Penggunaan Alat Kontrasepsi (KB)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI (KB)

Dosen Pengampu : Dr. Iskandar,M.Sy.

 KELOMPOK :
1. RINDIANI M. DAING (1911111001)
2. MOH ALFA ALFIN FAUZAN (1911111003)

TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUPANG

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Allah SWT, atas rahmat, taufik, serta 
hidayah-Nya. Sholawat serta salam tidak lupa kepada junjungkan kita Rasulullah
Muhammad SAW, sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Penggunaan Alat
Kontrasepsi (Kb)” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Kiranya dalam penulisan ini, kami menghadapi cukup banyak rintangan dan
selesainya makalah ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu tak lupa kami
ucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan
makalah ini yang tidak dapat kami disebutkan satu-satu, kami ucapkan terima kasih.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih baik lagi. Kami berharap makalah ini dapat memberi bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kupang, 11 Oktober 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
C.     Tujuan Penulisan
D.    Batasan Masalah

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian konsep keluarga berencana secara umum
B.Pengertian hukum keluarga berencana dalam Islam
C.Pengertian Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan
B.     Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

A. PENDAHULUAN

Akhir-akhir ini banyak cara yang digunakan oleh seseorang untuk mencegah
terjadinya kehamilan. Seiring berkembangnya zaman, sudah banyak sekali ditemukan
alat modern dengan berbagai efeknya atau sering kita dengar dengan sebutan alat
kontrasepsi sebagai hasil penemuan ilmu dan teknologi, yang kini lebih banyak
digunakan karena dianggap lebih menjamin ketimbang menggunakan cara tradisional.
Kontrasepsi disini adalah cara yang dijadikan obat yang digunakan dalam program KB
untuk mencegah, mengatur, membatasi bahkan mentiadakan terjadinya kelahiran.

Ditengah munculnya banyak kasus terkait dua persoalan tersebut dalam


penggunaan alat kontrasepsi tampaknya perlu dikuatkan kembali kedudukan hukum
dalam penggunaan alat kontrasepsi yang akhir-akhir ini banyak sekali diminati. Padahal
tujuan awal pemerintah mengadakan program KB iniantara lain hanya untuk mengatur
angka kelahiran supaya tidak melahirkan terlalu muda, tidak melahirkan terlalu cepat
dan tidak melahirkan terlalu tua, karena kondisi tersebut akan membahayakan nyawa
sang ibu. Akan tetapi munculnya program ini malah dijadikan kesempatan bagi
masyarakat untuk melakukan hal-hal yang mengarah pada perbuatan dosa besar. Perlu
diperhatikan bersama bahwa akhir-akhir ini semakin banyaknya tempat-tempat
lokalisasi, semakin maraknya sex bebas dan dengan adanya alat kontrasepsi ini malah
menjadikan senjata ampuh bagi mereka untuk melakukan perbuatan dosa karena dengan
alat kontrasepsi ini mereka tidak akan khawatir akan terjadinya kehamilan diluar nikah.
Adanya alat ini mereka semakin bebas untuk bergonta-ganti pasangan, berhubungan
badan dengan selain muhrimnya semakin leluasa untuk memuaskan hasrat nafsu mereka
tanpa memperdulikan dosa. Oleh karena itu perlu dikaji lebih dalam lagi bagaimana
kedudukan hukum dalam permasalahan-permasalahan yang muncul akhir-akhir ini
terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi. Sebenarnya ada dua macam alat kontrasepsi
yakni alat kontrasepsi tradisional (tidak menggunakan teknologi modern/alamiah) dan
alat kontrasepsi modern (pembuatannya menggunakan alat kontrasepsi). Adapun alat
kontrasepsi tradisional seperti ‘azal, kalender, suhu badan basal (termal), lendirserviks
(billings), sympotermal. Sedangkan kontrasepsi modern seperti kontrasepsi hormonal,
pil, suntikan, susuk KB, AKDR atau IUD, kondom dan kontrasepsi mantab atau operasi
vasektomi/tubektomi juga lebih dikenal dengan cara konsepsional.1

Kontrasepsi yang paling banyak digunakan dewasa ini adalah Kontrasepsi


hormonal, suntikan, dan kontrasepsi Mantab dengan operasi tubektomi. Kontrasepsi
hormonal diperkirakan penggunanya lebih dari 55 juta wanita didunia, sedang
kontrasepsi suntikan lebih dari 10 juta wanita di dunia. Efektivitasnya secara teoritis
hampir (99,98-100%), meskipun belum dapat dikatakan aman 100%. Kontrasepsi suntik
yang banyak digunakan dan secara resmi digunakan dalam program keluarga berencana
adalah Medroksiprogesteronaseat 150 mg dalam bentuk depo dan noretindronenantat
200 mg. Kedua sediaan ini diberikan pada hari ke-5 pendarahan haid secara IM yang
dalam di daerah gluteus.2

Program keluarga berencana dengan selogannya dua anak cukup. Mengenai


pengertian dari program yakni suatu rencana yang bisa dilaksanakan guna
meningkatkan dan melaksanakan perkembangan suatu hal, sedangkan dengan keluarga
adalah satuan unit terkecil dalam sebuah masyarakat yang dimana didalamnya terdapat
kepala keluarga atau bapak, sosok ibu sekaligus bendahara dan sekertaris dalam
keluarga, dan buah hati dari bapak ibu. Berencana yakni sebuah fokus yang diadakan
untuk memberi saran mengenai perencanaan yang telah di sarankan tersebut. 

Jadi program keluarga berencana itu adalah sebuah rencana yang berfokus pada
sebuah keluarga guna melaksanakan program memiliki anak dua dan cukup dengan
menggunakan alat kontrasepsi. Maksud cukup disini adalah anak cukup dalam perhatian
dan kasih sayang orang tua dan cukup dalam pemberian pengetahuan serta cukup
memperoleh daya pikir dan cukup tidak kekurangan apapun dari sosok orang tuanya. 

1
Hanafi Hartanto, “Keluarga Berencana Dan Kontrasepi” (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2010), 42.
2
Gemy Nastity Handayany, “Kontrasepsi Dalam Kajian Islam,” Jurnal Al-Firk Volume 17 Nomor 1
Tahun 2013,
n.d., 232
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permaparan penulis dalam latar belakang masalah di atas, maka


rumusan masalah dalarn penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep keluarga berencana secara umum ?


2. Bagaimana hukum keluarga berencana dalam Islam ?
3. Bagaimana Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam
serta macam-macam alat kontrasepsi ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dalarn makalah ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan konsep keluarga berencana secara umum.


2. Untuk mendeskripsikan hukum keluarga berencana dalam Islam.
3. Untuk mendeskripsikan Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang
oleh Islam serta macam-macam alat konrasepsi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Keluarga Berencana


1. Pengertian Keluarga Berencana
Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997:
keluarga berencana adalah tindakan yang mernbantu pasangan suarni istri
untuk menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang
memang sangat diinginkan, me ngatur interval dia ntara keharnilan, mengontro l
waktu saat kelahiran dalarn hubungan dengan umur suami istri serta menentukan
jurnlah anak daam keluarga.
Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang
perkernbangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya
peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat me a lui pendewasaan usia
perkawinan (PUP), pe ngaturan ke lahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Keluarga
berencana adalah suatu usaha untuk Menjarangkan jumlah dan jarak kehamilan
dengan rremakai kontrasepsi.
Secara umum keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang
rrengatur banyaknya keharnilan sedernikian rupa sehingga berdarnpak positifbagi ibu,
bayi, ayah serta keluarganya yang bersangkutan tidak akan me nimbukan kerugian
sebagai akibat langsung dari kehamilan tersebut. Diharapkan dengan adanya
perencanaan keluarga yang matang kehamilan merupakan suatu hal yang merrang
sangat diharapkan sehingga akan terhindar dari perbuatan unmk mengakhiri
kehamilan dengan aborsi.
2. Tujuan Keluarga Berencana
Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan:
a) Tujuan demografi yairu rrencegah terjadinya ledakan penduduk dengan
b) menekan laju pertumbuhan penduduk (LIP) dan hal ini tentunya akan diikuti
dengan me nurunnya angka kelahiran atau TFR (Total Fertility Rate) dari 2,87
menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan
akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan surnber daya alam serta
banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan
bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan
teori Malthus (1766-1834) yang menyatakan bahwa pertumbuhan
rranusra cenderung me ngikuti deret ukur, sedangkan perturrouhan
bahan pangan rrengikuti derer hitung. Mengatur keharnilan dengan menunda
perkawinan, menunda keharnilan anak pertama dan meniarangkan keharnilan
setelah kelahiran anak pertarna serta menghentikan kehamilan bila dirasakan
anak teah cukup.3
c) Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah
lebih dari satu tahun tetapi belum juga merrpunyai keturunan, hal ini
mernungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
d) Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi rerraja atau pasangan yang
akan me nikah dengan harapan bahwa pasangan akan mernpunyai
pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam mermentuk
keluarga yang bahagia dan ber kualitas.
e) Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS (Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera) dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga
berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang,
pangan, papan, pend dikan dan produktif dari segi ekonomi.

3. Sasaran Keluarga Berencana


a) Sasaran Langsung
Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49
tahun, Karena ke brrpok ini rrerupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan
seksual dan setiap kegiatan seksual dapat rre ngakibatkan keharnilan. PUS
diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif estari sehingga efek
langsung penurunan fertilisasi.

3
shorturl.at/abEZ0
b) Sasaran Tidak Langsung
a. Kelornpok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini mernang bukan
merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara angsung tetapi
rrerupakan kelornpok yang beresiko untuk rrelakukan hubungan seksual akibat
telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini
lebih berupaya prornotif dan preventif untuk rrencegah terjadinya
kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi,
b. Organisasi-organisasi, lermaga-lernbaga kemasyarakatan, instansi-instansi
pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh rrasyarakat (alim ularra, wanita,
dan pemuda), yang diharapkan dapat rrerroerikan dukungannya dalam
pelerroagaan NKKBS.4

B. Hukum Keluarga Berencana Dalam Islam


Menentukan halal dan haram dalam Islam harus berdasarkan keterangan yang
bisa dipertanggungjawabkan.

Jika dilihat tujuannya, KB memiliki orientasi yang berbeda-beda. Ini juga dapat
menentukan hukum KB menurut Islam dilihat dari peruntukannya.

a. Hukum KB Dianggap Haram


Dalam sebuah hadis, Anas bin Malik berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:

‫تَ َز َّوجُوا ْال َودُو َد ْال َولُو َد فَِإنِّي ُم َكاثِ ٌر بِ ُك ُم ْاالُ َم َم‬

Artinya: “Nikahilah perempuan yang penyayang dan banyak anak karena aku
akan berlomba dalam banyak jumlahnya umat,” (HR Abu Daud).5

Para ulama memiliki pandangan bahwa hukum KB menurut Islam adalah haram
jika tujuannya untuk membatasi kelahiran. Allah SWT memberikan perintah

4
http://digilib.unimed.ac.id/20155/7/7___NIM_.PDF
5
HR Abu Daud
agar para perempuan dan keluarganya bisa memiliki keturunan yang banyak dan
kuat untuk Islam.
b. Hukum KB Diperbolehkan dalam Islam
Hal ini berbeda jika tujuannya untuk kesehatan. Membatasi kelahiran demi
kesehatan tentu bisa berefek kepada kesehatan seorang istri atau ibu.

Di mana jika terjadi kehamilan dapat mengganggu kesehatan rahim, dan juga
berdampak pada aspek-aspek organ tubuh lainnya.

Tapi jangan sampai alasan membatasi kelahiran disebabkan alasan ekonomi.


Sebab, Allah SWT berfirman:

ْ ‫ق ۖ نَّحْ نُ نَرْ ُزقُهُ ْم وَِإيَّا ُك ْم ۚ ِإ َّن قَ ْتلَهُ ْم َكانَ ِخ‬ ٰ ٰ ۟


‫طـًٔا َكبِيرًا‬ ٍ َ‫َواَل تَ ْقتُلُ ٓوا َأوْ لَ َد ُك ْم خَ ْشيَةَ ِإ ْمل‬

"Wa lā taqtulū aulādakum khasy-yata imlāq, naḥnu narzuquhum wa iyyākum,


inna qatlahum kāna khiṭ`ang kabīrā."

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut


kemiskinan. Kamilah yang akan memberikan rezeki kepada mereka dan juga
kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar,"
(QS. Al-Isra: 31).6

Jika dilihat dari dua tujuan tersebut, hukum KB menurut Islam bisa menjadi
haram jika orientasinya bukan untuk kemaslahatan dan menyelamatkan.

Tetapi bisa halal jika memang berorientasi pada kesehatan dan juga
kesejahteraan ibu.7

C. Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam serta


macam-macam alat kontrasepsi
6
QS. Al-Isra: 31
7
https://www.orami.co.id/magazine/hukum-kb-menurut-islam
1. Cara yang diperbolehkan
Ada beberapa mica m cara pencegaha n kehamilan yang diperbo lehkan o
leh syara ' antara la in, me nggunakan pil, suntikan, spiral, kondorn, diafragrra,
tablet vaginal , tisue. Cara ini diperbolehkan asal tidak rrernbahayakan nyawa
sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan kepada azl yang tidak dperrrasalahkan
hukurmya, Sebagaimana hadits Nabi : Kami dahulu dizaman Nabi SAW melakukan
azl, tetapi beliau tidak melarangnya.
2. Cara yang dilarang
Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara', yaitu
dengan cara merubah atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang
terrnasuk kategori ini antara Jain, vasektomi, tuoektomi, aborsi. Hal ini tidak
diperbolehkan karena hal ini menentang tujuan pernikahan untuk rrenghasiakn
keturunan.

 Macam-Macam Alat Kontrasepsi

1. Kontrasepsi Tradisional
a. ‘azal
‘azal adalah senggama terputus. Hal ini dilakukan oleh suami dengan tujuan agar
sperma jatuh diluar rahim. Cara dilakukan oleh suami atas dasar persetujuan istri
sebab istri berhak terhadap kelahiran anak dan kenikmatan bersenggama. Dan
kejadian ini sudah diketahui sejak zaman Rasulullah SAW masih hidup.8
b. Kalender
Dasarnya dengan menentukan waktu evolusi dari data haid yang dicatat 6-12
bulan terakhir. Tahun 1930 Kyusaku Ogino di Jepang dan di Herman Knaus di
Australia, menemukan bahwa: Ogino: ovulasi biasanya terjadi pada hari ke-15
sebelum haid berikutnya, dapat pula terjadi 12-16 hari sebelum haid datang.
Knaus: Ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15sebelum haid yang akan datang.
Problem terbesar dengan metode kalender yakni jarang ada wanita yang
mempunyai siklus haid teratur setiap 28 hari.

8
Shidiq Sapiudin, “Fikih Kontemporer” (Jakarta: Kencana, 2017), 30
c. Suhu Badan Basal
Dasar dengan peninggian suhu badan basal 0.2-0.5ᵒC pada waktu ovulasi. Mulai
1-2
hari setelah ovulasi, dan juga disebabkan karena peninggian hormon
progesteron.
Efektivitasnya Angka kegagalan: 0.3-6.6 kehamilan pada wanita per tahun.
d. Lendir Serviks
Dimulai dari hari pertama diketahui dengan adanya lendir setelah haid dan
berkelanjutan selama dengan hari ke-4 setelah gejala puncak (peak sympotom).
Efektivitasnya angka kegagalan:0.4-39.7 kehamilan pada wanita per tahun.
e. Sympto-Termal
Dasar dengan adanya kombinasi antara bermacam metode KB alamiah untuk
menentukan masa subur. Efektivitasnya angka kegagalan: 4-9-34.4 kehamilan
pada
100 wanita per tahun.Disini dapat disimpulkan bahwasannya kontrasepsi
tradisional
tidak memberi dampak negatif apapun karena memang dilakukan tanpa
memakai alat bantu yang mengandung zat kimia yang akan berakibat buruk
terhadap tubuh
pemakai.
2. Kontrasepsi Modern
a. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi ini mengandung esterogen atau progestin atau gabungan dari
keduanya.
Biasanya kontrasepsi ini banyak tersedia di klinik-klinik. Preparat-preparat ini
bervarisasi dan secara kimiawi dan banyak mempunyai kemiripan antara satu
sama lain, tetapi juga memiliki perbedaan yang jelas.Adapun dampak negatif
yang timbul
akibat pemakaian kontrasepsi hormonal yaitu:
1) Mual terjadi pada 50%-70% wanita
2) Nyeri tekan pada payudara
3) Pusing
4) Nyeri abdomen
5) Gangguan siklus menstruasi disertai pendarahan abnormal.
b. Suntik
Suntikan termasuk dalam kelompok alat kontrasepsi hormonal. Sesuai
dengannamanya, cara pemakaiannya dengan menyuntikkan zat hormonal ke
dalam
tubuh. Zathormonal yang terkandung dalam cairan suntikan dapat mencegah
kehamilan dalam waktu tertentu.Biasanya efektif selama 1-3 bulan, tergantung
pada
kandungan dan jenis zat yang ada. Adapun dampak negatif yang timbul akibat
pemakaian kontrasepsi suntik yaitu:
1) Gangguan haid, ini yang paling sering terjadi
2) Berat badan bertambah
3) Sakit kepala
4) Ada sedikit peninggian dari kadar insulin penurunan HDL-Kolestrol.
c. Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (Implan)
Implan, oleh orang awam biasa dikenal dengan susuk KB. Menurut BKKBN
2006,implan terdiri dari 1 batang, 2 batang, dan 6 batang. Implan ini
dimasukkan
dibawahkulit pada lengan bagian atas.Sangat efektif untuk masa 3 tahun (untuk
jenis 1
dan 2batang) dan 5 tahun (untuk jenis 6 batang). Menurut Yayasan Permata Hati
Kita(2003), alat KB yang ditempatkan di bawah kulit ini efektif mencegah
kehamilandengan cara mengalirkan secara perlahan-lahan hormon yang
dibawanya.
Selanjutnyahormon akan mengalir ke dalam tubuh lewat pembuluh-pembuluh
darah.
Adapun dampak negatif yang timbul akibat pemakaian kontrasepsi implan yaitu:
1) Perubahan pola haid yang terjadi kira-kira 60% akseptor dalam tahun pertama
2) Pendarahan bercak
3) Berkurang panjangnya siklus haid
4) Amenore
5) Bertambahnya hari-hari pendarahan dalam 1 siklus.
d. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (IUD)
IUD (Intra Uterine Device), atau dalam bahasa Indonesia disebut alat
Kontrasepsi dalam rahim (AKDR) adalah alat kontrasepsi yang oleh masyarakat
awam biasa disebut spiral. Sesuai dengan namanya AKDR, alat ini dipakai di
dalam rahim. Sejakmetode AKDR dikenalkan banyak orang menggunakan
untuk program pengaturanjumlah anak dalam keluarga karena relatif aman.
Adapun dampak negatif yang timbul akibat pemakaian kontrasepsi IUD yaitu:
1) Biaya lebih mahal
2) Harus diganti setelah pemakaian 18 bulan
3) Lebih sering menimbulkan pendarahan mid-siklus dan pendarahan bercak
4) Rasa sakit/nyeri dikemudian hari
5) Muntah, keringat dingin dan syncope.
e. Pil
Pil KB adalah suatu tablet berisi hormon estrogen atau progestin yang diminum
olehwanita secara teratur untuk mencegah kehamilan.5Cara kerja pil ini adalah
mencegahproses pematangan telur sehingga tidak bisa dibuahi. Adapun dampak
negatif yang timbul akibat pemakaian kontrasepsi Pil KB yaitu:
1) Kurang efektif mencegah kehamilan
2) Menambah insidens dari pendarahan bercak karena pil tidak mengandung
estrogen
3) Lupa minum 1 atau 2 tablet oleh sebab muntah atau diare.
f. Sterilisasi (Vasektomi/Tobektomi)
Yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran/pembuluh yang
menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat (gudang sperma
menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi ke dalam
rongga rahim, sementara sperma laki-laki yang masuk ke dalam vagina wanita
tidak mengandung spermatozoa sehingga tidak akan terjadi kehamilan walaupun
koitus tetap normal tanpa gangguan sperma. Akibat dari sterilisasi ini akan
menjadi mandul selamanya.6Adapun dampak negatif yang timbul akibat
pemakaian kontrasepsi tubektomi yaitu:
1) Resiko komplikasi, karena kesalahan atau kegagalan teknis.
2) Pendarahan yang mungkin terjadi dapat lebih banyak.
3) Saat melahirkan bakteri dapat masuk kedalam rongga pelvis.
Sedangkan adapun dampak negatif yang timbul akibat pemakaian kontrasepsi
vasektomi yaitu:
1) Diperlukan suatu tindakan operatif
2) Terkadang menyebabkan komplikasi seperti pendarahan atau infeksi
3) Kontap pria belum memberikan perlindungan total sampai semua
spermatozoa
4) Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual yang
bertambah parah.
g. Kondom
Kondom atau jaswadi adalah alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan
atau penularan penyakit kelamin pada saat berhubungan badan. Dan biasa dibuat
dari bahan karet latex dan dipakaikan pada alat kelamin pria atau wanita pada
keadaan
ereksi sebelum bersenggama atau bersetubuh. Kondom tidak hanya dipakai oleh
pria saja melainkan juga dipakai oleh wanita. Kondom yang diperuntukkan
wanita
biasanya berbentuk silinder yang kemudian dimasukkan kedalam kemaluan
wanita. Sedangkan kondom untuk pria seperti halnya kondom wanita yakni
dipasangkan ke alat kelamin wanita. Keduanya memiliki fungsi yang sama yakni
mencegah sperman masuk kedalam rahim wanita.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah merrpunyai


perencanaan yang kongkri: rrenge nai kapan anaknya diharapkan lahir agar
setiap anaknya lahir disambut dengan rasa gembira dan syukur dan
merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang disesuaikan dengan
kemarrpuannya dan situasi kondisi rrasyarakat dan negaranya. Alat
kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam ad alah yang cara kerjanya
mencegah keharnilan (man'u al-harnl), bersifat sernentara (tidak perrnanen)
dan dapat dipasang sendiri olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang
tidak hararn rrernandang auratnya atau oleh orang lain yang pada dasarnya tidak
boleh memandang auratnya tetapi dalarn keadaan darurat ia dibo ehkan. Selain
itu bahan pernbuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang halal,
serta tidak menirmulkan irrplikasi yang membahayakan (rrudlarat) bagi
kesehatan.
Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah merrenuhi
kri:eria-kriteria tersebut diatas, oleh karena itu dapat disirrpulkan bahwa
KB secara substansial tidak bertentangan dengan ajaran Islam bahkan
merupakan salah satu bentuk implernentasi serrangat ajaran Islam dalam
rangka mewujudkan sebuah ke mashlahatan, yaitu me.nciptakan keluarga yang
tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah)
hukum ber-KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas,
sudah menjadi kesepakatan para ulama dalam forum-forum ke lslaman, baik
pada tingkat nasional maupun Internasiona 1 (jrra 'al- rrajami).
Para ularna yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencana
(KB) yang dibolehkan syari at adalah suatu usaha
pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha pencegahan kehamilan se
mentara atas kesepakatan suarni-isteri karena situasi dan kondisi tertentu
untuk kepentingan (maslahat) keuarga.
Hukum KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan
rnaksud menciptakan keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan
keturunan yang tangguh sangat sejalan dengan tujuan syariat Islam yaitu
mewujudkan kernashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb juga rrerniliki
sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya ke mudlaratan. Bila
dilihat dari fungsi dan rranfaat KB yang dapat melahirkan kernaslahatan dan
rrencegah kenudaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam

B. Saran
Dalam rrewujudkan keluarga yang sejahtera sesuai dengan syariat
Islam maka penulis berharap perrerintah tidak henti-hentinya
merroerikan penyuluhan dan birrbingan kepada masyarakat agar
melaksanakan program perrerinrah karena dengan menggunakan alat
kontrasepsi bukan berarti meno lak takdir dari Allah SWT tetapi dalarn
rangka rreningkatkan ke Irranan dan Ketaqwaan kepada Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Hanafi Hartanto, “Keluarga Berencana Dan Kontrasepi” (Jakarta: Pustaka Sinar


Harapan, 2010), 42.
Gemy Nastity Handayany, “Kontrasepsi Dalam Kajian Islam,” Jurnal Al-Firk Volume
17 Nomor 1 Tahun 2013,n.d., 232
shorturl.at/abEZ0
http://digilib.unimed.ac.id/20155/7/7___NIM_.PDF
https://www.orami.co.id/magazine/hukum-kb-menurut-islam
HR Abu Daud
QS. Al-Isra: 31
http://kanal3. wordpress.com/Zt) l l/02/l 3/bagaimanakah-hukun1-keluarga-berencana-
kb-d alam- pandanga n- islam/
drs.h. aminudin yakub.na-wakil sekretaris komisi fatwa mui
pusat http://keluargaberencanadalan1islan1.blogspot.con1/2009/ 12/pandangan-
hukum islam-tentang-keluarga. Html tu'nas fuadah, (2009).
http://8tunas8.wordpress.com/keluarga-berencana-kb-dalan1- pandangan-islam/
http ://windahida yatulhabib ah.b logspot.co m/2012/05 /makalah-keluarga-
berencana-dalam html

Anda mungkin juga menyukai