Tugas Fisioterapi Komunitas Nurjannah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN INDIVIDUAL MAHASISWA (PIS)

EDUKASI PENANGANAN AWAL TERHADAP

DISMENORE PADA WANITA DI

KOMUNITAS IKPMR

PENGUSUL

NURJANNAH

NIM; J120211167

Program Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Surakarta
Desember 2021
Daftar Isi
Daftar Isi........................................................................................................................................i
Bab 1............................................................................................................................................1
Pendahuluan................................................................................................................................1
1.1 Analisa Situasi...............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................1
Bab 2............................................................................................................................................2
Tinjauan Pustaka..........................................................................................................................2
Bab 3............................................................................................................................................3
Materi Dan Metode......................................................................................................................3
3.1 Definisi..........................................................................................................................3
3.2 Faktor Resiko................................................................................................................3
3.3 Penanganan Awal Dismenore.......................................................................................6
3.4 Realisasi Pemecahan Masalah......................................................................................7
3.5 Khalayak Sasaran..........................................................................................................7
3.6 Metode yang Digunakan..............................................................................................7
Bab 4............................................................................................................................................9
Hasil Dan Pembahasan.................................................................................................................9
4.1 Hasil..............................................................................................................................9
4.2 Pembahasan.................................................................................................................9
Bab 5..........................................................................................................................................11
Kesimpulan dan Saran................................................................................................................11
5.1 Kesimpulan.................................................................................................................11
5.2 Saran..........................................................................................................................11
Daftar Pustaka............................................................................................................................12

i
RINGKASAN

Dismenore menjadi suatu kondisi yang merugikan bagi banyak wanita dan
memiliki dampak besar pada kualitas hidup terkait kesehatan. Akibatnya, dismenors
juga memegang tanggung jawab atas kerugian ekonomi yang cukup besar karena biaya
obat perawatan medis. dan penurunan produktivitas. (Ju H et all, 2015). Dismenore
adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim yang terjadi selama haid. Rasa nyeri
timbul bersamaan dengan permulaan baid dan berlangsung beberapa jam hingga
beberapa hari hingga mencapai puncak nyeri. Dismenore terbagi menjadi dismenore
primer dan sekunder (Noor MS et all, 2010). Dismenore primer merupakan nyeri haid
yang tidak didasari kondisi patologis, sedangkan dismenore sekunder merupakan nyeri
haid yang didasari dengan kondisi patologis seperti ditemukannya endometriosis atau
kista ovarium (Latthe P et all, 2010).

Kegiatan penyuluhan fisioterapi komunitas dengan mengambil pembahasan


"Edukasi Penanganan Awal Terhadap Nyeri Haid Pada Remaja dan Wanita" di IKPMR
Surakarta, dalam memenuhi tugas fisioterapi komunitas yang telah terlaksana pada hari
rabu 15 Desember 2021 pada pukul 09.00 sampai pukul 10.00.

ii
Bab 1

Pendahuluan

1.1 Analisa Situasi


Umumnya setiap wanita mengalami gangguan menstruasi, yang memiliki efek
negatif pada kualitas kehidupan wanita dan keluarga, salah satunya adalah
dismenorea. Dismenorea merupakan masalah yang cukup krusial bagi para remaja
perempuan karena dapat mengganggu aktivitas. Oleh karena itu saya melakukan
sosialisasi kepada wanita di Ikatan Keluarga Pelajar Mahasiswa Riau untuk
meningkatkan pemahaman mengenai nyeri haid/dismenore.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu nyeri haid/dismenore?
2. Apa faktor penyebab nyeri haid?
3. Bagaimana cara penanganan pertama nyeri haid?
4. Bagaimana cara menghindari dismenore?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dismenore.
2. Mengetahui faktor penyebab dismenore.
3. Mengetahui penanganan awal dismenore.
4. Mengetahui cara mencegah dismenore.

1.4 Manfaat
Menambah wawasan bagi para wanita usia remaja dan dewasa mengenai
penanganan awal pada nyeri haid/dismenore tanpa terapi farmakologi, sehingga saat
mereka menstruasi dan mengalami dismenore walaupun tidak mengkonsumsi obat
Pereda nyeri haid mereka bisa menanganinya dengan benar agar nyerinya tidak
bertambah parah serta tidak ketergantungan pada obat pereda nyeri.

1
Bab 2

Tinjauan Pustaka

Dismenorea merupakan nyeri sebelum atau selama menstruasi.Kondisi ini


merupakan salah satu masalah ginekologik yang paling umum terjadi pada remaja
putri.Nyeri yang dirasakan disebabkan oleh hormon prostaglandin yang
meningkat.Peningkatan hormonprostaglandin disebabkan oleh menurunnya hormon-
hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan endometrium menebal dan
meluruh karena tidak dibuahi.Peningkatan hormon prostaglandin menyebabkan otot-
otot kandungan berkontraksi (Wulandari et al, 2018).

Dismenorea dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu dismenorea primer dan


dismenorea sekunder.Dismenorea primer yaitu nyeri haid yang berhubungan erat
dengan ketidakseimbangan steroid seks ovarium tanpa adanya kelainan organ,
sedangkan dismenorea sekunder yaitu nyeri haid karena adanya kelainan organ dalam
pelvis (Ningrum, 2017).

Menurut Setyorini (2016) gejala dismenore biasanya sering dikeluhkan oleh


wanita usia produktif, dismenorea juga dapat mengganggu aktivitas dan menurunkan
kualitas hidup wanita, selain itu, dismenorea bisa menyebabkan seseorang tidak dapat
berkonsentrasi dalam belajar dan motivasi belajar menurun karena nyeri yang dirasakan.

Gejala yang dirasakan saat dismenorea adalah spasme pada otot-otot abdomen,
nyeri pada perut bagian bawah, nyeri yang menjalar kepunggung dan sepanjang paha
dimulai sejak beberapa jam sebelum atau selama menstruasi (umumnya berlangsung 2 -
3 hari), disertai dengan mual, muntah, sakit kepala dan diare (Irianti et al, 2015).

Penyebab nyeri pada saat menstruasi bisa bermacam-macam, bisa karena suatu
proses penyakit misalnya nyeri radang panggul, endometriosis, tumor atau kelainan
uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, dan stress atau kecemasan berlebihan.
Akan tetapi, penyebab nyeri yang sering terjadi pada saat menstruasi diduga karena
terjadinya ketidak seimbangan hormonal dan tidak ada hubungannya dengan organ
reproduksi (Khairunnisa & Maulina, 2018).

2
Bab 3

Materi Dan Metode

3.1 Definisi
Istilah dysmenorrhea berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan
atau nyeri hebat/abnormalitas), menorrhea (bulan) dan rrhea yang artinya flow
atau aliran. Jadi dismenorea adalah gangguan aliran darah pada saat menstruasi
sehingga timbul nyeri pada daerah panggul akibat menstruasi dan produksi zat
prostaglandin (Sirait, 2018).
Dismenorea merupakan nyeri sebelum atau selama menstruasi.Kondisi
ini merupakan salah satu masalah ginekologik yang paling umum terjadi pada
remaja putri.Nyeri yang dirasakan disebabkan oleh hormon prostaglandin yang
meningkat.Peningkatan hormonprostaglandin disebabkan oleh menurunnya
hormon-hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan endometrium
menebal dan meluruh karena tidak dibuahi.Peningkatan hormon prostaglandin
menyebabkan otot-otot kandungan berkontraksi (Wulandari et al, 2018).

3.2 Faktor Resiko


Menurut Pujiati(2017), ada beberapa faktor resiko dismenorea primeryaitu:
a. Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun atau usia awal
Menarche

Pada usia lebih awal menyebabkan alat-alat reproduksi belum berfungsi


secara optimal dan belum siap mengalami perubahan-perubahan sehingga
timbul nyeri ketika menstruasi.

b. Belum pernah hamil dan melahirkan


Perempuan yang hamil biasanya terjadi alergi yang berhubungan dengan
saraf yang menyebabkan adrenalin mengalami penurunan serta
menyebabkan leher rahim melebar sehingga sensasi nyeri haid berkurang
bahkan hilang.

c. Haid dalam waktu lama

3
Lama menstruasi lebih dari normal (7 hari) menimbulkan adanya

kontraksi uterus yang lebih sering dan menyebabkan suplai darah ke uterus

terhenti sehingga terjadi dismenorea.

d. Tidak pernah olahraga

Kurangnya olahraga dapat menyebabkan sirkulasi darah dan oksigen

menurun.Dampak pada uterus adalah aliran darah dan sirkulasi oksigen

berkurang sehingga pada akhirnya menyebabkan nyeri.

Menurut Larasati & Alatas (2016), ada beberapa faktor resiko


terjadinyan dismenorea primer lainnya yaitu :

a. Riwayat keluarga dengan keluhan dismenorea


Hal ini disebabkan adanya faktor genetik yang memperngaruhi sehingga
apabila ada keluarga (ibu atau saudara) dengan keluhan dismenore
memiliki 3 kali kesempatan lebih besar mengalami dismenorea
dibandingkan wanita tanpa riwayat keluarga dismenorea.

b. Indeks masa tubuh yang tidak normal


Kejadian dismenore berhubungan dengan status gizi seorang
wanita.Salah satu engukuran status gizi yaitu berdasarkan indeks masa
tubuh (IMT).Wanita dengan indeks masa tubuh (IMT) kurang dari berat
badan normal dan kelebihan berat badan (overweight) lebih mungkin
untuk menderita dismenorea jika dibandingkan dengan wanita dengan IMT
normal.Wanita dengan kelebihan berat badan cenderung memiliki lemak
yang berlebih yang dapat memicu timbulnya hormon yang dapat
mengganggu sistem reproduksi pada saat haid sehingga dapat
menimbulkan nyeri sehingga kelebihan berat badan memiliki frekuensi
dismenorea primer dua kali lebih besar dibandingkan dengan kekurangan
berat badan dan memungkinkan mengalami nyeri yang lebih lama.

c. Kebiasaan memakan makanan cepat saji


Makanan cepat saji memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang
yaitu tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi gula, dan rendah serat.Kandungan

4
asam lemak yang terdapat di dalam makanan cepat saji dapat mengganggu
metabolisme progesteron pada fase luteal dari siklus menstruasi.
Akibatnya terjadi peningkatan kadar prostaglandin yang akan
menyebabkan rasa nyeri pada saat dismenore. Prostaglandin terbentuk dari
asam lemak yang ada dalam tubuh.Setelah ovulasi terjadi penumpukan
asam lemak pada bagian fospolipid pada sel membran. Pada saat kadar
progesteron menurun sebelum haid, asam lemak yaitu asam arakidonat
dilepaskan dan mengalami reaksi berantai menjadi prostaglandin yang
dapat menimbulkan rasa nyeri saat haid.

d. Terpapar asap rokok


Wanita yang terpapar asap rokok secara pasif menderita dismenorea
dengan waktu yang lebih lama dibandingkan yang tidak tepapar.
Mekanisme biologis yang mempengaruhi kejadian dismenorea diakibatkan
dari nikotin yang bersifat vasokonstriktor sehingga mengakibatkan
berkurangnya aliran darah yang menuju endometrium. Selain itu, asap
rokok juga dipercaya memiliki sifat anti estrogenik.

e. Konsumsi kopi
Mengkonsumsi kopi juga dapat menyebabkan nyeri saat haid, hal
tersebut dikarenakan kafein yang terkandung dalam kopi bersifat
vasonkonstriksi terhadap permbuluh darah sehingga menyebabkan aliran
darah ke uterus berkurang dan menyebabkan kram. Namun belum
ditemukan penelitian mengenai kadar kafein yang dapat mengakibatkan
dismenorea.

Menurut Pujiati (2017), ada beberapa faktor resiko dismenorea


sekunder yaitu:
1. Endometriosis
Radang terkait dengan hormon estradiol atau estrogen berupa
pertumbuhan jaringan endometrium yang disertai penambatan pembuluh
darah hingga menonjol keluar rahim.
2. IUD (Intra Uterine Device)

5
Sebuah alat kontrasepsi berupa kumparan kecil dengan panjang 3
cmdan dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan.Seorang
perempuan yang memasang IUD namun hamil harus melakukan USG
karena kemungkinan terjadi kehamilan ektopik yang lebih tinggi.
3. Pelvic Inflammatory disease (penyakit radang panggul)
Infeksi pada organ-organ yang terdapat pada panggul wanita.Organ
panggul termasuk uterus (rahim), tuba fallopi (saluran telur), indung telur
dan leher rahim.

3.3 Penanganan Awal Dismenore


a. Kompres hangat
Kompres dengan menggunakan botol kompres yang telah diisi air
hangat dan dikompreskan selama 20 menit merupakan suatu terapi
sederhana pengahantar hangat yang bertujuan untuk mengurangi rasa
nyeri, spasme, dan iskemia (Arovah, 2010). Efek hangat yang dihasilkan
oleh kompres hangat dapat meredakan iskemia dengan menurunkan
kontraksi uterus dan melancarkan pembuluh darah sehingga dapat
meredakan nyeri dengan menurunkan ketegangan dan memberikan efek
berupa rasa nyaman (Bobak, 2005).
b. Stretching
Exercise merupakan salah satu manajemen non farmakologis
yang telah aman digunakan karena menggunakan proses fisiologis.
Latihan fisik memiliki hubungan signifikan dengan penurunan tingkat
keletihan otot. Remaja dengan dismenorhea akan mengalami kram otot
terutama pada abdomen bawah yang bersifat siklik disebabkan karena
kontraksi yang kuat dan lama pada dinding uterus sehingga terjadi
kelelahan otot. maka diperlukan exercise untukmenghilangkan kram otot
tersebut berupa stretching/ latihan peregangan telah ditemukan untuk
mengurangi ketidaknyamanan menstruasi, melalui peningkatan
vasodilatasi, dan penurunan iskemia; pelepasan opiat endogen khususnya
endorphin beta dan supresi prostaglandin dan penutupan aliran darah dari
viscera yang mengakibatkan sedikit hambatan pada daerah panggul.

6
Latihan ini berfungsi mengurangi rasa sakit dengan cara latihan
peregangan yang berdampak pada menghilangkan rasa nyeri,
meningkatkan fleksibilitas, memulihkan mobilitas, meningkatkan
sikulasi pada jaringan dan persendiaan tulang belakang, melemaskan
otot-otot rahim yang mengalami keteganggan serta mempertahankan
ritme kontraksi otot perut yang baik.
Abdominal stretching exercises salah satu teknik relaksasi yang
dapat digunakan untuk mengurangi rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kadar endorphin yang dihasilkan oleh otak akibat
olahraga. Sehingga latihan fisik ini bertindak sebagai analgesik spesifik
untuk jangka pendek dapat menghilangkan rasa sakit (Fazdria, 2018).

3.4 Realisasi Pemecahan Masalah


Sosialisasi Fisioterapi Komunitas dilakukan di Aula Asrama IKPMR
pada Rabu, 15 Desember 2021. Yang berisikan penyampaian materi mengenai
penanganan awal pada dismenorea, tanya jawab dan praktek peregangan,
selanjutnya peserta sosialisasi di beri kesempatan untuk bertanya mengenai apa
yang telah di sampaikan.

Saat mempraktekan penanganan awal pada dismenore berupa


peregangan otot abdomen 1 peserta berpartisipasi sebagai probandus karena
mereka sering mengalami masalah saat menstruasi seperti dismenorea.

3.5 Khalayak Sasaran


Sasaran dari kegiatan ini adalah remaja putri maupun wanita dewasa di
IKPMR yang masih sering mengalami masalah saat menstruasi seperti dismenore
dan belum mengetahui terapi alternatif selain terapi farmakologi untuk menangani
dismenore. Ada 1 orang remaja SMP,8 mahasiswi dan 2 wanita yang telah
berkeluarga yang mengikuti sosialisasi ini, dan mereka sangat antusias
mendengarkan penjelasan yang di sampaikan.

3.6 Metode yang Digunakan


Metode yang digunakan dalam proses sosialisasi ini adalah sebagai berikut :

a. Cara pelaksanaan kegiatan

7
Kegiatan dilaksanakan dengan cara mengumpulkan peserta sosialisasi di aula
asrama IKPMR.
b. Metode kegiatan
Metode yang digunakan adalah metode khutbah, tanya jawab, diskusi antar
pemateri dan peserta sosialisasi dan juga melakukan praktek peregangan otot
abdomen pada penanganan awal dismenorea.
c. Waktu pelaksanaan
Hari/Waktu :Rabu, 15 Desember 2021
Materi :Penanganan Awal pada Nyeri Haid atau Dismenorea
Pemateri :Mahasiswa Fakultas Fisioterapi Universitas
Muhammadiyah Surakarta
d. Lokasi kegiatan
Aula Asrama IKPMR di daerah Colomadu Kota Surakarta

8
Bab 4

Hasil Dan Pembahasan

4.1 Hasil
Sebelum memberikan sosialisasi kepada wanita di komunitas IKPMR
Surakarta ini, pada saat observasi kami menemukan bahwa beberapa teman masih
minim pengetahuan tentang penanganan awal non farmakologi untuk mengurangi
nyeri haid. Selain itu, mereka juga belum paham mengenai dismenorea dan
penanganan awal serta penanganan non farmakologi yang dimana sangat
berpengaruh terhadap Kesehatan kedepannya.

Namum setelah sosialisasi penanganan awal pada desminorea ini


diberikan, mereka jadi lebih memahami hal-hal tersebut. Selain itu, mereka jadi
memahami guna dari kompres hangat dan peregangan otot abdomen.

Teman-teman dari IKPMR ini memberikan feedback yang baik selama


berlangsungnya kegiatan ini, dilihat dari aktifnya mereka bertanya mengenai hal-
hal mulai dari seputar materi yang disampaikan hingga di luar materi sosialisasi.

4.2 Pembahasan
Kegiatan ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu persiapan, dan evaluasi.
Tahapan persiapan diisi dengan kegiatan menghubungi beberapa teman-teman
wanita di IKPMR untuk diajak menjadi partner dalam kegiatan Fisioterapi
Komunitas ini, melakukan observasi permasalahan saat menstruasi yang sering
dialami wanita di IKPMR, serta menyiapkan segala keperluan yang akan
dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.

Tahapan Eksekusi adalah pelaksanaan kegiatan inti dari Fisioterapi


Komunitas ini yaitu sosialisasi penanganan awal pada dismenorea yang
disampaikan kepada wanita di komunitas IKPMR yang berisi penyampaian
materi dan praktek peregangan otot abdomen.

9
Selanjutnya pada tahapan evaluasi diisi dengan kegiatan evaluasi setelah
kegiatan berlangsung. Dimana kami menilai keaktifan peserta dan feedback
yang diberikan peserta.

10
Bab 5

Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan
Sebelum kami memberikan sosialisasi kepada teman-teman wanita di
komunitas IKPMR Surakarta ini,pada saat observasi kami menemukan bahwa
beberapa teman ini masih minim pengetahuan tentang penanganan awal pada
dismenore pada wanita. Selain itu, mereka juga paham mengenai klasifikasi
dismenorea dan cara menangani nyeri haid menggunakan terapi non farmakologi
yang dimana itu sangat berpengaruh terhadap Kesehatan reproduksi wanita
nantinya.

Namun setelah sosialisasi penanganan awal pada dismenorea ini


diberikan, mereka jadi lebih memahami hal-hal tersebut. Selain itu, mereka jadi
memahami guna kompres hangat dan peregangan otot abdomen.

Pemberian edukasi terkait permasalahan nyeri haid saat menstruasi ini


bagi para remaja wanita, sebab mereka adalah orang dengan resiko mengalami
dismenorea lebih tinggi, sehingga diharapkan dengan edukasi ini mereka bisa
menangani atau mengetahui apa yang bisa dilakukan Ketika mengalami nyeri
haid saat menstruasi.

5.2 Saran
Pada saat pembuatan makalah penulis menyadari bahwa banyak sekali
kesalahan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

11
Daftar Pustaka

Wulandari, A., Hasanah, O., & Wofesr, R. 2018. Gambaran Kejadian Dan Managemnet
Dismenorea Pada Remaja Putri Dikecamatan Lima Puluh Kota Pekanbaru. JOM
Fkp. 5(2): 568-467

Setyorini, Y., Satino.2016. Efektifitas Senam Dengan Modul Dalam Mengurangi


Dismneorea pada Remaja SMA Di Kota Surakarta. Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan 5(2):110-237

Ningrum, N. Y. 2017. Efektifitas Senam Dismenore Dan Yoga Untuk Mengurangi


Dismenore.Global Health Science. 2(4):325-320

Irianti, B., & Amir, A. 2015. Perbedaan Kadar Malondialdehide Dan Tromboksan B2
Pada Remaja Dengan Dismenore dan Tanpa Dismenore. Jurnal Kesehatan
Andalas. 4(3). 701–706

Khairunnisa., Maulina.N. 2018. Hubungan Aktivitas Fisik Dengan Nyeri Haid Pada
Santriwati Madrasah Aliyah Swasta Ulumuddin Kota Lhoseumawe. 3 (1)

Larasati, T., & Alatas, F. 2016. Dismenore Primer Dan Faktor Risiko Dismenore Primer
Pada Remaja Primary Dysmenorrhea And Risk Factor Of Primary Dysmenorrhea
In Adolescent. Majority. 5(3) 79–84.

Pujiati, D. 2017. Pengaruh Yoga Terhadap Perubahan Skala Dismenorea Pada Siswi
Kelas Viii Di Smpn 1 Bendo Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan [Skripsi].
Madiun (201302074): Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

12
DOKUMENTASI KEGIATAN

13
14

Anda mungkin juga menyukai