ARSITEKTUR KOTA - UAS - Kel2
ARSITEKTUR KOTA - UAS - Kel2
ARSITEKTUR KOTA - UAS - Kel2
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat-Nya
penulis dapat mengerjakan dan menyelesaikan penulisan laporan ini. Adapun judul dari
laporan ini adalah “Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Pangururan Kabupaten
Samosir” sebagai syarat untuk ujian akhir semester (UAS) Arsitektur pada Universitas
Sumatera Utara (USU), Medan. Kami tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini, agar laporan ini nantinya
bisa menjadi laporan yang lebih baik lagi. Demikian, apabila ada kesalahan pada laporan ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
Ibu Beny OY Marpaung ST,MT,Ph,D selaku Dosen Pembimbing kami yang selalu senantiasa
membimbing dan saling berterimakasih juga kepada semua anggota kelompok 2 yang telah
bekerja keras dalam myelesaikan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberi manfaat yang besar bagi semua pihak.
Kecamatan Pangururan memiliki segudang potensi, mulai dari wisata pantai hingga
wisata bukit dapat memajukan kualitas pariwisata di Danau Toba. Akan tetapi, kurangnya
kepedulian pemerintah terhadap kawasan ini merupakan sebuah realita dimana kawasan ini
tampak tidak dibenahi dengan baik. Kecamatan Pangururan sendiri memiliki potensi yang
unik salah satunya seperti, keberadaan permukiman tepi air yang disertai budaya yang dapat
dijadikan sebagai desa wisata.
KEBIJAKAN
Pemerintah dalam bentuk tertulis telah
mencantumkan hal yang berkaitan dengan FAKTA/ FENOMENA
pelestarian lingkugan di kawasan destinasi Objek wisata kurang diperhatikan
pariwisata, seperti yang tertulis dalam aspek kelesatarian lingkungan mulai
Peraturan Menteri Pariwisata Republik dari pemerintah, pengelola wisata
Indonesia No.14 Tahun 2016 tentang hingga masyarakat sehingga objek-
Pedoman Destinasi Pariwisata objek wisata seakan tidak terawat
Berkelanjutan pasal 3 tentang ruang dan tidak menarik.
lingkup pedoman destinasi pariwisata
berkelanjutan poin (b) yang meliputi
pelestarian lingkungan destinasi
pariwisata.
USULAN KEBIJAKAN
1. Perlindungan terhadap kelestarian objek wisata yang berbasis alam dari
polusi limbah padat maupun cair.
2. Penataan kembali area objek wisata dengan penerapan kebijakan dan
regulasi yang tegas dari pemerintah tentang pelestarian lingkungan.
3. Pengelola wisata harus selalu mengawasi objek wisata yang dikelola
sehingga jauh dari polusi sampah dan tetap bersih. Wisatawan diberi
sanksi pidana ataupun denda jika melanggar aturan untuk melestarikan
lingkungan.
Pemerintah harus berupaya untuk mendidik pengelola wisata dan masyarakat akan
kepentingan dari kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar karena keberlanjutan
ekosistem pariwisata sangat dipengaruhi oleh kelestarian sumber daya disekitarnya yang
dalam hal ini termasuk alam tersebut. Penerapan inspeksi mendadak dan juga penjatuhan
hukuman yang tegas dan benar akan lebih meningkatkan kesadaran pengelola dan juga
masyarakat akan pentingnya kelestarian lingkungan. Pembangunan pariwisata di Kecamatan
Pangururan yang berfokus pada atraksi wisata dan meberikan peran besar bagi masyarakat
sebagai tuan rumah untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan penting untuk
dilaksanakan.
2. Pemasaran pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis kemitraan strategis (strategic
partnership), dengan 4 strategi:
a. Pemasaran Pariwisata dan ekonomi kreatif berorientasi hasil dengan fokus pasar
potensial.
b. Perluasan pangsa pasar produk ekonomi kreatif.
c. Meningkatkan citra pariwisata Indonesia berdaya saing.
d. Pemanfaatan teknologi dalam mendukung pemasaran pariwisata dan ekonomi
kreatif.
KEBIJAKAN
FAKTA/FENOMENA
Peraturan Pemerintah Republik
Objek wisata yang tersedia tidak
Indonesia No.50/2011 tentang Rencana
mencerminkan kebudayaan dari
Induk Pembangunan Kepariwisataan kawasan setempat.
Nasional Tahun 2010-2025, Pasal 14,
Ayat 2 : Pembangunan Daya Tarik Objek wisata tidak memiliki
Wisata yang berkualitas, berdaya saing. cirikhas sebagai daya tarik
USULAN KEBIJAKAN
Mengedepankan pembelajaran kearifan lokal Pangururan seperti
sejarah dan budaya, Pemfokusan objek wisata sejarah dan budaya
dalam pengembangan untuk menciptakan Daya Tarik Wisata yang
berkualitas, berdaya saing, serta mengembangkan upaya konservasi
untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan yang dianggap sebagai
sebuah ikon dari kawassan tersebut.
KEBIJAKAN
Peraturan Pemerintah Republik FAKTA/FENOMENA
Indonesia No.50/2011 tentang Rencana Masyarakat jarang terlibat dalam
Induk Pembangunan Kepariwisataan hal kepariwisataan, masyarakat
Nasional Tahun 2010-2025, Pasal 28
setempat tidak menjadi faktor
dengan pembahasan utama tentang :
dalam kegiatan wisata. Begitupun
Arah kebijakan Pemberdayaan
oleh pengelola objek wisata itu
Masyarakat melalui Kepariwisataan (4)
Meningkatkan kesadaran dan peran sendiri. Cenderung hanya menjadi
masyarakat untuk menciptakan lingkungan mengamat.
yang berkualitas untuk pariwisata.
USULAN KEBIJAKAN
pemberian pelatihan keahlian khusus bagi masyarakat agar
keahlian tersebut dapat digunakan sebagai mata pencaharian misalnya
Memberikan pelatihan keahlian kepada masyarakat, seperti Pelatihan
Bahasa, Pelatihan pemberian pelayanan yang baik dan berkualitas,
Pelatihan keahlian tour guide.
Usulan Kebijakan
1. Hukuman pidana terhadap wisatawan ataupun pengelola yang tidak menjaga
kelestarian lingkungan.
2. Memberikan pelatihan keahlian khusus dalam bidang pariwisata, seperti keahlian
berbahasa,keahlian menjadi pemandu wisata, keahlian dalam memberikan pelayanan
secara ramah (hospitality) dan lain-lain.
3. Penerapan kode etik kepariwsataan harus dilakukan secara bertahap sehingga
masyarakat lokal dapat dengan mudah beradaptasi
4. Keterpaduan antar pemangku kepentingan diawasi oleh suatu lembaga independen di
bidang pariwisata.
5. Pemberian kesempatan sebesar-besarnya kepada masyarakat lokal agar menjadi
pengusaha.
2. Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia
Salah satu objek wisata alam dan kebudayaan yang ditargetkan pemerintah untuk
dijadikan “Bali kedua” adalah Danau Toba. Menjadi salah satu fokus pemerintah untuk
menjadi destinasi wisata baru yang setara dengan Bali, Danau Toba memiliki segudang
potensi yang harus dikelola dengan penerapan kebijakan yang lebih memiliki citra kearifan
lokal. Implementasi kebijakan pemerintah yang berbasis kearifan lokal menjadi penting dan
strategis karena dapat memicu peningkatan kualitas pariwisata di Danau Toba.
2. Lingkungan : dalam hal segi penataan infrastruktur kota pnguruan sudah terlihat baik.
Dapat dilihat dengan adanya penataan kota yang sudah rapi, akomodasi yang cukup
memadai, dan juga transportasi yang sudah banyak berkembang di kota wisata ini.
3. Alam : Kota panguruan ini sangat terkenal dengan kondisi alam nya yang sangat baik,
sehingga tidak heran banyak wisatawan yang ingin mengunjungi dan menetap di kota
ini. Pemerintah dalam bentuk tertulis telah mencantumkan hal yang berkaitan dengan
pelestarian lingkugan di kawasan destinasi pariwisata, seperti yang tertulis dalam
Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia No.14 Tahun 2016 tentang Pedoman
Destinasi Pariwisata Berkelanjutan pasal 3 tentang ruang lingkup pedoman destinasi
pariwisata berkelanjutan poin (d) yang meliputi pelestarian lingkungan destinasi
pariwisata. Peraturan ini mengharuskan semua pemangku kepentingan menjaga dan
melestarikan lingkungan di kawasan mereka. Kelestarian lingkungan pariwisata selalu
memiliki dampak yang signifikan terhadap kegiatan pariwisata itu sendiri. Dalam
memajukan industri pariwisata di Kecamatan Pangururan diperlukan adanya
kerjasama dari segala pemangku kepentingan agar kualitas lingkungan yang lestari
tetap terjaga dan memberikan kesan yang baik kepada wisatawan.
Sebuah model kebijakan yang diterima oleh seluruh pemangku kepentingan Kec. Panguruan
sangat krusial dalam pengembangan pariwisata. Kebutuhan akan model yang disepakati ini
sangat mendesak dan dibutuhkan di Kec. Panguruan. Dalam pembentukan suatu model
kebijakan dimulai dari kebutuhan akan wawasan dari seluruh stakeholder yang terdapat di
kota ini. Wawasan ini bertujuan untuk membantu dalam mengurangi efek terhadap
pengikisan kelestarian alam dan budaya di Kec. Panguruan akibat pengembangan industri
pariwisatadisana.
KESIMPULAN