Metoda Tahfidzh
Metoda Tahfidzh
Metoda Tahfidzh
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Aulia Astuti Yusuf
NIM: 105191112916
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah swt, yang telah
terlimpahkan kepada Nabi Muhammad saw yang telah menuntun jalan kebahagian
Adapun tujuan penulis skripsi ini adalah untuk memenui syarat memperoleh
gelar sarjana Sastra Satu (S.1) pada Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam
Penulis menyadari bahwa dalam menyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, dengan segala kerendahan hati dan kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
viii
2. Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag Rektor Universitas
Kampus Biru.
Islam
5. Bapak dan Ibu Wakil Dekan Fakultas Agama Islam beserta jajarannya
7. Bapak Ass. Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd pembimbing I yang telah
ini.
10. Kakak ipar Dwi Utami Hidaya Nur, S.Pd. yang telah memberikan
11. Kepada M.Anis yang telah membantu dan memberikan semangat tiap
harinya.
ix
13. My Sisters yang sama-sama berjuang, Nurfadillah, Surahmi, Hardianti
menyelesaikan skripsi.
15. Semua pihak yang terlibat yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu,
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
penulis harapkan.
kita semua agar kita selalu berada pada jalan yang benar. Semoga skripsi ini
x
DAFTAR ISI
xi
C. Fokus Penelitian ............................................................................ 34
D. Sumber Data ................................................................................... 35
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 37
F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 37
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 39
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jadwal kegiatan Harian Santri dan Santirwati Pondok Pesantren
Tabel 4.5 Jumlah Guru Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros .........51
Tabel 4.6 Daftar Nama Pembina Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten
Maros ............................................................................................... 51
Table 4.7 Sarana Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
makna yang sangat luas. Ketika sebuah pendidikan telah dapat tertransfer dengan
berhasil, tentunya belum. Ketika pengetahuan itu dapat tertransfer tetapi nilai-nilai
yang tersirat belum menjadi sebuah perilaku maka pendidikan itu belum dikatakan
berhasil, atusisi pengajaran berhasil, sisi yang lain mendidik tampaknya belum
berhasil.
hal ini dapat diukur dengan adanya perubahan tingkah laku. Dalam pendidikan
kajian praktis mencakup praktisnya seseorang hamba beribadah pada sang Khaliq.
siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai
1
2
serangkaian pelaksanaan oleh guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi
atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa ini merupakan syarat utama
sementara siswa dibuat pasif, sehingga interaksi antara guru dengan siswa dalam
proses pembelajaran tidak efektif. Jika proses pembelajaran lebih didominasi oleh
guru, maka efektifitas pembelajaran tidak akan dapat dicapai. Untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang efektif, guru dituntut agar mampu mengelola proses
mampu belajar. Untuk bisa belajar efektif setiap orang perlu mengetahui apa arti
belajar sesungguhnya.
sangat signifikan untuk mencapai tujuan. Bahkan metode sebagai seni mentrasfer
ilmu pengetahuan atau materi pelajaran kepada peserta didik dianggap lebih
disampaikan dengan cara yang kurang menarik, maka materi itu sendiri kurang
3
dapat dicerna oleh peserta didik. Oleh karena itu penerapan metode yang tepat
Alquran senantiasa ada dan hidup di dalam hati sepanjang waktu sehingga
sepanjang masa. Penjagaan Allah swt. terhadap Alquran bukan berarti Allah
dengan menghafalkannya adalah pekerjaan yang terpuji dan amal yang mulia,
yang sangat dianjurkan agama. Bahkan menghafal Alquran merupakan salah satu
Menghafal Alquran bukanlah tugas dan perkara yang mudah, artinya tidak
peranan penting dan sangat dibutuhkan. Dengan adanya metode akan biasa
1
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press,
2002), h. 39
2
Khalid Bin Abdul Karim Al-Lahim, Megapa Saya Menghafal Al-Qur’an (Jakarta: Bumi
Aksara, 2009), h 19
3
Ali Akbar dan Hidayatullah Ismail, Metode Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren
Kabupaten Kampa, Jurnal Ushuluddin Vol. 24 No. 1 Januari – Juni 2016 h. 93
4
Pada zaman yang serba canggih saat ini, ditemukan banyak sekali metode
efektif yang digunakan penghafalan Alquran beragam, ada dengan cara membaca
secara cermat ayat-ayat Alquran yang akan dihafal dengan melihat mushaf
baru dihafal kepada seorang guru (talaqqi), menghafal sedikit demi sedikit
kepada orang lain baik kepada teman maupun kepada jama’ah lain (tasmi’), dan
dipandu dan dibimbing langsung oleh pemandu tahfidz yang berkompeten dalam
penghafalan Alquran, supaya hafalan yang sudah didapatkan bisa dipantau dan
sampai sekarang dan sepanjang masa. Ada beberapa tahap yang dilakukan untuk
dapat mempelajari Alquran. Tahap pertama yaitu belajar membaca dengan fasih
sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Banyak cara yang dilakukan untuk
dapat membaca Alquran yang pada awalnya secara klasik kini telah berkembang
seperti metode Iqra‘dan metode Qira‘ati dan berbagai metode yang mempunyai
tingkat kemudahan untuk mempelajari dan membaca Alquran. Tahap kedua yaitu
memahami arti dan kandungan ayat. Di sinilah letak kelemahan Umat Islam,
5
karena mempelajari Alquran masih banyak yang belum sampai memahami arti
Secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu
Namun keadaan di zaman modern sekarang ini, masih sedikit orang Islam yang
mau menghafalkan Alquran. Untuk menarik minat mereka ialah perlu adanya
mengandung syiar agama. Menghormati syariat agama yang tertulis dalam kitab
suci Alquran termasuk bentuk penghormatan kepada Allah swt yang merupakan
wujud dari adanya ketakwaan hati. Begitu pula sebaliknya, mengabaikan syiar
Allah zat yang menurunkan Alquran kepada hambanya yang terpilih. Semua
4
Mukhlisoh Zawawie, Pedoman Membaca, Mendengar dan Menghafal Al-Qur’an
(Solo : Tinta Medina, 2011) h. 9
5
Abdul al-Kahil, Thariqah Ibdaiyyah Li Hifzh al-Qur’an: Hafal al-Qur’an Tanpa
Nyantri Cara Inovatif menghafal al-Qur’an Penerji Ummu Qadha Nahbah al-Uqofi, Solo:
Pustaka Arafah,2010, h.13
6
Akan tetapi, bacaannya bukan hanya lancar, melainkan harus baik, benar, dan
fasih serta benar-benar menguasai dan memahami ilmu tajwid. Kenapa hal
tersebut diperlukan? Sebab, agar tidak terjadi kesalahan terhadap materi yang
dihafalkannya. Jika bacaannya salah maka hasil yang dihafalkannya pun akan
tampaknya tidak lepas dari keberadaan pondok pesantren khususnya, serta guru
Dalam perjalanan sejarah, pesantren telah memainkan peranan yang benar dalam
6
Supian, Ilmu-Ilmu al-Qur’an Praktis Tajwid Tahfizh dan Adab Tilawah al-Qur’an
AlKarim,ditashih oleh Ust. Dzul Adzmi al-Hafiz. Jakarta: Gilang Persada (GP) Pers, 2012, h.190
7
Formal (PDF). Program lainnya yang merupakan ciri khas kepesantrenan seperti
mengembangkan bakat dan minat para santri maka Pondok Pesantren Nahdlatul
dan pelaksanaan metode pembelajaran Tahfidzul Qur’an sebagai salah satu upaya
penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan mengangkat judul
Kabupaten Maros”.
B. Rumusan Masalah
8
Kabupaten Maros?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat penelitian
TINJAUAN TEORITIS
Tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar hafal yang dari
bahasa arab hafidza - yahfadzu – hifdzan. Menurut bahasa Alquran berasal dari
kata qa-ra-a yang artinya membaca. para ulama’ berbeda pendapat mengenai
pengertian atau definisi tentang Alquran. Hal ini terkait sekali dengan masing-
Rasulullah saw, ditulis dalam mushaf, dan diriwayatkan secara mutawatir tanpa
disimpulkan bahwa Tahfidz Qur’an adalah proses untuk memelihara, menjaga dan
kepala agar tidak terjadi perubahan dan pemalsuan serta dapat menjaga dari
didasari niat karena Allah. Banyak metode menghafal Alquran yang cepat dan
10
11
dan merupakan bagian dari cara atau metode dalam proses tahfiz. Namun
demikian, dalam penerapannya bisa berbeda antara pesantren satu dengan yang
lainnya, atau ada juga diantaranya yang tidak menerapkan cara tersebut. Istilah-
1. Nyetor. Istilah ini digunakan dalam rangka mengajukan setoran baru ayat-
ayat yang akan dihafal. Caranya, para santri menulis jumlah ayat atau
lembaran yang akan dihafalkan pada alat khusus, bisa berupa blangko atau
(bin-nazar) antara sesama santri dalam kelompok juz pada satu majelis.
Cara ini dapat dilakukan secara bergantian per ayat atau beberapa ayat
7
Tim Lajnah Pentashihah Mushaf Al-Qur’an, Para Penjaga Al-Qur’an, (Kementrian
Agama: 2011), h. 13-14
12
dan sebagai syarat dapat mengajukan setoran hafalan yang baru. Takraran
dalam satu setoran, akan tetapi juga dilakukan pada beberapa setoran
sebelumnya.
langsung di depan guru. Proses ini lebih dititik beratkan pada bunyi
hafalan.
di depan guru. Proses ini lebih dititik beratkan pada hal-hal yang terkait
8
Ahmad Lutfy, Metode Tahfidz Al-Qur’an, Jurnal Holistik Vol 14 Number 02,
2013/1435 H, h. 162
13
adalah 671.323 huruf maka bisa dibayangkan berapa juta pahala yang
ayat Alquran.
“Ahlullah” atau keluarga Allah atau orang yang dekat dengan Allah.
10. Penghafal Alquran akan mendapat syafaat Alquran pada hari kiamat.
masuk surga.
12. Karena Alquran adalah kitab “Mubarak” yang penuh berkah atau tempat
menumpuknya kebaikan.9
(para malaikat) akan menjaga mereka mereka dari setiap mara bahaya
yang mengancam.10
Pada saat di alam kubur Alquran hadir melindungi hingga dia bisa tidur
9
K.H.Ahsan Sakho Muhammad, Menghafalkan Al-Qur’an (Jakarta Selatan: PT. Qaf
Media Kreativa,2017) h. 27-33
10
Musthafa al-Bagha dan Muhyidin, Pokok-pokok Ajaran Islam (Jakarta: Rabbani
Press,2002), h. 436
15
umat? ataukah wajib atas sebagiannya saja?. Dalam hal ini para ulama
bebaslah beban yang lainnya, tetapi jika tidak ada sama sekali, maka berdosalah
semuanya12
Selain alasan demi menjaga keutuhan Alquran, alasan lain adalah agar
diriwayatkan dari orang banyak oleh orang banyak dan bersinambung selamanya.
satunya ialah bahwa ia merupakan salah satu kitab suci yang dijamin keasliannya
oleh Allah swt. Sejak diturunkan kepada Nabi Muhammad hingga sekarang
11
Khirotul Idawati dan Hanifuddin Mahaddun, Teknik Menghafal Kontemporer Al-
Qur’an Model File Komputer (ayat, terjemah dan nomor urut) Metode Hanifida (Jombang: Tanpa
Penerbit, 2009), h. ii
12
Abdurrab Nawabuddin dan Ma’arif, Teknik Menghafal Al-Qur’an, (Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2005), h.
13
H.A Muhaimin Zein, Bunga Rampai Mutiara Al-Qur’an: Pembinaan Qari’ Qariah dan
Hafizh Hafizhah, (Jakarta: Pimpinan Pusat JHQ, 2006), h.148.
16
Dengan jaminan Allah dalam ayat tersebut tidak berarti umat Islam
terlepas dari tanggung jawab dan kewajiban untuk memelihara kemurniannya dari
Menghafal Alquran adalah simbol bagi umat Islam dan duri bagi
merupakan kitab yang paling banyak dibaca di seluruh dunia. Dan, tanpa
1. Alquran diturunkan, diterima dan diajarkan oleh Nabi saw. Secara hafalan.
hafalan, agar ia menjadi teladan bagi umatnya. Maha suci Allah yang telah
Terjemahnya:
14
Ahmad Salim Badwilan, Panduan Cepat Menghafal Al-qur’an ( Jogjakarta: Diva
Press,2012), h. 27
17
orang yang menghafal Alquran tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir
terhadap ayat-ayat suci Alquran. Jika kewajiban ini telah terpenuhi oleh
nafsu, dan berbagi keutamaan lainnya yang tidak terhingga. Tidak pantas
orang yang hafal Alquran melupakan bacaannya dan tidak wajar ia lalai
dan menjaganya agar tidak lupa, karena mengharap pahala dan faedah dari
Alquran kemudian lupa termasuk dosa besar, tapi jika disebabkan karena
15
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya. (Bandung, CV Penerbit Di
Ponegoro,2013 h.262
18
Menghafal Alquran merupakan tugas yang sangat agung dan besar. Tidak
ada yang sanggup kecuali orang yang memiliki semangat dan tekad yang
2. Menentukan tujuan
Agar tujuan dapat terwujud, maka seseorang harus memenuhi tiga hal
a. Jangan pernah mengeluh bahwa tidak ada pernah dapat dihafal dalam Alquran.
b. Jadikan seseorang sebagai teladan, dalam hal menghafal Alquran dan teladan
c. Waktu-waktu senggang16
4. Pentingnya berdo’a
16
Bahirul Amali Herry, Agar Orang Sibuk Bisa Menghafal Alqur’an (Jogjakarta: Pro-U
Media, 2012), h. 38-39
19
3. Niat yang ikhlas, Niat adalah syarat yang paling penting dan paling utama
faktor yang sangat penting bagi orang yang sedang dalam proses
menghafal Alquran.
17
Ahsin W. Al-Hafidz. op.cit, h. 49
18
Ahmad Salim Badwilan, Cara Mudah Bisa Menghafal Al-Qur’an, (Jogjakarta: Bening,
2010), h.21
19
Achmad Yaman Syamsudin, Lc. Cara Mudah Menghafal Al-Qur’an. (Solo: Insan
Kami, 2007), h. 42
20
muraja’ah.20
dan benar, baik dalam tajwid maupun makharij al-hurufnya , karena hal ini
menghafalkannya.21
Syarat ini merupakan salah satu perkara yang dapat membantu menghafal
20
Wiwi Alawiyah Wahid, Cara cepat Menghafal Al-Qur’an. (Yogyakarta: Diva Press,
2012) h. 72
21
Raghib al-Sirjani, Cara Cerdas Menghafal Al-Qur’an, (Solo: Aqwan, 2007) h.63
22
Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an (Solo: Aqwam,2014) h.172
21
Salah satu hal yang dapat membantu menguatkan hafalan ini adalah terus
mengulang-ulang apa yang telah dihafal setiap kali dia memiliki waktu
luang.23
Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah Thurikuh yang berarti
kepribadian agar peserta didik menerima pelajaran dengan mudah, efektif dan
1. Hasan Langgulung: cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
tujuan pendidikan.
tujuan pendidikan
pelajaran.25
dengan kesulitan. Meskipun demikian, ada beberapa faktor luar yang apabila
23
Ahmad Salim Badwilan. Op.Cit. h.24-25
24
Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 2-3
25
Ramayulis, Metode bacaannya, lalu dihafalkan. Pendidikan Al-Qur’an (Jakarta: rinoka
Cipta, 2005), h.3
22
Alquran, yaitu metode. Ada beberapa metode yang lazim dipakai oleh penghafal
Alquran, yaitu :
a. Metode wahdah26
dihafalnya. Untuk mencapai hafalan awal, setiap ayat bisa dibaca sebanyak
sepuluh kali, atau dua puluh kali atau lebih sehingga proses ini mampu
b. Metode kitabah
metode yang pertama. Pada metode ini penulis terlebih dahulu menulis ayat-ayat
yang akan dihafalnya pada secarik kertas yang telah disediakan untuknya.
Kemudian ayat-ayat tersebut dibacanya hingga lancar dan benar bacaannya, lalu
dihafalkannya.
c. Metode sima’i
efektif
bagi penghafal yang punya daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal
tunanetra, atau anak-anak yang masih dibawah umur yang belum mengenal tulis
baca Alquran.
26
W. Ahsin Al-Hafizh, Bimbingan Praktis Menghafal AlQur’an (Jakarta: Bumi Aksara,
2000), h. 63.
23
d. Metode gabungan
Metode ini merupakan metode gabungan antara metode pertama dan metode
kedua, yakni metode wahdah dan metode kitabah. Hanya saja kitabah
(menulis) disini lebih memiliki fungsional sebagai uji coba terhadap ayat-ayat
e. Metode jama’i
Yang dimaksud dengan metode ini, ialah cara menghafal yang dilakukan
secara kolektif, yakni ayat-ayat yang dihafal dibaca secara kolektif, atau bersama-
ayat atau beberapa ayat dan siswa menirukan secara bersama-sama. Kedua,
siswa mengikutinya.
f. Metode Talaqqi
dengan cara mendengarkan, baik dari bacaan gurunya maupun melalui media.
Menurut KH. Ahsin Sakho, metode ini sangat efektif bagi para penghafal
yang memiliki daya ingat ekstra, terutama tunanetra dan anak-anak di bawah
dapat mudah menghafal dan melatih sehingga lisan terbiasa dan lentur dalam
27
Masagus H.A.Fauzan Yayan,SQ,Quantum Tahfidz, (Jakarta: Penerbit Erlangga,2015),
hal.82
24
cara guru membacakan Alquran dengan hafalan atau melihat mushaf, kemudian
murid mendengarkan bacaan tersebut di majelis atau di luar majelis, dan bisa juga
Dalam hal seperti ini, guru dituntut berperan aktif, sabar, dan teliti dalam
membaca dan membimbing mereka, karena ia akan membacakan satu persatu ayat
Kedua, merekam terlebih dahulu ayat yang akan dihafal ke dalam media perekam
g. Metode Takrir
dan lain-lain. Hafalan yang sudah pernah disetorkan kepada guru diulang-ulang
terus dengan dilakukan secara sendiri atau meminta orang lain untuk
h. Metode Tartil
lainnya.
Teknik ini sangat membantu terutama untuk menghafal suatu ungkapan yang
harus sama persis, tepat, tanpa ada kesalahan kata demi kata. Umumnya sangat
tepat tanpa kesalahan sedikit pun. Anak-anak biasanya sudah hafal bacaan
Alquran untuk shalat ini di usia balita yang kalau ditulis kira-kira 10 halaman.
Balita ini dapat menghafal dengan cara melakukan gerakan shalat sambal
melakukan gerakn shalat, biasanya mereka tidak akan berhasil. Jadi, gerakan
Metode ini tidak hanya menghafalkan satu ayat satu hari, namun lebih dari
Dengan demikian kerja otak semakin bertambah dalam hitungan detik dan menit,
karena diperkaya dengan wawasan dan pengalaman yang ada selama ini dengan
informasi dari Alquran yang dihafal. One day One ayat lebih cocok dilakukan
28
Ibid, hal 92
26
menjelaskan artinya perkata, sambil menanyakan ke santri jika mereka sudah tahu
arti pada kata-kata tertentu. Setelah tahu artinya, ustadzah mengulangi kembali
Metode one day one ayat juga efektif dengan memperdengarkan santri satu
ayat yang akan dihafal melalui media-media elektronik, seperti MP3, MP4, atau
diperdengarkan dengan orang lain, teman, atau guru. Dapat juga dilakukan dengan
cara langsung membaca satu ayat tersebut secara tartil dan berulang-ulang serta
tidak tergesa-gesa.29
k. Metode Tabarak
internasional dan motivator asal Mesir. Melalui pelatihan ini, para peserta dilatih
cara mengajarkan hafalan bagi anak-anak di bawah umur lima tahun walaupun
diantaranya:
29
Ibid, hal 98
27
Jadi, Metode Tabarak cocok untuk anak balita yang mempunyai pikiran yang
jernih dan pemahaman yang masih fitrah. Oleh karena itu, menghafal Alquran
Hal ini bisa dilakukan dengan cara mendengar dari seorang Qori’ yang
2. Menentukan persentase
Bagi orang yang ingin membaca Alquran, wajib menentukan batasan hafalan
Termasuk yang bisa membantu hafalan secara sempurna adalah jika seorang
30
Fatin Masyud, Ida Husnur Rahmawati, Rahasia Sukses 3 Hafizh Qur’an Cilik
Mengguncang Dunia (Jakarta Timur: Zikrul Hakim,2016), h.229
28
6. Jangan melampaui surat hingga terkait atau terikat antara awal dan akhir
surat.
dengan mudah, tanpa susah-susah berpikir atau berusaha mengingat ayat dan
mengikuti bacaan.
mushaf. Betapa indah jika ini dilakukan bersama seorang hafidz yang kuat
hafalannya.
Penghafalan Alquran berbeda dengan yang lain karena Alquran cepat hilang
sedikit saja, maka Alquran akan kabur darinya. Dan ia akan melupakannya
dengan cepat.
dihafal sesering mungkin, jangan sampai merasa sudah hafal satu halaman,
29
kemudian tinggal hafalan tersebut dalam waktu yang lama, hal ini akan
yaitu dari umur 5 tahun hingga kira-kira 23 tahun. Alasannya, manusia pada
usia ini daya hafalannya bagus sekali, bahkan masa ini merupakan tahun-
Jadi, menghafal Alquran pada usia dini sangat dianjurkan, karena menghafal
di usia tersebut sangat cepat dan tepat dan akan menghasilkan hafalan yang
kuat dan tidak mudah lupa. Sangat berbeda hasil yang akan dicapai ketika
menghafal di usia yang tidak ideal, biasanya cepat hafal namun cepat pula
lupa.
suatu tugas atau pekerjaan. Suatu tugas atau pekerjaan tidak akan terlaksana
31
Ahmad Salim Badwilan, op. cit, h, 104-116
30
kehidupan sehari-hari, baik dari diri manusia itu sendiri ataupun dari luar
manusia.32
memperlambat laju suatu hal yang dikerjakan oleh seseorang. Dalam melakukan
tujuan, baik itu hambatan dalam pelaksanaan program maupun dalam hal
Ada beberapa hal yang membuat seseorang sulit untuk menghafal Alquran
harus menyadari hal itu dan menjauhinya. Berikut adalah beberapa hambatan yang
menonjol:
1. Banyak dosa dan maksiat. Karena hal itu membuat seorang hamba lupa pada
Alquran dan melupakan dirinya pula serta membutakan hatinya dari ingatan
kepada Allah.
hafalan Alquran.
dengannya, dan pada gilirannya hati menjadi keras, sehingga tidak bisa
4. Menghafal banyak ayat pada waktu yang singkat dan pindah ke selainnya
sebagai berikut:
1. Manfaat Spiritual
Suatu hal yang harus diyakini saat sedang menghafalkan Alquran: Alquran
kebaikan pada sesuatu. Jika Alquran adalah kitab yang penuh berkah, maka
terus-menerus.
kesopanannya.
3. Manfaat Intelektual
tubuh akan semakin kuat. Begitu juga dengan otak manusia. Otak manusia
34
Ibid, h. 203-204
32
kumparan itu terus berjalan, mesin itu akan aktif dan dinamis.
4. Manfaat Keilmuan
mereka yang sudah bisa mengerti isi kandungan Alquran, adalah mereka
a. Banyak menghafal kosa kata. Seorang yang hafal Alquran secara otomatis
ayat-ayat hokum, mulai dari fiqih ibadah, fiqih muamalat, fiqih munakahat
kisah-kisah menarik.
hikmah yang sangat berguna bagi kehidupan. Hampir di setiap surah banyak
g. Mengahafal ribuan ayat tentang akidah, ratusan ayat tentang kisah masa lalu,
h. Bagi mereka yang ingin membikin tafsir tematik, baik untuk bahan ceramah
atau membikin makalah ilmiah, dia dengan cepat mampu menghadirkan ayat-
35
K.H.Ahsan Sakho Muhammad, op. cit, hlm 19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
peneliti harus melibatkan diri mereka sebagai instrumen, mengikuti data. Dalam
fleksibel dan reflektif tetapi tetap mengambil jarak. Pada hakikatnya penelitian
jamak. Kedua, metode ini meyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dan responden. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang
dihadapi.37
kesimpulan berupa data yang menggambarkan secara rinci, bukan menghasilkan data
yang berupa angka-angka. Jika ditinjau dari sudut kemampuan dan kemungkinan
penelitian dapat memberikan informasi atau penjelasan, maka penelitian ini termasuk
penelitian deskriptif.
37
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
h. 9
33
34
Oleh karena itu, hasil dari pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan
suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-
2. Pendekatan Penelitian
gejala yang ada dalam kehidupan sosial manusia. Penelitian kualitatif merupakan
menurut pandangan yang rinci dari para informan serta dilaksanakan di tengah setting
alamiah.
Ulum sebagai lokasi penelitian karena peneliti tertarik dengan sekolah tersebut
Adapun objek dari penelitian yang dilakukan adalah guru tahfid, siswa dan
Nahdlatul Ulum.
Tahfidz yang berarti menghafal, menghafal dari kata dasar hafal yang dari
bahasa arab hafidza - yahfadzu – hifdzan. Menurut bahasa Alquran berasal dari kata
Allah zat yang menurunkan Alquran kepada hambanya yang terpilih. Semua orang
D. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat
diperoleh. Adapun sumber data yang digali dalam penelitian ini terdiri dari sumber
data utama yang berupa kata-kata dan tindakan, serta sumber data tambahan yang
berupa dokumen-dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi
38
Abdul al-Kahil, loc.cit
39
Supian, loc.cit
36
Data primer adalah data yang didapat langsung dari subjek penelitian dengan
menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek
sebagi sumber informasi yang dicari. Dalam bidang pendidikan data primer ini
diperoleh atau berasal dari hasil tes maupun wawancara dengan guru dan siswa.
Dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai sumber informasi atau responden
Data sekunder adalah sumber data yang tidak lansung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain atau lewat dokumen. 40 Data ini
profil sekolah, struktur kepengurusan sekolah, visi dan misi dan lain sebagainya.
E. Instrumen Penelitian
40
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008), h. 8
37
dan dokumentasi41
memperoleh data yang diperlukan. Perlu dijelaskan bahwa pengumpulan data dapat
berikut:
1) Observasi (pengamatan)
atau mengobservasi objek penelitian atau peristiwa baik berupa manusia, benda mati,
maupun alam. Data yang diperoleh adalah untuk mengetahui sikap dan perilaku
manusia, benda mati atau gejala alam. Sedangkan alat yang digunakan adalah
pedoman observasi. Kelebihan observasi adalah data yang diperoleh lebih dapat
2) Metode Dokumentasi
41
Ibid,.h. 61
38
yang ada, seperti buku induk, buku pribadi, dan surat-surat keterangan lainnya.
Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran sekolah, data
data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara mendalam secara
umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara
tanya jawab sambil bertatap muka antara pewanwancara dengan informan atau orang
pewawancara, dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama.
kehidupan informan.
Qur’an, Kepala sekolah, serta para santri di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum.
Metode ini digunakan untuk menggali data tentang strategi sorogan dan setoran,
pelaksanaan, dan disiplin dalam menghafal Alquran para siswa dalam pembelajaran
Tahfidzul Qur’an.
39
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara di mana kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini dapat menjawab rumusan masalah yang sudah
42
Lexy J Moloeng, op.cit, h. 248
40
rumusan masalah tersebut. Karena rumusan masalah dalam penelitian yang bersifat
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang nantinya setelah peneliti
temuan baru dari peneliti. Temuan baru tersebut dapat berupa deskripsi, atau
gambaran suatu objek yang sebelumnya masih tampak samar sehingga setelah
43
Sugiyono, op.cit, h. 80
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
perlu dibekali pemahaman ajaran dengan benar, di bekali ilmu pengetahuan yang
tepat guna. Dalam masyarakat seperti ini keberadaan pondok pesantren justru
Atas kesadaran tersebut serta cita-cita luhur dan ikhlas dari bapak
(Almarhum) Hadji Kalla yang kemudian di tindak lanjuti oleh putera beliau yakni
bapak H.M. Jusuf Kalla. Pada suatu hari di mobil, beliau berdua dengan AG.H.M.
sebuah pesantren. Dengan bantuan dan modal awal (hibah) dari bapak H.M. Jusuf
Kalla kemudian merekomendasikan ini. Tapi modal awal hal yang berat dan harus
dijalankan sejak awal yakni H.M. Jusuf Kalla memintanya untuk menyiapkan
lokasinya. Kemudian tidak kurang sebulan AG.H.M. Sanusi Baco bersama sang
41
42
istri, Dra. Hj. Aminah mencari lokasi untuk pembangunan pesantren yang telah
direncanakan.
Kala itu, untuk mencari lahan yang luas untuk pembangunan pesantren
khususnya Camba namun karena tidak ideal maka ia memutuskan untuk mencari
Kabupaten Maros. Dan untuk masalah pembebasan lahan maka AG.H.M. Sanusi
Baco dibantu oleh masyarakat setempat dan tokoh yang paling berperan yakni
H.Salle, dialah yang melakukan pembicaraan dengan para pemilik sawah yang
akan ditempati untuk membangun sebuah Pondok Pesantren. Hal ini seperti yang
Alhasil bangunan yang pertama kali dibangun secara fisik yakni masjid
yang merupakan pemberian hibah dari Sattar Taba dikala itu mejabat Direktur
Semen Tonasa dan aula yang merupakan pemberian hibah dari mantan gubernur
44
Tajuddin Arif, Kepala Sekolah PDF Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara,
Tanggal 20 July 2020
43
Nahdiyah Makassar dan juga nama ini dinisbatkan karena mengingat AG.KH.M.
Sanusi Baco merupakan ketua Nahdlatul Uluma Sulawesi Selatan. Hal ini seperti
“Managemen Qalbu”. Konsep ini bertolak dari keyakinan bahwa dengan qalbu
Adapun yang menjadi visi dari Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Soreang
benar, menguasai IPTEK dan mempraktekkan untuk syiar dan ruhul islam.
b. Menciptakan manusia yang bertaqwa kepada Allah swt, berbudi luhur, dan
(IPTEK).
45
Tajuddin Arif, Kepala Sekolah PDF Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara,
Tanggal 20 July 2020.
44
Pendidikan.
Untuk mewujudkan visi (risalah) dan misi (maqo>sid) serta tujuan yang
Formal (PDF), program lainnya yang memang ciri khas dari Pesanten berupa
Allugah (bahasa Arab dan Inggiris), Hifzil Qur’an, Kitab Kuning Qismul Awwal.
Khulasatun Nurul Yaqin Dll sedangkan kajian Kitab Kuning Qismul Tsani yakni
Tafsir Jalalain, Tanwirul Qulub, Fathul Qorib Dll. Dan tak terlupakan kitab
Barazanji.
dan drumband.
Soreang Kabupaten Maros di buat sedemikian rupa untuk membina akhlak Santri.
yang baik dapat membentuk pribadi yang baik pula. Oleh karena itu, kegiatan
selama sehari semalam (24) jam santri di sibukkan dengan kegiatan yang
Table 4.1
Jadwal Kegiatan Harian Santri dan Santriwati Pondok
Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros
Jam Kegiatan
14.00-15.15 Istirahat
16.30-17.30 Olahraga/Ekstrakurikuler
yang mana merekalah sebagai pengganti orangtua di asrama yang tinggal bersama
b. Menerima laporan dari ketua kamar seperti laporan anggota santri yang sakit
setelah libur.
yang bermasalah.
h. Dan lain-lain agar tercipta kondisi yang harmonis baik antara sesama santri
a. Beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, mengamalkan isi Alquran dan Al-
b. Berakhlak mulia, tawadhu, taat kepada orang tua, para kyai, Pembina, guru,
c. Memiliki niat dan tekad yang bulat untuk menuntut ilmu pengetahuan dan
e. Mampu menjaga sikap terhadap guru, Pembina dan orang yang lebih tua.
maupun Pondok.
k. Santri dan Santriwati wajib menjaga kebersihan kamar, tempat mandi, ruang
Table 4.2
Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah
31 19 16 17 23 27 20 22 25
M.M
49
Dari table di atas, dapat di pahami bahwa jumlah Santri dan Santriwati
Table 4.3
Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Aliyah PDF
(Pendidikan Diniyah Formal)
56 22
a. Kepala Sekolah Madrasah Aliyah PDF Nahdlatul Ulum: Kyai Tajuddin Arif,
MA
Aliyah PDF Nahdlatul Ulum Soreang Kabupaten Maros berjumlah 78 orang dan
Table 4.4
Jumlah Santri dan Santriwati Madrasah Tsanawiyah
46
MuhFatur, Sekretaris Tata Usaha Madrasah Aliyah, Wawancara, Tanggal 20 July
2020.
50
99 60 84 60 74 57
2020
Orang47
Kab.Maros
47
Ulfayanti, Sekretaris Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah, Wawancara, Tanggal 20
July 2020.
51
3) Keadaan Guru
Tabel 4.5
Jumlah Guru Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros
MTS MA
Nahdlatul Ulum berjumlah 40 orang yang terdiri 2 PNS dan 38 NON PNS
Table 4.6
Daftar Nama Pembina Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten
Maros
Naratussalihah
sasaran dan tujuan institusi. Untuk itu, dari hasil penelitian Pondok
seperti:
Tabel 4.7
Sarana Santri dan Santriwati Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten
Maros
Sarana Jumlah
dan Rusunawa
Kantin 2 Unit
Laundry 1 Unit
Perpustakaan 1 Unit
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Pesantren Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros Periode
2019-2021
Drs. H. Syamsuddin M. Ag
(Kepala Kampus)
tindakan dengan tujuan pembelajaran, sebab tidak mungkin materi dapat diterima
Hal yang sama juga dinyatakan oleh salah satu santri Pondok Pesantren
48
Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
57
“Cara yang saya gunakan untuk menghafal Alquran dengan cara membaca
berulang-ulang dan istiqomah.”49
Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Yassir, salah satu satu
“Kami diberikan jam wajib sebanyak 3 waktu yaitu ba’da subuh, ba`da
ashar dan jam 9 malam. Disitulah jam wajibnya untuk menghafal tapi
diluar jam itu masih bisa juga untuk menambah hafalan atau muroja’ah
atau mengulang-ulang hafalan. dalam menyetor hafalan juga kita langsung
4 mata dengan guru jadi kalau ada kesalahan bisa langsung dibetulkan.”50
dengan melihat teks, proses ini dilakukan dalam rangka mempermudah proses
menghafal Alquran dan biasanya dilakukan bagi santri pemula. kelancaran dan
bin-nazhar yaitu para santri sebelum menghafal Alquran terlebih dahulu membaca
dengan cermat ayat-ayat Alquran yang akan dihafal dengan melihat mushaf secara
49
Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
50
Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
58
dalam menghafal Alquran tanpa melihat teks mushaf. Dan metode ini digunakan
(satu menghafal atau membaca, satu menyimak) dengan cara bergantian dalam
kelompok juz. Metode ini akan Sangat efektif bagi penghafal yang mempunyai
daya ingat ekstra, terutama bagi penghafal yang tunanetra atau anak-anak yang
memperagakan hafalan ayat Alquran secara langsung di depan guru. proses ini
lebih dititik pada beratkan pada hal-hal yang terkait dengan ilmu tajwid, seperti
makharijul huruf. antara talaqqi dan musyafahah sebenarnya sama dan dilakukan
yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi hafalan yang telah
hafalan atau mengkhatamkannya tidak kurang dari tiga hari dan tidak melewati
hafalan ayat-ayat Alquran secara langsung di depan guru. Proses ini lebih dititik
mendengarkan hafalan yang baru dihafal kepada seorang guru atau instruktur
yang juga biasanya seorang hafidz. Proses ini perlu diperlakukan karena dengan
kesalahan dalam menghafal instruktur akan membenarkannya dan itu juga bisa
(kuantitas, kualitas, dan waktu) yang telah dicapai oleh pendidik, yang mana
target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu sebelum proses belajar berlanjut
60
bahwa:
“Metode yang diterapkan sudah efektif dengan lancarnya para santri dalam
menghafal.”52
melakukan wawancara dengan guru tahfidz qur`an, ustadz Muh Lutfial, yang
mengemukakan bahwa:
dilihat dari adanya peningkatan jumlah santri yang mencapai target hafalan 30 juz.
51
Salman Al-Faris, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum,Wawancara,
22 Juli 2020
52
Muh Lutfial, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
53
Muh Lutfial, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
61
Misalnya ditahun 2017 satu siswa tahfidz sudah menghatamkan hafalan Alquran
sebanyak 30 juz. Tahun 2018 empat orang, dan tahun 2019 sebanyak delapan
orang. Jadi, dapat dapat dikatakan bahwa perkembangan hafalan santri tahfidz
dengan yang lain. Alquran sangat istimewa, maka dari itu Allah swt akan
meletakkan semua penghafal Alquran ditempat yang indah pula di akhirat kelak.
Menyadari akan tidak mudahnya menghafal Alquran, maka dari itu dalam
1. Faktor Pendukung
persaingan atau kompetisi dengan jalan dan tujuan yang baik. Dalam hal ini
berkompetisi yang dialami atau terjadi terhadap seseorang atau sekelompok orang
kepada orang yang selalu ingin unggul dibanding orang lain dalam banyak hal
menyatakan bahwa:
berjiwa kompetitif merupakan salah satu sifat yang selalu ada pada diri orang-
orang sukses.
Motivasi adalah suatu dorongan atau alasan yang menjadi dasar semangat
datang dari dalam diri sendiri ataupun dari orang lain. Dengan adanya motivasi
bahwa:
54
Muammar Tauhid, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 23 Juli 2020
55
Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
63
Alqurannya.
untuk melakukan perbuatan yang bersifat positif dan bersifat progresif. Reward
biasa juga menjadi pendorong bagi santri lainnya untuk menjadi lebih baik lagi
dan mengikuti jejak temannya yang telah memperoleh reward. Peneliti melakukan
wawancara dengan salah satu santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, saudara
kesempatan untuk pulang kampung. Pemberian reward (hadiah) ini bertujuan agar
para santri tahfidz mampu meningkatkan lagi hafalan Alqurannya dan tetap
istiqomah dijalan-Nya.
2. Faktor penghambat
56
Muammar Tauhid, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 23 Juli 2020
64
bahkan tak jarang para pemain game yang menghabiskan waktunya untuk
konsentrasi pemain game dalam hal lain, terutama dalam hal menghafal Alquran.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh guru tahfidz Pondok Pesantren
adanya gadget atau game, konsentrasi belajar para gamers akan sangat menurun
karena banyak waktu yang dihabiskan untuk bermain game daripada untuk
tidak hasil mendapat apapun. Untuk melihat bagaimana sifat malas dapat menjadi
57
Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
58
Liswandy, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
65
tidak sepantasnya bagi seorang muslim untuk malas menghafal Alquran. Sebab,
bagaimana mungkin dia bisa menjadikan Alquran sebagai pedoman hidup jika dia
Metode muroja’ah yaitu proses menghafal ayat yang dilakukan para santri
akhirnya para tahfidz putus asa, dan mengabaikan muroja’ah Alquran. Sehingga
para tahfidz memiliki kuantitas hafalan yang bagus namun kualitasnya sangat
minim.
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh salah satu santri tahfidz Pondok
seorang penghafal Alquran harus memiliki prinsip yang teguh untuk selalu
bersama kalam-Nya walau dalam keadaan dan situasi apapun. Sebab tidak ada
kesuksesan yang dapat diraih kecuali dilandasi dengan konsistensi yang kuat.
59
Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
66
kompetitif atau persaingan dengan tujuan yang baik di lingkungan para santri
diberikan oleh Pembina tahfidz dan Pemberian reward (hadiah) agar para santri
game, kemudian munculnya rasa malas dalam menambah hafalan Alquran serta
Sehingga hal tersebut dapat menjadi faktor yang menghambat para santri tahfidz
Ulum
dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, untuk
Ulum adalah:
67
secara langsung antara murid dengan guru. Talaqqi juga mensyaratkan gerak
mulut murid harus mengikuti gerak mulut yang dicontohkan guru untuk
seperti dulu pada masa era nabi yaitu metode talaqqi dan metode musyafahah.
hafalannya ayat-ayat Alquran secara langsung di depan guru, dan guru menyimak
bacaan santri tersebut serta menandai bacaan yang salah di Alquran santrinya,
tersebut misalnya mana yang harus dibaca panjang atau pendek, sehingga dengan
60
Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
68
metode ini santri akan mampu menghafal Alquran dengan bacaan yang benar atau
penerapan yang dilakukan secara individu yaitu maju satu persatu menghadap
ustad, dalam hal ini ustadz membaca ayat yang ingin dihafalkan santri dan
kemudian santri mengikuti bacaan tersebut. Dengan metode ini para santri mampu
melihat langsung tempat keluarnya huruf dengan melihat cara ustadz membaca
ayat tersebut. Dan ustadz dapat melihat huruf apa yang santri ucapkan, jika belum
ayat yang dilakukan para santri dengan mengulang-ulang materi hafalan yang
telah disetorkan, proses ini dilakukan secara pribadi. Adapun muroja’ah sangat
penting karena muroja’ah yang akan melekatkan hafalan secara lebih kuat ke
Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh guru tahfidz Pondok Pesantren
61
Hanaping, Guru Tahfidz Qur`an Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22
Juli 2020
69
upaya untuk meningkatkan suatu hafalan Alquran yaitu dengan cara metode
ayat Alquran yang ia telah hafal agar ayat Alquran tersebut tidak hilang dari
ingatan mereka.
Alquran. Dengan harapan metode ini dapat menjadikan santri tahfidz lebih mahir
menyatakan bahwa:
“Ustadz telah memberikan jam wajib yang sudah banyak, jadi ada target
dalam sebulan kita wajib menyetor sebnyak 1 Juz, setelah setoran selesai 1
Juz kita disuruh membacanya kembali sebanyak 20-40 kali setelah itu
dilakukan imtihan atau ujian hafalan.”62
upaya untuk meningkatkan suatu hafalan Alquran yaitu dengan adanya ujian
hafalan atau tes hafalan Alquran. Santri wajib membaca kembali hafalannya dari
keseluruhan ayat Alquran yang telah ia hafalkan, setelah itu santri membaca
kembali ayat Alquran yang telah dihafalkan sebanyak 20-40 kali kemudian
diadakan ujian hafalan. Tujuan diadakannya ujian tahfidz ini untuk menambah
62
Yassir, Santri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum, Wawancara, 22 Juli 2020
70
kuantitas hafalan ayat para santri tahfidz sekaligus kualitas hafalan mereka, agar
muroja’ah dan Pembina tahfidz melakukan ujian hafalan Alquran. Ketiga metode
pembina tahfidz di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum dengan harapan bahwa para
santri tahfidz dapat meningkatkan dan juga mempertahankan hafalan Alquran baik
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut:
Nahdlatul Ulum metode yang digunakan oleh ustadz dan para santri
adalah:
71
72
juz.
pendukungnya yaitu
tahfidz.
b. Rasa malas
yaitu:
B. Saran
1. Bagi Pesantren
74
75
PEMBINA TAHFIDZ
Nama :
Nip :
Hari/Tanggal :
Jam :
Lokasi :
Nahdlatul Ulum?
SANTRI TAHFIDZ
Nama :
Kelas :
Hari/Tanggal :
Jam :
Lokasi :
Alquran?
PEDOMAN OBSERVASI
Maret 1998. Penulis adalah anak kedua dari dua bersaudara. Dari
pada tahun 2013, kemudian lanjut di MA Nahdlatul Ulum Kabupaten Maros tamat pada
tahun 2016. Pada saat dibangku sekolah menengah atas penulis aktif dalam kegiatan
Muhammadiyah Makassar, fakultas Agama islam. Program Studi Pendidikan Agama Islam
(PAI).