A1 Artikel
A1 Artikel
A1 Artikel
Tanggal submisi: xxxxxxx; Tanggal penerimaan: xxxxxxx (diisi oleh pengelola jurnal)
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 membatasi akses di seluruh sektor termasuk pelayanan antenatal care
menyebabkan pelaksanaannya menjadi terhambat. Pemerintah menghimbau agar pelayanan
kesehatan tetap terlaksana dengan semestinya terutama pelayanan antenatal care yang
penting untuk dilakukan pada ibu hamil. Namun setelah dilakukan penyesuaian, frekuensi
kunjungan ibu hamil masih rendah. Ibu hamil yang enggan melakukan pemeriksaan di
fasilitas kesehatan karena takut tertular COVID-19 serta kurang mendapatkan dukungan dari
keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan utilisasi
pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas Campurejo
Kota Kediri. Utilisasi pelayanan antenatal care berdasarkan terpenuhinya jumlah kunjungan
minimal pemeriksaan antenatal serta melakukan pemanfaatan kembali setelah vacuum pada
masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari – Juli 2022 dengan
metode kuantitatif serta menggunakan pendekatan cross sectional. Besar sampel 75 ibu hamil,
metode pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Pengumpulan data dengan
kuesioner dan wawancara, serta dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan (p-value=0.000), penilaian
individu (p-value=0.000), nilai keyakinan (p-value=0.000), pemberi pelayanan kesehatan (p-
value=0.002), dukungan keluarga (p-value=0.000), persepsi manfaat (p-value=0.000),
persepsi hambatan (p-value=0.005), dan isyarat untuk bertindak (p-value=0.000) dengan
utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di Puskesmas
Campurejo Kota Kediri. Perlu dilakukannya kerja sama antara pihak puskesmas dan kader ibu
hamil untuk melakukan desiminasi informasi terkait pemeriksaan antenatal care,
pendampingan kepada ibu hamil dan anggota keluarganya, perlengkapan USG, pengadaan
sarana media KIE terkait pemeriksaan antenatal care, serta kerja sama dengan bidan wilayah
dan kader dalam monitoring perkembangan kehamilan ibu melalui whatsapp.
ABSTRACT
The COVID-19 pandemic has limited access in all sectors, including antenatal care services,
causing implementation to be hampered. The government urges that health services continue
to be carried out properly, especially antenatal care services which are important for pregnant
women. However, after adjustment, the frequency of visits by pregnant women is still low.
Pregnant women who are reluctant to check at health facilities for fear of contracting COVID-
19 and lack of support from their families. This study aims to determine the factors related to
the utilization of antenatal care services for pregnant women during the COVID-19 pandemic
at the Campurejo Health Center, Kediri City. The utilization of antenatal care services is
based on the fulfillment of the minimum number of antenatal check-ups and re-utilization
after the vacuum during the COVID-19 pandemic. This research was conducted in February –
July 2022 with quantitative methods and using a cross sectional approach. The sample size is
75 pregnant women, the sampling method is accidental sampling technique. Collecting data
by questionnaires and interviews, and analyzed by univariate and bivariate with chi-square
test. The results showed that there was a relationship between knowledge (p-value = 0.000),
individual assessment (p-value = 0.000), confidence value (p-value = 0.000), health care
providers (p-value = 0.002), family support (p-value = 0.002), and family support (p-value =
0.002). (p-value=0.000), perceived benefits (p-value=0.000), perceived barriers (p-
value=0.005), and cues to act (p-value=0.000) with the utilization of antenatal care services
for pregnant women during the COVID-19 pandemic at the Campurejo Health Center, Kediri
City. It is necessary to cooperate between the puskesmas and cadres of pregnant women to
disseminate information related to antenatal care examinations, assistance to pregnant women
and their family members, ultrasound equipment, procurement of IEC media facilities related
to antenatal care examinations, as well as cooperation with regional midwives and cadres in
monitoring Maternal pregnancy development via whatsapp.
PENDAHULUAN
Pada pertengahan bulan Maret tahun 2020, WHO melaporkan bahwa COVID-19
dinyatakan sebagai pandemi. Dilihat dari penambahan jumlah kasus yang terjadi khususnya di
Indonesia terus menerus mengalami peningkatan, sampai bulan Juni 2020 sebanyak 31.186
kasus terkonfirmasi dan 1851 kasus meninggal. Dan di wilayah Kota Kediri pada tahun 2020
Salah satu kelompok masyarakat yang rentan terkena COVID-19 yaitu ibu hamil,
mempengaruhi kekebalan tubuh yang mengakibatkan ibu rentan terpapar virus.(13) Dengan
adanya upaya safe motherhood pemerintah memebrikan pelayanan ibu hamil yaitu salah
satunya antenatal care. Dengan maraknya pembatasan dari segala sektor ditengah pandemi
COVID-19 ini mengakibatkan seluruh bentuk layanan kesehatan termasuk layanan antenatal
morbiditas dan mortalitas ibu dengan menyediakan informasi terkait tanda bahaya dan
perawatan untuk komplikassi kehamilan, dimana pemeriksaan antenatal care juga berperan
Berdasarkan laporan dari Profil Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2019, Angka
Kematian Ibu Provinsi Jawa Timur sebanyak 89,81 per 100.000 kelahiran hidup, dan
mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 98,39 per 100.000
kelahiran hidup. Ditengah pandemi COVID-19 yang semakin hari meningkat, menyebabkan
kematian ibu dengan kasus lain-lain (terkonfirmasi COVID-19) sebanyak 56 orang yang
Hasil data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan diketahui capaian kunjungan K1
pada tahun 2020 di wilayah kota Kediri sebesar 96,5% dan cakupan K4 sebesar 90,5%
dimana angka tersebut mengalami penurunan dari tahun 2019 cakupan K1 sebesar 99,6% dan
cakupan K4 94,6%. Tren yang mengalami penurunan setelah adanya pandemi COVID-19
yang menghambat sistem penyesuaian layanan kesehatan di semua fasilitas kesehatan di Kota
Kediri.
Antenatal care adalah salah satu pelayanan kesehatan yang melakukan kegiatan
pemeriksaan kehamilan yang bertujuan untuk mengetahui keadaan ibu dan janin yang
dilakukan secara rutin dan berkala guna mendeteksi gangguan ataupun masalah kehamilan.(1)
Tujuan dari asuhan antenatal care yaitu untuk memantau perkembangan kesehatan ibu
maupun bayi, mendeteksi dini gangguan kehamilan ataupun komplikasi, meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu, serta membantu mempersiapkan
persalinan cukup bulan.(2) Berdasarkan Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual menyebutkan
dilakukan sebanyak 6 kali dengan 2 kali kunjungan saat trimester I, 1 kali kunjungan saat
trimester II, dan 3 kali kunjungan saat trimester III. Dan minimal dilakukan 2 kali
pemeriksaan oleh dokter saat kunjungan pertama saat trimester I dan saat kunjungan kelima di
trimester III.(3)
data capaian kunjungan K1 dan K4 terendah ada di Puskesmas Campurejo dimana cakupan
Puskesmas Campurejo pada tahun 2019 sebesar 100,3%, tahun 2020 sebesar 94,1%, dan di
tahun 2021 turun menjadi 88,5%. Sedangkan cakupan kunjungan K4 pada tahun 2019 sebesar
94,98%, tahun 2020 sebesar 88,96%, dan tahun 2021 turun menjadi 83,02%. Dimana cakupan
sudah mencapai target yaitu 80%, namun tren yang terus menurun tiap tahunnya pasti didasari
kendala yang dihadapi dalam pemeriksaan antenatal care pada masa pandemi COVID-19 di
mengakibatkan keterbatasan mobilisasi, serta adanya Surat Keputusan Walikota Kediri No.
Kediri yang mengakibatkan tidak adanya kegiatan posyandu. Selain itu hasil wawancara
dengan dua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Campurejo ditemukan keduanya memiliki
kecemasan ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan antenatal care di fasilitas kesehatan
karena takut terpapar virus serta tidak adanya dukungan dari pihak keluarga termasuk suami.
Pemeriksaan antenatal care pada ibu hamil merupakan hal yang sangat dibutuhkan
ditengah pandemi COVID-19 dimana dalam upaya pencegahan adanya kasus kematian ibu
dan adanya komplikasi ibu hamil. Puskesmas telah melakukan berbagai penyesuaian dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang memadai agar pemeriksaan berjalan dengan baik dan
aman seperti, cek suhu badan dan riwayat penyakit, lalu pasien yang bergejala akan dilakukan
rapid-test dan dipisahkan dari pasien lain. Seharusnya, dengan adanya fasilitas pelayanan
yang telah diberikan oleh puskesmas, masyarakat terutama ibu hamil memiliki kesadaran
akan pemanfaatan pelayanan antenatal care tersebut. Namun dengan adanya cakupan
kunjungan antenatal yang tetap menurun diketahui bahwa pemanfaatan pelayanan antenatal di
Beberapa variabel yang berhubungan dengan utilisasi pelayanan antenatal care pada
masa pandemi COVID-19 berdasarkan modifikasi dua teori utilisasi pelayanan kesehatan
yang dikemukakan oleh Andersen (1975) dan Dever (1984) serta teori Health Belief Model
oleh Becker (1974) yaitu, pengetahuan, penilaian individu, nilai keyakinan, pemberi
pelayanan kesehatan, dukungan keluarga, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat
untuk bertindak.
Pengetahuan menurupakan sesuatau usaha yang diperoleh dari rasa ingin tahu
seseorang terhadap sesuatu hingga membentuk sebuah informasi. Apabila pengetahuan yang
terbentuk adalah pengetahuan positif maka akan menumbuhkan sikap yang semakin positif
terhadap seseorang melakukan tindakan. Oleh karena itu, pengetahuan yang baik akan
membetuk sikap dan tindakan yang baik pula bagi seseorang dalam menentukan pelayanan
kesehatan(4)
Penilaian kondisi kesehatan yang dirasakan oleh seseorang, seberapa besar rasa takut
terhadap penyakit dan luar biasa tentang sakit yang dirasakan sehingga individu dapat
mencari pengobatan. Dengan adanya pola berfikir seperti itu akan mempengaruhi seseorang
untuk melakukan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang telah disediakan atau tidak.(5)
Nilai keyakinan atau health belief merupakan pengetahuan seseorang, sikap, dan
proses pemulihan penyakit. Menurut Allport dalam Notoatmodjo (2020) komponen pokok
sikap yaitu terdiri dari kepercayaan atau keyakinan terhadap objek tersebut, kehidupan
yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat secara perorangan
merasa membutuhkan pelayanan kesehatan tersebut meliputi pelayanan tenaga medis, tenaga
kesehatan, karyawan, informasi pelayananan, dan ketersediaan fasilitas kesehatan yang sesuai
Dukugan keluarga salah satu bentuk hubungan erat antara dalam penentuan sikap,
tindakan, dan penerimaan terhadap anggota keluarganya berupa dukungan secara lahir dan
batin. Orang yang berada dalam lingkungan sosial yang suportif umumnya memiliki kondisi
yang lebih baik dikarenakan adanya dukungan keluarga akan berdampak pada peningkatan
rasa percaya diri pada penderita dalam mengahadapi proses pengobatan penyakitnya.(7)
Persepsi manfaat dapat didefinisikan sejauh mana pemikiran seseorang bahwa perilaku
seseorang terhadap sesuatu yang baik akan memberikan manfaat seperti mengurangi resiko
timbulnya penyakit. Jika seseorang percaya bahwa dirinya pasti akan mengalami ancaman
dari sebuah gangguan kesehatan maka akan membuat dirinya tergugah melakukan perilaku
hidup sehat untuk mengurangi resiko terjadinya gangguan penyakit tersebut. Kesadaran
seseorang hingga melakukan tindakan juga bergantung pada seberapa banya manfaat yang
hambatan selama proses seorang individu dalam mengadopsi perilaku. Hal ini bisa didasari
karena terhambatnya akses menuju pelayanan kesehatan pada masa pandemi COVID-19,
hambatan terkait rasa takut pada diri sendiri untuk melakukan pemeriksaan antenatal care di
puskesmas.
Isyarat untuk bertindak atau cues to action merupakan suatu hal yang dapat
menggerakkan seseorang untuk merubah perilaku mereka. Cues to action merupakan konsep
yang menjelaskan tentang faktor yang dapat menstimulasi individu untuk mau berperilaku
sehat yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
seseorang. Isyarat untuk bertindak ini dapat berasal dari informasi media masa, nasihat orang
difasilitasi mulai dari rawat jalan, rawat inap, home care yang dilakukan oleh tenaga medis
maupun bentuk pemanfaatan pelayanan lainnya yang ditentukan dari tersedianya pelayanan
yang berkelanjutan dan akses terjangkau serta kualitas bermutu. Pelayanan kesehatan (Health
Service) ialah usaha yang dilakukan secara individu atau berkelompok dalam organisasi yang
Pada hal ini pemanfaatan pelayanan antenatal care dapat dilihat dari frekuensi ibu hamil
dalam melakukan pemeriksaan sesuai dengan jumlah minimal yaitu enam kali, serta ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan kembali setelah lama vacuum pada masa pandemi COVID-19
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan
dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19 di
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Campurejo pada bulan
Februari – Juli 2022. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer terdiri
dari data umum serta jawaban dari 75 responden tentang utilisasi pelayanan antenatal care.
Data sekunder terdiri dari Profil Kesehatan Jawa Timur 2020, Profil Kesehatan Kota Kediri
2019-2020, data GEMAKIBA Puskesmas Campurejo bulan Mei 2022. Teknik pengambilan
sampel pada penelitain ini menggunakan accidental sampling yang berasal dari lima
Bandar Kidul, dan kelurahan Lirboyo dengan total populasi 227 ibu hamil. Variabel bebas
pada penelitian ini yaitu pengetahuan, penilaian individu, nilai keyakinan, pemberi pelayanan
kesehatan, dukungan keluarga, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk
bertindak. Sedangkan variabel terikat yaitu utilisasi pelayanan antenatal care. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuesioner dan wawancara langsung dengan responden. Data
dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square. Penelitian ini telah dinyatakan
lulus uji kaji etik dengan Nomor 268/EA/KEPK-FKM/2022 pada tanggal 27 Juni 2022
Universitas Diponegoro.
1. Karakteristik Responden
penelitian ini sebagian besar terdiri dari rentang usia 25-35 tahun sebesar 54.7% dan
memiliki pendidikan terakhir di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar 70.7% serta
sebagian besar responden tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebesar
69.3%. Adapun beberapa ibu yang bekerja mayoritas sebagai pegawai swasta. Sebaran
responden berasal dari lima kelurahan yang terdiri dari wilayah kerja Puskesmas
Variabel f %
Pengetahuan
Kurang baik 35 46.7
Baik 40 53.3
Penilaian Individu
Kurang baik 33 44
Baik 42 56
Nilai Keyakinan
Kurang baik 33 44
Baik 42 56
Pemberi Pelayanan Kesehatan
Kurang baik 27 36
Baik 48 64
Dukungan Keluarga
Kurang baik 36 48
Baik 39 52
Persepsi Manfaat
Kurang baik 31 41.3
Baik 44 58.7
Persepsi Hambatan
Kurang baik 35 46.7
Baik 40 53.3
Isyarat untuk Bertindak
Kurang baik 36 48
Baik 39 52
Utilisasi Pelayanan Antenatal Care
Kurang Baik 43 57.3
Baik 32 42.7
Berdasarkan hasil univariat penelitian, diketahui sebagian besar responden
memiliki pengatahuan yang baik (53.3%), memiliki penilaian individu yang baik
(56%), memiliki nilai keyakinan yang baik (56%), merasa pemberi pelayanan
kesehatan sudah baik (64%), memiliki dukungan keluarga yang baik (52%), memiliki
persepsi manfaat yang baik (58.7%), memiliki sedikit persepsi hambatan (53.3%),
memiliki isyarat untuk bertindak yang baik (52%), serta mayoritas responden kurang
antenatal care dikatakan kurang baik karena responden belum mencapai jumlah
minimal pemeriksaan antenatal yaitu enam kali seperti, melakukan pemeriksaan hanya
satu kali selama masa kehamilan yang digunakan sebagai syarat dan melakukan
pemeriksaan saat sakit dan dirasa membutuhkan saja. Kategori utilisasi pelayanan
antenatal care dikatakan baik atas dasar ibu yang melakukan pemeriksaan kembali
setelah penundaan selama masa pandemi COVID-19 dan rutin sebanyak enam kali.
pengetahuan dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi
pengetahuan ibu tentang antenatal care kurang baik karena ibu tidak mengetahui
antenatal yang tidak hanya diperuntukkan ibu hamil resiko tinggi saja. Hal ini dapat
menjadi faktor predisposisi secara tidak langsung kedalam tindakan ibu untuk
informasi dan materi yang disampaikan oleh tenaga kesehatan tentang antenatal care.
cenderung memiliki pengetahuan yang lebih rendah dikarenakan lebih sulit dalam
memahami arti dan pentingnya kesehatan serta gangguan kesehatan.(16) Penelitian ini
sejalan dengan Mulyanto (2015) bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu hamil
dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Ibu hamil ibu hamil dengan tingkat
Untuk meningkatkan pengetahuan ibu salah satu langkah yang dapat dilakukan
oleh Puskesmas yaitu dengan cara diseminasi informasi kepada ibu hamil dengan
dengan sasaran.
Hasil yang sama pada analisis bivariat terdapat hubungan antara penilaian
individu dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi
memiliki penilaian individu baik. Berdasarkan hasil jawaban dari responden diketahui
bahwa penilaian ibu terhadap pemanfaatan antenatal care kurang baik karena
dikarenakan responden akan melakukan pemeriksaan hanya jika dirasa butuh dan
mengalami gangguan sakit saja. Hal ini dapat menjadi faktor kebutuhan dalam
Menurut Rumengan (2015), persepsi yang baik pula juga berpengaruh dalam
Upaya yang dapat dilakukan sama dengan variabel pengetahuan dimana perlu
care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dengan baik sebagian besar memiliki nilai keyakinan kurang baik dibandingkan
dengan responden yang memiliki nilai keyakinan baik. Berdasarkan sebaran jawaban
responden diketahui bahwa nilai keyakinan ibu kurang baik karena sebagian besar ibu
hamil hanya melakukan pemeriksaan satu kali saja sebagai syarat. Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden masih ada beberapa ibu yang melakukan praktik pijat di
dukun bayi. Dan masih ada beberapa keluarga yang memiliki kepercayaan turun
kehamilan. Oleh karena itu penyebab kepercayaan responden kurang baik dalam
kunjungan antenatal care ibu hamil dikarenakan sebagian besar ibu hamil dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pelayanan antenatal care lebih memahami
responden yaitu dengan melakukan pendampingan kepada ibu hamil dan anggota
keluarganya dengan melibatkan peran kader dan tokoh masyarakat untuk meyakinkan
pendampingan dengan melibatkan kader, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam
kesehatan dapat maksimal. Dikarenakan intensitas kedekatan antara kader dengan ibu
dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19.
pelayanan kesehatan kurang baik, namun pemberi pelayanan kesehatan yang baik
tidak ada fasilitas USG di Puskesmas Campurejo yang menyebabkan ibu melakukan
pemeriksaan di Puskesmas lain. Serta keluhan lainnya yaitu antrian yang lama
membuat waktu ibu tersita lebih banyak untuk melakukan pemeriksaan antenatal care
di Puskesmas. Hal ini dapat menjadi hambatan dari segi faktor provider kesehatan
care di Puskesmas. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Titaley (2010) yang
menjelaskan bahwa alasan ibu hamil tidak melakukan pemanfaatan yaitu karena
peralatan medis dengan memberikan kelengkapan alat USG yang berguna untuk
menunjang penilaian klinis yang tepat dan akurat terhadap suatu kehamilan. Upaya ini
telah dilakukan pada penelitian Cindy (2013), dalam melakukan inovasi pelayanan
terbukti memberikan kontribusi positif untuk Puskesmas itu sendiri maupun untuk
pengguna jasanya.
Hasil analisis yang sama juga terdapat hubungan antara dukungan keluarga
dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19.
pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki dukungan
keluarga baik. Berdasarkan hasil jawaban responden sebagian besar responden kurang
dilakukan saat mengalami gangguan kehamilan saja. Hal ini dapat menjadi faktor
antenatal care di puskesmas pada masa pandemi COVID-19 jika dirasa tidak ada
keluhan serta sebagian besar anggota keluarga sibuk dengan pekerjaannya. Eliwarti
dengan kunjungan antenatal care pada ibu hamil, hal ini dikarenakan dukungan
Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu sama dengan variabel nilai
di Puskesmas Campurejo.
utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil
pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan baik sebagian besar memiliki persepsi
manfaat kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki persepsi manfaat
baik. Berdasarkan hasil sebaran jawaban responden yang masih ragu dan tidak
kehamilan.
tentang apa itu pemeriksaan antenatal care, sehingga kurang mengetahui informasi
terkait apa saja manfaat melakukan pemeriksaan antenatal care di puskesmas, bahkan
juga ada yang memiliki pemahaman bahwa pemeriksaan antenatal care hanya
Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu pengadaan sarana dan media
KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) terkait pemeriksaan antenatal care berupa
spanduk atau poster yang dipasang di ruang tunggu KIA Puskesmas Campurejo.
Upaya ini terbukti telah dilakukan pada penelitian Syntia (2021) memberikan
pengaruh signifikan sesbelum dan sesudah diberikan edukasi dengan media poster
utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil
persepsi hambatan atau kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki
sedikit persepsi hambatan atau baik. Berdasarkan hasil sebaran jawaban responden
sebagian besar merasa takut tertular virus dan lebih memilih melakukan pemeriksaan
responden yang merasa bahwa akses menuju puskesmas terhambat dikarenakan ada
ibu hamil yang berdomisili luar wilayah kerja puskesmas Campurejo yang
mengakibatkan terkena penyekatan. Selain itu ada responden yang takut melakukan
pemeriksaan antenatal care di puskesmas dikarenakan ibu hamil yang riskan terhadap
virus takut tertular. Hal tersebut didasari karena ditemukan masih ada beberapa ibu
Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu kerja sama antara bidan wilayah
dan kader untuk melakukan pemantauan perkembangan kehamilan ibu hamil yang
berada di luar wilayah Puskesmas Campurejo melalui whatsapp. Upaya ini telah
diteliti oada penelitian Faisal (2021), dengan edukasi berbasis whatsapp dapat
memberikan pengaruh yang signifikan serta efektif untuk dilakukan. Serta Puskesmas
lebih mengoptimalkan program vaksinasi kepada ibu hamil dimana ibu hamil
merupakan salah satu kelompok rentan terkena virus dan harus lebih diperhatikan
fasilitas kesehatan.
Hasil yang sama terdapat hubungan antara isyarat untuk bertindak dengan
utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19. Hasil
untuk bertindak kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki isyarat
antenatal care yang telah didtetapkan oleh puskesmas, selain itu ada responden yang
bekerja sehingga sulit menyesuaikan jadwal pemeriksaan. Selain itu ada beberapa ibu
Upaya yang dapat dilakukan Puskesmas yaitu melakukan kerja sama antara
kader dan bidan desa dalam melakukan pemantauan secara berkala terkait
care melalui whatsapp grup. Upaya ini sudah diimplementasikan dan diteliti oleh
memiliki pengaruh signifikan terhadap kepatuhan pasien dalam minum obat dan dapat
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis penelitian dapat disimpulkan ada delapan variabel yang
berhubungan dengan dengan utilisasi pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi
COVID-19 di Puskesmas Campurejo Kota Kediri yaitu pengetahuan, penilaian individu, nilai
hambatan, dan isyarat untuk bertindak. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
cakupan pemanfaatan pelayanan antenatal care ibu hamil pada masa pandemi COVID-19
yaitu kerja sama antara Puskesmas dengan kader untuk melakukan desiminasi informasi
terkait manfaat, tujuan, dan sasaran pemeriksaan antenatal care pada masa pandemi COVID-
19, bekerja sama dengan kader dan tokoh masyarakat untuk memberikan pendampingan
dalam rangka meyakinkan ibu hamil dan anggota keluarga terkait pentingnya pemeriksaan
antenatal care pada masa pandemi COVID-19 untuk mencegah gangguan kehamilan,
melakukan inovasi peralatan medis dengan perlengkapam USG yang berguna menunjang
penilaian klinis, pengadaan sarana media KIE yang berisi pemeriksaan antenatal care dalam
bentuk spanduk atau poster yang dipasang di sekitar ruang tunggu KIA Puskesmas, serta
melibatkan peran bidan desa dengan kader untuk melakukan pemantauan perkembangan
kehamilan ibu hamil serta memberikan informasi dan motivasi melalui whatsapp grup secara
berkala.
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Campurejo atas bantuan dan kerja samanya dalam
menyusun hingga menyelesaikan penelitian ini. Serta seluruh pihak termasuk keluarga, dosen
pembimbing, dosen penguji, serta teman – teman yang terlibat dalam penyusunan artikel
skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
from: https://r2kn.litbang.kemkes.go.id/handle/123456789/73093
Wiyono B., Ninla Elmawati Falabiba, Zhang YJ, et al. Permenkes no 21 tahun 2021.
2017;3(1):45–51.
1994.
8. Jones CL, Jensen JD, Scherr CL, Brown NR, Christy K WJ. The Health Belief Model
9. Priyoto. Teori Sikap Dan Perilaku Kesehatan. Yogyakarta: PT Nuha Medika; 2014.
83–85 p.
10. Azwar A. Program Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Penerbit
IDI; 2010.
11. Azrul A. Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok. Jakarta: CV. Akadoma; 1980.
12. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur 2020.
2020.
13. Dinas Kesehatan Kota Kediri. Profil Kesehatan Kota Kediri 2020. Kediri; 2020.
Kesehatan pada Ibu hamil dalam Upaya Pencegahan COVID-19. SOMA. 2020;261–
269.
2020.
16. Basith ZA, Prameswari GN. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas. Higeia J
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia%0APemanfaatan
17. Cahyani ISD. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas. Higeia J Public
18. Rumengan D., Umboh JM., Kandou GD. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan
19. Febriyeni, Damayanti TP. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan K4 ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar Tahun 2019. J
http://jurnal.umsb.ac.id/index.php/menarailmu/article/view/1864
21. Titaley CR, Dibley MJ, Roberts CL. Dapus 11. 2010;
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI Manuscript Submission Template