MNJ Inves 1D
MNJ Inves 1D
MNJ Inves 1D
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul ‘’ Harga dan Imbal Hasil Obligasi’’.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Investasi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Karakteristik obligasi?
2. Bagaimana penentuan harga obligasi?
3. Apa saja imbal hasil obligasi?
4. Bagaimana penentuan harga obligasi sepanjang waktu?
5. Apakah hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik obligasi
2. Untuk mengetahui harga obligasi
3. Untuk mengetahui imbal hasil obligasi
4. Untuk mengetahui harga obligasi sepanjang waktu
5. Untuk mengetahui tingkat bunga dan harga obligasi
BAB II
PEMBAHASAN
I. Karakteristik Obligasi
Current yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima
selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
BungaTahunan
Current Yield=
Harga Obligasi
Contoh Soal :
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per
tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp
1.000.000.000, maka:
= 17.34%
R−P
C+
n
YTM approximation= x 100 %
R+ P
2
Keterangan:
C = Kupon
R = Redemption value
Contoh Soal :
C = 16%
R = 100%
100−94,25
16+
3,853
YTM approximation= x 100 %
100+ 94,25
2
¿ 18,01 %
( Pn−P ) ( Pn +P )
YTM approximation = C + / x 100%
n 2
(100+94,2)
/( 100+ 94,25)
= 16 + 3,853 x 100%
2
17,49
= x 100 %
97,13
= 0,18 x 100%
= 18%
Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoeh pada obligasi yang bias dibeli kembali
(callable). Obligasi yang callable, berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli
kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi
tersebut sebelum jatuh tempo.
Untuk menghitung YTC, bisa digunakan persaman berikut ini :
2c
Ci /2
P=∑ ¿ ¿ ¿
t =1
Pc−P
Ci +
n
YTC =
Pc+ P
2
Contoh Soal :
Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dan kupon yang diberikan adalah
18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp. 1000 dan pada saat ini dijual pada harga Rp.
1.419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi 5 tahun dengan call price senilai
Rp. 1.180. Berapakah YTC obligasi ini?
1180 – 1419,5
180+
5
YTC =
1180+ 1419,5
Jawab : 2
180+(−47,9)
¿
1299,75
YTC =10,16 %
REALIZED (HORIsON) YIELD adalah tingkat return yang diharapkan investor dari
sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh
temponya. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan yield horizon
memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield
lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual
obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi
untuk pendapatan kupon yang diperoleh.
2h
Ci /2
P=∑ ¿
t =1
¿¿
Dimana :
P = Harga pasar obligasi saat ini
RY = Yield yang terealisasi (horizon)
Ci = Pendapatan kupon per tahun
H = Periode investasi obligasi (dalam tahun)
Pf = Harga jual obligasi di masa yang akan datang
Pf −P
Ci +
h
RY =
Pf + P
2
Contoh Soal:
Sebuah obligasi, nominal Rp. 1.000, umur 20 tahun dan kupon 16%, dijual pada
harga Rp. 750. Investor mengestimasi bahwa dalam dua tahun mendatang suku
bunga yang berlaku akan turun, sehingga diperkirakan harga obligasi akan naik.
Estimasi harga obligasi pada dua tahun mendatang pada saat suku bunga turun
adalah Rp. 900. Berapakah realized yield obligasi ini?
Jawab: Yield yang terealisasi dari obligasi tersebut diperkirakan sebesar :
900−750
160+
2 160+75
RY = =
900+750 825
2
RY =28,48 %
Harga obligasi mendekati nilai nominal karena mendekati jatuh temponya. Jika
tingkat bunga labil maka garis harga akan terlihat ‘’berliku’’, bergerak di
sepanjang garis harga dan mencerminkan keuntungan atau kerugian dari
penjualan ketika tingkat bunga naik atau turun. Tetapi pada akhirnya harga harus
mencapai nilai nominal pada tanggal jatuh tempo,jadi harga dari obligasi premi
akan turun sepanjang waktu sedangkan obligasi diskonto akan naik.
Pada prakteknya, penggunaan obligasi tanpa jaminan akan bergantung ada sifat
aset perusahaan dan kekuatan kreditnya secara umum. Perusahaan yang kuat
seperti GE dan Exxon Mobil dapat menggunakan obligasi tanpa jaminan karena
mereka tidak perlu menggunakan properti sebagai jaminan untuk utangnya.
Obligasi tanpa jaminan juga diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan lemah yang
telah meng-agunkan sebagian besar asetnya sebagai jaminan untuk pinjaman
hipotek. Untuk kasus terakhir ini, obligasi tanpa jaminan akan cukup beresiko,
dan risiko tersebut akan tercermin dalam tingkat bunganya.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam pasar
modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami sifat-
sifat atau karakteristik obligasi. Karakteristik obligasi diantaranya nilai nominal atau nilai utang
pokok, harga penerbitan, tanggal jatuh tempo, kupon, tanggal kupon, dokumen resmi, hak opsi,
hak pelunasan, hak jual, tanggal pelaksanaan opsi. Obligasi perusahaan terdiri dari berbagai
jenis; obligasi dengan jaminan(mortgage bonds), obligasi tanpa jaminan(debentures/unsecured
bond), obligasi konversi, obligasi yang disertai warrant, obligasi tanpa kupon, obligasi dengan
tingkat bunga mengambang, putable bond,junk bond, sovereign bonds, samurai bonds, dragon
bonds.
Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai risiko yang relative
rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung kepada stabilitas sistem perekonomian
negara. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemodal, manajer, dan pemerintah. Akan tetapi,
para pemodal harus melakukan seleksi portofolio secara optimal dengan melakukan analisis
obligasi. Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil (yield to maturity) atau holding
periode, oleh karena itu harus dipahami tentang metode penilaian obligasi untuk dapat
menganalisis obligasi dengan baik.
4.2 Saran
Saham dan Obligasi merupakan alternatif yang berbeda, kita tentunya juga harus melihat
keduanya apakah kita cocok jika berinvestasi di saham ataupun berinvestasi di obligasi. Jika kita
merupakan investor yang ingin mendapatkan pengembalian yang tinggi dari kegiatan investasi
dan cukup toleran dengan risiko yang dapat timbul. Maka, saham merupakan alternatif yang
sangat cocok karena saham memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dalam jangka waktu
yang relatif singkat. Tetapi, jika kita merupakan investor yang takut akan risiko dan ingin nilai
pokok uang kita kembali. Maka, alternatif yang cocok adalah berinvestasi di obligasi karena
obligasi dapat memberikan pendapatan tetap berupa bunga (kupon) kepada pemegang obligasi
dan penerbit obligasi akan meluansi nilai pokok obligasi pada saat obligasi tersebut sudah jatuh
tempo.
DAFTAR PUSTAKA