Makalah Manajemen Keuangan 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

-MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN 1

“LEVERAGE”
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan 1

Dosen Pengampu:
Bu Elliv Hidayatullailiyah,S.AB,.M.SM

Disusun oleh kelompok 14:


1. Cassablanca Firdaus (2001012050)
2. Salsha Widya Agustin (2001012066)
3. Audy Zaelanty Rohmah (2001021220)
4. Andrian Febri Wicaksono (2001012108)
5. Khomsah Salsabila (2001021186)
6. Mar'atus Dwi Anggraini (2001012047)
7. Moch Wildan Makhrus (2001012105)
8. Dyah Ayu Prameswari (2001012002)
9. Eni Kurnia Wulandari (2001012003)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI


INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS AHMAD DAHLAN LAMONGAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
hingga saat ini masih berkenan memberikan kepercayaan-Nya kepada kami semua
untuk menikmati segala karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul "Leverage". Adapun makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pemahaman diri penyusun tentang mata kuliah ini.
Tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung hingga terselesaikan makalah ini. Harapan penyusun semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penyusun sendiri dan umumnya
bagi siapa saja yang membacanya.

Lamongan, 23 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................2

C. Tujuan penulisan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3

A. Pengertian Dan Macam Leverage..................................................................3

B. Dampak Financial Leverage Terhadap Profitabilitas.....................................9

C. Hubungan Operating Leverage dan Financial Leverage..............................11

D. Struktur Modal..............................................................................................12

E. Faktor Modal………………………………………………………………….
F. Metode Analisis…………………………………………………………….16
BAB III PENUTUP.............................................................................................17

A. Kesimpulan...................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Semakin berkembangnya IPTEK memberi dampak po8sitif bagi
kehidupan masyarakat. Terutama pada kegiatan perekonomian. Mengingat
kegiatan bisnis yang berkembang pesat dengan kerumitannya
meninmbulkan tingkat persaingan yang tinggi. Persaingan usaha yang ada
perlu diimbangi dengan pemikiran yang kritis dan pemanfaatan sumber daya
perusahaan secara optimal. Dengan demikian, perusahaan dapat bersaing
dengan perusahaan lain baik perusahaan dalam negeri maupun luar negeri.
Di era digital ini telah mengubah cara kita untuk beraktivitas. e-commerce
pun banyak dipilih perusahaan untuk penjualan dan aktivitas jual beli, Salah
satunya adalah cara kita berbelanja. pada masa Pandemi yang berlangsung,
bisnis e-commerce Indonesia maju pesat dengan tingkat transaksi yang terus
meningkat.
Namun, menurut hasil penelitian Aulia dkk (2018) menyatakan e-
commerce kurang dapat meningkatkan nilai perusahaan karena penerapan e-
commerce saat ini belum bisa meyakinkan investor di Indonesia bahwa
adanya aktivitas e-commerce ini dapat membantu perusahaan untuk
memiliki kinerja yang lebih baik yang nantinya akan berimbas pada
peningkatan nilai perusahaan. begitu juga dengan konsumer masih banyak
yang takut untuk belanja online. Dikarenakan Indonesia masih minim
dengan masalah keamanannya. Faktor yang tertinggi saat ini adalah takut
terjadinya penipuan. Seperti penipuan pembayaran, penipuan dengan
menggunakan akun nakal, serta pengambilalihan akun.
Adapun Faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan adalah
faktor leverage. Leverage dapat dipahami sebagai penaksir dari resiko yang
melekat pada suatu perusahaan. Artinya, leverage yang semakin besar
menunjukkan risiko investasi yang semakin besar pula. Perusahan dengan
rasio leverage yang rendah memiliki risiko leverage yang lebih kecil.

1
B. Rumusan Masalah :
1. Apa pengertian leverage? Dan apa saja macam leverage?
2. Apa saja Dampak financial leverage terhadap profitabilitas?
3. Bagaimana hubungan financial leverage dengan operating leverage?
4. Bagaimana struktur modal dalam praktik?
5. Apa itu factor modal?
6. Apa saja analisis untuk menentukan struktur modal yang optimal?

C. Tujuan penulisan :
1. Untuk mengetahui Apa pengertian leverage Dan apa saja macam
leverage
2. Untuk mengetahui Apa saja dampak financial leverage terhadap
profitabilitas
3. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan financial leverage dengan
operating leverage
4. Untuk mengetahui Bagaimana struktur modal dalam praktik
5. Untuk mengetahui Apa itu factor modal
6. Untuk mengetahui apa saja analisis untuk menentukan struktur
modal yang optimal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Macam Leverage


1. Pengertian Leverage
Leverage adalah penggunaan aset dan sumber dana (source of funds) oleh
perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) dengan maksud agar
meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham (Sartonom 2008:257).
Leverage adalah suatu tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan
aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (hutang atau saham istimewah)
dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan untuk memaksimisasi kekayaan
pemilik perusahaan. Leverage dapat diartikan sebagai penggunaan aktiva atau
dana dimana untuk penggunaan tersebut perusahaan harus menutup biaya tetap
atau beban tetap.
Berikut ini beberapa pengertian leverage dari beberapa sumber:
Menurut Irawati (2006), leverage merupakan suatu kebijakan yang dilakukan
oleh suatu perusahaan dalam hal menginvetasikan dana atau memperoleh
sumber dana yang disertahi dengan adanya beban / biaya tetap yang harus
ditanggung perusahaan.
Menurut Fakhrudin (2008:109), leverage merupakan jumlah utang yang
digunakan untuk membiayai / membeli aset-aset perusahaan. perusahaan yang
memiliki utang lebih besar dari equity dikatakan sebagai perusahaan dengan
tingkat leverage yang tinggi.
Menurut Sjahrial (2009:147), leverage adalah penggunaan aktiva dan sumber
dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap (beban tetap) berarti sumber
dana yang berasal dari pinjaman karena memiliki bunga sebagai beban tetap
dengan maksud agar meningkatkan keuntungan potensial pemegang saham.
Menurut Syamsuddin (2001:89), leverage adalah kemampuan perusahaan
untuk menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap (fixed
cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi
pemilik perusahaan.

3
2. Macam-Macam Leverage
Leverange ada tiga macam yaitu Operating Leverage, Financial
Leverage dan Combination Leverage. Berikut penjelasan dari masing-
masing leverge tersebut:
a). Leverage Operasi ( operating leverage)
Leverage operasai adalah seberapa besar perusahaan menggunakan
beban 1
tetap operasional (Hanafi, 2004:327). Menurut Syamsuddin
(2001:107), leverage operasi adalah kemampuan perusahaan didalam
menggunakan fixed operating cost untuk memperbesar pengaruh dari
perubahan volume penjualan terhadap earning before interesr and taxes
(EBIT). Leverage operasi timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban –
beban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan. Perusahaan
yang memiliki biaya operasi tetap atau biaya modal tetap, maka
perusahaan tersebut menggunakan leverage. Dengan menggunakan
operating leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahan laba
sebelum bunga dan pajak yang lebih besar. Manajemen bisa menaksir
perubahan laba operasi sebagai akibat perubahan penjualan dengan
menggunakan ukuran Leverage Operasi (degree of operating leverage
DOL) dengan rumus sebagai berikut :
X ( P−V )
DOLx unit =
X ( P−V )−F
X = Unit yang dihasilkan
P = Harga Jual Per unit
V = Biaya Variabel Per unit
F= Biaya Tetap Per periode (th)

Contoh
Penjualan yang diharapkan oleh PT.X adalah 15.000 unit, dengan harga
jual sebesar Rp 200,- per unit. Biaya variabel Rp 100,- per unit, dan
biaya tetap Rp 1000.000,-

4
a. Hitunglah besarnya DOL bila penjualan 15.000 unit
b. Apabila terjadi kenaikan atau penurunan penjualan sebesar 20%,
bagaimana pengaruhnya terhadap laba usaha? (EBIT)?
Jawab:
a.
15000(200−100)
DOLx unit = =3
15000 ( 200−100 )−1.000 .000

b. Apabila penjualan naik atau turun sebesar 20%, maka laba usaha
akan naik atau turun sebesar (20% ) (3) = 60%

Operating Leverage mengacu kepada biaya tetap perusahaan di dalam arus


pendapatan perusahaan. Untuk mengerti perilaku dan pentingnya operating
leverage, kita gunakan analisis cost volume profit atau analisis titik impas.
Kunci penting dalam analisis ini adalah pengakuan bahwa biaya-biaya
yang ditanggung perusahaan biaya dikelompokkan dalam biaya tetap dan
biaya variabel.
Cost, Profit, Volume Analysis (CPV) Adalah hubung9an antara
total biaya yang dikeluarkan, laba akan yang diperoleh, dan volume
penjualan, atau yang disebut juga dengan analisis titik impas (Break Even
Point-BEP). Tujuan BEP adalah untuk menentukan kuantitas produksi
yang membuat impas, artinya adalah bahwa jumlah produksi, yang
diwakili dengan unit, yang menyebabkan tingkat EBIT menjadi nol.
P(X) = V (X) +F
X=Unit yang dihasilkan (atau dijual)
P= Harga jual per unit
V = Biaya variabel per uni
tF= Biaya tetap per periode (per tahun)

Rumus menghitung BEP


BEP dalam UNIT
F
BEPunit = P−V

5
P = harga jual
V = biaya variable per unit
F = biaya tetap per unit

BEP dalam Rupiah


F
¿
BEPrp 1−
V
P
P = harga jual
V = biaya variable per unit
F = biaya tetap per unit

Latihan:
PT.A dan PT.B adalah produsen furniture yang memproduksi furniture
yang sama dengan harga jual produk yang sama pula, yaitu Rp 500.000,-
per unit. Namun demikian struktur biaya kedua perusahaan itu adalah
berbeda, seperti nampak pada data laba-rugi tahun 2001 sbb:(dalam
jutaan rupiah)
Pertanyaan :
a. Hitunglah BEP kedua perusahaan tersebut
b. Perusahaan manakah yang lebih efisien?
Jawaban :
PT. A PT. B
Penjualan 10.000 34.000
Biaya produksi variable
-B. Bahan baku 3.750 9.350
- B. Tenaga Kerja 2.500 5.950
- B. Overhead 1.250 5.950
Biaya tetap
B. Penjualan 750 6.250
B. Overhead 500 3.875

6
Bunga 250 1.125
Laba sebelum pajak 1.000 1.500
Pajak 30% 300 450
Laba setelah pajak 700 1.050

b). Leverage keuangan ( Financial leverage )


Financial leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki
beban tetap dengan beranggapan bahwa akan memberikan tambahan
keuntungan yang lebih besar dari pada beban tetapnya sehingga akan
meningkatkan keuntungan yang tersedia nagi pemegang saham
(Sartono,2008:263). Kebijakan perusahaan mendapatkan modal
pinjaman dari luar ditinjau dari bidang manajemen keuangan,
merupakan penerapan Financial Leverage diamana perusahaan
membiayai kegiatan nya dengan menggunakan modal pinjaman serta
menanggung suatu beban tetap yang bertujuan untuk meningkatkan
laba per lembar saham. Financial leverage mengukur pengaruh
perubahan penjualan terhadap pendapatan per lembar saham (EPS).
Ukuran tingkat financial leverage adalah degree of financial leverage
(DFL), dengan rumus sbb:
X ( P−V ) −F
DOLx unit =
X ( P−V )−F−i

X = Unit yang dihasilkan


P = Harga Jual Per unit
V = Biaya Variabel Per unit
F = Biaya Tetap Per periode (th)
I = Bunga

Contoh:
Misalkan dari contoh PT.X di atas, dimana perusahaan memperoleh laba
operasi sebesar Rp 500.000,- perusahaan menggunakan utang yang
menyebabkan perusahaan harus membayar bunga sebesar Rp 100.000,-.

7
Jumlah lembar saham yang dimiliki adalah sebanyak 1000 lembar.Pajak
30 Pertanyaan:
Hitung DFL PT.X Dengan meningkatnya penjualan sebesar 20%,
mengakibatkan laba operasi (EBIT) naik 60%, berapakah peningkatan
EPS?
Jawab :
15.000 ( 200−100 )−1.000 .000
DFL = = 1,25
15.000 ( 200−100 )−1.000 .000−100.000

Peningkatan EPS = (60%) (1,25) = 75%

Sebelum kenaikan Setelah


penjualan 20% kenaikan penjualan
20%
penjualan Rp. 3.000.000,- Rp. 3.600.000,-
Biaya variabel 1.500.000,- 1.800.000,-
Laba kotor 1.500.000,- 1.800.000,-
Biaya tetap 1.000.000,- 1.000.000,-
Laba usaha (EBIT) 500.000,- 800.000,-
bunga 100.000,- 100.000,-
EBT 400.000,- 700.000,-
Pajak 120.000,- 210.000,-
EAT 280.000,- 490.000,-
Jumlah lembar 1.000 lembar 1.000 lembar
saham
EPS 280,- 490,-

a) Leverage Gabungan (Combination Leverage)


Combination leverage terjadi apabila perusahaan memiliki baik baik
operating leverage maupun financial leverage dalam usahanya untuk
meningkatkan, keuntungan bagi pemagang saham biasa

8
(Sartono,2008:267). Leverange gabungan adalah pengaruh perubahan
penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak untuk mengukur secara
langsung efek perubahan penjualan terhadap perubahan laba rugi
pemegang saham dengan Degree of Combine Leverage (DCL) yang di
definisikan sebagai persentase perubahan pendapatan per lembar saham
sebagai akibat persentase perubahan dalam unit yang terjual. Dalam
penelitian ini leverage yang digunakan penulis adalah financial leverage
dan operating leverage. Konsep financial leverage dan operating
leverageadalah bermanfaat untuk analisis, perencanaan dan
pengendalian keuangan. Perluditegaskan kembali bahwa leverage
dalam pengertian bisnis mengacupadapenggunaan aset dan sumber dana
(source of funds) oleh perusahaan di mana dalampenggunaan aset atau
dana tersebut perusahaan harus mengeluarkan biaya tetapataubeban
tetap (Ardiprawiro, 2015).
Rumus:
X ( P−V )
DCL = X ( P−V )−F−i
X = Unit yang dihasilkan
P = Harga Jual Per unit
V = Biaya Variabel Per unit
4F = Biaya Tetap Per periode (th)
i = Bunga

15.000 ( 200−100 )
DCL dari PT . X = = 3,75
15.000 ( 200−100 )−1.000 .000−100.000

Hasilnya sama dengan DOL x DFL, yaitu 0,75 x 1,25 = 3,75


Semakin besar angka ini, maka semakin besar pula pengaruh perubahan
penjualan terhadap laba bersih maupun terhadap laba per lembar saham.
Hal ini akan terjadi apabila DOL sudah tinggi diikuti oleh DFL yang tinggi
pula.

9
Karena itu perusahaan akan menghindari untuk menggunakan financial
leverage yang tinggi apabila operating leveragenya (yang mencerminkan
risiko bisnis) sudah tinggi pula.
B. Pengaruh Financial Leverage terhadap Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2007:140) Financial Leverage akan
memberikan tiga dampak penting, yaitu:
1) Menghimpun dana melalui utang, pemegang saham dapat
mengendalikan perusahaan dengan jumlah investasi ekuitas yang
terbatas.
2) Kreditor melihat ekuitas atau dana yang diberikan oleh pemilik
sebagai batas pengaman. Jadi, makin tinggi proporsi total modal
yang diberikan oleh pemegang saham, makin kecil risiko yang
dihadapi kreditor.
3) Jika hasil yang diperoleh dari aset perusahaan lebih tinggi daripada
tingkat bunga yang dibayarkan, maka penggunaan utang akan
“mengungkit” (leverage) atau memperbesar pengambilan atas
ekuitas atau ROE.
Perusahaan yang menggunakan financial leverage berharap
keuntungan yang akan diterimanya lebih besar daripada beban tetap yang
akan mereka tanggung dari jumlah dana yang digunakan. Penggunaan
financial leverage tersebut akan memberikan pengaruh yang berbeda
terhadap ROE pada kondisi ekonomi yang berbeda pula.
Pada kondisi ekonomi yang baik, penggunaan financial leverage dapat
memberikan pengaruh positif berupa peningkatan ROE. Hal ini
disebabkan tingkat pengembalian terhadap laba operasi perusahaan lebih
besar daripada beban tetapnya. Pada kondisi seperti ini perusahaan dapat
membelanjai kebutuhan dananya dengan menggunakan hutang sebanyak-
banyaknya, karena laba yang diperoleh masih dapat digunakan untuk
menutup beban tetap yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut.
Pada kondisi ekonomi normal, peningkatan penggunaan hutang
awalnya akan meningkatkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba, karena suku bunga masih relatif rendah dibandingkan dengan

10
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, namun jika perusahaan
terus menggunakan hutang maka laba yang akan dihasilkan semakin lama
menjadi semakin kecil. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan
hutang yang semakin besar akan meningkatkan suku bunga dan risiko
yang akan dihadapi kreditor juga semakin tinggi. Kondisi seperti ini
perusahaan diharapkan lebih berhati-hati dalam penggunaan hutang untuk
mendanai kegiatan operasionalnya. Kondisi ekonomi buruk umumnya
suku bunga pinjaman sangat tinggi, sementara penjualan dan laba
perusahaan menurun. Hal ini berarti penggunaan financial leverage yang
semakin besar dapat memberikan pengaruh negatif berupa penurunan
ROE. Pada kondisi seperti ini perusahaan sebaiknya menghindari
pembelanjaan dengan menggunakan hutang, karena kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba lebih kecil dibandingkan dengan
suku bunga yang harus dibayar oleh perusahaan.

C. Fungsi Operating Leverage dan Financial Leverage


Ada dua jenis Leverage yang memiliki hubungan yaitu Operating Leverage
dan Financial Leverage. Financial Leverage dapat digunakan perusahaan untuk
meminjam dana melalui penerbitan sekuritas pendapatan tetap (Utang Jangka
Panjang, Obligasi, dan lainnya). Sedangkan Operating Leverage dapat digunakan
untuk meningkatkan arus kas dan pengembalian-pengembalian (Returns). Dan hal
terdebut dapat dicapai melalui peningkatan biaya operasi tetap (Fixed Cost).
Kedua metode tersebut bisa berpotensi memunculkan risiko seperti kebangkrutan.
Tetapi jika digunakan dengan tepat akan sangat bermanfaat bagi bisnis. Rasio
Leverages: Operating Leverage
Financial Leverage mengacu pada jumlah utang dalam struktur modal perusahaan
bisnis. Jika dikaitkan dengan Laporan Neraca, Financial Leverage mengacu pada
sisi kanan dari Neraca (komposisi utang dan ekuitas). Sedangkan Operating
Leverage mengacu pada sisi kiri neraca (sisi aset). Operating Leverage
menentukan komposisi penggunaan aset tetap dan peralatan lain yang digunakan
oleh perusahaan. Sementara Financial Leverage mengacu pada bagaimana

11
perusahaan membayar aset tersebut untuk atau bagaimana aktivitas operasional
akan dibiayai.
Penggunaan Financial Leverage dalam membiayai operasi perusahaan
benar-benar dapat meningkatkan laba atas ekuitas dan laba per saham perusahaan.
Ini karena perusahaan tidak merendahkan pendapatan pemilik (investor) dengan
menggunakan pembiayaan dari ekuitas yang tinggi. Tingginya prosentase
Financial Leverage dapat meningkatkan risiko kebangkrutan. Salah satu rasio
keuangan yang kami gunakan dalam menentukan jumlah Financial Leverage
adalah rasio utang terhadap ekuitas.Rasio tersebut menunjukkan proporsi utang
terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan.
Berikut perbedaan dari Operating Leverage dan Financial Leverage.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, Leverages tersebut berdampak signifkan
terhadap kelancaran bisnis atau perusahaan. Tentunya investor atau kreditur akan
menggunakan rasio Leverages tersebut untuk menilai investasi mereka terhadap
suatu perusahaan.
D. Struktur Modal
Capital structure atau struktur modal adalah jumlah utang dan atau
ekuitas yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai aktivitas
operasional dan pembelian aset perusahaan. Struktur ini biasanya dinyatakan
atau direpresentasikan oleh rasio utang terhadap ekuitas (debt-to-equity ratio).
Dengan kata lain, struktur modal digunakan sebagai alat keputusan
manajemen dalam mempertimbangkan dan menentukan pendanaan jangka
panjang perusahaan.
Jika digambarkan, maka struktur modal akan berkaitan erat dengan persamaan
dasar akuntansi. Di mana:

aset = liabilitas (utang) + ekuitas (modal)

Area capital structure adalah hanya mencakup pada sisi liabilitas (utang) +
ekuitas (modal). Utang dan modal ekuitas adalah digunakan untuk
membiayai operasi bisnis, belanja modal, akuisisi, dan investasi lainnya. Ada
timbal balik yang harus dilakukan perusahaan ketika mereka memutuskan
apakah akan menaikkan utang atau ekuitas dalam keputusan struktur modal.

12
Dan kemudian manajer akan menyeimbangkan kedua upaya tersebut untuk
menemukan keputusan struktur modal perusahaan yang optimal.

 Cara Menemukan Struktur Modal (Capital Structure) yang Optimal.


Untuk menemukan struktur modal yang optimal, secara umum manajer
menggunakan formulasi biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya Modal
Rata-Rata Tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC)
adalah formulasi yang umum dikenal dalam manajemen keuangan. Jika
dijelaskan secara singkat, WACC dihasilkan dari proporsi penyesuaian
tingkat utang dan modal dengan pertimbangan risiko keuangan seminimal
mungkin. Namun dalam praktek riilnya, WACC bukan satu-satunya
formulasi yang digunakan oleh manajemen dalam menentukan keputusan
struktur modal optimal. Manajemen terkadang menggunakan strategi atau
teori lain yang didasarkan pada insting mereka dalam menentukan struktur
modal optimalnya.
Dalam menentukan struktur modal, secara umum manajer menggunakan dua
istilah berikut:
1. Low Leverage: proporsi utang lebih rendah daripada proporsi ekuitas
dalam Struktur Modal. Sebagai contoh jika perusahaan memiliki total
aset Rp1.000.000, maka manajer akan mengatur jumlah utang
sejumlah Rp300.000 dan ekuitas sejumlah Rp700.000.
2. High Leverage: sebaliknya, proporsi utang lebih tinggi daripada
proporsi ekuitas dalam Struktur Modal. Dengan contoh yang sama,
mungkin manajer akan mengatur jumlah utang sebesar Rp800.000 dan
ekuitas sejumlah Rp200.000

 Penerapan Capital Structure Secara Umum Oleh Berbagai Jenis Industri


Penerapan capital structure adalah dapat bervariasi dan bersifat
dinamis sesuai masing-masing jenis industri. Misal industri pertambangan
sering tidak cocok dengan struktur modal high leverage. Ini dikarenakan
profil arus kas mereka tidak dapat diprediksi dan ada terlalu banyak
ketidakpastian mengenai kemampuan mereka untuk membayar utang.

13
Sedangkan kreditur cenderung tidak mau mengambil risiko tinggi ketika
hendak meminjamkan uangnya kepada perusahaan. Sebaliknya, jenis
industri seperti perbankan dan asuransi menggunakan struktur modal high
leverage. Karena model bisnis mereka memang membutuhkan banyak
pendanaan berupa utang dari para nasabah.
Butuh riset mendalam dalam menentukan capital structure yang
optimal pada setiap jenis perusahaan. Karena bagaimanapun perusahaan
harus menemukan suatu struktur yang tidak merugikan baik pihak
investor, kreditur, dan perusahaan itu sendiri. Manajer harus mengetahui
faktor-faktor internal maupun eksternal yang dapat memengaruhi
keputusan. Profitabilitas2, ukuran perusahaan, tangibilitas aset, dan rasio-
rasio terkait arus kas menjadi faktor penting dalam menentukan capital
structure.
E. Faktor modal
Modal memiliki peran yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi,
khususnya pengolahan produksi. Jika tidak ada modal, maka proses produksi
menjadi terhambat atau tidak bisa dilakukan. Modal bisa didapatkan secara
mandiri, misalkan dengan bekerja atau menabung. Namun, juga bisa
didapatkan dari bantuan pihak lain, misalkan dengan meminjam ke bank.
Modal berdasarkan sumber modalnya
Jenis modal ini dibagi menjadi dua, yakni:
a) Modal internal Modal ini bersumber dari dana yang dimiliki oleh usaha
tersebut. Contohnya modal dari hasil penjualan atau pendapatan yang
masuk ke kas. Modal ini susah digunakan untuk pengembangan usaha
karena bersifat terbatas.
b) Modal eskternal Modal ini bersumber dari pihak lain di luar usaha
tersebut. Contohnya modal yang didapat dari pinjaman bank dan kreditur.
Modal ini juga bisa didapat dari investor yang menanamkan modalnya ke
usaha tersebut.
Modal berdasarkan fungsinya 

14
Jenis modal ini dibagi menjadi dua, yakni:
a) Modal perseorangan Modal ini dimiliki perseorangan, berfungsi untuk
memudahkan aktivitas ekonomi serta memberi keuntungan kepada
pemiliknya. Contohnya saham, deposito, properti pribadi, dan lain
sebagainya.
b) Modal sosial Modal ini dimiliki masyarakat, berfungsi untuk memberi
keuntungan pada masyarakat khususnya dalam proses produksi.
Contohnya fasilitas umum, seperti jalan raya, pasar, transportasi umum,
pelabuhan, dan lain sebagainya.
Modal berdasarkan wujudnya 
Jenis modal ini dibagi menjadi dua, yakni:
a) Modal aktif atau modal konkret Modal ini bisa dilihat secara kasatmata
atau memiliki wujud aslinya. Contohnya mesin produksi, tanah, gudang,
peralatan, dan lain sebagainya.
b) Modal pasir atau modal abstrak Modal ini tidak bisa dilihat secara
kasatmata atau tidak memiliki wujud asli. Namun, modal ini sangat
berperan penting dalam kegiatan ekonomi. Contohnya hak cipta,
keterampilan tenaga kerja, dan lain sebagainya.
Modal berdasarkan sifatnya 
Jenis modal ini dibagi menjadi dua, yakni:
a) Modal tetap Modal ini bisa dimanfaatkan secara berulang kali. Namun,
terkadang dalam penggunaanya membutuhkan perawatan secara berkala.
Contohnya mesin produksi, tanah, gedung, komputer dan lain sebagainya.
b) Modal lancar Modal ini hanya bisa dimanfaatkan sekali saja. Jika ingin
menggunakannya kembali bisa membeli bahannya atau mengambil dari
alam. Contohnya bahan bakar untuk mesin, kertas untuk produksi, bahan
mentah makanan, dan lain sebagainya.
Faktor
1. Struktur Aktiva (Tangibility)
Struktur aktiva adalah penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-
masing komponen aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar. Kebanyakan
perusahaan industri yang sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva

15
tetap akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal permanen yaitu
modal sendiri, sedangkan utang bersifat pelengkap. Perusahaan yang semakin
besar aktivanya dan terdiri dari aktiva lancar akan cenderung mengutamakan
pemenuhan kebutuhan dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.

2. Growth Opportunity
Perusahaan cenderung melakukan investasi untuk mengembangkan
perusahaan. Kesempatan mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik ini
biasanya tidak semuanya menguntungkan di mana hal tersebut juga
mempengaruhi struktur modal perusahaan.

3. Ukuran Perusahaan (Form Size)


Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha lebih banyak
dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu kemungkinan kegagalan dalam
menjalankan usaha atau kebangkrutan akan lebih kecil. Ukuran perusahaan
sering dijadikan indikator bagi kemungkinan terjadinya kebangkrutan bagi
suatu perusahaan, di mana perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang
lebih mampu menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya. Tahukah Anda
kalau aplikasi akuntansi online Jurnal by Mekari bisa memudahkan Anda
mengelola keuangan perusahaan secara lebih praktis dan akurat. Buktikan
dengan coba gratis aplikasi Jurnal sekarang!

4. Profitabilitas
Profitabilitas atau kemampuan meperoleh laba adalah suatu ukuran dalam
presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu
menghasilkan laba pada tingkat yang dapat diterima. Perusahaan dengan
profitabilitas yang tinggi tentu memiliki dana internal yang lebih banyak
daripada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi akan berinvestasi menggunakan utang yang relatif
kecil (Bringham & Houston, 2001). Tingkat pengembalian yang tinggi
memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan

16
dengan dana yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

5. Risiko Bisnis
Risiko bisnis bisa menjadi salah satu alasan kenapa perusahaan mengalami
kesulitan untuk pendanaan eksternalnya. Hal ini berpengaruh kepada leverage
perusahaan. Setiap faktor mempengaruhi kondisi struktur modal perusahaan
juga akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan. Misalnya saja posisi
perpajakan. Perusahaan yang kondisi keuangannya sehat, tentunya rutin
membayar pajak dan tidak mengalami masalah perpajakan. Sebaliknya,
perusahaan yang tidak taat pajak atau memiliki kondisi keuangan tidak sehat,
proses pajaknya bisa saja terhambat.

F. Metode Analisis
1. Analisis Pendekatan EBIT dan EPS
Merupakan pendekatan untuk menentukan utang optimal. Caranya
dengan membandingkan EPS yang diperoleh apabila kebutuhan dana
perusahaan dipenuhi lewat alternatif emisi saham baru atau utang.
CONTOH KASUS PT ABC :
Saat ini tidak mempunyai utang. Harga per lembar sahamnya Rp500,00
dengan jumlah saham beredar 100.000 lembar. Tingkat pajak 40%.
Perusahaan sedang memerlukan tambahan dana Rp10 juta. Alternatif yang
tersedia adalah:
 Menerbitkan saham baru
 Menggunakan utang dengan bunga 20%

Kasus 1 :
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp15 juta
Saham Baru Utang
EBIT 15.000.000 15.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 15.000.000 13.000.000

17
Pajak 6.000.000 5.200.000
Laba Bersih 9.000.000 7.800.000
Jumlah Saham Beredar 120.000 100.000
EPS 75 78

Note:
Jika perusahaan menerbitkan saham baru maka diterbitkan 20.000 lembar
saham baru (Rp10 juta/Rp500,00) sehingga saham beredar menjadi
120.000 lembar.

Kasus 2 :
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp9 juta
Saham Baru Utang
EBIT 9.000.000 9.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 9.000.000 7.000.000
Pajak 3.600.000 2.800.000
Laba Bersih 5.400.000 4.200.000
Jumlah Saham Beredar 120.000 100.000
EPS 45 42

Kasus 3 :
Apabila EBIT perusahaan sebesar Rp12 juta
Saham Baru Utang
EBIT 12.000.000 12.000.000
Bunga 0 2.000.000
Earning Before Taxes 12.000.000 10.000.000
Pajak 4.800.000 4.000.000
Laba Bersih 7.200.000 6.000.000
Jumlah Saham Beredar 120.000 100.000
EPS 60 60

18
EBIT Break Even :
Alternatif saham baru akan menghasilkan EPS yang sama dengan
alternatif utang
¿ ¿
( EBI T −B1 ) ( 1−T )−Dp1 ( EBI T −B2 ) ( 1−T )−Dp2
=
N1 N2
EBIT* = EBIT break even
B1 ,B2 = bunga untuk alternatif 1 dan 2
T = tingkat pajak
Dp1 ,Dp2 = dividen saham preferen untuk alternatif 1 dan 2
N1 ,N2 = jumlah saham beredar untuk alternatif 1 dan 2
EBIT break even:
[(EBIT*-0)(1-0,4)-0]100.000 = [(EBIT*-2 juta)(1-0,4)-0]120.000
60.000 EBIT* = [(0,6EBIT*-1,2 juta)]120.000
60.000 EBIT* = (72.000 EBIT*-144.000 juta)
12.000 EBIT* = 144.000 juta
EBIT* = 12.000.000
Jadi:
 Apabila PT ABC memperoleh EBIT>12 juta maka utang lebih baik
 Apabila PT ABC memperoleh EBIT<12 juta maka saham lebih menarik
2. Analisis Kemampuan Arus Dana Menservise Pinjaman
Menurut Mamduh dan Halim (2009: 219), “Tujuan utama dari
analisis laporan arus kas adalah untuk menaksirkan kemampuan
perusahaan menghasilkan kas.” Perusahaan yang mencantumkan laporan
arus kas dalam laporan keuangan tahunan membuat penggunaan informasi
laporan arus kas sebagai alat analisis kinerja perusahaan semakin
meningkat. Salah satu analisis kinerja keuangan dengan menggunakan
laporan arus kas adalah analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan
arus kas ini menggunakan komponen dalam laporan arus kas, komponen
neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio (Darsono dan
Ashari 2005: 91).
3. Analisis Kecukupan Dana

19
Rasio Kecukupan Dana ada lah kckayaan Dana Pensiun dibagi
dengan Kewajiban Aktuaria Kewajiban Aktuaria adalah nilai sekarang
dari manfaat pensiun yang harus dibayar oleh Dana Pensiun baik untuk
Peserte yang sudah pensiun maupun Peserta yang mas ih beke rja
berdasarkan jasa yang telah diberikan.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa leverage
merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva atau
dana yang mempunyai beban tetap untuk mewujudkan tujuan perusahaan
untuk memaksimisasi kekayaan milik perusahaan.
1. Leverage dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
a) Leverage operasi (leverage operating)
Merupakan kemampuan perusahaan dalam mengguakan fixed operating
cost untuk memperbesar pengaruh dari perubahan volume penjualan
terhadap earning before iteresr and taxes (EBIT).
b) Leverage keuangan (financial leverage)
Merupakan penggunaan sumbern dana yang memiliki beban tetap dengan
beranggapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih
besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan
yang tersedia bagi pemegang saham.
c) Leverage gabungan (combination leverage)
Merupakan pengaruh perubahan penjualan terhadap perubahan laba
setelah pajak untuk mengukur secara langsung efek perubahan penjualan
terhadap penjualan laba rugi pemegang saham dengan Degree of
Combine (DCL).
2. Dampak financial Leverage terhadap profitabilitas
Seperti dimana Kondisi ekonomi buruk, umumnya suku bunga
pinjaman sangat tinggi, sementara penjualan dan laba perusahaan menurun.
Hal ini menyebabkan penggunaan financial leverage yang semakin besar
dapat memberikan pengaruh negatif berupa penurunan ROE. Pada kondisi

21
seperti ini perusahaan sebaiknya menghindari pembelanjaan dengan
menggunakan hutang, karena kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba lebih kecil dibandingkan dengan suku bunga yang harus dibayar oleh
perusahaan.
Sedagkan Hubungan Operating Leverage dan Financial Leverage
yaitu Financial Leverage dapat digunakan perusahaan untuk meminjam
dana melalui penerbitan sekuritas pendapatan tetap (Utang Jangka Panjang,
Obligasi, dan lainnya). Sedangkan Operating Leverage dapat digunakan
untuk meningkatkan arus kas dan pengembalian-pengembalian (Returns).
Dan hal terdebut dapat dicapai melalui peningkatan biaya operasi tetap
(Fixed Cost). Kedua metode tersebut bisa berpotensi memunculkan risiko
seperti kebangkrutan. Tetapi jika digunakan dengan tepat akan sangat
bermanfaat bagi bisnis.
3. Capital structure atau struktur modal
Merupakan jumlah utang dan atau ekuitas yang digunakan oleh
perusahaan untuk membiayai aktivitas operasional dan pembelian aset
perusahaan. struktur modal digunakan sebagai alat keputusan manajemen
dalam mempertimbangkan dan menentukan pendanaan jangka panjang
perusahaan. Jika digambarkan, maka struktur modal akan berkaitan erat
dengan persamaan dasar akuntansi. Dimana:
aset = liabilitas (utang) + ekuitas (modal)
Untuk menemukan struktur modal yang optimal, manajer
menggunakan formulasi biaya modal rata-rata tertimbang. Biaya Modal
Rata-Rata Tertimbang atau Weighted Average Cost of Capital (WACC)
adalah formulasi yang umum dikenal dalam manajemen keuangan. Dalam
menentukan struktur modal, secara umum manajer menggunakan dua istilah
yaitu Low Leverage dan High Leverage. Untuk penerapan capital structure
adalah dapat bervariasi dan bersifat dinamis sesuai masing-masing jenis
industri. Misal industri pertambangan sering tidak cocok dengan struktur
modal high leverage. Ini dikarenakan profil arus kas mereka tidak dapat
diprediksi dan ada terlalu banyak ketidakpastian mengenai kemampuan
mereka untuk membayar utang. Sedangkan kreditur cenderung tidak mau

22
mengambil risiko tinggi ketika hendak meminjamkan uangnya kepada
perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

https://jsma.stan-im.ac.id/wp-content/uploads/2018/07/03-Dedi-R.pdf
https://www.google.com/amp/s/m.bisnis.com/amp/read/
20200417/12/1228750/e-commerce-dorong-perekonomian-indonesia-
selama-pandemi-covid-19-
https://aptika.kominfo.go.id/2017/06/sistem-e-commerce-dan-
perlindungan-konsumen/
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40700
https://www.kajianpustaka.com/2016/11/pengertian-dan-jenis-jenis-
leverage.html?m=1
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/40700
https://www.jurnal.id/id/blog/apa-itu-pengertian-capital-structure-adalah/
https://slideplayer.info/slide/16153193/
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/muniya-alteza-sem-si/
apertemuan-3keputusan-struktur-modal.pdf
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/26675/
NURHAYATI-FEBPSAK-Analisis%20Rasio%20Kecukupan%20Dana
%20terhadap...-2010.pdf?sequence=1&isAllowed=y
https://repository.usd.ac.id/11593/2/132114158_full.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai