Kel 4 - Sifat-Sifat Wajib, Mustahil Dan Jaiz Bagi Allah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Sifat-Sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz Bagi Allah

Serahkan untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Ilmu Tahuid


Dosen Pengampu : Muhammad Hizbullah, MA

Disusun Oleh :

Kelompok : 4J
Syukria Wardah Juana Siregar (222114124)
Fatin Fairuz Pasaribu ( 222114131)
Khairil Azhari Nasution (222114133)
Novita Elisa Putri Samosir (222114160)

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Alhamdulillah dengan Puji dan Syukur Penulis Panjatkan


kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kita semua. Sehingga kami bisa menyelesaikan tugas
yang diberikan oleh dosen “Muhammad Hizbullah, MA” sebagai
dosen pengampun yang telah banyak memberikan arahan baik
perkuliahan maupun dalam penulisan makalah ini pada mata kuliah
Ilmu Tahuid serta teman- teman yang telah bekerjasama dalam
penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan
tepat waktu dengan penyususnan makalah dengan judul “Sifat-Sifat
Wajib, Mustahil dan Jaiz Bagi Allah”.
Tak ada gading yang tak retak karena kami sebagai tim
penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, baik dari sisi materi maupun penulisannya. Kami
dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima berbagai
masukan maupun saran yang bersifat membangun yang diharapkan
berguna bagi seluruh pebaca. Terimakasih.

Medan, 12 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Allah adalah tuhan yang wajib diimani oleh makhluk-nya.Untuk
menumbuhkan keimanan tentunya kita perlu mengenal Allah.Dalam ayat-
ayat Al-qur’an, Allah tidak diperkenalkan sebagai sesuatu yang bersifat
materi. Jika dijelaskan dengan sifat materi berarti Ia berbentuk dan dibatasi
oleh tempat. Padahal, Allah adalah Tuhan yang tidak memerlukan
sesuatu.Allah adalah Tuhan yang memiliki keagungan tidak terbatas.
AL-Qur’an juga tidak memperkenalkan Allah sebagai zat
nonmaterial yang tidak dapat diberi sifat atau digambarkan dalam kenyataan
sehingga sulit untuk dijangkau oleh akal manusia. Jika Allah diperkenalkan
dengan cara ini tentu hati manusia tidak akan tenteram dan yakin karena
akalnya tidak dapat memahami hakikat-Nya.
Al-Qur’an ternyata menempuh cara pertengahan yaitu
memperkenalkan sifat-sifat Allah. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Qur’an, Allah antara lain dikenal dengan sifat dan asma Maha Mendengar,
Maha Melihat, Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha Menghidupkan dan
Mematikan, serta Yang bersemayam di atas Arsy. Seluruh penjelasan
tersebut akan mengantarkan kita pada pengenalan yang dapat terjangkau
oleh akal. Namun demikian AL-Qur’an juga tetap menyatakan bahwa tidak
ada yang serupa dengan Allah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian sifat wajib, mustahil dan Jaiz bagi Allah?
2. Pembagian sifat wajib, mustahil dan Jaiz bagi Allah?

1.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui sifat wajib, mustahil dan Jaiz bagi Allah.
2. Untuk mengetahui pembagian sifat wajib, mustahil dan Jaiz bagi Allah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sifat-Sifat Allah


Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga
bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa
terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah.
Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu
diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allahsifat Allah terbagi 3 yaitu:

1. Sifat wajib bagi Allah


Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada dzat Allah
sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Allah adalah kholiq, dzat yang memiliki
sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh
makhluk-Nya. Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal ( wajib
aqli) dan berdasarkan dalil naqli ( Al Qur’an dan Hadits).
2. Pengertian sifat mustahil bagi Allah
Sifat mustahil bagi Allah adalah sifat yang tidak akan pernah ada
pada dzat Allah SWT., sifat mustahil ini dinafikan oleh sifat-sifat yang
wajib bagi Allah, dengan dalil aqal maupun dalil naqli.
3. Pengertian sifat jaiz bagi Allah
Sifat jaiz bagi Allah adalah sifat yang boleh ada pada dzat Allah dan
boleh juga tidak ada pada dzat Allah.
2.2 Pembagian Sifat-Sifat Allah
2.2.1. Sifat wajib bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah
sebagai kesempurnaan bagi Nya. Allah adalah Khaliq, Zat yang memiliki
sifat yang tidak mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki
makhluk_Nya. Zat Allah tidak bisa dibayangkan sebagaimana bentuk, rupa
dan ciri-ciri Nya.Begitu juga sifat-sifat Nya, tidak bisa disamakan dengan
sifat-sifat makhluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib aqli) dan
berdasarkan dalil naqli (Al-Qur’an dan Hadits).

1. Wujud: Artinya Ada


Adanya Allah SWT dapat dibuktikan dengan adanya alam ini.
Semua barang yang ada di lingkungan kita pasti ada yang menbuat.
Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. Ali Imran/3:2 

2. ‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإال ه َُو ا ْل َح ُّي ا ْلقَيُّو ُم‬


Artinya: Allah, tida kada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
senantiasa berdiri sendiri.
2. Qidam: Artinya Terdahulu
Allah SWt adalah pencipta alam semesta. Dia lebih dahulu ada
sebelum ala mini ada. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.S. al-
Hadid/57:3 

‫َي ٍء َعلِي ٌم‬ ِ َ‫اآلخ ُر َوالظَّا ِه ُر َوا ْلب‬


ْ ‫اطنُ َو ُه َو بِ ُك ِّل ش‬ ِ ‫ه َُو األ َّو ُل َو‬
Artinya : Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, YangZahir dan Yang
Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu
3. Baqa’: Artinya Kekal
Semua mahkluk ciptaan Allah SWT akan rusak, sedangkan Dia
sebagai pencipta tidak akan rusak. Allah SWT akan kekal selamanya dan
Dia tidaka akan pernah mati, sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S.
ar-Rahman/55:27 

ِ ‫َويَ ْبقَى َو ْجهُ َربِّ َك ُذو ا ْل َج‬


‫الل َواإل ْك َر ِام‬
Artinya : Dan tetap kekal Zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan
kemuliaan.
4. Mukhalafatu lil Hawadisi: Artinya Berbeda dengan Ciptaan-Nya
Allah SWT memiliki sifat yang sempurna dan istimewa. Sifat Allah
SWT berbeda dengan sifat makhluk-Nya. Jika ada kesamaan, hanya sama
namanya, sedangkan kesempunaan-Nya tidak sama. Sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam Q.S. asy-Syura/42:11 
‫اجا َو ِمن األ ْن َع ِام‬ ً ‫س ُك ْم َأ ْز َو‬
ِ ُ‫ض َج َع َل لَ ُك ْم ِمنْ َأ ْنف‬
ِ ‫األر‬ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫س َم َوا‬ َّ ‫فَا ِط ُر ال‬
ِ َ‫س ِمي ُع ا ْلب‬
‫صي ُر‬ َّ ‫َي ٌء َو ُه َو ال‬ ْ ‫س َك ِم ْثلِ ِه ش‬ َ ‫اجا يَ ْذ َرُؤ ُك ْم فِي ِه لَ ْي‬
ً ‫َأ ْز َو‬
Artinya: (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu
dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang
ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang
biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia,
dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
5. Qiyamuhu Binafsihi:Artinya Berdiri dengan sendirinya
Allah SWT sebagai pencipta alam adalah Mahakuasa. Dia tidak
memerlukan bantuan dari kekuatan lain karena mempunyai kekuatan yang
ada pada diri-Nya. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Q.s Al
Ankabut ayat 6

ِ ‫َو َمنْ َجا َه َد فَِإنَّ َما يُ َجا ِه ُد لِنَ ْف‬


َ ‫س ِه ِإنَّ هَّللا َ لَ َغنِ ٌّي َع ِن ا ْل َعالَ ِم‬
‫ين‬
Artinya: Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya
itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar
Maha kaya '(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.
6. Wahdaniyyah: Artinya Maha Esa
Manusia dituntut untuk meyakini bahwa wujud Allah Naha Esa,
artinya Dia tidak terbilang dua, tiga, dan seterusnya. Sebagaimana Allah
SWT berfirman dalam Q.S. al-Ikhlas/112:1-4 

َّ ‫) هَّللا ُ ال‬1( ‫قُ ْل ه َُو هَّللا ُ َأ َح ٌد‬


ُ‫) َولَ ْم يَ ُكنْ لَه‬3( ‫) لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم يُولَ ْد‬2( ‫ص َم ُد‬
)4( ‫ُكفُ ًوا َأ َح ٌد‬
Artinya :Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan
yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada
pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
7. Qudrah: Artinya Maha Kuasa
Dia kuasa menciptakan alam, mampu memelihara, dan sanggup
menghancurkannya tanpa bantuan kekuasaan lain. Sebagaimana Allah
berfirman dalam Q.S. al-Baqarah/2:20 

‫ش „ ْوا فِي „ ِه َوِإ َذا َأ ْظلَ َم‬


َ ‫ض „ا َء لَ ُه ْم َم‬ َ ‫صا َر ُه ْم ُكلَّ َم„„ا َأ‬
َ ‫ق يَ ْخطَفُ َأ ْب‬
ُ ‫يَ َكا ُد ا ْلبَ ْر‬
‫ص„ا ِر ِه ْم ِإنَّ هَّللا َ َعلَى‬ َ ‫س„ ْم ِع ِه ْم َوَأ ْب‬ َ ‫ش„ا َء هَّللا ُ لَ„ َذ َه‬
َ ِ‫ب ب‬ َ ‫َعلَ ْي ِه ْم قَا ُموا َولَ ْو‬
‫َي ٍء قَ ِدي ٌر‬
ْ ‫ُك ِّل ش‬
Artinya : Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap
kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu; dan
bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki,
niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka.
Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
8. Iradah: Artinya Berkehendak
Jika Allah berkehendak, tidak satu pun yang dapat menolak.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S. Yasin/36:82 

ُ‫ش ْيًئا َأنْ يَقُو َل لَهُ ُكنْ فَيَ ُكون‬


َ ‫ِإنَّ َما َأ ْم ُرهُ ِإ َذا َأ َرا َد‬
Artinya : Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka terjadilah ia.
9. Ilmu:Artinya Maha Mengetahui
Allah SWT adalah pencipta alam ini dan Dia mengetahui semua
cptaan-Nya. Allah berfirman sebagai berikut. 

ُّ‫سال َم ُك ْم بَ ِل هَّللا ُ يَ ُمن‬ ْ ‫ون َعلَ ْي َك َأنْ َأ‬


ْ ‫سلَ ُموا قُ ْل اَل تَ ُمنُّوا َعلَ َّي ِإ‬ َ ُّ‫يَ ُمن‬
‫ين‬ َ ‫َعلَ ْي ُك ْم َأنْ َه َدا ُك ْم لِإلي َما ِن ِإنْ ُك ْنتُ ْم‬
َ ِ‫صا ِدق‬
“….dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. al-Hujarat/ 49:16) 
10. Hayat:Artinya Hidup
Seluruh kehidupan makhluk tunduk kepada Allah SWT. Dia yang
mengatur semua kehidupan makhluk hidup. Allah tidak akan mati dan kekal
selamanya. Firman Allah dalam Q.S.Ali ‘Imran/3:2 
‫هَّللا ُ اَل ِإلَهَ ِإال ه َُو ا ْل َح ُّي ا ْلقَ ُّيو ُم‬
Artinya: Allah, tida kada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi
senantiasa berdiri sendiri.
11. Sama’: Artinya Maha Mendengar
Tidak ada sesuatu yang tidak didengar oleh Allah SWT. Walaupun
jumlah suara manusia ratusan juta, semua akan didengar oleh Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam Q.S. al-Hujarat/49:1 

ُ ‫ي هَّللا ِ َو َر‬
‫سولِ ِه َواتَّقُوا‬ َ ‫يَا َأيُّ َها الَّ ِذ‬
ِ ‫ين آ َمنُوا اَل تُقَ ِّد ُموا بَ ْي َن يَ َد‬
َ َ ‫هَّللا َ ِإنَّ هَّللا‬
‫س ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului
Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
12. Basar: Artinya Maha Melihat
Allah yang mengatur, yang menjalankan , dan mengawasi benda-
benda, seperti matahari, bulan, bintang, dan planet-planet lainnya. Semua itu
bagi Allah tidak ada yang lepas dari penglihatan-Nya. Allah SWT berfirman
sebagai berikut. 

‫صي ٌر‬ َ ُ‫َوهَّللا ُ بِما تَ ْع َمل‬


ِ َ‫ون ب‬

Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat. (Al-Baqarah: 265).

13. Kalam: Artinya Berfirman


Kalam berarti Allah berbicara melalui firman-Nya yang berupa
wahyu. Allah berfirman sebagai berikut. 

َ‫ص ُه ْم َعلَ ْيك‬ ُ ‫صنَا ُه ْم َعلَ ْيكَ ِمنْ قَ ْب ُل َو ُر‬


ُ ‫ساًل لَ ْم نَ ْق‬
ْ ‫ص‬ َ َ‫ساًل قَ ْد ق‬
ْ ‫ص‬ ُ ‫َو ُر‬
َ ‫َو َكلَّ َم هَّللا ُ ُمو‬
‫سى تَ ْكلِي ًما‬
Artinya : Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami
kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak
Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara
kepada Musa dengan langsung.
14. Qadiran: Artinya maha Kuasa, adalah sifat yang selalu menetap
pada qudrat Allah. Lawan dari qadiran adalah ‘ajizan(sangat
lemah).
15. Muridan: Artinya maha Berkehendak, adalah sifat yang
melazimi sifat iradat Allah. Lawan dari iradat adalah karihan
(terpaksa)
16. ’alimann: Artinya maha Mengetahui, yang melazimi sifat ‘ilmu
Allah. Lawan dari ‘aliman adalan jaahilan (bodoh).
17. Hayyan: Artinya maha hidup, yang melazimi sifat haayat Allah.
Lawan dari hayyan adalah mayyitan (mati).
18. Sami’an: Artinya maha mendengar, yang melazimi sifat sama’
Allah. Lawan dari sami’an adalah a’ma (tuli)
19. Bashiran: Artinya maha melihat, yang melazimi sifat bashor
Allah. Lawan dari bashiran adalah ashomma (buta)
20. Takliman: Artinya maha berbicara, yang melazimi sifat kalam
Allah. Lawan dari takliman adalah abkam (bisu).
2.2.2. Sifat Mustahil Bagi Allah
1. Adam: Artinya Tiada
Sifat mustahil yang pertama adalah Adam yang berarti tiada. Sifat
ini kebalikan dari wujud yang artinya ada.Dalil naqli yang menunjukkan
adanya Allah Ta’ala, yakni:“Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang
telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam
di atas ‘Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya
dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah.
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.” (QS.Al-Araf : 54).
2. Huduts: Artinya Ada yang mendahului
Hudust berarti ada yang mendahului, merupakan lawan kata dari
qidam. Tidak mungkin ada yang mendahului keberadaan Allah Azza wa
Jalla. Dialah yang menciptakan alam semesta beserta isinya. Tentunya
Pencipta sudah pasti lebih dahulu dari apa-apa yang diciptakanNya.“Dialah
Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan Yang Bathin, dan Dia Maha
Mengetahui segala sesuatu.” (QS.Al-Hadid: 3)
3. Fana: Artinya Musnah
Allah Ta’ala tidak mungkin musnah. Sebaliknya, Dia bersifat kekal
selama-lamanya. Dijelaskan dalam Al-Quran: “Semua yang ada di bumi itu
akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran
dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27)
4. Mumatsalatu lil hawaditsi: Artinya Ada yang menyamai
Allah Ta’ala adalah dzat yang menciptakan segala sesuatu di bumi
dan alam semesta. Dialah yang Maha Agung. Tidak mungkin ada sesuatu
yang menyamai atau menandingiNya. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran: “Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dialah yang
Maha Mendengar dan Melihat.”. (QS. Asy-Syura: 11)
5. Ihtiyaju lighairihi: Artinya Memerlukan yang lain
Allah Ta’ala tidak memerlukan yang lain. Dia mampu mewujudkan
dan mengatur segalanya secara sempurna tanpa bergantung pada siapapun.
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran:“Dan barangsiapa yang berjihad,
maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri.
Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu)
dari alam semesta.” (QS. Al-Ankabut: 6).
6. Ta’adud: Artinya Berbilang
Ta’adud adalah kebalikan dari wahdaniyah yang berarti tunggal.
Allah itu Maha Esa. Tidak mungkin berbilang atau berjumlah lebih dari
satu. Allah Ta’ala tidak memiliki sekutu, tidak beranak dan tidak
diperanakan. Bukti keesaan Allah tertuang dalam kalimat syahadat dan juga
ayat Al-Quran yang artinya: “Katakanlah ‘Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada
beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada sesuatu yang setara
dengan Dia.’” (QS. Al-Ikhlas: 1-4)
7. Ajzun: Artinya Lemah
Ajzun berarti lemah, merupakan lawan kata dari dari qudrat yang
artinya berkuasa. Jadi Allah tidak mungkin bersifat lemah. Sebaliknya Allah
Azza wa Jalla Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa
melampui kekuasaan Allah Ta’ala. Dalam Al-Quran dijelaskan: “Hampir-
hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu
menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya
Dia melenyapkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS.Al Baqarah: 20)
8. Karahah: Artinya Terpaksa
Allah tidak memiliki sifat terpaksa. Sebaliknya Allah Maha
Berkehendak atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa melawan ataupun
menandingi kehendak dari Allah Ta’ala.  Sebagaimana dijelaskan dalam Al-
Quran: “Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu
hanyalah berkata kepadanya: “Jadilah!” maka terjadilah ia.” (QS.
Yasiin:82).
9. Jahlun: Artinya Bodoh, Mustahil bagi Allah Ta’ala bersifat bodoh. Dia
menciptakan alam semesta dengan segala isinya begitu sempurna. Dia
tidak membutuhkan bantuan siapapun. Dan dialah yang Maha Kaya lagi
Maha Mengetahui.
10. Mautun: Artinya Mati
Allah tidak akan mati. Dia bersifat kekal. Terus-menerus mengurus
makhluknya Tanpa tidur dan tidak letih sedikitpun. Dijelaskan dalam Al-
Quran: “Dan bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak
mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya.” (QS. Al-Furqon: 58)
11. Shamamun: Artinya Tuli
Mustahil Allah bersifat Tuli. Allah Ta’ala adalah Tuhan yang Maha
Mendengar. Pendengaran Allah meliputi segala sesuatu. “Katakanlah
cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan antaramu. Dia mengetahui apa
yang di langit dan di bumi.” (Al-Ankabut : 52).
12. Ama: Artinya Buta
Allah Ta’ala juga tidak buta. Dia Maha Melihat Segala Sesuatu.
Tak ada satu hal pun yang luput dari pengelihatanNya. “Dan Allah Maha
Melihat atas apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Hujarat: 18).
13. Bakamun: Artinya Bisu
Allah Ta’ala tidaklah Bisu. Allah berkata dan berfirman dengan
sangat sempurna. Tak ada bisa mengalahkan keindahan firman Allah Ta’ala.
Dan salah satu Nabi yang pernah berbicara langsung dengan Allah adalah
Nabi Musa.“Dan ada beberapa rasul yang telah Kami kisahkan mereka
kepadamu sebelumnya, dan ada beberapa rasul (lain) yang tidak Kami
kisahkan mereka kepadamu. Dan kepada Musa Allah ‘telah berfirman
secara langsung.” (QS. An-Nisa’: 164)
14. Kaunuhu ‘ajiyan: Artinya Zat yang lemah
Mustahil Allah bersifat lemah. Allah Ta’ala adalah pencipta alam
semesta dan segala isisnya. Dia Maha Kuasa atas semua hal. “Sebahagian
besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu
kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari
diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka
ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-
Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al
Baqarah 109).
15. Kaunuhu karihan: Artinya Zat yang terpaksa
Allah Ta’ala bukanlah dzat yang terpaksa. Dia Maha Berkehendak
atas segala sesuatu. Hanya berfirman “kun fa yakun” maka jadilah apa yang
dikehendaki oleh Nya“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan
bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki.” (QS.Hud:
107).
16. Kaunuhu jahilan: Artinya Zat yang sangat bodoh
Mustahil Allah adalah dzat yang bodoh. Allah Maha Mengetahui
dan Melihat apa-apa yang ditampakkan atau disembunyikan.
17. Mayyitan: Artinya Zat yang mati
Allah tidak mati. Allah bersifat kekal, tidak musnah dan tidak
binasa. Dia tidak pernah tidur. Selalu mengawasi hamba-hambaNya setiap
saat.
18. Kaunuhu ashamma: Artinya Zat yang tuli
Mustahil Allah bersifat tuli. Allah adalah Tuhan yang Maha
Mendengar. Pendengaran Allah tak terbatas dan meliputi segala sesuatu.
19. Kaunuhu ‘ama: Artinya Zat yang buta
Allah Maha Melihat, tidaklah buta. Dia Maha Sempurna dengan
seluruh keagunganNya.
20. Kaunuhu abkama: Artinya Zat yang bisu
Allah bukanlah dzat yang bisu. Allah berfirman dan firmanNya
tertuang dalam kitab-kitab suci yang diturunkan lewat para nabi.

2.2.3. Sifat Jaiz bagi Allah

Allah mempunyai kebebasan menciptakan hal-hal yang baik


termasuk menciptakan keislaman kepada Zaed dan kekafiran kepada si
Amar lalu menciptakan Ilmu pada seseorang itu dan kebodohan pada salah
satu yang lain demikian itulah yang dimaksud dengan Sifat Jaiz Allah.
Karna Allah tidak punya sedikitpun kewajiban itu selalu mengadakan
kebaikan menurut versi manusia dengan alasan itulah adanya ganjaran atas
perintah dan larangan Allah jika Allah mempunyai kewajiban untuk selalu
mengadakan kebaikan maka siksaan di dunia dan di akhirat tidak akan ada.
Seperti firman Allah berikut,
“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang
dikehendaki-Nya.” (Al-Qashash: 68).

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga
bagi Allah.
2. Pembagian sifat-sifat Allah terdiri dari 3, yaitu:
 Sifat-sifat yang wajib (pasti ada pada zat Allah-aqal tidak
menerima jika tidak ada) bagi Allah ada 20, yaitu; (1) wujud-
ada; (2) qidam-dahulu; (3) baqa’-kekal; (4) mukhalafah lil
hawadits-berbeda dengan makhluk; (5) qiyamuhu bi nafsih-
berdiri dengan zat-Nya sendiri; (6) wahdaniyah-tunggal; (7)
qudrah-kuasa; (8) iradah-berkehendak; (9) ilmu-tahu; (10)
hayah-hidup; (11) sama’-mendengar; (12) bashar-melihat; (13)
kalam-berfirman; (14) qadiran-maha mampu; (15) muridan-
maha berkehendak; (16) aliman-Maha tahu; (17) hayyan-maha
hidup; (18) sami’an-maha mendengar; (19) bashiran-maha
melihat; dan (20) mutakalliman-maha berfirman.
 Sifat mustahil (lawan sifat wajib) bagi Allah juga ada 20, yaitu;
(1) adam-tidak ada; (2) huduts-baru; (3) fana’-rusak; (4)
mumatsalatu lil hawadits-sama dengan makhluk; (5) qiyamuhu
bi ghairihi-butuh pada zat yang lain; (6) ta’addud-berbilang; (7)
ajzun-lemah; (8) karahah-terpaksa; (9) jahlun-bodoh; (10)
mautun-mati; (11) shamamun-tuli; (12) a‘ma-buta; (13)
bukmun-bisu; (14) ajizan-tidak mampu; (15) karihan-yang
terpaksa; (16) jahilan-yang bodoh; (17) mayyitan-yang mati;
(18) ashamma-yang tuli; (19) a’ma-yang buta dan (20) abkama-
yang bisu.
 Sifat yang jaiz bagi Allah swt hanya satu, menciptakan setiap
sesuatu atau tidak menciptakannya manusia dan makhluk.

DAFTAR PUSTAKA

Yunus, Muhammad. 1997. Pendidikan Agama Islam untuk SLTP. Jakarta.


Erlangga
Azra, Azyumardi, dkk. 2002. Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi
Umum. Jakarta. Depatemen Agama RI
Ahmadi Abu, dkk. 1991. Dasar-Dasar Penddikan Agama Islam. Jakarta.
Bumi Aksara
Darajat, Zakiah, dkk. 1986. Dasar-Dasar Agama Islam. Jakarta.
Departemen Agama RI

Anda mungkin juga menyukai