LP Nutrisi - Rega Nugraha Yusaputra - 2140159

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA : NUTRISI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Dasar Profesi

Dosen Koordinator : Juju Juhaeriah, S.Kp., M.Kes


Dosen Pembimbing : Galih Jatnika, M. Kes., AIFO

Oleh

Rega Nugraha Yusaputra


NPM. 2140159

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2021
A. Konsep Nutrisi
1. Definisi
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan untuk menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh
(Alimul, 2015).
Nutrisi juga dapat dikatakan sebagai elemen yang dibutuhkan untuk proses dan
fungsi tubuh, kebutuhan energy didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti karbohidrat,
protein, lemak, air, vitamin, dan mineral (Potter and Perry, 2010).
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa nutrisi merupakan suatu
proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan untuk
menghasilkan energy dan digunakan untuk aktivitas tubuh, kebutuhan energy dapat
diperoleh dari nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan mineral.

2. Jenis Nutrisi
Nutrisi yang terkandung dalam suau makanan sebagian besar terdiri dari enam
kategori, yaitu :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energy utama. Karbohidrat diperoleh
terutama dari tumbuhan seperti beras, jagung, kacang, sagu, singkong, dan lain-
lain.
Berdasarkan susunan kimianya karbohidrat digolongkan menjadi tiga jenis,
yaitu:
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat yang paling sederhana dan
merupakan molekul yan paling kecil. Dalam bentuk ini molekul dapat
langsung diserap oleh pembuluh darah. Jenis dari monosakarida yaitu
glukosal dekstrosa yang banyak terdapat pada buah-buahan dan sayuran,
fruktosa banyak terdapat pada buah, sayur, madu, dan galaktosa yang berasal
dari pecahan disakarida.
2) Disakarida
Jenis dari disakarida yaitu sukrosa, maltose, dan laktosa. Surkosa dan
maltose banyak pada makanan nabati, sedangkan laktosa yaitu merupakan
jenis gula dalam air susu baik susu ibu maupun susu hewan.

3) Polisakarida
Polisakarida merupakan gabungan dari beberapa molekul
monosakarida. Jenis polisakarida ini adalah zat pati, glikogen, dan selulosa
Fungsi karbohidrat tediri dari :
1) Sumber energy utama bagi otak dan saraf
2) Membuat cadangan tenaga tubuh
3) Pengaturan metabolism lemak
4) Untuk efesiensi penggunaan protein
5) Memberikan rasa kenyang
b. Protein
Protein yang lengkap terdiri dari semua asam amino essensial dalam
kualitas yang cukup untuk pertumbuhan dan mempertahankan keseimbangan
nitrogen dalam tubuh.
Fungsi dari protein yaitu :
1) Untuk keseimbangan cairan yaitu dengan meningkatkan tekanan osmotic
koloid, keseimbangan asam
2) Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan
3) Pengaturan metabolism dalam bentuk enzim dan hormone
4) Sumber energy di samping karbohidrat dan lemak
5) Dalam bentuk kromosom, protein berperan aktif sebagai tempat menyimpan
dan meneruskan sifat-sifat keturunan dalam bentuk genes
Sumber protein:
1) Protein hewani yaitu protein yang berasal dari hewan seperti susu,
daging, telur, hati, udang, kerang, ayam, dan sebagainya
2) Protein nabati yang berasal dari tumbuhan seperti jagung, kedelai,
kacang hijau, terigu, dan sebagainya.
c. Lemak
Lemak merupakan bentuk penghasil energy tubuh utama. Berdasarkan
ikatan kimianya lemak dibedakan menjadi :
1) Lemak murni yaitu lemak yang terdiri dari asam lemak dan gliserol
2) Zat-zat yang mengandung lemak misalnya fosfolipid yaitu ikatan lemak
dengan garam fosfor, glikolipid (ikatan lemak dengan glikogen).
Menurut sumbernya, lemak berasal dari nabati dan hewani. Lemak nabati
mengandung lebih banyak asam lemak tak jenuh seperti yang terdapat pada
kacang-kacangan, kelapa, dan lain-lain. Sedangkan lemak hewani banyak
mengandung asam lemak jenuh dengan rantai panjang seperti daging sapi,
kambing, dan lain-lain
d. Air
Air merupakan komponen kritis dalam bentuk cairan dalam tubuh, karena
fungsi sel bergantung pada lingkungan cairan. Berat badan tersusun dari air
sebanyak 60-70%.
e. Vitamin
Vitamin terbagi menjadi 2 jenis, yaitu vitamin larut air yang terdiri dari
vitamin C dan B, sedangkan vitamin yang lainnya masuk kedalam klasifikasi
vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K.
f. Mineral
Mineral adalah elemen essensial nonorganic pada tubuh sebagai katalis
dalam reaksi katalis dalam reaksi biokimia. Kebutuhan mineral sehari-hari
adalah 100 mg.
Fungsi dari mineral yaitu :
1) Membangun jaringan tulang
2) Mengatur tekanan osmotic dalam tubuh
3) Memberikan elektrolit untuk keperluan otot-otot dan saraf
4) Membuat berbagai enzim.

3. Karakteristik Status Nutrisi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI)
dan Ideal Body Weight (IBW).
1) Body Mass Index (BMI)
BMI merupakan ukuran dari gambaran berat badan seseorang dengan
tinggi badan. BMI sebagai panduan untuk mengkaji kelebihan berat badan
(over weight) dan obseitas.

BB(kg)
TB ( m ) x TB(m)

< 18,4 = Berat badan kurang

18,5 – 25,0 = Berat badan ideal

25,1 – 27,0 = Berat badan lebih tingkat ringan

> 27,0 = Berat badan lebih tingkat berat

2) Ideal Body Weight (IBW).


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang
sehat. Berat badan ideal adalah jumlah tinggi dalam sentimeter dikurangi
dengan 100 dan dikurangi 10% dari jumlah tersebut.
(TB (cm) – 100) ± 10% (dari jumlah tersebut)
4. Etiologi
Faktor factor yang mempengaruhi, yaitu :
a. Fisiologis (intake nutrient)
1) Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
2) Pengetahuan
3) Gangguan menelan
4) Perasaan tidak nyaman setelah makan
5) Anoreksia
6) Nausea dan vomitus
7) Intake kalori dan lemak yang berlebih
b. Kemampuan mencerna nutrient
1) Obstruksi saluran cerna
2) Malabsorbsi nutrient
3) DM
c. Kebutuhan metabolism
1) Pertumbuhan
2) Stress
3) Kanker
d. Gaya hidup dan kebiasaan
e. Kebudayaan dan kepercayaan
f. Sumber ekonomi dan pendapatan rendah
g. Tinggal sendiri
h. Kelemahan fisik
i. Kehilangan dan depresi
j. Penyakit saluran pencernaan.

5. Tanda dan Gejala


a. Defisit nutrisi
1) Data mayor
- Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
2) Data minor
- Cepat kenyang setelah makan
- Kram atau nyeri abdomen
- Nafsu makan menurun
- Bising usus hiperaktif
- Otot pengunyah lemah
- Otot menelan lemah
- Membrane mukosa pucat
- Sariawan
- Serum albumin turun
- Rambut rontok berlebihan
- Diare
b. Berat badan lebih
1) Data mayor
- IMT > 25 kg/m2 (pada dewasa)
2) Data minor
- Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm
6. Patofisiologi dan Pathwat
Tubuh manusia mempunyai kebutuhan esensial terhadap nutrisi, meskipun
tubuh dapat bertahan tanpa makan lebih lama daripada cairan. Kebutuhan nutrisi
mungin tidak terpenuhi pada manusia dalam berbagai usia. Proses metabolic tubuh
mengontrol pencernaan, mengeluarkan produk sampah, dan menyimpan zat
makanan. Mencerna dan menyimpan zat makanan merupakan hal yang paling
penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Nutrisi merupakan bagian dari
komponen yang penting dalam menunjang keberlangsungan proses pertumbuhan
dan perkembangan dimana hal ini menjadi kebutuhan tumbuh kembang selama
proses pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan zat gizi yang diperlukan antara
lain : karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.
Gangguan pada nutrisi tubuh dapat menyebabkan beberapa masalah, antara
lain:
a. Defisit nutrisi dan nausea
Penyakit saluran pencernaan sehingga terjadi erosi mukosa lambung. Selain
itu tonus dan peristaltic lambung menurun sehingga menyebabkan refluks
duodenum ke lambung dan terjadi mual dan muntah, sehingga diangkat
diagnose defisit nutrisi juga dapat diangkat nausea.
b. Berat badan berlebih
Pertumbuhan membutuhkan metabolism. Hal ini menyebabkan teradinya
peningkatan intake nutrisi sehingga kebutuhan energy meningkat yang
menyebabkan seseorang menjadi mudah lapar dan nafsu makan meningkat,
sering makan dan terjadi peningkatan berat badan
Pathway

Pola makan tidak teratur, tidak nafsu makan, mual, dan


muntah

Berkurangnya pemasukan makanan Berlebihnya pemasukan makanan

Kekosongan lambung Zat makanan tersimpan di jaingan adipose


di pakai sebagai energi

Kekosongan lambung
Berat badan meningkat

Erosi pada lambung


Berat badan lebih

Produksi HCL meningkat

Merasa mual Nausea

Berkurangnya pemasukan makanan

Intake makanan tidak adekuat

Defisit Nutrisi
7. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian nutrisi melalui oral
b. Pemberian nutrisi melalui selang NGT
c. Pemberian nutrisi melalui parenteral

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Mengkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab pasien dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
pendidikan, diagnose medis, sumber biaya, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab.
a. Riwayat Keperawatan
1) Keluhan utama :
Memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta
bantuan pelayanan, seperti: muntah-muntah atau merasa mual.
2) Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya klien mengatakan sulit untuk makan karena merasa mual
dan ingin muntah.
a) Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus?
b) Adakah toleransi makan/minum tertentu?
c) Factor yang mempengaruhi diet:
- Status kesehatan
- Kultur dan kepercayaan
- Status social ekonomi
- Factor psikologis
- Informasi yang salah tentang makanan dan cara berdiet
3) Pemeriksaan fisik :
a) Keadaan fisik : apatis dan lesu
b) Rambut : kusam, kering, pudar, kemerahan, tipis, mudah patah
c) Kulit : kering, pecah-pecah, stomatitis, membrane mukosa pucat
d) Lidah : hiperemis
e) Gigi : karies, kotor
f) Kuku : mudah patah
g) Berat badan : obesitas atau kurus
h) Otot : lemah
i) Gastrointestinal : anoreksia, konstipasi, diare, bising usus > 12 kali
j) Kardiovaskuler : denyut nadi lebih dari 100x/menit, rekanan darah
rendah/tinggi
k) Berat badan ideal (TB-100) ± 10%
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa
Faktor yang Berhubungan Data Subjektif atau Objektif
Keperawatan
Defisit nutrisi - ketidakmampuan a. Data mayor :
menelan makanan - dibuktikan dengan berat
- Ketidak mampuan badan menurun minimal
mencerna makanan 10% dibawah rentang
ideal
b. Data minor :
- cepat kenyang setelah
makan
- kram atau nyeri abdomen
- nafsu makan menurun
- bising usus hiperaktif
- otot menyunyah lemah
- otot menelan lemah
- membrane mukosa pucat
- sariawan
- rambut rontok berlebihan
- diare
Berat badan - kurang aktivitas fisik a. Data mayor :
lebih harian - IMT > 25 kg/m2
- kelebihan konsumsi b. Data minor :
gula - Tebal lipatan kulit
- gangguan kebiasaan trisep >25mm
makan
- gangguan persepsi
makan
- kelebihan konsumsi
alcohol
- penggunaaan energy
kurang dari asupan
- sering ngemil
- sering makan makanan
berminyak atau
berlemak
- factor keturunan
- penggunaan makanan
formula atau campuran
- asupan kalsium rendah
- berat badan bertambah
cepat
- makanan padat sebagai
sumber makanan utama
pada usia<5 bulan
Nausea - Gangguan pada a. Data mayor :
esophagus - Mengeluh mual
- Distensi lambung - Merasa ingin muntah
- Aroma tidak sedap - Tidak berniat makan
- Rasa makanan atau b. Data minor :
minuman tidak enak - Merasa asam di mulut
- Sensasi panas atau
dingin
- Sering menelan
- Saiva meningkat
- Pucat
- Diaphoresis
- Takikardi
- Pupil dilatasi
3. Intervensi

Standar Luaran Keperawatan Standar Intervensi Keperawatan


No. Diagnosa Keperawatan
Indonesia Indonesia
1. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakah asuhan Manajemen Nutrisi :
keperawatan selama … x 24 jam status Observasi :
nutrisi membaik, dengan kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
a. Porsi makan yang dihabiskan - Identifikasi alrgi dan intoleransi
meningkat makanan
b. Kekuatan otot mengunyah - Identifikasi makanan yang disukai
meningkat - Identifikasi perlunya penggunaan
c. Kekuatan otot menelan meningkat selang nasogastric
d. Serum albumin meningkat - Monitor asupan makanan
e. Verbalisasi keinginan untuk - Monitor berat badan
meningkatkan nutrisi meningkat Terapeutik :
f. Pengetahuan tentang pilihan - Lakukan oral hygiene sebelum makan,
makanan atau minuman yang sehat jika perlu
meningkat - Sajikan makanan secara menarik dan
g. Pengetahuan tentang standar suhu yang sesuai
asupan nutrisi yang tepat - Berikan makanan yang tinggi serat
meningkat untuk mencegah konstipasi
h. Penyiapan dan penyimpanan - Berikan makanan tinggi kalori dan
makanan atau minuman yang tinggi protein
aman meningkat - Berikan suplemen makanan
i. Sikap terhadap makanan atau - Hentikan pemberian makan melalui
minuman sesuai dengan tujuan nasograstrik, jika asupan oral dapat
kesehatan meningkat ditoleransi
j. Perasaan cepat kenyang menurun Edukasi :
k. Nyeri abdomen menurun - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
l. Sariawan menurun - Ajarkan diet yang di programkan
m. Rambut rontok menurun Kolaborasi :
n. Diare menurun - Kolaborasi pemberian medikasi
o. Berat badan membaik sebelum makan (misalnya pereda nyeri
p. IMT membaik atau pereda mual muntah)
q. Frekuensi makan membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
r. Nafsu makan membaik menentukan jumlah kalori dan jenis
s. Bising usus membaik nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
t. Tebal lipatan kulit trisep membaik
u. Membrane mukosa membaik
2. Berat badan lebih Setelah dilakukan tindakah asuhan Manajemen Berat Badan :
keperawatan selama …x24 jam berat Observasi :
badan lebih membaik, dengan kriteria - Identifikasi kondisi kesehatan pasien
hasil yaitu : yang dapat mempengaruhi berat badan
a. Berat badan membaik Terapeutik :
b. Tebal lipatan kulit membaik - Hitung berat badan ideal pasien
c. Indeks masa tubuh membaik - Fasilitasi menentukan target berat
badan yang realistis
Edukasi :
- Jelaskan hubungan antara asupan
makanan, aktivitas fisik, penambahan
berat badan dan penurunan berat
badan
- Jelaskan factor resiko berat badan
lebih dan berat badan kurang
- Anjurkan mencatat berat badan setiap
minggu, jika perlu
- Anjurkan melakukan pencatatan
asupan makanan, aktivitas fisik, dan
perubahan berat badan.
3. Nausea Setelah dilakukan tindakan asuhan Manajemen Mual :
keperawatan selama …x24 jam tingkat Observasi :
nausea menurun, dengan kriteria hasil : - Identifikasi pengalaman mual
a. Nafsu makan meningkat - Identifikasi isyarat nonverbal
b. Keluhan mual menurun ketidaknyamanan
- Identifikasi dampak mual terhadap
c. Perasaan ingin muntah menurun kualitas hidup
d. Perasaan asam di mulut menurun - Identifikasi factor penyebab mual
e. Sensasi panas menrun - Identifikasi antiemetic untuk
f. Sensasi dingin menurun mencegah mual
g. Frekuensi menelan menurun - Monitor mual
h. Diaphoresis menurun Terapeutik :
i. Jumlah saliva menurun - Kendalikan factor lingkungan
j. Pucat membaik penyebab mual
k. Takikardi membaik - Kurangi atau hilangkan keadaan
l. Dilatasi pupil membaik penyebab mual
- Berikan makanan dalam jumlah kecil
dan menarik
- Berikan makanan hangat dan tidak
berbau
Edukasi :
- Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup
- Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual
- Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (misalnya terapi relaksasi)
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian antiemetic, jika
perlu

4. Implementasi

No. Diagnosa Keperawatan Implementasi

1. Defisit nutrisi Manajemen Nutrisi :


Observasi :
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi alrgi dan intoleransi makanan
- Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Mengidentifikasi perlunya penggunaan selang
nasogastric
- Memonitor asupan makanan
- Memonitor berat badan
Terapeutik :
- Melakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Menyajikan makanan secara menarik dan suhu yang
sesuai
- Memberikan makanan yang tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
- Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Memberikan suplemen makanan
- Menghentikan pemberian makan melalui
nasograstrik, jika asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi :
- Menganjurkan posisi duduk, jika mampu
- Mengajarkan diet yang di programkan
Kolaborasi :
- Berkolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
(misalnya pereda nyeri atau pereda mual muntah)
- Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis nutrient yang dibutuhkan, jika
perlu
2. Berat badan lebih Manajemen Berat Badan :
Observasi :
- Mengidentifikasi kondisi kesehatan pasien yang dapat
mempengaruhi berat badan
Terapeutik :
- Menghitung berat badan ideal pasien
- Memfasilitasi menentukan target berat badan yang
realistis
Edukasi :
- Menjelaskan hubungan antara asupan makanan,
aktivitas fisik, penambahan berat badan dan
penurunan berat badan
- Menjelaskan factor resiko berat badan lebih dan berat
badan kurang
- Menganjurkan mencatat berat badan setiap minggu,
jika perlu
- Menganjurkan melakukan pencatatan asupan
makanan, aktivitas fisik, dan perubahan berat badan
3. Nausea Manajemen Mual :
Observasi :
- Mengidentifikasi pengalaman mual
- Mengidentifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
- Mengidentifikasi dampak mual terhadap kualitas
hidup
- Mengidentifikasi factor penyebab mual
- Mengidentifikasi antiemetic untuk mencegah mual
- Memonitor mual
Terapeutik :
- Mengendalikan factor lingkungan penyebab mual
- Mengurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
- Memberikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
- Memberikan makanan hangat dan tidak berbau
Edukasi :
- Menganjurkan istirahat dan tidur yang cukup
- Menganjurkan sering membersihkan mulut, kecuali
jika merangsang mual
- Mengajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
untuk mengatasi mual (misalnya terapi relaksasi)
Kolaborasi :
- Berkolaborasi pemberian antiemetic, jika perlu
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A., & Alimul, A. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Edisi 2 Buku 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Potter & Perry. (2010). Fundamental Of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7.
Jakarta: Elsevier.

Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia .

Tim Pokja SIKI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.

Tim Pokja SLKI PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai