Pemotongan PPH Pasal 21
Pemotongan PPH Pasal 21
Pemotongan PPH Pasal 21
Dipresentasikan oleh :
Anwar Hidayat
Disajikan oleh :
Dionisius E. Indrarto, SE, Ak, BKP, CA, CPSAK
1
AGENDA
A. PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PAJAK
B. PPh Pasal 21:
1 Pengertian
2 Subjek, Objek, Pemotong
3 Dikecualikan dari Pemotongan
4 Pengurang Yg Diperbolehkan
5 Penghitungan PPh Pasal 21
2
A. PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN
PAJAK
3
DASAR HUKUM P2 PPh
Pasal 1 angka 2 UU KUP :
definisi Wajib Pajak termasuk Pemotong dan Pemungut Pajak
4
MEKANISME Pemenuhan Kewajiban PPh TERUTANG
Pemenuhan
Kewajiban Perpajakan
PPh PASAL 21
PPh PASAL 22
PPH PASAL 25/29 PPh PASAL 23
PPh PASAL 26
PPh PASAL 15
5
PPh PASAL 4 (2)
Pemotongan & Pemungutan Pajak sebagai Kredit Pajak
“tambahan kemampuan ekonomis;
diterima/diperoleh WP;
berasal dari Indonesia/LN;
untuk konsumsi/menambah kekayaan.”
yg diterima/diperoleh WP
PENGHASILAN
yg berasal dari Ind./LN
Benefit in cash
BUKAN OBJEK
PPh
diberikan oleh:
Ps 4 (3) huruf d • Pemerintah;
• WP lainnya.
8
B. PAJAK PENGHASILAN PASAL 21
9
DASAR HUKUM PPh Pasal 21
UU No. 6 Th 1983
stdtd UU No. 36 Th 2008
10
Pengertian PPh Pasal 21
Pajak Penghasilan Sehubungan Dengan
11
Subjek, Objek, & Pemotong PPh Ps 21
PEMOTONG SUBJEKPPH 21
SUBJEK
Objek PPh
PPh Ps 21 PPh Ps 21
Ps 21
PEKERJAAN/JASA/KEGIATAN
12
a r e a s t a p l e s
Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi formulir ini JUM LAH LEM BAR SPT
MASA PAJAK : SPT SPT TERM ASUK LAM PIRAN :
[mm - y y y y H.01 12 - 2017 H.02 X NORM AL H.03 PEM BETULAN KE H.04 (DIIS I OLE H P E TUGAS )
H.05 H.06
A. IDENTITAS PEMOTONG
1. NPWP : A.01 01.123.132.2 - 038 . 000
Jakarta Selatan
B. OBJEK PAJAK
JUMLA H
KODE OBJEK JUMLA H PENGHA SILA N JUMLA H PA JA K
NO PENERIMA PENGHA SILA N PENERIMA
PA JA K BRUTO (Rp) DIPOTONG (Rp)
PENGHA SILA N
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. PEGAWAI TETAP 21-100-01 12 112.004.000 3.111.021
3. PEGAWAI TIDAK TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS 21-100-03 1 5.000.000 264.000
4. BUKAN PEGAWAI
12. STP PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 (HANYA POKOK PAJAK) B.01 0
15. PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR (ANGKA 11 KOLOM 6 - ANGKA 14) B.05 30.325.021
LANJ U TKAN PENGI SI AN PADA ANGKA 16 & 17 APABI LA SPT PEM BETU LAN DAN/ ATAU PADA ANGKA 18 APABI LA PPh LEBI H DI SETOR
16. PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR PADA SPT YANG DIBETULKAN B.06
17. PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH DISETOR KARENA PEMBETULAN (AN GKA 15 - AN GKA 16 B.07
18. KELEBIHAN SETOR PADA ANGKA 15 ATAU ANGKA 17 AKAN DIKOMPENSASIKAN PADA MASA PAJAK (m m - yyyy) B.08
-
HALAM AN 1
are a s tap le s
D. LAMPIRAN
1. FORMULIR 1721 - I LEMBAR 5. FORMULIR 1721 - IV LEMBAR
X D.01 (Untuk Satu Masa Pajak) D.02
1 X D.09 D.10
1
2. NPWP : - .
E.02
4. TANGGAL : 20 - 1 - 2018
E.02
PESERTA KEGIATAN :
lomba, rapat, kepanitiaan,
diklat, dll.
*)Ket:
• Bertempat tinggal / berada di Ind > 183 hari dalam 12 bulan
• Dalam 1 tahun pajak berada di Ind & mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Ind
15
OBJEK & Pemotong PPh Pasal 21
PENGHASILAN WP OP DN PEMOTONG
(Objek Pajak)
JKK Merupakan biaya bagi pemberi Saat bayar tdk menjadi pengurang
kerja yg diperbolehkan secara dlm penghitungan PPh 21, saat
fiskal --> Objek PPh 21 menerima tdk dipotong PPh 21
Karyawan
Merupakan biaya bagi pemberi Saat bayar tdk menjadi pengurang
JKM kerja yg diperbolehkan secara dlm penghitungan PPh 21, saat
fiskal --> Objek PPh 21 menerima tdk dipotong PPh 21
0,30% Karyawan
25
Tidak Termasuk Pemotong PPh Ps 21
26
Saat Terutang PPh Ps 21
27
Pengurang yg Diperbolehkan
• Biayan Jabatan 5%, max. Rp.6juta/th atau Rp.500ribu/bln
(pilih mana yg lebih rendah antara 5% atau 500rb /bln)
• Iuran Pensiun/JHT dibayar oleh pegawai pd dana pensiun/
badan penyelenggara THT/JHT yg disahkan Menkeu
PTKP
Tahun WP OP (Rp.) status kawin (Rp.) tanggungan (Rp.)
2009-2012 15.840.000 1.320.000 1.320.000
2013-2014 24.300.000 2.025.000 2.025.000
2015 36.000.000 3.000.000 3.000.000
2016 54.000.000 4.500.000 4.500.000
PTKP Karyawati kawin: dirinya sendiri.
PTKP kryawati tdk kawin: diri sendiri + tanggungan max. 3 orang
28
Penerapan PTKP: keadaan awal tahun/ awal bulan bagian tahun kalender (Ps 11 ayat (5) &(6))
Penghasilan yg TIDAK Memperoleh Pengurang
Tebusan pensiun,
uang
pesangon/JHT/T
HT, pembayaran
sejenis honorarium,
upah harian,
uang
mingguan,
saku,hadiah,
satuan,
peghargaan,
borongan
komisi, beasiswa
Tdk
memperoleh
Pengurang
29
Kewajiban Pemotong
• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan
kalender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos atau
Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil khusus masa pajak
Desember, paling lama 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh Ps.
21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai Ketentuan
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada
Penerima Penghasilan
30
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
• Untuk pegawai tetap:
• dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)
• diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun
atau pegawai berhenti
• Untuk selain pegawai tetap:
• Dibuat setiap kali ada pemotongan
• Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka
bukti potong dapat dibuat sekali dalam satu
bulan
• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan
dalam SPT Masa PPh Pasal 21
31
Kewajiban Penerima Penghasilan
• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP
• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai
tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi
Jumlah Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender
Atau Pada Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri
• Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan
Keluarga kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja
Atau Mulai Pensiun
• Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi
Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum
Mulai Tahun Kalender Berikutnya
32
Tarif & Penghitungan PPh Ps 21
33
Tarif Pasal 17
Penghasilan (Rp.) Tarif
s/d 50.000.000 5%
50.000.000 – 250.000.000 15%
250.000.000 – 500.000.000 25%
> 500.000.000 30%
34
Penghitungan PPh Pasal 21
5. BERSIFAT FINAL
35
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN PEGAWAI TETAP
36
Penghitungan PPh Ps 21 Pegawai Tetap
Penghasilan Teratur
Bukan masa Terakhir
PEGAWAI TETAP: Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dalam jumlah
tertentu secara teratur, termasuk anggota dewan komisaris dan anggota dewan
pengawas, serta pegawai yang bekerja berdasarkan kontrak untuk suatu jangka waktu
tertentu yang menerima/memperoleh penghasilan secara teratur.
Dihitung dari
Perkiraan Penghasilan (PPh yang terutang atas seluruh
neto yang akan diperoleh penghasilan kena pajak selama
setahun atau s.d. masa terakhir
selama setahun tersebut) – (PPh yang telah
Penghasilan teratur dipotong masa-masa sebelumnya)
sebulan dikali 12
Masa Pajak Terakhir = Masa Desember
ATAU masa terakhir dilakukan
pembayaran oleh pemberi kerja
40
Masa Perolehan Penghasilan Kurang Dari 12 Bulan
41
PEGAWAI TETAP/Penerima Pensiun
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 secara Umum
Penghasilan sebulan :
1 Gaji Pokok (sebulan) XXX
2 Tunjangan PPh XXX
3 Tunjangan Lain XXX
4 Premi Asuransi - JKK, JK, JPK (Yg dibayar Pemberi kerja) XXX
- Jaminan Kecelakaan Kerja, J. Kematian, J. Pelayanan Kesehatan XXX +/+
5 Penghasilan Bruto sebulan XXX (Jml 1 s.d 4)
Pengurang Pengh. Bruto :
6 Biaya Jabatan / B. pensiun (5% x Pengh. Bruto) XXX
- max. 500.000/200,000 per bl atau 6.000,000/2.400.000 per th XXX
7 Iuran Pensiun, IHT (Yg Dibayar Sendiri Karyawan) XXX +/+
XXX -/-
8 Penghasilan Netto sebulan XXX
9 Penghasilan Netto setahun/disetahunkan XXX
Dikurangi PTKP :
10 PTKP setahun ( based per awal th) XXX -/-
11 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun XXX (9-10)
12 PPh Pasal 21 setahun (Tarif Pasal 17 UU PPh) XXX
13 Ph Pasal 21 sebulan XXX (12/jml bl)
42
Perhitungan SPT 1721 - Form A1 – per karyawan
SPT 1721 Tahunan - Form A1
No. Keterangan Nominal
1 Gaji Setahun
2 Tunjangan PPh
3 Tunjangan Lain-lain
4 Honorarium atau imbalai lain sejenis
5 Premi Asuransi yg dibayar pemberi kerja
6 Natura atau Kenikmatan Lainnya
7 JUMLAH (1 s.d. 6)
8 TANTIEM, BONUS, GRATIFIKASI, JASA PRODUKSI, DAN THR
9 JUMLAH PENGHASILAN BRUTO (7 + 8)
10 BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PADA ANGKA 7
11 BIAYA JABATAN / BIAYA PENSIUN ATAS PENGHASILAN PD ANGKA 8
12 IURAN PENSIUN ATAU IURAN THT/ JHT
13 JML PENGURANG (10 + 11 + 12)
14 JUMLAH PENGHASILAN NETO (9 - 13)
15 PENGHASILAN NETO MASA SEBELUMNYA
16 JML PENGH. NETO UTK PENGHIT.PPh PASAL 21 (SETH/DISETHKAN)
17 PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
18 PENGHASILAN KENA PAJAK SETAHUN / DISETAHUNKAN (16 - 17)
19 PPh PASAL 21 ATAS PENGHASILAN KENA PAJAK (SETH/DISETHKAN)
20 PPh PASAL 21 YANG TELAH DIPOTONG MASA SEBELUMNYA
21 PPh PASAL 21 TERUTANG
22 PPh PASAL 21 DITANGGUNG PEMERINTAH
23 PPh PASAL 21 YANG HARUS DIPOTONG (21 - 22)
24 PPh PASAL 21 /26 YANG TELAH DIPOTONG DAN DILUNASI
25 JML PPH PS. 21 YG kURANG / (lebih) Dipotong
43
Iuran Pensiun & Premi Asuransi Jamsostek
Uraian Bg Pemberi Kerja Bg Pegawai
JKK/JK/JPK Dibayar Pemberi PENGURANG merupakan OBJEK PPh
kerja
JKK/JK/JPK dibayar pegawai tidak ada pengaruh BUKAN PENGURANG
JHT dibayar pemberi kerja (3,7% PENGURANG BUKAN OBJEK Pajak
x upah sebulan)
JHT dibayar pegawai tidak ada pengaruh PENGURANG
(2% x upah sebulan)
Pembayaran Pensiun bg yg OBJEK PPh
menerima
Pembayaran/penggantian BUKAN OBJEK PPh
asuransi bg yg menerima
(Berdasarkan PP 14 Tahun 1993)
1 Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) (rate berdasar resiko)
2 Jaminan Kematian (JKM) 0,3% X Upah sebulan
3 Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK)
Kawin 6% X Upah sebulan (maks. 1 Juta)
Bujang 3% X Upah sebulan (maks. 1 Juta)
44
Contoh Penghitungan PPh Ps 21 Pegawai Tetap
45
Variasi Penghitungan PPh Ps 21 Pegawai Tetap
• NORMAL
• BONUS (Penghasilan TIDAK TERATUR)
• KARYAWAN WNA PADA TAHUN BERJALAN
• PINDAH CABANG
• PINDAH KERJA
• RAPEL
• KARYAWAN MENINGGAL
• PENSIUN
• Dsb
47
Perhitungan
1 Gaji
Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
9,000,000
45,000
Premi Jaminan Kematian 27,000
Penghasilan Bruto 9,072,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp 9.072.000 453,600
2. Iuran Pensiun 100,000
3. Iuran Jaminan Hari Tua 180,000
733,600
Penghasilan Netto sebulan 8,338,400
Penghasilan Netto 1 tahun
12 x 8.338.400 100,060,800
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
Tambahan karena kawin 4,500,000
58,500,000
Penghasilan Kena Pajak setahun 41,560,800
Pembulatan 41,560,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 41.560.000 2,078,000
49
Perhitungan PPh Pasal 21 atas
2 Penghasilan Teratur dan bonus
Gaji 12 bulan 12 x 9.000.000 108,000,000
Bonus 8,000,000
STEP 1
Penghasilan Bruto 116,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 116.000.000 5,800,000
2. Iuran Pensiun
12 x 80.000 960,000
6,760,000
Penghasilan Netto 109,240,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
Tambahan karena kawin 4,500,000
58,500,000
Penghasilan Kena
Pajak 50,740,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 50.000.000 2,500,000
15% x 740.000 111,000
Jumlah PPh Pasal 21 2,611,000 50
Perhitungan PPh Pasal 21 atas
2 Penghasilan Teratur dan bonus
Gaji 12 bulan 12 x 9.000.000 108,000,000
STEP 2 Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 108.000.000 5,400,000
2. Iuran Pensiun
12 x 80.000 960,000
6,360,000
Penghasilan Netto 101,640,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
Tambahan karena kawin 4,500,000
58,500,000
Penghasilan
Kena Pajak 43,140,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 43.140.000 2,157,000
Jumlah PPh Pasal 21 2,157,000
51
Perhitungan PPh Pasal 21 atas
2 Penghasilan Teratur dan bonus
Perhitungan PPh Pasal 21 Masa termasuk Bonus
STEP 4 PPh Pasal 21 tanpa bonus
2,157,000 : 12 = Rp. 179.750
ditambah PPh 21 Bonus Rp. 454.000
total adalah Rp. 633. 750
52
3
Contoh Pegawai Tetap:
ada Penghasilan Lembur
Tanti Agustin adalah seorang karyawati dengan status tidak menikah, bekerja pada
PT Dharma Karya dengan gaji sebulan sebesar Rp7.500.000,00. Tanti Agustin
membayar iuran pensiun ke dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan sebesar Rp50.000,00 sebulan, Pada bulan Juli 2016 selain
menerima pembayaran gaji juga menerima pembayaran atas lembur (overtime)
sebesar Rp2.000.000,00. Penghitungan PPh
Pasal 21 bulan Juli 2016 adalah sebagai berikut:
53
3
Perhitungan
Gaji 7.500,000
Lembur (Overtime) 2.000.000
Penghasilan Bruto 9,500,000
Pengurang :
1 Biaya Jabatan :
5 % x Rp 9.500.000 475,000
2 Iuran Pensiun 50,000
525,000
Penghasilan Netto sebulan 8,975,000
Penghasilan Netto 1 tahun
12 x 8.975.000 107,700,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun 53,700,000
Pembulatan 53,700,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 50.000.000 2,500,000
15 % x 3.700.000 555,000
3,055,000
55
4
Perhitungan
Gaji 5,000,000
STEP 1 Penghasilan Bruto 5,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 5.000.000 250,000
Menghitung
2. Iuran Pensiun 100,000
PPh Pasal 21
350,000
sebelum Penghasilan Netto sebulan 4,650,000
kenaikan Penghasilan Netto 1 tahun
12 x 4.650.000 55,800,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun 1,800,000
Pembulatan 1,800,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 1.800.000 90,000
58
5
Contoh Pegawai Tetap:
Karyawan WNA Berhenti Bekerja Tahun Berjalan
Step 1 Penghitungan PPh atas gaji
David Gandi (K/0)
Gaji 25,000,000
mulai bekerja Mei
2014 dan berhenti Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
bekerja sejak 1 Juni
5 % x Rp. 25.000.000 1,250,000
2016
Maksimal yang diperkenankan 500,000
& meninggalkan Penghasilan Netto sebulan 24,500,000
Indonesia
selamanya Penghasilan Netto 1 tahun
menerima gaji
Penghasilan Kena Pajak setahun 235,500,000
/bulan PPh Pasal 21 Terutang
Rp.25.000.000. 5% x 50.000.000 2,500,000
15% x 185.500.000 27,825,000
30,325,000
61
6
Contoh Pegawai Tetap:
Karyawan Pindah Cabang
Step 1 Penghitungan PPh di Kantor Jakarta
Gaji 7,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 7.000.000 350,000
2. Iuran Pensiun 100,000
450,000
Penghasilan Netto sebulan 6,550,000
Penghasilan Netto 1 tahun
12 x 6.550.000 78,600,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun 24,600,000
Pembulatan 24,600,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 24.600.000 1,230,000
62
6
Contoh Pegawai Tetap:
Karyawan Pindah Cabang
Step 2 Penghitungan PPh di Kantor Jakarta
Gaji di Cabang Jakarta
5 x 7.000.000 35,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 35.000.000 1,750,000
2. Iuran Pensiun
5 x 100.000 500,000
Total Pengurang 2,250,000
Penghasilan 5 bulan 32,750,000
1,230,000
PPh Pasal 21 jan - mei 2016
5/12 x 1.230.000 512,500
PPh Pasal 21 jan - mei 2016 yang telah dipotong
5 x 102.500 512,500
PPh Pasal Lebih/kurang potong - 63
6
Contoh Pegawai Tetap:
Karyawan Pindah Cabang
Step 3 Pengisian Bukti Pemotongan PPh Ps 21- Jakarta:
Gaji Jan-Mei 2016
5 x 7.000.000 35,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 35.000.000 1,750,000
2. Iuran Pensiun
5 x 100.000 500,000
Total Pengurang 2,250,000
Penghasilan 5 bulan 32,750,000
1,230,000
PPh Pasal 21 jan - mei 2016
5/12 x 1.230.000 512,500
PPh Pasal 21 jan - mei 2016 yang telah dipotong
5 x 102.500 512,500
PPh Pasal Lebih/kurang potong - 64
Step 4 Penghitungan PPh Ps 21 Kantor Cabang Bandung
a. Penghasilan Netto di Bandung
Gaji Juni s.d September 2016
4 x 7.000.000 28,000,000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 28.000.000 1,400,000
2. Iuran Pensiun
4 x 100.000 400,000
Total Pengurang 1,800,000
Penghasilan 4 bulan 26,200,000
b. Penghasilan di Jakarta 32,750,000
Penghasilan Netto 9 bulan 58,950,000
Penghasilan Netto disetahunkan
12/9 x 58.950.000 78,600,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
Penghasilan Kena Pajak setahun 24,600,000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 24.600.000 1,230,000
1,230,000
PPh Pasal 21 9 bulan
9/12 x 1.230.000 922,500
PPh Pasal 21 dipotong Jakarta 1721 A1 512,500
410,000
PPh Pasal 21 dipotong Bandung
4 x 102.500 410,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
PTKP
Untuk WP sendiri 54,000,000
54,000,000
2.355.000 : 12 196.250
69
Penghitungan PPh Ps 21 Saat Pindah Kerja
Step 2
Gaji 5 bulan (Jan-Mei) 5 x 9.000.000 45.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan (5 % x 45.000.000) 2.250.000
Iuran Pensiun (5 x 125.000) 625.000
2.875.000
Penghasilan Netto 5 bulan 42.125.000
PTKP
Untuk WP sendiri 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (11.875.000)
NB : Jumlah yang lebih dipotong sebesar Rp. 785.000 akan diberikan saat
menerima gaji bulan Mei (saat berhenti bekerja)
70
Step 3 Penghitungan PPh Ps 21 di tempat kerja baru
PPh Pasal 21 di PT. Logam Utama (tempat kerja baru)
Perhitungan
Gaji per bulan 10.000.000
Pengurang
Biaya Jabatan (5 % x 10.000.000) 500.000
Iuran Pensiun 125.000
625.000
Penghasilan Netto sebulan 9.375.000
5% x 11.625.000 581.250
581.250
PPh Pasal 21 terutang perbulan
581.250 : 7 83.036
71
7
Contoh Pegawai Tetap:
Penghitungan PPh Ps 21 Masa Pajak Terakhir (Berhenti Bekerja Pada Tahun Berjalan)
72
Step 2 Penghitungan PPh Ps 21 terutang selama bekerja (s/d Sep 2016)
PTKP
Untuk WP sendiri 54.000.000
54.000.000
461.250
PPh Pasal 21 jan - Agustus 2016 yang telah dipotong
8 x 126.250 1.010.000
74
8
Contoh Pegawai Tetap:
Penghitungan PPh Ps 21 Pegawai Tetap yang Baru memiliki NPWP
Step 1 Hitung PPh Pasal 21 Sebelum memiliki NPWP
75
8
Contoh Pegawai Tetap:
Penghitungan PPh Ps 21 Pegawai Tetap yang Baru memiliki NPWP
Step 2 Hitung PPh Pasal 21 Setelah memiliki NPWP
76
77
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
DITANGGUNG vs TUNJANGAN
78
DITANGGUNG
TUNJANGAN PPh 21
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
UANG PENSIUN BULANAN
81
Contoh Pensiun Bulanan
Hari Irawan, berstatus tidak kawin dengan 1 (satu) orang anak yang masih
sudah tidak mejadi tanggungan bekerja sebagai pegawai tetap pada PT. Nusa
Indah Gemilang dengan gaji sebesar Rp. 10.000.000, Hari Irawan setiap
bulan membayar iuran pensiun sebesar Rp. 250.000, ke Dana Pensiun Artha
Mandiri yang pendiriannya telah di sahkan oleh Menteri Keuangan.
Berdasarkan ketentuan yang berlaku di PT. Nusa Indah Gemilang terhitung
mulai 1 Juli 2016, Hari Irawan akan memasuki masa pensiun, dengan uang
pensiun bulanan Rp. 8.000.000
82
1. Hitung PPh saat masih bekerja (asumsi tanggal
pensiun diketahui)
Gaji 10.000.000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 10.000.000 500.000
2. Iuran Pensiun 250.000
750.000
Penghasilan Netto sebulan 9.250.000
Penghasilan Netto 6 bulan
6 x 9.250.000 55.500.000
PTKP
Untuk WP sendiri 54.000.000
54.000.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 1.500.000
Pembulatan 1.500.000
PPh Pasal 21 Terutang
5% x 1.500.000 75.000
83
2. Penghitungan PPh saat akan memasuki masa pensiun
Gaji (Januari s.d. Juni)
6 x 10.000.000 60.000.000
Pengurang :
1. Biaya Jabatan :
5 % x Rp. 60.000.000 3.000.000
2. Iuran Pensiun
6 x 250.000 1.500.000
Total Pengurang 4.500.000
Penghasilan 6 sebulan 55.500.000
PTKP
Untuk WP sendiri 54.000.000
54.000.000
PTKP
Untuk WP sendiri 54.000.000
54.000.000
Penghasilan Kena Pajak setahun 0
PPh Pasal 21 Terutang
85
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN PEGAWAI TIDAK TETAP
86
PPh Pasal 21:
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas, Pemagang dan Calon Pegawai (2016)
Dikali Tarif Ps 17
PPh Setahun
PPh Sebulan
88
Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak Tetap
(TIDAK dibayar bulanan)
Sutarman (TK/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan
di PT TEKNITAMA, selama bulan Juni 2016 bekerja selama 12 hari dan
menerima upah harian Rp.520.000. Hitung PPh pasal 21 yang harus dipotong
atas penghasilan Sutarman setiap hari.
Penghitungan PPh Ps 21 hari 1-8:
Upah Sehari Rp. 520.000
Batas Tidak Kena Pajak Rp. 450.000
Dasar Perhitungan Rp. 70.000
PPh Ps 21/hari = 5% x 70.000 Rp. 3.500
PPh Ps 21 yg harus dipotong (hari 1-8) = 8 x 3.500 Rp. 28.000
Pada hari ke-9, Upah Sutarman>= Rp.4.5 juta (telah melebihi Rp.4.500.000),
sehingga harus dilakukan penghitungan ulang PPh Ps 21 menggunakan PTKP
harian sebenarnya.
89
Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak Tetap
(TIDAK dibayar bulanan) [cont.]
90
Contoh Perhitungan PPh Ps 21 Pegawai Tidak Tetap
(dibayar BULANAN ATAU Jumlah sebulan > Rp10,2 juta)
Sutarman (TK/0) punya NPWP, adalah buruh harian sebagai tukang bangunan di PT
TEKNITAMA, selama bulan Juli 2016 bekerja selama 20 hari dan menerima upah harian
Rp.600.000 yg dibayarkan secara bulanan. Hitung PPh pasal 21 yang harus dipotong atas
penghasilan Sutarman setiap hari.
Honor per hari Rp. 600.000
Penghasilan bulan berjalan = 20 x 600.000 Rp. 12.000.000
Penghasilan bruto disetahunkan = 12 x 12.000.000 Rp. 144.000.000
PTKP (TK/0) Rp. 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp. 90.000.000
PPh terutang disetahunkan:
5% x 50.000.000 Rp. 2.500.000
15% x 40.000.000 RP. 6.000.000
PPh terutang setahun Rp. 8.500.000
PPh terutang sebulan = 8.500.000/12 Rp. 708.333
91
Contoh Perhitungan :
Pegawai Harian dibayar BUKAN Bulanan: Borongan
Contoh :
Jawab :
1 Upah sehari : Rp.1.000.000 / 2 = Rp 500.000
2 Batas Tidak Kena Pajak Rp 450.000
3 Upah sehari > Rp.450.000 Rp 50.000
4 PPh ps. 21 sehari (tarif 5%) Rp 2.500
5 PPh ps. 21 2 hari : Rp.2.500 x 2 = Rp 5.000
92
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
PENGHASILAN YG DITERIMA OLEH BUKAN PEGAWAI
93
Yang termasuk bukan pegawai
Yang menerima/memperoleh penghasilan sehubungan dg pekerjaan, jasa,
atau kegiatan:
• tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas (pengacara, akuntan,
dokter,arsitek, konsultan, notaris, penilai, aktuaris);
• pemain musik & seniman lainnya;
• olahragawan;
• penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, moderator;
• Pengarang, peneliti, penerjemah;
• pemberi jasa segala bidang termasuk teknik komputer, telekomunikasi,
elektronika, fotografi, ekonomi, sosial, kepanitiaan;
• agen iklan;
• pengawas/pengelola proyek;
• pembawa pesan/perantara;
• petugas penjaja barang dagangan;
• Dinas luar asuransi;
• distributor MLM/ direct selling/ kegiatan sejenis lainnya
94
Tarif
Tarif Pasal 17 (1) huruf a diterapkan atas:
• Pembayaran imbalan yg tidak berkesinambungan (hanya 1 kali
dalam 1 tahun kalender), Penghasilan Kena Pajak sebesar 50%
jumlah bruto.
• Pembayaran imbalan yg berkesinambungan sebesar
[50% bruto –PTKP, jika memenuhi syarat kumulatif:
– penerima penghasilan memiliki NPWP
– hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan
pemotong
– berkesinambungan (lebih dari sekali dalam 1 tahun kalender).
Bila tidak memenuhi syarat di atas: 50% Bruto
95
Contoh Penghitungan:
Pak Adi (memiliki NPWP, TK/0) terikat kontrak eksklusif untuk
memberikan jasa sebagai pemain musik di café PT Coffee King setiap
hari Sabtu & Minggu. Di bulan tersebut, dia tidak memiliki penghasilan
lain di luar imbalan dari PT Coffee King.
Honorarium bulan berjalan 20.000.000
Dasar perhitungan= 50% x 20.000.000 10.000.000
PTKP sebulan (TK/0) 4.500.000
----------------
Penghasilan Kena Pajak sebulan 5.500.000
PPh terutang bulan berjalan:
5% x 5.500.000 275.000
96
Contoh Penghitungan Dokter Bukan Pegawai: (1)
Penghitungan PPh Pasal 21 atas jasa dokter yang praktik di rumah sakit
dan/atau klinik dr. Abdul Kadir, Sp.JP merupakan dokter spesialis jantung yang
melakukan praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung Sehat dengan perjanjian
bahwa atas setiap jasa dokter yang dibayarkan oleh pasien akan dipotong 20%
oleh pihak rumah sakit sebagai bagian penghasilan rumah sakit dan sisanya
sebesar 80% dari jasa dokter tersebut akan dibayarkan kepada dr. Abdul Kadir,
Sp.JP pada setiap akhir bulan. Selain praktik di Rumah Sakit Harapan Jantung
Sehat dr. Abdul Kadir, Sp.JP juga melakukan praktik sendiri di klinik pribadinya,
dr. Abdul Kadir, Sp.JP telah memiliki NPWP. Pada tahun 2016, jasa dokter yang
dibayarkan pasien dari praktik dr. Abdul Kadir, Sp.JP di Rumah Sakit Harapan
Jantung Sehat adalah sebagai berikut :
97
Contoh Penghitungan Dokter Bukan Pegawai: (2)
99
Contoh Penghitungan Petugas Dinas Luar Asuransi
Bukan Pegawai: (1)
Perhitungan PPh Pasal 21 atas komisi yang dibayarkan kepada petugas dinas luar
asuransi (bukan sebagai pegawai perusahaan asuransi) Endah Rahmawati adalah
petugas dinas luar asuransi dari PT. PruLife. Suami Endah Rahmawati telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak dan mempunyai NPWP, dan yang bersangkutan
bekerja pada PT. Berkah, Endah Rahmawati telah menyampaikan fotokopi kartu
NPWP suami, fotokopi surat nikah dan fotokopi kartu keluarga kepada pemotong
pajak. Endah Rahmawati hanya memperoleh penghasilan dari kegiatannya sebagai
petugas dinas luar asuransi, dan telah menyampaikan surat pernyataan
yang menerangkan hal tersebut kepada PT PruLife. Pada tahun 2016, penghasilan
yang diterima oleh Endah Rahmawati sebagai petugas dinas luar asuransi dari PT
PruLife adalah sebagai berikut:
100
Contoh Penghitungan Petugas Dinas Luar Asuransi
Bukan Pegawai: (2)
Komisi Agen
Bulan
(Rupiah)
Januari 45.000.000,00
Februari 45.000.000,00
Maret 48.000.000,00
April 52.000.000,00
Mei 55.000.000,00
Juni 58.000.000,00
Juli 58.000.000,00
Agustus 62.000.000,00
September 65.000.000,00
Oktober 66.000.000,00
November 68.000.000,00
Desember 70.000.000,00
Jumlah 692.000.000,00
101
Contoh Penghitungan Petugas Dinas Luar Asuransi Bukan
Pegawai: (3)
102
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
YANG DIHITUNG DARI PENGHASILAN BRUTO
103
PPh Ps 21 yg Dihitung dari Jumlah Bruto
*Peserta kegiatan:
PENERIMA PENGHASILAN
peserta perlombaan, PENGHASILAN
peserta rapat/konferensi/kunker,
peserta diklat; dewan
peserta kegiatan lainnya honorarium tidak komisaris/pengawas yg
tidak merangkap sbg
teratur
pegawai tetap perusahaan
pembayaran
peserta kegiatan*
utuh/tdk dipecah
104
Penghitungan PPh Pasal 21 Bruto (cont).
PMK-262/PMK.03/2010: Tata Cara Pemotongan PPh Ps 21 Bagi Pejabat Negara, PNS,
Anggota TNI, Anggota Polri, dan Pensiunannya atas Penghasilan yang Menjadi Beban APBN/
APBD
105
Contoh
Penghitungan PPh Ps 21 Mantan Pegawai dan Komisaris
penghitungan PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan kepada mantan pegawai. Anggi
bekerja pada PT Fajar Wisesa. Pada tanggal 1 Januari 2016 telah berhenti bekerja pada PT
Fajar Wisesa karena pensiun. Pada bulan Maret 2016 Anggi menerima jasa produksi
tahun 2015 dari PT Fajar Wisesa sebesar Rp 60.000.000,00
106
Contoh
Penghitungan PPh Ps 21 Mantan Pegawai dan Komisaris
penghitungan PPh Pasal 21 atas honorarium komisaris yang tidak merangkap sebagai
Pegawai Tetap. Rais Abdu adalah seorang komisaris di PT Media Prima, yang bukan
sebagai pegawai tetap. Dalam tahun 2016, yaitu bulan Desember 2016 menerima
honorarium sebesar Rp 160.000.000,00
107
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21
YANG BERSIFAT FINAL
108
UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN, THT,
DAN JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS
(PP No. 68 Tahun 2009 tgl 16 November ‘09)
UANG PESANGON
0 s/d 50.000.000,- 0% UANG MANFAAT PENSIUN, THT, & JHT
50 juta s/d 100 juta 5% > 0 s/d 50.000.000,- 0%
100 juta s/d 500 juta 15% > 50.000.000,- 5%
> 500 juta 25%
Bersifat FINAL
(dlm hal dibayar sekaligus)
Dalam Hal pesangon dibayarkan sampai dengan tahun ke tiga dan seterusnya
pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 dilakukan dengan menerapkan tarif
Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah bruto
seluruh penghasilan yang terutang atau dibayarkan kepada Pegawai
pada masing-masing tahun kalender yang bersangkutan
110
Contoh 1:
Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 yang dipotong
atas Uang Pesangon dengan jumlah Rp 175.000.000,00.
111
Contoh 2:
Dalam hal pembayaran Uang Pesangon dilakukan dalam beberapa kali
pembayaran, misalnya :
a. Bulan Desember 2015 = Rp 50.000.000,00
b. Bulan April 2016 = Rp 125.000.000.00 (+)
Jumlah Rp 175.000.000,00
113
- Terima Kasih -
@2017
114