Makalah Bronchiolitis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

BRONCHIOLITIS

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak Sehat dan Sakit Akut

Dosen Pengampu; Ns. Putri Eka Sudiarti, M.Kep

Disusun Oleh:

1. Alpa Riski Amanda Putri (2114201012)


2. Nurambia Safira (2114201088)

S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-nyalah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “BRONCHIOLITIS”. Dan juga kami berterima kasih kepada Ibu Ns.Putri Eka
Sudiarti, M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Anak Sehat dan
Sakit Akut yang telah memberikan tugas makalah kepada kami. Kami berharap
makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan
pembaca. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini masih banyak
kekurangan, untuk itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang
membacanya.

Bangkinang, 01 Maret 2023

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar..........................................................................................

Daftar isi......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar belakang........................................................................

B. Rumusan masalah...................................................................

C. Tujuan......................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Konsep Dasar Medis………………………………………...

B. Konsep Dasar Keperawatan...................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan..............................................................................

B. Saran.........................................................................................

Daftar Pustaka............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernapasan bawah yang ditandai
dengan yang  ditandai dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil (Betz & Cecily, 2002).

Bronchiolitis yang terjadi di bawah umur satu tahun kira kira 12%, dari seluruh kasus,
sedangkan pada tahun kedua lebih jarang lagi, yaitu sekitar setengahnya. Penyakit
ini menimbulkan morbiditas infeksi saluran napas bawah terbanyak pada anak. Penyebab
yang paling banyak adalah virus Respiratory syncytial, kira kira 45-55%, dari total kasus.
Sedangkan virus lain seperti Parainfluenza. Bakteri dan mikoplasma sangat jarang
menyebabkan bronhiolitis pada bayi. Sebagian besar infeksi saluran napas ditularkan lewat
droplet infeksi. Infeksi primer oleh virus RSV biasanya tidak menimbulkan gejala klinik,
tetapi infeksi sekunder pada anak tahun
tahun pertama kehidupan akan bermanifestasi berat. Virus RSV lebih virulen daripada virus
lain dan menghasilkan imunitas yang tidak bertahan lama. RSV adalah golongan
paramiksovirus dengan bungkus lipid serupa
dengan virus parainfluenza, tetapi hanya mempunyai satu antigen permukaan berupa glikopro
tein dan nukleokapsid RNA helik linear. Tidak adanya genom yang bersegmen dan hanya
mempunyai satu antigen bungkus berarti bahwa komposisi antigen RSV relative stabil dari
tahun ke tahun. Bronkiolitis yang disebabkan oleh virus jarang terjadi pada masa neonates.
Hal ini karena antibody neutralizing dari ibu masih tinggi pada 4-6 minggu kehidupan
kemudian akan menurun. Antibody tersebut mempunyai daya proteksi terhadap infeksi
saluran napas bawah terutama terhadap virus.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana konsep dasar medis bronchiolitis?


2. Bagaimana konsep dasar keperawatan bronchiolitis?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk memahami konsep dasar medis bronchiolitis.


2. Untuk memahami konsep dasar keperawatan bronchiolitis.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP DASAR MEDIS

1. DEFINISI

Bronchiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai
dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai edema membran mukosa yang
melapisi dinding bronkioli, ditambah infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang
menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002).

Brinchiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas
kecil (Bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insiden tertinggi
sekitar usia 6 bulan (Mansjoer, 2000).

Bronchiolitis atau respirasi synictical virus ( RSV ) adalah suatu infeksi viral akut
dengan pengaruh maksimum pada tingkat bronkiolar (Astuti, Harwina W, 2010 ).

Bronchiolitis adalah suatu penyakit paru obstruktif pada bayi dan anak yang
paling sering disebabkan oleh infeksi RSV (Respiratory Syncytal Virus) (Bernstein & P.
shelov, 2016)

2. ETIOLOGI

Bronchiolitis dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah:

a) Virus
 RSV (Respiratory Syncytal Virus)
RSV adalah virus yang menyebkan terjadinya infeksi pada paru dan saluran
napas. Virus ini sering menyerang anak anak, biasanya seorang anak yang
berusia 2 tahun sudah pernah terinfeksi oleh virus ini. RSV juga dapat
menginfeksi orang dewasa.
b) Parainfluenza virus, adenovirus, rhinovirus, influenza virus, dan M.
Pneumoniac (Mendri & sarwo prayogi,2017)
c) Polusi Udara
 Asap Pembakaran
Polusi udara akibat kayu atau hutan yang terbakar bisa menjadi factor risiko
terjadinya bronchiolitis yang menyebabkan bayi di rawat di RS pada tahun
pertama kehidupannya. Hal ini dapat disebabkan pembakaran yang tidak
sempurna. Bayi yang sering masuk RS akibat terkena bronchiolitis.
Pemaparan polutas udara seperti nitrat oksida, karbon monoksida dan
partikel lainnya diduga dapat memicu terjadinya bronchiolitis. Asap dari
kayu yang dibakar dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti
memiliki efek buruk terhadap kesehatan paru paru anak. Asap kayu
memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan paru paru, sedangkan bahan
baku fosil memiliki dampak kesehatan terbesar terhadap kesehatan jantung
karena lebih banyak mengandung logam.

 Asap Rokok
Asap beserta beberapa zat yang berdampak buruk terhadap kesehatan paru
paru yang dilepaskan saat merokok, dapat menimbulkan kelumpuhan. Bulu
getar selaput lender bronkus sehingga drainase lender terganggu. Kumpulan
lender tersebut merupakan media yang baik untuk pertumbuhan virus dan
selanjutnya dapat menginvasi sampai ke bronkiolus.

Sedangkan kondisi atau factor resiko yang dapat menyebabkan seorang anak atau
dewasa menderita bronchiolitis yaitu:
a) Pada Anak-Anak
 Bayi berusia kurang dari 6 bulan.
 Anak anak yang terlahir premature.
 Anak yang tidak memperoleh asi.
 Anak anak yang memiliki kondisi kesehatan kurang baikterutama mereka
yang mengidap penyakit jantung atau paru paru bawaan.
 Anak anak yang sistem kekebalan tubuhnya rendah, seperti sedag menjalani
kemoterapi, transplantasi, atau karena penyakit.
 Anak anak yang dititipkan di tempat penitipan atau memiliki saudara
kandung yang sudah bersekolah akan memiliki resiko yang elbih tinggi
tertular infeksi.
 Balita yang berada pada lingkungan yang beresiko tinggi untuk terpapar
pada polusi udara dan asap rokok
 Kerentanan juga akan meningkat saat musim RSV tertinggi, yang biasanya
dimulai pada musim gugur dan berakhir di musim semi.
b) Pada Dewasa
 Orang orang dewasa lanjut usia
 Orang dewasa pengidap gagal jantung atau penyakit kronis.

3. PATOFISIOLOGI

Bronkiolitis akut ditandai dengan obstruksi bronkiolus yang disebabkan oleh


edema dan kumpulan mucus dan oleh invasi bagian bagian bronkus yang lebih kecil oleh
virus. Karena ketahanan/resistensi terhadap aliran udara didalam saluran besarnya berbanding
terbalik dengan radius/jari jari pangkat empat, maka penebalan yang sedikit sekali pun pada
dinding bronkiolus bayi dapat sangat mempengaruhi aliran udara. Tahanan pada saluran
udara kecil bertambah selama fase inspirasi dan ekspirasi, namun karena selama ekspirasi
jalan nafas menjadi lebih kecil, maka hasilnya adalah obstruksi pernafasan katup yang
menimbulkan udara terperangkap dan overinflasi. Atelektasis dapat terjadi ketika obstruksi
menjadi total dan udara yang terperangkap diabsorbsi.

Proses patologis menggangu pertukaran gas normal di dalam paru. Perfusi


ventilasi yang tidak seimbang mengakibatkan hipoksemia, yang terjadi pada awal
perjalanannya. Retensi karbondioksida (hiperkapnia) biasanya tidak terjadi kecuali pada
pasien yang terkena berat. Makin tinggi frekuensi pernapasan melebihi 60/menit; selanjutnya
hiperkapnia berkembang menjadi takipnea.

Beberapa fakta memberi kesan cidera imunologis sebagai faktorfaktor pada


patogenesis bronkiolitis yang disebabkan VSR :

a) Bayi yang sekarat karena bronkitis telah menunjukkan imunoglobulinmaupun


virus dalam jaringan bronkiolus yang terjejas.
b) Anak yang mendapat vaksin rsv yang diberikan secara parenteralsangat
antigenik, inaktif pada pemajanan rsv berikutnya, penyakitnyamenjadi lebih
berat dan lebih sering kambuh dibandingkan anak-anak lainnya..
c) Bronkiolitis yang bergabung kedalam asma pada bayi yang lebih tua,dan rsv
seringkali merupakan serangan asma akut yang dikenali padaanak usia 1-5
tahun.
d) Antibodi imunoglobulin e (ige) yang mengarah langsung ke rsvditemukan
pada sekresi konvalesen pada bayi dengan bronkiolitis.

4. MANIFESTASI KLINIS

Tanda-tanda dan gejala infeksi RSV biasanya kelihatan pada empat hingga enam
hari setelah terjadi paparan terhadap infeksi virus. Tanda-tanda atau symptom awal infeksi ini
mirip dengan pilek seperti mengalir,demam ringan, mudah sakit dan tidak nafsu makan.
Setelah beberapa hari, penderita mengidap batuk kering disertai suara serak dan kesulitan
bernapas yang semakin meningka. Napas bayi terdengar berbunyi mendecit dan sulit
bernapas, sering menarik napas pendek sehingga dinding dada dan tulang rusuk terlihat.

Gangguan pernapasan ini bisa mempengaruhi pola nafsu makan. Pada orang
dewasa dan anak-anak yang berusia lebih dari 3 tahun,
RSV biasanya menyebabkan terjadinya tanda-tanda seperti selesma ringan dan gejala yang
mirip dengan gejala yang ada pada infeksi saluran pernapasan atas. Tanda-tanda ini adalah :

a) Hidung mampet atau berlendir.


b) Batuk kering.
c) Demam dengan suhu yang tidak terlalu tinggi.
d) Sakit leher.
e) Sakit kepala ringan.
f) Rasa tidak nyaman dan gelisah (malaise)

Gejala-gejala yang lebih mengkhawatirkan adalah tahap-tahap dimana bayi


berhenti bernapas selama lebih dari sepuluh detik dalam satu kesempatan. Gejala ini disebut
recurrent apnea. Bayi menjadi mudah mengantuk dan bibirnya mulai membiru.

Bronchiolitis ringan dapat diatasi di rumah dengan minum sirup yang


mengandung paracetamol untuk demam dan mengatasi rasa gelisah. Beri minum air putih
sebanyaknya untuk menghindari dehidrasi. Pemberian antibiotik tidak dianjurkan karena
tidak memberikan manfaat. Meski dokter umumnya merekomendasikan obat bronchodilator
untuk membantu kelancaran pernapasan. Bayi-bayi yang mengidap bronchiolitis yang lebih
parah harus dirawat di rumah sakit. Biasanya, penderita  diberikan oksigen yang lembab
melalui selang udara ke hidung atau headbox atau pada beberapa kasus parah, melalui
ventilasi buatan. Pada anak-anak berusia kurang lebih dari 3 tahun, RSV dapat menyebabkan
timbulnya penyakit pada saluran pernapasan bagian bawah seperti radang paru atau
bronchiolitis, peradangan pada saluran udara yangkecil-kecil pada paru-paru. Gejala dan
tanda-tandanya adalah : 

a) Demam dengan suhu tinggi.


b) Batuk yang parah.
c) Tersengal-sengal
d) Ada suara ngik yang biasanya terdengar saatmenghembuskan napas.
e) Napasnya cepat atau sulit untuk bernapas, yang mungkin akanmenyebabkan
anak lebih memilih untuk duduk daripada berbaring.
f) Warna kebiruan pada kulit yang disebabkan oleh kekurangan oksigen

Akibat paling parah akibat infeksi RSV akan diderita oleh bayi
dan balita. Pada bayi dan balita yang menderita infeksi RSV, tanda-tandanya akan terlihat
jelas saat mereka menarik otot dada dan kulit di sekitar tulang iga, yang menandakan bahwa
mereka mengalami kesulitan bernapas, dan napas mereka mungkin pendek, dangkal dan
cepat. Atau mereka mungkin tidak menunjukkan adanya infeksi saluran napas, tapi mereka
tidak mau makan dan biasanya lemas dan rewel.

Kebanyakan anak-anak dan orang dewasa akan membaik dalam delapan hingga
15 hari. Tapi pada bayi-bayi yang usianya masih sangat muda, bayi yang terlahir premature,
atau bayi atau orang dewasa yang memiliki masalah pada jantung dan paru-paru, virus ini
akan menyebabkan infeksi lebih berat seringkali mengancam keselamatan jiwa yang
membutuhkan perawatan di rumah sakit.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Diagnostik (Mansjoer, 2006):

a) Foto rontgen menunjukkan hiperinflasi dan atelectasis.


b) Pemeriksaan darah, Hb dan Ht meningkat.
c) Analisis gas adalah hiperkarbia sebagai tanda air trapping, asidosismetabolik
atau respiratorik.

6. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Medis (Mansjoer, 2006):
a) Pemberian oksigen 1-2 liter/menit, diberikan bila terdapat tanda hipoksemia
seperti : gelisah dan cyanosis.
b) Cairan intravena (NFD), biasanya diperlukan campuran dektrose10% : NaCl
0,9% = 3:1 + KCL 10Meq/500 ml cairan.
c) Antibiotik diberikan berdasarkan etiologi :
 Bronkiolitis community base (Ampisilin 100 mg/kg BB/ hari,letoram
fenikol 75 mg/kg BB/hari)
 Bronkolitis hospital base (Sefatoksin 100 mg/kg BB/hari,Amikasin 10-15
mg/kg BB/hari)

d). Steroid.

Untuk mengatasi radang saluran pernapasan, membantu mengurangi sesak


napas dan mengontrol demam, namun pemberiannya tidak dianjurkan .
Deksamethason 0,5 mg/kgBB inisial , dilanjutkan 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3-
4 dosis.

e).Bronkodilator (ventolin) diberikan pada kondisi sekret yang kental.

7. KOMPLIKASI

Menurut Ngastiyah (2006) Komplikasi Bronkiolitis :

a) Bronkiolitis biasanya dapat menimbulkan komplikasi yaitu atelektasis hipoksia


dan gangguan asam basa (asidosis metabolik, alkalosisrespiratorik dan asidosis
respisatorik).

Komplikasi lainnya:

a) Bronkitis kronis yang tidak ditangani cenderung menjadi Bronkistis kronik


b) Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada anak dengan gizi
kurang dapat terjadi othithis media, sinusitis, dan Pneumonia.
c) Bronkitis kronik menyebabkan mudah terserang infeksi.
d) Bila secret tetap tinggal, dapat menyebabkan atelektasisi atau Bronkietaksis.
( Bernstein & P.shelov, 2016).

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah pertama dari proses keperawatan mengumpulkan
data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Pada tahap ini dilaksanakan
pengumpulan data, penganalisaan data, diketahui berbagai permasalahan yang ada.
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengkajian pasien, Bronkiolitis


adalah : tanda-tanda distres pernafasan (nafas cepat, dyspnea,tarikan dada, cuping hidung,
cyanosis) selama fase akut, selain itu datayang bisa didapat pada pasien bronkiolitis yaitu :
data subyektif seperti :orang tua mengeluh anaknya sesak nafas, batuk, bernafas dengan
cepat(takipnea), tidak mau makan dan orang tua mengatakan khawatir dengankeadaan
anaknya. Data obyektif didapat data cyanosis, batuk-batuk, nafascuping hidung, demam
ringan, bernafas dengan cepat (takipnea, wheezing,ronchi, retraksi otot dada) pada
pemeriksaan darah Hb dan Ht meningkat,foto rontgen menunjukkan hiperinflasi dan
atelectasis

2. DIAGNOSIS KEPERAWATAN

a) Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan meningkatnya sekresi


sekret
b) Defisit Nutrisi
c) Ansietas
d) Hipertermia

3. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO SDKI SLKI SIKI


1. Bersihan Jalan Setelah dilakukan Observasi:
napas tidak intervensi selama 2 X 24  Monitor pola napas
efektif. jam maka oksigenasi atau  Monitor bunyi
eliminasi karbondioksida napas tambahan
Pengertian: Normal dengan kriteria  Monitor sputum
Ketidakmampuan hasil:
membersihkan  Batuk meningkat
sekret atau  Gelisah
obstruksi jalan meningkat
napas untuk
mempertahankan  Pola napas
jalan napas tetap meningkat
paten
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Observasi:
intervensi keperawatan  Identifikasi status
Pengertian: selama 2 X 24 jam status nutrisi
Asupan nutrisi nutrisi terpenuhi
tidak cukup
untuk memenuhi
kebutuhan
metabolisme.
3. Ansietas. Setelah dilakukan Observasi:
intervensi keperawatan  Identifikasi saat
Pengertian: selama 2X24 jam maka tingkat ansietas
Kondisi emosi diharapkan tingkat berubah
dan pengalaman ansietas menurun dengan  Identifikasi
subjektif individu kriteria hasil: kemampuan
terhadap objek  Konsentrasi mengambil
yang tidak jelas sedang keputusan
dan spesifik  Pola tidur
akibat antisipasi meningkat
bahaya yang
memungkinkan
individu
melakukan
Tindakan untuk
menghadapi
ancaman.
4. Hipertermia Setelah dilakukan Observasi:
intervensi keperawatan  Identifikasi
Pengertian: selama 2X24 jam penyebab
Suhu tubuh diharapkan suhu tubuh hipertermia
meningkat di atas tetap berada pada rentang  Monitor suhu
rentang normal normal dengan kriteria
tubuh hasil: tubuh
 Mengigil menurun  Monitor kadar
 Suhu kulit elektrolit
membaik  Monitor keluar
urine
 Monitor
komplikasi akibat
hipertermia

Terapeutik:
 Sediakan
lingkungan yang
dingin
 Longgarkan atau
lepaskan pakaian
 Basahi dan kipasi
permukaan tubuh
 Berikan cairan oral
 Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
 Berikan oksigen,
jika perlu

Edukasi:
 Anjurkan tirah
baring

Kolaborasi:
 Kolaborasi
pemberian cairan
dan elektrolit
intravena, jika
perlu

4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

N DIAGNOSA HARI/ IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN TANGGAL
O
1. Bersihan Jalan Sabtu/07- Observasi: S: Pasien
napas tidak 01-2023  Memonitor mengatakan pola
efektif. pola napas napasnya membaik.
08.00-14.00  Memonitor
Pengertian: bunyi napas O: Kondisi pasien
Ketidakmampua tambahan tampak membaik.
n membersihkan  Memonitor
sekret atau A: Masalah teratasi
sputum
obstruksi jalan
napas untuk P: Lanjutkan

mempertahanka intervensi

n jalan napas
tetap paten
2. Defisit Nutrisi Sabtu/07- Observasi: S: Pasien
01-2023  Mengidentif mengatakan asupan
Pengertian: ikasi status makannya normal
Asupan nutrisi 08.00-14.00 nutrisi
tidak cukup O: pasien tampak
untuk memenuhi status nutrisinya
kebutuhan normal
metabolisme
A: masalah teratasi
sebagain

P: lanjutkan
intervensi
3. Ansietas. Sabtu/07- Observasi: S: Pasien
01-2023 mengatakan
Pengertian:  Mengidentif anxietas nya
Kondisi emosi 08.00-14.00 ikasi saat berubah
dan pengalaman tingkat
subjektif ansietas O: pasien tampak
individu berubah ansietasnya
terhadap objek  Mengidentif meningkat
yang tidak jelas ikasi
dan spesifik kemampuan A: masalah teratasi
akibat antisipasi mengambil Sebagian
bahaya yang keputusan
memungkinkan P: lanjutkan

individu intervensi

melakukan
Tindakan untuk
menghadapi
ancaman.
4. Hipertermia Sabtu/07- Observasi: S: pasien
01-2023  mengidentif mengatakan suhu
Pengertian: ikasi tubuhnya meningkat
Suhu tubuh 08.00-14.00 penyebab
meningkat di hipertermia O:
atas rentang  Memonitor  pasien
normal tubuh suhu tubuh tampak suhu

 Memonitor tubuhnya

kadar meningkat

elektrolit  pasien

 Memonitor tampak

keluar urine sering

 Memonitor mengeluarka

komplikasi n urine

akibat A: masalah teratasi

hipertermia P: lanjutkan
intervensi
Terapeutik:
 menyediaka
n
lingkungan
yang dingin
 menglongga
rkan atau
lepaskan
pakaian
 membasahi
dan kipasi
permukaan
tubuh
 memberikan
cairan oral
 menghindari
pemberian
antipiretik
atau aspirin
 Memberika
n oksigen,
jika perlu

Edukasi:
 Menganjurk
an tirah
baring

Kolaborasi:
 mengkolabo
rasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena,
jika perlu
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bronkiolitis adalah penyakit virus pada saluran pernafasan bawah yang ditandai
dengan peradangan bronkioli yang lebih kecil ditandai edema membran mukosa yang
melapisi dinding bronkioli, ditambah infiltrasi sel dan produksi mukus meningkat, yang
menimbulkan obtruksi jalan nafas (Keperawatan Pediatri, 2002)

Bronchiolitis dapat disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah: a)Virus


RSV (Respiratory Syncytal Virus) RSV adalah virus yang menyebkan terjadinya
infeksi pada paru dan saluran napas, b) Parainfluenza virus, adenovirus, rhinovirus, influenza
virus, dan M. Pneumoniac (Mendri & sarwo prayogi,2017), c)Polusi Udara

Bronkiolitis akut ditandai dengan obstruksi bronkiolus yang disebabkan oleh


edema dan kumpulan mucus dan oleh invasi bagian bagian bronkus yang lebih kecil oleh
virus. Tahanan pada saluran udara kecil bertambah selama fase inspirasi dan ekspirasi, namun
karena selama ekspirasi jalan nafas menjadi lebih kecil, maka hasilnya adalah obstruksi
pernafasan katup yang menimbulkan udara terperangkap dan overinflasi.

Beberapa fakta memberi kesan cidera imunologis sebagai faktorfaktor pada


patogenesis bronkiolitis yang disebabkan VSR : a) Bayi yang sekarat karena bronkitis telah
menunjukkan imunoglobulinmaupun virus dalam jaringan bronkiolus yang terjejas.

Komplikasi lainnya: a) Bronkitis kronis yang tidak ditangani cenderung


menjadi Bronkistis kronik b) Pada anak yang sehat jarang terjadi komplikasi, tetapi pada
anak dengan gizi kurang dapat terjadi othithis media, sinusitis, dan Pneumonia.

B. SARAN

Hasil penulisan makalah ini semoga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca sehingga dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari makalah ini, penulis
mohon maaf dan kami berharap dapat lebih baik untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, A. (2014) . Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan


Pernapasan . Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak .Jakarta: Salemba Medika

Ngastiyah. (2005). Keperawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai