MNJ Inves 1D

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 15

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga dapat
menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul ‘’ Harga dan Imbal Hasil Obligasi’’.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Investasi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak


kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaa makalah ini.

Surabaya, 1 Februari 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia perekonomian dibutuhkan investasi guna menghadapi masa depan


yang semakin berkembang. Investasi sebagai salah satu jaminan serta usaha manusia
untuk memperoleh keuntungan, karena investasi akan menghasilkan passive income
secara berkala. Salah satu jenis investasi yang saat ini sedang berkembang yaitu bursa
efek. Produk dari bursa efek salah satunya adalah obligasi. Saham berbeda dengan
obligasi. Saham memberikan hak kepemilikan, sedang obligasi tidak memberikan hak
kepemilikan tetapi lebih sebagai surat utang. Obligasi umumnya mendapatkan bunga
yang tetap yang disebut dengan kupon. Karena obligasi mendapatkan bunga yang
besarnya tetap, maka obligasi juga termasuk dalam investasi dengan pendapatan tetap.
Istilah pendapatan tetap ini sering menyesatkan investor yang beranggapan bahwa nilai
investasinya tidak akan berkurang bahkan selalu akan bertambah dengan pendapatan
tetap ini. Kenyataannya nilai investasinya dapat berkurang dari nilai investasi awalnya.
Penerbitan obligasi merupakan salah satu kebijakan perusahaan agar bisa
mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru.
Sehingga jika dilihat bahwa obligasi juga termasuk bagian dari manajemen risiko yaitu
mengalihkan risiko yang terjadi di kemudian hari jika nanti pihak perusahaan tidak
sanggup lagi membayar bunga obligasi maka obligasi tersebut dapat dialihkan ke dalam
bentuk saham atau yang lainnya. (Irham Fahmi, 2012:169).  

B. Rumusan Masalah
1. Apa Karakteristik obligasi?
2. Bagaimana penentuan harga obligasi?
3. Apa saja imbal hasil obligasi?
4. Bagaimana penentuan harga obligasi sepanjang waktu?
5. Apakah hubungan antara tingkat bunga dan harga obligasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui karakteristik obligasi
2. Untuk mengetahui harga obligasi
3. Untuk mengetahui imbal hasil obligasi
4. Untuk mengetahui harga obligasi sepanjang waktu
5. Untuk mengetahui tingkat bunga dan harga obligasi
BAB II
PEMBAHASAN

I. Karakteristik Obligasi

I.1. Tipe-Tipe Obligasi


1. Premium Bonds
Obligasi dengan harga lebih tinggi daripada nilai nominalnya dikatakan
dijual pada harga premi. Yield to maturity dari premium bonds adalah
lebih kecil daripada tingkat kuponnya.
2. Discount Bonds
Obligasi dengan harga lebih rendah daripada nilai nominalnya dikatakan
dijual pada harga diskon. Yield to maturity dari discount bonds adalah
lebih besar daripada tingkat kuponnya.
3. Par Bonds
4. Obligasi dengan harga sama dengan nilai nominalnya dikatakan dijual
pada harga par.

I.2. Obligasi Pusahaan


Obligasi perusahaan merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan
yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu
tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara
periodik.
Jumlah tetap yang dibayar pada waktu jatuh tempo (maturity) merupakan pokok
pinjaman (principal) obligasi, yang juga disebut nilai nominal atau nilai pari (par
value atau face value). Pembayaran bunga periodik disebut kupon (coupon).
Saham biasa menyatakan klaim kepemilikan pada suatu perusahaan, sedangkan
obligasi menyatakan klaim kreditur pada suatu perusahaan.
Banyaknya dan waktu pembayaran kas yang diberikan pada pemegang obligasi,
yaitu pokok pinjaman dan kupon, telah ditetapkan ketika obligasi diterbitkan.
Sedangkan banyaknya dan waktu dividen yang dibayar kepada pemegang saham
dapat berubah-ubah sepanjang tahun.
Obligasi perusahaan diterbitkan tanggal jatuh tempo, yang berarti investor
mempunyai batas waktu ketika memegangnya. Sedangkan saham biasa tidak
mempunyai jatuh tempo sehingga investor bisa memegangnya selama hidup
perusahaan.
 Jenis Obligasi Perusahaan
1. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds)
Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan
suatu aset real. Sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya,
maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.

2. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond)


Obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real
tertentu.
3. Obligasi konversi
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan
pada harga yang telah ditetapkan, sehingga pemegang obligasi mempunyai
kesempatan untuk memperoleh capital gain.
4. Obligasi yang disertai warrant
Dengan adanya waran, maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk
membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan.
5. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond)
Obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga. Obligasi ini
umumnya ditawarkan pada harga dibawah nilai parnya (discount).
6. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond)
Obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan
dengan fluktuasi tingkat bunga pasar yang berlaku.
7. Putable bond
Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk
menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh
tempo.
8. Junk Bond
Obligasi yang memberikan tingkat keuntungan (kupon) yang tinggi, tetapi
juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula.
9. Sovereign Bonds
Obligasi yang diterbitkan oleh suatu negara dalam mata uangnya sendiri,
tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
Yankee bonds: obligasi yang diterbitkan dalam mata uang US$ oleh pihak
yang memerlukan dana di luar negeri untuk para investor Amerika.
Eurobonds: obligasi yang diterbitkan oleh pihak asing dan obligasi ini
dijual di luar negara yang mata uangnya digunakan sebagai denominasi
obligasi.
10. Samurai bonds: obligasi dalam denominasi yen, yang diterbitkan di
Jepang oleh pemerintah atau perusahaan negara lain.
11. Dragon bonds: obligasi yang harganya ditetapkan di Asia untuk para
investor Asia selain Jepang.
I.3. Obligasi dan Surat Utang Pemerintah
Surat utang negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat
pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia, sesuai
dengan masa berlakunya. SUN dan pengelolaannya diatur oleh Undang-Undang
No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara.
Secara umum SUN dapat dibedakan ke dalam dua jenis:
1. Surat perbendaharaan negara (SPN), yaitu SUN berjangka waktu sampai
dengan 12 bulan dengan pembayaran bunga secara diskonto. Di Amerika
Serikat, SPN ini dikenal dengan sebutan Treasury Bills (T-Bills).
2. Obligasi negara (ON), yaitu SUN berjangka waktu lebih dari 12 bulan. Di
Amerika Serikat, obligasi negara ini dikenal dengan sebutan Treasury
Bonds (T-Bonds).

I.4. Obligasi Internasional


Obligasi Internasional juga disebut dengan nama Sovereign Bond adalah
suatu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah suatu Negara dalam denominasi
mata uang asing.

II. Harga Obligasi


II.1. Harga Obligasi antara Tanggal Kupon
Dengan membandingkan antara tingkat bunga yang disyaratkan dan tingkat kupon,
harga obligasi dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe:
a. Jika tingkat bunga yang disyaratkan sama dengan tingkat kupon, harga obligasi
akan sama dengan nilai par-nya, atau obligasi dijual sebesar nilai par.
b. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih tinggi daripada tingkat kupon, harga
obligasi akan lebih rendah dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan diskon.
c. Jika tingkat bunga yang disyaratkan lebih rendah daripada tingkat kupon, harga
obligasi akan lebih tinggi dari nilai parnya, atau obligasi dijual dengan premi.

II.2. Tingkat Kupon dan Harga Obligasi


Perubahan harga obligasi karena adanya perubahan tingkat bunga juga tergantung
pada tingkat kupon yang diberikan oleh obligasi tersebut.
Bila terjadi perubahan tingkat bunga maka harga obligasi yang mempunyai tingkat
kupon yang lebih rendah akan relatif lebih berfluktuasi dibandingkan dengan harga
obligasi yang tingkat kuponnya lebih tinggi.
Perubahan harga obligasi dan tingkat bunga pasar pada obligasi maturitas 10
tahun, pada berbagai tingkat kupon obligasi:
Kupon (%) Harga obligasi pada tingkat bunga dan kupon yang berbeda (Rp)
6% 10% 16% 18% 20%
8 1231,60 828,36 523,00 462,28 413,16
10 1462,75 999,95 642,25 569,85 510,95
15 2040,62 1428,92 940,37 838,77 755,42
20 2618,50 1857,90 1238,5 1107,7 999,9

III. Imbal Hasil Obligasi


Yield obligasi merupakan ukuran pendapatan obligasi yang akan diterima investor,
yang cenderung bersifat tidak tetap. Yield obligasi tidak bersifat tetap, sebagaimana
layaknya bunga (kupon) obligasi, karena yield obligasi akan sangat terkait dengan
tingkat return yang disyaratkan investor.

Ukuran Yield Kegunaan


Nominal Yield Mengukur tingkat kupon
Current Yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang
Mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi disimpan
Yield to Maturity sampai waktu jatuh tempo

Mengukur tingkat return yang diharapkan jika obligasi dilunasi


Yield to Call (call) sebelum jatuh tempo

Mengukur tingkat return yang diharapkan untuk obligasi yang akan


Realized (Horison) dijual sebelum jatuh tempo. Yield ini dihitung menggunakan
Yield asumsi tingkat reinvestasi dan harga jual obligasi.

 Current yield adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima
selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

BungaTahunan
Current Yield=
Harga Obligasi
Contoh Soal :

Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per
tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp
1.000.000.000, maka:

Current Yield     = Rp 170.000.000 / Rp.980.000.000 atau  17% / 98%

           = 17.34%

 Yield to maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang


akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula
YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM approximation
atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut:

R−P
C+
n
YTM approximation= x 100 %
R+ P
2

Keterangan:

C = Kupon

n = Periode waktu yang tersisa (tahun)

R = Redemption value

P = Harga pembelian (purchase value)

Contoh Soal :

Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25%


memilii kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo
pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM approximationnya?

C = 16%

n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3.853 tahun


P = 94.25%

R = 100%

100−94,25
16+
3,853
YTM approximation= x 100 %
100+ 94,25
2
¿ 18,01 %

Obligasi PT BNI dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25%


memiliki kupon sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo
pada 12 juli 2007. Berapakah besar YTM (Yield to Maturity)
approximationnya?
Pembahasan
Keterangan :
C = kupon
n = periode waktu
Pn = redemption value
P = harga pembelian27
Diketahui :
C = 16%
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3,853 tahun
R = redemption
P = 100%

( Pn−P ) ( Pn +P )
YTM approximation = C + / x 100%
n 2
(100+94,2)
/( 100+ 94,25)
= 16 + 3,853 x 100%
2
17,49
= x 100 %
97,13
= 0,18 x 100%
= 18%
 Yield to call (YTC) adalah yield yang diperoeh pada obligasi yang bias dibeli kembali
(callable). Obligasi yang callable, berarti bahwa emiten bisa melunasi atau membeli
kembali obligasi yang telah diterbitkannya dari tangan investor yang memegang obligasi
tersebut sebelum jatuh tempo.
Untuk menghitung YTC, bisa digunakan persaman berikut ini :

2c
Ci /2
P=∑ ¿ ¿ ¿
t =1

YTC yang mendekati bisa ditentukan dengan :

Pc−P
Ci +
n
YTC =
Pc+ P
2
Contoh Soal :
Sebuah obligasi yang callable jatuh tempo 20 tahun lagi dan kupon yang diberikan adalah
18%. Nilai par obligasi tersebut adalah Rp. 1000 dan pada saat ini dijual pada harga Rp.
1.419,5. Kemungkinan obligasi tersebut akan dilunasi 5 tahun dengan call price senilai
Rp. 1.180. Berapakah YTC obligasi ini?
1180 – 1419,5
180+
5
YTC =
1180+ 1419,5
Jawab : 2
180+(−47,9)
¿
1299,75
YTC =10,16 %

 REALIZED (HORIsON) YIELD adalah tingkat return yang diharapkan investor dari
sebuah obligasi, jika obligasi tersebut dijual kembali oleh investor sebelum waktu jatuh
temponya. Perhitungan yang harus dilakukan dalam menentukan yield horizon
memerlukan beberapa estimasi yang sebelumnya tidak digunakan pada ukuran yield
lainnya. Estimasi yang harus dilakukan investor antara lain adalah estimasi harga jual
obligasi pada akhir periode investasi yang diharapkan dan estimasi tingkat reinvestasi
untuk pendapatan kupon yang diperoleh.
2h
Ci /2
P=∑ ¿
t =1
¿¿
Dimana :
P = Harga pasar obligasi saat ini
RY = Yield yang terealisasi (horizon)
Ci = Pendapatan kupon per tahun
H = Periode investasi obligasi (dalam tahun)
Pf = Harga jual obligasi di masa yang akan datang

Pf −P
Ci +
h
RY =
Pf + P
2

Dimana : RY = nilai yield yang terealisasi (horison) yang mendekati

Contoh Soal:
Sebuah obligasi, nominal Rp. 1.000, umur 20 tahun dan kupon 16%, dijual pada
harga Rp. 750. Investor mengestimasi bahwa dalam dua tahun mendatang suku
bunga yang berlaku akan turun, sehingga diperkirakan harga obligasi akan naik.
Estimasi harga obligasi pada dua tahun mendatang pada saat suku bunga turun
adalah Rp. 900. Berapakah realized yield obligasi ini?
Jawab: Yield yang terealisasi dari obligasi tersebut diperkirakan sebesar :
900−750
160+
2 160+75
RY = =
900+750 825
2
RY =28,48 %

IV. Harga Obligasi Sepanjang Waktu


Pada saat jatuh tempo, nilai obligasi seharusnya sama dengan nilai parnya.
Jika r dijaga konstan:
• Nilai dari suatu premium bond akan menurun sepanjang waktu, hingga nilainya
mencapai nilai par (misalnya Rp 1.000).
• Nilai dari suatu discount bond akan meningkat sepanjang waktu, hingga nilainya
mencapai nilai par.
• Nilai dari suatu par bond akan bertahan sebesar nilai par.
Contoh:
Harga sepanjang waktu dari obligasi dengan jatuh tempo 30 tahun, bunga 6,5%.

Harga obligasi mendekati nilai nominal karena mendekati jatuh temponya. Jika
tingkat bunga labil maka garis harga akan terlihat ‘’berliku’’, bergerak di
sepanjang garis harga dan mencerminkan keuntungan atau kerugian dari
penjualan ketika tingkat bunga naik atau turun. Tetapi pada akhirnya harga harus
mencapai nilai nominal pada tanggal jatuh tempo,jadi harga dari obligasi premi
akan turun sepanjang waktu sedangkan obligasi diskonto akan naik.

V. Risiko Gagal Bayar dan Harga Obligasi


Harga obligasi sangat terkait dengan besarnya nilai r , yaitu tingkat keuntungan
yang disyaratkan atau yield obligasi.
Risiko gagal bayar yaitu risiko perusahaan karena tidak mampu memenuhi janji
yang telah ditetapkan, yaitu tidak mampu membayar kupon, atau mengembalikan
pokok obligasi.
a. Faktor penyebab resiko gagal bayar obligasi :
Kemungkinan gagal bayar merupakan risiko penting investasi obligasi. Bila emiten
gagal bayar obligasi, jumlah yang diterima oleh investor akan lebih kecil daripada
pengembalian yang dijanjikan. Premi resiko gagal bayar obligasi sebenarnya sudah
dimasukkan dalam tingkat bunga. Semakin tinggi kemungkinan gagal bayar, maka
akan semakin tinggi preminya dan berakibat pada imbal hasil saat jatuh tempo.
Perusahaan dapat mempengaruhi risiko gagal bayar dengan mengubah jenis obligasi
yang diterbitkan. Risiko gagal bayar dipengaruhi oleh kemampuan finansial emiten
dan persyaratan-persyaratan yang terdapat dalam kontrak obligasi, termasuk apakah
ada agunan yang dijaminkan untuk mengamankan obligasi. Untuk melindungi
investor dari risiko gagal bayar dalam proses penerbitan obligasi, penerbit melibatkan
pihak ketiga (wali amanat) yang mewakili kepentingan investor. Pada kasus-kasus
tertentu wali amanat dapat dituntut oleh pemegang obligasi dan diminta untuk
mengganti kerugian pemegang obligasi, apabila wali amanat lalai ataupun tidak
menjalankan tugas dan kewajiban sebagaimana mestinya sesuai perjanjian
perwaliamanatan. Perlindungan yang dibutuhkan oleh investor obligasi untuk
melindungi modalnya dari kemungkinan terjadinya risiko gagal bayar (default) dapat
terdiri dari tiga hal, yaitu keterbukaan informasi, adanya jaminan (collateral) yang
disertakan dalam penerbitan obligasi, dan adanya sinking fund (dana cadangan).
Berikut ini ada 2 jenis obligasi perusahaan yang berpengaruh terhadap risiko gagal
bayar, yaitu:

 Obligasi Hipotek (Mortgage Bond)


Obligasi yang dijamin oleh aset tetap. Perusahaan menjaminkan aset spesifik
sebagai jaminan bagi obligasi. Obligasi hipotek pertama merupakan senior yang
memiliki prioritas atas klaim dari obligasi hipotek kedua.
 
Contoh ilustrasi 1 :
pada tahun 2015, Perusahaan A membutuhkan Rp 1M untuk membangun pusat
distribusi regional. Perusahaan menerbitkan obligasi dalam jumlah Rp 400 juta
yang dijamin oleh hipotek pertama (first mortgage). Sisa kekurangan Rp 600 juta
didanai dengan modal ekuitas.
Jika perusahaan A gagal bayar atas obligasi tersebut, pemegang obligasi dapat
menyita  properti, kemudian menjualnya untuk melunasi klaim mereka. Jika
perusahaan A mau, dapat menerbitkan obligasi hipotek kedua yang dijamin oleh
aset senilai Rp 1 M yang sama. Jika terjadi likuidasi, pemegang obligasi hipotek
kedua akan memiliki klaim atas properti, tapi hanya setelah pemegang obligasi
hipotek pertama dibayar penuh.
Jadi, hipotek kedua seringkali disebut hipotek junior, karena prioritasnya yang
junior dibandingkan klaim-klaim hipotek senior atau obligasi hipotek pertama.
Seluruh obligasi hipotek menjadi subjek dari Surat Perjanjian (Indenture) yang
merupakan dokumen hukum yang menyatakan hak-hak pemegang obligasi dan
perusahaan secara terperinci. Perjanjian ini biasanya terbuka, artinya obligasi baru
bisa diterbitkan kapan saja untuk perjanjian yang sama.
Namun, jumlah obligasi baru yang dapat diterbitkan hampir selalu dibatasi hingga
persentase tertentu dari total properti perusahaan yang dapat dijaminkan, dan
biasanya mencakup seluruh tanah, bangunan, dan peralatan.

 Obligasi Tanpa Jaminan


Obligasi tanpa jaminan (Debenture) adalah obligasi yang tidak dijamin sehingga
tidak memberikan agunan spesifik sebagai jaminan bagi obligasi.
Karena itu pemegang obligasi tanpa jaminan merupakan kreditur biasa yang
klaimnya dilindungi oleh properti yang tidak diagunkan.

Pada prakteknya, penggunaan obligasi tanpa jaminan akan bergantung ada sifat
aset perusahaan dan kekuatan kreditnya secara umum. Perusahaan yang kuat
seperti GE dan Exxon Mobil dapat menggunakan obligasi tanpa jaminan karena
mereka tidak perlu menggunakan properti sebagai jaminan untuk utangnya.
Obligasi tanpa jaminan juga diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan lemah yang
telah meng-agunkan sebagian besar asetnya sebagai jaminan untuk pinjaman
hipotek. Untuk kasus terakhir ini, obligasi tanpa jaminan akan cukup beresiko,
dan risiko tersebut akan tercermin dalam tingkat bunganya.
BAB III
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Obligasi merupakan salah satu alternatif bagi pemodal untuk menanam modalnya dalam pasar
modal. Untuk melakukan investasi yang baik dalam obligasi, pemodal perlu memahami sifat-
sifat atau karakteristik obligasi. Karakteristik obligasi diantaranya nilai nominal atau nilai utang
pokok, harga penerbitan, tanggal jatuh tempo, kupon, tanggal kupon, dokumen resmi, hak opsi,
hak pelunasan, hak jual, tanggal pelaksanaan opsi. Obligasi perusahaan terdiri dari berbagai
jenis; obligasi dengan jaminan(mortgage bonds), obligasi tanpa jaminan(debentures/unsecured
bond), obligasi konversi, obligasi yang disertai warrant, obligasi tanpa kupon, obligasi dengan
tingkat bunga mengambang, putable bond,junk bond, sovereign bonds, samurai bonds, dragon
bonds.
Dibandingkan dengan saham, bisa dikatakan bahwa obligasi mempunyai risiko yang relative
rendah. Apakah hal tersebut benar atau tidak, tergantung kepada stabilitas sistem perekonomian
negara. Hal tersebut merupakan tantangan bagi pemodal, manajer, dan pemerintah. Akan tetapi,
para pemodal harus melakukan seleksi portofolio secara optimal dengan melakukan analisis
obligasi. Hal itu bisa dihubungkan dengan kematangan hasil (yield to maturity) atau holding
periode, oleh karena itu harus dipahami tentang metode penilaian obligasi untuk dapat
menganalisis obligasi dengan baik.

4.2 Saran
Saham dan Obligasi merupakan alternatif yang berbeda, kita tentunya juga harus melihat
keduanya apakah kita cocok jika berinvestasi di saham ataupun berinvestasi di obligasi. Jika kita
merupakan investor yang ingin mendapatkan pengembalian yang tinggi dari kegiatan investasi
dan cukup toleran dengan risiko yang dapat timbul. Maka, saham merupakan alternatif yang
sangat cocok karena saham memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dalam jangka waktu
yang relatif singkat. Tetapi, jika kita merupakan investor yang takut akan risiko dan ingin nilai
pokok uang kita kembali. Maka, alternatif yang cocok adalah berinvestasi di obligasi karena
obligasi dapat memberikan pendapatan tetap berupa bunga (kupon) kepada pemegang obligasi
dan penerbit obligasi akan meluansi nilai pokok obligasi pada saat obligasi tersebut sudah jatuh
tempo.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai