerasi/Honorarium bulan terakhir yang berlaku sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya Keputusan definitif tentang jabatan yang
bersangkutan.

(2) Bagi Pejabat Pengelola Rumah Sakit bersatatus Pegawai Negeri Sipil yang diberhentikan
sementara dari jabatannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), memperoleh penghasilan
sebesar 50% (lima puluh perseratus) dari remunerasi bulan terakhir di Rumah Sakit sejak

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


46
tanggal diberhentikan atau sebesar gaji Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Surat Keputusan
Pangkat Terakhir.

Standar Pelayanan Minimal


Pasal 88

(1) Untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan umum, Rumah Sakit
wajib menyusun Standar Pelayanan Minimal yang diatur dengan Peraturan Bupati.

(2) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat diusulkan oleh
Pemimpin BLUD.

(3) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) harus
mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kesetaraan layanan serta kemudahan
untuk mendapatkan layanan.

Pasal 89

(1) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 72 ayat (1) wajib
memenuhi syarat:
a. fokus pada jenis pelayanan;
b. terukur;
c. dapat dicapai;
d. relevan dan dapat diandalkan; dan
e. tepat waktu.

(2) Fokus pada jenis pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, adalah
mengutamakan kegiatan pelayanan yang menunjang terwujudnya tugas dan fungsi Rumah
Sakit.

(3) Terukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, adalah merupakan kegiatan yang
pencapaiannya dapat dinilai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

(4) Dapat dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, adalah merupakan kegiatan
nyata, dapat dihitung tingkat pencapaiannya, rasional, sesuai kemampuan dan tingkat
pemanfaatannya.

(5) Relevan dan dapat diandalkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, adalah
merupakan kegiatan yang sejalan, berkaitan dan dapat dipercaya untuk menunjang tugas dan
fungsi Rumah Sakit.

(6) Tepat waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, adalah merupakan kesesuaian
jadual dan kegiatan pelayanan yang telah ditetapkan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


47
Tarif Layanan
Pasal 90

(1) Rumah Sakit dapat memungut biaya kepada masyarakat sebagai imbalan atas barang
dan/atau jasa layanan yang diberikan.

(2) Imbalan atas jasa layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam bentuk
tarif layanan yang berdasarkan perhitungan biaya satuan perunit layanan.

(3) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2), termasuk imbal hasil yang wajar dari investasi
dana dan untuk menutup seluruh atau sebagian dari biaya per unit layanan.

(4) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa besaran tarif atau pola tarif
sesuai jenis layanan Rumah Sakit.

(5) Dalam hal tarif lebih rendah dari perhitungan biaya satuan per unit layanan, Pemerintah
Daerah berkewajiban menutup selisih tarif dengan dengan biaya satuan per unit layanan
tersebut.
Pasal 91

(1) Tarif layanan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 diusulkan oleh Direktur
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bupati dan
disampaikan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Belitung
Timur.

(3) Penetapan tarif layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mempertimbangkan
kontinuitas dan pengembangan layanan, daya beli masyarakat, serta kompetisi yang sehat.

(4) Bupati dalam menetapkan besaran tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
membentuk Tim.

(5) Pembentukan Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (4) yang keanggotaannya dapat berasal
dari:
a. pembina teknis;
b. pembina keuangan;
c. unsur perguruan tinggi; dan
d. lembaga profesi.

Pasal 92

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


48
(1) Peraturan Bupati mengenai tarif layanan Rumah Sakit dapat dilakukan perubahan sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan keadaan.

(2) Perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan secara keseluruhan
maupun per unit layanan.

(3) Proses perubahan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) berpedoman pada
ketentuan dalam Pasal 75.

Pengelolaan Keuangan
Bagian Kesatu
Pendapatan

Pasal 93

Pendapatan Rumah Sakit dapat bersumber dari:

a. jasa layanan;
b. hibah terikat dan tidak terikat;
c. hasil kerjasama operasional (KSO) dengan pihak lain;
d. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
e. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, dan
f. Lain-lain pendapatan Rumah Sakit yang sah.

Pasal 94

(1) Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari jasa layanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 77 huruf a berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat.

(2) Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari hibah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77
huruf b dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat.

(3) Hasil kerjasama dengan pihak lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf c dapat
berupa perolehan dari kerjasama operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya yang
mendukung tugas dan fungsi Rumah Sakit.

(4) Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 huruf d berupa pendapatan yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan tugas pelayanan
kepada masyarakat.

(5) Pendapatan Rumah Sakit yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 Huruf e dapat berupa pendapatan yang berasal dari

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


49
pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas pembantuan dan lain
lain.

(6) Lain-lain pendapatan Rumah Sakit yang sah sebagiamana dimaksud dalam Pasal 77 huruf f
antara lain:
a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan kekayaan;
c. jasa giro;
d. pendapatan bunga;
e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; atau
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau pengadaan
barang dan/atau jasa oleh Rumah Sakit.
Pasal 95

(1) Seluruh pendapatan Rumah Sakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 kecuali yang
berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan hibah terikat, dapat dikelola langsung untuk membiayai pengeluaran Rumah
Sakit sesuai Rencana Bisnis dan Anggaran.

(2) Hibah terikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperlakukan sesuai peruntukannya.

(3) Seluruh pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 dilaporkan kepada Dinas
Pendapatan, Pengelolaan Keuangan, dan Aset Daerah Kabupaten Belitung Timur setiap
triwulan.

(4) Format Laporan Pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengacu pada ketentuan
Lampiran IV Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007.

Bagian Kedua

Biaya

Pasal 96

(1) Biaya Rumah Sakit merupakan biaya operasional dan biaya non operasional.

(2) Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban Rumah Sakit dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi.

(3) Biaya non operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mencakup seluruh biaya yang
menjadi beban Rumah Sakit dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi.

(4) Biaya Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dialokasikan untuk membiayai
program peningkatan pelayanan dan program pendukung pelayanan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


50
Pasal 97

(1) Biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 80 ayat (2) terdiri dari:
a. biaya pelayanan; dan
b. biaya umum dan administrasi.

(2) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, mencakup seluruh biaya
operasional yang berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.

(3) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, mencakup
seluruh biaya operasional yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.

(4) Biaya pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya bahan;
c. biaya jasa pelayanan;
d. biaya pemeliharaan;
e. biaya barang dan jasa; dan
f. biaya pelayanan lain lain.

(5) Biaya umum dan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya administrasi kantor;
c. biaya pemeliharaan;
d. biaya barang dan jasa;
e. biaya promosi; dan
f. biaya umum dan administrasi lain lain.

Bagian Ketiga
Pembinaan dan Pengawasan
Pasal 98

(1) Pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit dilakukan oleh Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Pembinaan dan pengawasan Rumah Sakit dalam melaksanakan PPK BLUD dilakukan oleh
Bupati melalui Dewan Pengawas.

(3) Pengawasan keuangan dan operasional secara internal dilakukan oleh Satuan Pengawas
Internal (SPI) yang bertanggungjawab kepada Pejabat Pengelola Rumah Sakit.

(4) Pembinaan dan pengawasan juga dilakukan oleh Inspektorat Kabupaten Belitung Timur.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


51
(5) Pejabat Pengelola Rumah Sakit wajib memperhatikan dan segera mengambil langkah-
langkah yang diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap laporan hasil
pemeriksaan.

Bagian Keempat

Evaluasi dan Penilaian Kinerja

Pasal 99

(1) Kinerja Rumah Umum Sakit BLUD dievaluasi setiap tahun dan dilakukan penilaian oleh
Bupati melalui Dewan Pengawas terhadap aspek keuangan dan aspek non keuangan untuk
mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan BLUD sebagaimana ditetapkan dalam
Rencana Strategi Bisnis dan Rencana Bisnis dan Anggaran.

(2) Evaluasi dan penilaian kinerja aspek keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diukur
berdasarkan tingkat kemampuan Rumah Sakit BLUD dalam hal memperoleh hasil usaha
atau hasil kerja dari layanan yang diberikan (rentabilitas), memenuhi kewajiban jangka
pendek (likuiditas), memenuhi seluruh kewajibannya (solvabilitas), dan kemampuan
penerimaan dari jasa layanan untuk membiayai pengeluaran.

(3) Evaluasi dan penilaian kinerja non keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
bertujuan untuk mengukur tingkat pencapaian hasil pengelolaan Rumah Sakit BLUD
sebagaimana ditetapkan dalam Standar Pelayanan Minimal, Renstra Stratejik Bisnis dan
Rencana Bisnis dan Anggaran.

(4) Evaluasi dan penilaian kinerja aspek non keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diukur berdasarkan perspektif pelanggan, perspektif proses internal pelayanan dan
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

(5) Penilaian kinerja penatabukuan keuangan dapat dilakukan oleh Lembaga Pengawas
Eksternal (Badan Pengawas Keuangan) dan/atau Akuntan Publik.

(6) Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) adalah pihak yang independen dan
professional, yang memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan mempunyai persyaratan sebagai
berikut:
a. Auditor Eksternal harus bebas dari pengaruh Dewan Pengawas, Pejabat Pengelola
Rumah Sakit dan pihak yang berkepentingan di Rumah Sakit (stakeholders);
b. Auditor Eksternal tidak boleh memberikan jasa lain di luar audit selama periode
pemeriksaan; dan
c. Pemeriksaan oleh Auditor Eksternal dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan yang
berlaku umum dan sesuai dengan kode etik profesi Akuntan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


52
Bagian Kelima
Pengangkatan, Masa Kerja, Pemberhentian dan Persyaratan

Pasal 100

(1) Pengelolaan, pengurusan dan pelaksanaan kegiatan Rumah Sakit secara keseluruhan
dilakukan oleh 1 (satu) orang Direktur, 1 (satu) orang Kepala Bagian, dan 2 (dua) orang
Kepala Bidang .
(2) Kepala Bidang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), terdiri dari 1 (satu) orang Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan dan 1 (satu) orang Bidang Penunjang.
(3) Kepala Bidang bertanggung jawab kepada Direktur dalam hal pengelolaan dan pengawasan
rumah sakit beserta fasilitasnya, sumber daya manusia dan sumber daya terkait.
(4) Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang bertugas untuk melaksanakan kebijakan
pengelolaan Rumah Sakit setelah ditetapkan oleh Pemilik sesuai dengan ketentuan dalam
peraturan perundangan-undangan dan peraturan kebijakan serta segala ketentuan umum
yang berlaku, dan berbagai aturan dalam Peraturan Internal Rumah Sakit ini, serta
memperhatikan hasil pelaksanaan tindakan / audit yang dilaksanakan oleh Komite Medik,
Komite Keperawatan dan Satuan Pemeriksaan Internal di Rumah Sakit.
(5) Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur Rumah Sakit dan Kepala
Bidang diperinci dalam suatu uraian tugas secara tertulis dalam Organisasi dan Tata Laksana
Rumah Sakit.
(6) Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang mempunyai tugas dan wewenang untuk :
a. Memimpin dan mengelola Rumah Sakit sesuai dengan tujuan Rumah Sakit dengan
senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna.
b. Memelihara dan mengelola kekayaan Rumah Sakit.
c. Mewakili dan bertindak untuk kepentingan dan atas nama Rumah Sakit, baik di dalam
maupun di luar Pengadilan setelah berkoordinasi dengan Direktur Utama PT X.
d. Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola Rumah Sakit
sebagaimana yang telah digariskan oleh Pemilik.
e. Menetapkan kebijakan manajerial / operasional Rumah Sakit.
f. Menyiapkan Rencana Strategis Bisnis Jangka Panjang dan Rencana Bisnis dan Anggaran
Rumah Sakit.
g. Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi Rumah Sakit sesuai dengan
kelaziman yang berlaku bagi rumah sakit.
h. Mengusulkan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit lengkap dengan susunan jabatan,
uraian jabatan dan rincian tugasnya.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


53
i. Mengangkat dan memberhentikan tenaga Kesehatan, tenaga Non Kesehatan, dan tenaga
Kesehatan Lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku.
j. Menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban tenaga Kesehatan, tenaga
Non Kesehatan, dan tenaga Kesehatan Lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang–undangan yang berlaku.
k. Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala.

Pasal 101
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direktur Rumah Sakit

dan Kepala Bidang

(1) Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang diangkat dan diberhentikan oleh Bupati Belitung
timur
(2) Lamanya masa jabatan dimaksud pada ayat (1) merupakan kewenangan sepenuhnya dari
keputusan Bupati Belitung Timur
(3) Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang dapat diberhentikan sebelum habis masa
jabatannya apabila berdasarkan kenyataan yang bersangkutan :
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan dan/atau
kesalahan yang bersangkutan dengan pengurusan Rumah Sakit.
(4) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d, merupakan
pemberhentian tidak dengan hormat.
(6) Kedudukan sebagai Direktur Rumah Sakit atau Kepala Bidang berakhir dengan
dikeluarkannya keputusan Bupati Belitung Timur.

Pasal 102
Persyaratan Menjadi Direktur Rumah Sakit

(1) Yang dapat diangkat menjadi Direktur Rumah Sakit adalah orang-perorangan yang :
a. Direktur Rumah Sakit harus seorang tenaga Medis yang mempunyai kemampuan dan
keahlian di bidang perumahsakitan;
b. Berkewarganegaraan Indonesia;
c. Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna kemajuan
Rumah Sakit;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


54
d. Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi
anggota Pengelola atau Komisaris atau Dewan Pengawas yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu rumah sakit dinyatakan pailit;
e. Berstatus Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 103
Persyaratan menjadi Kepala Bidang

Syarat untuk dapat diangkat menjadi Kepala Bidang adalah :


a. Seorang dokter atau dokter gigi atau sarjana pada bidang lain yang memenuhi kriteria
keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman dan pengetahuan dalam bidang perumah-
sakitan;
b. Berkelakuan baik dan memiliki dedikasi untuk mengembangkan pelayanan yang profesional;
c. Berstatus Pegawai Negeri Sipil;

Pasal 104
Koordinasi antar Direktur Rumah Sakit dan Kepala Bidang

(1) Dalam menjalankan tugas-tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat (2) maka
Direktur Rumah Sakit dapat bertindak atas nama rumah sakit berdasarkan persetujuan
Kepala Bidang lainnya.
(2) Dalam menjalankan tugas dan kewenangan sebagaimana dimaksud pada Pasal 38 ayat (2),
Direktur Rumah Sakit dapat melaksanakan sendiri atau menyerahkan kekuasaan kepada :
a. Seorang atau beberapa Kepala Bidang;
b. Seorang atau beberapa orang pejabat rumah sakit, baik secara sendiri maupun bersama-
sama; atau
c. Orang atau badan lain, yang khusus ditunjuk untuk hal tersebut.
(3) Apabila salah satu atau beberapa Kepala Bidang berhalangan tetap menjalankan
pekerjaannya atau apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku jabatan,
maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh Kepala Bidang lainnya yang ditunjuk
sementara oleh Direktur Utama PT X.
(4) Apabila semua Kepala Bidang berhalangan tetap melakukan pekerjaannya atau jabatan
Direktur terluang seluruhnya dan belum diangkat penggantinya, maka pengelolaan Rumah
Sakit untuk sementara dijalankan oleh Dewan Pengawas.

Bagian Kedua
Komite Etik dan Hukum Rumah Sakit

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


55
Pasal 105
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit

(1) Anggota Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur untuk masa jabatan tertentu.
(2) Lamanya masa jabatan Anggota Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit ialah selama 3 (tiga)
tahun.
(3) Anggota Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit dapat diberhentikan pada masa jabatannya
apabila berdasarkan kenyataan anggota Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit:
a. Tidak melaksanakan tugas dengan baik;
b. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit;
d. Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan dan atau
kesalahan yang bersangkutan dengan kegiatan Rumah Sakit;
e. Adanya kebijakan dari Pemilik Rumah Sakit;
(4) Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberitahukan secara
tertulis oleh Direktur Rumah Sakit kepada anggota Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit
yang bersangkutan;

Pasal 106

(1) Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit bertanggung jawab kepada Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur
(2) Tugas secara terperinci dari Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit adalah:
a. Memberikan pertimbangan dan saran kepada Direktur Rumah Sakit dalam hal menyusun
dan merumuskan kebijakan dalam aspek hukum dan etika pelayanan di UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur serta etika penyelenggaraan organisasi UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur;
b. Membantu Direktur Rumah Sakit dalam penyelesaian masalah yang terkait dalam aspek
hukum dan etika pelayanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur serta etika
penyelenggaraan organisasi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
c. Membantu Direksi melakukan pembinaan dan pemeliharaan dalam aspek hukum dan
etika pelayanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur serta etika penyelenggaraan
organisasi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dalam penyelenggaraan fungsi rumah
sakit, yang terkait dengan hospital bylaws UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
d. Apabila diperlukan, menyiapkan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah
hukum di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


56
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Panitia Etik dan
Hukum Rumah Sakit berfungsi:
a. Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi dalam aspek hukum dan etika
pelayanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur serta etika penyelenggaraan
organisasi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur, baik internal maupun eksternal UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
b. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan tentang aspek hukum dan etika
pelayanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur serta etika penyelenggaraan
organisasi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur bagi petugas di UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur;
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan terkait dalam aspek hukum dan etika
pelayanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur serta etika penyelenggaraan
organisasi Rumah Sakit Umum terhadap masalah-masalah etika dan hukum di UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
(1) Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur Rumah Sakit dalam bentuk laporan dan
rekomendasi;
(2) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) adalah
berdasarkan penugasan dari Direktur Rumah Sakit.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas Panitia Etik dan Hukum Rumah Sakit
ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
a. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
b. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
c. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
d. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
e. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis;
(1) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis;
c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
rumah sakit tersebut; dan
d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan;
(2) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis komite
medik memiliki fungsi sebagai berikut:

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


57
a. Pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. Pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien;
(1) Hasil pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), (3), (4), dan (5)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dalam
bentuk laporan dan rekomendasi;
(2) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) adalah
berdasarkan penugasan dari Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan tugas Komite Keperawatan ditetapkan oleh
Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur

BAB VI
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL
KORPORASI

Pasal 107

(1) Peraturan Internal Korporasi ini dapat dirubah/disempurnakan oleh UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur dengan mekanisme yang disepakati oleh Direksi, Komite Medik, Komite
Keperawatan dan pihak lain yang ada dilingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Wewenang untuk melakukan perubahan adalah menjadi kewenangan Direktur dan Direksi
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur sesuai kebutuhannya.
(3) Mekanisme perubahan / penyempurnaan dilakukan melalui pemberitahuan dari Direktur
Rumah Sakit dan dibahas bersama oleh Direksi, Komite, Panitia dan pihak lain yang terkait
dilingkungan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur kepada Direktur Ruamh Sakit

BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 108

(1) Peraturan Internal Korporasi ini berlaku pada tanggal ditetapkan.


(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Internal Korporasi ini maka kebijakan teknis operasional
rumah sakit tidak boleh bertenangan dengan Peraturan Internal Korporasi.
(3) Semua Peraturan Internal Korporasi yang berlaku sebelumnya tetap berlaku sepanjang
materinya sama dengan Peraturan Internal Korporasi yang disusun saat ini.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


58
BUKU KEDUA
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
( MEDICAL STAFF BYLAWS )

BAB I
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 1
Kelompok Staf Medis

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


59
Tujuan dan pengorganisasian Kelompok Staf Medis (KSM) adalah agar Staf Medis di Rumah
sakit dapat Iebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan pasien, sehingga menghasilkan
pelayanan medis yang berkualitas, efisien dan bertanggung jawab.

Pasal 2

Secara administratif manajerial, Kelompok Staf Medis (KSM) berada dibawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik dan keperawtan.

Pasal 3

(1) Kelompok Staf Medis (KSM) merupakan organisasi Staf Medis yang terdiri dari Dokter
Umum, Dokter Spesialis, Dokter Gigi, Dokter Gigi Spesialis yang memberikan Pelayanan
Medis di UPT RSUD KABUPATEN BELITUNG TIMUR.
(2) Kelompok Staf Medis (KSM) dibentuk dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit yang
dikelompokkan berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi yang ada di Rumah sakit.
(3) Untuk Kelompok Dokter Umum dan Kelompok Dokter Gigi masuk dalam Kelompok Staf
Medis (KSM) Umum.
(4) Untuk Kelompok Dokter Spesialis, masuk dalam Kelompok Staf Medis (KSM) sesuai
dengan bidang spesialisasinya dan jumlah staf medisnya perdisiplin ilmu.
(5) Pengorganisasian Staf Medis bertujuan untuk selff governing dalam melakukan self control
dan self discipline agar menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas, efisien dan
bertanggung jawab .
(6) Kelompok Staf Medis (KSM) bukan merupakan organisasi otonom dalam menentukan
kebijakan.
(7) KSM UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur terdiri dari :
a. KSM Bedah;
- Bedah Umum
- Bedah Digestif
- Penyakit Mata & Bedah Mata
- Telinga, Hidung & Tenggorokan ( THT )
- Kebidanan dan Penyakit Kandungan
b. KSM non Bedah
- KSM Ilmu Penyakit Dalam;
- KSM Ilmu Kesehatan Anak;
- KSM Jiwa;
- KSM Anesthesiologi dan Terapi Intensif;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


60
c. KSM Gabungan ;
- Saraf
- Radiologi
- Patologi Klinik
- Patologi Anatomi
- Rahabilitasi medik
d. KSM Umum;
- Dokter Umum
- Dokter Gigi dan Mulut
(1) Perubahan nama, penambahan dan pengurangan Kelompok Staf Medis (KSM) dapat
dilakukan sesuai peraturan yang berlaku dan lebih lanjut diatur dalam kebijakan Direktur
Rumah Sakit.
(2) Ketua Kelompok Staf Medis adalah Staf Medis yang dipilih dan diangkat untuk
mengkoordinir Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) .
(3) Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) diangkat oleh Direktur Rumah Sakit.

Pasal 4

(1) Seluruh Staf Medis baik bekerja purna waktu atau paruh waktu wajib menjadi Anggota
Kelompok Staf Medis (KSM).
(2) Anggota tetap Kelompok Staf Medis (KSM), yaitu dokter dan dokter spesialis serta dokter
gigi dan dokter gigi spesialis yang bekerja purna waktu di Rumah sakit.
(3) Anggota tidak tetap Kelompok Staf Medis (KSM), yaitu dokter dan dokter spesialis serta
dokter gigi dan dokter gigi spesialis yang berstatus sebagai dokter paruh waktu, dokter tamu.
(4) Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) beranggotakan minimal 2 (dua) orang staf medis,
apabila kurang dari 2 (dua) orang, maka staf medis yang besangkutan dapat bergabung
dengan Kelompok Staf Medis (KSM) lainnya.
(5) Penempatan staf medis kedalam Kelompok Staf Medis (KSM) ditetapkan dengan surat
keputusan Direktur Rumah Sakit atas usulan Komite Medik dan Kelompok Staf Medis
(KSM) Terkait.
(6) Setiap Kelompok Staf Medis (KSM) dipimpin oleh seorang ketua yang dijabat oleh Staf
Medis.
(7) Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan masa
bakti 3 (tiga) tahun.
(8) Dalam keadaan tertentu Direktur Rumah Sakit dapat memberhentikan Ketua Kelompok Staf
Medis (KSM) sebelum berakhirnya masa bakti.
(9) Penetapan sebagai Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) disahkan dengan surat keputusan
Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


61
Pasal 5

(1) Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) mempunyai tugas :


a. Menyusun uraian tugas dan wewenang masing–masing Anggota Kelompok Staf Medis
(KSM) serta tata kerja kelompoknya.
b. Mengkoordinir semua kegiatan anggota Kelompok Staf Medis (KSM) dalam hal :
1) Menyusun Standar dan Prosedur Pelayanan yang berhubungan dengan bidang
administrasi antara lain meliputi pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, tugas jaga,
tugas rawat intensif, tugas kamar operasi, kamar bersalin, visite/ ronde, pertemuan
klinis, presentasi kasus, prosedur konsultasi dan lain-lain sesuai ketentuan yang
berlaku, dibawah koordinasi Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan.
2) Menyusun Standar Pelayanan Kedokteran dan Panduan Praktik Klinik yang
berhubungan dengan bidang keilmuan / keprofesian, dibawah koordinasi Komite
Medik dan Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan.
3) Melakukan perbaikan Standar Pelayanan Kedokteran dan dokumen terkait yang perlu
disempurnakan agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang berkembang.
4) Membuat usulan program untuk meningkatkan keilmuan dan ketrampilan sub
sepsialistis seluas-luasnya bagi semua anggota Kelompok Staf Medis (KSM).
c. Membina anggota Kelompok Staf Medis (KSM) :
1) Melakukan pemantauan penampilan kinerja praktik anggota Kelompok Staf Medis
(KSM) berdasarkan data yang komprehensif;
2) Memberikan laporan secara teratur 6 (enam) bulan sekali kepada Direktur Rumah
Sakit melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan setelah melalui
pembahasan bersama anggota Kelompok Staf Medis (KSM) antara lain mengenai
pemantauan indikator mutu klinis, hasil evaluasi kinerja praktik klinis, pelaksanaan
program pengembangan pelayanan dan pengembangan anggota Kelompok Staf Medis
(KSM).
(2) Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) berwenang :
a. Memberikan masukan kepada Ketua Komite Medik mengenai hal-hal yang terkait
dengan perkembangan ilmu, teknologi kedokteran, temuan terapi baru yang
berhubungan dengan praktik kedokteran.
b. Mengatur dan mengarahkan anggota Kelompok Staf Medis (KSM) agar pelayanan
medis berjalan secara optimal dan sesuai ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan usulan kepada Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan melalui
Ketua Komite Medik mengenai penerimaan Staf Medis baru, pengangkatan anggota
Kelompok Staf Medis (KSM) dan pengangkatan kembali Anggota Kelompok Staf
Medis (KSM).

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


62
(3) Dalam melaksanakan tugas keprofesian Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) dapat dibantu
oleh anggota Kelompok Staf Medis (KSM) sebagai koordinator.
(4) Dalam melaksanakan tugas administrasi Ketua Kelompok Staf Medis (KSM) dapat dibantu
oleh Sekretariat.

Pasal 6

(1) Pengangkatan dan pemberhentian Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) merupakan
kewenangan Direksi, ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit atas rekomendasi
Komite Medik dan Kelompok Staf Medis (KSM) terkait.
(2) Pemberhentian staf medis dapat berupa pemberhentian tetap atau pemberhentian sementara.
(3) Pemberhentian tetap apabila :
a. Kondisi fisik dan mental staf medis yang bersangkutan tidak mampu lagi secara tetap
melakukan tindakan medis, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
Tim Kesehatan yang berwenang;
b. Melakukan pelanggaran hukum yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap;
c. Melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang telah diputuskan oleh MKEK/MKDKI
dengan sanksi tidak dapat menjalankan profesi secara tetap/selamanya; atau
d. Berakhir masa perjanjian kerja dan tidak diperpanjang atau tidak disetujui untuk diangkat
kembali sebagai anggota Kelompok Staf Medis (KSM);
(4) Pemberhentian sementara apabila :
a. Kondisi fisik dan mental staf medis yang bersangkutan tidak mampu melakukan tindakan
medis lebih dari 6 (enam) bulan sampai dengan 1 (satu) tahun;
b. Melakukan pelanggaran disiplin dan etika yang telah diputuskan oleh MKEK/MKDKI
dengan sanksi tidak dapat menjalankan profesi sementara;
c. Berulang-ulang melakukan pelanggaran disiplin profesi kedokteran dan atau peraturan
lain yang terkait;
d. Dicabut penugasan klinisnya;
e. Ijin praktek di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur sudah tidak berlaku sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang ada;
f. Tidak memenuhi standar kompetensi sesuai dengan profesinya;
g. Staf medis purna waktu memasuki masa pensiun;
h. Berakhir masa perjanjian kerja dan belum diperpanjang; atau
i. Cuti tanpa pemberitahuan batas waktu.
(5) Tata cara pengangkatan dan pemberhentian Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) diatur
dengan kebijakan Direktur Rumah Sakit.

Pasal 7

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


63
(1) Pengangkatan kembali Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) diberlakukan bagi staf medis
yang selesai menjalani pemberhentian sementara.
(2) Calon Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
menyampaikan:
a. Surat permohonan dari yang bersangkutan atau rekomendasi tertulis dari Ketua
Kelompok Staf Medis (KSM) terkait;
b. Foto copy Surat Tanda Registrasi dari Konsil Kedokteran Indonesia;
c. Foto copy Surat Ijin Praktek;
d. Surat Keterangan sehat dari dokter yang memiliki SIP;
e. Surat Pernyataan sanggup mematuhi dan melaksanakan etika profesi;dan
f. Surat pernyataan sanggup mematuhi segala peraturan yang berlaku dilingkungan UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur
(1) Bila diperlukan pengangkatan kembali Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) dilakukan
kajian oleh Komite Medik dan Kelompok Staf Medis (KSM) Terkait.
(2) Komite Medik menyampaikan rekomendasi kepada Direktur Rumah Sakit untuk
pengangkatan kembali Anggota Kelompok Staf Medis (KSM).
(3) Direktur Rumah Sakit dengan waktu singkat harus mengeluarkan keputusan persetujuan atau
penolakan.
(4) Calon Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) yang ditolak, diberikan surat pemberitahuan
oleh Direktur Rumah Sakit.
(7) Calon Anggota Kelompok Staf Medis (KSM) yang disetujui untuk diangkat kembali
diterbitkan surat keputusan pengangkatan sebagai Anggota Kelompok Staf Medis (KSM)
oleh Direktur Rumah Sakit.

Hak dan Kewajiban Staf Medis


Pasal 8

(1) Staf Medis dalam menjalankan tugas profesi / praktik kedokteran dilingkungan UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur bertanggung jawab profesi secara mandiri dan bertanggung
jawab gugat secara proporsional.
(2) Hak dan kewajiban staf medis sebagai pegawai UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
sesuai ketentuan yang berlaku dan status kepegawaiannya.
(3) Hak dan kewajiban staf medis sebagai tenaga profesi di UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur sesuai ketentuan yang berlaku dan kewenangan klinis yang diberikan.

Pasal 9

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


64
Syarat untuk menjadi Staf Medik UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
a. Mempunyai Ijazah dan Fakultas Kedokteran / Kedokteran Gigi Pemerintah / Swasta yang
diakui Pemerintah dan memilki Surat Penugasan dan / atau Surat Tanda Registrasi (STR)
yang masih berlaku dari Pejabat Yang Berwenang.
b. Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di Rumah sakit.
c. Memiliki Surat Penugasan Klinis (Clinical appointment) sebagai anggota Kelompok Staf
Medis (KSM), berupa Kewenangan Klinik (Clinical Privilege) dari Direktur Rumah sakit.
d. Mengikuti ketentuan disiplin yang berlaku di Rumah sakit.

Pasal 10

(1) Tugas Staf Medis :


a. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis, pengobatan,
pencegahan dan pemulihan penyakit yang diderita pasien.
b. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan / pelatihan
berkelanjutan.
c. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
kedokteran, panduan praktik klinik, serta etika dan disiplin kedokteran yang sudah
ditetapkan.
d. Menyusun, mengumpulkan, menganalisis dan membuat laporan pemantauan indikator
mutu klinis.
(1) Fungsi Staf Medis adalah sebagai pelaksana pelayanan medis, pendidikan dan pelatihan
serta penelitian dan pengembangan dibidang medis.
(2) Kewajiban Staf Medis adalah:
a. Mematuhi ketentuan pelaksanaan praktik kedokteran;
b. Mematuhi kebijakan rumah sakit tentang obat dan formularium rumah sakit;
c. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
d. Merujuk pasien ke dokter , dokter spesialis , dokter gigi atau dokter gigi spesialis lain
yang mempunyai keahlian atau kemampuan yang lebih baik , apabila tidak mampu
melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan;
e. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien , bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia;
f. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan , kecuali bila ia yakin ada
orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
g. Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran atau
kedokteran gigi;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


65
h. Menunjuk Staf Medik lain dalam keahlian yang sama sebagai pengganti apabila
berhalangan , jika tidak harus diinformasikan kepada pasien yang bersangkutan;
i. Memberikan penjelasan secara lengkap kepada pasien sebelum persetujuan tindakan
disetujui pasien ( informed consent );
j. Membuat rekam medis dan mematuhi petunjuk pelaksanaannya;
k. Menyelenggarakan kendali mutu dan kendali biaya;
(3) Kewenangan Staf Medis
Memiliki kebebasan atau kemandirian profesi tanpa pengaruh atau tekanan pihak lain dalam
memutuskan tindakan medis maupun pemberian obat-obatan kepada pasien namun tetap
terikat dengan kode etik, standar profesi, standar kompetensi dan standar pelayanan medis
sehingga pelayanan yang diberikan professional, evidence based dan sesuai dengan
kompetensi.

(4) Hak Staf Medis


a. Menggunakan kewenangan klinis yang dimiliki untuk melaksanankan pelayanan medis
sesuai dengan profesi dan keahliannya di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
b. Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan kebijakan teknis operasional UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur dan kesepakatan bersama yang telah dirundingkan
antara dokter dengan pasien;
c. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku;
d. Jika sakit yang bersangkutan berhak mendapatkan perawatan rawat inap dan untuk
pembelian obat mendapatkan potongan harga sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan
oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;

Pasal 11

(1) Pemberhentian staf medis di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur merupakan kewenangan
Direksi ditetapkan dengan keputusan Direktur Rumah Sakit.
(2) Pemberhentian Staf Medis Purna Waktu UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur apabila:
a. Telah memasuki masa pensiun sesuai peraturan yang berlaku;
b. Atas permintaan sendiri; atau
c. Melakukan pelanggaran terhadap hukum, etika atau peraturan lain yang berlaku setelah
melalui kajian Komite Medik, Panitia Etik dan Disiplin Rumah Sakit dan Direksi;
(3) Pemberhentian Staf Medis Paruh Waktu UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur adalah
secara otomatis mana kala telah habis masa kontrak atau penugasannya sesuai perjanjian
kerja.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


66
BAB II
MITRA BESTARI (PEER GROUP)
Pasal 12

Mitra Bestari merupakan sekelompok staf medis dengan reputasi dan kompetensi profesi yang
baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi medis termasuk evaluasi
kewenangan klinis.
(1) Staf medis dalam mitra bestari pada ayat (1) tidak terbatas dari staf medis yang ada di rumah
sakit, tetapi dapat juga berasal dari luar rumah sakit yaitu perhimpunan dokter spesialis
(kolegium) atau Fakultas Kedokteran.
(2) Direktur Rumah Sakit bersama Komite Medik dapat membentuk panitia ad hoc yang terdiri
dari mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (2) untuk menjalankan fungsi kredensial,
penjagaan mutu profesi, maupun penegakkan disiplin dan etika profesi di rumah sakit.

BAB III
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGE)
Pasal 13

(1) Semua pelayanan medis hanya boleh dilakukan oleh staf medis yang telah diberi
kewenangan klinis melalui proses kredensial.
(2) Kewenangan klinis adalah hak yang dimiliki oleh Staf Medis untuk melaksanakan pelayanan
medis sesuai dengan profesi dan keahliannya.
(3) Kewenangan Klinis diberikan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur melalui
Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) atas Rekomendasi Komite Medik, sesuai
dengan prosedur kredensial dan rekredensial.
Pasal 14

(1) Jenis kewenangan klinis yang berlaku di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur meliputi:
a. Kewenangan klinis sementara (temporary clinical privilege);
b. Kewenangan klinis dalam keadaan darurat (emergency clinical privilege); dan
c. Kewenangan klinis bersyarat (provisional clinical privilege);
(2) Lingkup kewenangan klinis (clinical privilege) untuk pelayanan medis tertentu diberikan
dengan berpedoman pada buku putih (white paper) yang disusun oleh mitra bestari (peer
group) profesi bersangkutan.
(3) Kewenangan Klinis diberikan oleh Direktur Rumah Sakit atas Rekomendasi Komite Medik
melalui Sub Komite Kredensial, setelah melalui Proses Kredensial yang dilakukan oleh Sub
Komite Kredensial.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


67
(4) Pemberian kewenangan klinis seorang staf medis tidak hanya didasarkan pada kredensial
terhadap kompetensi keilmuan dan keterampilan saja, akan tetapi juga mempertimbangkan
kesehatan fisik, kesehatan mental dan prilaku (behavior) staf medis tersebut.
(5) Dalam kondisi tertentu kewenangan klinis dapat didelegasikan kepada dokter spesialis/
dokter gigi spesialis, dokter Umum, dokter gigi, perawat atau bidan sesuai dengan
kompetensinya.
(6) Pendelegasian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dilakukan atas usulan Komite Medik.

Pasal 15

(1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical govermence) yang baik, Komite Medik dapat
memberi rekomendasi kepada Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur untuk
melakukan Pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Kewenangan Klinis Staf
Medis.
(2) Pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Kewenangan Klinis ini dapat dilakukan
bila Staf Medis tersebut dalam pelaksanaan tugasnya di UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur dianggap tidak sesuai dengan standar pelayanan medis yang berlaku dan atau tidak
sesuai bila dipandang dari sudut kinerja klinis, sudut etik profesi dan sudut hukum.
(3) Untuk menjaga mutu pelayanan rumah sakit, Direktur Rumah Sakit dapat melakukan
Pencabutan, Pencabutan Sementara atau Pembatasan Kewenangan Klinis seorang staf medis
tanpa adanya rekomendasi Komite Medik.
Pasal 16

Pemberian kembali kewenangan klinik dilaksanakan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur atas rekomendasi Komite Medik setelah Staf Medis yang dicabut, dicabut
sementara atau dibatasi kewenangan klinisnya dan menjalankan seluruh ketentuan yang
ditetapkan kepadanya.

BAB IV
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN PASIEN (DPJP)
Pasal 17

(1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) merupakan staf medis yang diberikan tugas
khusus sebagai penanggung jawab dalam pelayanan kepada pasien di Rumah sakit.
(2) Staf medis yang dapat menjadi DPJP adalah staf medis dengan kriteria yang ditetapkan oleh
Direktur Rumah Sakit.
(3) DPJP ditentukan berdasarkan diagnosa utama terhadap pasien paling lambat 12 jam sesudah
pasien masuk rawat inap.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


68
(4) DPJP wajib membuat rencana asuhan pelayanan terhadap pasien paling lambat 24 jam
sesudah pasien masuk rawat inap, dengan memperhatikan kendali biaya dan kendali mutu
(5) DPJP melaksanakan tugas:
a. Melakukan pemeriksaan riwayat kesehatan pasien, pemeriksaan fisik, diagnose penyakit
dan pemberian terapi dan melakukan evaluasi keberhasilan terapi;
b. Memberikan informasi dan masukan tentang perkembangan kondisi pasien kepada
pasien, keluarga pasien dan tim pelayanan;
c. Memberikan edukasi kepada pasien/keluarga;
d. Melakukan presentasi kasus medis dihadapan Komite Medik;
e. Membantu dan memberikan bimbingan kepada tenaga kesehatan (perawat, bidan) dan
tenaga kesehatan keperawatan dalam pendidikan klinis di Rumah Sakit;
(6) Dalam hal kondisi pasien memerlukan penanganan lebih lanjut di luar kompetensi DPJP,
maka Komite Medik dapat merekomendasikan kepada Direktur Rumah Sakit untuk
mengalihkan DPJP.
(7) Ketentuan teknis pelaksanaan DPJP ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.

BAB VIII
PENUGASAN KLINIS
Pasal 18

(1) Untuk mewujudkan tata kelola klinis (clinical governance) yang baik maka semua
pelayanan medis yang dilakukan oleh setiap staf medis di UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur harus senantiasa didukung dengan mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi
dan penegakan disiplin profesi.
(2) Untuk melaksanakan pelayanan medis di rumah sakit, staf medis harus memiliki penugasan
klinis dari Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
(3) Penugasan klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa pemberian kewenangan klinis
(clinical previlege) oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur melalui penerbitan
surat penugasan klinis (clinical appointment) kepada staf medis yang bersangkutan.
(4) Surat penugasan klinis (clinical appointment) sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
diterbitkan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur setelah mendapat
rekomendasi dari Komite Medik.
(5) Rekomendasi Komite Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diberikan setelah
dilakukan kredensial.
(6) Dalam keadaan darurat Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dapat memberikan
surat penugasan klinis (clinical appointment) tanpa rekomendasi Komite Medik.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


69
(7) Penugasan klinis seperti pada ayat (6) harus ditinjau kembali melalui mekanisme kredensial
setelah keadaan darurat teratasi/terlewati.

Kriteria dan syarat penugasan klinis


Pasal 19

(1) Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur menetapkan kriteria dan syarat-syarat
penugasan setiap staf medis untuk suatu tugas atau jabatan klinis tertentu dan akan
menyampaikan hal tersebut kepada setiap tenaga medis yang menghendaki penugasan klinis
di rumah sakit.
(2) Kriteria dan syarat-syarat penugasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur setelah disepakati oleh Komite Medik.
(3) Surat penugasan klinis anggota tetap Kelompok Staf Medis (KSM) diberikan untuk jangka
waktu adalah 3 (tiga) tahun.
(4) Surat penugasan klinis anggota tidak tetap Kelompok Staf Medis (KSM) diberikan untuk
jangka waktu adalah 1 (satu) tahun.
(5) Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dapat merubah atau mencabut surat
penugasan klinis sebelum berakhirnya jangka waktu yang telah ditentukan, dengan
memperhatikan:
a. Ijin praktek yang bersangkutan sudah tidak berlaku sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang ada;
b. Kondisi fisik atau mental tenaga medis yang bersangkutan tidak mampu lagi melakukan
tindakan medis secara tetap;
c. Tenaga medis telah mencapai usia pensiun dan tidak melakukan kerja sama dengan UPT
RSUD Kabupaten Belitung Timur;
d. Tidak memenuhi ketentuan dan syarat-syarat yang ditetapkan dalam kerja sama;
e. Melakukan tindakan yang tidak profesional, kelalaian, atau perilaku meyimpang lainnya
yang telah diklarifikasi oleh Komite Medik;
f. Diberhentikan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur karena yang
bersangkutan mengakhiri kerja sama dengan rumah sakit setelah mengajukan
pemberitahuan 1 (satu) bulan sebelumnya;
(6) Surat penugasan klinis diberikan kepada tenaga medis bila tenaga medis tersebut telah
memenuhi syarat sebagai tenaga medis berdasarkan peraturan perundang-undangan
kesehatan yang berlaku dan ketentuan lain sebagaimana ditetapkan dalam medical staff
bylaws ini.
(7) Selain memperhatikan syarat seperti pada ayat (6), syarat lain yang dipertimbangkan pada
penugasan klinis lanjutan (rekredensial) adalah:

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


70
a. Mengelola pasien dalam batas-batas sebagaimana ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur setelah mempertimbangkan daya dukung fasilitas rumah
sakit;
b. Membuat asuhan medis pasien untuk menjamin agar rekam medis tiap pasien yang
ditanganinya di rumah sakit terpelihara dengan baik dan rekam medis pasien harus
dilengkapi dalam waktu maksimal 1 x 24 jam setelah dilakukan pelayanan kesehatan;
c. Memperhatikan segala permintaan rumah sakit yang dianggap wajar sehubungan dengan
tindakan di rumah sakit dengan mengacu pada ketentuan pelayanan yang berlaku di
rumah sakit;
d. Mematuhi etika kedokteran yang berlaku di Indonesia, baik yang berkaitan dengan
kewajiban terhadap pasien, teman sejawat dan diri sendiri;
e. Memenuhi persyaratan umum praktek klinis yang berlaku di rumah sakit;

BAB IX
KOMITE MEDIK
Pasal 20
Umum

(1) Komite Medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis ( clinical
governance ) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin
dan terlindungi.
(2) Jumlah keanggotaan Komite Medik UPT RSUD kabupaten belitung timur 5 (lima) orang.

Pasal 21

(1) Komite Medik merupakan organisasi non struktural yang dibentuk dirumah sakit oleh
Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Komite Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan merupakan wadah perwakilan
dari staf medis.

Pasal 22
Susunan Organisasi

Susunan organisasi Komite Medik sekurang-kurangnya terdiri dari :


a. Ketua.
b. Sekretaris.
c. 3 Subkomite.
Pasal 23

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


71
Keanggotaan

(1) Anggota komite medik terbagi kedalam subkomite


(2) Subkomite sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
a. Subkomite kredensial yang bertugas menapis profesionalisme staf medis
b. Subkomite mutu profesi, yang bertugas mempertahankan kompetensi dan
profesionalisme staf medis
c. Subkomite etika dan disiplin profesi yang bertugas menjaga disiplin etika dan perilaku
profesi staf medis

Pasal 24
Tugas dan Fungsi

(1) Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekeja di
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dengan cara :
a. Melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur;
b. Memelihara mutu profesi staf medis;
c. Menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis;
(2) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Medik dapat dibantu oleh panitia ad hoc
(3) Panitia ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur berdasarkan usulan Ketua Komite Medik.
(4) Panitia ad hoc sebagaimana dimaksud pada ayat (3) berasal dari staf medis yang tergolong
sebagai mitra bestari.
(5) Staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat
berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter spesialis/ dokter gigi spesialis, kolegium
dokter/ dokter gigi, kolegium dokter spesialis / dokter gigi spesialis, dan/ atau institusi
pendidikan kedokteran/ kedokteran gigi.
(6) Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
1. Kompetensi;
2. Kesehatan fisik dan mental;
3. Perilaku;
4. Etika profesi;
c. Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan;
d. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


72
e. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
f. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada Komite Medik;
g. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari Komite Medik;
h. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis;
(7) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis, komite medik memiliki
fungsi sebagai berikut:
a. Pelaksanaan audit medis;
b. Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit;
c. Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
rumah sakit;
d. Rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan;
(8) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis, komite
medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Pembinaan etika dan displin profesi kedokteran;
b. Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran displin;
c. Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit;
d. Pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien;

Pasal 25

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi komite medik berwenang:


a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (Xneation of clinical privilege);
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment);
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege) tertentu ;
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis (Xneation of
clinical privilege);
e. Memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. Memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. Memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring);
h. Memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin;

Pasal 26
Kewenangan khusus

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


73
(1). Untuk mendapatkan informasi langsung tentang keprofesionalan pelayanan medik yang
diberikan staf medis terhadap pasien, Komite Medik memiliki kewenangan khusus untuk
secara proaktif:
a. Memantau langsung pelayanan medik oleh seorang staf medis;
b. Menghadiri konferensi klinik, konferensi kematian, joint conference atau sejenisnya; dan
c. Meneliti rekam medis;
(2). Kewenangan khusus seperti dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur.

Pasal 27
Masa jabatan

(1) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 3 tahun.


(2) Pengurus komite medik dapat diberhentikan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur sebelum masa jabatan berakhir atas dasar pertimbangan tertentu dari Direktur Rumah
Sakit atau bila hak klinisnya dicabut.

Pasal 28

(1). Keanggotaan Komite Medik ditetapkan dan diberhentikan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur dengan mempertimbangkan sikap profesional, reputasi dan
perilaku.
(2). Jumlah keanggotaan Komite Medik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah 8 (delapan)
orang yaitu 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Subkomite
Kredensial, 1 (satu) orang Subkomite Mutu Profesi dan 1 (satu) orang Subkomite Etika dan
Disiplin Profesi.

Pasal 29

(1) Ketua Komite Medik ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan memperhatikan
masukan dari staf medis yang bekerja di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Sekretaris Komte Medik dan ketua dan anggota subkomite ditetapkan oleh Direktur Rumah
Sakit berdasarkan rekomendasi dari Ketua Komite Medik dengan memperhatikan masukan
dari staf medis yang bekerja di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(3) Penetapan pengganti pengurus yang diberhentikan seperti dimaksud pasal 80 ayat 2
mengacu kepada pasal 82 ayat 1 dan 2.

Pasal 30

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


74
Tugas Sekretaris Komite Medik.

(1) Sekretaris Komite Medik dipilih oleh Ketua Komite Medik, berkualifikasi medik atau medik
spesialis.
(2) Surat perintah penugasan sebagai Sekretaris Komite Medik dikeluarkan oleh Direktur
Rumah Sakit .
(3) Dalam menjalankan tugasnya, Sekretaris Komite Medik dibantu oleh tenaga administrasi
yang tergabung dalam Sekretariat Komite Medik.

Pasal 31
Kegiatan Administrasi Komite Medik

(1) Kegiatan administrasi Komite Medik adalah segala usaha pekerjaan dan kegiatan yang
berkaitan dengan tata cara tulis menulis dan membuat rencana kegiatan, menghimpun dan
mengolah serta menyajikan data Komite Medik. Kegiatan administrasi Komite Medik
dilaksanakan oleh sekretariat Komite Medik.
(2) Kegiatan administrasi meliputi :
a. Melakukan pencatatan, mengagendakan surat masuk maupun surat keluar;
b. Menghimpun dan menyeleksi permasalahan yang akan dibahas / dirapatkan dengan
persetujuan Ketua Komite Medik;
c. Membuat jadwal rapat / pertemuan tim sesuai petunjuk / arahan Ketua Komite Medik;
d. Mengkoordinasikan permasalahan dengan petugas / tim yang terkait;
e. Membuat undangan rapat dan mendistribusikan undangan;
f. Mempersiapkan ruangan rapat, bahan rapat dan perlengkapan keperluan rapat;
g. Mengingatkan untuk kehadiran peserta rapat;
h. Mencatat, mengetik notulen, berita acara rapat dan mendistribusikan;
i. Mengekspedisikan surat-surat;
j. Mengarsipkan / memelihara data;
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sekretariat merupakan pembantu utama dalam bidang :
a. Kelancaran penyelenggaraan administrasi Komite Medik;
b. Kelancaran penyelenggaraan kegiatan rapat-rapat Komite Medik;
c. Kelancaran tugas kepengurusan Komite Medik;
(4) Buku administrasi yang dibina Sekretariat Komite Medik.
a. Buku agenda surat masuk dan surat keluar;
b. Buku agenda peminjaman buku-buku Komite Medik;
c. Buku agenda pemberian wewenang medik dokter dan dokter gigi di rumah sakit;
d. Buku agenda rapat Komite Medik;
e. Buku agenda berita acara rapat;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


75
f. Buku agenda surat STR dokter;
g. Buku agenda SIP dokter;

BAB X
RAPAT
Pasal 32

(1) Rapat anggota Komite Medik diselenggarakan sekurang – kurangnya 1 (satu) bulan sekali.
(2) Anggota Komite Medik berkewajiban ikut mengadiri Rapat/pertemuan Komite Medik.
(3) Keputusan rapat dianggap sah dan mengikat apabila dihadiri oleh lebih separuh dari jumlah
anggota.
(4) Keputusan rapat/pertemuan anggota Komite Medik diambil atas dasar musyawarah dan
mufakat.
(5) Dalam hal tidak tercapai kata sepakat, maka keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
(6) Untuk setiap rapat dibuat risalah/notulen rapat sebagai bahan pertimbangan manajemen
untuk membuat suatu kebijakan.

Pasal 33
Rapat Rutin

(1) Rapat rutin adalah setiap rapat terjadual yang diselenggarakan Komite Medik.
(2) Rapat rutin merupakan rapat koordinasi antara Komite Medik dan atau SubKomite untuk
mendiskusikan, mencari klarifikasi, atau alternatif solusi berbagai masalah rumah sakit
khususnya pelayanan kesehatan.
(3) Rapat rutin dilaksanakan paling sedikit dua belas kali dalam setahun dengan interval tetap
pada waktu dan tempat yang ditetapkan. Sekretaris Komite Medik menyampaikan undangan
kepada setiap anggota Direksi UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dan pihak lain yang
terkait.
(4) Setiap undangan rapat yang disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik sebagaimana diatur
dalam ayat (2) harus melampirkan :
a. Satu salinan agenda;
b. Satu salinan risalah rapat yang lalu;

Pasal 34
Rapat khusus

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


76
(1) Rapat khusus adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite Medik dengan Ketua
Kelompok Staf Medis (KSM) dan atau para Direksi dan pihak lain terkait untuk menetapkan
kebijakan hal-hal khusus yang tidak termasuk dalam rapat rutin.
(2) Sekretaris Komite Medik mengundang untuk rapat khusus dalam hal:
a. Ada permasalahan kredensial, mutu profesi dan etika dan disiplin profesi yang harus
segera diputuskan; atau
b. Ada permintaan;
(3) Undangan rapat khusus disampaikan oleh Sekretaris Komite Medik kepada peserta rapat
paling lambat dua puluh empat jam sebelum rapat tersebut diselenggarakan.
(4) Undangan rapat khusus harus mencantumkan tujuan pertemuan secara spesifik.
(5) Rapat khusus yang diminta oleh anggota Komite Medik sebagaimana diatur dalam ayat (2)
butir b diatas harus diselenggarakan paling lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanya surat
permintaan tersebut.
(6) Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan berhak meminta klarifikasi terhadap
permasalahan yang timbul khususnya konflik internal dan eksternal.
Pasal 35
Rapat Tahunan

(1) Rapat Tahunan adalah rapat yang diselenggarakan oleh Komite Medik setiap tahun, dengan
tujuan untuk menetapkan kebijakan tahunan operasional tata kelola klinis rumah sakit.
(2) Rapat Tahunan diselenggarakan sekali dalam satu tahun kalender diantara tanggal 1 Juli dan
31 Desember.
(3) Ketua Komite Medik menyiapkan dan menyajikan laporan umum tata kelola klinis rumah
sakit termasuk laporan keuangan.
(4) Sekretaris Komite Medik menyampaikan undangan tertulis kepada para anggota Komite
Media dan Kelompok Staf Medis (KSM) serta undangan lain paling lambat 14 (empat belas)
hari sebelum rapat diselenggarakan.

Pasal 36
Kuorum

(1) Rapat Komite Medik hanya dapat dilaksanakan bila kuorum tercapai.
(2) Kuorum memenuhi syarat apabila dihadiri lebih dari separuh anggota.
(3) Bila kuorum tidak tercapai dalam waktu setengah jam dari waktu rapat yang telah
ditentukan, maka rapat dilanjutkan dan semua keputusan dianggap sah.
(4) Segala keputusan yang terdapat dalam risalah rapat disahkan dalam rapat Komite Medik.

Pasal 37

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


77
Risalah Rapat

Penyelenggaraan setiap risalah rapat Komite Medik menjadi tanggung jawab Sekretaris Komite
Medik.

BAB XI
SUB KOMITE KREDENSIAL
Pasal 38

Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medik memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku.
(2) Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
a. Kompetensi;
b. Kesehatan fisik dan mental;
c. Perilaku etis (ethical standing);
(3) Evaluasi data pendidikan profesional kedokteran/kedokteran gigi berkelanjutan.
(4) Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis.
(5) Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
(6) Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada Komite Medik.
(7). Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan klinis
dan adanya permintaan dari Komite Medik.
(8). Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.

Pasal 39
Mekanisme

(1) Komite Medik menyelenggarakan kredensial dan rekredensial.


(2) Kredensial dilaksanakan secara keterbukaan, adil, objektif.
(3) Kredensial dan rekredensial dilaksanakan sesuai prosedur yang telah ditetapkan.
(4) Kredensial dan rekredensial dilakukan pada seluruh dokter yang bekerja di UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur yang habis masa berlaku penugasannya.

Pasal 40
Rekomendasi penugasan

Rekomendasi penugasan klinis dokter adalah:

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


78
(1) Dilanjutkan;
(2) Ditambah;
(3) Dikurangi;
(4) Dibekukan untuk waktu tertentu;
(5) Diubah/ dimodifikasi;
(6) Diakhiri;

Pasal 41
Pemulihan Kewenangan klinis

(1) Bagi staf medis yang ingin memulihkan kewenangan klinis yang dikurangi atau
menambahkan kewenangan yang dimiliki dapat mengajukan permohonan kepada Komite
Medik melalui Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Komite Medik menyelenggarakan pembinaan profesi antara lain melalui mekanisme
pendampingan (proctoring) terhadap permohonan pemulihan kewenangan klinis baik yang
dikurangi ataupun yang ditambah.

Pasal 42
Pertimbangan rekomendasi

Kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memberikan rekomendasi adalah:


1) Pendidikan
a. Lulus dari sekolah kedokteran yang terakreditasi, atau dari sekolah kedokteran luar negeri
dan sudah diregistrasi;
b. Menyelesaikan program pendidikan konsultan;
2) Perizinan
a. Memiliki STR;
b. Memiliki izin praktek;
3) Kegiatan penjagaan mutu profesi
b. Menjadi anggota profesi;
c. Berpartisipasi aktif dalam proses evaluasi mutu klinis;
4) Kualifikasi personal
a. Riwayat disiplin dan etik profesi, termasuk kepatuhan menjalankan peran sebagai DPJP
dan penegakan layanan medik berorientasi keselamatan pasien (patient safety);
b. Keanggotaan dalam perhimpunan profesi yang diakui;
c. Keadaan sehat jasmani dan mental, termasuk tidak terlibat dalam penggunaan obat
terlarang dan alkohol;
d. Riwayat keterlibatan dalam tindak kekerasan;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


79
e. Memiliki asuransi proteksi profesi (profesional indemnity insurance);
5) Pengalaman dibidang keprofesian
a. Riwayat tempat pelaksanaan praktik profesi;
b. Riwayat tuntutan medis atau klaim oleh pasien selama menjalankan profesi;

Pasal 43
Akhir kewenangan klinis

(1) Kewenangan klinis habis masa berlakunya bila penugasan klinis (clinical appointment) dan
atau surat tanda registrasi habis masa berlakunya.
(2) Masa berlaku surat kewenagan klinis adalah 3 tahun, kecuali bila ada rekomendasi
pencabutan dan atau pembekuan dari subkomite etika dan disiplin profesi.
(3) Staf Medis wajib meminta rekredensial 2 (dua) bulan sebelum akhir penugasan klinis.

Pasal 44
Keanggotaan

(1) Anggota Subkomite Kredensial terdiri 1 orang staf medis.


(2) Anggota Subkomite Kredensial memiliki surat penugasan klinis di UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur.
(3) Anggota Subkomite Kredensial mempunyai disiplin ilmu yang berbeda.

Pasal 45
Pengorganisasian

(1) Pengorganisasian subkomite Kredensial sekurang-kurangnya terdiri dari 1 orang merangkap


anggota;
(2) subkomite kredensial bertanggung jawab kepada Komite Medik.

BAB XII
SUB KOMITE MUTU PROFESI

Pasal 46
Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis, komite medik memiliki fungsi
sebagai berikut:
1) Pelaksanaan audit medis.
2) Rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


80
3) Rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf medis
rumah sakit.
4) Rekomendasi proses pendampingan bagi staf medis yang membutuhkan.

Pasal 47
Audit Medis

(1). Pelaksanaan audit medis harus memenuhi 4 (empat) peran penting sebagai:
a. Sarana melakukan penilaian terhadap kompetensi staf medis pemberi pelayanan di rumah
sakit;
b. Dasar untuk pemberian kewenangan klinis (clinical privilege) sesuai kompetensi;
c. Dasar bagi Komite Medik dalam merekomendasikan pencabutan atau penangguhan
kewenangan klinis (clinical privilege);
d. Dasar bagi Komite Medik dalam merekomendasikan perubahan/ modifikasi rincian
kewenangan klinis staf medis;
(2). Pelaksanaan audit medis dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit;
b. Penetapan standar dan kriteria;
c. Penetapan jumlah kasus/ sampel yang akan diaudit;
d. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan;
e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai dengan standar dan kriteria;
f. Menerapkan perbaikan;
g. Rencana re-audit;
Pasal 48

Merekomendasikan Pendidikan berkelanjutan


(1) Subkomite Mutu Profesi menentukan pertemuan- pertemuan ilmiah yang harus dilaksanakan
oleh masing-masing kelompok Staf Medis dengan pengaturan-pengaturan waktu yang
disesuaikan.
(2) Petemuan tersebut dapat pula berupa pembahasan kasus tersebut antara lain meliputi: kasus
kematian (death case),kasus sulit, maupun kasus langka.
(3) Setiap kali pertemuan harus disertai notulensi, kesimpulan, dan daftar hadir peserta yang
akan dijadikan pertimbangan dalam penilaian disiplin profesi.
(4) Notulensi beserta daftar hadir menjadi dokumen/ arsip dari Subkomite Mutu Profesi.
(5) Subkomite Mutu Profesi bersama-sama dengan kelompok Staf Medis menentukan
kegiatan-kegiatan ilmiah yang dibuat oleh Subkomite Mutu Profesi yang melibatkan Staf
Medis rumah sakit sebagai narasumber dan peserta aktif.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


81
(6) Setiap Kelompok Staf Medis wajib menentukan minimal satu kegiatan ilmiah yang akan
dilaksanakan dengan Subkomite mutu profesi per tahun.
(7) Subkomite Mutu Profesi bersama dengan Bagian pendidikan dan pelatihan UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur memfasilitasi kegiatan tersebut dan dengan mengusahakan
satuan angka kredit dari Ikatan Profesi.
(8) Subkomite Mutu Profesi menentukan kegiatan-kegiatan ilmiah yang dapat diikuti oleh
masing-masing staf medis setiap tahun dan tidak mengurangi cuti tahunannya.
(9) Subkomite Mutu Profesi memberikan persetujuan terhadap permintaan staf medis sebagai
asupan kepada Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

Pasal 49
Proses Pendampingan

(1) Subkomite Mutu Profesi menentukan nama staf medis yang akan mendampingi staf medis
yang sedang mengalami sanksi disiplin/mendapat pengurangan clinical privilege.
(2) Komite Medik berkoordinasi dengan Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur untuk
memfasilitasi semua sumber daya yang dibutuhkan untuk proses pendampingan (proctoring)
tersebut.

Pasal 50
Keanggotaan

Subkomite Mutu Profesi di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur terdiri dari 1orang staf
medis;
1) Memiliki surat penugasan klinis;
2) Berasal dari disiplin ilmu yang berbeda;

Pasal 51
Pengorganisasian

(3) Pengorganisasian Subkomite Mutu Profesi terdiri dari 1 orang merangkap anggota
(1) Subkomite Mutu Profesi bertanggung jawab kepada Komite Medik.

BAB XIII
SUB KOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI
Pasal 52

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


82
Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi staf medis, komite medik
memiliki fungsi sebagai berikut:
(1) Pembinaan etika dan displin profesi kedokteran.
(2) Pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin berdasarkan laporan,
termasuk di dalamnya disiplin peran sebagai Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) dan
pelayanan medik yang berorientasi kepada keselamatan pasien (Patient Safety).
(3) Rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di Rumah Sakit.
(4) Pemberian nasehat/ pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan medis
pasien.

Pasal 53
Keanggotaan

Subkomite Etika dan Disiplin Profesi di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur terdiri dari :
(1) 2 (dua) orang staf medis.
(2) Memiliki surat penugasan klinis.
(3) Berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

Pasal 54
Pengorganisasian

(1) Pengorganisasian Subkomite Etika dan Disiplin Profesi terdiri dari 1 orang merangkap
anggota.
(3) Subkomite Etika dan Disiplin Profesi bertanggung jawab kepada Komite Medik.
BAB XIV
PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

Pasal 55
Aturan Profesi

(1) Untuk melaksanakan tata kelola klinis (clinical govermence) diperlukan aturan-aturan
profesi bagi staf medis (medical staff rules and regulations) secara tersendiri diluar medical
staff bylaws. Aturan profesi tersebut antara lain adalah :
a. Pemberian pelayanan medis dengan standar profesi, standar pelayanan medis dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
b. Kewajiban melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada dokter, dokter
spesialis, dokter gigi atau dokter gigi spesialis lain dengan disiplin yang sesuai;

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


83
c. Kewajiban melakukan pemeriksaan patologi anatomi terhadap semua jaringan yang
dikeluarkan dari tubuh dengan pengecualiannya;
(2) Peraturan dimaksud ayat (1) terpisah dari Peraturan Internal Staf Medis ini.

Pasal 56
Pendanaan

(1) Anggota Komite Medik berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Besaran insentif perbulan seperti dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur.
(3) Pelaksanaan kegiatan Komite Medik didanai dengan anggaran UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 57

(1) Pembinaan dan pengawasan kendali mutu, disiplin profesi, etika profesi staf medis
dilakukan oleh Komite Medik melalui Ketua Kelompok Staf Medis.
(2) Pembinaan dan pengawasan disiplin pegawai dan motivasi kerja staf medis dilakukan oleh
Direktur Rumah Sakit melalui Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan.
(3) Pembinaan sebagaimana ayat (1) yang merupakan tindakan korektif terkait dengan
pembatasan kewenangan klinis dilakukan dengan investigasi.
(4) Pembinaan sebagaimana ayat (3) berupa :
a. Teguran tertulis atau pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 3 (tiga) bulan untuk
pelanggaran ringan;
b. Pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 6 (enam) bulan untuk pelanggaran
sedang; atau
c. Pembatasan kewenangan klinis selama-lamanya 1 (satu) tahun untuk pelanggaran berat;
(5) Pengawasan sebagaimana ayat (1) merupakan tindakan korektif terkait kendali mutu, disiplin
profesi, etika profesi dilakukan dengan audit medis.
(6) Audit Medis sebagaimana ayat (5) diarahkan untuk :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang diberikan oleh staf medis;
b. Meningkatkan etika dan disiplin pelayanan oleh staf medis; dan
c. Melindungi masyarakat atau pasien atas tindakan yang dilakukan oleh staf medis;
(7) Pembinaan, pengawasan, pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap Staf Medis terkait
disiplin pegawai dan motivasi kerja berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Direksi.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


84
(8) Pembinaan, pengawasan, pemeriksaan dan penjatuhan sanksi terhadap Staf Medis sebagai
profesi berpedoman pada peraturan perundangundangan dan peraturan Komite Medik.

BAB XV
TATA CARA REVIEW DAN PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS

Pasal 58

(1) Peraturan Internal Staf Medis ini dapat dirubah/ disempurnakan oleh UPT RSUD Kabupaten
Belitung Timur dengan mekanisme yang disepakati oleh Direksi, Komite Medik beserta Staf
Medis UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Wewenang untuk melakukan perubahan adalah menjadi kewenangan Direksi dan Komite
Medik sesuai kebutuhannya.
(3) Mekanisme perubahan / penyempurnaan dilakukan melalui pemberitahuan dari Direktur
Rumah Sakit dan dibahas bersama oleh Direksi dan Komite Medik.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 116
(1) Peraturan Internal Staf Medis ini berlaku pada tanggal ditetapkan.
(2) Dengan ditetapkannya Peraturan Internal Staf Medis ini maka Surat Keputusan Direktur
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur Nomor 413a A.M / DIR / SK / V / 2012 tentang
Pemberlakuan Peraturan Internal Staf Medis UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur sudah
tidak berlaku lagi.
(3) Semua Peraturan yang berlaku sebelumnya tetap berlaku sepanjang materinya tidak diatur
dalam Peraturan Internal Staf Medis ini.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


85
BUKU KETIGA
PERATURAN INTERNAL STAF KEPERAWATAN

(NURSING STAFF BYLAWS)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Internal Staf Keperawatan yang dimaksud dengan :

1. Peraturan Internal Staf Keperawatan (Nursing Staf By laws) adalah peraturan.


2. Komite Keperawatan adalah wadah non struktural rumah sakit yang mempunyai fungsi
utama mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan melalui
mekanisme kredensial, penjagaan mutu profesi dan pemeliharaan etika dan disiplin profesi.
3. Staf Keperawatan adalah seluruh perawat di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur, termasuk
bidan.
4. Kewenangan Klinis adalah uraian intervensi keperawatan dan kebidanan yang dilakukan
oleh tenaga keperawatan sesuai dengan level karir dan area praktiknya.
5. Penugasan Klinis adalah penugasan yang diberikan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur terhadap staf keperawatan untuk melakukan asuhan keperawatan
atau asuhan kebidanan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur berdasarkan daftar
kewenangan klinis.
6. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap tenaga keperawatan untuk menentukan
kelayakan pemberian Kewenangan Klinis.
7. Panitia Adhoc adalah panitia yang dibentuk oleh Komite Keperawatan untuk membantu
melaksanakan tugas dan fungsi komite keperawatan

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


86
8. Mitra Bestari (Peer Group) adalah sekelompok profesional tenaga keperawatan yang
berasal dari U P T R S U D K a b u p a t e n B e l i t u n g T i m u r m a u p u n d a r i rumah
Sakit lain, organisasi profesi perawat, organisasi profesi bidan, dan/atau institusi
pendidikan keperawatan dan institusi pendidikan kebidanan yang bekerja sama
dengan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dengan reputasi dan kompetensi yang baik
untuk menelaah segala hal yang terkait dengan tenaga keperawatan.
9. Rapat Kerja yaitu rapat yang dilaksanakan 1 (satu) kali dalam setahun untuk membahas
rencana kerja.
10. Rapat Pleno yaitu rapat koordinasi yang diadakan untuk mengeluarkan rekomendasi.
11. Rapat Rutin yaitu rapat koordinasi yang diadakan sebulan sekali untuk membahas hal-hal
yang berkaitan tentang progress pencapaian kinerja komite keperawatan maupun hal-hal
yang berkaitan dengan profesi keperawatan.
12. Sidang Tahunan yaitu sidang yang dilakukan oleh Komite Keperawatan untuk
melakukan evaluasi terhadap program kerja yang telah dilaksanakan.

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud dibuatnya peraturan internal staf keperawatan adalah agar Komite
Keperawatan dapat menyelenggarakan tata kelola klinis yang baik (good clinical
governance) melalui mekanisme kredensial, peningkatan mutu profesi, dan
penegakkan etika dan disiplin profesi perawat di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

(2) Tujuan dari peraturan internal staf keperawatan adalah:

a. Mewujudkan profesionalisme perawat di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

b. Mengembangkan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan di UPT RSUD


Kabupaten Belitung Timur.

c. Menegakan etika dan disiplin profesi perawat di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

d. Memberikan dasar hukum bagi mitra bestari dalam pengambilan keputusan profesi
melalui Komite Keperawatan.

BAB III

KEWENANGAN KLINIS

Pasal 3

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


87
Asuhan Keperawatan hanya boleh dilakukan oleh staf keperawatan yang telah diberi
Kewenangan Klinis melalui proses Kredensial.

Pasal 4

Kewenangan Klinis yang diberikan kepada staf keperawatan disesuaikan dengan kategori
jenjang klinis keperawatan.

Pasal 5

Jenjang Klinis Keperawatan terdiri dari :

a. Jenjang Perawat Klinik 1


b. Jenjang Perawat Klinik 2
c. Jenjang Perawat Klinik 3
d. Jenjang Perawat Klinik 4
e. Jenjang Perawat Klinik 5

Pasal 6

Dalam keadaan tertentu Kewenangan Klinis dapat diberikan kepada staf


keperawatan dengan melihat kondisi berupa :

(1) Kewenangan klinis sementara yaitu kewenangan yang diberikan dalam jangka waktu
tertentu dan dapat dicabut sewaktu-waktu.
(2) Kewenangan klinis dalam keadaan darurat yaitu kewenangan yang diberikan dalam
kondisi darurat.
(3) Kewenangan klinis bersyarat yaitu kewenangan yang diberikan dengan syarat-syarat
tertentu.

Pasal 7

Penjabaran Kewenangan Klinis seperti tersebut dalam pasal 5 dan pasal 6 diatur
dalam buku putih (white paper).

Pasal 8

Penyusunan buku putih kewenangan klinis keperawatan disusun oleh Panitia


Adhoc yang dibentuk oleh Komite Keperawatan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
dengan melibatkan Mitra Bestari (Peer Group).

Pasal 9

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


88
Dalam rangka mendapatkan Kewenangan Klinis, staf keperawatan mengajukan
secara tertulis kepada Komite Keperawatan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
dengan melampirkan syarat – syarat yang telah ditentukan.

Pasal 10

Komite Keperawatan menugaskan kepada Sub Komite Kredensial untuk melakukan


proses kredensial kepada staf keperawatan sebagai dasar mengeluarkan rekomendasi
kewenangan klinis staf keperawatan.

Pasal 11

Dalam hal proses kredensial memerlukan tenaga yang banyak maka Sub Komite
Kredensial mengajukan kepada Ketua Komite Keperawatan agar dibentuk Panitia
Adhoc untuk melakukan proses kredensial staf keperawatan.

Pasal 12

Dalam hal proses kredensial telah selesai maka Sub Komite Kredensial mengeluarkan
rekomendasi kepada Komite Keperawatan.

Pasal 13

Rekomendasi Sub Komite Kredensial dapat berupa :

(1) Direkomendasikan diberi kewenangan klinis

(2) Tidak direkomendasikan

(3) Direkomendasikan dengan syarat

Pasal 14

Komite Keperawatan menetapkan kewenangan klinis staf keperawatan atas dasar


rekomendasi dari Sub Komite Kredensial.

BAB IV

PENUGASAN KLINIS

Pasal 15

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


89
Komite Keperawatan mengusulkan kepada Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur agar mengeluarkan Penugasan Klinis staf keperawatan sesuai dengan Kewenangan
Klinis.

Pasal 16

Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur mengeluarkan Penugasan Klinis kepada
staf keperawatan untuk jangka waktu tiga tahun.

Pasal 17

Dalam hal tertentu Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur berhak
mengeluarkan surat pengakhiran Penugasan Klinis kepada staf keperawatan atas
rekomendasi Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melalui Komite Keperawatan.

BAB V

KOMITE KEPERAWATAN

Pasal 18

1. Susunan organisasi Komite Keperawatan terdiri dari :

a. Ketua

b. Sekretaris

c. Sub Komite

2. Sub komite sebagaimana dimaksud pada Pasal 18 Ayat 1 huruf d, terdiri dari :

a. Sub Komite Kredensial

b. Sub Komite Mutu

c. Sub Komite Etik dan Disiplin

3. Bagan Struktur Organisasi Komite Keperawatan adalah sebagai berikut :

Direktur UPT RSUD Kab.Belitung Timur

Ketua Komite Keperawatan Kabid Pelayanan Medis dan Keperawatan

Sekretaris Komite Keperawatan


UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)
90

Sub Kredensial Sub Komite Mutu Sub Etik dan Disiplin


4. Ketua Komite Keperawatan ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur dengan memperhatikan masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di
UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.

5. Sekretaris dan Sub Komite diusulkan oleh Ketua Komite Keperawatan dan
ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur dengan memperhatikan
masukan dari tenaga keperawatan yang bekerja di UPT RSUD Kabupaten Belitung
Timur.

Pasal 19

Personil Komite Keperawatan harus memiliki kompetensi yang tinggi sesuai


jenis pelayanan atau area praktik, mempunyai semangat profesionalisme serta
reputasi baik.

Pasal 20

Komite Keperawatan memberikan jaminan kepada Direktur UPT RSUD Kabupaten


Belitung Timur bahwa tenaga keperawatan memiliki kompetensi kerja yang tinggi sesuai
standar pelayanan dan berperilaku baik sesuai etika profesinya.

Pasal 21

1) Komite Keperawatan mempunyai tugas pokok membantu Direktur UPT


RSUD Kabupaten Belitung Timur dalam melakukan kredensial, penjagaan mutu
profesi, pembinaan disiplin dan etika profesi tenaga keperawatan serta
pengembangan profesional berkelanjutan.

2) Untuk menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),


Komite Keperawatan mempunyai fungsi :

a. Penyelenggaraan konsultasi keperawatan


b. Penyelenggaraan tukar pendapat, kebijakan, dan pelaksanaan pelayanan

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


91
c. Pemberian motivasi dalam pemecahan masalah profesi Keperawatan melalui
pembelajaran.
d. Penggalian inovasi dan ide – ide yang membangun dan pembaharuan ke arah
perbaikan profesi keperawatan.
e. Penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran kepada profesi sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki.
f. Penyelenggaraan advokasi dengan memberikan perlindungan dan dukungan

Pasal 22

1) Tanggung jawab Komite

a. Komite Keperawatan bertanggungjawab langsung kepada Direktur UPT RSUD


Kabupaten Belitung Timur

b. Menjaga citra dan nama baik Komite Keperawatan pada khususnya dan seluruh
pelayanan keperawatan di UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur pada
umumnya.

2) Wewenang Komite Keperawatan

a. Membuat dan membubarkan panitia kegiatan keperawatan (Panitia Ad Hoc)


secara mandiri maupun bersama Bidang P e l a y a n a n Medis dan
Keperawatan
b. Mengusulkan rencana kebutuhan tenaga keperawatan dan proses penempatan
tenaga keperawatan berdasarkan tinjauan profesi
c. Membimbing perawat dalam kesuksesan kerja dan karir
d. Memberikan pertimbangan tentang bimbingan dan konseling keperawatan
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi 3 sub komite dalam pelayanan
keperawatan
f. Memberikan rekomendasi kepada direktur UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur
sesuai dengan tugas masing-masing sub komite keperawatan

Pasal 23

Dalam melaksanakan fungsinya Komite Keperawatan dibantu oleh Panitia AdHoc


yang terdiri dari Mitra Bestari sesuai dengan disiplin/spesifikasi dan peminatan
tenaga keperawatan berdasarkan kebutuhan rumah sakit.

Pasal 24

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


92
Komite Keperawatan sebagai mitra kerja dari Bidang Pelayanan Medis dan
Keperawatan dan tidak bertanggung jawab kepada Kepala Bidang P e l a y a n a n
M e d i s d a n Keperawatan

Pasal 25

Komite Keperawatan bekerja sama dan melakukan koordinasi dengan Kepala Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan serta saling memberikan masukan tentang
perkembangan profesi keperawatan dan kebidanan di rumah sakit.

BAB VI

RAPAT

Pasal 26

1) Komite Keperawatan dan Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan


melaksanakan kerja dan koordinasi secara berkala dan berkesinambungan
melalui rapat koordinasi keperawatan.

2) Rapat Koordinasi Keperawatan terdiri dari : Rapat Kerja, Rapat Rutin, Rapat
Pleno, dan Sidang Tahunan.

3) Rapat Kerja

a) Rapat Kerja Keperawatan dilaksanakan dalam setahun sekali dan bersifat


terbuka.
b) Rapat Kerja Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau
Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan dan dihadiri oleh
Sekretaris Komite Keperawatan, Sub Komite, Kasie Pelayanan
Keperawatan, dan Kepala Ruang Keperawatan.
c) Agenda rapat kerja adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam 5
(lima) tahun.
4) Rapat Rutin

a) Rapat Rutin Keperawatan dilaksanakan 1 (satu) kali dalam seminggu


diikuti oleh Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, Komite
Keperawatan, Kasie Pelayanan Keperawatan dan Kepala Ruang
Keperawatan.
b) Agenda rapat rutin adalah membahas masalah – masalah harian
Keperawatan.
c) Rapat rutin keperawatan dipimpin oleh Kepala Bidang Pelayanan Medis
dan Keperawatan atau Ketua Komite Keperawatan

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


93
5) Rapat Pleno

a) Rapat Pleno Keperawatan diadakan sewaktu – waktu bila dibutuhkan.

b) Rapat Pleno dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan atau Kepala


Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris
Komite Keperawatan, Sub Komite, dan Kasie Pelayanan Keperawatan.

c) Agenda rapat pleno adalah membahas persoalan etik dan disiplin staf
keperawatan

d) Kehadiran rapat pleno adalah 100% peserta rapat.

6) Sidang Tahunan

a) Sidang tahunan keperawatan diadakan satu kali setahun


b) Sidang tahunan dipimpin oleh ketua komite keperawatan atau Kepala Bidang
Pelayanan Medis dan Keperawatan dan dihadiri oleh Sekretaris Komite
Keperawatan, Sub Komite, Kasie Pelayanan Keperawatan, dan Kepala Ruang
Perawatan.
c) Agenda sidang tahunan adalah membuat rencana kerja keperawatan dalam satu
tahun.
d) Keputusan yang diambil harus disetujui sekurang-kurangnya oleh 2/3 peserta
yang hadir.
BAB VII

SUB KOMITE KREDENSIAL, MUTU PROFESI, ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI

Pasal 27

1) Sub Komite Kredensial sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) Huruf a
bertugas :

a. Menyusun daftar rincian kewenangan klinis

b. Menyusun buku putih

c. Menerima hasil verifikasi persyaratan kredensial

d. Merekomendasikan tahapan proses kredensial

e. Merekomendasaikan pemulihan kewenangan klinis bagi setiap tenaga keperawatan

f.. Melakukan kredensial ulang secara berkala setiap lima tahun

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


94
2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 27 ayat (1) Sub
Komite Kredensial dapat mengusulkan dibentuknya team Ad Hoc kepada Ketua
Komite Keperawatan.

Pasal 28

1) Sub Komite Mutu Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 ayat (2) Huruf
b bertugas :

a. Menyusun data dasar profil tenaga keperawatan dan Kebidanan sesuai area
praktik.
b. Merekomendasikan perencanaan pengembangan professional berkelanjutan
tenaga keperawatan.
c. Melakukan audit asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan.
d. Memfasilitasi proses pendampingan tenaga keperawatan sesuai kebutuhan.
2) Dalam menjalankan tugasnya sebagaimana tersebut dalam pasal 28 ayat
(1), Sub Komite Mutu profesi dapat mengusulkan dibentuknya team adhoc
kepada ketua komite keperawatan baik insidental atau permanen.

Pasal 29

1) Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18
ayat (2) huruf c bertugas :

a. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan.

b. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan.

c. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan.

d. Merekomendasikan penyelesaian masalah – masalah pelanggaran


disiplin dan masalah – masalah etik dalam kehidupan profesi, asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.

2) Guna menindak lanjuti rekomendasi dari Sub Komite Etik dan Disiplin
sebagaimana tersebut dalam pasal 29 ayat (1), komite keperawatan membentuk
panitia adhoc baik insidental atau permanen.

3) Hasil kerja panitia AdHoc sebagaimana tersebut dalam Pasal 29 ayat (2) dibawa
dalam rapat pleno sebagaimana tersebut dalam Pasal 26 ayat (4).

BAB VIII

PERATURAN PELAKSANAAN TATA KELOLA KLINIS

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


95
Pasal 30

1) Dalam memberikan pelayanan keperawatan dan kebidanan diperlukan standar


profesi, panduan asuhan keperawatan, panduan praktik klinik

2) Memenuhi kebutuhan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 ayat (1), Komite


Keperawatan bersama – sama Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan
berkewajiban menyusun :

a. Standar profesi keperawatan dan kebidanan.

b. Panduan Asuhan Keperawatan dan Kebidanan.

c. Panduan Praktik Klinik keperawatan dan kebidanan.

3) Dalam keadaan tidak mampu, setiap staf keperawatan berkewajiban


melakukan konsultasi dan/atau merujuk pasien kepada tenaga keperawatan
lain yang dianggap lebih mampu.
Pasal 31
Pendanaan

(1) Anggota Komite Keperawatan berhak memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan
keuangan UPT RSUD Kabupaten Belitung Timur.
(2) Besaran insentif perbulan seperti dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Direktur UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur.
(3) Pelaksanaan kegiatan Komite Keperawatan didanai dengan anggaran UPT RSUD
Kabupaten Belitung Timur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB IX

TATA CARA DAN REVIEW PERBAIKAN PERATURAN INTERNAL STAF


KEPERAWATAN

Pasal 32

1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan diatur dikemudian
hari melalui Rapat Pleno Keperawatan.

2) Apabila ada pasal dan/atau ayat dalam peraturan internal keperawatan ini
yang dikemudian hari dianggap tidak sesuai, dapat ditinjau ulang melalui
sidang tahunan keperawatan.

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


96
BAB X

PENUTUP

Pasal 33

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan peraturan internal keperawatan


dilaksanakan dengan berpedoman pada lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari peraturan ini.

Pasal 34

Peraturan internal keperawatan ini mulai diberlakukan pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Manggar
Pada Tanggal : 2 Oktober 2020

DIREKTUR,

dr. CAHYO PURNOMO


NIP.19870525 201101 1 002

UPT RSUD Kab.BELTIM | Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital By Laws)


97

Anda mungkin juga menyukai