Sop Kia KB

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 44

PELAYANAN ANTENATAL

No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan yang di berikan pada ibu hamil dan selama
kehamilannya
2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan Pemeriksaan Ante Natal, sehingga
dapat menyelesaikannya dengan baik, melahirkan Bayi sehat dan
memperoleh kesehatan yang optimal pada masa nifas dan dapat
menyusui dengan baik dan benar
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
4. Referensi 1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
2. Pedoman pelayanan antenatal terpadu tahun 2020
5. Alat dan Bahan Persiapan
A. Alat
1. Lennec
2. Doopler
3. Meteran Kain Pengukur Tinggi Fundus Uteri
4. Meteran Pengukur LILA
5. Selimut
6. Reflek Hammer
7. Jarum Suntik DiSOPsible 2,5 ml
8. Air Hangat
9. Timbangan Berat Badan Dewasa
10. Tensimeter air raksa
11. Stoscope
12. Bed Obstetri
13. Spekulum gyne
14. Lampu halogen/ senter
15. Kalender kehamilan
B. Bahan
1. Sarung tangan
2. Kapas steril
3. Kasa steril
4. Alkohol 70%
5. Jelly
6. Sabun Anti Septik
7. Wastafel dengan air yang mengalir
8. Vaksin Td
6. Langkah-langkah/ 1. Persiapan
Prosedur  Mempersiapkan alat dan bahan medis yang diperlukan
 Mempersiapkan bumil dan di persilahkan mengosongkan
kandung kemih
 Petugas mencuci tangan dengan sabun anti septik dan
bilas dengan air mengalir dan keringkan
2. Pelaksanaan
a. Anamnese
 Riwayat perkawinan
 Riwayat penyakit ibu dan keluargta
 Status riwayat haid / HPHT
 Status Imunisasi ibu saat ini
 Kebiasaan ibu
 Riwayat persalinan terdahulu
Dari anamnese haid tersebut,tentukan usia kehamilan dan buat
taksiran persalinan

b. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan umum
 Keadaan umum bumil
 Ukur Tinggi badan, dan timbang berat badan (T1 )
 Tanda Vital : Tekanan darah, nadi, RR, T ( T2 )
 Ukur LILA ( T3 )
 Pemeriksaan fisik menyeluruh ( dari kepala sampai
ekstermitas )
2) Pemeriksaan khusus
 Umur kehamilan < 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Fundus
(2) Hiperpigmentasi ( pada areola mammae, Linnea
nigra )
(3) Striae
b) Palpasi
(1) Tinggi Fundus Uteri
(2) Keadaan Perut
c) Auscultasi
 Umur Kehamilan > 20 mgg
a) Inspeksi
(1) Tinggi Fundus uteri
(2) Hiperpigmentasi dan Striae
(3) Keadaan dinding Perut
b) Palpasi/ Presentasi janin dan Auscultasi (T4 )
Lakukan pemeriksaan Leopold dan Instruksi kerjanya
sebagai berikut :
(1) Leopold 1
- Letakkannsisi lateral telunjuk kiri pada puncak
fundus uteri untuk menentukan tinggi fundus .
Perhatikan agar jari tersebut tidak mendorong
uterus ke bawah ( jika diperlukan, fiksasi uterus
bawah dengan meletakkan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan di bagian lateral depan kanan dan
kiri, setinggi tepi dan simfisis.
- Angkat jari telunjuk kiri ( dan jari nyang
memfiksasiuterus bawah ) kemudian atur posisi
pemeriksa sehingga menghadap ke bagian kepala
ibu
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
fundus uteri dan rasakan bagian bayi yang ada
pada bagian tersebut dengan jalan menekan
secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian.
(2) Leopold 2
- Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut
lateral kanan dan telapak tangan kanan pada
dinding perut lateral kiri ibu sejajar dan pada
ketinggian yang sama.
- Mulai ke bagian atas, tekan secara bergantian atau
bersamaan telapak tangan kiri dan kanan
kemudian geser kearah bawah dan rasakan
adanya bagian yang ratadan memanjang
( punggung ) atau bagian yang kecil – kecil
( ekstermitas )
(3) Leopold 3
- Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan
menghadap pada bagian kaki ibu.
- Letakkan ujung telapak tangan kiri pada dinding
lateral kiri bawah, telapak tangan kanan pada
dinding lateral kanan bawah perut ibu. Tekan
secara lembut bersamaan atau bergantian untuk
menentukan bagian bawah bayi ( bagian keras
bulat dan hampir homogen adalah kepala,
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris
adalah bokong.
(4) Leopold 4
- Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada
dinding lateral kiri dan kananberada pada tepi atas
simifis
- Tentukan kedua jari kiri dan kanan, kemudian
rapatkan semua jari – jari tangan kanan yang
meraba dinding bawah uterus.
- Perhatikan sudut yang dibentuk olrh jari-jari kiri dan
kanan ( konvergen/ divergen )
- Pindahkan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi ( bila presentasi kepala,
upayakan memegang bagian kepala didekat leher
dan bila presentasi bokong upayakan untuk
memegang pinggang bayi )
- Fiksasikan bagian tersebut kearah pintu atas
panggul, kemudian letakkan jari-jari tangan kanan
diantara tangan kiri dan simfisis untukmmenilai
seberapa jauh bagian terbawah telah memasuki
pintu atas panggul

c. Auscultasi
- Pemeriksaan bunyi dan frekwensi jantung janin
Tablet Fe ( T5 )
Imunisasi Td ( T6 )

d. Pemeriksaan tambahan
- Tes Laboratorium ( T7 ) rutin : Hb, golongan darah,
reduksi urindan protein urin
- USG
3. Akhir Pemeriksaan
- Buat kesimpulan hasil pemeriksaan.
- Buat prognosa dan rencana Tata laksana Kasus
( T8 )
- Catat hasil pemeriksaan pada buku KIA dan status
pasien
- Temu Wicara / Konseling atau Penyuluhan ( T9 )
yang meliputi : Usia kehamilan, letak janin, posisi
janin, taksiran persalinan, resiko yang ditentukan
atau adanya penyakitlain.
- Jelaskan untuk kunjungan ulang
- Tatalaksana atau mendapatkan Pengobatan (T10)
Beri alasan bila pasien rujuk ke rumah sakit
7. Baganalir -
8. Unit terkait 1. Unit BP
2. Unit Laboratorium
3. Unit Gigi
4. Unit Gizi

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN PERSALINAN NORMAL
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Proses Pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atu dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
secara SOPntan dengan presentasi belakang kepala dan tanpa
komplikasi
2. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam mengupayakan kelangsungan hidup
dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya
melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas pelayanan
dapat terjaga pada tingkat optimal
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
4. Referensi 1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
2. Pedoman Pelayanan Asuhan Persalinan Normal Terpadu Tahun
2020
5. Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mrngganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakain ibu
f. Kain sarung yang bersih dan kering ( 5 buah )
g. Pakaian bayi, topinya
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah kering,
sampah basah, dan sampah medis
c. 1 Wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu setelah
persalinan selesai
d. 2 Wadah larutan klorine 0,5 % , untuk membersihkan
tempat ibu bersalin dari dan untuk mencelupkan tangan
saat melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang
sudah digunakan, dan satunya untuk merendam alat
selama 10 menit

4. 2 buah bak instrumen :


a. Partus set:
1) 2 pasang handscoen
2) 1 kateter nelaton
3) 2 buah klem koher
4) 1 buah ½ koher
5) 1 gunting episiotomi
6) 1 buah gunting tali pusat
7) Kain kasa secukupnya
8) Pengikat tali pusat/ umbilikal klem,
b. Heacting set
1) 1 pasang handscoen
2) 1 buah dook
3) 1 pinset sirugik
4) 1 gunting benang
5) Nailpoeder dengan jarumnya ( jarum otot dan jarum
kulit
6) Kain kasa secukupnya

5. 1 kom kapas DTT , 1 kom larutan DTT


6. Spuit 3cc, 1 spuit 1cc, 1 spuit5/10 cc
7. Laenec, korentang, bengkok
8. Alat pemneriksaan TTV : tewnsimeter, dan stateskopnya,
thermometer, jam
9. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, Abocat 16/18 cm ,
plester
10. Obat – obatan :
a. Lidocain
b. Oxitosin
c. Ergometrin
d. Vit k
e. Tetesmata
f. Hepatitis B 0
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang beresih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir ( bola – bola karet / de lee
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding

Persiapan lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan dalam
melakukan tindakan yang akan di lakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien , yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal

Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalinan, agar bayi lahir dan ibu melewati
proses persalinan dengan normal agar terhindar dari
komplikasi
3. Informed concent
Memberitahukan ibu untuk mrendantangani surat pernyataan
bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan yang akan
dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk tidak dianjurkan
ibu untuk tidur terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak
kiri dan sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan
posisi saling mengunci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar
. Kelima jari kanan menguncup dan digosok
memutar pada telapak kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih
dan kering
11. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan
keran air, lalu buang tisu/cuci handuk ke tempat
sampah yang tersedia
12. Tangan kini sudah bersih

6. Langkah-langkah/ Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan


Prosedur
1. Mendengar dan melihat tanda Kala II :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
c. dan/ vaginanya
d. Terlihat perineum menonjol
e. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
f. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah per vagina
g. Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang
hasilnya adalah:
1) Pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan
dalam
2) Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial


untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir siap digunakan:
a. Klem, gunting, benang tali pusat, siap dalam wadahnya (tidak
perlu, hanya disiapkan saja) penghisap lendir sekarang tidak
dipakai lagi, dipakai hanya saat akan resusitasi,
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam
kondisi bersih dan hangat,
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan thermometer dalam
kondisi baik dan bersih,
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril
sekali pakai di dalam partus set/wadah DTT,
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat
3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi,
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus, set darah.
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih,
sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan handuk pribadi atau tisu bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah bersarung
tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali spuit
tersebut di partus set/wadah DTT atau steril tanpa mengontaminasi
spuit.

Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik


1. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang
dengan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah
masuk ke dalam panggul (H III). Perhatikan cairan ketuban
(jernih atau ada mekonium).
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangandalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Cuci kedua tangan setelahnya.
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi
uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ
dalam batas normal (120 – 160 x/mnt.
a. . Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. . Dokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ, semua
temuan dan asuhan yang diberikan ke dalam partograf

Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Meneran

1. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup


baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan
sesuai dengan keinginannya
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk atau posisi lain yang dinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman,
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin meneran
atau timbul kontraksi yang kuat:
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum) Nilai DJJ setiap
kontraksi uterus selesai.
4.Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang
5. nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.

Persiapan untuk Melahiran Bayi

1. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)


di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm.
2. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
4. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Pertolongan untuk melahirkan Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih
dan kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi
untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas
cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lakukan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan
proses kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih
longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi. Jika
lilitan tali pusat terlalu ketat, klem tali pusat di dua tempat lalu
gunting di antaranya. Jangan lupa untuk tetap lindungi leher
bayi.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara SOPntan.

Membantu Lahirnya Bahu


1. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala
bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan ke arah atas dan distal untuk melahirkan
bahu belakang

Membantu Lahirnya Badan dan Tungkai


2. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di
bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan
dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas
untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah
atas.
3. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran
tangan yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki bayi. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di
antara kedua kaki dan pegang masing-masing mata kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya
pada sisi yang lainnya agar bertemu dengan jari telunjuk).

Asuhan Bayi Baru Lahir


4. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi (selintas):
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/ bernafas tanpa
kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, bayi mungkin mengalami


asfiksia. Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir sambil
menghubungi dokter spesialis anak. Bila dokter spesialis anak tidak
ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua jawaban adalah “YA”,
lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan napas pada bayi tidak
dilakukan secara rutin.
5. Keringkan tubuh bayi
Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru
lahir normal. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan handuk
yang kering, dan posisikan tubuh bayi dalam kondisi aman di
perut bagian bawah ibu
6. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin
kedua dalam uterus (hamil tunggal).
7. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
8. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10
unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
9. . Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali
pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali
pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar (umbilikus)
bayi (kecuali pada asfiksia neonatus, lakukan sesegera
mungkin). Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan
klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar
5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem
pertama. (Langkah ini dilewatkan apabila sebelumnya telah
dilakukan pemotongan tali pusat karena lilitan tali pusat pada
leher yang ketat ketika kepala bayi telah lahir seluruhnya dan
sebelum putaran paksi).
10. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem
tersebut (sambil lindungi perut bayi).
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
Sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan
simpul kunci.
c. Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah
disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan bahan apapun ke puntung tali pusat
11. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding
dada-perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting payudara
ibu atau areola mamae untuk inisiasi menyusu dini (IMD).
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering
dan pasang topi pada kepala bayi. Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
c. Sebagian besar bayi akan berhasil malakukan IMD
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali
akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup
menyusus dari satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu
Tata laksana Manajemen Aktif Kala II
12. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari vulva.
13. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simfisis dan tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat.
14. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah
dorso-kranial secara hati-hati untuk mencegah terjadinya
inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara ibu.
15. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan
uterus ke arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke
arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga
plasenta dapat dilahirkan.
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik secara kuat terutama bila uterus tak
berkontraksi) sesuai dengan sumbu alan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas),
b. jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta,
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat:
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit intramuskular,
- Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan,
- Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta
manual

16. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta


dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta sesuai
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan
dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau


steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
17. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus
dan lakukan masase dengan gerakan melingkar secara lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).

Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual


Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-
Kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
rangsangan taktil/masase.
Menilai Perdarahan
1. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan
selaputnya lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam
kantung plastic atau tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.

Prosedur Standar Manajemen Kala IV


3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan
cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
5. Pastikan kandung kemih kosong.
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi
dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
12. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan
cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya.
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap
memakai larutan klorin 0,5%.
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
17. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
18. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir pernafasan bayi
normal 40-60 kali / menit) dan temperature tubuh (normal 36,5
– 37,5° C) setiap 15 menit.
19. Setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan
suntikan imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah
lateral. Letakan bayi dii dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
waktu bisa disusui
20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
21. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir kemudian keringkan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
22. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV
.
• Catatan: Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah asuhan
persalinan selesai.

7. Baganalir -
8. Unit terkait 1. Unit Poned
2. Unit UGD
3. Unit Rawat Inap

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN NIFAS
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Pelayanan perawatan masa nifas yang berlangsung sejak


dilahirkannya plasenta dan berakhir setelah rahim kembali normal
kira-kira 6 minggu sejak kelahiran ( maternal health )
2. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam melakukan Pelayanan pada ibu nifas
dan Agar ibu dapat melalui masa nifasnya dengan selamat dan bayi
sehat sehingga menurunkan AKI dan AKB
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
4. Referensi 1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak
2. Pedoman pelayanan nifas tahun 2020
3. Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Tensi
2. Stetoskop
3. Sarung Tangan
4. Kom berisi kapas sublimat dan air DTT
5. Bengkok
6. Larutan Klorin 0,5 %
7. Sabun dan handuk tangan
4. Langkah-langkah/ 1. Beri Salam
Prosedur 2. Persilahkan pasien untuk tidur berbaring
3. Siapkan alat – alat
4. Pemeriksaan tanda – tanda vital ( TD, Nadi, Suhu )
5. Jelaskan pada ibu tentang pemeriksaan yang dilakukan
6. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir menggunakan
langkah cuci tangan efektif
7. Melakukan Pemeriksaan payudara.
Ibu terlentang dengan lengan kiri diatas kepala secara
sistematis lakukan perabaan atau raba payudara sampai axila
bagian kiri/ kanan, perhatikan apakah ada benjolan,
pembesaran kelenjar atau abses
8. Melakukan pemeriksaan Abdomen
a. Lihat apakah ada bekas operasi ( jika baru )
b. Palpasi untuk mendeteksi apakah uterus diatas pubis atau
tidak
c. Palpasi untuk mendeteksi apakah massa atau konsistensi/
otot perut
9. Memeriksa kaki untuk melihat apakah
a. Ada varises
b. Adakah warana kemerahan pada betis
c. Tulang kering/ kaki untuk melihat oedema perhatikan
tingkat/ derajat oedema jika ada
10. Membantu mengatur posisi untuk pemeriksaan perinium
11. Mengenakan sarung tangan untuk pemeriksaan perinium
12. Menanyakan tanda- tanda bahaya :
a. Kelelahan, sulit tidur
b. Demam
c. Nyeri / perasaan pada waktu buang air kecil
d. Sembelit, haemorroid
e. Sakit kepala terus menerus,nyeri, bengkak
f. Nyeri abdomen
g. Lokhia yang berbau busuk
h. Pembengkakan payudara, pembesaran puting atau puting
yang terbelah
i. Kesulitan dalam menyusui
j. Perasaan sedih
k. Baby blues
l. Rabun senja
5. Bagan alir -
6. Unit terkait 1. Unit BP
2. Unit Laboratorium
3. Unit Gizi

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian
Asuhan yang diberikan pada Bayi selama jam pertama setelah kelahiran

2. Tujuan Menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu terlaksananya pernafasan
spontan serta mencengah hipotermi, Pencegahan infeksi tali pusat pada
bayi baru lahir, Inisiasi menyusu dini (IMD), pencegahan perdarahan,
pemberian imunisasi, dan pemeriksaan bayi baru lahir.

3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor


PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
4. Referensi 1. Buku Asuhan Persalinan Normal
2. Direktorat Kesehatan Anak Khusus. 2010. Panduan Pelayanan
Kesehatan Bayi Baru Lahir
5. Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Delee
2. Klem 2 buah
3. Penjepit tali pusat
4. Gelas steril
5. Handuk kering
6. Salep mata
7. Metelin
8. Penimbangan bayi
9. Kartu bayi
10. Pakaian bayi 1 set
11. Topi bayi
12. Vitamin K1
13. Spuit 1 cc
14. HB0 unijeck

6. Langkah-langkah/ 1. Menyiapkan alat dan ruangan yang hangat dan bersih


2. Menyiapkan pakaian bayi lengkap, handuk lembut yang bersih, kain
Prosedur
bersih dan kering untuk bayi
3. Menyiapkan obat tetes mata / salep mata
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
5. Segera setelah bayi lahir, menilai apakah bayi bernafas. Bila bayi
tidak menangis, cepat bersihkan  jalan nafas dengan delee, jika
tetap tidak menangis segera lakukan tindakan sesuai standar:
penanganan asfiksia pada bayi baru lahir
6. Segera keringkan bayi dengan handuk kering, bersih,dan hangat.
Kemudian pakaikan kain kering yang hangat,berikan bayi kepada
ibunya untuk didekap di dadanya melakukan Inisiasi Menyusu Dini
( IMD ) paling sedikit 1 jam
7. Jaga agar bayi tetap hangat ( berikan tutup kepala untuk mencegah
bayi kehilangan panas tubuh
8. Memotong dan mengikat tali pusat
9. Memeriksa tali pusat yang dipotong untuk memastikan tidak ada
perdarahan
10. Lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri zalf mata antibiotik
profilaksis, dam vitamin K 1 1 mg intramuskuler di paha kiri
anteriolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu bayi.
11. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B setelah 1 jam pemberian
vitamin K1 di paha kanan anteriolateral.
12. Letakkan bayi didalam jangkauan ibu agar sewaktu- waktu bisa
disusukan.
7. Bagan alir -
8. Unit terkait 1. Unit Poned
2. Unit UGD
3. Unit Rawat Inap

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN PEMASANGAN AKBK
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Melakukan Pemasangan Alat Kontrasepsi Hormonal jangka panjang


yang dipasang dibawah kulit untuk mencegah kehamilan
2. Tujuan Agar dapat melakukan pemasangan AKBK sesuai standar agar tidak
terjadi komplikasi
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
3. Referensi Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
4. Alat dan Bahan 1. Persiapan alat :
a. Tensi
b. Statescope
c. Tempat tidur periksa
d. Alat penyangga lengan ( tambahan )
e. Perlak dan pengalas
f. Bak instrumen yang berisi:
- 1 pasang hand schoen steril
- Kasa steril / doek
- Kom steril
g. Batang norpaln/implanon ( 2 buah ) dalam kantong atau
implant set
h. Kom berisi bethadine
i. Anastesi lokal konsentrasi 1%
j. Efinefrin untuk rekatan anafilaktik
k. Spuit 5cc dan jarum no 22
l. Trokat no 10
m. Skapel no 11/ 15
n. Plaster/ band aid
o. Klem penjepit
p. Pingset
q. Bengkok larutan klorine 5 %
r. Sabun dan handuk tangan
2. Persiapan pasien
a. Pastikan klien benar – benar memilih metode kontrasepsi
implan sebagai pilihannya ( Infrorm consent )
b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan di lakukan
c. Mempersilahkan pasien untuk mengajukan pertanyaan bila
kurang mengerti
d. Sampaikan pada klien kemungkinan akan merasa sedikit
sakit pada beberapa langkah waktu pemasangan dan nanti
kan diberitahu bila sampai pada langkah – langkah tersebut
Minta klien untuk mencuci daerah yang akan di pasang implan
5. Langkah-langkah/ 1. Mekanisme kerja
Prosedur a. Memberi salam kepada klien dan sapa dengan ramah dan
hangat
b. Dekatkan alat – alat dekat pasien
- Alat alat untuk pemeriksaan fisik dan pemasangan
implant
- Siapkan ruangan dengan cahaya yang cukup
c. Pasang sampiran
d. Cuci tangan di bawah air mengalir dengan sabun dan
keringkan dengan handuk
e. Timbang berat badan klien
f. Ukur tekanan darah
g. Lakukan pemeriksaan payudara, ajarinklie cara memeriksa
payudara sendiri
h. Letakkan perlak dan alas perlak pada bagian bawah lengan
i. Tentukan tempat pemasangan yang optimal :
- 8 cm dari atas lipatan siku
- Gunakan pola dan spidol untuk menandai tempat insisi
j. Siapkan batang implant
- Buka bungkus steril tanpa menyentuhnya
- Letakkan pada kom steril
2. Pemasangan Implant
a. Atur alat dan bahan sehingga mudah dicapai
b. Pakai sarung tangan steril
c. Hitung jumlah kapsul untuk memastikan jumlahnya
d. Persiapkan tempat insisi dengan larutan anti septik
- Gunakan klem steril untuk memegang kasa
berantiseptik
- Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi
keluar dengan gerakan melingkar sekitar 8 – 13 cm dan
biarkan kering sekitar 2 menit
e. Pasang doek bolong steril
f. Pastikan pasien tidak alergi terhadap anastesi
- Lakukan anastesi lokal
- Masukkan jarum tepat dibawah kulit pada tempat insisi
- Pastikan tidak masuk dalam pembuluh darah
- Tanpa memindahkan jarum masukkan kebawah kulit
sekitar 4 cm
- Suntikkan masing – masing 1cc diantara pola
pemasangan 1 & 2
g. Uji efek anastesinya
h. Buat insisi dangkal sekitar2 mm dengan skapel
i. Sambil mengangkat kulit, tusuk trokart dan pendorongnya
sampai batas tanda 1 dekat pangkal trokart
j. Tarik pendorong keluar
k. Masukkan kapsul implan kedalam trokart dengan tangan
atau lengan pingset
l. Masukkan kembali pendorong dan dorong kapsul sampai
ada tekanan
m. Tarik trokart danpendorongnya bersama – sama sampai
batas ujung trokart
- Ujung trokart harus tetap bertada di bawah kulit
n. Fiksasi ujung kapsul implan yang telah di pasang
o. Arahkan ujung trokart untuk memasang kapsul berikutnya
sesuai dengan pola
p. Cabut trokart setelah kapsul terakhir di pasang
q. Raba kapsul untuk mengetahui dua kapsul implant telah
terpasang denagnn deretan seperti kipas
r. Periksa daerah insisi untuk mengetahui seluruh kapsul
berada jauh dari insisi
s. Dekatkan ujung – ujung insisi
t. Pasang plaster/ baind aid pada luka insisi
3. Tindakan Pasca Pemasangan
a. Buang bahan – bahan habis pakai yang terkontaminasi
b. Rendam seluruh peralatan yang sudah terpakai dengan
larutan klorine 0,5 % 10 menit
c. Cuci tangan dengan larutan chlorine 0,5 %, kemudian
lepaskan sarung tangan dalam posisi terbalik
4. Konseling Pasca Tindakan
a. Lengkap rekam medik
b. Minta klien menunggu selama 15 – 20 menit setelah
pemasangan
c. Berikan petunjuk pada klien tentang perawatan luka insisi
di rumah
d. Bila terdapat tanda – tanda infeksi segera kembali
e. Yakinkan bahwa klien dapat datang setiap saat bila
memerlukan konsultasi

6. Bagan alir -
7. Unit terkait 4. Unit KIA

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN KB SUNTIK 3 BULAN
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Melakukan Penyuntikan secara Instramuskulair di bokong (otot


gluteal ) untuk mencegah kehamilan
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas dalam memberikan pelayanan KB
suntik di puskesmas.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
4. Referensi Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
5. Alat dan Bahan Persiapan alat :
1. Tensi
2. Statescop
3. Spuit 3cc/ 5cc
4. Alkohol Kapas untuk injeksi
5. Depo 3cc,1 cc dan 0,5 cc

6. Langkah-langkah/ 1. Sapa klien dengan ramah


Prosedur 2. Melakukan anamnese klien, pengkajian data klien dan pengisdian
kartu KB Dan Register
3. Melakukan konseling/ penyuluhan tentang efek samping KB suntik
4. Melakukan pemeriksaan :
a. Mengukur berat badan
b. Mengukur tekanan darah
c. Melakukan pemeriksaan khusus :
1) Mata : warna sklera
2) Payudara : ada benjolan
3) Leher : kelainan thyroid
4) Perut : pembesaran uterus
5) Ekstermitas : varices
5. Memberiakn suntikan
a. Petugas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
b. Menyiapkan alat dan obat suntik
c. Gunakan alat suntik sekali pakai yang baru untuk setiap
suntikan, pastikan pembungkus alat suntik tersebut tidak
robek atau rusak
d. Pakai flakon dosis tunggal, kocok vial dengan lembut,
gunakan jarum steril tidak perlu mengusap dengan alkohol
e. Sedot dari vial sampai habis, keluarkan udara
f. Lakukan antiseptik dengan kapas alkohol pada lokasi yang
akan di suntik
g. Tusukkan jarum steril ke bokong ( otot gluteal bagian luar atas
)secara intramuskuler
h. Jangna mengyusap area suntikan dan minta klien untuk tidak
mengurut bekas tempat suntikan
i. Buang alat suntikan dengan benar setealah menyuntik jangan
memasang tutup jarum kembali langsung masukan ke wadah
benda tajam ( sefaty bok )
j. Petugas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
k. Petugas menyerahkan kartu KB yang telah diisi dan
disampaikan jadwal kunjungan kembali kepada klien

7. Bagan alir -
8. Unit terkait 5. Unit KIA

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PELAYANAN PENCABUTAN AKDR
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Mengeluarkan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dari seorang


akseptor
2. Tujuan Agar klien bisa kembali hamil atau ingin mengganti metode kontrasepsi
yang lain
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
4. Referensi Buku Panduan Pelayanan Praktis Kontrasepsi
5. Alat dan Bahan Persiapan Klien dan alat
1. Sarung tangan DTT 1 pasang
2. Spekulum vagina
3. Kasa DTT
4. Air DTT
5. Penjepit benang IUD
6. Povidon Iodine
7. Tempat sampah medis
6. Langkah-langkah/ 1. Konseling Pra pencabutan
Prosedur a. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri anda
b. Tanyakan tujuan kunjungan
c. Tanyakan apa alasan mencabut AKDR tersebut dan jawab
pertanyaannya
d. Tanyakan tujuan Reproduksi ( KB ) selanjutnya (apakah
ingin mengatur jarak kehamilan atau membatasi jumlah
anaknya)
e. Jelaskan proses pencabutan AKDR dan apa yang akan klien
rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah pencabutan

2. Tindakan Pra Pencabutan


a. Pastikan klien sudah mengosongkan kandung kencingnya dan
mencuci genetalia dengan menggunakan air dan sabun
b. Bantu klien naik ke meja pemeriksaan
c. Cuci tangan secara efektif
d. Pakai sarung tangan DTT Yang baru
e. Atur penempatan peralatan dan bahan – bahan yang akan di
pakai dalam wadah steril atau DTT

3. Produser Pencabutan
a. Lakukan pemeriksaan bimanual
b. Bersih kan vagina dengan air DTT, pasang spekulum vagina
untuk melihat serviks,
c. Jepit benang yang dekat serviks dengan klem
d. Tarik keluar benang secara mantap tetapi hati – hati untuk
mengeluarkan AKDR
e. Tunjukan AKDR tersebut pada klien kemudian rendam
dalam larutan cklorin 0,5 %
f. Keluarkan spekulum dengan hati – hati

4. Tindakan pasca pencabutan


a. Rendam semua peralatan yang sudah di pakai dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi
b. Buang bahan – bahan yang sudah tidak di pakai lagi ke tempat
yang sudah disediakan
c. Celupkan kedua tangan yang masih memakai sarung tangan
kedalam larutan klorin 0,5 %, kemudian lepaskan secara
terbalik dan rendam dalam larutan tersebut.
d. Cuci tangan dengan efektif
e. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan klien pulang

5. Konseling pasca pencabutan


k. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami
masalah
l. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah
di berikan
m. Jawab semua pertanyaan klien
n. Ulangi kembali keterangan tentang pilihan kontrasepsi yang
tersedia dan resiko keuntungan dari masing – masing alat
kontrasepsi bila klien ingin tetap mengatur jarak kehamilan
atau ingin membatasi jumlah anaknya
o. Bantu klien untuk menentukan alat kontrasepsi sementara
sampai klien memutuskan alat kontrasepsi baru yang akan di
pakai
6. Buat rekam medik tentang pencabutan AKDR
7. Bagan alir -
8. Unit terkait 6. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PENANGANAN PRE EKLAMSI DAN
EKLAMSI
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Penyakit dengan tanda – tanda hipertensi, protein uria dan oedema
yang timbul karena kehamilan dan terjadi pada Trimester 3
kehamilan
2. Tujuan Sebagai acuan Bidan dalam melakukan penatalaksanaan pada
kasus pre eklamsi dan eklamsi:
1. Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2. Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklamsi
3. Mengatasi atau menurunkan resiko janin (solusio placenta,
pertumbuhan janin terhambat, hipoksi sampai kematian janin)
4. Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat
sesegera mungkin setelah matur, atau imatur jika diketahui
bahwa resiko janin atau ibu akan lebuh berat jika persalinan di
tunda lebih lama
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
3. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan
4. Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Tensi
2. Stetoskop
3. Reflek patella
4. Sudip lidah
5. Langkah-langkah/ Tatalaksana umum:
Prosedur Ibu hamil dengan Pre eklamsi harus segera di rujuk ke rumah sakit

1. Pre eklampsia Ringan


Pada Pre eklampsia ringan penanganan simptomatis dan
berobat jalan dengan memberikan
a. Sedativa ringan
b. Obat penunjang
c. Nasehat 
1) Lebih banyak istirahat baring penderita juga dianjurkan
untuk berbaring miring ke kiri sehingga tekanan
terhadap vena besar di dalam perut yang membawa
darah ke jantung berkurang dan aliran darah menjadi
lebih lancar.
2) Segera datang memeriksakan diri, bila tedapat gejala
sakit kepala, mata kabur, edema mendadak atau berat
badan naik. Pernafasan semakin sesak, nyeri ulu hati,
kesadaran makin berkurang, gerak janin berkurang,
pengeluaran urin berkurang.
3) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat. 
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke
rumah sakit atau merujuk penderita
- Bila tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih 
- Protein dalam urin 1 plus atau lebih
- Kenaikan berat badan ½ kg atau lebih dalam
seminggu
- Edema bertambah dengan mendadak 
- Terdapat gejala dan keluhan subjektif

2. Pre eklampsia Berat dan Eklamsi


Pencegahan dan tatalaksana kejang 
a. Bila terjadi kejang, perhatikan jalan nafas, pernafasan
(oksigen) dan sirkulasi (cairan intra vena)
b. MGSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan
eklamsi (sebagai tatalaksana kejang), dan pre eklamsi
berat (sebagai pencegahan kejang)
c. Pada kondisi dimana MGSO4 tidak dapat diberikan
seluruhnya, berikan dosis awal, lalu rujuk ibu segera ke
fasilitas kesehatan yang memadai.
d. Lakukan intubasi jika terjadi kejang berulang dansegera
kirim ibu ke ruang ICU (bila tersedia) yang sudah siap
dengan fasilitas ventilator tekanan positif

Cara Pemberian MgSO4


1. Berikandosis awal 4g MgSO4 sesuai prosedur untuk mencegah
kejang atau kejang berulang
2. Sambil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4
dalam 6 jam sesuai prosedur

Cara pemberian dosis awal


1. Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 40%) dan
larutkan dengan 10 ml akuades
2. Berikan larutan tersebut secara perlahan IV selama 20 menit
3. Jika akses intravena sulit, berikan masing – masing 5 g MgSO4
(12,5 ml larutan MgSO4 40% IM bokong kanan bokong kiri)

Cara pemberian dosis rumatan


a. Ambil 6 g MgSO4 (12,5 ml larutan MgSO4 40% dan larutkan
dalam 500 ml larutan Ringer Laktat/ ringer asetat, lalu berikan
secara IV dengan kecepatan 28 tetes/ menit selama 6 jam, dan
diulang hingga 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir
(bila eklamsi)
b. Lakukan pemeriksaan fisik tiap jam, meliputi tekanan darah,
frekuensi nadi, frekwensi pernafasan, reflek patella, dan jumlah
urin
c. Bila frekuensi pernafasan < 16x/ menit, dan/ atau tidak
didapatkan refleks tendon patella, dan atau terdapat oliguria
(produksi urin < 0,5 ml/kg BB janin), segera hentikan pemberian
MGSO4
d. Jika terjadi depresi napas, berikan Ca glukonas 1 g IV 10 ml
larutan 10 % bolus dalam 10 menit.
e. Selama ibu dengan pre eklamsi dan eklamsi di rujuk, pantau
dan nilai adanya perburukan pre eklamsi . Apabila terjadi
eklamsi lakukan penilaian awal dan tatalaksana kegawat
daruratan. Berikan kembali MgSO4 2 g IV perlahan (15 – 20
menit). Bila setelah pemberian MgSO4 ulangan masih terdapat
kejang, dapat dipertimbangkan pemberian diazepam10 mg IV
selama 2 menit

6. Bagan alir -
7. Unit terkait 1. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
MTBS (MANAJEMEN TERPADU BALITA
SAKIT)
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) adalah Suatu Pendekatan


keterpaduan dalam tata laksana balita sakit di fasilitas kesehatan
tingkat dasar
2. Tujuan 1. Sebagai pedoman kerja bagi bidan dalam
pelayanan/pemeriksaan balita sakit.
2. Memberikan kontribusi terhadap penurunan angka kesakitan dan
kematian yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada
balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di
puskesmas.
3. Memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan dan
perkembangan kesehatan anak.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPT
Watulimo
3. Referensi Buku Bagan MTBS Kemenkes RI
4. Langkah- 1. Bidan menyiapkan alat medis (stetoskop, timbangan, termometer,
langkah/ sound timer, pengukur tinggi badan, buku formulir MTBS dan
Prosedur senter)
2. Bidan mencuci tangan.
3. Anamnesa : wawancara terhadap orang tua bayi dan balita
mengenai keluhan utama, keluhan tambahan, lamanya sakit,
pengobatan yang telah diberikan, riwayat penyakit lainnya.
4. Pemeriksaan :
a. Untuk bayi muda umur 1 hari s/d 2 bulan :
1) Periksa kemungkinan kejang
2) Periksa gangguan nafas
3) Ukur suhu tubuh
4) Periksa kemungkinan adanya infeksi bakteri
5) Periksa kemungkinan adanya icterus
6) Periksa kemungkinan gangguan pencernaan dan diare
7) Ukur berat badan
8) Periksa status imunisasi
9) Dan seterusnya lihat formulir MTBS

b. Untuk bayi umur 2 bulan s/d 5 tahun :


1) Keadaan umum
2) Respirasi (menghitung nafas)
3) Derajat dehidrasi (Turgor kulit)
4) Suhu tubuh
5) Periksa telinga ( apakah keluar cairan dari
i. Lubang telinga )
6) Periksa status gizi
7) Periksa status imunisasi dan pemberian vitamin
i. A
8) Penilaian pemberian makanan untuk anemia/
i. BGM
9) Menentukan klasifikasi, tindakan, penyuluhan, dan
konsultasi dokter.

Langkah-langkah pemeriksaan:
a. Pasien bayi / balita dari Ruang pendaftaran menuju ruang
Pemeriksaan
b. Bidan menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan.
c. Bidan melaksanakan anamnesa :
1) Keluhan utama
2) Keluhan tambahan
3) Lamanya sakit
4) Pengobatan yang telah diberikan
5) Riwayat penyakit lainnya.

d. Bidan melakukan, Pemeriksaan


1) Timbang Berat Badan
2) Ukur Tinggi Badan
3) Keadaan umum
4) Respirasi
5) Derajat dehidrasi
6) Suhu tubuh
7) Telinga
8) Status gizi
9) Status imunisasi dan pemberian vitamin A
e. Bidan menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta
mengklasifikasi dan memberikan penyuluhan.
f. Bidan memberikan pengobatan sesuai Buku Pedoman MTBS
5. Bagan alir -
6. Unit terkait 2. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PERDARAHAN ANTEPARTUM
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Perdarahan pervaginam setelah usia gestasi 24 minggu dan


sebelum persalinan
2. Tujuan Sebagai acuan bidan dalam penganan pasien dengan perdarahan
antepartum.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
4. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan.
5. Alat dan Bahan Persiapan Alat :
1. Alat pemneriksaan TTV : tensimeter, dan stateskopnya,
thermometer, jam
2. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, Abocat 16/18 cm ,
plester
3. Langkah-langkah/ 1. Tatalaksana umum
Prosedur a. PERHATIAN . tidak dianjurkan melakukan pemeriksaan
dalam sebelum tersedia kesiapan untuk Seksio
cesaria.pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati –hati,
untuk menentukan sumber perdarahan.
b. Perbaiki kekurangan cairan/ darah dengan infus cairan
(Nacl 0,9% atau ringer laktat )
c. Lakukan penilaian jumlah darah
d. Jika perdarahan banyak dan berlangsung, persiapkan
rujukan untuk seksio secaria tanpa menghitung usia
kehamilan
e. Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin dan janin
hidup tetapi prematur pertimbangkan terapi ekspektatif

Lakukan rujukan
4. Bagan alir -
5. Unit terkait 1. Unt Poned
2. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
PERDARAHAN POSTPARTUM
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Perdarahan primer yang terjadi dalam 24 jam pertama setelah


persalinan, sementara perdarahan post partum sekunder adalah
perdarahan pervagina yang lebih banyak dari normal, antara 24
jam hingga 12 minggu setelah persalinan.
2. Tujuan Sebagai acuan bidan dalam penganan pasien dengan hemeragig
post partum.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
4. Referensi Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan.
5. Langkah-langkah/ 1. Tatalaksana umum
Prosedur a. Panggil bantuan tim untuk tatalaksana secara simultan
b. Nilai sirkulasi, jalan nafas dan pernafasan pasien
c. Bila menemukan tanda – tanda syok, lakukan
penatalaksanaan syok
d. Berikan oksigen
e. Pasang infus IV dengan canul berukuran besar 16/18 dan
mulai pemberian cairan kristaloid ( Nacl 0,9% atau Rl )
sesuai kondisi ibu.
f. Lakukan pengawasan TD, nadi ibu dan pernafasan
g. Periksa kondisi abdomen, kontraksi uterus, nyeri
tekan,parut luka, dan tinggi fundus uteri.
h. Periksa jalan lahir dan area perinium untuk melihat
perdarahan dan laserasi
i. Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban
j. Pasang kateter untuk memantau volume urin
dibandingkan dengan cairan yang masuk ( produksi urin
normal 0,5 – 1 ml/ kg BB /jam atau sekitar 30 ml /jam )
k. Siapkan tranfusi darah
l. Tentukan penyebab dari perdarahan
Tatalaksana khusus
1. Atonia uteri
a. Lakuakan pemijatan uterus
b. Pastikan plasenta lahir lengkap
c. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan Nacl
0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit dan 10 u
IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam 1000 ml
larutan Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tts/
menit, hingga perdarahan berhenti
d. Bila tidak tersedia oksitoksin atau bila perdarahan tidak
berhenti,berikan ergometrin 0,2 Mg IM atau IV, dapat
diikuti pemberian 0,2 Mg IM setelah 15 menit, dan
berikan 0,2 Mg IM atau IV setiap 4 jam bila diperlukan.
Jangan diberikan lebih dari 5 dosis ( 1mg )
e. Jika perdarahan berlanjut, berikan 1 gr asam traneksamat
secara IV ( bolus selama 1 menit dapat diulang setelah
30 menit )
2. Robekan jalan lahir
Ruptur perinium dan robekan dinding vagina
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi sumber
perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bersihkan dengan
anti septik
c. Hentikan sumber pedarahan dengan klem dan ikat
dengan benang yang dapat di serap
d. Lakukan penjahitan
e. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm asam
traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat diulang
setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
3. Robekan servik
a. Paling sering terjadi pada bagian lateral bawah kiridan
kanan dari portio.
b. Jepitkan klem ovum pada lokasi perdarahan/ jahitan
dilakukan secara kontinyu di mulai dari ujung atas
robekan kemudian kearah luar hingga semua robekan
dapat di jahit
f. Bila perdarahan masih berlanjut, berikan 1 grm asam
traneksamat IV ( Bolus selama 1 menit, dapat diulang
setelah 30 menit ) lalu rujuk Pasien
4. Retensio plasenta
f. Berikan 20 – 40 µ oksitosin dalam l000 ml larutan Nacl
0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit dan 10 u
IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam 1000 ml
larutan Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tts/
menit, hingga perdarahan berhenti
a. Lakukan tarikan tali pusat terkendali
b. Bila tarikan tali pusat terkendali tidak berhasil, lakukan
plasenta manual secara hati hati
c. Berikan anti biotik profilaksis dosis tunggal ( ampisillin
2 gr secara IV dan metronidazole secara IV )
d. Segera atasi atau rujuk pasien bila terjadi komplikasi
perdarahan hebat atau infeksi
5. Sisa plasenta
g. Berikan 20 – 40 u oksitosin dalam l000 ml larutan Nacl
0,9% atau RL dengan kecepatan 60 tts/ menit dan 10 u
IM. Lanjutkan infus oksitoksin 20 u dalam 1000 ml
larutan Nacl 0,9% atau RL dengan kecepatan 40 tts/
menit, hingga perdarahan berhenti
a. Lakukan eksplorasi digital ( bila servik terbuka ) dan
keluarkan bekuan darah dan jaringan. Bila servik hanya
dapat dilalui instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta
dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi dan kuretase.
b. Jika perdarahan berlanjut, tatalaksana seperti kasus
atonia uteri.
6. Inversio uteri
a. Segera reposisi uterus namun jika reposisi tampak sulit,
apalagi jika inversio terjadi cukup lama, bersiaplah
untuk merujuk ibu
7. Ganguan pembekuan darah
a. Pada banyak kasus kehilangan darah yang akut
koagulopati dapat di cegah jika volume darah di
pulihkan segera
b. Tangani kemungkina penyebab solusio plasenta

Segera rujuk pasien


6. Bagan alir
7. Unit terkait 1. Unit Poned
2. Unit Rawat Inap

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
IMUNISASI POLIO
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

1. Pengertian Tindakan pemberian vaksin polio pada bayi mulai umur 0-11
bulan dalam ruang lingkup posyandu dan 0-59 bulan untuk
kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
2. Tujuan Memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit polio.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
2. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
4. Referensi Buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita
5. Langkah-langkah/ Persiapan Pasien:
Prosedur
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan

Persiapan alat:
1. Vaksin polio
2. Pipet

Pelaksanaan:
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik
(perhatikan nomor, kadaluarsa dan VVM)
3. Buka tutup vaksin dengan mengunakan pinset / gunting kecil
4. Pasang pipet diatas botol vaksin
5. Letakkan anak pada posisi yang senyaman mungkin
6. Buka mulut anak dan teteskan vaksin polio sebanyak 2 tetes
7. Pastikan vaksin yang telah diberikan ditelan oleh anak yang
diimunisasi
8. Jika dimuntahkan atau dikeluarkan oleh anak, ulangi lagi
penetesan
9. Saat meneteskan vaksin ke mulut, pastikan agar vaksin
tetap dalam kondisi steril
10. Rapikan Alat-alat
11. Petugas mencuci tangan
12. Dokumentasikan dalam KMS
6. Bagan alir -
7. Unit terkait 1. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
IMUNISASI BCG
No. Dokumen : PKM.5/ /SOP/VII/2020

No. Revisi :
SOP
Tanggal terbit : Juni 2020

Halaman : 1/3

UPT PUSKESMAS
Dr. MORO PRASTYO
WATULIMO NIP. 19720124 200604 1 004
KABUPATEN TRENGGALEK

8. Pengertian Tindakan pemberian vaksin BCG pada anak berumur kurang dari
2 bulan.
9. Tujuan Memberikan kekebalan terhadap penyakit Tuberculosis (TBC).
10. Kebijakan 3. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/007/SK/VII/2018 tentang Jenis-Jenis Pelayanan di UPT
Puskesmas Watulimo
4. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Watulimo Nomor
PKM.5/038/SK/VII/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Watulimo
11. Referensi Buku Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita
12. Langkah-langkah/ Persiapan Pasien:
Prosedur
1. Petugas memperkenalkan diri
2. Identifikasi pasien
3. Beritahu pasien/keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan

Persiapan Alat:
1. Vaksin BCG
2. Spuit disposable
3. Kapas DTT

Pelaksanaan :
1. Petugas mencuci tangan
2. Pastikan vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik
(perhatikan kadaluarsa dan VVM)
3. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG 1 Ampul (4cc)
4. Pastikan anak belum pernah di BCG dengan menanyakan
pada orang tua anak
5. Ambil 0,05 cc vaksin BCG yang telah dilarutkan
6. Bersihkan lengan dengan kapas DTT, jangan gunakan
alcohol sebab akan merusak vaksin
7. Suntikan vaksin tersebut 1/3 bagian lengan kanan atas
(tepatnya pada insertion musculus deltoideus)secara intra
cutan
8. Rapikan Alat-alat
9. Petugas mencuci tangan
Dokumentasikan dalam KMS
13. Bagan alir -
14. Unit terkait 2. Unit KIA KB

Rekaman Historis Perubahan

Tanggal mulai
No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai