UTS - Kornelia Dian Irawan Simarmata

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN RUMAH SAKIT

Mata Kuliah Manajemen Pemasaran Rumah Sakit

Disusun oleh

Nama : Kornelia Dian Irawan Simarmata

NPM : 216080025

PROGRAM MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

TAHUN AJARAN 2021/2022


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sempurna secara fisik, mental, serta sosial, dan
tidak hanya terbebas dari penyakit dan kecacatan. setiap manusia mempunyai hak
yang dalam memperoleh kesehatan tanpa membeda-bedakan ras, agama, politik, dan
kondisi sosial ekonominya. Sehat diperlukan agar seseorang mampu memperoleh
perasaan yang damai, keamanan, dan bebas untuk melakukan apapun di dalam
hidupnya. Untuk mencapai masyarakat yang sehat dapat dilakukan dengan promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, terutama penyakit-penyakit yang paling banyak
menyerang masyarakat. (WHO 2021)
Promosi kesehatan adalah upaya untuk mengedukasi masyarakat mengenai
suatu penyakit, misalnya gejala, kapan harus ke dokter, dan tentunya langkah-langkah
pencegahannya. Tidak hanya itu, pemerintah juga harus menyediakan fasilitas
pelayanan kesehatan dan memastikan setiap orang mendapatkan hak yang sama untuk
mengaksesnya sehingga pemerintah berupaya memberikan fasilitas yang memadai
untuk masyarakat guna meningkatkan derajat kesehatan, dalam upaya ini pemerintah
mendirikan suatu rumah sakit dengan berbagai macam tingkat pelayanan yang
disediakan.
Rumah Sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan
kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada
masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan
pusat penelitian medik (World Health Organization),
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 Rumah Sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat, dalam hal memberikan suatu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat rumah sakit diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang bermutu
kepada pasien, sehingga dalam mencapai mutu tersebut suatu rumah sakit harus
menjamin bahwa standar pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar
pelayanan minimal suatu rumah sakit yang dibunyikan di dalam suatu Permenkes 129
Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur No 20 Tahun 2016.
Pelayanan yang diberikan di suatu rumah sakit tentunya menuntut
kepercayaan dari masyarakat, masyarakat dalam kondisinya sebagai pasien tentu
membutuhkan dan mengharapkan suatu pelayanan yang sesuai dengan harapannya
atau bahkan jauh di atas apa yang diharapkan, dalam hal bisnis pelayanan jasa yang
ditawarkan suatu rumah sakit kepada pasien sebagai coustamer. Pada kondisi pandemi
Covid19 tentunya sangat mempengaruhi kondisi pelayanan di rumah sakit, tidak
hanya pelayanan rumah sakit saja tentunya masyarakat juga merasa takut untuk
berkunjung ke rumah sakit untuk berkonsultasi tentang kesehatannya
Sejak bulan Maret 2020, WHO menyatakan pandemi global Coronavirus
Disease 2019 (Covid-19). Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah provinsi
DKI Jakarta dalam penanggulangan Covid-19 adalah dengan memberlakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam upaya pemenuhan kebutuhan
fasilitas kesehatan terkait meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Jakarta, Dinas
Kesehatan menunjuk beberapa rumah sakit sebagai rujukan penanggulangan Covid-19
Kebijakan-kebijakan tersebut di atas menyebabkan adanya potensi terhentinya
pelayanan pasien dengan penyakit non covid19 di rumah sakit rujukan tersebut,
sehingga adanya perubahan akibat pandemi covid rumah sakit ini rumah sakit perlu
melakukan strategi pemasaran sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. rumah sakit
tidak hanya dituntut oleh karena adanya pandemi covid19 namun dengan
perkembangan teknologi rumah sakit dituntut untuk dapat menerapkan konsep
Society 5.0 dalam memberikan pelayanan kepada pasien
Society 5.0 merupakan khalayak yang berbasis teknologi dan berpusat pada
manusia yang dikembangkan negara jepang. Penerapan society 5.0 akan membantu
masyarakat dalam menangani kebutuhan secara automasi. hal ini merupakan
perkembangan revolusi industri 4.0 yang berpotensi pada peran manusia. Society 5.0
telah berjalan di jepang yang juga merupakan disrupsi besar di dunia teknologi dan
sisi humanisme. Dari aspek sumber daya manusia yang perlu terus dikembangkan dan
diperbaiki, society 5.0 berpegang erat dengan revolusi industri dimana kedua pihak
saling mempengaruhi. Pemerintah jepang menciptakan super smart society dengan
memanfaatkan teknologi di revolusi 4.0 untuk memecahkan masalah sosial society
5.0.
Di Indonesia sendiri society 5.0 belum berjalan karena konsep 5.0 diluncurkan
oleh jepang dengan cerita panjang dibaliknya salah satunya adalah masalah populasi
di jepang yang dimana usia produktif semakin berkurang sehingga jepang ingin
menciptakan negara yang sosialnya tinggi meskipun populasinya tidak banyak.
Jepang tidak hanya unggul dalam teknologinya namun ingin masyarakatnya memiliki
tingkat sosial yang tinggi meskipun dalam jumlah populasi yang tidak banyak .
Society 5.0 peradaban di dunia semakin baru, pengetahuan teknologi semakin
berkembang. Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri,
khususnya dalam bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan
seorang individu untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup yang
lebih panjang, dan kehidupan yang lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun
2015, telemedicine diakses oleh lebih dari satu juta penduduk. Angka ini meningkat
secara signifikan di tahun 2018, dimana jumlah penduduk yang
mengakses telemedicine telah mencapai 7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa
teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area terpencil sekalipun
untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. 
Selain telemedicine, beberapa teknologi kesehatan lainnya di era industri 5.0
yang sudah berkembang dan dimanfaatkan oleh berbagai fasilitas pelayanan antara
lain adalah artificial intelligence/ kecerdasan artifisial, blockchain, IoT (internet of
things), dan pelayanan robotic. Seiring berbagai kemajuan yang ada, semakin banyak
perusahaan kesehatan yang memandang bahwa teknologi bukan hanya dimanfaatkan
sebagai sarana prasarana tapi juga sebagai aset strategis. Dari fakta ini, muncul
pemikiran bahwa teknologi yang dimanfaatkan secara optimal akan memberikan
insight atau masukan yang sangat berguna terhadap kemajuan bisnis.
Analisis data yang tepat dapat digunakan untuk meningkatkan akses pelayanan
kepada masyarakat, meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan
kualitas pelayanan, dan mengurangi biaya pelayanan kesehatan.. Pemanfaatan
teknologi kesehatan di kalangan konsumen juga turut membuka kesempatan kepada
pasien maupun keluarga pasien, agar semakin mudah mendapatkan informasi dan
pemahaman mengenai penyakit, pilihan pengobatan, serta dengan mudah mengakses
maupun memilih rumah sakit ataupun sarana kesehatan yang sesuai dengan
kebutuhannya. 
Dengan menyadari manfaat transformasi digital tersebut, semakin banyak
perusahaan yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk rumah
sakit, berinisiatif untuk mengadopsi transformasi digital ini ke dalam sistem
manajemen mereka guna menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas tentu masalah yang ditemukan adalah
masalah pemenuhan pelayanan pasien non covid19 di rumah sakit selama pandemi
Covid19

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran
Rumah Sakit.

D. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan Pemahaman terkait strategi pemasaran rumah sakit
2. Bagi Pembaca
Sebagi bahan penambah wawasan terkait strategi pemasaran rumah sakit

BAB II
PEMBAHASAN

A. Strategi Pemasaran Rumah Sakit dengan Pendekatan Society 5.0


1. Pengertian dan Sejarah Konsep Society 5.0
Konsep ini mengedepankan dalam mengintegrasi dunia maya dengan ruang
fisik. Peran manusia di dalamnya sebagai pusat kontrol (Human-Centered) dan
menghapus kesenjangan antar setiap manusia.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dalam Pertemuan Tahunan Forum
Ekonomi Dunia 2019 di Davos, Swiss, menjelaskan visi baru Jepang yaitu,
Society 5.0 yang didefinisikan sebagai sebuah masyarakat yang berpusat pada
manusia yang menyeimbangkan kemajuan ekonomi dengan penyelesaian
masalah sosial melalui sistem yang sangat mengintegrasikan ruang maya dan
ruang fisik. Society 5.0 akan menghubungkan dan menggerakkan segala hal,
membantu mengisi kesenjangan antara yang kaya dan yang kurang beruntung.
Layanan kedokteran dan pendidikan, dari tingkat dasar hingga perguruan
tinggi, akan mencapai desa-desa kecil di wilayah Sub-Sahara (Prima, 2019).
Society 5.0 merupakan ide implementasi teknologi dalam Industrial
Revolution 4.0 yang juga mempertimbangkan aspek humaniora dengan
memberikan peluang untuk menyelesaikan permasalahan sosial. Society 5.0
perlu diwujudkan dengan penelitian secara bersama-sama dengan kontribusi
berbagai sektor (Faruqi, 2019)

2. Tujuan Society 5.0


Tujuan dari era Society 5.0 adalah untuk mewujudkan masyarakat di
mana orang menikmati hidup secara maksimal. Pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan teknologi adalah tujuan utama, dan bukan untuk kemakmuran
segelintir orang terpilih. Sesuai dengan konsep yang dicanangkan oleh
pemerintah, berbagai kegiatan telah dimulai di kalangan akademis Jepang dan
industri. Dan, meskipun perkembangan teknologi terhadap manusia ini berasal
dari Jepang, tujuannya bukan hanya untuk kemakmuran suatu negara saja.
Kerangka kerja dan teknologi dikembangkan tanpa ragu yang akan
berkontribusi untuk menyelesaikan masalah sosial tantangan di seluruh dunia.

Dalam evolusi ini, Society 5.0 adalah masyarakat informasional yang


dibangun di atas Society 4.0, yang bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan
kesejahteraan masyarakat di dunia.

3. Pelayanan kesehatan digital bentuk penyelarasan Society 5.0


Artificial Intelligence Transformasi digital telah berperan dalam hal
revolusi berbagai industri, khususnya dalam bidang kesehatan. Teknologi di
bidang kesehatan memungkinkan seorang individu untuk mendapatkan hidup
yang lebih sehat, usia harapan hidup yang lebih panjang, dan kehidupan yang
lebih produktif. Sebagai contoh, pada tahun 2015, telemedicine diakses oleh
lebih dari satu juta penduduk. Angka ini meningkat secara signifikan di tahun
2018, dimana jumlah penduduk yang mengakses telemedicine telah mencapai
7 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi telah memberdayakan
pasien bahkan sampai di area terpencil sekalipun untuk mengakses pelayanan
kesehatan yang berkualitas. 

Selain telemedicine, beberapa teknologi kesehatan lainnya di era


industri 5.0 yang sudah berkembang dan dimanfaatkan oleh berbagai fasilitas
pelayanan antara lain adalah artificial intelligence/  kecerdasan artifisial,
blockchain, IoT (internet of things), dan pelayanan robotic. Seiring berbagai
kemajuan yang ada, semakin banyak perusahaan kesehatan yang memandang
bahwa teknologi bukan hanya dimanfaatkan sebagai sarana prasarana tapi juga
sebagai aset strategis. Dari fakta ini, muncul pemikiran bahwa teknologi yang
dimanfaatkan secara optimal akan memberikan insight atau masukan yang
sangat berguna terhadap kemajuan bisnis. Analisis data yang tepat dapat
digunakan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat,
meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas
pelayanan, dan mengurangi biaya layanan kesehatan. 

Pemanfaatan teknologi kesehatan di kalangan konsumen juga turut


membuka kesempatan kepada pasien maupun keluarga pasien, agar semakin
mudah mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai penyakit, pilihan
pengobatan, serta dengan mudah mengakses maupun memilih rumah sakit
ataupun sarana kesehatan yang sesuai dengan kebutuhannya.  Dengan
menyadari manfaat transformasi digital tersebut, semakin banyak perusahaan
yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk rumah
sakit, berinisiatif untuk mengadopsi transformasi digital ini ke dalam sistem
manajemen mereka guna menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan yang
lebih baik. Namun demikian, tidak semua fasilitas kesehatan siap untuk
menyambut era disrupsi 5.0 yang penuh dengan digitalisasi ini.
Berbagai kendala terkait sumber daya manusia, sumber dana, business
process, regulasi pemerintah dan peraturan, serta tidak adanya
sistem integrasi data kerap kali menjadi tantangan dalam mewujudkan hal
tersebut. Dalam hal ini, diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak
seperti manajemen rumah sakit, pemerintah dalam hal ini kementerian terkait,
asosiasi profesi, dan dokter pelaksana untuk dapat senantiasa
melakukan kolaborasi dan terbuka terhadap proses pembaruan serta
pembelajaran. Kementerian kesehatan senantiasa mendukung
upaya digitalisasi rumah sakit, dimana ditunjukkan dalam berbagai inovasi
yang sudah ada antara lain konsep smart e-health seperti telemedicine dan
SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit), SISRUTE (Sistem
Informasi Rujukan Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN (Jaminan
Kesehatan Nasional), dan e-medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak
lepas dari perlunya regulasi yang jelas dan mendukung pertumbuhan sistem
dengan satu tujuan yaitu peningkatan kualitas layanan kesehatan masyarakat
Indonesia.

B. Stategi Pemasaran Rumah Sakit dengan Pendekatan Konsep Rumah Sakit Masa
Depan
Prinsip-Prinsip untuk Mendukung Kelangsungan Ekonomi rumah sakit masa depan:
1. Mendorong keselarasan pengukuran rumah sakit dan sistem pembayaran untuk
memenuhi tujuan terkait kualitas dan efisiensi
2. Terapkan alat perbaikan proses untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi
biaya
3. Mengejar opsi cakupan untuk memastikan pasien akses ke, dan
keterjangkauan, perawatan Kesehatan jasa
4. Mengatasi ketidakseimbangan antara beban rumah sakit akut umum dan
spesialis
5. Rumah sakit dalam memenuhi misi sosial untuk pemberian perawatan
Kesehatan

Strategi Pemasaran yang dapat dilakukan


1. Penyedian Teknologi Untuk Penyediaan Perawatan
Prinsip untuk Memandu Adopsi Teknologi untuk rumah sakit masa depan:
a. Membangun kasus bisnis dan berkelanjutan sumber pendanaan untuk
mendukung penyebaran adopsi teknologi informasi kesehatan
b. Mendesain ulang proses bisnis dan perawatan sejalan dengan teknologi
informasi kesehatan untuk memastikan perolehan manfaat
c. Gunakan teknologi digital untuk mendukung perawatan rumah sakit
yang berpusat pada pasien dan memperluas perawatan itu di luar
tembok rumah sakit
d. Membentuk otoritas yang andal untuk memberikan penilaian teknologi
dan panduan investasi untuk rumah sakit
e. Mengadopsi teknologi yang hemat tenaga kerja dan integratif di
seluruh rumah sakit

2. Pencapaian Pelayanan Yang berpusat pada pasien


a. Jadikan penerapan nilai-nilai perawatan yang berpusat pada pasien
sebagai prioritas untuk meningkatkan keselamatan pasien dan
kepuasan pasien dan staf
b. Memasukkan prinsip perawatan yang berpusat pada pasien ke dalam
kegiatan pengawasan rumah sakit badan dan inisiatif transparansi
c. Mengatasi hambatan untuk pasien dan keluarga keterlibatan, seperti
literasi kesehatan yang rendah dan preferensi pribadi dan budaya
d. Menghilangkan disparitas dalam kualitas perawatan untuk minoritas,
orang miskin, orang lanjut usia dan Sakit mental
e. Meningkatkan kualitas perawatan untuk penyakit kronis melalui adopsi
model perawatan yang mendorong perawatan multi-disiplin yang
terkoordinasi
f. Gunakan alat peningkatan proses yang tangguh untuk meningkatkan
kualitas dan keamanan, dan dukungan pencapaian pelayanan yang
berpusat pada pasien.

3. Menerapkan Program Inovasi ( Marketing Intellegence) dalam Pengembangan


Pemasaran Rumah Sakit
Marketing Intellegence adalah metode pengumpulan data yang memberikan
pandangan luas tentang pasar pengguna layanan kesehatan yang ada.
Pandangan ini mencakup informasi dan wawasan tentang pelanggan, pesaing,
masalah, otoritas pengatur, potensi produk baru, dan informasi pasar lainnya
yang dapat diprediksi. Selain itu marketing intelligence telah berkembang
untuk menggabungkan metode analisis data yang dapat membantu Anda
meningkatkan model bisnis pada Fasyankes.

Hal Penting dalam Marketing Intellegence

a. Product intelligence
Suatu sistem otomatis yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dan
menganalisis informasi.
b. Market understanding
Sebuah proses dimana perusahaan menciptakan nilai dan membangun
hubungan yang baik dengan para pelanggan
c. Costumer insight
Sebuah cara untuk memahami bagaimana para pelanggan
menggunakan sebuah produk atau jasa
d. Competitor intelligence
Hasil proses yang sistematis yang digunakan untuk mendapatkan dan
menganalisis informasi.

C. Strategi Pemasaran Rumah Sakit dengan Analisa Dampak Pandemi Covid19


Pandemi Covid19 sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan pasien di
rumah sakit dikarenakan adanya kekhawatiran masyarakat jika berkunjung ke rumah
sakit maka mereka akan dapat tertular virus Covid19 sehingga mereka lebih memilih
di rumah saja saat rasa sakit masih bisa ditahan selain itu, Covid19 juga berpengaruh
terhadap sarana dan prasarana rumah sakit, diman seluruh rumah sakit harus
menyesuaikan pelayanan yang ada, merubah alur pelayanan, merubah jenis pelayanan
yang ada, khususnya bagi rumah sakit yang telah di tentukan oleh pemerintah sebagai
rujukan pasien Covid19. Penyesuaian kebutuhan obat-obatan dan BMHP serta alat
kedokteran yang dibutuhkan dalam pelayanan pasien yang terkomfirmasi Covid19.
Rumah Sakit juga harus berupaya melakukan perubahan strategi pelayanan
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pada saat seperti ini rumah sakit harus
memiliki strategi yang tepat untuk tetap meningkatkan kembali brand dan
mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat.Oleh sebab itu sudah saatnya
pihak rumah sakit untuk mengubah atau menerapkan strategi yang baru. Pihak rumah
sakit yaitu tim marketing dan tim finance harus bisa berkolaborasi menemukan cara
yang tepat untuk mengembalikan dan meningkatkan brand rumah sakit , misalnya
dengan mengidentifikasi layanan-layanan yang menguntungkan di rumah sakit yang
bisa diterapkan di masa-masa Covid-19 seperti ini. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui strategi bauran pemasaran di Rumah Sakit pada masa Covid-19. Fokus
kegiatan bagian pemasaran adalah terkait produk (product), harga (price), promosi
(promotion), petugas (people), proses (process), dan fasilitas fisik (physical facility).
1. Product / Produk

Sejak dikemukakannya Pandemi Covid19 ini merupakan suatu cobaan dan


tantangan baru bagi rumah sakit, dimana tatalaksana penanganan penyakitnya
belum ditemukan secara pasti dan pencegahan dan pengendalian infeksi
terhadap virus ini juga masih belum pasti apa transmisi penyebarannya, Maka
dari itu rumah sakit harus mampu berinovasi atau memberikan pelayanan yang
berbeda agar tidak ditinggal oleh para pasien yang mayoritas ketakutan ke
rumah sakit karena wabah covid makin menyebar. Rumah sakit menjadi salah
satu sarana penularan yang sangat tinggi. Rumah Sakit X dalam kondisi ini
berinovasi dalam pemberian pelayanan seperti drive tru untuk pasien yang
ingin melakukan pemeriksaan swab PCR ataupun Swab antigen, selain itu
rumah sakit X juga memberikan pelayanan dengan metode daring dengan
memanfaatkan media vidio call whatsapp dan zoom dalam melakukan
konsultasi dengan pasien yang hanya membutuhkan perawatan rawat jalan

2. Price / Harga
Saat ini banyak rumah sakit yang berdiri di Indonesia terutama Jabodetabek.
Hal ini membuat persaingan antar rumah sakit semakin ketat. Maka dari itu
masalah harga atau cost merupakan hal yang cukup krusial dan penting untuk
dibahas dalam manajemen rumah sakit. Dalam menentukan harga pelayanan
atau produk, rumah sakit tidak bisa semaunya. Ada beberapa proses yang
harus dijalankan. Rumah Sakit melakukan benchmark dengan kompetitor
kemudian menyesuaikan dengan tarif yang sudah dihitung oleh rumah sakit.
Selanjutnya rumah sakit akan menetapkan dengan harga yang terbaik yang
disesuaikan juga dengan peraturan pemerintah yaitu ada tarif batas atas dan
tarif batas bawah yang harus dipatuhi. selain itu rumah sakit juga dapat
membuat suatu paket pelayanan yang akan tetap menarik perhatian pasien
contohnya membuat suatu paket Swab Familily dengan Diskon harga yang
menarik perhatian pasien

Rumah Sakit juga memberikan kemudahan kemudahan untuk pasien dalam


melakukan pembayaran. Rumah Sakit memiliki system seperti virtual account
sehingga pasien tidak perlu lagi mencatat nomor rekening, selain itu bisa juga
menggunakan jasa pembayaran lain seperti OVO atau Gopay. Rumah Sakit
mengupayakan kemudahan dalam pelayanan di masa pandemic ini, sehingga
pasien tidak terlalu bingung ataupun repot dengan sistem manual. Biasanya
rumah sakit lain harus booking dahulu kemudian transfer, kemudian bukti
transfernya diverifikasi dahulu barulah nanti akan dikontak kembali. Hal
seperti itu akan sangat mempersulit pasien. Rumah Sakit berusaha untuk
memanfaatkan kecanggihan teknolog dari tim IT agar bisa menciptakan
appointment online dengan sangat cepat sehingga pasien menjadi dimudahkan
di masa Covid ini.

3. Promotion / Promosi
Tantangan bagi Rumah Sakit di masa covid ini sangat besar. dalam melakukan
promosi kesehatan rumah sakit dapat memanfaatkan media sosial seperti
Facebook, instagram dan media lainnya untuk tetap mempromosikan layanan
yang ada di rumah sakit, marketing rumah sakit juga dapat mendata pasien
yang loyal kemudian mengirimkan promosi pelayanan melalui whatsapp, sms
dan media lainnya.

4. People / Petugas
Keselamatan petugas Kesehatan dan pegawai Rumah Sakit merupakan hal
yang sangat penting bagi rumah sakit kerena tanpa tenaga kesehatan dan non
kesehatan maka pelayanan di rumah sakit tidak dapat berjalan, sehingga di
masa pandemi covid19 rumah sakit justru harus dengan ketat melakukan
pemantauan kesehatan karyawan yaitu dengan melakukan pemeriksaan rutin
Swab PCR, pemberian diet tambahan selama bertugas dan memberikan
vitamin untuk meningkatkan kesehatan para karyawan karena di masa
pandemi covid19 pelayanan rumah sakit sangat diharapkan untuk tetap
berjalan dalam membantu penanganan covid19

5. Process / Proses
Rumah sakit dimas pandemi Covid19 menjalankan pelayanan rumah sakit
dengan dua cara, yaitu secara langsung dan online. Hal ini harus dilaksanakan
agar rumah sakit tetap berjalan meski di masa pandemi. rumah sakit tentunya
membentuk strategi baru dalam pelayanan dengan metode online,
menyediakan saran yang diperlukan untuk melakukan proses pelayanan
tersebut.

6. Pysical Facility / Fasilitas Fisik


Rumah Sakit di masa pandemi covid19 juga harus dengan cepat menyesuaikan
perubahan fasilitas fisik seperti halnya perombakan gedung, merubah alur
pelayanan dan jenis pelayanan dan merubah ruangan yang ada menjadi
ruangan yang berfungsi baik untuk kebutuhan pelayanan pasien Covid19

D. Strategi Pemasaran Rumah Sakit dengan Analisi Perilaku Konsumen di Era


New Normal Covid19
1. Menganalisa Custumer Behavior
a. Memprediksi Nilai Pelanggan
Semakin baik memahami segmentasi pelanggan, semakin mudah dapat
mengoptimalkan dan fokus pada segmen yang paling menguntungkan.
b. Pengalaman Konsumen
Ketika memahami konsumen dengan lebih baik, kita dapat membuat
peta perjalanan pelanggan yang dipesan lebih dahulu untuk segmen
pelanggan yang paling menguntungkan dan memberi mereka
pengalaman yang lebih
c. Meningkatkan Retensi Konsumen
Memahami data perilaku akan membantu mengidentifikasi apa yang
membuat pelanggan kembali, sehingga meningkatkan kepuasan
pelanggan dan mengurangi churn pelanggan.

2. Consumer”s Decision - Making Process


a. Cultural Factors
b. Social Factors
c. Individual Factor

Tahapan Proses
a. Need Recognition, Tahap pertama dalam keputusan proses pembuatan
di mana konsumen ditemui dengan perbedaan antara persepsi dan
tingkat kepuasan nyata bagi konsumen
b. Internal & External Information Search, Tahap kedua ini tentang
pencarian konsumen terkait informasi tentang produk atau jasa.
Moorthy et.al(1997) menyebutkan faktor-faktor seperti kepribadian,
pendapatan, kelas sosial, ukuran pembelian, persepsi merek
sebelumnya, pengalaman masa lalu, dan kepuasan pelanggan dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Selama tahap kedua
ini, konsumen mencari informasi baik secara internal maupun
eksternal.
c. Evaluation of Alternatives, Umumnya, proses pengambilan keputusan
mereka didasarkan pada kualitas yang berhubungan dengan
kebutuhannya.
d. Purchase Decision, Tahap empat didasarkan pada keputusan
pembelian. Biasanya dimulai setelah konsumen telah mengevaluasi
berbagai produk atau jasa ditawarkan.
e. Post – Purchase,Tahap akhir dari model proses keputusan konsumen
yaitu Pelanggan mengkonsumsi produk atau layanan, kemudian
pelanggan akan mengevaluasi konsumsi mereka dan mungkin
diperhatikan di sini bahwa pelanggan tingkat kepuasan bisa lebih
tinggi dari kinerja yang mereka rasakan dan sebaliknya.

3. Cara Menganalisis Perilaku Konsumen

a. Break Your Audience Into Segments (Membuat audiens dari segmen)


Manfaat lain dari memisahkan sub kumpulan data adalah Anda dapat
menggunakannya sebagai dasar untuk audiens (misalnya, grup
pengguna khusus yang Anda targetkan dengan kampanye Google Ads
atau eksperimen Optimize).
b. Identify Selling Points for Each Segment (Identifikasi Poin Penjualan
untuk Setiap Segmen). Secara lebih lengkap, berikut ini adalah
beberapa tujuan dilakukannya segmentasi pasar:
1) Untuk memudahkan dalam membedakan pasar, dimana minat
dan selera konsumen sangat beragam dan akan terus
berkembang. Dengan mengelompokkan konsumen yang
bersifat homogen, maka suatu bisnis akan lebih mudah dalam
memahami kebutuhan dan minat konsumen. Hasil akhirnya
adalah suatu pasar akan lebih mudah untuk dibedakan dengan
kelompok pasar yang lainnya.
2) Dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
konsumen. Dengan melakukan market segmentation, maka
suatu bisnis akan lebih mudah dalam memberikan pelayanan
sesuai dengan segmentasinya.
3) Strategi pemasaran menjadi lebih terarah, termasuk dalam
menyusun bauran pemasaran yang meliputi produk, harga,
distribusi, dan promosi. Dengan adanya pengelompokan pasar,
maka suatu bisnis dapat mengarahkan dana dan usahanya ke
dalam market yang potensial dan lebih menguntungkan.
4) Lebih mudah dalam mengenal kompetitor dengan segmen yang
sama. Dengan begitu, suatu bisnis dapat mempelajari dan
meniru strategi pemasaran kompetitor sehingga dapat merebut
perhatian konsumen.

5) Lebih mudah dalam mengevaluasi target dan rencana bisnis


c. Collect As Much Data As Possible
( Kumpulkan Data Sebanyak Mungkin ), aturan yang digunakan untuk
mengelompokkan variabel yang akan diukur untuk menentukan teknik
analisis dan tahap analisis selanjutnya.
d. Check the Numbers Against Your Qualitative Data ( Periksa Angka
Terhadap Data Kualitatif Anda ), data yang berkaitan dengan
pengelompokan atau karakteristik yang tidak dapat diukur ukurannya.
Dengan kata lain, data kualitatif diekspresikan dalam bentuk kata-kata
yang memiliki makna.
e. Make Changes Accordingly ( Lakukan Perubahan Sesuai Dengan Itu ),
Untuk meringankan pekerjaan tenaga kesehatan dan stafnya, kita dapat
membuat chatbot. Karena kondisi pandemik, banyak masyarakat yang
menjadi panik dan ketakutan. Tenaga dan manajemen medis dapat
sangat terbantu dengan chatbot. Chatbot dapat meringankan tugas
untuk menjawab pertanyaan2 yang bersifat berulang. Bahkan dokter
dan pasien dapat melakukan konsultasi langsung dengan fitur live chat
yang memungkinkan berkonsultasi tanpa harus interaksi fisik.
f. Analyze Your Results and Repeat ( Analisis Hasil Anda dan Ulangi )
Untuk melihat perkembangan dan perbandingan antara data dengan
perilaku yang terjadi didalam peluang pemasaran,apakah tred-issue
yang sedang trending topik di era digital

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengembangan Pemasaran Rumah Sakit adalah salah satu hal yang harus diperhatikan
untuk dapat bertahan di dunia pelayanan bisnis rumah sakit, Rumah sakit harus
mampu membuat strategi sesuai dengan perkembangan teknologi dan kondisi
kesehatan yang ada. dalam hal ini rumah sakit harus mampu menerapkan konsep
society 5.0 dalam pengembangan pemasaran rumah sakit, menganalisa kebutuhan
pasien di masa pandemi dan are new normal yang akan segera dihadapi, dan rumah
sakit juga harus mampu membuat strategi berdasarkan perilaku konsumen agar
mampu bertahan dengan persaingan bisnis dengan jumlah kompetitor yang semakin
lama akan semakin bertambah.

B. Saran

Rumah Sakit Harus Menggerakkan seluruh karyawan dan meningkatkan pengetahuan


seluruh karyawan terkait dengan konsep Society 5.0, memastikan seluruh karyawan
terpapar dengan perkembangan teknologi yang ada melalui memberikan pendidikan
dan pelatihan terkait dunia teknologi yang sedang berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Pelayanan Rumah Sakit


2. Pemenkes No 20 Tahun 2019 Tentang Penyelengaraan Telemedisin
3. Newman,2019, “Top 6 Digital Transformation Trends In Healthcare
For2019”,diunduhdari https://www.forbes.com/sites/danielnewman/2019/01/0
3/top-6-digital-transformation-trends-in-healthcare-for-2019/#7c7c0af36911 p
ada tanggal 15 Oktober 2019.
4. Adella, April 2019, “Digitalisasi Pelayanan Kesehatan dengan Penerapan
RevolusiIndustri5.0” diunduhdari https://aptika.kominfo.go.id/2019/04/
digitalisasi-pelayanan-kesehatan-dengan-penerapan-revolusi-industri-4-0/ pad
a tanggal 18 Oktober 2019.
5. Kleyman, 2017, “Utilizing People, Process, and Technology in Health Data
Security”, diunduh dari https://healthitsecurity.com/news/utilizing-people-
process-and-technology-in-health-data-security pada tanggal 15 Oktober 2019.
6. Haley Ehrlich a, Mark McKenney, MD, MBAa,b, Adel Elkbuli, MD, MPH
a,⁎Strategic planning and recommendations for healthcare workers during the
COVID-19 pandemic, 29 Maret 2020
7. http://mutupelayanankesehatan.net/sample-levels/19-headline/3437-
keberlangsungan-usaha-rs-di-masa-covid-19-apakah-akan-menuju-
newnormal-perspektif-learning-organization Sumber: Materi diambil dari
presentasi Laksono trisnantoro dalam pertemuan pada 18 Mei 2020 mengenai
Knowledge Management: Learning Organization di RS Seri Ke-VIII. Penulis:
Andriani Yulianti, MPH
8. Implementasi Marketing Intelligence Dalam Meningkatkan Pendapatan RS
dr. Ismet Alimin, MM.MARS
9. Darkins, A., Ryan, P., Kobb, R., et al “Care Coordination/Home Telehealth:
The systematic implementation of health informatics, home telehealth and
disease management to support the care of veteran patients with chronic condi
tions, Telemedicine and e-Health, in pres

Anda mungkin juga menyukai