Laporan Residensi - Uria Prasetya Tidar Siagian - 196080075
Laporan Residensi - Uria Prasetya Tidar Siagian - 196080075
Laporan Residensi - Uria Prasetya Tidar Siagian - 196080075
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TAHUN 2021
PROGRAM PASCASARJANA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga laporan residensi pada Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Depok ini dapat di selesaikan.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan agar penulis dapat melihat dan
merasakan langsung bagaimana implementasi teori yang diperoleh di kelas untuk diterapkan
langsung di lapangan dalam hal ini di rumah sakit.
Ucapan terima kasih penulis dampaikan kepada pihak – pihak yang telah mendukung
kegiatan residensi ini, terutama yang terhormat :
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan tugas
ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan laporan residensi ini.
Penulis berharap agar laporan residensi ini sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Semoga semua ilmu dan pengalaman yang diperoleh di Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda
Margonda Depok dapat menjadi bekal Penulis untuk melangkah ke depan menjadi lebih baik.
Laporan residensi ini juga dapat memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan umumnya
bagi pembaca laporan residensi ini.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan regulasi, standar dan tingkat kebutuhan konsumen, rumah sakit
telah berkembang menjadi institusi pemberi layanan profesional yang mengedepankan
mutu dan keselamatan pasien dalam layanan pasien.
Rumah sakit modern kini bertransformasi menjadi sebuah organisasi yang padat
karya, padat modal, padat usaha dan padat masalah. Sehingga untuk menghasilkan sebuah
outcome berupa pelayanan profesional yang mengedepankan mutu dan keselamatan
pasien, dibutuhkan serangkaian tahapan kerja melibatkan multi disiplin ilmu serta standar
dari berbagai divisi departemen dan instalasi yang berbeda di rumah sakit.
Untuk itu, peran serta setiap departemen untuk memberikan layanan profesional
menjadi sebuah keharusan yang menjadi nafas setiap insan profesi di rumah sakit. Mulai
dari para front liner, profesional pemberi asuhan (seperti dokter dan perawat) hingga ke
segmen akhir intitusi rumah sakit seperti petugas gizi, binatu dan sterilisasi.
Rumah Sakit menurut permenkes merupakan institusi suatu pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2018).
Pada dasarnya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit adalah pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik dan penunjang non medik. Pelayanan medik
merupakan produk unggulan yang memegang peranan penting dalam proses
penyembuhan pasien tetapi tidak akan berhasil bila tidak didukung oleh pelayanan
laboratorium, farmasi, radiologi, gizi serta pelayanan lainnya yang merupakan kelompok
penunjang medik dan penunjang non medik ( Dharma, 2008).
Salah satu penunjang medis yang dimiliki oleh rumah sakit adalah unit gizi. Gizi
rumah sakit merupakan organisasi atau unit rumah sakit dengan aktifitas unit gizi di
rumah sakit tersebut. Fungsi dari unit gizi diantaranya memberikan pelayanan, pelatihan,
pendidikan dan penelitian di bidang gizi rumah sakit. Tenaga analis gizi sangat berperan
dalam menjalankan segala kegiatan yang ada di lingkungan unit gizi Rumah sakit.
Mutu unit gizi haruslah baik dan bermutu agar dapat memberikan hasil pemeriksaan
yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Dalam
penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal proses penanganan pasien yang
diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam kasus ringan hingga
berat mungkin dokter atau pengguna jasa kesehatan lain dapat menentukan diagnosa
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus – kasus yang lebih
serius, pemeriksaan gizi menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan kebutuhan gizi
harian, dan pemantauan suatu penyakit. Maka sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan
kebutuhan gizi yang berkualitas / bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna
jasa kesehatan lainnya agar terapi dapat diberikan menjadi lebih tepat dan efisien.
Penulis tertarik mengambil unit ini sebagai laporan residensi karena unit gizi
merupakan salah satu penunjang operasional yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan
asupan gizi, dengan harapan dapat mempelajari lebih lanjut mengenai pelayanan di unit
gizi, terutama mutu pelayanannya.
Penulis melakukan residensi di unit gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
dengan cara pengamatan dan wawancara, serta diskusi langsung di unit gizi Rumah Sakit
Umum Bunda Margonda sehingga penulis memperoleh pengalaman praktis yang dapat
dijadikan bekal kelak.
B. TUJUAN RESIDENSI
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami gambaran umum Manajemen Unit Gizi melalui
pengamatan di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
2. Tujuan Khusus :
a. Memahami proses manajemen operasional di Unit Gizi
b. Mampu menggali dan mengidentifikasi fakto – faktor yang mempengaruhi tidak
optimalnya fungsi dan pelayanan Unit Gizi
c. Mampu memberikan masukan kepada pihak rumah sakit yang berupa evaluasi,
saran dan masukan sesuai dengan masalah yang ditemukan di Unit Gizi
C. MANFAAT RESIDENSI
1. Bagi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
a. Rumah sakit dapat memanfaatkan mahasiswa residensi dalam membantu
menyelesaikan masalah – masalah yang ada di Unit Gizi
b. Rumah sakit dapat memanfaatkan keegiatan ini sebagai ajang evaluasi dan kontro
kegiatan operasional ang ada, disamping analisis dari pelaksanaan sistem yang
telah ditentukan
c. Menciptakan Skema Kerjasam baik dengan Program Studi MARS maupun
dengan Program Studi lainnya di lingkungan URINDO
2. Bagi Mahasiswa
a. mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan keterampilan dan
pengasahan ilmu di bidang administrasi dan manajemen rumah sakit di Unit Gizi
b. mendapatkan pengalaman dalam berkomunikasi dengan para praktisi di rumah
sakit dalam rangka menerapkan hasil perkuliahan pada proses administrasi rumah
sakit secara nyata
c. mengasah kemampuan melakukan pengkajian terhadap suatu masalah di Unit Gizi
melalui pendekatan diagnosis organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan
pemecahan masalah
d. mendapatkan gambaran untuk penyusunan tesis
A. Rumah Sakit
a. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit enurut world helath Organization (WHO) merupakan sebuah
organisasi sosial yang didirikan oleh beberpa orang dengan tujuan menyediakan
fasilitas kesehatan dengan tingkat pelayanan yang paripurna, penyembuhan penyakit,
serta pencegahan terhadap penyakit baru ataupun penyakit lama kepada seluruh
masyarakat yang membutuhkan pertolongan dibidang medis. Selain itu rumah sakit
juga merupakan tempat pusat pelatihan bagi tenaga medik dan pusat penelitian
kesehatan.
Selain fungsi yang telah dipaparkan di atas, tujuan utama sebuah rumah sakit
adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, agar
dapat berjalan dengan optimal rumah sakit harus memiliki bagunan yang lengkap
serta dengan pemelirihaan yang terjamin harus menyediakan lapangan yang tidak
sempit, dan terjaminan kebersihannya demi mundukung kesembuhan pasien yang
berobat.
Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit yang
dimaksud adalah :
3. Persyaratan Khusus
a) Mudah dicapai, dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu
pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien.
b) Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur
tidak mengganggu ruangan disekitarnya.
c) Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah.
d) Mempunyai jalan dan pintu masuk sendiri
4. Alur Kegiatan
Alur kegiatan pengelolaan makanan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik RS
adalah sebagai berikut :
Pelayanan gizi klinik pasien rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang
mengikuti alur sebagai berikut:
Pasien Dewasa
Diet
diteruskan Penentuan Diagnosis
Gizi
Pulang dengan/
tanpa konsultasi
b. Alur Layanan Gizi Klinik Rawat Inap Pasien Anak
Pasien Anak
Skrining STRONGKids
ReSkrining
STRONGkid setelah Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
Pemberian Diet
3 hari rawat ianp Pemberian Diet
Edukasi & Konseling Gizi
Edukasi & Konseling
Gizi
SKOR 0 SKOR >1
Pulang dengan/
tanpa konsultasi
c. Alur Layanan Gizi Klinik Rawat Inap Pasien Lansia
Pasien Lansia
Pulang dengan
tanpa konsultasi
a. Asesmen Gizi
Asesmen gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data secara sistematis.
b. Diagnosis Gizi, terdiri dari domain:
1. Domain Asupan
2. Domain Klinis
3. Domain Perilaku Lingkungan
c. Intervensi Gizi
Setelah dokter penanggung jawab menentukan diet pasien tersebut, ahli gizi akan
mempelajari menyusun rencana diet dan bila sudah sesuai selanjutnya akan
menerjemahkan ke dalam menu dan porsi makanan serta frekuensi makan yang
akan diberikan. Makanan diberikan dalam berbagai bentuk/konsistensi (biasa,
lunak, cair) sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan zat gizi yang
dibutuhkan serta macam dan jumlah bahan makanan yang digunakan. Apabila dari
rencana diet tersebut diperluas penyesuaian, maka ahli gizi akan
mengonsultasikannya kepada Dokter Spesialis Gizi Klinik.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi
Proses terapi medik gizi klinik dilakukan oleh Tim Terapi Gizi yang disahkan
oleh RSU Bunda Margonda. Tim Terapi Gizi diketuai oleh Dokter Spesialis Gizi
Klinik, beranggotakan:
a. Dokter (Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Utama)
b. Dietisien / Ahli Gizi
c. Perawat
d. Farmasis
7. Edukasi Gizi
Sebelum melaksanakan kegiatan konseling gizi, terlebih dahulu dibuat rencana
konseling yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode,
penialaian, dan tindak lanjut. Tujuan dari konseling gizi adalah membuat perubahan
perilaku makan pada pasien. Hal ini akan terwujud melalui :
a. Penjelasan diet yang perlu dijalankan oleh pasien, yang diperlukan untuk proses
penyembuhan
b. Kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan
c. Pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan diet tersebut.
d. Untuk meningkatkan efisiensi, pelaksanaan konseling terutama pada saat
anamnesis dan penentuan diet, dapat dilakukan dengan memanfaatkan software
tertentu seperti Food Processor (FP2), WorldFood, EbisPro, atau NutriClin ®.
Penyuluhan dan konsultasi gizi dapat diberikan secara perorangan maupun secara
kelompok, berdasarkan kesamaan terapi diet pasien
BAB III
GAMBARAN UNIT LAYANAN
B. Visi
RSU Bunda Margonda memiliki Visi :
“Menjadi rumah sakit swasta terdepan dalam pelayanan kesehatan di Kota Depok dan
sekitarnya”.
C. Misi
RSU Bunda Margonda memiliki Misi :
1. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit yang berkualitas kepada masyarakat yang
dilayani dengan menciptakan produk-produk unggulan.
2. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit sesuai dengan kemajuan teknologi.
D. 11 KB3
RSU Bunda Margonda memiliki 11 KB3 yang diciptakan langsung oleh Chariman
PT. BMHS dimana setiap nilai memiliki makna tersendiri bagi seluruh karyawan
untuk mengaplikasikan dalam bekerja. Adapun 11 KB3 tersebut antara lain :
1. Berpengetahuan tentang pekerjaan;
2. Berketrampilan kerja;
3. Berproduktifitas kerja;
4. Bersemangat;
5. Berdisiplin;
6. Berbuat jujur dan dipercaya;
7. Bekerjasama antara sesama;
8. Bertanggung jawab kerja;
9. Bergagasan, berinovasi, berencana untuk bertindak dan beranI beresiko;
10. Berjiwa pemimpin
11. Loyalitas/ Kesetiaan
E. Motto
“Care & Smile : Melayani Dengan Sepenuh Hati”
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Instalasi 1
2 Koordinator Gizi 1
3 Ahli Gizi 2
4 Pramusaji dokter 2
5 Pergudangan 1
6 Pastry 1
7 Juru masak karyawan 1
8 Juru masak pasien 5
9 Pramusaji pasien 7
d. Logistik Gizi
Unit Gizi menggunakan bahan makanan ataupun minuman yang
mentah ataupun olahan. Pengadaan bahan – bahan tersebut didapat dari
supplier dan distributor yang selalu mengirimkan bahan yang di minta oleh
Unit Gizi. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan atau kekosongan
bahan, maka RSU Bunda Margonda bekerja sama dengan beberapa distributor
dan supplier yang tertuang dalam perjanjian kerja sama.
Petugas Unit Gizi mendata kebutuhan bahan makanan dan minuman
setiap tiga hari sekali, untuk merencanakan kebutuhan berdasarkan pemakaian
harian. Untuk bahan makanan yag berupa daging segar, pihak Unit Gizi
mempersiapkan untuk 1 minggu kedepan setara dengan 10% dari jumlah
kebutuhan. Pihak supplier akan mengantarkan bahan makanan ke Unit Gizi
setiap harinya untuk kemudian di olah hari itu juga.
Semua bahan makanan dan minuman disimpan sesuai dengan jenisnya
sehingga meminimalisir akan terjadinya kerusakan dari bahan makanan dan
minuman tersebut untuk satu minggu kedepan.
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH
Aktivitas di Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok secara garis besar
sudah memenuhi standar meskipun masih terdapat masalah yang ditemukan. Langkah
selanjutnya adalah merumuskan masalah yang ditemukan di Unit Gizi yaitu dengan
mendefinisikan dan mengindentifikasi masalah secara sistematis agar mudah dalam proses
pemecahan masalah.
Pada pembahasan ini akan di cari faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah dalam
fungsi-fungsi manajemen, yaitu terdiri dari Man ( manusia/ sdm ), Material (bahan yang
digunkan ), Machine ( alat dan sarana ), Methode ( metode, cara, SOP ), Money ( uang ) dan
Environment ( lingkungan ).
Semua melalui pendekatan sistem, maka akan dilihat dari masukan (input), proses,
keluaran (output), umpan balik, dan dampak. Berikut ini adalah kerangka pikir :
PROCESS
INPUT 1. Perencanaan
1. Sumber Daya 2. Pemesanan
Manusia ( SDM ) 3. Pengadaan dan OUTPUT
2. Regulasi, SIMRS / Penyimpanan 1. Hasil capaian
komputerisasi unit 4. Pendistribusian kinerja
gizi, SOP 5. Pelaksanaan : 2. Kepuasan
3. Sarana dan Pelayanan Pelanggan
Prasarana kesehatan
Berdasarkan gambar di atas, faktor faktor yang berperan sebagai penyebab penyebab
pentingnya pelayanan Unit Gizi sebagai berikut :
a. Tenaga kesehatan yang harus mempunyai kompetensi sesuai standard dan jumlah SDM
yang terukur atau sesuai standar kebutuhan atau disesuaikan beban kerja sehingga
pelayanan lebih baik.
b. Adanya sistem SIMRS yang terintegrasi.
c. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan gizi lebih baik
dan aman.
A. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan melalui :
1. Wawancara langsung kepada pegawai Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda
Margonda Depok
2. Observasi (pengamatan langsung) terhadap kegiatan di Unit Gizi Rumah Sakit Umum
Bunda Margonda Depok
3. Telaah dokumen dari dokumen yang ada di unit tersebut
c. Efek samping
- 5 = besar efek samping
- 4 = agak besar efek samping
- 3 = sedang efek sampingnya
- 2 = sedikit efeksampingnya sedikit
- 1 = tidak ada efek sampingnya
Urutan prioritas adalah dengan skor total, itulah prioritas utama, sampai di
urutan terkecil.
Masalah Kriteria Total
Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama ini kepada Unit Gizi,
ditemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan komunikasi antar perawat
ruang rawat inap dengan Unit Gizi.
A. Kesimpulan
1. Pengelolaan Unit Gizi Rumah Sakit Bunda Margonda masih kurang maksimal,
terutama dalam hal komunikasi antar perawat ruang rawat inap dengan pihak unit
gizi, sehingga terjadi beberapa kali miss communication di Unit gizi. Perlu adanya
peningkatan dalam hal komunikasi antar perawat dan unit gizi agar mengurangi
kesalah pahaman antar unit tersebut dan meningkatkan pelayanan unit gizi di
kemudian harinya.
2. Regulasi (SPO) masih belum lengkap menganai pengelolaan dalam hal pelaporan
pasien baru dan pasien yang memerlukan kebutuhan diet khusus.
3. Kurangnya fasilitas dalam hal ruangan yang belum memenuhi standart yang sudah
ada, sehingga beberapa kali menyulitkan SDM yang ada di unit gizi.
B. Saran
1. Perlunya peningkatan dalam hal komunikasi antar unit tersebut sehingga nantinya
tidak terjadi lagi kesalah pahaman yang berujung menurunkan kualitas unit
tersebut.
2. Membuat SPO yang belum lengkap ataupun yang belum ada dan merevisi SPO
yang sudah ada sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.
3. Melakukan peningkatan fasilitas unit gizi sehingga dapat mensejahterakan dan
meningkatkan mutu pada unit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1. Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS), Jakarta. 2017.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 2013.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Permenkes RI No. 147/Menkes/PER/I/2010, Tentang Perizinan Rumah Sakit
Permenkes RI No. 26 Tahun 2013, Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Praktik
Tenaga Gizi
Permenkes RI No. 78 Tahun 2013, Tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit