Skripsi-Tri Wiyono-10404241009

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA,

KONDISI EKONOMI ORANG TUA DAN LINGKUNGAN SOSIAL


TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG S2
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNY

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi


Universitas Negeri Yogyakarta
Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
TRI WIYONO
10404241009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017

i
MOTTO

“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan


sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Q.S. Al-Baqarah: 153)
“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu.
Tapi boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
(Q.S. Al-Baqarah: 216)
“Your life is massage to the world, make sure it’s inspiring”
(Anonim)
“Don’t practice until you get it right. Practice until you can’t get it wrong”
(Andrea Pirlo/Football Player)
“Jangan terlalu bersemangat diawal melakukan sebuah pekerjaan, lebih penting
untuk menjaga semangat itu tetap dilevel yang sama hingga pekerjaan
terselesaikan”
(Penulis)
“Kemauan untuk terus belajar dan tidak mudah menyerah merupakan bakat yang
sebenar-benarnya”
(Penulis)

v
PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, ku persembahkan karya sederhana

ini untuk:

 Kedua orang tua tercinta (Bapak Sunarjo dan Ibu Ngadiyem), motivator dan

inspirator terbesar dalam hidup yang tak pernah lelah menyisipkan namaku

dalam setiap lantunan doanya. Yang tak pernah lelah berjuang dan terus

menyayangiku. Yang tak pernah lelah sampai lelah itu sendiri merasa lelah.

 Kakak perempuan Giyarti, yang dengan doa dan setiap bantuan semangat

yang diberikan sampai terselesaikannya skripsi ini.

vi
PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN ORANG TUA,
KONDISI EKONOMI ORANG TUA DAN LINGKUNGAN SOSIAL
TERHADAP MINAT MELANJUTKAN STUDI KE JENJANG S2
MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNY

Oleh:
TRI WIYONO
10404241009

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latar belakang pendidikan orang
tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi
ke jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY.
Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto.Variabel penelitian ini adalah minat
melanjutkan studi ke jenjang S2, latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi
orang tua dan lingkungan sosial. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi FE UNY angkatan 2013 sebanyak 70 mahasiswa. Teknik
pengumpulan data menggunakan kuesioner. Metode analisis data yang digunakan adalah
regresi ganda.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial: (1) tidak terdapat pengaruh
positif dan signifikan latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat melanjutkan
studi ke jenjang S2; (2) tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan kondisi ekonomi
orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2; (3) terdapat pengaruh positif
dan signifikan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2; (4)
secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan latar belakang pendidikan orang
tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi
ke jenjang S2.

Kata Kunci: Minat Melanjutkan Studi ke jenjang S2, Latar Belakang Pendidikan Orang
Tua, Kondisi ekonomi Orang Tua, Lingkungan Sosial.

vii
THE INFLUENCE OF PARENT EDUCATIONAL BACKGROUND, PARENT
ECONOMIC CONDITION, AND SOCIAL ENVIRONMENT ON THE
STUDENTS’ INTEREST IN CONTINUING S2 STUDY OF ECONOMIC
EDUCATION STUDENTS OF ECONOMIC FACULTY OF UNY

By:
TRI WIYONO
10404241009

ABSTRACT

The objective of this research was to find out the influence of parent
educational background, parent economic condition, and was social environment
on students’ interest in continuing S2 study of Economic Education student of
Economic Faculty of UNY.
This is ex-post facto research. The variables of this research are the interest
in continuing S2 study, parent educational background, parent economic
condition, and social environment. The population of this research was 70
students of Economic Education of Economic Faculty of UNY. Data were
collected using a questionnaire and analyzed using double regression.
The research results show that partially: (1) there is no positive and
significant influence of parent educational background on students’ interest in
continuing S2 study; (2) there is no positive and significant influence of parent
economic condition on the interest in continuing S2 study; (3) there is positive and
significant influence of social environment on the interest in continuing S2 study;
(4) simultaneously, there is positive and significant influence of parent
educational background, parent economic condition, and social environment on
the interest in continuing S2 study.

Key words: interest in continuing S2 study, parent educational background, parent


economic condition, and social environment.

viii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah, Rabb. Semesta Alam, Tuhan Yang Maha Esa yang

Maha Merajai segala urusan yang dengan keagungan dan kemutlakan kuasa-Nya

telah memudahkan jalan bagi saya untuk menyelesaikan skripsi yang bejudul

“Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua dan Kondisi Ekonomi Orang

Tua terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2 Mahasiswa Fakultas

Ekonomi UNY”.

Salawat serta Salam juga tak lupa dihaturkan kepada Nabi Muhammad SAW.,

Manusia yang begitu mulia yang telah diutus Tuhan Semesta Alam untuk menjadi

model manusia paling ideal yang dapat dicontohi oleh seluruh umat manusia

dalam menapaki kehidupan, termasuk bagi saya pribadi dalam membangun

semangat menyelesaikan skripsi ini dengan mengikuti semangat beliau dalam

menebarkan kebaikan keseluruh dunia tanpa mengenal kata menyerah. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna meraih gelar Sarjana

Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

niscaya penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik. Oleh karena itu

dengan sepenuh hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UNY yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan

ix
skripsi ini.

2. Dekan Fakultas Ekonomi UNY yang telah mengijinkan penulis untuk

menggunakan fasilitas selama penulis belajar hingga dapat menyelesaikan

skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah menjadi tempat konsultasi dan

memberikan saran-saran terbaik selama belajar.

4. Aula Ahmad Hafidh Saiful Fikri SE., M.Si., selaku pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan koreksi perbaikan dengan penuh

kesabaran.

5. Dr. Endang Mulyani, M.Si., selaku pembimbing akademik yang selama ini

telah memberikan kesabaran dan pengarahan selama kuliah.

6. Kiromim Baroroh, S.Pd., M.Si., selaku ketua penguji yang telah berkenan

memberikan saran dan masukan sampai terselesaikannya skripsi ini.

7. Drs. Supriyanto, MM., selaku narasumber dan penguji utama yang telah

berkenan memberikan saran dan masukan sampai terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan

ilmu yang sangat berarti dan semoga dapat penulis pergunakan

sebaikbaiknya.

9. Bapak, Ibu, Kakak, dan keluarga yang telah memberikan do’a, dukungan dan

x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
HALAMAN MOTTO v
HALAMAN PERSEMBAHAN vi
ABSTRAK vii
ABSTRACT viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI xii
DAFTAR TABEL xiv
DAFTAR GAMBAR xv
BAB I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah 5
C. Pembatasan Masalah 6
D. Rumusan Masalah 6
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat Penelitian 8
BAB II. KAJIAN TEORI 10
A. Deskripsi Teori 10
1. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 10
a. Pengertian Pendidikan Orang Tua 10
b. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 13
2. Kondisi Ekonomi Orang Tua 15
a. Pengertian Kondisi Ekonomi Orang Tua 15
b. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Ekonomi 15
3. Lingkungan Sosial 27
a. Pengertian Lingkungan Sosial 27
b. Indikator Lingkungan Sosial 29
4. Minat 30
a. Pengertian Minat 30
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat 31
c. Minat Melanjutkan Studi Strata Dua (S2) 33
B. Penelitian yang Relevan 34
C. Kerangka Berpikir 37
D. Hipotesis Penelitian 38

xii
BAB III. METODE PENELIITIAN 39
A. Desain Penelitian 39
B. Tempat dan Waktu Penelitian 39
C. Variabel Penelitian 39
D. Definisi Operasional Variabel 40
E. Populasi dan Sampel Penelitian 41
F. Teknik Pengumpulan Data 42
G. Instrumen Penelitian 43
H. Uji Coba Instrumen Penelitian 47
I. Teknik Analisis Data 53
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 60
A. Deskripsi Data 60
1. Deskripsi Data 60
2. Deskripsi Karakteristik Responden 60
3. Deskripsi Variabel Penelitian 61
a. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 61
b. Kondisi Ekonomi Orang Tua 64
c. Lingkungan Sosial 67
d. Minat Melanjutkan Studi ke S2 69
B. Pengujian Prasyarat Analisis 72
1. Uji Normalitas 72
2. Uji Linieritas 72
3. Uji Multikolinieritas 73
4. Uji Heteroskedastisitas 74
C. Pengujian Hipotesis Penelitian 75
1. Mencari Persamaan Garis Regresi Tiga Prediktor 75
2. Uji Parsial (Uji t) 75
3. Uji Simultan (Uji F) 77
4. Mencari Koefisien Determinasi 78
D. Pembahasan Hasil Penelitian 78
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 83
A. Kesimpulan 83
B. Saran 84
C. Keterbatasan Penelitian 84
DAFTAR PUSTAKA 86
LAMPIRAN

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Kisi-Kisi Instrumen Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 44
2. Kisi-Kisi Instrumen Kondisi Ekonomi Orang Tua 44
3. Kisi-Kisi Instrumen Lingkungan Sosial 45
4. Kisi-Kisi Instrumen Minat Melanjutkan Studi ke S2 45
5. Skor Alternatif Jawaban Instrumen 46
6. Interpretasi Alternatif Jawaban Angket 46
7. Pengkategorian Jawaban Responden 47
8. Uji Validitas Instrumen Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 48
9. Uji Validitas Instrumen Kondisi Ekonomi Orang Tua 49
10. Uji Validitas Instrumen Lingkungan Sosial 50
11. Uji Validitas Instrumen Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2 51
12. Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi 52
13. Ringkasan Hasil Uji Realibilitas 52
14. Pengkategorian Jawaban Responden 53
15. Jenis Kelamin Responden 60
16. Distribusi Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan Orang Tua 62
17. Distribusi Kecenderungan Variabel Latar Belakang Pendidikan Ayah 63
18. Distribusi Kecenderungan Variabel Latar Belakang Pendidikan Ibu 64
19. Distribusi Kecenderungan Variabel Kondisi Ekonomi Orang Tua 66
20. Distribusi Kecenderungan Variabel Lingkungan Sosial 69
21. Distribusi Kecenderungan Variabel Minat Melanjutkan Studi ke
Jenjang S2 71
22. Rangkaian Hasil Uji Normalitas 72
23. Rangkaian Hasil Uji Linieritas 73
24. Rangkaian Hasil Uji Multikolinieritas 73
25. Rangkaian Hasil Uji Heteroskedastisitas 74
26. Ringkasan Hasil Uji Regresi 75

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Paradigma Penelitian 37

2. Diagram Jenis Kelamin 61

xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana strategis untuk meningkatkan kualitas

penduduk suatu bangsa. Sebuah bangsa dengan kualitas penduduk yang tinggi

akan mendorong pembangunan dan kemajuan bangsa tersebut. Besarnya

jumlah penduduk belum tentu berhasil membawa kemajuan. Akan tetapi,

penduduk yang berkualitas pasti akan dapat membawa kemajuan bagi sebuah

bangsa. Melalui pendidikan, proses pendewasaan dan pengembangan potensi

penduduk dapat dikembangkan. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang

lebih tinggi akan memiliki kemampuan beradaptasi terhadap kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi jika dibandingkan dengan penduduk yang tingkat

pendidikannya lebih rendah. Oleh karena itu, sangatlah tepat jika pemerintah

Indonesia menjadikan pendidikan sebagai sarana meningkatkan kualitas

penduduk untuk dijadikan modal dasar dalam pembangunan nasional.

Komposisi penduduk berdasarkan kualitas pendidikan umumnya diukur

dengan persentase jumlah penduduk yang berhasil menempuh setiap jenjang

pendidikan sekolah, mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Semakin

banyak proporsi jumlah penduduk yang berhasil menyelesaikan studi sampai

ke jenjang SMA dan perguruan tinggi, menjadi indikasi semakin baik pula

kualitas penduduknya.

1
2

Pendidikan formal kini menjadi prioritas utama yang ditempuh oleh

masyarakat untuk menunjang kehidupan yang lebih baik. Masyarakat

Indonesia terutama orang tua kini juga sadar akan semakin pentingnya

pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Orang tua memang

mempunyai peran tersendiri dalam menentukan pendidikan bagi anak-anak

mereka. Hal ini sesuai dengan UU Republik Indonesia Nomor 20 Bab IV

Pasal 7 Tahun 2003, bahwa “Orang tua berhak berperan serta dalam memilih

satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan

pendidikan anaknya. Di tangan orang tua, masa depan seorang anak

ditentukan...”. Banyak orang tua yang memiliki prinsip bahwa anak-anak

mereka harus lebih sukses dari orang tuanya terutama dalam hal pendidikan.

Banyak orang tua yang pendidikan terakhirnya hanya sampai SD,

mengharapkan anak-anak mereka setidaknya menamatkan jenjang pendidikan

yang lebih tinggi yaitu SMP atau SMA. Begitupula dengan orang tua yang

berijazahkan SMP/SMA berharap anak-anaknya bisa menyelesaikan sampai

tingkat Perguruan Tinggi baik jenjang S1 ataupun sampai S2. Secara tidak

langsung latar belakang pendidikan orang tua akan berpengaruh terhadap

keputusan sampai sejauh mana mereka akan menyekolahkan anak-anaknya.

Banyak dari orang tua yang bekerja keras siang dan malam demi bisa

menyekolahkan anaknya setinggi mungkin. Hal ini disebabkan karena para

orang tua menyadari bahwa dengan pendidikan yang tinggi setidaknya anak-

anak mereka akan memiliki peluang yang lebih besar untuk meraih cita-cita
3

dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Susi Pudjiastuti dalam

kunjungan kerjanya ke Pangandaran, Menteri tamatan SMP ini mendorong

semua pelajar untuk bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya.

“Saya minta kepada semua pelajar untuk mendapatkan pendidikan


setinggi-tingginya. Jangan mencontoh saya, menteri yang hanya tamatan
SMP..., jangan sampai anak-anak kalian meniru saya. Harus dapat
pendidikan tinggi untuk bisa menggapai cita-cita dan bermanfaat bagi
bangsa” (Kompas.com).
Besarnya biaya pendidikan juga menjadi pertimbangan khusus bagi para

orang tua. Sebagai contoh total biaya yang harus dikeluarkan untuk

menyelesaikan pendidikan perguruan tinggi di Universitas Negeri Yogyakarta

berada dikisaran: Rp25.000.000 (lulus S1), bagi yang ingin melanjutkan ke

jenjang S2 masih harus mengeluarkan biaya sekitar Rp30.000.000 (kampus-

info.com). Biaya di atas belum termasuk biaya hidup sehari-hari (seperti

makan, tempat tinggal, transportasi dan hiburan) yang jumlah totalnya bisa

jauh lebih banyak dibandingkan dengan biaya kuliah itu sendiri. Kondisi

ekonomi orang tua yang menurut Maftukhah (2007: 23) merupakan latar

belakang suatu keluarga dipandang dari pendapatan keluarga, pengeluaran

keluarga dan kekayaan yang dimilikinya, (juga menjadi sangat menentukan).

Bagi keluarga atau orang tua yang memiliki pendapatan tinggi, mungkin biaya

kuliah di atas masih terbilang tidak terlalu mahal dan wajar untuk jenjang

perguruan tinggi. Namun bagi orang tua dengan pekerjaan seperti buruh,

petani, nelayan dan sebagainya, yang pendapatannya sangat kecil biaya


4

tersebut sangatlah mahal dan membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk

memperolehnya. Di Indonesia, ketergantungan seorang anak terhadap orang

tua terutama dalam membiayai pendidikannya memanglah masih sangat besar.

Bahkan orang tua masih harus menanggung biaya pendidikan dan hidup anak-

anak mereka sampai jenjang perguruan tinggi (PT). Hanya sebagian kecil

remaja yang menanggung sendiri biaya pendidikan di perguruan tinggi baik

itu dengan bekerja ataupun melalui beasiswa.

Faktor lingkungan menjadi hal yang sangat berpengaruh terhadap pola

pikir dan sifat seorang individu dalam menentukan pilihan hidupnya. Karakter

dan ketertarikan seorang individu dalam hal ini adalah mahasiswa sangat

ditentukan oleh lingkungan sosial dimana mahasiswa tersebut berada.

Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat desa,

lingkungan kota, dan lembaga lembaga atau badan-badan sosial lainnya

(Tabrani, 2000: 148). Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi seorang

individu dalam menentukan pilihan atau minat terhadap sesuatu, yaitu motif

sosial, emosional dan lingkungan. Faktor lingkungan merupakan faktor yang

dapat memunculkan minat yang berasal dari keadaan sekitar seperti

lingkungan keluarga, sekolah atau masyarakat.

Mahasiswa lulusan S1 FE UNY sering dihadapkan dengan beberapa

pilihan setelah menyelesaikan studinya. Di antara pilihan tersebut adalah

keinginan atau minat untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi, yaitu S2. Namun beberapa hal sering menjadi pertimbangan bagi para
5

lulusan S1, diantaranya latar belakang pendidikan orang tua mereka yang

tergolong masih rendah hanya setingkat SD atau SMP membuat para

mahasiswa dan orang tua sudah merasa cukup puas jika sudah menyelesaikan

pendidikan tinggi sampai jenjang S1. Di sisi lain kondisi ekonomi orang tua

juga menjadi faktor yang sering dipertimbangkan oleh mahasiswa lulusan S1

untuk melanjutkan studinya ke jenjang S2. Mengingat biaya yang harus

dikeluarkan untuk menyelesaikan gelar magister tidak bisa dibilang murah,

terlepas dari adanya berbagai macam beasiswa yang ditawarkan oleh banyak

pihak.

Berdasarkan pemaparan di atas maka, peneliti tertarik untuk mengetahui

seberapa besar minat mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

UNY untuk melanjutkan studi strata dua (S2). Maka dari itu penelitian ini

berjudul “Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kondisi Ekonomi Orang Tua

dan Lingkungan Sosial terhadap Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi

permasalahannya sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia yang rendah diakibatkan oleh rendahnya tingkat

pendidikan sehingga kualitas dan kemajuan bangsa juga terhambat.


6

2. Adanya perbedaan kondisi ekonomi orang tua menjadikan sebagian

mahasiswa yang seharusnya memiliki minat dan potensi yang baik namun

tidak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Masih rendahnya jumlah mahasiswa lulusan S1 yang melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (S2).

4. Adanya perbedaan kondisi lingkungan sosial baik keluarga maupun

lingkungan masyarakat tempat tinggal, menjadikan perbedaan

ketertariakan atau minat mahasiswa dalam menentukan pilihan setelah

lulus dari jenjang S1.

5. Belum ada informasi apakah perbedaan latar belakang pendidikan orang

tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial berhubungan dengan

minat mahasiswa dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi (S2).

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini difokuskan

pada hubungan antara latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi

orang tua dan lingkungan sosial mahasiswa terhadap minat mahasiswa

melanjutkan studi ke jenjang S2 pada mahasiswa Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.

D. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


7

1. Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta?

2. Bagaimana pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta?

3. Bagaimana pengaruh lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi

ke jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta?

4. Bagaimana pengaruh latar belakang pendidikan, kondisi ekonomi orang

tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2

pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta?

E. Tujuan Peneliitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

2. Pengaruh kondisi ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke

jenjang S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Yogyakarta.


8

3. Pengaruh lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang

S2 pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas

Negeri Yogyakarta.

4. Pengaruh latar belakang pendidikan, kondisi ekonomi orang tua dan

lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 pada

mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Secara teoritis

a. Memperkaya kajian ilmiah mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi minat mahasiswa dalam melanjutkan studi ke jenjang

S2.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan dan referensi apabila

akan dikembangkan untuk penelitian lebih lanjut.

2. Secara Praktis

a. Bagi Peneliti diharapkan dapat digunakan sebagai wadah penerapan

ilmu yang diperoleh selama masa kuliah dan dapat menambah

khasanah ilmu pengetahuan dari permasalahan yang diteliti, sehingga

dapat menjadi bekal untuk kehidupan masa depan.

b. Bagi Mahasiswa dapat memberikan masukan dalam mengambil

keputusan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.


9

c. Bagi Instansi dapat memberikan informasi dan sumbangan penelitian

di bidang pendidikan dalam menentukan kebijakan.


BAB II
LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori

1. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

a. Pengertian Pendidikan Orang Tua

Pendidikan merupakan sarana utama untuk memajukan kehidupan

manusia. Semakin berkembangnya kehidupan manusia maka semakin

maju pula cita-cita dan tujuan kehidupan manusia. Sehingga dengan

tinginya cita-cita, semakin menuntut pula kepada peningkatan mutu

pendidikan sebagai sarana mencapai cita-cita tersebut. Pendidikan

sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

nasional, dijadikan andalan utama untuk berfungsi semaksimal mungkin

dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia (Fuad

Ihsan, 2001: 4).

Kegiatan pendidikan selalu berlangsung didalam suatu lingkungan.

Dalam konteks pendidikan, lingkungan dapat diartikan, sebagai segala

sesuatu yang berada di luar diri anak. Lingkungan dapat berupa hal-hal

yang nyata, seperti tumbuhan, binatang, orang, keadaan, kebudayaan,

sosial-ekonomi, kepercayaan dan sebagainya. Dalam memberikan

pengaruh terhadap perkembangan anak, terdapat lingkungan yang

sengaja diciptakan. Lingkungan yang sengaja diciptakan untuk

mempengaruhi anak dibedakan menjadi tiga, yaitu: lingkungan keluarga,

10
11

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Ketiga lingkungan ini

disebut dengan lembaga pendidikan.

Lembaga pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua,

yang bersifat informal dan kodrati. Karena keluarga merupakan

lingkungan pertama bagi seorang anak. Keluarga sebagai lingkungan

pendidikan yang pertama sangat penting dalam membentuk pola

kepribadian anak. Karena didalam keluarga anak pertama kali

berkenalan dengan nilai dan norma. Pendidikan keluaga memberikan

pengetahuan dan keterampilan dasar, agama dan kepercayaan, nilai

moral, norma sosial dan pandangan hidup yang diperlukan peserta didik

untuk dapat berperan aktif dalam keluarga dan masyarakat.

Fuad Ihsan (2001: 18-19) menjelskan bahwa orang tua atau ayah dan

ibu berperan sebagai seorang pendidik dalam keluarga sedangkan anak

sebagai peserta didiknya. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan yang

dilakukan oleh orang tua di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi

tumbuh dan berkembangnya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-

tiap anak. Tugas orang tua adalah meletakkan dasar-dasar bagi

perkembangan anak berikutnya, agar anak dapat berkembang secara baik,

khususnya dalam perkembangan pribadinya. Selain itu keteladanan

orang tua dalam bertutur kata dan berperilaku sehari-hari akan menjadi

wahana pendidikan moral bagi anak-anaknya. Di dalam keluarga juga

akan tumbuh sikap tolong menolong dan tenggang rasa, sehingga akan
12

menjadi wahana bagi anak untuk menumbuhkan jiwa sosialnya.

Kebiasaan orang tua membawa anaknya ketempat ibadah merupakan

salah satu upaya pembentukan anak sebagai mahkluk religius. Agar anak

dapat berkembang dan menolong dirinya sendiri sebagai seorang

individu, orang tua juga dituntut untuk menciptakan kondisi yang dapat

menumbuhkembangkan inisiatif, kreativitas, kehendak, emosi, tanggung

jawab, keterampilan dan kegiatan lain sesuai dengan apa yang ada

dalam keluarga. Sedangkan dalam pengembangan, konsep prinsip,

generalisasi dan intelek, orang tua karena keterbatasannya hanya

berfungsi sebagai pendorong dan pemberi semangat.

Dalam rangka pelaksanaan pendidikan nasional, peranan keluarga

sebagai lembaga pendidikan semakin tampak dan penting. Peranan

keluarga terutama dalam penanaman sikap dan nilai hidup,

pengembangan bakat dan minat serta pembinaan bakat dan kepribadian.

Sehubungan dengan itu penanaman nilai-nilai pancasila, nilai-nilai

keagamaan dan nilai-nilai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

dimulai dalam keluarga. Agar keluarga dapat memainkan peran tersebut

maka orang tua perlu juga dibekali dengan pengetahuan dan

keterampilan pendidikan yang memadai (Fuad Ihsan, 2001: 58).

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tugas

pendidikan keluarga sangat beragam. Diantara tugas pendidikan orang

tua adalah untuk mengasuh anak dengan memberikan bimbingan,


13

pengarahan dan pengawasan sesuai dengan latar belakang pendidikan

yang telah ditempuh orang tua.

b. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2003 pasal 14 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, jenjang pendidikan formal terdiri atas sekolah

dasar (SD, MI,) sekolah menengah pertama (SMP, MTs, atau bentuk

lainya), pendidikan menengah atas (SMA, MA, SMK, MAK, atau

bentuk lainnya), dan pendidikan tinggi (Diploma, Sarjana, Magister,

Spesialis, Doktor).

“Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi


jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang
sederajad serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah
tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajad (UU No. 12 th
2003 pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional)”.

Menurut Fuad Ihsan (2003: 22), “pendidikan dasar adalah pendidikan

yang memberikan pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap

dasar yang diperlukan dalam masyarakat, serta mempersiapkan peserta

didik untuk mengikuti pendidikan menengah”. Lebih lanjut dijelaskan

bahwa pendidikan menengah adalah pendidikan yang mempersiapkan

peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial budaya,

dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut

dalam dunia kerja atau pendidikan.


14

Pada UU No. 12 Tahun 2003 pasal 18 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, “pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.

Pendidikan menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan

pendidikan menengah kejuruan. pendidikan menengah berbentuk

Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK),

atau bentuk lainya yang sederajat”.

Pendidikan tinggi dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal

19 dan 20 tentang sistem pendidikan nasional dijelaskan bahwa

“Pendidkan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,

magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan

tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah

tinggi, institut, atau universitas”.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa latar

belakang pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan yang telah

ditempuh orang tua melalui pendidikan formal di sekolah berjenjang dari

tingkat yang paling rendah sampai tingkat yang paling tinggi, yaitu dari

SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi. Pendidikan yang didapat oleh

orang tua secara formal akan dapat membantu mengarahkan anak dalam

memilih sekolah dan mengarahkan anak untuk mendapatkan pendidikan

yang terbaik.
15

2. Kondisi Ekonomi Orang Tua

a. Pengertian Kondisi Ekonomi Orang Tua

Menurut Maftukhah (2007: 23) “kondisi ekonomi merupakan latar

belakang suatu keluarga dipandang dari pendapatan keluarga,

pengeluaran keluarga dan kekayaan yang dimilikinya”. Sementara itu,

Soerjono Soekanto (2001: 263) mendefinisikan kondisi ekonomi sebagai

“posisi seseorang dalam masyarakat berkaitan dengan orang lain dalam

arti hak-hak serta kewajibannya dalam hubungannya dengan sumber

daya”. Lebih lanjut dijelaskan oleh Soerjono Soekanto (2001: 263)

bahwa:

“status ekonomi dapat membedakan antara keluarga satu dengan


keluarga lainnya. Status ekonomi seseorang diukur dari ukuran
kekayaan. Ukuran kekayaan merupakan harta benda atau materi
yang dimiliki seseorang. Ukuran kekayaan tersebut dapat dilihat dari
bentuk dan luas rumah yang bersangkutan, luas kepemilikan tanah,
kepemilikan barang berharga dan fasilitas yang dimiliki”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian

kondisi ekonomi orang tua adalah keadaan atau kedudukan orang tua

dalam suatu masyarakat yang berkaitan dengan jumlah pendapatan,

besarnya pengeluaran dan ukuran kekayaan yang dimiliki, seperti harta

benda atau materi, luas kepemilikan tanah dan fasilitas lainnya.

b. Faktor yang Mempengaruhi Kondisi Ekonomi

Dalam jurnalnya Fatimah Djafar (2014: 4) menjelaskan Ada

beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya kondisi sosial


16

ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya tingkat pendidikan, jenis

pekerjaan, tingkat pendapatan, kondisi lingkungan tempat tinggal,

pemilikan kekayaan, dan partisipasi dalam aktivitas kelompok dari

komunitasnya. Dalam hal ini uraiannya dibatasi 4 (empat) faktor yang

menentukan yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, dan kepemilikan

kekayaan, dan jenis tempat tinggal.

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan orang tua kaitannya dengan motivasi belajar anaknya.

Taraf pendidikan orang tua yang baik, akan mempengaruhi arah

orientasi dan tujuan pendidikan bagi anak-anaknya”. Dengan

demikian pendidikan yang baik, kemampuan orang tua membimbing

anak semakin baik, artinya jelas berorientasi pada masa depan anak

yang lebih baik untuk berprestasi.

Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat pendidikan

orang tua selain dilihat dari jenjangnya juga dapat dilihat dari tahun

sukses atau lamanya orang tua sekolah. Semakin lama orang tua

bersekolah berarti semakin tinggi jenjang pendidikannya.

Contohnya, orang tua yang hanya sekolah 6 tahun berarti hanya

sekolah sampai SD berbeda dengan orang yang sekolahnya sampai

12 tahun berarti lulusan SMA. Tingkat pendidikan yang pernah

ditempuh orang tua berpengaruh pada kelanjutan sekolah anak

mereka. Orang tua yang memiliki pendidikan yang tinggi


17

mempunyai dorongan atau motivasi yang besar untuk

menyekolahkan anak mereka.

2)Pendapatan

Berdasarkan jenisnya, Biro Pusat Statistik membedakan pendapatan

menjadi dua yaitu sebagai berikut:

a) Pendapatan Berupa Barang

Pendapatan berupa barang merupakan segala penghasilan yang

bersifat regular dan biasa, akan tetapi tidak selalu berupa balas jasa

dan diterimakan dalam bentuk barang atau jasa. Barang dan jasa

yang diterima/diperoleh dinilai dengan harga pasar sekalipun tidak

di imbangi ataupun disertai transaksi uang oleh yang menikmati

barang dan jasa tersebut. Demikian juga penerimaan barang secara

cuma-cuma, pembelian barang dan jasa dengan harta subsidi atau

reduksi dari majikan merupakan pendapatan berupa barang.

b)Pendapatan Berupa Uang

Berdasarkan bidang kegiatannya, pendapatan meliputi

pendapatan sektor formal dan pendapatan sektor informal.

Pendapatan sektor formal adalah segala penghasilan baik berupa

barang atau uang yang bersifat regular dan diterimakan biasanya

balas jasa di sektor formal yang terdiri dari pendapatan berupa uang,

meliputi: gaji, upah dan hasil infestasi dan pendapatan berupa


18

barang-barang meliputi: beras, pengobatan, transportasi, perumahan,

maupun yang berupa rekreasi.

3)Pemilikan Kekayaan atau Fasilitas

Kekayaan Pemilikan kekayaan atau fasilitas adalah kekayaan

dalam bentuk barang-barang di mana masih bermanfaat dalam

menunjang kehidupan ekonominya. Fasilitas atau kekayaan itu antara

lain: barang-barang berharga dan jenis kenderaan pribadi. Barang-

barang yang berharga tersebut antara lain: tanah, sawah, rumah dan

lain-lain. Barang-barang tersebut bisa digunakan untuk membiayai

pendidikan anak. Semakin banyak kepemilikan harta yang bernilai

ekonomi dimiliki orang tua, maka akan semakin luas kesempatan

orang tua untuk dapat menyekolahkan anakanaknya, dan orang tua

dapat mencukupi semua fasilitas belajar anak, sehingga dapat

memotivasi anak untuk berprestasi. Sementara kendaraan pribadi

dapat digunakan sebagai alat ukur tinggi rendahnya tingkat sosial

ekonomi orang tua. Misalnya: orang yang mempunyai mobil akan

merasa lebih tinggi tingkat sosial ekonominya dari pada orang yang

mempunyai sepeda motor.

4)Jenis Tempat Tinggal

Lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi kegiatan belajar

anak. Anak-anak yang tinggal di daerah kumuh akan ikut terbawa pada

kondisi yang tidak mementingkan kegiatan belajar. Jumlah


19

masyarakatnya yang banyak dan biasanya terdiri dari lapisan

masyarakat yang tidak berpendidikan menimbulkan suasana yang riuh

dan tidak beraturan. Situasi yang demikian tidak memungkinkan anak-

anak bisa belajar dengan baik bahkan biasanya anak akan terpengaruh

pada situasi yang demikian. Mereka akan bermain riuh bersama-sama

tanpa aturan dan jauh dari kedisiplinan.Pada masyarakat yang

bertempat tinggal di lingkungan yang lebih baik, masyarakatnya pun

tertata pada sosial ekonomi yang sebanding dan memiliki tingkat

pendidikan yang jauh lebih baik. Pada lingkungan tempat tinggal ini,

biasanya keluarga membuat aturan-aturan tertentu yang membentuk

sebuah kedisiplinan, misalnya; kapan anak harus bermain bersama

lingkungannya dan kapan anak harus belajar di rumah.

Menurut Kaare Svalatoga dalam Aryana untuk mengukur tingkat

sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari: 1) Status

rumah yang di tempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas, menyewa,

menumpang pada saudara atau ikut orang lain; 2) Kondisi fisik

bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu dan bambu. Keluarga

yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati

rumah permanen, sedangkan keluarga yang keadaan sosial

ekonominya menengah ke bawah menggunakan semi permanen atau

tidak permanen; 3) Besarnya rumah yang di tempati, semakin luas


20

rumah yang di tempati pada umumnya semakin tinggi tingkat sosial

ekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi

keluarga yang menempati. Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal

ukuran dan kualitas rumah. Rumah yang dengan ukuran besar,

permanen dan milik pribadi dapat menunjukkan bahwa kondisi sosial

ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen

dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, dapat dikatakan

bahwa yang dimaksud dengan kondisi sosial ekonomi dalam tulisan

ini adalah keadaan atau latar belakang dari suatu keluarga yang

berkaitan dengan pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga.

Pendapat lainnya dikemukakan oleh Svalastoga (dalam Maftukhah,

2007), untuk mengukur tingkat ekonomi seseorang dari rumahnya

dapat dilihat dari:

a) Status rumah yang ditempati, bisa rumah sendiri, rumah dinas,

menyewa, menumpang pada saudara atau ikut orang lain.

b) Kondisi fisik bangunan dapat berupa rumah permanen, kayu

dan bambu.

c) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang di

tempati pada umumnya semakin tinggi tingkat ekonomi.


21

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Sunarto (2005: 112)

bahwa “status ekonomi suatu keluarga dapat diukur berdasarkan jenis

pekerjaan, besarnya anggota keluarga, pola konsumsi, keadaan rumah

beserta perabotnya”. Berikut penjelasannnya:

a)Pekerjaan

Pekerjaan merupakan aktifitas sehari-hari untuk

mempertahankan hidup dengan tujuan memperoleh taraf hidup yang

lebih baik dari hasil pekerjaan tersebut. Sebaran pekerjaan angkatan

kerja dapat ditinjau dari tiga aspek yaitu lapangan pekerjaan, status

pekerjaan, dan jenis pekerjaan. Lapangan pekerjaan merupakan

sebaran angkatan kerja berdasarkan lapangan pekerjaan

menggambarkan di sektor produksi apa saja maupun dimana saja

para pekerja mencari sumber nafkahnya. Status pekerjaan

merupakan sebaran menurut status pekerjaan menjelaskan

kedudukan pekerja di dalam pekerjaan yang dimiliki atau dilakukan.

Jenis pekerjaan merupakan sebaran menurut jenis pekerjaan

menunjukkan kegiatan kongkret apa yang dikerjakan oleh pekerja

yang bersangkutan seperti tenaga profesional atau tenaga

ketatalaksanaan, tenaga usaha penjualan, tenaga usaha jasa atau

tenaga produksi.

b)Tingkat Penghasilan
22

Tingkat penghasilan adalah pendapatan yang diperoleh

keluarga beserta anggota keluarganya yang bersumber dari sektor

formal, sektor informal, dan sektor subsisten dalam waktu satu

bulan yang diukur berdasarkan rupiah. Terdapat 3 sumber

penghasilan yaitu penghasilan tetap, penghasilan tidak tetap dan

penghasilan subsistem. Penghasilan tetap merupakan pendapatan

yang diperoleh dari hasil pekerjaan pokok, pekerjaan tidak tetap

diperoleh dari hasil pekerjaan sampingan.

c)Jumlah Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga, besarnya anggota keluarga akan ikut

menentukan besar kecilnya kegiatan dalam subsistem dan

pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan konsumsi.

d)Pola Konsumsi

Pola Konsumsi atau bentuk penggunaan suatu bahan atau

barang dapat dilihat melalui alokasi konsumsinya. Semakin

sejahtera penduduk semakin kecil proporsi pengeluaran

konsumsinya untuk bahan pangan. Alokasi pengeluaran konsumsi

untuk bahan pangan. Alokasi pengeluaran konsumsi masyarakat

secara garis besar digolongkan kedalam dua kelompok

penggunaan yaitu pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran

bukan makanan.

e)Kondisi Rumah
23

Kondisi rumah juga merupakan suatu indikator penting untuk

mengukur tingkat kemakmuran penduduk dan biasanya

mencerminkan pula tingkat pendapatan dan pengeluaran suatu

rumah tangga terutama di kota, karena itu tempat tinggal

merupakan suatu faktor yang memegang peranan penting dalam

hubungannya dengan kebutuhan rumah tangga. Pada umumnya

bentuk atau tipe rumah yang bisa ditempati penduduk Indonesia

adalah gubuk, tidak permanen, semi permanen, permanen.

Keempat bentuk rumah tersebut dapat dilihat berdasarkan

konstruksi bangunannya. Konstruksi rumah dapat diklarifikasikan

sebagai berikut:

(1) Konstruksi bangunan tidak permanen yaitu dinding luar

bambu atau kayu dengan pemisah ruangan dari bambu atau

tanpa pemisah ruangan, lantai tanah atau bambu, atap dari

daun atau rumbia.

(2) Konstruksi bangunan semi permanen yaitu: dinding luar

tembok dengan pemisah ruangan dari triplek atau bambu,

dinding luar setengah tembok, lantai tanah, atap dari genteng

atau asbes.

(3) Konstruksi bangunan permanen yaitu: dinding dari luar

tembok atau beton, lantai dari tegel atau semen, atap dari

genteng atau asbes.


24

(4) Kepemilikan barang-barang, isi rumah atau perabot rumah

seperti almari, meja, TV, peralatan elektronik lainnya, dan

kendaraan juga dapat dijadikan tolak ukur tingkat pendapatan

dan pengeluaran rumah tangga.

Sementara Akhmadi, dkk (2006: 10) mengemukakan bahwa

dalam hasil lembaga penelitian Sistem Pemantauan Kesejahteraan

oleh Masyarakat (SPKM), kondisi ekonomi keluarga dapat dilihat

dari indikator sebagai berikut:

(1) Indikator Pendapatan

(a) Keluarga kaya memiliki pendapatan minimal Rp2.000.000,-

per bulan

(b) Keluarga menengah memiliki pendapatan antara

Rp1.000.000,- Rp2.000.000,- per bulan

(c) Keluarga miskin memiliki pendapatan kurang dari

Rp1.000.000,- per bulan.

(2) Indikator Kepemilikan Asset

(a) Keluarga kaya memiliki sawah minimal setengah hektar,

memiliki mobil dan sepeda motor yang dibeli secara tunai

serta memiliki barang elektronik seperti televisi, kulkas dan

mesin cuci.

(b) Keluarga menengah pada umumnya memiliki sawah

maksimal setengah hektar, memiliki mobil dan atau sepeda


25

motor yang diperoleh atau dibeli secara kredit, kepemilikan

tanah daratnya kurang dari satu hektar dan memiliki kulkas

atau televisi.

(c) Keluarga miskin tidak memiliki apapun seperti yang

disebutkan dalam kepemilikan keluarga kaya dan

menengah.

(3) Indikator Kondisi Rumah

(a) Keluarga kaya umumnya memiliki rumah permanen bahkan

rumah bertingkat, terbuat dari tembok, lantai menggunakan

keramik, kamar mandi berada di dalam rumah milik sendiri.

(b) Keluarga menengah, rumah milik sendiri, permanen dengan

lantai menggunakan keramik, kamar mandi di dalam rumah.

(c) Keluarga miskin umumnya semi permanen tidak ada kamar

mandi di dalam rumah, atau bahkan bisa menggunakan

kamar mandi/WC umum.

(4) Indikator Pendidikan Anak

(a) Anak-anak keluarga kaya pada umumnya bersekolah

hingga perguruan tinggi (kuliah).

(b) Anak-anak dari keluarga menengah umumnya bersekolah

hingga SMP dan SMA.

(c) Anak-anak keluarga miskin umumnya bersekolah hingga

SD atau SMP.
26

(5) Indikator Kesehatan

(a) Keluarga kaya berobat ke dokter atau ke rumah sakit.

(b) Keluarga menengah berobat ke puskesmas, bidan desa atau

dokter.

(c) Keluarga miskin menggunakan obat warung, ke puskesmas

menggunakan ASKESKIN (Asuransi Kesehatan Untuk

Rakyat Miskin) atau kalau berobat menggunakan surat

keterangan tidak mampu (SKTM) dari desa setempat.

(6) Indikator Pola Makan

(a) Keluarga kaya pada umumnya makan tiga kali sehari

dengan menu yang berbeda, dan selalu ada pilihan lauk

daging atau ayam.

(b) Keluarga menengah pola makannya dua hingga tiga kali

sehari, dan makan daging ayam paling banyak seminggu

sekali.

(c) Keluarga miskin makan dua hingga tiga kali sehari, makan

daging hanya saat hari tertentu saja.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak

faktor penentu kondisi ekonomi orang tua yang dapat dijadikan tolak

ukur diantaranya jenis pekerjaan, pola konsumsi, kondisi rumah,

pendapatan dan penghasilan keluarga, kepemilikan barang-barang, luas

lahan, kesehatan, pendidikan anak dan jumlah anggota keluarga.


27

3. Lingkungan Sosial

a. Pengertian Lingkungan Sosial

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar kita, yang

ada hubungannya dan berpengaruh terhadap diri kita. Dalam arti yang

lebih spesifik, lingkungan adalah hal-hal atau sesuatu yang berpengaruh

terhadap perkembangan manusia. Berpengaruh artinya bermakna,

berfungsi, dan berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan

seseorang/individu. Lingkungan sosial meliputi lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat desa, lingkungan kota, dan lembaga lembaga

atau badan-badan sosial lainnya (Tabrani, 2000: 148).

Hamalik (2004: 195) menjelaskan lingkungan adalah segala sesuatu

yang yang ada di alam sekitar yang memiliki makna atau pengaruh

tertentu kepada individu. Lingkungan adalah segala sesuatu yang di

sekeliling manusia yang dapat mempengaruhi tingkah laku secara

langsung maupun tidak langsung. Supardi (2003: 2) menyatakan

lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta seluruh

kondisi yang ada di dalam ruang yang kita tempati. Kehidupan manusia

selalu berhubungan dengan ligkungan yang didalamnya diperlukan suatu

interaksi antar sesama manusia. Munib (2004: 76) menjelaskan

lingkungan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan

dan mahluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang


28

mempengaruhi kelangsungan perilaku kehidupan dan kesejahteraan

manusia serta mahluk hidup lainnya.

Interaksi individu dengan lingkungan adalah individu menerima

lingkungan dan individu menolak lingkungan. Sesuatu yang datang dari

lingkungan mungkin diterima oleh individu sebagai sesuatu yang

menyenangkan atau tidak menyenangkan, menguntungkan atau

merugikan. Sesuatu yang menyenangkan atau menguntungkan akan

diterima oleh individu, tetapi yang tidak menyenangkan atau merugikan

akan ditolak atau dihindari (Sukmadinata, 2007: 57).

b. Indikator Lingkungan Sosial

Lingkungan pendidikan menurut Purwanto (2004: 141) digolongkan

menjadi tiga, yaitu:

1)Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga yang disebut juga lingkungan pertama bagi

seorang individu mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi

seseorang. Hal-hal seperti suasana keluarga atau rumah fasilitas yang

dimiliki dan interaksi dalam sebuah keluarga akan menentukan pola

pikir seseorang atau individu.

2)Lingkungan Sekolah atau Pendidikan Formal

Lingkungan sekolah atau yang disebut juga lingkungan kedua akan

membentuk individu melalui pola interaksi antara peserta didik dengan


29

pendidik antara sesama peserta didik dan juga sarana prasarana yang

dimiliki oleh institut pendidikan tersebut.

3)Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat menjadi lingkungan ketiga bagi seseorang

dalam membentuk karakter dan pola pikir. Seorang individu dapat

membentuk pola pikir melalui interaksi dan kontribusi dalam

lingkungan masyarakat sekitar. Lingkungan tempat tinggal atau

rumah seperti keluarga tetangga dan juga masyarakat disekitar yang

mempunyai andil cukup besar dalam mempengaruhi individu.

Berdasarkan penjelasan di atas, indikator lingkungan sosial terdiri

dari:

a) Lingkungan Keluarga

(1) Suasana rumah

(2) Fasilitas yang dimiliki

(3) Interaksi dalam rumah

b) Lingkungan Masyarakat

(1) Interaksi dengan masyarakat

(2) Keikutsertaan dalam kegiatan di masyarakat

4. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan suatu kecenderungan tingkah laku yang

berorientasi pada objek, kegiatan atau pengalaman tertentu dan


30

kecenderungan tersebut antara individu satu dengan individu yang lain

tidak sama intensifnya. Sementara Suryabrata (1988) menjelaskan bahwa

minat merupakan kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada

suatu objek atau menyenangi sesuatu objek. Suryabrata (1988)

melanjutkan bahwa minat merupakan sikap yang membuat individu

merasa senang terhadap suatu objek, situasi atau ide-ide tertentu

sehingga individu tersebut berusaha memperoleh objek yang disenangi

dan menarik perhatiannya.

Minat juga merupakan sebuah pendorong yang menyebabkan

seorang individu memberikan perhatian terhadap sesuatu atau aktivitas

tertentu. Hal serupa disampaikan oleh Crow dan Crow (1976) bahwa

apabila seseorang menaruh minat pada sesuatu hal, maka minat tersebut

berfungsi sebagai pendorong yang kuat untuk terlibat secara aktif pada

objek tersebut. Minat juga akan membantu seseorang atau individu untuk

memutuskan apakah ia akan melakukan aktifitas yang ini atau aktivitas

yang lainnya.

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa minat

merupakan kecenderungan terhadap sesuatu hal atau objek tertentu

dimana berbeda antara satu individu dengan yang lain. Minat juga

merupakan faktor pendorong yang sangat kuat bagi seoraang individu

dalam menentukan pekerjaan atau kegiatan apa yang akan dilakukan

oleh individu tersebut.


31

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat seseorang tidak timbul secara tiba.tiba. Minat seseorang akan

muncul karena pengaruh dari faktor internal dan eksternal.

1)Faktor Internal

Faktor internal adalah segala sesuatu yang membuat seseorang

berminat, yang berasal dari dalam diri sendiri. Menurut Syah (2004:

136) faktor internal dibagi menjadi beberapa, antara lain:

a) Perhatian

Perhatian menjadi hal yang sangat penting dalam melakukan sebuah

tindakan dan hal ini akan sangat mempengaruhi hasil dari tindakan

yang dilakukan. Seseorang yang menaruh minat besar terhadap

suatu aktivitas akan memberikan perhatian yang lebih, tidak segan

mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk aktivitas tersebut.

b)Keingintahuan

Keingintahuan merupakan perasaan atau sikap yang kuat untuk

mengetahui sesuatu, dorongan kuat untuk mengetahui lebih banyak

tentang sesuatu.

c) Motivasi

Motivasi merupakan perubahan dalam diri seseorang yang ditandai

dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan

(Hamalik, 2004: 158). Motivasi akan menyebabkan terjadinya

perubahan energi yang ada dalam diri manusia, sehingga akan


32

memunculkan gejolak emosi untuk bertindak atau melakukan

sesuatu.

d)Kebutuhan

Kebutuhan hanya dapat dirasakan sendiri oleh individu. Kebutuhan

merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan

(Suryabrata, 2007: 70).

2)Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang membuat seseorang

berminat, yang berasal dari luar diri seseorang. Diantaranya: dorongan

dari orang tua, dorongan dari pengajar (guru/dosen), fasilitas yang

memadai dan keadaan lingkungan.

3)Faktor yang dapat Menurunkan Minat

a) Faktor Ketidakcocokan

Minat seseorang terhadap suatu hal berkembang jika hal tersebut

menarik dan sesuai dengan dirinya dan minat tersebut akan turun

apabila tidak sesuai dengan dirinya.

b)Faktor Kebosanan

Melakukan suatu aktivitas secara terus menerus dan monoton akan

membosankan, hal ini tentu dapat menurunkan minat.

c) Faktor Kelelahan
33

Orang yang karena minatnya terhadap suatu aktivitas, cenderung

akan melakukan aktivitas tersebut dengan tidak memperhatikan

batas waktu kerja. Hal ini dapat mengakibatkan kelelahan. Orang

yang kelelahan akan malas melakukan sebuah pekerjaan.

c. Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang Strata Dua (S2)

Minat dapat muncul dengan sendirinya dan ada yang muncul karena

dibangkitkan dengan usaha atau sengaja. Berdasarkan pasal 19, UU no.

12 tahun 2012 tentang Perguruan Tinggi dijelaskan bahwa Program S2

diperuntukkan bagi lulusan program sarjana atau sederajat sehingga

mampu mengamalkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan atau

teknologi melalui penalaran dan penelitian ilmiah. Pendidikan Program

Magister ditempuh dengan masa studi 3-6 semeseter dengan beban studi

40-42 SKS, termasuk tesis. Beban studi tiap semester diatur oleh

Program Studi dan Departemen masing-masing. Masa studi

memperhatikan jumlah cuti yang diambil mahasiswa.

Maka dari itu definisi operasional minat melanjutkan studi strata dua

(S2) bagi mahasiswa strata satu (S1) Pendidikan Ekonomi FE UNY

merupakan suatau bentuk ketertarikan atau kecenderungan mahasiswa

(S1) untuk menentukan atau memutuskan melanjutkan studi ke strata dua

(S2) yang ditunjukkan melalui beberapa hal yang mempengaruhi antara

lain informasi yang memadai, perhatian pada hal tersebut secara lebih

besar dan hasrat untuk melanjutkan studi ke jenjang strata dua (S2).
34

B. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Aji Sumakta (2015) dalam skripsi

yang berjudul “Pengaruh Prestasi Belajar, Pendapatan Orang Tua,

Ekspektasi Kerja terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke S2 pada

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY”. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

prestasi belajar, pendapatan orang tua dan ekspektasi kerja terhadap minat

melanjutkan studi strata dua (S2). Berdasarkan koefisien determinasi (R2)

sebesar 0,305 atau 30,5% diartikan bahwa 30,5% minat melanjutkan studi

ke S2 dipengaruhi oleh prestasi belajar, pendapatan orang tua dan

ekspektasi kerja, sedangkan sisanya sebesar 69,5% dipengaruhi oleh

variabel lain. Persamaan dengan penelitian ini adalah variabel terikat

(dependent variable) yang diteliti yaitu variabel Minat Melanjutkan Studi

ke Jenjang S2 pada Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY. Sementara

perbedaannya adalah subjek yang diteliti, pada skripsi di atas subjek

penelitiannya adalah Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Angkatan 2011,

sementara penulis mengambil subjek penelitian Mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Angkatan 2013.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Susetya Sumarjo pada tahun (1999) dalam

skripsi tentang “Korelasi antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Prestasi

Belajar dan Informasi tentang Perguruan Tinggi dengan Minat Masuk

Perguruan Tinggi Siswa Kelas III SMK Negeri Kelompok Bisnis dan
35

Manajemen Yogyakarta”. Hasil analisis product moment ditemukan: (1)

ada korelasi yang positif antara Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan

Minat Masuk Perguruan Tinggi Siswa Kelas III SMK Negeri Kelompok

Bisnis dan Manajemen Yogyakarta dengan koefisien korelasi sebesar 0,421;

(2) ada korelasi yang positif antara Prestasi Belajar dengan Minat Masuk

Perguruan Tinggi Siswa Kelas III SMK Negeri Kelompok Bisnis dan

Manajemen Yogyakarta dengan koefisien korelasi sebesar 0,343; (3) ada

korelasi yang positif antara Informasi Tentang Perguruan Tinggi dengan

Minat Masuk Perguruan Tinggi Siswa Kelas III SMK Negeri Kelompok

Bisnis dan Manajemen Yogyakarta dengan koefisien korelasi sebesar 0,563.

Sumbangan masing-masing variabel terhadap Minat Masuk Perguruan

Tinggi adalah: Tingkat Pendidikan Orang Tua sebesar 10,8%, Prestasi

Belajar sebesar 8,6%, Informasi tentang Perguruan Tinggi 23,1%. Dengan

melihat hasil seperti itu keseluruhan uji analisis mendukung hipotesis yang

diajukan. Persamaan dengan skripsi di atas terdapat pada salah satu

variabel independen yang diteliti, yaitu variabel Tingkat Pendidikan Orang

Tua. Sementara perbedaannya terdapat pada variabel terikat (dependent

variable) yang diteliti, pada skripsi di atas variabel terikatnya (dependent

variable) merupakan Minat Masuk Perguruan Tinggi, sementara variabel

terikat (dependent variable) penulis adalah Minat Melanjutkan Studi ke

Jenjang S2.
36

3. Penelitan yang dilakukan oleh Laely Eka Susanty (2015) dalam skripsi

yang berjudul “Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Kondisi

Ekonomi Orang Tua dengan Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke

Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK

YPE Sawunggalih Kutoarjo”. Hasil dari penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa: Terdapat hubungan positif dan signifikan antara latar belakang

pendidikan orang tua dengan motivasi melanjutkan ke perguruan tinggi,

yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)

dengan koefisein korelasi sebesar 0,650. Terdapat hubungan positif dan

signifikan antara kondisi ekonomi orang tua dengan motivasi melanjutkan

ke perguruan tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi lebih kecil

dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisein korelasi sebesar 0,625. Terdapat

hubungan positif dan signifikan antara latar belakang pendidikan dan

kondisi ekonomi orang tua secara bersama-sama dengan motivasi

melanjutkan keperguruan tinggi, yang ditunjukkan dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dengan koefisein korelasi

sebesar 0,762. Persamaan dengan skripsi di atas terdapat pada salah satu

variabel bebas (independent variable) yang diteliti, yaitu variabel Kondisi

Ekonomi Orang Tua. Sementara perbedaannya terdapat pada variabel

terikat (dependent variable) yang diteliti, pada skripsi di atas variabel

terikatnya (dependent variable) merupakan Motivasi Melanjutkan


37

Pendidikan Ke Perguruan Tinggi, sementara variabel terikat (dependent

variable) penulis adalah Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2.

C. Kerangka Pikir

Berikut ini disusun kerangka pikir konseptual. Kerangka pikir konseptual

merupakan panduan konseptual dalam melakukan analisis. Berikut kerangka

pikir konseptual penelitian ini:

X1

X2 Y

X3

Gambar 1. Paradigma Penelitian


Keterangan:

X1 : latar belakang pendidikan orang tua

X2 : kondisi ekonomi orang tua

X3 : lingkungan sosial

Y : minat melanjutkan studi ke jenjang S2

:pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

parsial/sendiri-sendiri

:pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara

simultan/bersama-sama
38

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan penjelasan teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan

di atas, maka hipotesis yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Terdapat pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY.

2. Terdapat pengaruh keadaan ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

UNY.

3. Terdapat pengaruh lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke

jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.

4. Terdapat pengaruh latar belakang pendidikan orang tua, keadaan ekonomi

orang tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke

jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.


39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis desain penelitian ini termasuk penelitian Ex-post facto, yakni jenis

penelitian yang dilakukan atas peristiwa yang sudah terjadi. Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena

data yang diperoleh akan diwujudkan dalam bentuk angka dan dianalisis

berdasarkan statistik.

Penelitian ini bersifat asosiatif kausal yang bertujuan untuk mengetahui

pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat, dimana

penelitian ini mencari pengaruh variabel bebas Latar Belakang Pendidikan

Orang Tua (X1), Kondisi Ekonomi Orang Tua (X2) dan Lingkungan Sosial

(X3) terhadap variabel terikat Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2 (Y).

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis

regresi berganda.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Yogyakarta. Untuk pelaksanaan penelitan dilakukan pada bulan Juni 2017.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel bebas dan

variabel terikat.
40

1. Variabel Bebas (Independent variable)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Latar Belakang Pendidikan

Orang Tua (X1), Kondisi Ekonomi Orang Tua (X2) dan Lingkungan Sosial

(X3).

2. Variabel Terikat (Dependent variable)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat Melanjutkan Studi ke

Jenjang S2 (Y).

D. Definisi Operasional Variabel

1. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Yang dimaksud latar belakang pendidikan dalam penelitian ini adalah

jenjang pendidikan orang tua yang diperoleh secara formal. Indikator latar

belakang pendidikan orang tua terdiri atas Sekolah Dasar (SD) dan

sederajat, Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan sederajat, dan Sekolah

Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

sederajat serta perguruan tinggi S1, S2, dan S3 sampai tamat atau lulus.

2. Kondisi Ekonomi Orang Tua

Kondisi ekonomi orang tua yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya yang dilihat dari

indikator pendapatan, pengeluaran, jumlah anggota keluarga, pekerjaan,

kondisi rumah, dan kepemilikan barang. Alat ukur yang digunakan yaitu

kuesioner dengan menggunakan kategorisasi skor.


41

3. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

lingkungan tempat tinggal atau rumah seperti keluarga tetangga dan juga

masyarakat disekitar yang mempunyai andil cukup besar dalam

mempengaruhi individu. Indikator lingkungan sosial terdiri dari lingkungan

keluarga dan lingkungan masyarakat atau tempat tinggal. Alat ukur yang

digunakan yaitu kuesioner dengan menggunakan tipe pengukuran skala

likert.

4. Minat Melanjutkan Studi ke S2

Minat melanjutkan studi ke jenjang dua (S2) adalah kondisi dimana

seseorang mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi ke jenjang S2

kemudian mencari dan mendapatkan informasi tentang studi ke jenjang S2

sehingga timbul rasa ketertarikan, dan akan memberikan perhatian lebih

terhadap studi ke jenjang S2. Terdapat 4 indikator yang dapat menjadi tolak

ukur minat melanjutkan studi ke jenjang S2, diantaranya yaitu adanya

keinginan atau kemauan, pengetahuan dan informasi yang memadai,

adanya perasaan senang atau ketertarikan, serta perhatian yang lebih. Alat

ukur yang digunakan yaitu kuesioner dengan menggunakan tipe

pengukuran skala likert.

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi dan Sampel Penelitian


42

Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY angkatan 2013. Pertimbangan peneliti

dalam memilih subjek penelitian di atas karena mahasiswa angkatan

tersebut sudah banyak yang menyelesaikan kuliah teori dan sudah mulai

mengerjakan skripsi. Untuk mahasiswa Fakultas Ekonomi UNY pada tahun

angkatan 2012 ke atas sudah banyak yang sudah lulus sehingga sulit untuk

melacak dan butuh waktu yang lama, oleh karena itu tidak sesuai dengan

kriteria populasi yang akan diteliti.

Suharsimi Arikunto (2006: 134) menyatakan “...,maka apabila junlah

subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya, tetapi jika jumlah

subyeknya lebih besar, dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%”. Sesuai

dengan pengertian tersebut, maka dalam penelitian ini digunakan populasi.

Adapun jumlah mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY yang dijadikan

populasi sebanyak 70 mahasiswa angkatan 2013.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Kuesioner

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Kuesioner digunakan untuk mendapatkan data

tentang latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua

dan lingkungan sosial serta minat melanjutkan studi ke jenjang S2 pada

mahasiswa Pendidikan Ekonomi 2013 FE UNY.


43

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat bantu yang digunakan untuk

mengukur variabel penelitian. Keberhasilan penelitian banyak ditentukan

oleh instrumen yang digunakan, sebab data yang diperlukan untuk menjawab

pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui

instrumen. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

untuk memperoleh data latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi

orang tua dan lingkungan sosial serta minat melanjutkan studi ke jenjang S2.

Pengembangan instrumen tersebut berdasarkan pada kerangka teori yang

telah disusun dalam butir-butir pertanyaan. Angket yang digunakan adalah

angket tertutup yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan jawaban

sehingga mahasiswa hanya tinggal memilih jawaban. Berikut ini disajikan

kisi-kisi kuesioner untuk mengungkap latar belakang pendidikan orang tua,

kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial serta minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 yang digunakan dalam penelitian.

1. Membuat Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kisi-kisi instrumen diperoleh dari definisi operasional pada masing-

masing variabel yang didasari pada kajian teori. Adapun kisi-kisi instrumen

dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

a. Angket Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Pengertian latar belakang pendidikan orang tua dalam penelitian ini

adalah jenjang atau tingkat pendidikan formal orang tua.


44

Tabel 1. Kisi-Kisi Latar Belakang Pendidikan Orang Tua


Variabel Sub Variabel Indikator No. Jml
Item
Latar Pendidikan ≤ SD, SMP, SMA, D3, S1, 1 1
belakang Ayah dan Ibu S2,S3
pendidikan
orang tua
Total 1
b. Keadaan Ekonomi Orang Tua

Pengertian keadaan ekonomi orang tua dalam penelitian ini adalah

keadaan atau kemampuan orang tua dalam memenuhi kebutuhannya

yang dilihat dari indikator pendapatan, pengeluaran, jumlah anggota

keluarga, pekerjaan, kondisi rumah, dan kepemilikan barang.

Tabel 2. Kisi-Kisi Keadaan Ekonomi Orang Tua


No.
Variabel Sub Variabel Indikator Jml
Item
Keadaan a. Pendapatan 1. Pendapatan pokok 1,2 2
Ekonomi orang tua 2. Pendapatan sampingan
3 1
Orang dan lain-lain
Tua b. Pengeluaran
orang tua 1. Konsumsi perumahan,
4,5,
air, listrik, gas, bahan 3
6,
bakar, pembantu

2. Konsumsi kesehatan 7 1
3. Konsumsi pangan 8 1
4. Konsumsi pendidikan,
9 1
rekreasi dan olahraga
c. Jumlah
anggota Jumlah anggota keluarga 10 1
keluarga
d. Pekerjaan 1. Status pekerjaan 11 1
2. Jenis pekerjaan 12 1
e. Kondisi
Konstruksi bangunan 13 1
rumah
f. Kepemilikan 14,
Kendaraan bermotor 2
barang 15,
Total 15
45

c. Angket Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu

lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat tempat tinggal.

Tabel 3. Kisi-Kisi Lingkungan Sosial


Variabel Indikator No. Item Jml
Lingkungan a. Lingkungan Keluarga 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9
Sosial b. Lingkungan 10,11,12,13,14,15 6
MasyarakatTotal 15
d.Angket Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2

Angket ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana minat

mahasiswa Pendidikkan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY melanjutkan

studi ke jenjang S2.

Tabel 4. Kisi-Kisi Minat Melanjutkan Studi ke S2


Variabel Indikator No. Item Jml
Minat a. Adanya keinginan untuk
1,2,3 3
Melanjutkan melanjutkan studi ke jenjang S2
Studi ke b. Adanya pengetahuan dan
jenjang S2 informasi mengenai studi ke 4,5,6 3
jenjang S2
c. Perasaan senang dan
7,8,9,10 4
ketertarikan terhadap studi S2
d. Perhatian yang lebih besar 11,12,13,14
5
terhadap program studi S2 ,15
Total 15
46

2. Perhitungan Skor

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan menggunakan skala

likert dan tabel kecenderungan. Pada skala likert, responden memilih

alternatif jawaban pernyataan sesuai dengan kondisi yang dialami.

Terdapat empat alternatif jawaban yang dapat dipilih oleh responden yaitu

Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju

(STS). Perhitungan skor setiap item instrumen mempunyai tingkatan dari

sangat positif sampai sangat negatif, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tebel berikut:

Tabel 5. Skor Alternatif Jawaban Instrumen


Pernyataan positif dan pernyataan negatif
Alternatif jawaban Skor pernyataan positif Skor pernyataan negatif
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Stuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4

Tabel 6. Interpretasi Alternatif Jawaban Angket


Variabel Alternatif jawaban Interpretasi
Minat melanjutkan Sangat Setuju Sangat Minat
Setuju Minat
studi ke jenjang S2
Tidak Stuju Kurang Minat
(Y) Sangat Tidak Setuju Tidak Minat

Penetapan skor untuk instrumen berupa angket, menggunakan skala likert

yang dimodifikasi dengan 4 jawaban alternatif untuk variabel lingkungan

sosial dan minat melanjutkan studi ke jenjang S2. Untuk menentukan kategori
47

lingkungan sosial dan minat melanjutkan studi ke jenjang S2 pada setiap

responden, maka skor yang didapat dari perhitungan skala interval akan

ditransformasikan menjadi skala nominal, dengan cara menghitung rata-rata

terbesar tiap kategori minat. Sedangkan untuk latar belakang pendidikan orang

tua dan kondisi ekonomi menggunakan pertanyaan pada angket.

Tabel 7. Pengkategorian Jawaban Responden


No. Interval Kategori

1 Sangat Tinggi
X > (M + 1,5 SD)

2 (M + 0,5 SD) < X ≤ (M + 1,5 SD) Tinggi

3 (M - 0,5 SD) < X ≤ (M + 0,5 SD) Sedang

4 (M - 1,5 SD) < X ≤ (M - 0,5 SD) Rendah

5 Sangat Rendah
X ≤ (M - 1,5 SD)

H. Uji Coba Instrumen Penelitian

Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang

disusun merupakan instrumen yang baik untuk penelitian. Instrumen

dikatakan baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan

reliabel. Apabila instrumen telah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka

diketahui butir-butir yang sahih digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel akan digugurkan.

1. Uji Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kevalidan suatu

intstrumen agar mendapatkan ketepatan antara data yang sesungguhnya

terjadi pada objek data yang dapat dikumpulkan peneliti. Valid berarti
48

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang sebenarnya

diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas yang dilakukan dengan

analisis butir. Pengujian validitas instrumen digunakan teknik korelasi

product moment dari Karl Pearson, sebagaimana yang telah dikemukakan

oleh Suharsimi Arikunto (2010: 213).

Berdasarkan pendapat Sugiyono (2013: 178), kriteria yang digunakan

untuk mengetahui suatu pernyataan valid atau tidak valid yaitu jika rxy ≥

0,30 pernyataan valid dan jika rxy < 0,30 pernyataan tidak valid. Adapun

hasil uji validitas penelitian ini sebagai berikut:

a. Uji Validitas Instrumen Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Tabel 8. Uji Validitas Instrumen Latar Belakang Pendidikan Orang


Tua

No. Korelasi Cut of value Keterangan

1. 0,912 0,3 Valid

2. 0,915 0,3 Valid

Sumber: Data Primer yang diolah

Dari hasil uji validitas instrumen latar belakang pendidikan orang

tua di atas, ke dua butir pertanyaan dinyatakan valid karena nilai

korelasinya lebih besar sama dengan (≥) 0,30.


49

b. Uji Validitas Instrumen Kondisi Ekonomi Orang Tua

Tabel 9. Uji Validitas Instrumen Kondisi Ekonomi Orang Tua

No. Korelasi Cut of value Keterangan


1. 0,686 0,3 Valid
2. 0,567 0,3 Valid
3. 0,505 0,3 Valid
4. 0,713 0,3 Valid
5. 0,627 0,3 Valid
6. 0,411 0,3 Valid
7. 0,377 0,3 Valid
8. 0,301 0,3 Valid
9. 0,478 0,3 Valid
10. 0,310 0,3 Valid
11. 0,752 0,3 Valid
12. 0,603 0,3 Valid
13. 0,338 0,3 Valid
14. 0,606 0,3 Valid
15. 0,667 0,3 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah

hasil uji validitas instrumen kondisi ekonomi orang tua di atas, terdapat

15 butir pertanyaan yang nilai korelasinya lebih besar sama dengan (≥)

0,30, sehingga 15 butir pertanyaan di atas dinyatakan valid.


50

c. Uji Validitas Instrumen Lingkungan Sosial

Tabel 10. Uji Validitas Instrumen Lingkungan Sosial

No. Korelasi Cut of value Keterangan


1. 0,394 0,3 Valid
2. 0,307 0,3 Valid
3. 0,373 0,3 Valid
4. 0,671 0,3 Valid
5. 0,391 0,3 Valid
6. 0,316 0,3 Valid
7. 0,395 0,3 Valid
8. 0,644 0,3 Valid
9. 0,314 0,3 Valid
10. 0,577 0,3 Valid
11. 0,336 0,3 Valid
12. 0,359 0,3 Valid
13. 0,338 0,3 Valid
14. 0,323 0,3 Valid
15. 0,397 0,3 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah

asil uji validitas instrumen lingkungan sosial di atas, terdapat 15 butir

pertanyaan yang nilai korelasinya lebih besar sama dengan (≥) 0,30,

sehingga 15 butir pertanyaan di atas dinyatakan valid.


51

d. Uji Validitas Instrumen Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2

Tabel 11. Uji Validitas Instrumen Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang


S2
No. Korelasi Cut of value Keterangan
1. 0,571 0,3 Valid
2. 0,851 0,3 Valid
3. 0,309 0,3 Valid
4. 0,810 0,3 Valid
5. 0,827 0,3 Valid
6. 0,807 0,3 Valid
7. 0,861 0,3 Valid
8. 0,812 0,3 Valid
9. 0,751 0,3 Valid
10. 0,832 0,3 Valid
11. 0,789 0,3 Valid
12. 0,832 0,3 Valid
13. 0,774 0,3 Valid
14. 0,703 0,3 Valid
15. 0,512 0,3 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari hasil uji validitas instrumen minat melanjutkan studi ke jenjang

S2 di atas, terdapat 15 butir pertanyaan yang nilai korelasinya lebih

besar sama dengan (≥) 0,30, sehingga 15 butir pertanyaan di atas

dinyatakan valid.

2. Uji Realibilitas

Suatu instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan

beberapa kali akan menghasilkan data yang sama. Untuk menguji

reliabilitas instrumen, menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 239) dapat

digunakan teknik Alpha Cronbach’s. Estimasi reliabilitas dilakukan dengan

menggunakan bantuan komputer, yaitu menggunakan aplikasi SPSS

dengan program uji keandalan teknik Alpha Cronbach’s yang dapat dilihat
52

pada tabel reliability statistics. Dengan tingkatan sebagai berikut:

Tabel 12. Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi


Besarnya nilai r Intepretasi
Antara 0,800 sampai dengan 1,000 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Cukup
Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Agak rendah
Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Rendah
Antara 0,000 sampai dengan 0,200 Sangat rendah (tidak
Sumber : Suharsimi Arikunto (2010: 319)

Instrumen ini dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Alpha

Cronbach’s lebih dari 0,600. Jika koefisien Alpha Cronbach’s kurang dari

0,600 maka instrumen tersebut tidak reliabel.

Perhitungan realibilitas dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS.

Berdasarkan hasil uji instrumen pada 70 mahasiswa Pendidikan Ekonomi

2013 FE UNY diperoleh hasil perhitungan realibilitas sebagai berikut:

Tabel 13. Ringkasan Hasil Uji Realibilitas


Kompetensi Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
Latar Belakang Pendidikan
0,801 Tinggi
Orang Tua
Kondisi Ekonomi Orang
0,801 Tinggi
Tua
Lingkungan Sosial 0,667 Cukup
Minat Melanjutkan Studi
0,939 Tinggi
ke Jenjang S2
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel 13, dapat disimpulkan bahwa instrumen kompetensi

latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 termasuk dalam kategori tinggi.


53

Sedangkan kompetensi lingkungan sosial termasuk dalam kategori cukup

sehingga instrumen untuk masing-masing dinyatakan reliabel untuk

digunakan dalam penelitian ini.

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Analisis

statistika deskriptif meliputi modus, rata-rata (mean), standar deviasi, nilai

maksimum dan nilai minimum. Penyajian data pada analisis deskriptif ini

menggunakan distribusi frekuensi dan diagram lingkaran.

Deskripsi data selanjutnya adalah menentukan kecenderungan masing-

masing variabel. Dari skor tersebut kemudian dikelompokkan dalam

beberapa kategori, dalam penelitian digunakan 5 kategori. Pengkategorian

dilakukan berdasarkan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi ideal.

Adapun penentuan kategori kecenderungan variabel sebagai berikut:

Tabel 14. Pengkategorian Jawaban Responden


No. Interval Kategori

1 Sangat Tinggi
X > (M + 1,5 SD)

2 (M + 0,5 SD) < X ≤ (M + 1,5 SD) Tinggi

3 (M - 0,5 SD) < X ≤ (M + 0,5 SD) Sedang

4 (M - 1,5 SD) < X ≤ (M - 0,5 SD) Rendah

5 Sangat Rendah
X ≤ (M - 1,5 SD)
Sumber : Anas Sudjiono (2012:329)

Dimana :
54

M = 1/2 (skor maks + skor min)


SD = 1/6 (skor maks + skor min)

Keterangan :

X

= Rata-rata hitung
SD =Standar deviasi ideal
M = Rata-rata ideal

2. Uji Prasyarat Analisis

a.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau tidak.

Uji normalitas yang akan digunakan adalah Uji Kolmogorov-Smirnov

menggunakan aplikasi SPSS. Untuk mengetahui apakah distribusi

frekuensi masing-masing variabel normal atau tidak dilakukan dengan

melihat nilai Asymp. Sig. Jika nilai Asymp. Sig lebih dari atau sama

dengan 0,05 maka distribusi data adalah normal, begitupun sebaliknya

jika nilai nilai Asymp. Sig kurang dari 0,05 maka distribusi data tidak

normal (Ali Muhson, 2012: 21).

b.Uji Linearitas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing

variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan yang linier atau

tidak. Pengujian ini dapat menggunakan uji F dengan rumus sebagai


55

berikut (Sugiyono, 2012: 274):

FS
TC
2
S G

Keterangan:

F = Harga bilangan F garis regresi

S2TC = Rata-rata kuadrat tuna cocok

S2G = Rata-rata kuadrat galat

Pada penelitian ini perhitungan statistik untuk linieritas

menggunakan aplikasi SPSS. Untuk mengetahui apakah hubungan antara

variabel bebas dan terikat bersifat linear atau tidak, dapat dilihat dari

ANOVA Table hasil uji F untuk baris Deviation from linearity. Jika harga

sig tersebut kurang dari 5% maka hubungannya tidak linear, sedangkan

jika nilai Sig lebih dari atau sama dengan 5% maka hubungannya

bersifat linear (Ali Muhson, 2012: 24).

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan

yang sangat kuat atau sempurna antara variabel bebas (X). Untuk

mengetahui apakah terjadi multikolineritas atau tidak, peneliti

menggunakan uji VIF (Variance Inflation Factor). Kriterianya adalah

jika nilai VIF kurang dari 4 maka tidak terjadi mulitkolinearitas,

sedangkan jika nilai VIF lebih dari 4 maka terjadi multikolinearitas (Ali

Muhson, 2012: 26)


56

d. Uji Heteroskedastisitas

Langkah ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi

memiliki perbedaan variansi residu dari kasus pengamatan satu kasus

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik harus memiliki

homoskedastisitas dan tidak memiliki heteroskedastisitas. Cara yang

dilakukan adalah dengan Uji Glejser. Dalam uji ini yang perlu

ditafsirkan bagian koefisien antara variabel independen dengan absolut

residu. Jika nilai sig tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan tidak terjadi heterosedastisitas (Ali Muhson, 2012: 31).

3. Analisis Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis regresi untuk

menguji pengaruh antara beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat,

karena variabel bebas lebih dari satu variabel maka persamaan regresi yang

digunakan persamaan regresi linear berganda (multiple regressions)

menggunakan bantuan SPSS for windows dengan rumus sebagai berikut:

a. Membuat Persamaan Regresi Tiga Prediktor

Rumus:

Y=a1X1+ a2X2+a3X3 + K

Keterangan:

Y : variabel dependen

X1, X2,X3: variabel independen (1,2 dan 3)

a1, a2, a3 : koefisien regresi 1, regresi 2 dan regresi 3


57

K : bilangan konstan

b. Uji Simultan (Uji F)

Untuk mengetahui apakah semua variabel bebas (independen variable)

secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel

terikat (dependent variable). Selanjutnya dengan melihat F hitung dan sig.

F dengan taraf signifikansi 0,05. Pedoman yang dipakai yaitu jika nilai sig.

F < 0,05 maka hipotesis keempat yang diajukan dapat diterima dan

sebaliknya jika nilai sig. F > 0,05 maka hipotesis ditolak.

Rumus:

F R ( N  m  1)
m (1 R )
reg 2

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi

N = cacah kasus

m = cacah prediktor

R2 = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor

Selanjutnya F hitung dikonsultasikan dengan F tabel dengan derajat

kebebasan (db) melawan N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Apabila

Fhitung ≥ Ftabel, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel

bebas terhadap variabel terkait. Begitu pula sebaliknya jika Fhitung <

Ftabel, maka terdapat pengaruh yang tidak signifikan.


58

c. Uji Parsial Uji (Uji t)

Merupakan pengujian hipotesis yang akan digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.

Menurut Sugiyono (2012: 266), rumus yang digunakan adalah sebagai

berikut:

b
t i

Rumus:
i
SEb i

Keterangan:

ti = t hitung

bi = koefisien regresi

SE = standar eror regresi

Dapat diambil kesimpulan bahwa jika t hitung sama dengan atau

lebih besar t tabel pada taraf signifikansi 5% maka pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat signifikan. Sebaliknya jika jika t hitung

lebih kecil dari pada t tabel pada taraf signifikansi 5% maka variabel

bebas terhadap variabel terikat tidak signifikan.

d.Koefisien Determinasi

1) Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menjelaskan atau

mengukur dominasi besaran masing-masing variabel bebas terhadap

minat melanjutkan studi ke jenjang S2. Nilai determinasi (R2) adalah


59

nol dan satu. Jika Koefisien determinasi (R2) yang diperoleh besarnya

mendekati satu maka dapat dikatakan variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel depanden. Dalam penelitian ini, nilai

yang dijadikan acuan adalah nilai dari R Square.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE

UNY angkatan 2013 dan dilaksanakan pada bulan Juni 2017. Pada

penelitian ini digunakan sampel populasi sebanyak 70 mahasiswa. Pada

bagian ini akan disajikan deskripsi data dari tiap-tiap variabel meliputi

mean (M), median (Me), modus (Mo), dan standar deviasi (SD).

Pengolahan data dilakukan dengan bantuan SPSS.

2. Deskripsi Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai karakteristik responden

dalam bentuk tabel. Berdasarkan data yang telah didapat selama

pengumpulan data, maka karakteristik responden akan dijabarkan secara

rinci. Deskripsi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 15. Jenis Kelamin Responden


Jenis Kelamin F Persentase (%)
Laki-Laki 15 21,43
Perempuan 55 78,57
Total 70 100
Sumber: Data Primer yang diolah

60
61

Berdasarkan tabel 15. dapat disimpulkan bahwa responden dengan

jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 responden (21,43%) dan jenis kelamin

perempuan sebanyak 55 responden (78,57%). Dapat disimpulkan bahwa

mayoritas mahasiswa Pendidikan Ekonomi 2013 yang menjadi responden

berjenis kelamin perempuan. Karakteristik responden menurut jenis

kelamin dapat disajikan dalam bentuk diagaram lingkaran:

Gamabr 2. Diagram Lingkaran Jenis Kelamin

3. Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel bebas yaitu Latar Belakang

Pendidikan Orang Tua, Kondisi Ekonomi Orang Tua dan Lingkungan

Sosial sedangkan variabel terikat yaitu Minat Melanjutkan Studi ke

Jenjang S2. Pada bagian ini akan dideskripsikan data tersebut satu persatu

berdasarkan jawaban dan data dari responden yang dihimpun melalui

kuesioner.
62

a. Latar Belakang Pendidikan Orang Tua

Data variabel latar belakang pendidikan orang tua diperoleh

melalui angket variabel latar belakang pendidikan orang tua dengan 2

butir pernyataan dan jumlah responden 70 mahasiswa. Berdasarkan data

latar belakang pendidikan orang tua yang diolah menggunakan SPSS

maka diperoleh skor tertinggi sebesar 8 dan skor terendah adalah 2.

Hasil analisis menunjukkan mean sebesar 4,12 dan standar deviasi

sebesar 1,38. Selanjutnya jumlah kelas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus 1 +3,3 log n, dimana n adalah subjek penelitian.

Dari perhitungan diketahui bahwa n = 70 sehingga diperoleh banyak

kelas 1 + 3,3 log 70 = 7,088 dibulatkan menjadi 7 kelas interval.

Rentang data dihitung dengan rumus nilai maksimal – nilai minimal,

sehingga diperoleh rentang data sebesar 8 – 2 = 6. Dengan diketahui

rentang data maka dapat diperoleh panjang kelas sebesar 0,85. Tabel

distribusi frekuensi variabel latar belakang pendidikan orang tua

disajikan sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Variabel Latar Belakang Pendidikan Orang


Tua
No. Interval Frekuensi Persentase (%)
1 7,16 - 8,00 1 1,4
2 6,30 - 7,15 2 2,9
3 5,44 - 6,29 15 21,4
4 4,58 - 5,43 2 2,9
5 3,72 - 4,57 33 47,1
6 2,86 - 3,71 10 14,3
7 2.00 - 2,85 7 10
Jumlah 70 100
Sumber: Data Primer yang diolah
63

Berdasarkan tabel 16, menunjukkan bahwa frekuensi latar belakang

pendidikan orang tua sebanyak 33 mahasiswa (47,1%) paling banyak

berada pada interval 3,72-4,57. Sementara sebanyak 1 mahasiswa (1,4%)

paling sedikit berada pada interval 7,16-8,00.

Penentuan kecenderungan variabel latar belakang pendidikan orang

tua berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ayah dan ibu. Berdasarkan

hasil kuesioner dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan variabel

latar belakang pendidikan orang tua sebagai berikut:

Tabel 17. Kecenderungan Variabel Latar Belakang Pendidikan Ayah


No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 7 10
3 SMP 10 14,3
4 SMA 33 47,1
5 Diploma 2 2,9
6 S1 15 21,4
7 S2 2 2,9
8 S3 1 1,4
Jumlah 70 100
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan

variabel latar belakang pendidikan ayah sebagian besar berpendidikan

SMA (sederajat) sebanyak 33 mahasiswa (23,1%). Sementara latar

belakang pendidikan ayah paling sedikit berpendidikan S3 sebanyak 1

mahasiswa (0,7%).

Kemudian berdasarkan hasil kuesioner dapat dibuat tabel distribusi

kecenderungan variabel latar belakang pendidikan ibu dan disajikan

sebagai berikut:
64

Tabel 18. Kecenderungan Variabel Latar Belakang Pendidikan Ibu


No Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 11 15,7
3 SMP 12 17,1
4 SMA 30 42,9
5 Diploma 4 5,7
6 S1 10 14,3
7 S2 2 2,9
8 S3 1 1,4
Jumlah 70 100
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa kecenderungan

variabel latar belakang pendidikan ibu sebagian besar berpendidikan

SMA (sederajat) sebanyak 30 mahasiswa (42,9%). Sementara latar

belakang pendidikan ayah paling sedikit berpendidikan S3 sebanyak 1

mahasiswa (1,4%).

b. Kondisi Ekonomi Orang Tua

Data variabel pendapatan orang tua diperoleh melalui angket

dengan mengisi pendapatan orang tua tiap bulan. Pendapatan pokok

ayah dan ibu serta pendapatan sampingan ayah dan ibu dengan

kemudian dijumlahkan menjadi satu sebagai pendapatan orang tua

masing-masing responden yang berjumlah 70 mahasiswa.

Variabel kondisi ekonomi orang tua diukur dengan 15 pernyataan,

sehingga dapat diketahui nilai-nilai parameter sebagai berikut:

a. Skor minimum ideal = 15 x 1 = 4

b. Skor maksimum ideal = 15 x 4 = 60


65

c. Nilai rata-rata ideal (Mi) = (60+4)/2= 32

d. Nilai standar deviasi ideal (SDi) = (60-4)/6= 9,3

Berdasarkan hasil sebaran angket yang dilakukan diperoleh data

sebagai berikut. Hasil penskoran pada angket menunjukkan bahwa skor

terendah yang diperoleh responden adalah 15, skor tertinggi diperoleh

sebesar 47, dan mean data diperoleh sebesar 29,35 dan standar deviasi

sebesar 7,72. Selanjutnya untuk mengidentifikasi kecenderungan atau

tinggi rendahnya variabel dengan menggunakan nilai Mean ideal dan

Standar Deviasi ideal. Nilai Mean ideal variabel kondisi ekonomi orang

tua sebesar 32 dan Standar Deviasi 9,3. Untuk mencari kategorinya

adalah sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi = > (M + 1,5 SD)

= > (32 + 1,5 * 9,3)

= > 45,95

b. Tinggi = (M + 0,5 SD) s/d (M + 1,5 SD)

= (32 + 0,5*9,3) s/d (32 + 1,5*9,3)

= 36,65 s/d 45,95

c. Sedang = (M - 0,5 SD) < ≤ (M + 0,5 SD)

= (32 – 0,5*9,3) s/d (32 + 0,5*9,3)

= 27,35 s/d 36,65

d. Rendah = (M - 1,5 SD) < ≤ (M - 0,5 SD)


66

= (32 - 1,5*9,3) s/d (32 – 0,5*9,3)

= 18,05 s/d 27,35

e. Sangat Rendah = ≤ (M - 1,5 SD)

= ≤ 18,05

Mengacu pada perhitungan di atas tersebut, maka distribusi

kecenderungan variabel kondisi ekonomi orang tua dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 19. Distribusi kecendrungan variabel kondisi ekonomi

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tinggi > 45,95 1 1,4

Tinggi 36,65 s/d 45,95 15 21,42

Sedang 27,35 s/d 36,65 24 34,28

Rendah 18,05 s/d 27,35 23 32,85

Sangat Rendah ≤ 18,05 7 10

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer yang diolah

rdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 70 responden terdapat

1 responden dengan kategori sangat tinggi (1,4%), 15 responden

kategori tinggi (21,42%), 24 responden kategori sedang 34,28%, 23

responden kategori rendah (32,85%) dan 7 responden kategori sangat

rendah (10%). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan


67

bahwa penilaian responden terhadap variabel kondisi ekonomi orang

tua adalah sedang.

c. Lingkungan Sosial

Data variabel lingkungan sosial diperoleh melalui angket yang

diberikan kepada responden. Adapun jumlah responden dalam

penelitian ini berjumlah 70.

Variabel lingkungan sosial diukur dengan 15 pernyataan, sehingga

dapat diketahui nilai-nilai parameter sebagai berikut:

a. Skor minimum ideal = 15 x 1 = 4

b. Skor maksimum ideal = 15 x 4 = 60

c. Nilai rata-rata ideal (Mi) = (60+4)/2= 32

d. Nilai standar deviasi ideal (SDi) = (60-4)/6= 9,3

Berdasarkan hasil sebaran angket yang dilakukan diperoleh data

sebagai berikut. Hasil penskoran pada angket menunjukkan bahwa skor

terendah yang diperoleh responden adalah 25, skor tertinggi diperoleh

sebesar 44, dan mean data diperoleh sebesar 34,7 dan standar deviasi

sebesar 3,65. Selanjutnya untuk mengidentifikasi kecenderungan atau

tinggi rendahnya variabel lingkungan sosial dengan menggunakan nilai

Mean ideal dan Standar Deviasi ideal. Nilai Mean ideal variabel

lingkungan sosial sebesar 32 dan Standar Deviasi 9,3. Untuk mencari

kategorinya adalah sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi = > (M + 1,5 SD)


68

= > (32 + 1,5 * 9,3)

= > 45,95

b. Tinggi = (M + 0,5 SD) s/d (M + 1,5 SD)

= (32 + 0,5*9,3) s/d (32 + 1,5*9,3)

= 36,65 s/d 45,95

c. Sedang = (M - 0,5 SD) < ≤ (M + 0,5 SD)

= (32 – 0,5*9,3) s/d (32 + 0,5*9,3)

= 27,35 s/d 36,65

d. Rendah = (M - 1,5 SD) < ≤ (M - 0,5 SD)

= (32 - 1,5*9,3) s/d (32 – 0,5*9,3)

= 18,05 s/d 27,35

e. Sangat Rendah = ≤ (M - 1,5 SD)

= ≤ 18,05

Mengacu pada perhitungan di atas tersebut, maka distribusi

kecenderungan variabel lingkungan sosial dapat dilihat pada tabel

berikut:
69

Tabel 20. Distribusi kecenderungan variabel lingkungan sosial

Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tinggi > 45,95 0 0

Tinggi 36,65 s/d 45,95 20 28,57

Sedang 27,35 s/d 36,65 49 70

Rendah 18,05 s/d 27,35 1 1,42

Sangat Rendah ≤ 18,05 0 0

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer yang diolah


Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 70 responden

tidak terdapat responden dengan kategori sangat tinggi, 20 responden

kategori tinggi (28,57%), 49 responden kategori sedang (70%), 1

responden kategori rendah (1,42%) dan tidak ada responden kategori

sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa penilaian responden terhadap variabel lingkungan sosial adalah

sedang.

d. Minat Melanjutkan Studi ke S2

Data variabel minat melanjutkan studi ke jenjang S2 diperoleh

melalui angket yang diberikan kepada responden. Adapun jumlah

responden dalam penelitian ini berjumlah 70.

Berdasarkan hasil sebaran angket yang dilakukan diperoleh data

sebagai berikut. Hasil penskoran pada angket menunjukkan bahwa skor

terendah yang diperoleh responden adalah 26, skor tertinggi diperoleh


70

sebesar 56, dan mean data diperoleh sebesar 38,18 dan standar deviasi

sebesar 7,47. Selanjutnya untuk mengidentifikasi kecenderungan atau

tinggi rendahnya variabel dengan menggunakan nilai Mean ideal dan

Standar Deviasi ideal. Nilai Mean ideal variabel minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 sebesar 32 dan Standar Deviasi 9,3. Untuk mencari

kategorinya adalah sebagai berikut:

a. Sangat Tinggi = > (M + 1,5 SD)

= > (32 + 1,5 * 9,3)

= > 45,95

b. Tinggi = (M + 0,5 SD) s/d (M + 1,5 SD)

= (32 + 0,5*9,3) s/d (32 + 1,5*9,3)

= 36,65 s/d 45,95

c. Sedang = (M - 0,5 SD) < ≤ (M + 0,5 SD)

= (32 – 0,5*9,3) s/d (32 + 0,5*9,3)

= 27,35 s/d 36,65

d. Rendah = (M - 1,5 SD) < ≤ (M - 0,5 SD)

= (32 - 1,5*9,3) s/d (32 – 0,5*9,3)

= 18,05 s/d 27,35

e. Sangat Rendah = ≤ (M - 1,5 SD)

= ≤ 18,05
71

Mengacu pada perhitungan di atas tersebut, maka distribusi

kecenderungan variabel minat melanjutkan studi ke jenjang S2 dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 21. Distribusi kecenderungan variabel minat melanjutkan studi


ke jenjang S2
Kategori Interval Frekuensi Persentase (%)

Sangat Tinggi > 45,95 9 12,85

Tinggi 36,65 s/d 45,95 29 41,42

Sedang 27,35 s/d 36,65 29 41,42

Rendah 18,05 s/d 27,35 3 4,28

Sangat Rendah ≤ 18,05 0 0

Jumlah 70 100

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel tersebut menunjukkan bahwa dari 70 responden

terdapat 9 responden dengan kategori sangat tinggi (12,85%), 29

responden kategori tinggi (41,42%), 29 responden kategori sedang

(41,42%), 3 responden kategori rendah (4,28%) dan tidak ada

responden kategori sangat rendah. Berdasarkan hasil tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa penilaian responden terhadap variabel minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 adalah tinggi.


72

B. Pengujian Prasyarat Analisis

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan mengetahui data dari masing-masing variabel

berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah rumus

Kolmogorov Smirnov pada program komputer. Jika nilai kurang dari taraf

signifikansi yang ditentukan 5% maka data tersebut tidak berdistribusi

normal, sebaliknya jika nilai Asymp. Sig ≥ 5% maka data berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas ditunjukkan tabel berikut:

Tabel 22. Uji Normalitas


Kolmogorov-Smirnov Z 0.656
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.783
Sumber: Data Primer yang diolah
Berdasrkan tabel hasil uji normalitas dan berdasarkan kategori yang

ada pada Kolmogorof Smirnov diketahui bahwa jika tingkat signifikansi

lebih besar dari 0,05 maka penelitian tersebut mempunyai distribusi

normal. Hasil pengujian normalitas data menunjukkan tingkat Sig. 0,783 >

0,05 hal ini menunjukan bahwa tingkat signifikansinya lebih besar dari

0,05 dan dinyatakan penelitian tersebut memiliki distribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui atau membuktikan apakah

dari masing-masing variabel bebas memiliki hubungan yang linear atau

tidak dengan variabel terikat. Adapun hasil uji linearitas dapat diketahui

pada tabel berikut ini:


73

Tabel 23. Uji Linieritas


No Hubungan variabel F hitung Sig Keterangan
1. Y*X1 0,585 0,711 Linier
3. Y*X2 0,707 0,827 Linier
4. Y*X3 0,984 0,482 Linier
Sumber: Data Primer yang diolah
Dari hasil uji linieritas pada tabel di atas menunjukkan bahwa Sig

untuk ketiga hubungan memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini

adalah linier.

3. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan antar variabel

bebas dan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel bebas. untuk mengetahui ada tidaknya

korelasi antar variabel bebas dalam model regresi ini dapat dilihat dari

nilai tolerance dan lawan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria umum

yang digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai

tolerance < 0,10 atau nilai VIF lebih dari 10 dengan tingkat kolonieritas

0,50. Adapun hasil uji multikolinearitas dapat diketahui pada tabel berikut

ini:

Tabel 24. Uji Multikolinieritas


Variabel Tolerance VIF Keterangan
X1 0.729 1,371 Tidak terjadi multikolinearitas
X2 0,648 1,543 Tidak terjadi multikolinearitas
X3 0,856 1,168 Tidak terjadi multikolinearitas
Sumber: Data Primer yang diolah
74

Hasil perhitungan analisis menunjukkan bahwa nilai VIF tiap variabel

independen lebih kecil dari 4 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,25

sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Imam, 2011: 139). Cara untuk

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan

menggunakan Uji Glejser. Adapun hasil uji heteroskedastisitas dapat

diketahui pada tabel berikut ini:

Tabel 25. Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig. Keterangan


Latar Belakang Pendidikan 0,649 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Orang Tua
Kondisi Ekonomi Orang 0,892 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Tua
Lingkungan Sosial 0,726 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer yang diolah

Gejala yang menunjukkan terjadinya heteroskedastisitas adalah

apabila nilai signifikansi variabel bebas < 0,05 (Gozhali Imam, 2011: 143).

Berdasarkan hasil uji glejser nilai signifikansi variabel bebas > 0,05%

sehingga tidak terdapat adanya gejala heteroskedastisitas.


75

C. Pengujian Hipotesis Penelitian

Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis

regresi linier berganda melalui bantuan program SPSS.

1. Mencari Persamaan Garis Regresi dengan Tiga Prediktor

Analisis data yang digunakan untuk pengujian hipotesis dalam

penelitian ini adalah analisis regresi ganda. Rangkaian hasil regresi ganda

yang dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 26. Ringkasan Hasil Uji Regresi


Variabel Koefisien Regresi (B) t Sig.
Latar Belakang
-0,279 -0,685 0,495
Pendidikan Orang Tua

Kondisi Ekonomi Orang -0,158 -1,125 0,265


Tua
Lingkungan Sosial 0.877 3,533 0,001
Konstanta 14,687
R2 0,168
Fhitung 4,431
Sig. 0,007
Sumber: Data Primer yang diolah
2. Uji Parsial (Uji t)

Uji t merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara

individu variabel bebas yang ada dalam model terhadap variabel terikat.

Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel

bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Untuk menunjukkan pengaruh

secara individu variabel bebas terhadap variabel terikat juga dapat dilihat pada

nilai signifikansinya.
76

a. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua terhadap Minat

Melanjutkan Studi ke Jenjang S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

FE UNY.

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh latar belakang

pendidikan orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2

diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,279. Pada taraf signifikansi 5%,

dapat diketahui thitung sebesar -0,685 dengan nilai signifikansi sebesar

0,495, karena koefisien regresi mempunyai nilai negatif dan nilai

signifikansi (p) > 0,05 maka hipotesis pertama dinyatakan tidak signifikan.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan orang tua

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY. Sehingga

dapat disimpulkan hipotesis pertama pada penelitian ini ditolak.

b. Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua terhadap Minat

Melanjutkan Studi ke Jenjang S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi

FE UNY.

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh kondisi

ekonomi orang tua terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2

diperoleh nilai koefisien regresi sebesar (-0,158). Pada taraf signifikansi

5%, dapat diketahui thitung sebesar (-1,125) dengan nilai signifikansi sebesar

0,265, karena koefisien regresi mempunyai nilai negatif dan nilai

signifikansi (p) > 0,05 maka hipotesis kedua dinyatakan tidak signifikan.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa kondisi ekonomi orang tua memiliki

pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke


77

jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY. Sehingga dapat

disimpulkan hipotesis kedua pada penelitian ini ditolak.

c. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Minat Melanjutkan Studi ke

Jenjang S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY.

Berdasarkan hasil perhitungan secara parsial pengaruh lingkungan

sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 diperoleh nilai

koefisien regresi sebesar 0,877. Pada taraf signifikansi 5%, dapat diketahui

thitung sebesar 3,533 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001, karena

koefisien regresi mempunyai nilai positif dan nilai signifikansi (p) < 0,05

maka hipotesis ketiga dinyatakan signifikan. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE

UNY. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ketiga pada penelitian ini

diterima.

3. Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yaitu

latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan

lingkungan sosial secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat

yaitu minat melanjutkan studi ke jenjang S2. Berdasarkan hasil perhitungan

secara simultan pengaruh latar belakang pendidikan orang tua, kondisi

ekonomi orang tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke

jenjang S2, pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai Fhitung sebesar 4,431

dengan nilai signifikansi F sebesar 0,007. Karena nilai signifikansi F < 0,05
78

maka hipotesis keempat dinyatakan signifikan. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh signifikan latar belakang

pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial

terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan

Ekonomi FE UNY. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis keempat pada

penelitian ini diterima.

4. Mencari Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan berapa besar

persentase variabel bebas (latar belakang pendidikan orang tua, kondisi

ekonomi orang tua dan lingkungan sosial) secara bersama-sama menerangkan

variansi variabel terikat (minat melanjutkan studi ke jenjang S2).

Hasil pengujian regresi ganda menunjukkan bahwa koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,168 atau 16,8%. Nilai tersebut menunjukkan

bahwa 16,8% minat melanjutkan studi ke S2 dipengaruhi oleh latar belakang

pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial.

Sedangkan sisanya yaitu 83,2% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak

diteliti dalam penelitian ini.

D. Pembahasan Hasil Penelitian.

1. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua terhadap Minat


Melanjutkan Studi Ke S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi UNY.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif

dan tidak signifikan antara latar belakang pendidikan orang tua dengan

minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi


79

FE UNY, hal ini dibuktikan dengan nilai thitung -0,685 < t tabel 1,996

dengan nilai signifikansi sebesar 0,495 yang berarti lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan

orang tua memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY.

Penelitian yang dilakukan oleh Ibnu Aji Sumakta (2015) dalam

skripsi yang berjudul “Pengaruh Prestasi Belajar, Pendapatan Orang Tua,

Ekspektasi Kerja terhadap Minat Melanjutkan Studi Ke S2 pada

Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY”. Hasil penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

prestasi belajar, pendapatan orang tua dan ekspektasi kerja terhadap minat

melanjutkan studi strata dua (S2). Adapun perbedaan hasil penelitian ini

berbeda dari penelitian sebelumnya terjadi karena subjek yang diteliti

dalam penelitian ini berbeda dari penelitian sebelumnya.

2. Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua terhadap Minat Melanjutkan


Studi Ke S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif

dan tidak signifikan antara kondisi ekonomi orang tua dengan minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY, hal ini dibuktikan dengan nilai thitung -1,125 < t tabel 1,996

dengan nilai signifikansi sebesar 0,265 yang berarti lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa kondisi ekonomi orang tua


80

memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY. Hasil penelitian pada penelitian ini tidak konsisten dengan

hasil penelitian Laely Eka Susanty (2015) yang menyatakan bahwa

terdapat pengaruh positif antara kondisi ekonomi orang tua terhadap

motivasi melanjutkan pendidikan. Perbedaan tersebut terjadi diakibatkan

karena subjek penelitian dan instrumen penelitian yang berbeda sehingga

hasil yang didapatkan juga berbeda.

3. Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Minat Melanjutkan Studi ke


S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif

dan signifikan antara lingkungan sosial dengan minat melanjutkan studi ke

jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY, hal

ini dibuktikan dengan nilai thitung 3,533 > t tabel 1,996 dengan nilai

signifikansi sebesar 0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hasil

tersebut menunjukkan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.

4. Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua, Kondisi Ekonomi


Orang Tua dan Lingkungan Sosial terhadap Minat Melanjutkan
Studi ke S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa latar belakang pendidikan orang

tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial signifikan

berpengaruh terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY. Hal tersebut ditunjukkan


81

dengan nilai F hitung 4,431 > F tabel 2,74. Persamaan garis regresinya

adalah Y= 14,687 - 0,279X1 – 0,158X2 + 0,877X3 dan bernilai positif.

Selain itu persamaan regresi menunjukan Y= 14,687 - 0,279X1 – 0,158X2

+ 0,877X3. Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa faktor

seperti Latar Belakang Pendidikan Orang Tua (X1) dan faktor Kondisi

Ekonomi Orang Tua (X2) berpengaruh negatif. Artinya semakin rendah

tingkat pendidikan orang tua dan kondisi ekonomi orang tua semakin

tinggi minat melanjutkan ke S2. Disisi lain, faktor seperti Lingkungan

Sosial (X3) merupakan faktor yang paling berpengaruh karena dari hasil

penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa semakin baik lingkungan

sosial semakin tinggi minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY. Diketahui pula nilai R

Square sebesar 0,168 atau 16,8% dan nilai Adjusted R Square pada

penelitian ini sebesar 0,13 atau 13%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara bersama-sama terdapat

pengaruh signifikan latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi

orang tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke

jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan maka

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t statistik untuk

variabel latar belakang pendidikan orang tua menghasilkan t hitung

sebesar (-0,685) dan signifikansinya sebesar 0,495, sehingga dapat

disimpulkan bahwa latar belakang pendidikan orang tua tidak berpengaruh

secara parsial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY.

2. Kondisi ekonomi orang tua tidak berpengaruh terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

UNY. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t statistik untuk variabel

keadaan ekonomi orang tua menghasilkan t hitung -1,125 dan signifikansi

sebesar 0,285, sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini keadaan

ekonomi orang tua tidak berpengaruh secara parsial terhadap minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY.

82
83

3. Lingkungan sosial berpengaruh signifikan terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

UNY. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 3,533 dan nilai

signifikansi sebesar 0,001, sehingga dapat disimpulkan pada penelitian ini

lingkungan sosial berpengaruh secara parsial terhadap minat melanjutkan

studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi

UNY.

4. Latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan

lingkungan sosial secara bersama-sama (simultan) memiliki pengaruh

signifikan terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa

Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY. Hal tersebut dibuktikan

dengan nilai F hitung sebesar 4,431 dengan nilai signifikansi F sebesar

0,007. Karena nilai signifikansi F<0,05 maka terdapat pengaruh secara

bersama-sama latar belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang

tua dan lingkungan sosial terhadap minat melanjutkan studi ke jenjang S2

mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY. Nilai koefisien

determinasi Adjusted R2 sebesar 0,130 yang berarti bahwa variabel minat

melanjutkan studi ke jenjang S2 mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas

Ekonomi UNY dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan orang tua,

kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial sebesar 13%, sedangkan

sisanya yaitu 87% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
84

B. Saran.

1. Hasil penelitian ini yaitu minat melanjutkan studi ke jenjang S2

mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY hanya bisa

dijelaskan sebesar 13% oleh tiga variabel bebas yaitu latar belakang

pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan sosial.

Untuk penelitian yang akan datang sebaiknya menggunakan variabel lain,

misalnya kepribadian, motivasi dan lain sebagainya.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor lingkungan sosial

merupakan faktor terbesar yang berpengaruh dalam minat melanjutkan

studi ke S2 maka penulis menyarankan kepada mahasiswa S1 Pendidikan

Ekonomi Fakultas Ekonomi UNY agar dengan sadar memilih lingkungan

sosial yang baik sehingga prestasi dan minat untuk melanjutkan jenjang

studi ke S2 semakin meningkat.

C. Keterbatasan Penelitian.

1. Untuk mendapatkan data penelitian instrumen yang digunakan adalah

angket, sehingga tidak dapat mengontrol jawaban responden sesuai dengan

kenyataan karena rentan terhadap respon tipuan.

2. Populasi diambil dari satu jurusan dan satu angkatan sehingga generalisasi

hasil penelitian hanya berlaku pada satu jurusan dan satu angkatan itu saja.

3. Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti tiga faktor yaitu latar

belakang pendidikan orang tua, kondisi ekonomi orang tua dan lingkungan

sosial sehingga dalam penelitian ini hanya bisa memberikan informasi

seberapa besar pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap minat melanjutkan


85

studi ke S2. Sedangkan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini tidak bisa diketahui secara rinci.


86

DAFTAR PUSTAKA

Akhmadi, Suryadarma D, Hastuti dan Fillaili R. 2006. Verifikasi Ketetapan Sistem


Pemantauan Kesejahteraan oleh Masyarakat dalam Penargetan Keluarga
Miskin. Hasil Verifikasi di Dua Desa Uji Coba SPKM. Jurnal Smeru Vol. 1
(3), 34-42.
Ali Muhson.2012. Modul Pelatihan SPSS. Diktat. Universitas Negeri Yogyakarta

Arifin dan Kartikawati. 1995. Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam.

Crow and Crow.1976. Psikologi Pendidikan. Terjemahan Abd. Rahman Aberor.


Yogyakarta: Nur Cahaya

Djafar, Fatimah. 2014. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Motivasi Belajar Anak. Manajemen Pendidikan Agama, 4. Diunduh pada
tanggal 23 Oktober 2017 dari http://download.portalgaruda.org/article.php?

Eysenck, H. J, dkk. 1972. Encyclopedia Psychologi. New York: The MacMillan


Company.

Fuad Ihsan. 2001. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta

Fuad Ihsan. 2003. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ghozali Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.


Semarang: Badan Penerbit UNDIP

Hamalik, Oemar. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Ibnu Aji Sumakta. 2015. Pengaruh Prestasi Belajar, Pendapatan Orang Tua,
Ekspektasi Kerja terhadap Minat Melanjutkan Studi ke S2 pada
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi FE UNY. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Laely Eka Susanty. 2015. Hubungan Latar Belakang Pendidikan dan Kondisi
Ekonomi Orang Tua dengan Motivasi Melanjutkan Pendidikan ke
Perguruan Tinggi pada Siswa Kelas XI Administrasi Perkantoran SMK
YPE Sawunggalih Kutoarjo. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.
87

Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Ekonomi Orang Tua terhadap Prestasi


Belajar Siswa Kelas VII SMP N 1 Randudongkal Kabupaten Pemalang
Tahun 2006/2007. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.
Munib, Achmad. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT UNNES
Press
Purwanto. 2004. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Soerjono Soekanto. 2001. Sosiologi suara pengantar. Jakarta: Raja Grafindo


Persada.
Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Bandung :Alfabeta

Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi


Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi


Revisi 2010. Jakarta : PT RinekaCipta.

Sukmadinata, N.S. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya
Sunarto. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik. Yogyakarta: Amus

Supardi, Imam. 2003. Lingkungan Hidup dan Pelestariannya. Bandung: Alumni

Suryabrata, Sumadi. 1988. Psikologi Kepribadian. Bandung: Remadja Karya

Suryabrata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Susetya Sumarjo. 1999. Korelasi antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Prestasi
Belajar dan Informasi tentang Perguruan Tinggi dengan Minat Masuk
Perguruan Tinggi Siswa Kelas III SMK Negeri Kelompok Bisnis dan
Manajemen Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru.


Bandung:Rosdakarya.
Tabrani, Rusyan. 2000. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
88

Undang-Undang No. 12 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan.

Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Pasal 19 Tentang Perguruan Tinggi.


LAMPIRAN
INSTRUMEN PENELITIAN
Angket Penelitian
Angket Uji Instrumen
A. Kata pengantar
Dengan hormat,
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat-NYA. Sehubungan dengan penyelesaian tugas akhir skripsi yang
sedang saya lakukan di program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta (FE UNY), dengan judul:
“Pengaruh Latar Belakang Pendidikan Orang Tua, Kondisi Ekonomi
Orang Tua dan Lingkungan Sosial terhadap Minat Melanjutkan Studi
ke Jenjang S2 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi
UNY”
Maka, saya mengaharap kesediaan saudara/i untuk mengisi angket ini
sebagai data yang akan dipergunakan dalam penelitian, serta syarat untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya. Atas kerjasama saudara/i, saya ucapkan
terimakasih.
Yogyakarta, Juni 2017
Peneliti,

(Tri Wiyono)

B. Identitas Responden
Nama Responden : _____________________________
NIM : _____________________________
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan)*
NB * :coret yang tidak perlu

C. Petunjuk Pengisian Angket

1. Isilah identitas responden yang disediakan


2. Angket ini hanya untuk kepentingan ilmiah tidak akan mempengaruhi
saudara/I dalam menuntut ilmu dibangku perkuliahan. Oleh sebab itu, tidak
perlu ragu untuk mengisi jawaban dengans ebenar-benarnya sesuai dengan
keadaan yang saudara alami.
3. Bacalah setiap pernyataan dengan cermat.
4. Pilihlah salah satu alternative jawaban yang menurut saudara/i paling sesuai
dengan keadaan yang saudara alami dengan memberikan tanda chek list (√)
pada kolom alternatif jawaban yang telah disediakan.
5. Berikut adalah keterangan alternatif:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat TidakS etuju
D. Daftar Pernyataan
1. Latar belakang pendidikan orang tua
a. Apakah pendidikan terakhir orang tua anda?
Tingkat Pendidikan
No Ayah Ibu
Terakhir Orang Tua
1. Tidak sekolah ( ) ( )
2. SD ( ) ( )
3. SMP ( ) ( )
4. SMA ( ) ( )
5. D III ( ) ( )
6. S1 ( ) ( )
7. S2 ( ) ( )
8. S3 ( ) ( )

2. Kondisi ekonomi orang tua


1. Berapakah perkiraan pendapatan pokok ayah anda setiap bulannya?
a) Lebih dari Rp 2.400.000,-
b) Rp 1.700.000,- sampai dengan Rp 2.399.000,-
c) Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 1.699.000,-
d) Kurang dari Rp. 1.000.000,-
2. Berapakah perkiraan pendapatan pokok ibu anda setiap bulannya?
a) Lebih dari Rp 1.700.000,-
b) Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 1.699.000,-
c) Kurang dari Rp. 1.000.000,-
d) Tidak ada
3. Berapakah perkiraan pendapatan sampingan dan lain-lain ayah dan ibu
anda setiap bulannya?
a) Lebih dari Rp 1.500.000,-
b) Rp 1.000.000,- sampai dengan Rp 1.499.000,-
c) Rp 500.000,- sampai dengan Rp 999.000,-
d) Kurang dari Rp 500.000,-
4. Berapakah biaya yang dikeluarkan orang tua anda untuk kebutuhan air
dan listrik?
a) Lebih dari Rp 110.000,-
b) Rp 80.000,- s/d Rp 109.999,-
c) Rp 50.000,- s/d Rp 79.999,-
d) Rp 10.000,- s/d Rp 49.999,-

5. Apakah orang tua anda mengeluarkan biaya untuk gas elpiji?


□ Ya
□ Tidak
Jika “Ya”, sebutkan jumlah tiap bulannya:
a) Lebih dari Rp 120.000,-
b) Rp 80.000,- s/d Rp 119.999,-
c) Rp 50.000,- s/d Rp 79.999,-
d) Rp 18.000,- s/d Rp 49.999,-
6. Apakah orang tua anda mengeluarkan biaya untuk upah pembantu rumah
tangga?
□ Ya
□ Tidak
Jika “Ya”, sebutkan jumlah tiap bulannya:
a) Lebih dari Rp 700.000,-
b) Rp 500.000,- s/d Rp 699.999,-
c) Rp 300.000,- s/d Rp 499.000,-
d) Rp 100.000,- s/d Rp 299.000,-
7. Ketika anda sakit, apakah tindakan orang tua anda?
a) Membawa berobat ke dokter/rumah sakit
b) Membawa ke puskesmas/bidan terdekat
c) Membelikan obat di warung/apotek
d) Membiarkan saja
8. Kapan Keluarga anda berbelanja untuk kebutuhan pangan sehari-hari?
a) Sebulan Sekali
b) Sebulan dua kali
c) Seminggu sekali
d) Setiap hari
9. Kapan keluarga anda melakukan rekreasi keluarga?
a) Seminggu sekali
b) Sebulan sekali
c) Setahun sekali
d) Tidak pernah
10. Berapakah jumlah anggota keluarga anda (termasuk ayah dan ibu anda)?
a) Lebih dari 4 orang
b) 4 orang
c) 3 orang
d) < 3 orang
11. Apa status pekerjaan ayah anda?
a) Tetap
b) Honorer
c) Kontrak
d) Serabutan
12. Apa jenis pekerjaan ayah anda?
a) Pegawai Negeri
b) Karyawan Swasta
c) Wiraswasta
d) Lain-lain
13. Bagaimanakah kondisi rumah anda dilihat dari konstruksi bangunannya?
a) Permanen
b) Semi permanen
c) Tidak permanen (bambu)
d) Tidak memiliki rumah sendiri (sewa/kontrak)
14. Apakah orang tua anda memiliki sepeda motor?
a) Lebih dari 2 unit
b) 2 unit
c) 1 unit
d) Tidak ada
15. Apakah orang tua anda memiliki mobil?
a) Lebih dari 2 unit
b) 2 unit
c) 1 unit
d) Tidak ada
3. Lingkungan sosial

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
1. Saya hidup dalam keluarga yang harmonis
Saya mau mendengar dan menghargai pendapat
2.
orang tua
Kedua orang tua berharap saya memiliki
3. pendidikan yang lebih tinggi dibanding pendidikan
mereka
Saya mendapat dorongan dari keluarga besar untuk
4.
melanjutkan studi ke S2
Dalam keluarga besar saya, banyak anggota
5. keluarga yang sedang melanjutkan ke perguruan
tinggi maupun lulus sarjana
Saya tidak berminat melanjutkan studi S2 karena
6. harus segera bekerja untuk membantu
perekonomian orang tua/keluarga
Orang tua saya berharap segera bekerja setelah
7.
lulus S1
Orang tua saya selalu memotivasi untuk
8.
melanjutkan studi S2
Dalam keluarga besar saya tidak ada yang
9.
menempuh pendidikan hingga jenjang S2
Teman-teman saya dirumah sangat mendukung
10.
untuk melanjutkan studi ke S2
Teman saya kebanyakan juga melanjutkan
11.
pendidikan ke S2
Saya tinggal di lingkungan yang masyarakatnya
12.
memiliki pendidikan hingga ke pasca sarjana (S2)
Tetangga dekat mendukung keputusan saya untuk
13.
melanjutkan studi ke S2
Masyarakat di lingkungan tempat tinggal saya
14. tidak terlalu memperdulikan tingkat pendidikan
seseorang
Sebagian besar teman-teman saya langsung bekerja
15.
setelah lulus dai S1
4. Minat melanjutkan studi ke S2

Alternatif Jawaban
No Pernyataan
SS S TS STS
Keterampilan saya masih sedikit sehingga perlu
1.
melanjutkan studi S2
Melanjutkan studi ke S2 merupakan keinginan saya
2.
sendiri
Saya ingin melanjutkan studi ke S2 karena tetangga
3. dan saudara-saudara banyak yang melanjutkan studi
S2
Saya berminat melanjutkan studi ke S2 karena banyak
4.
beasiswa yang ditawarkan
Saya mengumpulkan brosur-brosur Perguruan Tinggi
5.
yang menawarkan studi S2 yang di inginkan
Saya mencari informasi studi S2 yang menawarkan
6.
beasiswa
Saya tertarik melanjutkan pendidikan S2 setelah lulus
7.
S1
Saya senang apabila keluarga dan orang disekitar
8.
mendorong untuk melanjutkan studi ke S2
Saya senang membicarakan keinginan untuk
9.
melanjutkan studi ke S2
Saya sering mendiskusikan kenginginan untuk
10.
melanjutkan studi S2 dengan orang tua
Saya berminat melanjutkan studi S2 karena lulusannya
11. memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan
kedudukan yang lebih baik ditempat kerja
Saya suka membaca panduan memasuki pendidikan
12.
S2
Saya ingin mengetahui biaya untuk melanjutkan studi
13.
S2
Saya sudah mempunyai pilihan program studi S2 yang
14. di inginkan

Saya berkonsultasi dengan bapak/ibu dosen tentang


15. kelanjutan studi ke S2
DATA HASIL PENELITIAN
Data Hasil Penelitian
UJI INSTRUMEN PENELITIAN
Uji Validitas
Uji reliabilitas
Rangkuman Validitas
Latar Belakang Pendidikan Orang Tua
No. Korelasi Cut of value Keterangan
1. 0,912 0,3 Valid
2. 0,915 0,3 Valid

Kondisi Ekonomi Orang Tua


No. Korelasi Cut of value Keterangan
1. 0,686 0,3 Valid
2. 0,567 0,3 Valid
3. 0,505 0,3 Valid
4. 0,713 0,3 Valid
5. 0,627 0,3 Valid
6. 0,411 0,3 Valid
7. 0,377 0,3 Valid
8. 0,301 0,3 Valid
9. 0,478 0,3 Valid
10. 0,310 0,3 Valid
11. 0,752 0,3 Valid
12. 0,603 0,3 Valid
13. 0,338 0,3 Valid
14. 0,606 0,3 Valid
15. 0,667 0,3 Valid

Lingkungan Sosial
No. Korelasi Cut of value Keterangan
1. 0,394 0,3 Valid
2. 0,307 0,3 Valid
3. 0,373 0,3 Valid
4. 0,671 0,3 Valid
5. 0,391 0,3 Valid
6. 0,316 0,3 Valid
7. 0,395 0,3 Valid
8. 0,644 0,3 Valid
9. 0,314 0,3 Valid
10. 0,577 0,3 Valid
11. 0,336 0,3 Valid
12. 0,359 0,3 Valid
13. 0,338 0,3 Valid
14. 0,323 0,3 Valid
15. 0,397 0,3 Valid
Minat Melanjutkan Studi ke Jenjang S2
No. Korelasi Cut of value Keterangan
1. 0,571 0,3 Valid
2. 0,851 0,3 Valid
3. 0,309 0,3 Valid
4. 0,810 0,3 Valid
5. 0,827 0,3 Valid
6. 0,807 0,3 Valid
7. 0,861 0,3 Valid
8. 0,812 0,3 Valid
9. 0,751 0,3 Valid
10. 0,832 0,3 Valid
11. 0,789 0,3 Valid
12. 0,832 0,3 Valid
13. 0,774 0,3 Valid
14. 0,703 0,3 Valid
15. 0,512 0,3 Valid

Uji Reliabilitas

Pendidikan terakhir orang tua

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.801 2

Kondisi ekonomi

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items

.801 15

LingkunganSosial

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.667 15
Minat Melanjutkan S2

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.939 15
DESKRIPSI DATA PENELITIAN
Distribusi Frekuensi
Statistik Diskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
A1 70 2.00 8.00 4.2571 1.36929
B 70 15.00 47.00 29.3571 7.72167
C 70 25.00 44.00 34.7000 3.65287
D 70 26.00 56.00 38.1857 7.47225
Valid N (listwise) 70
UJI PRASYARAT ANALISIS
Uji Normalitas
Uji Linieritas
Uji Multikolinieritas
Uji Heteroskedastisitas
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 70
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 6.77340459
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .078
Negative -.059
Kolmogorov-Smirnov Z .656
Asymp. Sig. (2-tailed) .783

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.

Uji Linieritas

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

D * A1 Between (Combined) 234.035 6 39.006 .679 .667


Groups Linearity 65.913 1 65.913 1.148 .288

Deviation from
168.122 5 33.624 .585 .711
Linearity
Within Groups 3618.551 63 57.437

Total 3852.586 69

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
D*B Between (Combined) 1232.036 28 44.001 .688 .849
Groups Linearity 11.620 1 11.620 .182 .672

Deviation from
1220.416 27 45.201 .707 .827
Linearity
Within Groups 2620.550 41 63.916

Total 3852.586 69
ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
D*C Between (Combined) 1154.238 15 76.949 1.540 .124
Groups Linearity 465.835 1 465.835 9.322 .004

Deviation
688.404 14 49.172 .984 .482
from Linearity
Within Groups 2698.347 54 49.969

Total 3852.586 69

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 15.033 8.062 1.865 .067
A1 -.749 .714 -.137 -1.048 .298 .729 1.371

B -.142 .134 -.147 -1.056 .295 .648 1.543

C .879 .247 .430 3.557 .001 .856 1.168

a. Dependent Variable: D

Uji Heteroskedastisitas

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 6.490 3 2.163 .132 .941b
Residual 1082.530 66 16.402
Total 1089.020 69
a. Dependent Variable: RES2
b. Predictors: (Constant), C, A1, B
UJI ANALISIS DATA
Hasil Regresi Ganda
Sumbangan Efektif
Hasil Regresi Ganda

Variables Entered/Removedb

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 C, A, Ba . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: D

Uji Determinasi
Model Summaryb

Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate

1 .409a .168 .130 6.97047

a. Predictors: (Constant), C, A, B

b. Dependent Variable: D

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressi 645.818 3 215.273 4.431 .007a


on

Residual 3206.768 66 48.587

Total 3852.586 69

a. Predictors: (Constant), C, A, B

b. Dependent Variable: D
Uji t

Coefficientsa

Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 14.687 8.115 1.810 .075

Latar Belakang Pendidikan -.279 .407 -.094 -.685 .495


Orang Tua

Kondisi Ekonomi Orang Tua -.158 .141 -.164 -1.125 .265

Lingkungan Sosial .877 .248 .429 3.533 .001

a. Dependent Variable: D

Anda mungkin juga menyukai