Bab 2
Bab 2
Bab 2
KAJIAN PUSTAKA
7
8
tinggi pula. Tinggi kadar air menyebabkan limbah kubis cepat busuk. Karena itu,
pengolahan limbah kubis penting dilakukan agar limbah kubis dapat digunakan
dalam waktu yang lebih lama tanpa mengalami kebusukan dan penurunan nilai
nutrisinya. Pengolahan limbah kubis dapat dilakukan dengan cara
memfermentasikannya dengan penambahan mikroorganisme (Rahmadi, 2003).
2.1.2 Sawi hijau
mengandung vitamin A dan vitamin C serta sedikit vitamin B. Oleh sebab itu
dilihat dari kandungan vitaminnya, maka sawi putih merupakan sayuran daun
yang cukup berguna bagi tubuh kita, selain itu sawi putih juga mempunyai
kandungan gizi yang tinggi yang tidak kalah dengan jenis sayuran daun
lainnya(Rizki & Rasyad, 2014).
menyusun 1-5% dari berat tubuh tanaman.Unsur N diserap oleh tanaman dalam
bentuk ion amonium (NH4+) atau ion nitrat (NO3-).Sumber unsure N dapat
diperoleh daribahan organic, mineral tanah, maupun penambahan pupuk organik
(Manuel, 2017). Menurut Matana (2015), menyatakan bahwa nitrogen yang
diserap oleh tanaman dirombak menjadi asam amino, yang dalam metabolisme
selanjutnya membentuk protein dan asam nukleat. Selain itu, N menjadi bagian
integral dari klorofil dan merupakan komponen utama tanaman yang menyerap
cahaya yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
Tumbuhan membutuhkan nitrogen untuk pertumbuhan, terutama pada fase
vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun, dan batang. Nitrogen juga bermanfaat
pada proses pembentukan hijau daun atau klorofil. Klorofil sangat berguna untuk
membantu proses fotosintesis. Selain itu nitrogen bermanfaat dalam
pembentukan protein, lemak, dan berbagai persenyawaan organik lainnya.Perlu
diketahui, sekitar 78% volume udara terdiri dari nitrogen.Kekurangan nitrogen
dapat menyebabkan tanaman tumbuh tidak normal atau kerdil. Daunnya akan
menguning lalu mengering. Jika kekurangan nitrogen dalam jumlah banyak
maka menyebabkan jaringan tanaman mengering dan mati. Buah
yangkekurangan nitrogen pertumbuhannya tidak sempurna,cepat masak, dan
kadar proteinnya kecil (Parnata, 2004).
2. Fosfor (P)
Fosfor merupakan unsur esensial dalam reaksi biokimia termasuk
fotosintesis dan respirasi.Forfor merupakan komponen utama dari adenosine
difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP) yang digunakan untuk mensuplai
energi dalam reaksi biokimia pada tumbuhan.Fosfor adalah komponen struktural
fosfolipid, asam nukleat, nukleotida, koenzim, dan phosphorprotein (Matana,
2015).Menurut Makiyah (2013), menyatakan bahwaunsur fosfor terdapat dalam
bentuk phitin, nuklein dan fostide merupakan bagian dari protoplasma dan initi
sel. Sebagai bagian dari inti sel sangat penting dalam pembelahan sel demikian
pula bagi perkembangan jaringan meristem. Fosfor diambil tanaman dalam
bentuk H2PO4- - dan HPO4-.Fosfor diserap tumbuhan dalam bentuk ion mono
dan divalen.Banyak fosfor hadir pada tumbuhan dalam bentuk organik.
11
Kedua adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan-bahan organik
yang difermentasikan dalam kondisi anaerob dengan bantuan organisme
hidup.Bahan bakunya dari material organik yang belum terkomposkan.Unsur
hara yang terkandung dalam larutan pupuk cair tipe ini benar-benar berbentuk
cair.Jadi larutannya lebih stabil.Bila dibiarkan tidak mengendap.Oleh karena itu,
sifat dan karakteristiknya pun berbeda dengan pupuk cair yang dibuat dari pupuk
padat yang dilarutkan ke dalam air(Rahmah et al., 2014).
Mikroba anaerob
Bahan organik CH4 + hara + humus
N, P, K
Saccharomyces cereviciae
Sayuran
CH4 + hara + humus
(kubis, sawi putih, sawi hijau)
N, P, K
Pupuk organik cair dari limbah sayuran dibuat dengan cara fermentasi.
Fermentasi adalah proses pemecahan senyawa organik menjadi senyawa
sederhana yang melibatkan mikrooganisme. Prinsip fermentasi ini adalah bahan
organik dihancurkan oleh mikroba dalam kisaran temperatur dan kondisi tertentu
(Affandi, 2008). Ditambahkan oleh Hidayati et al(2011), menyatatakan bahwa
dalam proses fermentasi bisa memanfaatkan ragi atau fermen karena ragi
mengandung mikroorganisme seperti Saccharomyces cereviciae. Ragi
Saccharomyces cereviciae dapat digunakan sebagai aktivator dalam proses
pengomposan pupuk organik, selain itu ragi memiliki sifat pereduksi yang kuat
sehingga dapat mendegradasi bahan organik.
Ragi Saccharomyces cereviciae bersifat fermentatif dengan memecah
glukosa menjadi karbon dioksida dan alkohol.Namun dengan adanya oksigen,
Saccharomyces cereviciae juga dapat melakukan respirasi yaitu dengan
mengoksidasi gula menjadi karbon dioksida dan air (Hidayati et al.,
2011).Indikator kualitas pupuk organik cair menurut Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 261/Permentan/Sr.310/4/2019 minimum mengandung unsur hara
diantaranya Nitrogen (N) 2-6%, Fosfor (P2O5) 2-6%, dan Kalium (K2O) 2-6%
(Peraruran Menteri Pertanian, 2019).
Pupuk organik cair yang sudah matang memiliki ciri tidak berbau busuk
dan justru berbau fermentasi (sepeti tape).Jika berbau busuk maka artinya
fermentasi gagal dan airnya malah justru berisi bakteri jahat dan senyawa kimia
berbahaya. Jika setelah 2-3 hari tampak daun tanaman berubah menjadi lebih
hijau segar dan tumbuh pesat maka artinya POC itu mengandung nutrisi yang
baik untuk tanaman (Pranata, 2004).
15
2.5 Ragi
Pembuatan pupuk cair dipadatkan dari proses fermentasi padat terlebih
dahulu kemudian dilanjutkan dengan proses fermentasi cair secara aerob. Peran
mikroorganisme dalam proses fermentasi sangat menentukan kualitas produk
yang dihasilkan. Penambahan mikroorganisme pada proses fermentasi berfungsi
sebagai activator yang membantu meningkatkan proses degradasi bahan organik
menjadi senyawa yang lebih sederhana agar mudah diserap oleh tanaman. Salah
satu mikroorganisme yang berfungsi sebagai activator dalam proses fermentasi
pupuk cair adalah ragi Saccharomyces cerevisiae(Hidayati et al., 2011).
Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies yang termasuk dalam
kelompok khamir berbentuk oval.Saccharomyces cerevisiae bersifat
fermentative, yaitu mampu memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan
alcohol.Namun dengan adanya oksigen, Saccharomyces cerevisiae juga dapat
melakukan respirasi yaitu memecah gula menjadi karbon dioksida dan air
(Hidayati et al., 2011). Menurut Nurlaila(2016), menyatakan ragi Saccharomyces
cerevisiae dapat digunakan sebagai activator dalam proses pengomposan dan
16
Solusi
Limbah sayuran
mengandung unsur makro
Limbah sayuran
dan mikro yang dibutuhkan
tanaman seperti N, P, K,
Ca, Fe, Zn.
Fermentasi dengan penambahan ragi
Selama 14 hari