Laporan Ketik OTK 1 - Filtrasi Kelompok 10

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

OPERASI TEKNIK KIMIA 1


(STK4227)

PERCOBAAN 1
FILTRASI

DOSEN PEMBIMBING: Prof. Ir. MUTHIA ELMA, S.T., M.Sc., Ph.D

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK X (SEPULUH)

AHMAD RAIHAN FIRDAUS (2010814310002)


BELLA FEBRIANTY PUTRI S. (2010814220021)
RAYHAN MAHESWARA R. (2010814210020)

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKRAT
BANJARBARU

2022
ABSTRAK

Cairan melekat pada padatan yang dipisahkan yang mengandung beberapa padatan dalam
filtrat.. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability
number, menentukan filterability number dari media pasir kuarsa tertahan ayakan 710 mikron dan
2000 mikron. Selain itu juga dapat membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa
710 mikorn dan 2000 mikron. Bahan yang digunakan untuk percobaan adalah pasir kuarsa dan
CaCO3 sebagai suspensi. Peralatan diisi dengan air secara reverse flow filling melalui drain outlet
tube. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka saat pengisian, lalu ditutup apabila
ketinggian pada manometer sama. Dimasukkan larutan suspensi dalam storage funnel. Drain
outlet tube dimasukkan ke dalam penampung dan flow control valve dibuka. Catat Headloss,
waktu penampungan filtrat dan volume yang tertampung. Filtrat yang tertampung disaring pada
media pasir kuarsa ukuran 710 mikron. Timbang endapan basah, lalu keringkan di oven dan
didinginkan kemudian endapan ditimbang kembali sebagai endapan kering. Lakukan kembali cara
yang sama untuk media pasir kuarsa ukuran 2000 mikron. Nilai filterability number pada pasir
kuarsa 710 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa 2000 mikron. Semakin besar filterability
number maka semakin baik pula kemampuan media filter tersebut dalam melakukan filtrasi. Hal
ini dikarenakan ukuran partikelnya lebih kecil dan jarak antar partikelnya lebih rapat sehingga
memiliki hasil penyaringan yang baik. Adapun nilai filterability number untuk filter media pasir
kuarsa 710 mikron adalah 0,0560 dan untuk pasir kuarsa 2000 mikron adalah 0,0320. Nilai
filterability number terbaik adalah pasir kuarsa 710 mikron. Filterability yang baik ditunjukkan
dengan nilai filterability number (F) yang tinggi.

Kata Kunci : Filterability number, filter, filtrasi, suspensi, ukuran partikel

I-i
PERCOBAAN 1
FILTRASI

1.1 PENDAHULUAN

1.1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah:
1. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number.
2. Menentukan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 710 mikron dan 2000 mikron.
3. Membandingkan filterability number dari media pasir kuarsa yang tertahan
ayakan 710 mikron dan 2000 mikron.

1.1.2 Latar Belakang


Filtrasi pemisahan untuk menghilangkan partikel padat,
mikroorganisme/tetesan dari cairan/gas dengan mendepositkan ke media
penyaringan. Partikel diendapkan baik di permukaan luar media filter atau
didalam cairan yang sedikit banyak terpisah dari padatannya disebut filtrate,
efluen, meresap atau dalam hal pengolahan air bersih. Seperti dalam pemisahan
lainnya yang pemisahan fasenya kurang lengkap (Ripperger dkk., 2012).
Ada sebuah pengujian yang digunakan dalam industri untuk mengevaluasi
karakteristik kemampuan filter dari cairan hidrolik. Sangat penting bahwa filter
sistem menghilangkan kontaminan untuk meminimalkan keausan yang dapat
mempengaruhi kinerja pompa. Kemampuan cairan untuk melewati filter halus
tanpa penyumbatan yang dikenal sebagai filterability (Totten dan Negri, 2012).
Aplikasi filtrasi dalam dunia industri yaitu pada produksi air minum
dengan osmosis baik, penyaringan bir dan pemisahan lumpur limbah titik filtrasi
melibatkan pemisahan salah satu atau lebih komponen (Purchas dan Sutherland,
2002). Oleh karena itu, percobaan ini penting dilakukan agar praktikan dapat
mengetahui dan mempelajari proses filtrasi dalam dunia industri.

I-1
1.2 DASAR TEORI

Filtrasi adalah proses pemisahan untuk menghilangkan partikel padat,


mikroorganisme atau tetesan dari cairan atau gas dengan mendepositkannya pada
media penyaringan yang disebut sekat, yang pada dasarnya permeabel hanya
untuk fase fluida dari campuran yang dipisahkan. Partikel diendapkan baik di
permukaan luar media filter dan atau didalam kedalamannya. Permeasi fase fluida
melalui media filter terhubung ke gradien tekanan. Kadang-kadang bagaimanapun
pemurnian cairan atau gas disebut filtrasi bahkan ketika tidak ada media
semipermeabel yang terlibat (seperti dalam filtrasi elektrokinetik). Cairan yang
sedikit banyak terpisah dari padatannya disebut filtrate, efluen, meresap atau
dalam hal pengolahan air bersih. Seperti dalam proses pemisahan lainnya
pemisahan fase tidak pernah lengkap. Cairan melekat pada padatan yang
dipisahkan (cake dengan sisa kelembaban) dan filtrat yang sering mengandung
beberapa padatan (kandungan padatan dalam filtrat atau kekeruhan) (Ripperger
dkk., 2012).
Media filter adalah bahan apapun yang dibawah kondisi pengoperasian
filter dapat ditembus oleh satu atau lebih komponen campuran larutan atau
suspensi dan tidak dapat ditembus oleh komponen lainnya. Komponen yang
tertahan dapat berupa partikel padat, tetesan cairan, bahan koloid, spesies molekul
atau ion dalam larutan, sedangkan permen (filtrat) biasanya akan menjadi cairan
atau pelarut dan suspensi, bersama dengan beberapa komponen lainnya. Filter
adalah setiap perangkat dimana pemisahan dicapai antara komponen lain dari
suspensi atau larutan dalam cairan yang mungkin cair atau gas di mana pemisahan
disebabkan oleh cara mekanis tanpa melibatkan perubahan fasa (seperti pelelehan
padatan atau penguapan cairan) . Filtrasi hampir seluruhnya merupakan
karakteristik dari ukuran partikel, atau molekul yang dipisahkan sedangkan
kepadatan partikel relatif adalah fitur yang lebih penting dalam sedimentasi.
sebagian besar proses filtrasi melibatkan penghilangan partikel, tetesan atau
molekul dari cairan, melalui penghalang fisik, media filter yang mana mereka
tidak akan melewati berdasarkan ukurannya. Suatu bentuk filter tertentu mungkin

I-2
I-3

dapat menggunakan berbagai macam media filter untuk mencapai pemisahan yang
sama atau berbeda titik ada dua tujuan utama dalam filtrasi yaitu untuk
menghilangkan kotoran dari cairan dan untuk memulihkan bahan penting dari
suspensi dalam cairan. Pada tujuan pertama biasanya menggunakan media filter
berpori halus dan berfungsi untuk menghilangkan sebanyak mungkin pengotor
dan sebaiknya semuanya. Untuk tujuan kedua berfungsi untuk mendapatkan
kembali bahan yang diinginkan selengkap mungkin tetapi menggunakan media
yang lebih kasar terutama karena kue dari padatan yang dibolehkan melakukan
sebagian besar penyaringan dan juga kurang memperhatikan kejernihan filtrat
(Purchas dan Sutherland, 2002).
Kemampuan cairan hidrolik untuk melewati filter halus tanpa
menyumbatnya dikenal sebagai filterability. Prosedur ini tidak cocok untuk
beberapa cairan hidrolik yang memiliki sifat khusus yang diberikan oleh spesies
molekul yang sangat besar. Hasil pengujian pada setiap tahap biasanya akan
dilaporkan sebagai lulus atau gagal terhadap batas kemampuan filter 50.
Filterability number ini dihasilkan oleh persamaan berdasarkan jumlah waktu
yang dibutuhkan fluida untuk melewati media filter. Hasil lulus di atas 50 dapat
disertai dengan nilai rata-rata yang ditentukan dalam tanda kurung. Hasil dibawah
50 umumnya memiliki reproduktifitas yang buruk dan nilai rata-rata tidak boleh
dilaporkan (Totten dan Negri, 2012).
Filterability bukan merupakan sifat khusus dari suspensi, tetapi
merupakan sifat yang saling mempengaruhi antara suspensi dan filter media. Jika
salah satu sifat dari suspensi atau filter media dijaga konstan, sebagai contoh
penggunaan filter media yang standar maka perubahan dari filterability hanya
mencerminkan perubahan suspensi.Suatu suspensi akan dianggap mudah disaring
jika dapat melewati porous media dengan cepat, menghasilkan filtrat jernih
dengan sedikit sumbatan pada filter media. Penyumbatan tersebut biasanya
dinyatakan sebagai loss of permeability, yang menunjukkan penambahan pressure
drop atau headloss. The Filterability Number (F), dapat dihitung berdasarkan
rumus 1.1 berikut (McCabe dkk., 1999):
I-4

F = …

(1.1)

Dimana :
H = Headloss (tekanan terukur) (cm)
C = Konsentrasi rata-rata (g/cm3)
C0 = Konsentrasi inlet suspension (g/cm2)
V = Kepadatan rata-rata (Volumetric flow rate per unit area) (cm/s)
t = waktu operasi penyaringan (s)

Adapun macam-macam filter dapat diklasifikasikan sebagai berikut


(Geankoplis, 1993) :
1. Filter Klasifikasi
Filter klasifikasi dikenal juga sebagai filter komponen tebal karena partikel-
partikel zat padat dianggap di dalam medium filter dan biasanya tidak ada
lapisan zat padat yang terlihat.
2. Filter ampas
Filter ampas adalah untuk memisahkan zat padat yang kuantitasnya besar
dalam bentuk ampas,kristal atau lumpur. Dalam filtrasi penumpukan ampas
(cake filtration) zat cair mengalir melalui dua tahapan yaitu tahapan ampas dan
tahapan medium filter. Tahapan ampas adalah nol pada awal filtrasi dan
meningkat pada waktu selama berlangsung filtrasi. Pada tahapan medium filter
digunakan pada tahap-tahap awal.
3. Filter plat atau frame presses
Jenis filter ini diatur berlapis satu dengan yang lain dan didukung sepanjang
jalur (rel). Bagian pelat mempunyai permukaan bergaris-garis dan bagian
bagian tepinya lebih tebal sedikit yang harus dibuat dengan hati-hati.
Sedangkan frame yang tidak terisi bagian tengahnya dipasang di samping plate
dengan meletakkan kertas kain saring ditengahnya dan didapatkan dengan
rekap pemutar oleh tangan disebut press.
I-5

4. Filter daun
Jenis filter ini biasanya dilakukan pada tekanan yang lebih tinggi dari filter
press serta penghemat tenaga manusia.
5. Filter kontinu
Dalam filter ini, misalnya pada jenis teramat putar, umpan filter dan ampas
bergerak pada laju tetap dan steady.
Faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi penyaringan ada 4 (empat)
faktor dan menentukan hasil penyaringan dalam bentuk kualitas efluen serta masa
operasi saringan yaitu (Huisman, 1974) :
1. Ketebalan lapisan media filter
Semakin tebal lapisan media filter, hasil dari proses filtrasi akan lebih baik
karena luas permukaan penahan partikel-partikel semakin besar dan jarak yang
ditempuh oleh air semakin panjang.
2. Suhu air
Suhu air akan berpengaruh terhadap kekentalan air, aktivitas biologi dan reaksi
kimia yang akan mempengaruhi proses filtrasi.
3. Kecepatan
Kecepatan aliran akan mempengaruhi proses penahanan mekanisme terhadap
bahan-bahan tersuspensi. Apabila kecepatan filtrasi meningkat efektivitas
filtrasi akan menurun.
4. Kualitas air
Semakin rendah kualitas air yang akan difilter, maka memerlukan pengolahan
yang sempurna atau kompleks.
Pasir kuarsa (quartz sands) merupakan pelapukan dari batuan beku asam
seperti batu granit, gneiss atau batu beku lainnya yang mengandung mineral
utama kuarsa. Hasil pelapukan ini kemudian mengalami proses sedimentasi,
terbawa air atau angin kemudian diendapkan di tepi tepi sungai, atau pantai.
Karena jumlahnya yang cukup besar dan terlihat memutih di sepanjang tepi
sungai, danau atau pantai tersebut, maka di Indonesia lebih dikenal dengan nama
pasir putih titik kualitas pasir kuarsa di Indonesia cukup bervariasi tergantung
pada proses genesa dan pengaruh mineral pengotor yang ikut terbawa saat proses
I-6

sedimentasi. Material pengotor ini bersifat sebagai pemberi warna pada pasir
kuarsa dan dari warna tersebut prosentase derajat kemurniaan dapat diperkirakan
titik butiran yang mengandung banyak senyawa oksida besi akan terlihat berwarna
kuning, kandungan unsur aluminium dan Titan secara visual akan lebih jernih dan
kandungan unsur kalsium, magnesium dan kalium cenderung membentuk warna
kemerahan. Di alam, pasir kuarsa ditemukan dengan ukuran butiran mulai fraksi
yang halus (< 0,06 mm) apabila terdapat jauh dari batuan induk, sedangkan
ukuran kasar (> 2 mm) terletak tidak jauh dari batuan induk. Sifat fisik pasir
kuarsa memiliki ciri yang khas, yaitu warna putih bening atau warna lain
tergantung senyawa pengotornya, kekerasan berkisar antara 7 (skala mohs), berat
jenis antara 2,50 - 7,50 titik lebur antara 1715°C, bentuk kristal hexagonal, panas
spesifikasi 0,185 dan kontinuitas panas antara 12-100°C (Mulyani, 2013).
Calcium carbonat (CaCO3) memiliki sifat kimia sedikit larut dalam air.
Sifat fisik Calcium carbonat (CaCO3) sebagai berikut (Merck, 2022) :
Berat Molekul : 100,09 g/mol
Bentuk : Padat
Warna : Abu-abu muda
pH : 8,0
Titik lebur/beku : 800 oC
Titik didih : 800 oC
Densitas : 2,8 g/cm3
Kelarutan dalam air : 0,017 g/l pada 20 oC

Sifat fisik dan kimia dari air (H2O) memiliki sebagai berikut (Labchem,
2020):
Berat molekul : 18 g/mol
Bentuk : Liquid
Warna : Tidak berwarna
pH :7
Titik didih : 100 oC
Titik leleh : 0 oC
I-7

Densitas : 1 g/mL
1.3 METODOLOGI PERCOBAAN

1.3.1 Alat dan Rangkaian Alat


1.3.1.1 Alat Utama
Alat utama yang digunakan pada percobaan ini adalah W4 Filterability
apparatus seperti yang ditunjukkan Gambar 1.1

Rangkaian Alat

Keterangan:
A. Perspex coloumn E. Manometer
B. Storage funnel F. Air release plug
C. Flow control valve G. Drain outlet tube
D. Flowmeter

Gambar 1.1 Rangkaian Alat W4 Filterability Apparatus

I-7
I-8

1.3.1.2 Alat pendukung


Alat - alat pendukung yang digunakan pada percobaan ini adalah:
Gelas ukur 500 mL dan 100 mL – Corong
Gelas beker 500 mL – Stopwatch
Cawan porselin – Desikator
Sudip – Ayakan
Pengaduk kaca – Oven
Neraca Ohaus – Erlenmeyer

1.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah:
– Pasir kuarsa ukuran 710 mikron dan 2000 mikron
– CaCO3 4 gram
– Akuades
– Kertas saring

1.3.3 Prosedur Percobaan


1.3.3.1 Percobaan Pendahuluan (Preliminary)
1. Peralatan seperti pada Gambar 1.1 diisi dengan cairan jernih secara reverse
flow filling melalui drain outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk
menghilangkan gelembung udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
tinggi yang sama.
4. Drain outlet tube dimasukkan dalam penampung.
5. Flow control valve dibuka untuk memastikan aliran.

1.3.3.2 Persiapan Media (Preparation of Media)


1. Pasir kuarsa yang tertahan ayakan 710 mikron diambil untuk menyediakan
timbunan setinggi 4 cm.
I-9

2. Media dipindahkan ke dalam perspex coloumn dan dibasahi.


3. Peralatan seperti Gambar 1.1 diisi dengan cairan jernih secara reverse flow
filling melalui drain outlet tube.
4. Cairan dimasukkan sampai batas perspex coloumn yang terisi media, flow
control valve dibuka dan drain outlet dimasukkan ke dalam penampung.
5. Waktu dan volume pengosongan serta headloss dicatat.

1.3.3.3 Persiapan Suspensi


1. CaCO3 ditimbang sebanyak 4 gram.
2. CaCO3 dimasukkan ke dalam 1000 mL akuades.

1.3.3.4 Test Filterability


1. Peralatan seperti pada Gambar 1.1 diisi dengan cairan jernih secara reverse
flow filling melalui drain outlet tube dengan bantuan corong kecil untuk
menghilangkan gelembung udara.
2. Manometer air release plug dan flow control valve dibuka pada saat
pengisian.
3. Manometer air release plug dan flow control valve ditutup setelah mencapai
ketinggian yang sama.
4. Larutan suspensi diisi ke dalam storage funnel.
5. Drain outlet tube dimasukkan ke dalam penampung dan flow control valve
dibuka.
6. Headloss yang tertera pada manometer dibaca.
7. Waktu pengumpulan filtrat dan volume yang tertampung dicatat.
8. Filtrat yang tertampung disaring dengan kertas saring.
9. Endapan basah ditimbang, dikeringkan dengan menggunakan oven dan
didinginkan lalu endapan kering beserta kertas saring ditimbang.
10. Langkah selanjutnya diulangi untuk media kuarsa ukuran 2000 mikron.
1.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

1.4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Kuarsa 710 Mikron
Manometer Waktu
Berat Volume
Jenis Filtrat Pengosongan Filtrat
suspensi suspensi Pengosongan (mm)
media (mm) (s) (s)
(gram) (mL)
h0 h1 h2 Δh h0 h1 h2 Δh

Kuarsa
710 4 1000 405 419 391 28 386 426 346 80 4,81 35,64
mikron

(Lanjutan) Tabel 1.1 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Kuarsa 710 Mikron
Massa Massa endapan + Massa endapan
Volume Volume
Jenis kertas kertas saring (gram) (gram)
pengosongan filtrasi
media saring
Basah Kering Basah Kering (mL) (mL)
(gram)
Kuarsa
710 2,7380 11,3802 4,7943 8,6422 2,0563 48 1.024
mikron

Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Kuarsa 2000 Mikron
Manometer Waktu
Berat Volume
Jenis Filtrat Pengosongan Filtrat
suspensi suspensi Pengosongan (mm)
media (mm) (s) (s)
(gram) (mL)
h0 h1 h2 Δh h0 h1 h2 Δh

Kuarsa
2000 4 1000 400 415 385 30 413 429 398 31 1,95 28,96
mikron

(Lanjutan) Tabel 1.2 Hasil Pengamatan Filtrasi pada Pasir Kuarsa 2000 Mikron
Massa Massa endapan + Massa endapan
Volume Volume
Jenis kertas kertas saring (gram) (gram)
pengosongan filtrasi
media saring
Basah Kering Basah Kering (mL) (mL)
(gram)
Kuarsa
2000 2,7380 11,0751 6,1121 9,0751 3,3741 55,5 1.050
mikron

I-10
I-11

1.4.2 Hasil Perhitungan


Tabel 1.3 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi 710 Mikron
Jenis media H C Co v tfiltrasi
F
(mikron) (cm) (g/cm ) 3
(g/cm )3
(cm/s) (s)
Kuarsa 710
8 0,0021 0,004 3,4321 30,83 0,0560
mikron

Tabel 1.4 Hasil Perhitungan Proses Filtrasi Kuarsa 2000 Mikron


Jenis media H C Co v tfiltrasi
F
(mikron) (cm) (g/cm ) 3
(g/cm )3
(cm/s) (s)
Kuarsa
2000 3,1 0,0034 0,004 3,0468 27,01 0,0320
mikron

1.4.3 Pembahasan
Filterability number adalah adalah sebuah bilangan tak berdimensi yang
digunakan untuk mengetahui sesuai atau tidaknya proses filtrasi yang telah
dilakukan serta untuk menentukan filter media yang baik untuk digunakan.
Filterability number dihasilkan oleh persamaan berdasarkan jumlah waktu yang
dibutuhkan fluida untuk melewati media filter (Totten dan Negri, 2012). Faktor-
faktor yang mempengaruhi filterability number yaitu headloss, konsentrasi rata-
rata filtrat, kecepatan rata-rata, waktu operasi penyaringan dan konsentrasi inlet
suspension.
Suspensi yang digunakan pada percobaan ini adalah CaCO 3 sebanyak 4
gram. CaCO3 berfungsi sebagai slurry yang dilewatkan pada media filter dan
CaCO3 merupakan unsur yang mudah mengendap. Partikel CaCO3 harus dalam
bentuk larutan yang sudah diaduk hingga homogen, sehingga sebelum
dimasukkan di perspex column tidak terjadi pengendapan. Media yang digunakan
adalah pasir kuarsa yang tertahan ayakan 710 mikron dan 2000 mikron. Bedanya
ukuran media yang digunakan agar dapat membandingkan nilai filterability
number.
I-12

Perbandingan proses filtrasi antara pasir kuarsa 710 mikron dan 2000
mikron dapat dilihat pada Gambar 1.2

Gambar 1.2 Perbandingan Proses Filtrasi antara Pasir Kuarsa 710 Mikron dan
2000 Mikron

Gambar 1.2 menunjukkan perbedaan nilai headloss terhadap ukuran pasir kuarsa
710 mikron dan 2000 mikron. Headloss adalah suatu perbedaan tekanan yang
diakibatkan oleh fluida saat melewati sistem pengaliran (pipa). Headloss
mempengaruhi filterability number, dimana semakin tinggi nilai headloss maka
akan semakin besar filterability number. Berdasarkan hasil percobaan pada Tabel
1.2 didapatkan nilai headloss pada pasir kuarsa 710 mikron 8 cm. Sedangkan nilai
headloss pada pasir kuarsa 2000 mikron 3,1 cm. Headloss pada pasir kuarsa 710
mikron lebih besar daripada pasir kuarsa 2000 mikron karena ukuran partikel-
partikel pasir kuarsa 2000 mikron lebih besar daripada pasir kuarsa 710 mikron
sehingga jarak antara partikelnya lebih besar sehingga menyebabkan headloss
yang dihasilkan lebih kecil.
Waktu filtrasi pada media pasir kuarsa 710 mikron dan 2000 mikron
berturut-turut adalah 30,83 s dan 27,01 s. Pada media pasir kuarsa 2000 mikron
waktu filtrasinya lebih cepat daripada sampel pasir kuarsa 710 mikron. Hal ini
bisa terjadi karena kerapatan antara partikel pasir kuarsa 2000 mikron lebih besar
I-13

daripada pasir kuarsa 710 mikron, sehingga air lebih mudah melewati celah
tersebut. Semakin besar luas permukaan suatu media, maka akan semakin Panjang
jarak yang dibutuhkan dalam proses filtrasi (Huisman, 1974).
Kecepatan rata-rata pasir kuarsa 710 mikron dan 2000 mikron berturut-
turut adalah 2,4321 cm/s dan 3,0468 cm/s. Kecepatan rata-rata pasir kuarsa 710
mikron lebih kecil daripada pasir kuarsa 2000 mikron. Kecepatan filtrasi akan
meningkat seiring dengan besaran suatu partikel bahan yang digunakan. Menurut
Huisman (1974), kecepatan aliran akan mempengaruhi proses penahanan
mekanisme terhadap bahan-bahan tersuspensi.
Nilai konsentrasi filtrat juga mempengaruhi filterability number. Nilai
konsentrasi filtrat yang didapatkan sesuai dengan Gambar 1.2 Untuk media pasir
kuarsa 710 mikron dan 2000 mikron berturut-turut adalah 0,0021 g/cm3 dan
0,0034 g/cm3. Nilai konsentrasi filtrat pasir kuarsa 710 mikron lebih kecil
daripada pasir kuarsa 2000 mikron, sehingga larutan suspense lebih sulit lolos dan
konsentrasi filtrat yang dihasilkan lebih kecil. Semakin tebal media filter, hasil
dari proses filtrasi akan lebih baik karena luas permukaan penahanan partikel-
partikel semakin besar dan konsentrasi yang didapatkan semakin kecil (Huisman,
1974).
Suspensi yang dugunakan dalam percobaan ini adalah CaCO3 (kalsium
karbonat) sebanyak 4 gram yang dilarutkan dalam 1000 mL akuades. Konsentrasi
inlet suspension (Co) yang digunakan untuk ekdua jenis media adalah sama yaitu
0,04 g/mL, dikarenakan pada percobaan ini menggunakan bahan dan jumlah
massa yang sama sebagai variable tetap. Kalsium karbonat berfungsi sebagai
slurry yang dilewatkan pada media filter. Konsentrasi inlet suspension
mempengaruhi nilai filterability number dikarenakan semakin besar nilai
konsentrasi inlet suspension mengakibatkan suspensi semakin sulit lolos dalam
filter media dikarenakan lubang pori yang tersumbat.
Nilai filterability number (F) yang diperoleh pada percobaan ini dengan
pasir kuarsa 710 mikron dan 2000 mikron berdasarkan Gambar 1.2 berturut-turut
adalah 0,0560 dan 0,0320. Nilai filterability number pada pasir kuarsa 2000
mikron lebih kecil dibandingkan dengan pasir kuarsa 710 mikron. Semakin besar
I-14

nilai filterability number (F) maka semakin baik pula kemampuan media filter
tersebut melakukan filtrasi. Hal ini dikarenakan ukuran partikel pada pasir kuarsa
710 mikron lebih kecil dibandingkan pasir kuarsa 2000 mikron. Sehingga
mempersulit larutan suspense untuk melewati media filter dan menyebabkan
tekanan pada media serta headloss yang dihasilkan akan lebih besar.
1.5 PENUTUP

1.5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi filterability number adalah konsentrasi,
filtrat, headloss, kecepatan rata – rata filtrasi, waktu filtrasi dan konsentrasi
inlet suspension.
2. Nilai filterability number untuk media pasir kuarsa 710 mikron adalah 0,0560
sedangkan media pasir kuarsa 2000 mikron adalah 0,0320.
3. Berdasarkan percobaan didapatkan nilai filterability number yang terbaik
adalah pasir kuarsa 710 mikron, nilai filterability yang baik ditunjukkan oleh
nilai F yang tinggi.

1.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah mengganti variasi
media filter dengan batu apung. Batu jenis ini memiliki pori-pori yang cukup
banyak dan bagus untuk penyaringan. Hal ini agar mengefektifkan proses filtrasi
dan data yang didapatkan juga akan bervariasi.

I-15
DAFTAR PUSTAKA

DP.I-1
DAFTAR NOTASI

F = Angka Filterability number


H = Headloss dalam mm
C = Konsentrasi rata-rata filtrat dalam g/cm3
v = Kecepatan rata – rata cairan dalam cm/s
Co = Konsentrasi inlet suspension dalam g/cm3
t = waktu operasi filtrasi dalam detik (s)
h1 = head (tekanan) pada titik 1 dalam mm
h2 = head (tekanan) pada titik 2 dalam mm
m = Massa senyawa dalam gram
ρ = Massa jenis atau densitas dalam g/cm3
V = Volume cairan dalam mL
Q = Debit atau banyaknya volume cairan yang mengalir tiap satuan waktu
dalam cm3/s
A = Total satuan luas dalam m2

DN.I-1
LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Media Pasir Kuarsa yang Tertahan Ayakan 710 Mikron


Diketahui : h1 = 426 mm = 42,6 cm
h2 = 346 mm = 34,6 cm
m CaCO3 = 4 gram
ρ air = 1 gram/cm3
V air = 1000 mL = 1000 cm3
m endapan kering = 2,0563 gram
t Filtrat = 35,64 s
V pengosongan = 48 mL = 48 cm3
m endapan basah = 8,6422 gram
V Filtrasi = 1024 mL = 1024 cm3
t Pengosongan = 4,81 s
d = 3,8 cm
Ditanya : F = ….?
Jawab :
a. Menghitung Headloss (∆H)
∆H = h1 – h2
= (42,6 – 34,6) cm
= 8 cm

b. Menghitung Konsentrasi Inlet Suspension (C0)

C0 =

c. Menentukan Konsentrasi Rata-Rata Filtrasi (C)


– m air menguap = (m endapan basah – m endapan kering)
= (8,6422 – 2,0563) gram

LP.I-1
= 6,5859 gram

LP.I-2
LP.I-2

– V air menguap =

– V Filtrat = V Filtrasi – V pengosongan + V air menguap


= (1024 – 48 + 6,5859) cm3
= 982,5859 cm3
– Konsentrasi Rata-Rata Filtrat

C= 0,0021 g/cm3

d. Menghitung Kecepatan Rata-Rata (ν)

ν =

Q = 27,5697 cm3/s

Dimana, t filtrasi = t filtrat – t pengosongan


= (35,64 – 4,81) s
= 30,83 s
Dan

A = 11, 3354 cm2

Jadi

ν = 2,4321 cm/s

e. Menghitung Filterability Number


LP.I-3

F = 0,0560

2. Media Pasir Kuarsa yang Tertahan Ayakan 2000 Mikron


Diketahui : h1 = 429 mm = 42,9 cm
h2 = 39,8 mm = 39,8 cm
m CaCO3 = 4 gram
ρ air = 1 gram/cm3
V air = 1000 mL = 1000 cm3
m endapan kering = 3,3741 gram
t Filtrat = 28,96 s
V pengosongan = 55,5 mL = 55,5 cm3
m endapan basah = 9,0751 gram
V Filtrasi = 1050 mL = 1050 cm3
t Pengosongan = 1,95 s
d = 3,8 cm
Ditanya : F = ….?
Jawab :
a. Menghitung Headloss (∆H)
∆H = h1 – h2
= (42,9 – 39,8) cm
= 3,1 cm

b. Menghitung Konsentrasi Inlet Suspension (C0)

C0 =

c. Menentukan Konsentrasi Rata-Rata Filtrasi (C)


LP.I-4

– m air menguap = (m endapan basah – m endapan kering)


= (9,0751 – 3,3741) gram
= 5,7010 gram

– V air menguap =

– V Filtrat = V Filtrasi – V pengosongan + V air menguap


= (1050 – 55,5 + 5,7010) cm3
= 1000,2010 cm3

– Konsentrasi rata-rata Filtrat

C = 0,0034 g/cm3

d. Menghitung Kecepatan Rata-Rata (ν)

ν =

Q = 34,5373 cm3/s

Dimana, t filtrasi = t filtrat – t pengosongan


= (28,96 – 1,95) s
= 27,01 s
Dan

A = 11, 3354 cm2

Jadi
LP.I-5

ν = 3,0468 cm/s

e. Menghitung Filterability Number

F = 0,0320

Anda mungkin juga menyukai