A1 Artikel

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

Determinan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care pada Masa Pandemi COVID-19

DETERMINANTS OF THE USE OF ANTENATAL CARE SERVICES DURING THE


COVID-19 PANDEMIC

Ramadhanisa Dwi Primastuti1, Septo Pawelas Arso2, Rani Tiyas Budiyanti1


1
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Diponegoro,
2
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Diponegoro,
Jl. Prof. Sudarto No. 13, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah 50275,
Indonesia
Email: [email protected]

Tanggal submisi: xxxxxxx; Tanggal penerimaan: xxxxxxx (diisi oleh pengelola jurnal)

ABSTRAK

Pandemi COVID-19 membatasi akses di seluruh sektor termasuk pelayanan antenatal care
menyebabkan pelaksanaannya menjadi terhambat. Pemerintah menghimbau agar pelayanan
kesehatan tetap terlaksana dengan semestinya terutama pelayanan antenatal care yang
penting untuk dilakukan pada ibu hamil. Namun setelah dilakukan penyesuaian, frekuensi
kunjungan ibu hamil masih rendah. Ibu hamil yang enggan melakukan pemeriksaan di
fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 serta kurang mendapatkan dukungan dari
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan utilisasi
pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Campurejo
Kota Kediri. Utilisasi pelayanan antenatal care berdasarkan terpenuhinya jumlah kunjungan
minimal pemeriksaan antenatal serta melakukan pemanfaatan kembali setelah vacuum pada
masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Juli 2022 dengan
metode kuantitatif serta menggunakan pendekatan cross sectional. Besar sampel 75 ibu hamil,
metode pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dengan
kuesioner dan wawancara, serta dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p-value=0.000), penilaian
individu (p-value=0.000), nilai keyakinan (p-value=0.000), pemberi pelayanan kesehatan (p-
value=0.002), dukungan keluarga (p-value=0.000), persepsi manfaat (p-value=0.000),
persepsi hambatan (p-value=0.005), dan isyarat untuk bertindak (p-value=0.000) dengan
utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas
Campurejo Kota Kediri. Perlu dilakukannya kerja sama antara pihak puskesmas dan kader ibu
hamil untuk melakukan desiminasi informasi terkait pemeriksaan antenatal care,
pendampingan kepada ibu hamil dan anggota keluarganya, perlengkapan USG, pengadaan
sarana media KIE terkait pemeriksaan antenatal care, serta kerja sama dengan bidan wilayah
dan kader dalam monitoring perkembangan kehamilan ibu melalui whatsapp.

Kata kunci: Antenatal Care; COVID-19; Utilisasi Pelayanan Antenatal Care,

ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has limited access in all sectors, including antenatal care services,
causing implementation to be hampered. The government urges that health services continue
to be carried out properly, especially antenatal care services which are important for pregnant
women. However, after adjustment, the frequency of visits by pregnant women is still low.
Pregnant women who are reluctant to check at health facilities for fear of contracting COVID-
19 and lack of support from their families. This study aims to determine the factors related to
the utilization of antenatal care services for pregnant women during the COVID-19 pandemic
at the Campurejo Health Center, Kediri City. The utilization of antenatal care services is
based on the fulfillment of the minimum number of antenatal check-ups and re-utilization
after the vacuum during the COVID-19 pandemic. This research was conducted in February –
July 2022 with quantitative methods and using a cross sectional approach. The sample size is
75 pregnant women, the sampling method is accidental sampling technique. Collecting data
by questionnaires and interviews, and analyzed by univariate and bivariate with chi-square
test. The results showed that there was a relationship between knowledge (p-value = 0.000),
individual assessment (p-value = 0.000), confidence value (p-value = 0.000), health care
providers (p-value = 0.002), family support (p-value = 0.002), and family support (p-value =
0.002). (p-value=0.000), perceived benefits (p-value=0.000), perceived barriers (p-
value=0.005), and cues to act (p-value=0.000) with the utilization of antenatal care services
for pregnant women during the COVID-19 pandemic at the Campurejo Health Center, Kediri
City. It is necessary to cooperate between the puskesmas and cadres of pregnant women to
disseminate information related to antenatal care examinations, assistance to pregnant women
and their family members, ultrasound equipment, procurement of IEC media facilities related
to antenatal care examinations, as well as cooperation with regional midwives and cadres in
monitoring Maternal pregnancy development via whatsapp.

Keywords: Antenatal Care; COVID-19; Utilization of Antenatal Care Services

PENDAHULUAN

Pada pertengahan bulan Maret tahun 2020, WHO melaporkan bahwa COVID-19

dinyatakan sebagai pandemi. Dilihat dari penambahan jumlah kasus yang terjadi khususnya di

Indonesia terus menerus mengalami peningkatan, sampai bulan Juni 2020 sebanyak 31.186

kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal. Dan di wilayah Kota Kediri pada tahun 2020

mencapai 737 kasus terkonfirmasi dan 56 kasus meninggal dunia.(12)

Salah satu kelompok masyarakat yang rentan terkena COVID-19 yaitu ibu hamil,

dikarenakan selama masa kehamilan terjadi perubahan fisiologis yang otomatis

mempengaruhi kekebalan tubuh yang mengakibatkan ibu rentan terpapar virus.(13) Dengan

adanya upaya safe motherhood pemerintah memebrikan pelayanan ibu hamil yaitu salah

satunya antenatal care. Dengan maraknya pembatasan dari segala sektor ditengah pandemi
COVID-19 ini mengakibatkan seluruh bentuk layanan kesehatan termasuk layanan antenatal

care terhambat. Pemeriksaan antenatal care membantu dalam mengurangi terjadinya

morbiditas dan mortalitas ibu dengan menyediakan informasi terkait tanda bahaya dan

perawatan untuk komplikassi kehamilan, dimana pemeriksaan antenatal care juga berperan

dalam upaya mengurangi angka kematian ibu.

Berdasarkan laporan dari Profil Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2019, Angka

Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur sebanyak 89,81 per 100.000 kelahiran hidup, dan

mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 98,39 per 100.000

kelahiran hidup. Ditengah pandemi COVID-19 yang semakin hari meningkat, menyebabkan

kematian ibu dengan kasus lain-lain (terkonfirmasi COVID-19) sebanyak 56 orang yang

memberi kontribusi naiknya jumlah kematian ibu di Provinsi Jawa Timur.(15)

Hasil data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan diketahui capaian kunjungan K1

pada tahun 2020 di wilayah kota Kediri sebesar 96,5% dan cakupan K4 sebesar 90,5%

dimana angka tersebut mengalami penurunan dari tahun 2019 cakupan K1 sebesar 99,6% dan

cakupan K4 94,6%. Tren yang mengalami penurunan setelah adanya pandemi COVID-19

yang menghambat sistem penyesuaian layanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan di Kota

Kediri.

Antenatal care adalah salah satu pelayanan kesehatan yang melakukan kegiatan

pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin yang

dilakukan secara rutin dan berkala guna mendeteksi gangguan ataupun masalah kehamilan.(1)

Tujuan dari asuhan antenatal care yaitu untuk memantau perkembangan kesehatan ibu

maupun bayi, mendeteksi dini gangguan kehamilan ataupun komplikasi, meningkatkan dan

mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu, serta membantu mempersiapkan

persalinan cukup bulan.(2) Berdasarkan Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan

Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual menyebutkan

bahwa pelayanan antenatal care masa kehamilan normal dilakukan sekurang-kurangnya

dilakukan sebanyak 6 kali dengan 2 kali kunjungan saat trimester I, 1 kali kunjungan saat

trimester II, dan 3 kali kunjungan saat trimester III. Dan minimal dilakukan 2 kali

pemeriksaan oleh dokter saat kunjungan pertama saat trimester I dan saat kunjungan kelima di

trimester III.(3)

Berdasarkan hasil survey pendahuluan di Dinas Kesehatan Kota Kediri, didapatkan

data capaian kunjungan K1 dan K4 terendah ada di Puskesmas Campurejo dimana cakupan

pelayanan antenatal care mengalami penurunan di setap tahunnya. Cakupan kunjungan K1 di

Puskesmas Campurejo pada tahun 2019 sebesar 100,3%, tahun 2020 sebesar 94,1%, dan di

tahun 2021 turun menjadi 88,5%. Sedangkan cakupan kunjungan K4 pada tahun 2019 sebesar

94,98%, tahun 2020 sebesar 88,96%, dan tahun 2021 turun menjadi 83,02%. Dimana cakupan

sudah mencapai target yaitu 80%, namun tren yang terus menurun tiap tahunnya pasti didasari

oleh berbagai faktor penghambat.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan dengan bidan koordinator

puskesmas Campurejo penurunan cakupan kunjungan K1 dan K4 disebabkan karena adanya

kendala yang dihadapi dalam pemeriksaan antenatal care pada masa pandemi COVID-19 di

Puskemas Campurejo dengan adanya pandemi COVID-19 adanya himbauan untuk

melakukan penundaan kehamilan ditengah pandemi COVID-19, adanya PPKM yang

mengakibatkan keterbatasan mobilisasi, serta adanya Surat Keputusan Walikota Kediri No.

188.45/220/419.033/2021 yang melarang adanya UKBM selama PPKM level 4 di Kota

Kediri yang mengakibatkan tidak adanya kegiatan posyandu. Selain itu hasil wawancara

dengan dua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Campurejo ditemukan keduanya memiliki

kecemasan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal care di fasilitas kesehatan

karena takut terpapar virus serta tidak adanya dukungan dari pihak keluarga termasuk suami.
Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil merupakan hal yang sangat dibutuhkan

ditengah pandemi COVID-19 dimana dalam upaya pencegahan adanya kasus kematian ibu

dan adanya komplikasi ibu hamil. Puskesmas telah melakukan berbagai penyesuaian dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang memadai agar pemeriksaan berjalan dengan baik dan

aman seperti, cek suhu badan dan riwayat penyakit, lalu pasien yang bergejala akan dilakukan

rapid-test dan dipisahkan dari pasien lain. Seharusnya, dengan adanya fasilitas pelayanan

yang telah diberikan oleh puskesmas, masyarakat terutama ibu hamil memiliki kesadaran

akan pemanfaatan pelayanan antenatal care tersebut. Namun dengan adanya cakupan

kunjungan antenatal yang tetap menurun diketahui bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di

Puskesmas Campurejo rendah.

Beberapa variabel yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan antenatal care pada

masa pandemi COVID-19 berdasarkan modifikasi dua teori utilisasi pelayanan kesehatan

yang dikemukakan oleh Andersen (1975) dan Dever (1984) serta teori Health Belief Model

oleh Becker (1974) yaitu, pengetahuan, penilaian individu, nilai keyakinan, pemberi

pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat

untuk bertindak.

Pengetahuan menurupakan sesuatau usaha yang diperoleh dari rasa ingin tahu

seseorang terhadap sesuatu hingga membentuk sebuah informasi. Apabila pengetahuan yang

terbentuk adalah pengetahuan positif maka akan menumbuhkan sikap yang semakin positif

terhadap seseorang melakukan tindakan. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik akan

membetuk sikap dan tindakan yang baik pula bagi seseorang dalam menentukan pelayanan

kesehatan(4)

Penilaian kondisi kesehatan yang dirasakan oleh seseorang, seberapa besar rasa takut

terhadap penyakit dan luar biasa tentang sakit yang dirasakan sehingga individu dapat

memutuskan untuk menggunakan pelayanan kesehatan ataupun tidak. Persepsi masyarakat


terhadap sehat dan sakit memiliki hubungan erat dengan bagaimana perilaku seseorang dalam

mencari pengobatan. Dengan adanya pola berfikir seperti itu akan mempengaruhi seseorang

untuk melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah disediakan atau tidak.(5)

Nilai keyakinan atau health belief merupakan pengetahuan seseorang, sikap, dan

keyakinan terhadap kepercayaan seseorang jika pelayanan kesehatan mampu membantu

proses pemulihan penyakit. Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2020) komponen pokok

sikap yaitu terdiri dari kepercayaan atau keyakinan terhadap objek tersebut, kehidupan

emosional serta evaluasi terhadap objek, serta kecenderungan untuk bertindak.

Pemberi pelayanan kesehatan atau providers kesehatan merupakan suatu organisasi

yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat secara perorangan

maupun kelompok.(6) Faktor yang berhubungan dengan pemberi pelayanan kesehatan

meliputi, bagaimana pemberi pelayanan kesehatan memberikan kesan masyarakat untuk

merasa membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut meliputi pelayanan tenaga medis, tenaga

kesehatan, karyawan, informasi pelayananan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan yang sesuai

dengan pedoman protokol kesehatan.

Dukugan keluarga salah satu bentuk hubungan erat antara dalam penentuan sikap,

tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarganya berupa dukungan secara lahir dan

batin. Orang yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi

yang lebih baik dikarenakan adanya dukungan keluarga akan berdampak pada peningkatan

rasa percaya diri pada penderita dalam mengahadapi proses pengobatan penyakitnya.(7)

Persepsi manfaat dapat didefinisikan sejauh mana pemikiran seseorang bahwa perilaku

seseorang terhadap sesuatu yang baik akan memberikan manfaat seperti mengurangi resiko

timbulnya penyakit. Jika seseorang percaya bahwa dirinya pasti akan mengalami ancaman

dari sebuah gangguan kesehatan maka akan membuat dirinya tergugah melakukan perilaku

hidup sehat untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan penyakit tersebut. Kesadaran
seseorang hingga melakukan tindakan juga bergantung pada seberapa banya manfaat yang

akan diperoleh saat melakukan tindakan tersebut.(8)

Persepsi hambatan yang dirasakan merupakan hal yang berhubungan dengan

hambatan selama proses seorang individu dalam mengadopsi perilaku. Hal ini bisa didasari

karena terhambatnya akses menuju pelayanan kesehatan pada masa pandemi COVID-19,

hambatan terkait rasa takut pada diri sendiri untuk melakukan pemeriksaan antenatal care di

puskesmas.

Isyarat untuk bertindak atau cues to action merupakan suatu hal yang dapat

menggerakkan seseorang untuk merubah perilaku mereka. Cues to action merupakan konsep

yang menjelaskan tentang faktor yang dapat menstimulasi individu untuk mau berperilaku

sehat yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi

seseorang. Isyarat untuk bertindak ini dapat berasal dari informasi media masa, nasihat orang

terdekat, pengalaman pribadi maupun keluarga, artikel, dan lainnya.(9)

Utilisasi pelayanan kesehatan merupakan pemakaian fasilitas pelayanan yang telah

difasilitasi mulai dari rawat jalan, rawat inap, home care yang dilakukan oleh tenaga medis

maupun bentuk pemanfaatan pelayanan lainnya yang ditentukan dari tersedianya pelayanan

yang berkelanjutan dan akses terjangkau serta kualitas bermutu. Pelayanan kesehatan (Health

Service) ialah usaha yang dilakukan secara individu atau berkelompok dalam organisasi yang

betujuan sebagai upaya peningkatan derajatkesehatan dengan upaya preventif hingga

rehabilitatif kesehatan secara individu, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat.(10)(11)

Pada hal ini pemanfaatan pelayanan antenatal care dapat dilihat dari frekuensi ibu hamil

dalam melakukan pemeriksaan sesuai dengan jumlah minimal yaitu enam kali, serta ibu hamil

yang melakukan pemeriksaan kembali setelah lama vacuum pada masa pandemi COVID-19
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan

dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di

Puskesmas Campurejo Kota Kediri.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross

sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Campurejo pada bulan

Februari – Juli 2022. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer terdiri

dari data umum serta jawaban dari 75 responden tentang utilisasi pelayanan antenatal care.

Data sekunder terdiri dari Profil Kesehatan Jawa Timur 2020, Profil Kesehatan Kota Kediri

2019-2020, data GEMAKIBA Puskesmas Campurejo bulan Mei 2022. Teknik pengambilan

sampel pada penelitain ini menggunakan accidental sampling yang berasal dari lima

kelurahan yaitu, kelurahan Campurejo, kelurahan Tamanan, kelurahan Banjarmlati, kelurahan

Bandar Kidul, dan kelurahan Lirboyo dengan total populasi 227 ibu hamil. Variabel bebas

pada penelitian ini yaitu pengetahuan, penilaian individu, nilai keyakinan, pemberi pelayanan

kesehatan, dukungan keluarga, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk

bertindak. Sedangkan variabel terikat yaitu utilisasi pelayanan antenatal care. Pengumpulan

data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung dengan responden. Data

dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Penelitian ini telah dinyatakan

lulus uji kaji etik dengan Nomor 268/EA/KEPK-FKM/2022 pada tanggal 27 Juni 2022

dikeluarkan oleh Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Diponegoro.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Karakteristik Responden

Tabel 1. 1 Analisis Univariat Karakteristik Responden


No. Karakteristik Responden f %
Usia
1. <25 tahun 15 20
2. 25-35 tahun 41 54.7
3. >25 tahun 19 25.3
Tingkat Pendidikan
1. SD 2 2.7
2. SMP 7 9.3
3. SMA 53 70.7
4. Perguruan Tinggi (D1/D3/S1) 13 17.3
Pekerjaan
1. Tidak Bekerja 52 69.3
2. Bekerja 23 30.7
Sebaran Responden
1. Kelurahan Campurejo 15 20
2. Kelurahan Tamanan 25 33.3
3. Kelurahan Bandarkidul 7 9.3
4. Kelurahan Lirboyo 12 16
5. Kelurahan Banjarmlati 16 21.3

Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui bahwa responden dalam

penelitian ini sebagian besar terdiri dari rentang usia 25-35 tahun sebesar 54.7% dan

memiliki pendidikan terakhir di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 70.7% serta

sebagian besar responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebesar

69.3%. Adapun beberapa ibu yang bekerja mayoritas sebagai pegawai swasta. Sebaran

responden berasal dari lima kelurahan yang terdiri dari wilayah kerja Puskesmas

Campurejo dengan responden mayoritas dari Kelurahan Tamanan sebanyak 33.3%.

Tabel 1.2 Analisis Univariat Variabel Penelitian

Variabel f %
Pengetahuan
Kurang baik 35 46.7
Baik 40 53.3
Penilaian Individu
Kurang baik 33 44
Baik 42 56
Nilai Keyakinan
Kurang baik 33 44
Baik 42 56
Pemberi Pelayanan Kesehatan
Kurang baik 27 36
Baik 48 64
Dukungan Keluarga
Kurang baik 36 48
Baik 39 52
Persepsi Manfaat
Kurang baik 31 41.3
Baik 44 58.7
Persepsi Hambatan
Kurang baik 35 46.7
Baik 40 53.3
Isyarat untuk Bertindak
Kurang baik 36 48
Baik 39 52
Utilisasi Pelayanan Antenatal Care
Kurang Baik 43 57.3
Baik 32 42.7
Berdasarkan hasil univariat penelitian, diketahui sebagian besar responden

memiliki pengatahuan yang baik (53.3%), memiliki penilaian individu yang baik

(56%), memiliki nilai keyakinan yang baik (56%), merasa pemberi pelayanan

kesehatan sudah baik (64%), memiliki dukungan keluarga yang baik (52%), memiliki

persepsi manfaat yang baik (58.7%), memiliki sedikit persepsi hambatan (53.3%),

memiliki isyarat untuk bertindak yang baik (52%), serta mayoritas responden kurang

memanfaatkan pelayanan antenatal care (57.3%). Pada kategori utilisasi pelayanan

antenatal care dikatakan kurang baik karena responden belum mencapai jumlah

minimal pemeriksaan antenatal yaitu enam kali seperti, melakukan pemeriksaan hanya

satu kali selama masa kehamilan yang digunakan sebagai syarat dan melakukan

pemeriksaan saat sakit dan dirasa membutuhkan saja. Kategori utilisasi pelayanan
antenatal care dikatakan baik atas dasar ibu yang melakukan pemeriksaan kembali

setelah penundaan selama masa pandemi COVID-19 dan rutin sebanyak enam kali.

Tabel 1.2 Hubungan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care

Utilisasi pelayanan antenatal


Total Koef.
care
Variabel Sig. korela
Baik Kurang Baik
N % si
F % f %
Pengetahuan
Kurang baik 3 8.6 32 91.4 35 100
0.000 0.645
Baik 29 72.5 11 27.5 40 100
Penilaian
Individu
Kurang baik 6 18.2 27 81.8 33 100
0.000 0.439
Baik 26 61.9 16 38.1 42 100
Nilai Keyakinan
Kurang baik 6 18.2 27 81.8 33 100
0.000 0.439
Baik 26 61.9 16 38.1 42 100
Pemberi
Pelayanan
Kesehatan
Kurang baik 5 18.5 22 81.5 27 100
0.002 0.366
Baik 27 56.2 21 43.8 48 100
Dukungan
Keluarga
Kurang baik 6 16.7 30 83.3 36 100
0.000 0.505
Baik 26 66.7 13 33.3 39 100
Persepsi
Manfaat
Kurang baik 2 6.5 29 93.5 31 100
0.000 0.615
Baik 30 68.2 14 31.8 44 100
Persepsi
Hambatan
Kurang baik 9 25.7 26 74.3 35 100
0.005 0.321
Baik 23 57.5 17 42.5 40 100
Isyarat untuk
bertindak
Kurang baik 1 2.8 35 97.2 36 100
0.000 0.775
Baik 31 79.5 8 20.5 39 100
Hasil analisis bivariat pada penelitian ini terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi

COVID-19. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang


kurang melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar

memiliki pengetahuan kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki

pengetahuan baik. Berdasarkan hasil jawaban responden, diketahui bahwa

pengetahuan ibu tentang antenatal care kurang baik karena ibu tidak mengetahui

jumlah kunjungan minimal pemeriksaan selama kehamilan serta sasaran pemeriksaan

antenatal yang tidak hanya diperuntukkan ibu hamil resiko tinggi saja. Hal ini dapat

menjadi faktor predisposisi secara tidak langsung kedalam tindakan ibu untuk

melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas.

Berdasarkan sebaran jawaban responden yang sebagian besar memiliki latar

belakang pendidikan SMA dapat memengaruhi kemampuan ibu dalam menangkap

informasi dan materi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan tentang antenatal care.

Menurut Muhaimin (2008), individu dengan pendidikan formal yang rendah

cenderung memiliki pengetahuan yang lebih rendah dikarenakan lebih sulit dalam

memahami arti dan pentingnya kesehatan serta gangguan kesehatan.(16) Penelitian ini

sejalan dengan Mulyanto (2015) bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil

dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Ibu hamil ibu hamil dengan tingkat

pengetahuan yang tinggi akan memengaruhi keputusan dalam melakukan kunjungan

ANC secara rutin.(17)

Untuk meningkatkan pengetahuan ibu salah satu langkah yang dapat dilakukan

oleh Puskesmas yaitu dengan cara diseminasi informasi kepada ibu hamil dengan

melibatkan peran kader terkait penyampaian informasi mengenai manfaat, sasaran,

hingga jumlah minimal pemeriksaan antenatal care. Berdasarkan penelitian Saleha

(2018) diseminasi informasi akan berhasil dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

apabila komunikator dapat mengidentifikasi sasaran atau melakukan pendekatan

dengan sasaran.
Hasil yang sama pada analisis bivariat terdapat hubungan antara penilaian

individu dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi

COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang

melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar

memiliki penilaian individu kurang baik dibandingkan dengan responden yang

memiliki penilaian individu baik. Berdasarkan hasil jawaban dari responden diketahui

bahwa penilaian ibu terhadap pemanfaatan antenatal care kurang baik karena

sebagian besar responden memiliki penilaian bahwa tidak melakukan pemanfaatan

pelayanan antenatal care dengan maksimal pada masa pandemi COVID-19

dikarenakan responden akan melakukan pemeriksaan hanya jika dirasa butuh dan

mengalami gangguan sakit saja. Hal ini dapat menjadi faktor kebutuhan dalam

tindakan ibu untuk melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care di Puskesmas.

Menurut Rumengan (2015), persepsi yang baik pula juga berpengaruh dalam

mendorong seseorang melakukan pemanfaatan layanan kesehatan di Puskesmas.(18)

Upaya yang dapat dilakukan sama dengan variabel pengetahuan dimana perlu

dilakukan diseminasi informasi untuk meningkatkan pemahaman terhadap ibu hamil

pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal care untuk mencegah terjadinya

komplikasi pada kehamilan.

Ada hubungan antara nilai keyakinan dengan utilisasi pelayanan antenatal

care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kelompok responden yang kurang melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care

dengan baik sebagian besar memiliki nilai keyakinan kurang baik dibandingkan

dengan responden yang memiliki nilai keyakinan baik. Berdasarkan sebaran jawaban

responden diketahui bahwa nilai keyakinan ibu kurang baik karena sebagian besar ibu

hamil hanya melakukan pemeriksaan satu kali saja sebagai syarat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden masih ada beberapa ibu yang melakukan praktik pijat di

dukun bayi. Dan masih ada beberapa keluarga yang memiliki kepercayaan turun

temurun untuk melakukan pengobatan tradisional jika mengalami gangguan

kehamilan. Oleh karena itu penyebab kepercayaan responden kurang baik dalam

penelitian ini dikarenakan responden yang masih memiliki kepercayaan di dalam

lingkungan sekitar menyebabkan pemanfaatan antenatal care hanya dilakukan sekali

saat mendekati waktu persalinan.(19)(20)

Menurut tasliah (2017), ada hubungan antara kepercayaan dengan frekuensi

kunjungan antenatal care ibu hamil dikarenakan sebagian besar ibu hamil dengan

tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pelayanan antenatal care lebih memahami

pentingnya pemanfaatan pelayanan kesehatan. Notoatmodjo (2010) Tingkat

kepercayaanpun juga dipengaruhi oleh dukungan lingkungan sekitar dalam meyakini

suatu hal yang dapat memengaruhi seseorang melakukan tindakan.

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas dalam meningkatkan nilai keyakinan

responden yaitu dengan melakukan pendampingan kepada ibu hamil dan anggota

keluarganya dengan melibatkan peran kader dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan

akan pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal care di masa pandemi COVID-19.

Upaya pendampingan telah dilakukan pada penelitian Kholifah (2017), melakukan

pendampingan dengan melibatkan kader, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam

melaksanakan program kesehatan sangat diperlukan sehingga pencapaian target

kesehatan dapat maksimal. Dikarenakan intensitas kedekatan antara kader dengan ibu

hamil lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain.

Berdasarkan analisis terdapat hubungan antara pemberi pelayanan kesehatan

dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang melakukan


pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar merasa pemberi

pelayanan kesehatan kurang baik dibandingkan dengan responden yang merasa

pemberi pelayanan kesehatan baik. Berdasarkan sebaran jawaban responden sebagian

besar jawaban mengenai pemberi pelayanan kesehatan baik dibandingkan pemberi

pelayanan kesehatan kurang baik, namun pemberi pelayanan kesehatan yang baik

tidak menjamin responden untuk melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal care

secara rutin dan maksimal.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan keluhan ibu karena

tidak ada fasilitas USG di Puskesmas Campurejo yang menyebabkan ibu melakukan

pemeriksaan di Puskesmas lain. Serta keluhan lainnya yaitu antrian yang lama

membuat waktu ibu tersita lebih banyak untuk melakukan pemeriksaan antenatal care

di Puskesmas. Hal ini dapat menjadi hambatan dari segi faktor provider kesehatan

dalam memengaruhi tindakan ibu untuk melakukan pemanfaatan pelayanan antenatal

care di Puskesmas. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Titaley (2010) yang

menjelaskan bahwa alasan ibu hamil tidak melakukan pemanfaatan yaitu karena

terbatasnya ketersediaan fasilitas yang ada.(21)

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu melakukan inovasi pada

peralatan medis dengan memberikan kelengkapan alat USG yang berguna untuk

menunjang penilaian klinis yang tepat dan akurat terhadap suatu kehamilan. Upaya ini

telah dilakukan pada penelitian Cindy (2013), dalam melakukan inovasi pelayanan

kesehatan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di Puskesmas dan telah

terbukti memberikan kontribusi positif untuk Puskesmas itu sendiri maupun untuk

pengguna jasanya.
Hasil analisis yang sama juga terdapat hubungan antara dukungan keluarga

dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang melakukan

pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki dukungan

keluarga kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki dukungan

keluarga baik. Berdasarkan hasil jawaban responden sebagian besar responden kurang

mendapatkan dukungan dan motivasi dari anggota keluarga untuk melakukan

pemeriksaan antenatal care di Puskesmas pada masa Pandemi COVID-19 serta

anggota keluarga hanya mendukung pemeriksaan antenatal care hanya perlu

dilakukan saat mengalami gangguan kehamilan saja. Hal ini dapat menjadi faktor

enabling yang dapat memengaruhi tindakan ibu untuk melakukan pemanfaatan

pelayanan antenatal care di Puskesmas.

Berdasarkan wawancara dengan responden hal ini terjadi dikarenakan

beberapa keluarga kurang mendukung ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan

antenatal care di puskesmas pada masa pandemi COVID-19 jika dirasa tidak ada

keluhan serta sebagian besar anggota keluarga sibuk dengan pekerjaannya. Eliwarti

(2020) menyebutkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga

dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil, hal ini dikarenakan dukungan

keluarga yang didapatkan hanya berupa dukungan instrumental seperti mengantar ke

pelayanan kesehatan bukan dukungan secara emosional.(20)(7)

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu sama dengan variabel nilai

keyakianan yaitu melakukan pendampingan kepada ibu hamil dan anggota

keluarganya dengan melibatkan peran kader dan tokoh masyarakat dalam

menyampaikan pentingnya pemeriksaan antenatal care dengan dilampiri brosur atau


booklet yang berisi tentang manfaat, tujuan, serta jadwal pemeriksaan antenatal care

di Puskesmas Campurejo.

Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan antara persepsi manfaat dengan

utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang melakukan

pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki persepsi

manfaat kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi manfaat

baik. Berdasarkan hasil sebaran jawaban responden yang masih ragu dan tidak

memahami manfaat pemeriksaan antenatal care yaitu deteksi dini gangguan

kehamilan.

Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar ibu juga kurang memahami

tentang apa itu pemeriksaan antenatal care, sehingga kurang mengetahui informasi

terkait apa saja manfaat melakukan pemeriksaan antenatal care di puskesmas, bahkan

juga ada yang memiliki pemahaman bahwa pemeriksaan antenatal care hanya

diperuntukkan ibu hamil risiko tinggi saja.

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu pengadaan sarana dan media

KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) terkait pemeriksaan antenatal care berupa

spanduk atau poster yang dipasang di ruang tunggu KIA Puskesmas Campurejo.

Upaya ini terbukti telah dilakukan pada penelitian Syntia (2021) memberikan

pengaruh signifikan sesbelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media poster

terhadap sikap ibu di Puskesmas Kota Bengkulu.

Berdasarkan hasil analisis terdapat hubungan antara persepsi hambatan dengan

utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang melakukan


pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki banyak

persepsi hambatan atau kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki

sedikit persepsi hambatan atau baik. Berdasarkan hasil sebaran jawaban responden

sebagian besar merasa takut tertular virus dan lebih memilih melakukan pemeriksaan

di fasilitas kesehatan lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden masih ada beberapa

responden yang merasa bahwa akses menuju puskesmas terhambat dikarenakan ada

ibu hamil yang berdomisili luar wilayah kerja puskesmas Campurejo yang

mengakibatkan terkena penyekatan. Selain itu ada responden yang takut melakukan

pemeriksaan antenatal care di puskesmas dikarenakan ibu hamil yang riskan terhadap

virus takut tertular. Hal tersebut didasari karena ditemukan masih ada beberapa ibu

hamil yang belum melakukan vaksinasi COVID-19.

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu kerja sama antara bidan wilayah

dan kader untuk melakukan pemantauan perkembangan kehamilan ibu hamil yang

berada di luar wilayah Puskesmas Campurejo melalui whatsapp. Upaya ini telah

diteliti oada penelitian Faisal (2021), dengan edukasi berbasis whatsapp dapat

memberikan pengaruh yang signifikan serta efektif untuk dilakukan. Serta Puskesmas

lebih mengoptimalkan program vaksinasi kepada ibu hamil dimana ibu hamil

merupakan salah satu kelompok rentan terkena virus dan harus lebih diperhatikan

proteksinya, serta vaksinasi merupakan syarat dalam melakukan pemeriksaan di

fasilitas kesehatan.

Hasil yang sama terdapat hubungan antara isyarat untuk bertindak dengan

utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa kelompok responden yang kurang melakukan


pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki isyarat

untuk bertindak kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki isyarat

untuk betindak baik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden didapatkan bahwa

masih terdapat responden yang tidak mengetahui jadwal kunjungan pemeriksaan

antenatal care yang telah didtetapkan oleh puskesmas, selain itu ada responden yang

bekerja sehingga sulit menyesuaikan jadwal pemeriksaan. Selain itu ada beberapa ibu

hamil yang melakukan pemeriksaan tidak tepat waktu dikarenakan terlambat

mengetahui bahwa ternyata mengalami kehamilan.

Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu melakukan kerja sama antara

kader dan bidan desa dalam melakukan pemantauan secara berkala terkait

perkembangan kehamilan ibu, serta melakuan reminder jadwal pemeriksaan antenatal

care melalui whatsapp grup. Upaya ini sudah diimplementasikan dan diteliti oleh

Faisal (2021), menyebutkan bahwa interactive nursing reminder berbasis whatsapp

memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan pasien dalam minum obat dan dapat

diimplementasikan di Puskesmas karena efektif dan terbukti dapat meningkatkan

kepatuhan pasien dalam mengonsumsi obat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan ada delapan variabel yang

berhubungan dengan dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi

COVID-19 di Puskesmas Campurejo Kota Kediri yaitu pengetahuan, penilaian individu, nilai

keyakinan, pemberi pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, persepsi manfaat, persepsi

hambatan, dan isyarat untuk bertindak. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

cakupan pemanfaatan pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19

yaitu kerja sama antara Puskesmas dengan kader untuk melakukan desiminasi informasi
terkait manfaat, tujuan, dan sasaran pemeriksaan antenatal care pada masa pandemi COVID-

19, bekerja sama dengan kader dan tokoh masyarakat untuk memberikan pendampingan

dalam rangka meyakinkan ibu hamil dan anggota keluarga terkait pentingnya pemeriksaan

antenatal care pada masa pandemi COVID-19 untuk mencegah gangguan kehamilan,

melakukan inovasi peralatan medis dengan perlengkapam USG yang berguna menunjang

penilaian klinis, pengadaan sarana media KIE yang berisi pemeriksaan antenatal care dalam

bentuk spanduk atau poster yang dipasang di sekitar ruang tunggu KIA Puskesmas, serta

melibatkan peran bidan desa dengan kader untuk melakukan pemantauan perkembangan

kehamilan ibu hamil serta memberikan informasi dan motivasi melalui whatsapp grup secara

berkala.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih terutama ditujukan kepada Puskesmas Campurejo dan

masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Campurejo atas bantuan dan kerja samanya dalam

menyusun hingga menyelesaikan penelitian ini. Serta seluruh pihak termasuk keluarga, dosen

pembimbing, dosen penguji, serta teman – teman yang terlibat dalam penyusunan artikel

skripsi ini.

DAFTAR PUSTAKA

1. Yulifah R, Yuswanto TJA. Asuhan Kebidanan Komunitas [Internet]. 2014. Available

from: https://r2kn.litbang.kemkes.go.id/handle/123456789/73093

2. Syahda S. Faktor-Faktor Yang Kunjungan Antenatal Care ( Anc ) Di Desa Muara

Mahat. J Kebidanan STIKes Tanku Tambusai Riau. 2014;

3. Ninla Elmawati Falabiba, Anggaran W, Mayssara A. Abo Hassanin Supervised A,

Wiyono B., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang YJ, et al. Permenkes no 21 tahun 2021.

Pap Knowl Towar a Media Hist Doc. 2014;5(2):40–51.


4. Yuliana D, Sutisna I. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Ceramah Terhadap Tingkat

Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Di Smp Negeri 2 Tanjungsari

Sumedang. J Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nurs Journal).

2017;3(1):45–51.

5. Purwadi H, Hadi H, Hasan MN. Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Posyandu

Lansia di Imogiri Kabupaten Bantul. J Ners dan Kebidanan Indones. 2016;1(3):76.

6. Azwar A. Manajemen Kualitas Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan;

1994.

7. Misgiyanto & Susilawati D. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Tingkat

Kecemasan Penderita Kanker Serviks Paliatif. 2014.

8. Jones CL, Jensen JD, Scherr CL, Brown NR, Christy K WJ. The Health Belief Model

as an Explanatory Framework in Communication Research: Exploring Parallel, Serial,

and Moderated Mediation. Heal Commun. 2015;30(6):566–76.

9. Priyoto. Teori Sikap Dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: PT Nuha Medika; 2014.

83–85 p.

10. Azwar A. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Penerbit

IDI; 2010.

11. Azrul A. Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok. Jakarta: CV. Akadoma; 1980.

12. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2020.

2020.

13. Dinas Kesehatan Kota Kediri. Profil Kesehatan Kota Kediri 2020. Kediri; 2020.

14. Aritonang J, Nugraeny L, Sumiatik, & Siregar RN. Peningkatan Pemahaman

Kesehatan pada Ibu hamil dalam Upaya Pencegahan COVID-19. SOMA. 2020;261–

269.

15. Kementrian Kesehatan RI. PEDOMAN PELAYANAN ANTENATAL,


PERSALINAN, NIFAS, DAN BAYI BARU LAHIR Di Era Adaptasi Kebiasaan Baru.

2020.

16. Basith ZA, Prameswari GN. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Higeia J

Public Heal Res Dev [Internet]. 2020;4(1):52–63. Available from:

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia%0APemanfaatan

17. Cahyani ISD. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higeia J Public

Heal Res Dev. 2020;1(3):84–94.

18. Rumengan D., Umboh JM., Kandou GD. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Pada Peserta BPJS Kesehatan Di Puskesmas Paniki

Bawah Kecamatan Mapanget Kota Manado. 2015;

19. Febriyeni, Damayanti TP. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 ibu

hamil di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar Tahun 2019. J

Menara Ilmu [Internet]. 2020;14(1):40–50. Available from:

http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1864

20. Eliwarti. FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN

ANTENATAL CARE PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA

PADANG. J Nurs Sci. 2020;9:57–68.

21. Titaley CR, Dibley MJ, Roberts CL. Dapus 11. 2010;
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI Manuscript Submission Template

Anda mungkin juga menyukai