Resume DHF
Resume DHF
Resume DHF
Disusu Oleh :
TOFI'AH
071221001
A. Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi yang berhubungan dengan penyakit DHF adalah system sirkulasi. System
sirkulasi adalah sarana untuk menyalurkan makanan dan oksigen dari traktus distivus dari
paru-paru ke sela-sela tubuh. Selain itu, system sirkulasi merupakan sarana untuk membuang
sisa-sisa metabolisme dari sel- sel ginjal, paru-paru dan kulit yang merupakan tempat ekskresi
pembuluh darah.
B. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan
istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang,
tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita. Bentuk jantung
menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis
kordis. Disebelah bawah agak runcing yang disebut apeks cordis. Letak jantung didalam rongga
dada sebelah depan, sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, diatas diagfragma dan
pangkalnya terdapat dibelakang kiri antara kosa V dan VI dua jari dibawah papillamamae. Pada
tempat ini teraba adanya denyut jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang
sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram.
C. Pembuluh Darah
a. Arteri
Arteri merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah keseluruh
bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel
sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic
dan terdiri dari 3 lapisan. Arteri yang paling besar didalam tubuh yaitu aorta dan arteri
pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm. Arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruhan
tubuh yang disebut arteriola yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir didalamnya tetapi hanya untuk tunika intima.
Sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa
vasorum.
b. Vena
Vena (pembuluh darah balik) merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari
bagian/alat-alat tubuh masuk ke dalam jantung. Tentang bentuk susunan dan juga pernafasan
pembuluh darah yang menguasai vena sama dengan pada arteri. Katup-katup pada vena
kebanyakan terdiri dari dua kelompok yang gunanya untuk mencegah darah agar tidak kembali
lagi. Vena-vena yang ukurannya besar diantaranya vena kava dan vena pulmonalis. Vena ini
juga mempunyai cabang yang lebih kecil yang disebut venolus yang selanjutnya menjadi
kapiler.
c. Kapiler
Kapiler (pembuluh darah rambut) merupakan pembuluh darah yang sangat halus. Diameternya
kira-kira 0,008 mm. Dindingnya terdiri dari suatu lapisan endotel. Bagian tubuh yang tidak
terdapat kapiler yaitu; rambut, kuku, dan tulang rawan. Pembuluh darah rambut/kapiler pada
umumnya meliputi sel-sel jaringan. Oleh karen itu dindingnya sangat tipis maka plasma dan zat
makanan mudah merembes ke cairan jaringan antar sel.
D. Darah
2. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia akan menyebabkan klien mengalami viremia.
Beberapa tanda dan gejala yang muncul seperti demam, sakit kepala, mual nyeri otot, pegal
seluruh tubuh, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem vaskuler. Pada
penderita DBD, terdapat kerusakan yang umum pada sistem vaskuler yang mengakibatkan
terjadinya peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah. Plasma dapat menembus
dinding vaskuler selama proses perjalanan penyakit, dari mulai demam hingga klien mengalami
renjatan berat. Volume plasma dapat menurun hungga 30%. Hal inilah yang dapat
mengakibatkan seseorang mengalami kegagalan sirkulasi. Adanya kebocoran plasma ini jika
tidak segera di tangani dapat menyebabkan hipoksia jaringan, asidosis metabolik yang pada
akhirnya dapat berakibat fatal yaitu kematian. Viremia juga menimbulkan agresi trombosit dalam
darah sehingga menyebabkan trombositopeni yang berpengaruh pada proses pembekuan
darah. Perubahan fungsioner pembuluh darah akibat kebocoran plasma yang berakhir pada
perdarahan, baik pada jaringan kulit maupun saluran cerna biasanya menimbulkan tanda
seperti munculnya purpura, ptekie, hematemesis, ataupun melena.
3. Pathway
Terlampir
c. Pengertian Hipertermia
Hipertermia adalah keadaan meningkatnya suhu tubuh di atas rentangnormal tubuh,(Tim Pokja
SDKI DPP PPNI, 2016). Menurut,(Arif Muttaqin, 2014) hipertermia adalah peningkatan suhu
tubuh sehubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk meningkatkan pengeluaran panas
atau menurunkan produksi panas.Menurut Mumpuni (2016) DHF atau yang lebih familiar
dengan sebutan demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue
yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes,misalnya
Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Menurut Boyd (2015) Hipertermia yaitu suhu tubuh yang
sangat jauh di atas normal dan dapat menyebabkan kejang.
5.Judul/Kasus :
Resume Asuhan Keperawatan pada Tn. T dengan DHF (dengue hemorrhagic fever) di Ruang
Dahlia RSUD Dr. Gunawan Mangunkusumo Ambarawa.
6. Data demografi
Identitas :
Nama : Tn. T
Tempat & Tgl Lahir : Kab. Semarang, 10 September 1991
Pendidikan Terakhir : SLTA
Agama : Kristen
Suku : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Pekerjaan : Wiraswasta
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 70 kg
Gol Darah :-
Diagnose Medis : DHF
Alamat : Kepatihan 2/1 Kranggan Ambarawa Kab. Semarang
Riwayat Kesehatan : -
Riwayat Kesehatan saat ini :
Pasien mengatakan badanya panas kurang lebih 4 hari , dan nyeri pada daerah tulang dan sendi.
Riwayat Kesehatan masa lalu :
Pasien mengatakan jika keluar rumah jarang memakai pakaian lengan panjang, dan tidak pernah
menggunakan lotion anti nyamuk.
Riwayat Kesehatan keluarga :
Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang memiliki penyakit yang dialami sebelumnya.
7. Asuhan Keperawatan :
Rencana Asuhan Keperawatan
Hari/Tanggal : 20 Februari 2023
Kolaborasi
-Kolaborasi -membantu
pemberian menurunkan suhu
antipiretik Jika perlu pasien.
Catatan Perkembangan
Hari/Tanggal : Senin,20 Februari 2023
2.menonitor ttv ( DS :
td,frekwensi pernafasan,nadi pasien mengatakan tidak mempunyai
keturunan hipertensi
DO:
Td : 147/86 mmHg
RR : 24X/menit
PR : 87x/menit
Spo2 : 100%
11.00 S:
Pasien mengatakan sudah 4 hari sebelum dibawa ke RS panas
dan tidak turun-turun.
O:
Pasien tampak terbaring di tempat tidur, tampak lemah
Aktivitas klien mandiri, pasien dapat ke kamar mandi secara
mandiri dengan bantuan minimal.
TTV
Td : 147/86 mmHg
RR : 24X/menit
PR : 87x/menit
Spo2 : 100%
T : 37,3 derajat Celcius
A:
Masalah keperawatan termoregulasi tidak efektif
P:
Lanjutkan Intervensi
Anjurkan pasien menggunakan pakaian panjang saat keluar
rumah
Ajarkan untuk menggunakan lotion sebelum melakukan aktifitas di
luar rumah.