LP Gagal Ginjal Kronik Elmara
LP Gagal Ginjal Kronik Elmara
LP Gagal Ginjal Kronik Elmara
Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20, Telp.(0265)7703052 Fax.(0265)771931 Ciamis Website :
www.stikesmucis.ac.id E-mail : [email protected]
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik
makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi menjadi dua kategori yaitu
bahan yang biasanya dieliminasi melalui urin dan menumpuk dalam cairan
endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit, serta asam basa (Abdul, 2015)
adalah gangguan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat pulih
2016).
B. Patofisiologi
dan tubulus) diduga utuh sedangkan yang lain rusak (hipotesa nefron utuh).
saring. Metode adaptif ini memungkinkan ginjal untuk berfungsi sampai ¾ dari
nefron-nefron rusak. Beban bahanyang harus dilarut menjadi lebih besar daripada
yang bisa di reabsorbsi berakibat dieresis osmotic disertai poliuri dan haus.
disertai retensi produk sisa. Titik dimana timbulnya gejala-gejala pada pasien
menjadi lebih jelas dan muncul gejala-gejala pada pasien menjadi lebih jelas dan
muncul gejala-gejala khas kegagalan ginjal bila kira-kira fungsi ginjal telah hilang
80%-90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang demikian lebih rendah itu. (Barbara
C Long).
Pada dasarnya, penyebab gagal ginjal kronik adalah penurunan laju filtrasi
glomerulus atau yang disebut juga penurunan glomerulus filtration rate (GFR).
iskemik ginjal dan kematian jaringan ginajl. Lesi yang paling sering adalah
Nefrosklerosis yaitu suatu kondisi yang disebabkan oleh hipertensi lama yang
3. Infeksi : dapat dijelaskan oleh beberapa jenis bakteri terutama E.Coli yang
berasal dari kontaminasi tinja pada traktus urinarius bakteri. Bakteri ini
mencapai ginjal melalui aliran darah atau yang lebih sering secara ascenden
dari traktus urinarius bagiab bawah lewat ureter ke ginjal sehingga dapat
berat.
kontstriksi uretra.
keturunan yang dikarakteristik oleh terjadinya kista atau kantong berisi cairan
didalam ginjal dan organ lain, serta tidak adanya jaringan ginjal yang bersifat
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Stadium I
Penurunan cadangan ginjal, selama stadium ini kreatinin serum dan kadar
2. Stadium II
Insufisiensi ginjal, dimana lebih dari 75% jaringan telah rusak (GFR
besarnya 25% dari normal). Pada tahap ini kadar BUN dan kreatinin mulai
3. Stadium III
Uremia dimana 90% massa nefron telah hancur. GFR 10% dari normal,
krelin kreatinin < 5-10 ml/menit. BUN dan kreatinin meningkat sangat
menyolok. Urine BD = 1,010, oliguria < 50 ml/24 jam, terjadi perubahan
(1) Menurunnya cadangan ginjal pasien asimtomatik, namun GFR dapat menurun
(2) Insufisiensi ginjal, selama keadaan ini pasien mengalami polyuria dan
nokturia, GFR 10% hingga 25% dari normal, kadar kreatinin serum dan BUN
(3) Penyakit ginjal stadium akhir (ESRD) atau sindrom uremik (lemah, letargi,
ditandai dengan GFR kurang dari 5-10 ml/menit, kadar serum kreatinin dan
BUN meningkat tajam, dan terjadi perubahan biokimia dan gejala yang
komplek.
LAPORAN PENDAHULUAN
GAGAL GINJAL KRONIK (CKD
F. Komplikasi Gagal Ginjal Kronis
Gagal ginjal kronis dapat memengaruhi hampir seluruh anggota tubuh. Komplikasi yang
dapat ditimbulkan antara lain:
Penumpukan cairan pada bagian tubuh (edema) atau organ dalam, termasuk di paru-
paru (edema paru)
Hiperkalemia (tingginya kadar kalium dalam darah) yang dapat mengganggu fungsi
jantung, bahkan bisa menyebabkan henti jantung
Anemia
Kerusakan sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan gangguan mulai dari sulit
berkonsentrasi hingga perubahan kepribadian atau kejang
Penurunan daya tahan tubuh sehingga penderita rentan terserang infeksi
Perikarditis atau peradangan pada perikardium (lapisan yang menyelimuti jantung)
Tulang menjadi lemah dan rentan patah
Disfungsi ereksi atau penurunan kesuburan pada pria
G. Pemeriksaan Penunjang
9. USG ginjal.
12. Sistouretrogram.
13. EKG.
16. Urine :
: keruh.
menurun.
Protein : proteinuria.
H.Penatalaksanaan Medis
1) Dialisis
Dialisis atau dikenal dengan nama cuci darah adalah suatu metode terpi
sisa dan kelebihan cairan dari tubuh. Terapi ini dilakukan apabila fungsi kerja
ginjal sudah sangat menurun (lebih dari 90%) sehingga tidak lagi mampu untuk
menjaga kelangsungan hidup individu, maka perlu dilakukan terapi. Selama ini
dikenal ada 2 jenis dialisis :
dialiser yang berfungsi sebagai ginjal buatan. Pada proses ini, darah dipompa
keluar dari tubuh, masuk kedalam mesin dialiser. Didalam mesin dialiser, darah
dibersihkan dari zat-zat racun melalui proses difusi dan ultrafiltrasi oleh dialisat
(suatu cairan khusus untuk dialisis), lalu setelah darah selesai di bersihkan, darah
dialirkan kembali kedalam tubuh. Proses ini dilakukan 1-3 kali seminggu di
rumah salit dan setiap kalinya membutuhkan waktu sekitar 2-4 jam.
Terapi kedua adalah dialisis peritoneal untuk metode cuci darah dengan
bantuan membrane peritoneum (selaput rongga perut). Jadi, darah tidak perlu
dikeluarkan dari tubuh untuk dibersihkan dan disaring oleh mesin dialisis.
2) Koreksi hiperkalemi
menimbulkan kematian mendadak. Hal pertama yang harus diingat adalah jangan
dapat didiagnosis dengan EEG dan EKG. Bila terjadi hiperkalemia, maka
3) Koreksi anemia
Pengendalian gagal ginjal pada keseluruhan akan dapat meninggikan Hb. Tranfusi
darah hanya dapat diberikan bila ada indikasi yang kuat, misalnya ada infusiensi
coroner.
4) Koreksi asidosis
Natrium Bikarbonat dapat diberikan peroral atau parenteral. Pada permulaan 100
mEq natrium bikarbonat diberi intravena perlahan-lahan, jika diperlukan dapat
5) Pengendalian hipertensi
6) Transplantasi ginjal
I. Asuhan Keperawatan
Pengkajian
1) Identitas pasien
Meliputi nama lengkat, tempat tinggal, umur, tempat lahir, asal suku bangsa,
2) Keluhan utama
bagaimana cara minum obatnya apakan teratur atau tidak, apasaja yang
4) Aktifitas/istirahat :
5) Sirkulasi
Adanya riwayat hipertensi lama atau berat, palpatasi, nyeri dada (angina),
hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan pitting pada kaki, telapak
jarang pada penyakit tahap akhir, pucat, kulit coklat kehijauan, kuning,
kecenderungan perdarahan.
6) Integritas ego
7) Eliminasi
Penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (pada gagal ginjal tahap lanjut),
8) Makanan/Cairan
anoreksia, nyeriulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut
9) Neurosensori
10) Nyeri/kenyamanan
Nyeri panggul, sakit kepala, kram otot/nyeri kaki dan perilaku berhati-
hati/distraksi, gelisah.
11) Pernapasan
12) Keamanan
mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal, petekie, area ekimosis pada
13) Seksualitas
15) Penyuluhan/Pembelajaran
J. Diagnosis
pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik
dua jenis, yaitu diagnosis negatif dan diagnosis positif . diagnosis negatif
menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sakit atau beresiko mengalami sakit
ini terdiri atas Diagnosis Aktual dan Diagnosis Resiko. Sedangkan diagnosis
positif menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai
kondisi yang lebih sehat dan optimal. Diagnosis ini disebut juga dengan Diagnosis
diagnosa keperawatan dari orang dengan kegagalan ginjal kronis adalah sebagai
1) Hipervolemia
2) Defisit nutrisi
3) Nausea
6) Intoleransi aktivitas
9) Nyeri akut
K.Perencanaan
dan orang terdekat pasien untuk merumuskan rencana tindakan keperawatan guna
di prioritaskan.
Proses pelaksanaan imolementasi harus berpusat kepada kebutuhan pasien,
Menurut Purwaningsih & Karlina (2010) ada 4 tahap operasional yang harus
sebagai berikut :
1) Tahap Prainteraksi
ilmiah dan tindakan yang akan dilakukan, mengetahui sumber daya yang
diperlukan, memahami kode etik dan aspek hukum yang berlaku dalam pelayanan
2) Tahap Perkenalan
3) Tahap Kerja
hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan adalah energy pasien,
pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa aman, kondisi pasien, respon pasien
4) Tahap Terminasi
dilakukan tindakan oleh perawat, berikan feedback yang baik kepada pasien dan
puji atas kerjasama pasien, kontrak waktu selanjutnya, rapikan peralatan dan
M. Evaluasi
terhadap respon pasien pada tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Evaluasi
proses atau promotif dilakukan setiap selesai tindakan. Evaluasi dapat dilakukan
dilaksanakan.
dilaksanakan.
pasien
Adapun ukuran pencapaian tujuan pada tahap evaluasi meliputi:
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
ditetapkan
Andra, S.W., & Yessie, M.P. (2013). KMB 1 Keperawatan Medikal Bedah
Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep. Yogyakarta: Nuha Medika
Desfrimadona, (2016). Kualitas Hidup pada Pasien Gagal ginjal Kronik dengan
Hemodialisa di RSUD Dr. M. Djamil Padang. Diploma Thesis Univesitas
Andalas