Refleksi TTG Imd

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN REFLEKSI

ANALISIS PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS

KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

DI SUSUN OLEH :

REZA ISLAMIATI SOLEHA

G2E221048

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN AJARAN 2022


ESSAY REFLEKSI
ANALISIS PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI PUSKESMAS

KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN

Introduction
Essay pada kasus ini menggunakan PAKET MODUL KEGIATAN Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6 Bulan (2008). Melalui refleksi ini dapat sebagai
bahan untuk pengembangan diri dan pengetahuan saya kedepannya.

Description
Upaya perbaikan gizi yang dilaksanakan selama ini telah berhasil meningkatkan

keadaan gizi masyarakat secara bermakna. hasil Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) 2007 menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi pada anak

balita turun menjadi 18,4% dari 25,8% pada tahun 2005 Namun demikian di

sparasi baik antar wilayah antar kelompok sosial ekonomi pendidikan desa-kota

cukup besar sebagai contoh Ada berapa kabupaten yang mempunyai prevalensi

gizi kurang di atas 40%.

Salah satu strategi utama perbaikan gizi balita adalah perbaikan pada pola asuh

dan pemberian makan bayi dan anak menekankan pada pemberian ASI secara

eksklusif pada bayi 0-6 bulan, Diteruskan dengan pemberian makan pendamping

ASI. Pada tahun 2005 cakupan bayi.

yang disusui secara eksklusif baru mencapai 58,2% berbagai faktor dan alasan

mendasari kegagalan ibu dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan salah

satunya adalah bayi tidak disusui dengan segera setelah lahir.

Dengan demikian untuk meningkatkan penggunaan ASI eksklusif perlu sekali

diperkenalkan konsep inisiasi menyusu Dini (IMD) terutama Bagi kalangan tenaga

kesehatan, konselor menyusui, keluarga, dan masyarakat. Melakukan imd dan


pemberian ASI eksklusif memberikan beberapa manfaat besar bagi ibu dan bayi.

Melakukan imd berarti membantu mengurangi kasus pendarahan setelah

melahirkan sebagai salah satu penyebab kematian ibu. ASI eksklusif dapat

mencegah timbulnya kanker payudara dan ovarium. Hasil studi paling akhir yang

kemudian dipublikasikan kepada ahli kesehatan anak menunjukkan bahwa 22%

kematian neonatus dapat dicegah bila bayi melakukan imd dalam 1 jam pertama

setelah lahir.

Hal yang menarik perhatian saya disini adalah bagaimana proses IMD di Di

Puskesmas Kabupaten Tangerang Provinsi Banten.

Evaluation
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses menyusu sendiri, minimal satu jam

pertama pada bayi baru lahir. Segera setelah bayi lahir didekatkan kepada ibu

dengan cara ditengkurapkan didada atau perut ibu dengan kontak kulit bayi dan

kulit ibu, dan bayi akan menunjukkan kemampuan yang menakjubkan. Cara bayi

menyusu sendiri tersebut dinamakan The Breast Crawl atau merangkak mencari

payudara. Tujuannya adalah agar bayi segera mendapatkan kolostrum yang

terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh bayi baru lahir. Konsentrasi

tertinggi kolostrum pada hari pertama dan menurun pada hari kedua sebesar 50%

dan akan terus menurun secara perlahan-lahan.

Hasil penelitian kualitatif menerangkan bahwa pelaksanaan IMD belum masksimal

dilakukan oleh semua bidan. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor yaitu

penolong persalinan tidak secara maksimal memberikan pemahaman mengenai

IMD sehingga masih adanya penolakan yang disampaikan oleh pasien dan

keluarganya, adanya komplikasi yang terjadi setelah persalinan dimana tidak

memungkinkan bayi dilakukan IMD. Adapaun alasan yang disampaikan pasien


tersebut adalah merasa lelah pasca bersalin, risih, khawatir bayinya jatuh karena

bayi licin dan masih banyaknya lemak pada tubuh bayi. Beberapa kendala yang

disampakan pasien dan keluarganya, dikatakan bahwa tidak menginformasikan

terlebih dahulu mengenai IMD, IMD baru disampaikan saat ingin bersalin saja,

sehingga pasien tidak mengetahui alasan dari tindakan tersebut harus dilakukan

segera setelah bayi lahir. Hal tersebut di atas diakui oleh Pengurus Profesi IBI,

bahwa kurang maksimalnya bidan dalam menyampaikan kepada ibu hamil untuk

pelaksanaan IMD kepada ibu pasca bersalin, dengan alasan pelaksanaan IMD

membutuhkan waktu lama sedangkan penolong menginginkan tugasnya segera

selesai. Sejalan dengan penelitian kualitatif yang dilakukan Pravianti (2011),

dikatakan bahwa dari tujuh orang informan, empat orang informan tidak dilakukan

IMD oleh bidannya karena pada waktu menolong persalinan bidan langsung

membersihkan dan membedong bayi kemudian meletakkan di boks bayi, dan

bidan sibuk menangani persalinan yang lain karena bidan kerja sendiri, sehingga

ingin cepat selesai. Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa niat,

kemauan, rasa tanggung jawab, ikhlas menjadi kunci seseorang untuk patuh

dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya. Karena IMD membutuhkan

kesabaran karena usaha seorang bayi untuk mencapai atau mendapatkan puting

susu ibunya membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Analysis
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menurut PAKET MODUL KEGIATAN Inisiasi Menyusu
Dini (IMD) dan ASI Eksklusif 6 Bulan (2008). Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah
proses menyusu sendiri, minimal satu jam pertama pada bayi baru lahir. Segera
setelah bayi lahir didekatkan kepada ibu dengan cara ditengkurapkan didada atau
perut ibu dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu, dan bayi akan menunjukkan
kemampuan yang menakjubkan.
Tahap-tahap dalam Inisiasi Menyusu Dini
1. Dalam proses melahirkan, ibu disarankan untuk mengurangi/tidak

menggunakan obat kimiawi. Jika ibu menggunakan obat kimiawi terlalu banyak,

dikhawatirkan akan terbawa ASI ke bayi yang nantinya akan menyusu dalam

proses inisiasi menyusu dini.

2. Para petugas kesehatan yang membantu Ibu menjalani proses melahirkan,

akan melakukan kegiatan penanganan kelahiran seperti biasanya. Begitu pula

jika ibu harus menjalani operasi caesar.

3. Setelah lahir, bayi secepatnya dikeringkan seperlunya tanpa menghilangkan

vernix (kulit putih). Vernix (kulit putih) menyamankan kulit bayi.

4. Bayi kemudian ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dengan kulit bayi melekat

pada kulit ibu. Untuk mencegah bayi kedinginan, kepala bayi dapat dipakaikan

topi. Kemudian, jika perlu, bayi dan ibu diselimuti.

5. Bayi yang ditengkurapkan di dada atau perut ibu, dibiarkan untuk mencari

sendiri puting susu ibunya (bayi tidak dipaksakan ke puting susu). Pada

dasarnya, bayi memiliki naluri yang kuat untuk mencari puting susu ibunya.

6. Saat bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya, Ibu perlu didukung dan

dibantu untuk mengenali perilaku bayi sebelum menyusu. Posisi ibu yang

berbaring mungkin tidak dapat mengamati dengan jelas apa yang dilakukan

oleh bayi.

Bayi akan merangkak mencari puting susu ibunya. ;

• Dalam 30 menit pertama: istirahat keadaan siaga, sekali-sekali melihat ibunya,

menyesuaikan dengan lingkungan. ;

• Antara 30 – 40 menit: mengeluarkan suara, memasukkan tangan ke mulut,

gerakan menghisap ;
• Mengeluarkan air liur. ; Bergerak ke arah payudara (areola sebagai sasaran)

dengan kaki menekan perut ibu. Menjilat-jilat kulit ibu. Sampai di ujung tulang

dada: menghentak-hentakan kepala ke dada ibu, menoleh ke kanan kiri,

menyentuh puting susu dengan tangannya. ;

• Menemukan, menjilat, mengulum puting, membuka mulut lebar dan melekat

dengan baik.

7. Bayi dibiarkan tetap dalam posisi kulitnya bersentuhan dengan kulit ibu sampai

proses menyusu pertama selesai.

8. Setelah selesai menyusu awal, bayi baru dipisahkan untuk ditimbang, diukur,

dicap, diberi vitamin K dan tetes mata.

9. Ibu dan bayi tetap bersama dan dirawat-gabung. Rawat-gabung

memungkinkan ibu menyusui bayinya kapan saja si bayi menginginkannya,

karena kegiatan menyusu tidak boleh dijadwal. Rawat-gabung juga akan

meningkatkan ikatan batin antara ibu dengan bayinya, bayi jadi jarang

menangis karena selalu merasa dekat dengan ibu, dan selain itu dapat

memudahkan ibu untuk beristirahat dan menyusui.

Manfaat Kontak Kulit Bayi ke Kulit Ibu

1. Dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat. Kulit ibu akan menyesuaikan

suhunya dengan kebutuhan bayi. Kehangatan saat menyusu menurunkan

risiko kematian karena hypothermia (kedinginan).

2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang, sehingga membantu pernafasan dan detak

jantung bayi lebih stabil. Dengan demikian, bayi akan lebih jarang rewel

sehingga mengurangi pemakaian energi.


3. Bayi memperoleh bakteri tak berbahaya (bakteri baik) yang ada antinya di ASI

ibu. Bakteri baik ini akan membuat koloni di usus dan kulit bayi untuk menyaingi

bakteri yang lebih ganas dari lingkungan.

4. Bayi mendapatkan kolostrum (ASI pertama), cairan berharga yang kaya akan

antibodi (zat kekebalan tubuh) dan zat penting lainnya yang penting untuk

pertumbuhan usus. Usus bayi ketika dilahirkan masih sangat muda, tidak siap

untuk mengolah asupan makanan. Antibodi dalam ASI penting demi ketahanan

terhadap infeksi, sehingga menjamin kelangsungan hidup sang bayi.

5. Bayi memperoleh ASI (makanan awal) yang tidak mengganggu pertumbuhan,

fungsi usus, dan alergi. Makanan lain selain ASI mengandung protein yang

bukan protein manusia (misalnya susu hewan), yang tidak dapat dicerna

dengan baik oleh usus bayi.

6. Bayi yang diberikan mulai menyusu dini akan lebih berhasil menyusu ASI

eksklusif dan mempertahankan menyusu setelah 6 bulan.

7. Sentuhan, kuluman/emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu akan merangsang

keluarnya oksitosin yang penting karena: ; Menyebabkan rahim berkontraksi

membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi perdarahan ibu. ;

Merangsang hormon lain yang membuat ibu menjadi tenang, rileks, dan

mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit/nyeri (karena hormon meningkatkan

ambang nyeri), dan timbul rasa sukacita/bahagia. ; Merangsang pengaliran ASI

dari payudara, sehingga ASI matang (yang berwarna putih) dapat lebih cepat

keluar.

Conclution and action plan

Dalam penatalaksanaan pertologan persanan, Inisiasi Menyusui Dini perlu di


lakukan . dilihat dari berbagai manffat dan tujuannya dapat mengurang risiko
bahaya yang terjadi pada Ibu dan Bayi.
Referensi

Damayanti Wulan. 2014. Analisis Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Di

Puskesmas Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Banten.

Nur Tjahjo TJ, P Rahadian . 2008. Paket Modul Kegiatan Imd Dan Asi Eksklusif.
Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai