Makalah Bronchiolitis
Makalah Bronchiolitis
Makalah Bronchiolitis
BRONCHIOLITIS
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut
Disusun Oleh:
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “BRONCHIOLITIS”. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns.Putri Eka
Sudiarti, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit Akut yang telah memberikan tugas makalah kepada kami. Kami berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..........................................................................................
Daftar isi......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................
A. Latar belakang........................................................................
B. Rumusan masalah...................................................................
C. Tujuan......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN............................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................
B. Saran.........................................................................................
Daftar Pustaka............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernapasan bawah yang ditandai
dengan yang ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil (Betz & Cecily, 2002).
Bronchiolitis yang terjadi di bawah umur satu tahun kira kira 12%, dari seluruh kasus,
sedangkan pada tahun kedua lebih jarang lagi, yaitu sekitar setengahnya. Penyakit
ini menimbulkan morbiditas infeksi saluran napas bawah terbanyak pada anak. Penyebab
yang paling banyak adalah virus Respiratory syncytial, kira kira 45-55%, dari total kasus.
Sedangkan virus lain seperti Parainfluenza. Bakteri dan mikoplasma sangat jarang
menyebabkan bronhiolitis pada bayi. Sebagian besar infeksi saluran napas ditularkan lewat
droplet infeksi. Infeksi primer oleh virus RSV biasanya tidak menimbulkan gejala klinik,
tetapi infeksi sekunder pada anak tahun
tahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat. Virus RSV lebih virulen daripada virus
lain dan menghasilkan imunitas yang tidak bertahan lama. RSV adalah golongan
paramiksovirus dengan bungkus lipid serupa
dengan virus parainfluenza, tetapi hanya mempunyai satu antigen permukaan berupa glikopro
tein dan nukleokapsid RNA helik linear. Tidak adanya genom yang bersegmen dan hanya
mempunyai satu antigen bungkus berarti bahwa komposisi antigen RSV relative stabil dari
tahun ke tahun. Bronkiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa neonates.
Hal ini karena antibody neutralizing dari ibu masih tinggi pada 4-6 minggu kehidupan
kemudian akan menurun. Antibody tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi
saluran napas bawah terutama terhadap virus.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI
Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai
dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai edema membran mukosa yang
melapisi dinding bronkioli, ditambah infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang
menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002).
Brinchiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas
kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insiden tertinggi
sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2000).
Bronchiolitis atau respirasi synictical virus ( RSV ) adalah suatu infeksi viral akut
dengan pengaruh maksimum pada tingkat bronkiolar (Astuti, Harwina W, 2010 ).
Bronchiolitis adalah suatu penyakit paru obstruktif pada bayi dan anak yang
paling sering disebabkan oleh infeksi RSV (Respiratory Syncytal Virus) (Bernstein & P.
shelov, 2016)
2. ETIOLOGI
a) Virus
RSV (Respiratory Syncytal Virus)
RSV adalah virus yang menyebkan terjadinya infeksi pada paru dan saluran
napas. Virus ini sering menyerang anak anak, biasanya seorang anak yang
berusia 2 tahun sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. RSV juga dapat
menginfeksi orang dewasa.
b) Parainfluenza virus, adenovirus, rhinovirus, influenza virus, dan M.
Pneumoniac (Mendri & sarwo prayogi,2017)
c) Polusi Udara
Asap Pembakaran
Polusi udara akibat kayu atau hutan yang terbakar bisa menjadi factor risiko
terjadinya bronchiolitis yang menyebabkan bayi di rawat di RS pada tahun
pertama kehidupannya. Hal ini dapat disebabkan pembakaran yang tidak
sempurna. Bayi yang sering masuk RS akibat terkena bronchiolitis.
Pemaparan polutas udara seperti nitrat oksida, karbon monoksida dan
partikel lainnya diduga dapat memicu terjadinya bronchiolitis. Asap dari
kayu yang dibakar dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti
memiliki efek buruk terhadap kesehatan paru paru anak. Asap kayu
memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan paru paru, sedangkan bahan
baku fosil memiliki dampak kesehatan terbesar terhadap kesehatan jantung
karena lebih banyak mengandung logam.
Asap Rokok
Asap beserta beberapa zat yang berdampak buruk terhadap kesehatan paru
paru yang dilepaskan saat merokok, dapat menimbulkan kelumpuhan. Bulu
getar selaput lender bronkus sehingga drainase lender terganggu. Kumpulan
lender tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan virus dan
selanjutnya dapat menginvasi sampai ke bronkiolus.
Sedangkan kondisi atau factor resiko yang dapat menyebabkan seorang anak atau
dewasa menderita bronchiolitis yaitu:
a) Pada Anak-Anak
Bayi berusia kurang dari 6 bulan.
Anak anak yang terlahir premature.
Anak yang tidak memperoleh asi.
Anak anak yang memiliki kondisi kesehatan kurang baikterutama mereka
yang mengidap penyakit jantung atau paru paru bawaan.
Anak anak yang sistem kekebalan tubuhnya rendah, seperti sedag menjalani
kemoterapi, transplantasi, atau karena penyakit.
Anak anak yang dititipkan di tempat penitipan atau memiliki saudara
kandung yang sudah bersekolah akan memiliki resiko yang elbih tinggi
tertular infeksi.
Balita yang berada pada lingkungan yang beresiko tinggi untuk terpapar
pada polusi udara dan asap rokok
Kerentanan juga akan meningkat saat musim RSV tertinggi, yang biasanya
dimulai pada musim gugur dan berakhir di musim semi.
b) Pada Dewasa
Orang orang dewasa lanjut usia
Orang dewasa pengidap gagal jantung atau penyakit kronis.
3. PATOFISIOLOGI
4. MANIFESTASI KLINIS
Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga enam
hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Tanda-tanda atau symptom awal infeksi ini
mirip dengan pilek seperti mengalir,demam ringan, mudah sakit dan tidak nafsu makan.
Setelah beberapa hari, penderita mengidap batuk kering disertai suara serak dan kesulitan
bernapas yang semakin meningka. Napas bayi terdengar berbunyi mendecit dan sulit
bernapas, sering menarik napas pendek sehingga dinding dada dan tulang rusuk terlihat.
Gangguan pernapasan ini bisa mempengaruhi pola nafsu makan. Pada orang
dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun,
RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang
mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas. Tanda-tanda ini adalah :
Akibat paling parah akibat infeksi RSV akan diderita oleh bayi
dan balita. Pada bayi dan balita yang menderita infeksi RSV, tanda-tandanya akan terlihat
jelas saat mereka menarik otot dada dan kulit di sekitar tulang iga, yang menandakan bahwa
mereka mengalami kesulitan bernapas, dan napas mereka mungkin pendek, dangkal dan
cepat. Atau mereka mungkin tidak menunjukkan adanya infeksi saluran napas, tapi mereka
tidak mau makan dan biasanya lemas dan rewel.
Kebanyakan anak-anak dan orang dewasa akan membaik dalam delapan hingga
15 hari. Tapi pada bayi-bayi yang usianya masih sangat muda, bayi yang terlahir premature,
atau bayi atau orang dewasa yang memiliki masalah pada jantung dan paru-paru, virus ini
akan menyebabkan infeksi lebih berat seringkali mengancam keselamatan jiwa yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan Medis (Mansjoer, 2006):
a) Pemberian oksigen 1-2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda hipoksemia
seperti : gelisah dan cyanosis.
b) Cairan intravena (NFD), biasanya diperlukan campuran dektrose10% : NaCl
0,9% = 3:1 + KCL 10Meq/500 ml cairan.
c) Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi :
Bronkiolitis community base (Ampisilin 100 mg/kg BB/ hari,letoram
fenikol 75 mg/kg BB/hari)
Bronkolitis hospital base (Sefatoksin 100 mg/kg BB/hari,Amikasin 10-15
mg/kg BB/hari)
d). Steroid.
7. KOMPLIKASI
Komplikasi lainnya:
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan mengumpulkan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pada tahap ini dilaksanakan
pengumpulan data, penganalisaan data, diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan.
2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
3. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terapeutik:
Sediakan
lingkungan yang
dingin
Longgarkan atau
lepaskan pakaian
Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
Berikan cairan oral
Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen,
jika perlu
Edukasi:
Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi:
Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu
mempertahanka intervensi
n jalan napas
tetap paten
2. Defisit Nutrisi Sabtu/07- Observasi: S: Pasien
01-2023 Mengidentif mengatakan asupan
Pengertian: ikasi status makannya normal
Asupan nutrisi 08.00-14.00 nutrisi
tidak cukup O: pasien tampak
untuk memenuhi status nutrisinya
kebutuhan normal
metabolisme
A: masalah teratasi
sebagain
P: lanjutkan
intervensi
3. Ansietas. Sabtu/07- Observasi: S: Pasien
01-2023 mengatakan
Pengertian: Mengidentif anxietas nya
Kondisi emosi 08.00-14.00 ikasi saat berubah
dan pengalaman tingkat
subjektif ansietas O: pasien tampak
individu berubah ansietasnya
terhadap objek Mengidentif meningkat
yang tidak jelas ikasi
dan spesifik kemampuan A: masalah teratasi
akibat antisipasi mengambil Sebagian
bahaya yang keputusan
memungkinkan P: lanjutkan
individu intervensi
melakukan
Tindakan untuk
menghadapi
ancaman.
4. Hipertermia Sabtu/07- Observasi: S: pasien
01-2023 mengidentif mengatakan suhu
Pengertian: ikasi tubuhnya meningkat
Suhu tubuh 08.00-14.00 penyebab
meningkat di hipertermia O:
atas rentang Memonitor pasien
normal tubuh suhu tubuh tampak suhu
Memonitor tubuhnya
kadar meningkat
elektrolit pasien
Memonitor tampak
Memonitor mengeluarka
komplikasi n urine
hipertermia P: lanjutkan
intervensi
Terapeutik:
menyediaka
n
lingkungan
yang dingin
menglongga
rkan atau
lepaskan
pakaian
membasahi
dan kipasi
permukaan
tubuh
memberikan
cairan oral
menghindari
pemberian
antipiretik
atau aspirin
Memberika
n oksigen,
jika perlu
Edukasi:
Menganjurk
an tirah
baring
Kolaborasi:
mengkolabo
rasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena,
jika perlu
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bronkiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai
dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai edema membran mukosa yang
melapisi dinding bronkioli, ditambah infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang
menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002)
B. SARAN
Hasil penulisan makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari makalah ini, penulis
mohon maaf dan kami berharap dapat lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA