Laporan Residensi - Uria Prasetya Tidar Siagian - 196080075

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN RESIDENSI

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA MARGONDA DEPOK

Mahasiswa : Uria Prasetya Tidar Siagian


Pembimbing Akademik : drg. Sonya Dewi Wulandari, MARS
Pembimbing Lapangan : dr. Anisah Sri Astuti, MARS

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA
TAHUN 2021
PROGRAM PASCASARJANA

MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT

UNIVERSITAS RESPATI INDONESIA

Mahasiswa : Uria Prasetya Tidar Siagian


Kelas : 30A
NPM : 196080075
Tempat Residensi : Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
Bagian/unit kerja : Unit Gizi
Periode : Agustus - September 2021
Pembimbing Akademik : drg. Sonya Dewi Wulandari, MARS
Pembimbing Lapangan : dr. Anisah Sri Astuti, MARS
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga laporan residensi pada Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Depok ini dapat di selesaikan.

Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan agar penulis dapat melihat dan
merasakan langsung bagaimana implementasi teori yang diperoleh di kelas untuk diterapkan
langsung di lapangan dalam hal ini di rumah sakit.

Ucapan terima kasih penulis dampaikan kepada pihak – pihak yang telah mendukung
kegiatan residensi ini, terutama yang terhormat :

1. dr. Imelda Rachmawati, MARS selaku Kepala RSU Bunda Margonda


2. dr. Anisah Sri Astuti, MARS selaku Kepala Bidang Medis dan Penunjang Medis
3. Prof. Dr. drg. Tri Budi Wahyuni Rahardjo, MS sebagai Rektor Universitas Respati
Indonesia
4. Dr. Ign. A. Wirawan Nugrohadi, SE. M.Si sebagai Dekan Pascasarjana Universitas
Respati Indonesia
5. Dr. Cicilia Windiyaningsih, SMIP, SKM, M.Kes selaku Ketua Program Studi
Administrasi Rumah Sakit Universitas Respati Indonesia
6. drg. Sonya Dewi Wulandari, MARS sebagai Dosen Pembimbing Akademik
Universitas Respati Indonesia
7. Teman-teman Pasca Sarjana angkatan 30A Program Studi Administrasi Rumah Sakit
URINDO yang selalu saling mendukung dan memberikan semangat
8. Orangtua yang telah memberikan dukungan tiada henti kepada Penulis sehingga dapat
menyelesaikan laporan residensi ini
9. Serta pihak – pihak lain yang telah membantu terkait residensi ini yang tidak bisa
Penulis tuliskan satu per satu, tetapi akan selalu Penulis ingat jasa – jasanya

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa bahwa masih
banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam penulisan tugas
ini. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar penulis dapat memperbaiki dan menyempurnakan laporan residensi ini.
Penulis berharap agar laporan residensi ini sesuai tujuan yang hendak dicapai.
Semoga semua ilmu dan pengalaman yang diperoleh di Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda
Margonda Depok dapat menjadi bekal Penulis untuk melangkah ke depan menjadi lebih baik.
Laporan residensi ini juga dapat memberikan manfaat bagi Penulis khususnya dan umumnya
bagi pembaca laporan residensi ini.

Jakarta, Agustus 2021

Uria Prasetya Tidar Siagian


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seiring perkembangan regulasi, standar dan tingkat kebutuhan konsumen, rumah sakit
telah berkembang menjadi institusi pemberi layanan profesional yang mengedepankan
mutu dan keselamatan pasien dalam layanan pasien.
Rumah sakit modern kini bertransformasi menjadi sebuah organisasi yang padat
karya, padat modal, padat usaha dan padat masalah. Sehingga untuk menghasilkan sebuah
outcome berupa pelayanan profesional yang mengedepankan mutu dan keselamatan
pasien, dibutuhkan serangkaian tahapan kerja melibatkan multi disiplin ilmu serta standar
dari berbagai divisi departemen dan instalasi yang berbeda di rumah sakit.
Untuk itu, peran serta setiap departemen untuk memberikan layanan profesional
menjadi sebuah keharusan yang menjadi nafas setiap insan profesi di rumah sakit. Mulai
dari para front liner, profesional pemberi asuhan (seperti dokter dan perawat) hingga ke
segmen akhir intitusi rumah sakit seperti petugas gizi, binatu dan sterilisasi.
Rumah Sakit menurut permenkes merupakan institusi suatu pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (Permenkes, 2018).
Pada dasarnya pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit adalah pelayanan
medik, pelayanan penunjang medik dan penunjang non medik. Pelayanan medik
merupakan produk unggulan yang memegang peranan penting dalam proses
penyembuhan pasien tetapi tidak akan berhasil bila tidak didukung oleh pelayanan
laboratorium, farmasi, radiologi, gizi serta pelayanan lainnya yang merupakan kelompok
penunjang medik dan penunjang non medik ( Dharma, 2008).
Salah satu penunjang medis yang dimiliki oleh rumah sakit adalah unit gizi. Gizi
rumah sakit merupakan organisasi atau unit rumah sakit dengan aktifitas unit gizi di
rumah sakit tersebut. Fungsi dari unit gizi diantaranya memberikan pelayanan, pelatihan,
pendidikan dan penelitian di bidang gizi rumah sakit. Tenaga analis gizi sangat berperan
dalam menjalankan segala kegiatan yang ada di lingkungan unit gizi Rumah sakit.
Mutu unit gizi haruslah baik dan bermutu agar dapat memberikan hasil pemeriksaan
yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya dan memuaskan pengguna jasa. Dalam
penatalaksanaan penyakit secara umum kita mengenal proses penanganan pasien yang
diawali dengan : anamnesa pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam kasus ringan hingga
berat mungkin dokter atau pengguna jasa kesehatan lain dapat menentukan diagnosa
sehingga langsung dapat memberikan terapi. Namun pada kasus – kasus yang lebih
serius, pemeriksaan gizi menjadi sangat dibutuhkan dalam penentuan kebutuhan gizi
harian, dan pemantauan suatu penyakit. Maka sebagai konsekuensi, hasil pemeriksaan
kebutuhan gizi yang berkualitas / bermutu sangat diperlukan oleh dokter atau pengguna
jasa kesehatan lainnya agar terapi dapat diberikan menjadi lebih tepat dan efisien.
Penulis tertarik mengambil unit ini sebagai laporan residensi karena unit gizi
merupakan salah satu penunjang operasional yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan
asupan gizi, dengan harapan dapat mempelajari lebih lanjut mengenai pelayanan di unit
gizi, terutama mutu pelayanannya.
Penulis melakukan residensi di unit gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
dengan cara pengamatan dan wawancara, serta diskusi langsung di unit gizi Rumah Sakit
Umum Bunda Margonda sehingga penulis memperoleh pengalaman praktis yang dapat
dijadikan bekal kelak.

B. TUJUAN RESIDENSI
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami gambaran umum Manajemen Unit Gizi melalui
pengamatan di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok

2. Tujuan Khusus :
a. Memahami proses manajemen operasional di Unit Gizi
b. Mampu menggali dan mengidentifikasi fakto – faktor yang mempengaruhi tidak
optimalnya fungsi dan pelayanan Unit Gizi
c. Mampu memberikan masukan kepada pihak rumah sakit yang berupa evaluasi,
saran dan masukan sesuai dengan masalah yang ditemukan di Unit Gizi

C. MANFAAT RESIDENSI
1. Bagi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok
a. Rumah sakit dapat memanfaatkan mahasiswa residensi dalam membantu
menyelesaikan masalah – masalah yang ada di Unit Gizi
b. Rumah sakit dapat memanfaatkan keegiatan ini sebagai ajang evaluasi dan kontro
kegiatan operasional ang ada, disamping analisis dari pelaksanaan sistem yang
telah ditentukan
c. Menciptakan Skema Kerjasam baik dengan Program Studi MARS maupun
dengan Program Studi lainnya di lingkungan URINDO

2. Bagi Mahasiswa
a. mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan keterampilan dan
pengasahan ilmu di bidang administrasi dan manajemen rumah sakit di Unit Gizi
b. mendapatkan pengalaman dalam berkomunikasi dengan para praktisi di rumah
sakit dalam rangka menerapkan hasil perkuliahan pada proses administrasi rumah
sakit secara nyata
c. mengasah kemampuan melakukan pengkajian terhadap suatu masalah di Unit Gizi
melalui pendekatan diagnosis organisasi, pendekatan sistem, dan pendekatan
pemecahan masalah
d. mendapatkan gambaran untuk penyusunan tesis

3. Bagi Institusi pendidikan


a. Hasil kegiatan residensi akan menjadi umpan balik bagi pengembangan materi
kurikulum dan metode pembelajaran MARS URINDO
b. Mendapatkan informasi terkini untuk issue rumah sakit dari seluruh rumah sakit
yang ada
c. Terbinanya jaringan kerjasama yang sangat potensial bagi pengembangan
program

D. RUANG LINGKUP RESIDENSI


Pelaksanaan kegiatan rsidensi dilakukan di Rumah Sakit Umum Bunda Margonda
Depok, yang beralamat di Jl. Margonda Raya No.28, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota
Depok, Jawa Barat. Unit kerja yang diambil adalah Unit Gizi. Metode yang digunakan
adalah melakukan pengamatan secara langsung (observasi dan wawancara) kepada
coordinator Unit Gizi, pelaksanaan pada bulan Agustus 2021.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah Sakit
a. Definisi Rumah Sakit
Rumah sakit enurut world helath Organization (WHO) merupakan sebuah
organisasi sosial yang didirikan oleh beberpa orang dengan tujuan menyediakan
fasilitas kesehatan dengan tingkat pelayanan yang paripurna, penyembuhan penyakit,
serta pencegahan terhadap penyakit baru ataupun penyakit lama kepada seluruh
masyarakat yang membutuhkan pertolongan dibidang medis. Selain itu rumah sakit
juga merupakan tempat pusat pelatihan bagi tenaga medik dan pusat penelitian
kesehatan.
Selain fungsi yang telah dipaparkan di atas, tujuan utama sebuah rumah sakit
adalah mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, agar
dapat berjalan dengan optimal rumah sakit harus memiliki bagunan yang lengkap
serta dengan pemelirihaan yang terjamin harus menyediakan lapangan yang tidak
sempit, dan terjaminan kebersihannya demi mundukung kesembuhan pasien yang
berobat.
Menurut Permenkes No. 147 Tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit yang
dimaksud adalah :

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
2. Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
pada semua bidang dan jenis penyakit.
3. Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya

b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit


Salah satu misi rumah sakit adalah mengoptimaklan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan terjangkau oleh seluruh masyarakat yang membutuhkan demi
meningkatnya derajat kesehatan di masyarakat. Salah satu tugas rumah sakit yaitu
melakukan upaya pelayanan kesehatann dengan mengutamakan penyembuhan
pemulihan yang dilakukan secara terpadu dan menyeluruh dengan promosi dan upaya
pencegahan serta pelaksaanan upaya rujukan bisa diperlukan.
Demi mendukung penyelenggaraan fungsi rumah sakit, maka beberapa
kegaitan yang dapat membantu terwujudnya fungsi rumah sakit yaitu :
a. Melakukan pelayanan medis
b. Melakukan pelayanan asuhan keperawatan
c. Melakukan pelayanan kesehatan kemasyarakatann serta elakukan rujukan
d. pengembangan, pendidikan dan penelitian
e. administrasi umum dan keungan

Rumah sakit mempunyai fungsi sesuai dengan undang – undang republik


indonesia nomor 44 tahun 2009 yaitu :
a. Melakukan kegiatan pelayanan dalam bentuk obat serta pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayana di rumah sakit
b. Melakukan pemeiliharaan serta promosi kesehatan seseorang dengan melakukan
pelayanan kesehatan tingkat kedua yang paripurna dan tingkat ketiga sesuai
dengan kebutuhan medis
c. Melakukan penyelenggraan pelatihan SDM serta pendidikan dalam upaya
melakukan peningkatan kemampuan dalam memberika. Pelayanan kesehatan
Melakukan penyelenggraan bidan penelitianserta melakukan pengembangan demi
meningkatkan pelayanan kesehatan dengan selalu memperhatikan etika ilmu
poengetahuan kesehatan

B. Unit Gizi Rumah Sakit


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 78 Tahun 2013
tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit :
a. Bahwa pelayanan gizi merupakan salah satu faktor penting dalam rangka
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
b. Bahwa saat ini terjadi kecenderungan peningkatan kasus penyakit terkait gizi
(nutrition-related disease) khususnya pada kelompok rentan yang memerlukan
penatalaksanaan secara khusus melalui pelayanan gizi terutama di rumah sakit
c. Bahwa pelayanan gizi dilakukan untuk mempertahankan, memperbaiki dan
meningkatkan status gizi melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif
1. Lingkup Sarana Pelayanan
Sistem pelayanan dapur yang diterapkan di rumah sakit adalah sentralisasi kecuali
untuk pengolahan formula bayi. Instalasi Gizi/ Dapur mempunyai fungsi untuk
mengolah, mengatur makanan pasien setiap harinya, serta konsultasi gizi.

2. Kebutuhan Ruang, Fungsi dan Luasan Ruang serta Kebutuhan Fasilitas

3. Persyaratan Khusus
a) Mudah dicapai, dekat dengan Instalasi Rawat Inap sehingga waktu
pendistribusian makanan bisa merata untuk semua pasien.
b) Letak dapur diatur sedemikian rupa sehingga kegaduhan (suara) dari dapur
tidak mengganggu ruangan disekitarnya.
c) Tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah dan kamar jenazah.
d) Mempunyai jalan dan pintu masuk sendiri
4. Alur Kegiatan
Alur kegiatan pengelolaan makanan pada Instalasi Dapur Utama dan Gizi Klinik RS
adalah sebagai berikut :

5. Prosedur Layanan Gizi Klinik Pasien Rawat Inap


Pelayanan Gizi klinik rawat inap pada pasien rawat inap dewasa dimulai
dengan skrining malnutrisi dengan menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST)
Modifikasi dan pada pasien anak menggunakan Strongkids yang di delegasikan ke
perawat ruangan melalui system rekam medis elektronik (SIRS). Ahli gizi akan
melakukan Proses Asuhan Gizi Terstandar dengan metode Asesmen-Diagnosis-
Intervensi-Monitoring-Evaluasi (ADIME) melalui system rekam medis elektronik
(SIRS).Adapun Kegiatan pelayanan gizi klinik rawat inap di Rumah Sakit untuk
rumah sakit kelas C meliputi :
1. Melakukan anamnesis
2. Melakukan proses pemeriksaan yang akan dijalankan pasien
3. Melakukan pemeriksaan atropometri
4. Mengukur dan menentukan status gizi
5. Melakukan penatalaksanaan gizi
6. Menentukan kebutuhan gizi sesuai dengan keadaan pasien
7. Melakukan evaluasi terhadap preskripsi diet
8. Pada pasien yang tidak beresiko malnutrisi akan dilakukan Re-Skrining setelah 7
hari rawat inap untuk pasien dewasa dan setelah 3 hari untuk pasien anak dan
pasien dewasa jika diperlukan, bila mengalami penurunan status gizi atau skor
berubah akan dikonsultasikan ke dokter spesialis gizi klinik dan Tim Terapi Gizi

Pelayanan gizi klinik pasien rawat inap merupakan serangkaian kegiatan yang
mengikuti alur sebagai berikut:

a. Alur Layanan Gizi Klinik Rawat Inap Pasien Dewasa

Pasien Dewasa

Skrining MST Modifikasi

Tidak Berisiko Beresiko Malnutrisi

SKOR < 2 SKOR ≥ 2

Pemberian edukasi gizi / diet Asesment Gizi


yang diberikan selama
perawatan
Penentuan Diagnosis
Gizi
ReSkrining MST setelah 7 DPJP
hari rawat ianp Dokter SPGK
Intervensi Gizi Ahli Gizi
 Pemberian Diet Perawat
SKOR < 2  Edukasi &
Konseling Gizi

Diet
diteruskan Penentuan Diagnosis
Gizi

Pulang dengan/
tanpa konsultasi
b. Alur Layanan Gizi Klinik Rawat Inap Pasien Anak

Pasien Anak

Skrining STRONGKids

Tidak beresiko Resiko ringan-sedang Resiko berat

SKOR 0 SKOR 1-3 SKOR ≥ 4

Pemberian edukasi Asesment Gizi Asesment Gizi


gizi / diet yang DPJP DPJP
diberikan selama & SPGK Dokter SPGK
setelah perawatan Ahli Gizi Penentuan Diagnosis Ahli Gizi
Penentuan Diagnosis Perawat
Perawat Gizi
Gizi

ReSkrining
STRONGkid setelah Intervensi Gizi
Intervensi Gizi
 Pemberian Diet
3 hari rawat ianp  Pemberian Diet
 Edukasi & Konseling Gizi
 Edukasi & Konseling
Gizi
SKOR 0 SKOR >1

Penentuan Diagnosis Gizi


Penentuan Diagnosis Gizi
Diet
diteruskan

Pulang dengan/
tanpa konsultasi
c. Alur Layanan Gizi Klinik Rawat Inap Pasien Lansia

Pasien Lansia

Skrining MNA-SF (Mini Nutrinal Assesment)

Tidak beresiko Resiko ringan-sedang Resiko berat

SKOR >12 SKOR 8-11 SKOR <7

Asesment Gizi Asesment Gizi


Pemberian edukasi
gizi / diet yang
diberikan selama &
Penentuan Diagnosis Penentuan
setelah perawatan
Gizi Diagnosis Gizi
DPJP DPJP
SPGK Dokter SPGK
ReSkrining MNA Ahli Gizi
Intervensi Gizi Intervensi Gizi Ahli Gizi
setelah 3 hari rawat Perawat Perawat
 Pemberian Diet  Pemberian Diet
inap  Edukasi & Konseling  Edukasi &
Gizi Konseling Gizi
SKOR > 12 SKOR ≤ 12
Penentuan Diagnosis Penentuan
Gizi Diagnosis Gizi
Diet
diteruskan

Pulang dengan
tanpa konsultasi

d. Skrinning Gizi Pasien Rawat Inap


Skrining gizi adalah proses identifikasi pasien rawat inap terhadap risiko
malnutrisi yang akan atau sedang dialami oleh pasien yang di delegasikan ke perawat
ruangan. Skrining gizi menggunakan formulir MST Modifikasi untuk dewasa,
Strongkids untuk anak dan MNA untuk lansia dalam system rekam medis elektronik
(SIRS). Bagi pasien yang tidak beresiko malnutrisi, akan ditatalaksana oleh Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) dan dibantu oleh Ahli Gizi dalam pemberian
rencana diet serta edukasi diet selama dan setelah perawatan. Bagi pasien yang
memiliki resiko malnutrisi, akan ditatalaksana oleh Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan (DPJP) dan dibantu oleh Ahli Gizi dalam suatu prosedur yang disebut
sebagai Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT) serta Dokter Spesialis Gizi klinik
dalam pemberian diet enteral/parenteral
5. Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT)

a. Asesmen Gizi
Asesmen gizi bertujuan untuk mengidentifikasi masalah gizi dan faktor penyebab
melalui pengumpulan, verifikasi, dan interpretasi data secara sistematis.
b. Diagnosis Gizi, terdiri dari domain:
1. Domain Asupan
2. Domain Klinis
3. Domain Perilaku Lingkungan
c. Intervensi Gizi
Setelah dokter penanggung jawab menentukan diet pasien tersebut, ahli gizi akan
mempelajari menyusun rencana diet dan bila sudah sesuai selanjutnya akan
menerjemahkan ke dalam menu dan porsi makanan serta frekuensi makan yang
akan diberikan. Makanan diberikan dalam berbagai bentuk/konsistensi (biasa,
lunak, cair) sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan zat gizi yang
dibutuhkan serta macam dan jumlah bahan makanan yang digunakan. Apabila dari
rencana diet tersebut diperluas penyesuaian, maka ahli gizi akan
mengonsultasikannya kepada Dokter Spesialis Gizi Klinik.
d. Monitoring dan Evaluasi Gizi

6. Proses Terapi Medik Gizi Klinik

Proses terapi medik gizi klinik dilakukan oleh Tim Terapi Gizi yang disahkan
oleh RSU Bunda Margonda. Tim Terapi Gizi diketuai oleh Dokter Spesialis Gizi
Klinik, beranggotakan:
a. Dokter (Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
Utama)
b. Dietisien / Ahli Gizi
c. Perawat
d. Farmasis

7. Edukasi Gizi
Sebelum melaksanakan kegiatan konseling gizi, terlebih dahulu dibuat rencana
konseling yang mencakup penetapan tujuan, sasaran, strategi, materi, metode,
penialaian, dan tindak lanjut. Tujuan dari konseling gizi adalah membuat perubahan
perilaku makan pada pasien. Hal ini akan terwujud melalui :
a. Penjelasan diet yang perlu dijalankan oleh pasien, yang diperlukan untuk proses
penyembuhan
b. Kepatuhan pasien untuk melaksanakan diet yang telah ditentukan
c. Pemecahan masalah yang timbul dalam melaksanakan diet tersebut.
d. Untuk meningkatkan efisiensi, pelaksanaan konseling terutama pada saat
anamnesis dan penentuan diet, dapat dilakukan dengan memanfaatkan software
tertentu seperti Food Processor (FP2), WorldFood, EbisPro, atau NutriClin ®.
Penyuluhan dan konsultasi gizi dapat diberikan secara perorangan maupun secara
kelompok, berdasarkan kesamaan terapi diet pasien
BAB III
GAMBARAN UNIT LAYANAN

A. Profil RSU Bunda Margonda Depok


Rumah Sakit Umum Bunda Margonda merupakan rumah sakit umum dengan
pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat
spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam dan alat-alat
kedokteran yang canggih. RSU Bunda Margonda berlokasi di pusat kota Depok di JL.
Margonda Raya No. 28 Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji Kota Depok 16424
Jawa Barat - Indonesia. Telp. 021-78890551 (Hunting) Fax. 021-78889958 Email.
[email protected]
RSU Bunda Margonda dibangun sejak tahun 2014. Pada tanggal 15 Agustus
2005 dilakukan soft opening Rumah Sakit Bunda Margonda yang pada awalnya
bernama RSIA Bunda Margonda. Namun seiring perjalanan waktu mulai terlihat
bahwa masyarakat membutuhkan pelayanan kedokteran yang lebih luas yaitu
pelayanan rumah sakit umum.
Pada tanggal 11 April 2006 Rumah Sakit mengadakan Grand Opening
sekaligus memperkenalkan status rumah sakit yang telah mendapatkan izin
operasional sementara dari Dinas Kesehatan propinsi Jawa Barat sebagai RSU Bunda
Margonda. Pada tanggal 30 April 2008 akhirnya RSU Bunda Margonda mendapatkan
izin operasional tetap sebagai salah satu rumah sakit umum swasta di Depok. RSU
Bunda Margonda berada dibawah PT. Bunda Medik Healthcare System (BMHS)
denga rumah sakit tipe C. Pada saat ini RSU Bunda Margonda dipimpin oleh dr.
Imelda Rachmawati, MARS selaku Kepala Rumah Sakit.
RSU Bunda Margonda memiliki Visi, Misi dan 11 KB3 yang diciptakan
langsung oleh Chariman PT. BMHS dimana setiap nilai memiliki makna tersendiri
bagi seluruh karyawan untuk mengaplikasikan dalam bekerja.
Pada tahun 2007 RSU Bunda Margonda sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk
Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan. RSU Bunda Margonda
memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain poliklinik keluarga (umum),
klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta rawat inap
yang terdiri dari kelas kelas 3, kelas 2, utama, perdana dan cdc yang dilengkapi
pelayanan Intensif yang dilengkapi dengan fasilitas hepafilter, laboratorium,
radiologi, farmasi, fisioterapi, klinik anestesi,laktasi, kinik fertilitas, home care dsb.
Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RSU Bunda Margonda sebanyak
145 tempat tidur.
RSU Bunda Margonda juga memiliki tenaga medis (kedokteran) yang
profesional terdiri dari dr. Umum, dr. Spesialis, dr. Sub Spesialis, drg. Umum dan drg.
Spesialis. Selain tenaga kedokteran yang profesional RSU Bunda Margonda juga
memiliki tenaga keperawatan, kebidanan, penunjang medis serta karyawan non-medis
yang berkualitas dan ramah dalam memberikan pelayanan terhadap pasien.

B. Visi
RSU Bunda Margonda memiliki Visi :
“Menjadi rumah sakit swasta terdepan dalam pelayanan kesehatan di Kota Depok dan
sekitarnya”.

C. Misi
RSU Bunda Margonda memiliki Misi :
1. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit yang berkualitas kepada masyarakat yang
dilayani dengan menciptakan produk-produk unggulan.
2. Memberikan pelayanan jasa rumah sakit sesuai dengan kemajuan teknologi.

D. 11 KB3
RSU Bunda Margonda memiliki 11 KB3 yang diciptakan langsung oleh Chariman
PT. BMHS dimana setiap nilai memiliki makna tersendiri bagi seluruh karyawan
untuk mengaplikasikan dalam bekerja. Adapun 11 KB3 tersebut antara lain :
1. Berpengetahuan tentang pekerjaan;
2. Berketrampilan kerja;
3. Berproduktifitas kerja;
4. Bersemangat;
5. Berdisiplin;
6. Berbuat jujur dan dipercaya;
7. Bekerjasama antara sesama;
8. Bertanggung jawab kerja;
9. Bergagasan, berinovasi, berencana untuk bertindak dan beranI beresiko;
10. Berjiwa pemimpin
11. Loyalitas/ Kesetiaan
E. Motto
“Care & Smile : Melayani Dengan Sepenuh Hati”

F. Struktur Organisasi RSU Bunda Margonda Depok

G. Gambaran Umum Unit Gizi


a. Struktur Internal Unit Gizi
b. Denah Ruangan

c. Sumber Daya Manusia

No Jabatan Jumlah
1 Kepala Instalasi 1
2 Koordinator Gizi 1
3 Ahli Gizi 2
4 Pramusaji dokter 2
5 Pergudangan 1
6 Pastry 1
7 Juru masak karyawan 1
8 Juru masak pasien 5
9 Pramusaji pasien 7

d. Logistik Gizi
Unit Gizi menggunakan bahan makanan ataupun minuman yang
mentah ataupun olahan. Pengadaan bahan – bahan tersebut didapat dari
supplier dan distributor yang selalu mengirimkan bahan yang di minta oleh
Unit Gizi. Untuk mengantisipasi terjadinya kekurangan atau kekosongan
bahan, maka RSU Bunda Margonda bekerja sama dengan beberapa distributor
dan supplier yang tertuang dalam perjanjian kerja sama.
Petugas Unit Gizi mendata kebutuhan bahan makanan dan minuman
setiap tiga hari sekali, untuk merencanakan kebutuhan berdasarkan pemakaian
harian. Untuk bahan makanan yag berupa daging segar, pihak Unit Gizi
mempersiapkan untuk 1 minggu kedepan setara dengan 10% dari jumlah
kebutuhan. Pihak supplier akan mengantarkan bahan makanan ke Unit Gizi
setiap harinya untuk kemudian di olah hari itu juga.
Semua bahan makanan dan minuman disimpan sesuai dengan jenisnya
sehingga meminimalisir akan terjadinya kerusakan dari bahan makanan dan
minuman tersebut untuk satu minggu kedepan.
BAB IV
IDENTIFIKASI DAN RUMUSAN MASALAH

Aktivitas di Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok secara garis besar
sudah memenuhi standar meskipun masih terdapat masalah yang ditemukan. Langkah
selanjutnya adalah merumuskan masalah yang ditemukan di Unit Gizi yaitu dengan
mendefinisikan dan mengindentifikasi masalah secara sistematis agar mudah dalam proses
pemecahan masalah.
Pada pembahasan ini akan di cari faktor-faktor yang menjadi penyebab masalah dalam
fungsi-fungsi manajemen, yaitu terdiri dari Man ( manusia/ sdm ), Material (bahan yang
digunkan ), Machine ( alat dan sarana ), Methode ( metode, cara, SOP ), Money ( uang ) dan
Environment ( lingkungan ).
Semua melalui pendekatan sistem, maka akan dilihat dari masukan (input), proses,
keluaran (output), umpan balik, dan dampak. Berikut ini adalah kerangka pikir :

PROCESS
INPUT 1. Perencanaan
1. Sumber Daya 2. Pemesanan
Manusia ( SDM ) 3. Pengadaan dan OUTPUT
2. Regulasi, SIMRS / Penyimpanan 1. Hasil capaian
komputerisasi unit 4. Pendistribusian kinerja
gizi, SOP 5. Pelaksanaan : 2. Kepuasan
3. Sarana dan Pelayanan Pelanggan
Prasarana kesehatan

Berdasarkan gambar di atas, faktor faktor yang berperan sebagai penyebab penyebab
pentingnya pelayanan Unit Gizi sebagai berikut :
a. Tenaga kesehatan yang harus mempunyai kompetensi sesuai standard dan jumlah SDM
yang terukur atau sesuai standar kebutuhan atau disesuaikan beban kerja sehingga
pelayanan lebih baik.
b. Adanya sistem SIMRS yang terintegrasi.
c. Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan gizi lebih baik
dan aman.

A. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilaksanakan melalui :
1. Wawancara langsung kepada pegawai Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda
Margonda Depok
2. Observasi (pengamatan langsung) terhadap kegiatan di Unit Gizi Rumah Sakit Umum
Bunda Margonda Depok
3. Telaah dokumen dari dokumen yang ada di unit tersebut

Setelah melakukan kegiatan wawancara dan pengamatan maka penulis mendapatkan


masalah yang dihadapi oleh Unit Gizi Rumah Sakit Umum Bunda Margonda Depok yaitu :
No. Permasalahan Sumber Data Pendukung
1 Ruang Administrasi yang sempit Hasil pengamatan dan wawancara
2 Tidak adanya ruang pertemuan Hasil pengamatan dan wawancara
3 Komunikasi antar perawat ruang rawat Hasil pengamatan, wawancara dan
inap ke unit gizi yang terlambat telaah dokumen
BAB V
PEMBAHASAN

A. Analisis Prioritas Masalah


Prioritas masalah adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan metode tertentu, untuk menentukan masalah yang paling
penting sampai kurang peting. Untuk mengatasi masalah yang telah di identifikasi,
maka masalah disederhanakan dalam prioritas masalah.
Untuk mendapatkan prioritas masalah dilakukan dengan cara FGD ( Foccus
Group Discussion) dengan menggunakan alat manajemen berupa pembobotan
terhadap kriteria yang digunakan untuk menilai masalah. Dari prioritas masalah yang
ada maka di paparkan menggunakan

a. MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)


Dalam menggunakan MCUA ditentukan kriteria untuk menilai masalah yaitu:

a. Kemudahan untuk diselesaikan


b. Ketersediaan tekologi untuk menyelesaikan
c. Efek samping

Kemudian dilakukan pembobotan


a. Kemudahan diselesaikan
- 5 = sangat mudah
- 4 = mudah
- 3 = sedang
- 2 = agak sulit
- 1 = sulit

b. Ketersediaan teknologi untuk menyelesaikan masalah


- 5 = sangat mudah
- 4 = mudah
- 3 = sedang
- 2 = agak sulit
- 1 = sulit

c. Efek samping
- 5 = besar efek samping
- 4 = agak besar efek samping
- 3 = sedang efek sampingnya
- 2 = sedikit efeksampingnya sedikit
- 1 = tidak ada efek sampingnya

Urutan prioritas adalah dengan skor total, itulah prioritas utama, sampai di
urutan terkecil.
Masalah Kriteria Total

Kemudahan Tersedia Efek


diselesaikan teknologi samping

Ruang Administrasi yang sempit 1 2 3 6

Tidak adanya ruang pertemuan 1 3 3 7

Komunikasi antar perawat ruang rawat inap ke 4 5 2 9


unit gizi yang terlambat

b. Analisis Penyebab dan Akar Masalah


Dari pencarian prioritas masalah didapatkan hasil prioritas masalah yang
tertinggi yaitu adanya komunikasi antar perawat ruang rawat inap ke unit gizi yang
terlambat, hal ini menyebabkan menurunnya kecepatan dalam hal pengolahan data
gizi pasien untuk nantinya dilakukan pendistribusian konsumsi pasien. Untuk
mengetahui akar masalah dari masalah-masalah tersebut digunakanlah analisa sebab
akibat ( fishbone ) sebagai berikut :
Ahli gizi melakukan
visit pasien untuk
Ruang rawat inap
melakukan
yang tersebar
wawancara
dibeberapa lantai
Perawat ruang rawat dan gedung
inap melaporkan
Pelaporan dari
setiap ada pasien
perawatan melalui
baru yang masuk
telepon

METODE MATERIAL Kurangnya


komunikasi antar
perawat ruang rawat
LINGKUNGAN MANUSIA inap

Banyaknya pasien Kurang telitinya ahli


gizi
Zonasi ruang rawat
inap Perawat ruang rawat
inap yang tidak
memberitahu
adanya pasien baru

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan selama ini kepada Unit Gizi,
ditemukan beberapa masalah yang berhubungan dengan komunikasi antar perawat
ruang rawat inap dengan Unit Gizi.

c. Alternatif Penyelesaian Masalah


Alternatif penyelesaian masalah dari penyebab yang ada,terdiri dari :

Masalah Alternatif Pemecahan

Ruang administrasi yang sempit Menyesuaikan dengan pedoman ruang


administrasi gizi
Min. 6 m2 / petugas

Tidak adanya ruang pertemuan Menyediakan ruang pertemuan yang


bertujuan untuk diskusi antar dokter beserta
analis gizi

Komunikasi antar perawat ruang Membuat sitem operasional prosedur untuk


rawat inap ke unit gizi yang pelaporan pasien baru yang di ruang rawat
terlambat inap kepada unit gizi
Peningkatan ketelitian ahli gizi pada saat
visit ke ruangan pasien
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Pengelolaan Unit Gizi Rumah Sakit Bunda Margonda masih kurang maksimal,
terutama dalam hal komunikasi antar perawat ruang rawat inap dengan pihak unit
gizi, sehingga terjadi beberapa kali miss communication di Unit gizi. Perlu adanya
peningkatan dalam hal komunikasi antar perawat dan unit gizi agar mengurangi
kesalah pahaman antar unit tersebut dan meningkatkan pelayanan unit gizi di
kemudian harinya.
2. Regulasi (SPO) masih belum lengkap menganai pengelolaan dalam hal pelaporan
pasien baru dan pasien yang memerlukan kebutuhan diet khusus.
3. Kurangnya fasilitas dalam hal ruangan yang belum memenuhi standart yang sudah
ada, sehingga beberapa kali menyulitkan SDM yang ada di unit gizi.

B. Saran
1. Perlunya peningkatan dalam hal komunikasi antar unit tersebut sehingga nantinya
tidak terjadi lagi kesalah pahaman yang berujung menurunkan kualitas unit
tersebut.
2. Membuat SPO yang belum lengkap ataupun yang belum ada dan merevisi SPO
yang sudah ada sesuai dengan standart pelayanan rumah sakit.
3. Melakukan peningkatan fasilitas unit gizi sehingga dapat mensejahterakan dan
meningkatkan mutu pada unit tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit, Edisi 1. Komisi Akreditasi Rumah Sakit
(KARS), Jakarta. 2017.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005, tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung.
Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. 2013.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Standar Profesi Gizi. Jakarta : Departemen Kesehatan
RI
Permenkes RI No. 147/Menkes/PER/I/2010, Tentang Perizinan Rumah Sakit
Permenkes RI No. 26 Tahun 2013, Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Dan Praktik
Tenaga Gizi
Permenkes RI No. 78 Tahun 2013, Tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai