Akutansi Musyarakah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam makalah ini kita akan membahas secara khusus akuntansi untuk transaksi
musyarakah pembahasan diawali dengan pembahasan detail tentang transaksi musyarakah.
Hubungan dalam makalah ini adalah sebagai dasar pengetahuan dalam menguasai praktik
akuntansi terkait pengakuan dan pengukuran berbagai transaksi yang terjadi dalam aktivitas
penyaluran dana Bank Syari’ah dengan menggunakan skema musyarakah. Teori dan praktik
terkait pengakuan dan pengukuran transaksi ini sangat penting dikuasai, mengingat transaksi ini
merupakan skema penyaluran dana ketiga terbesar Bank Syari’ah. 
BAB II
PEMBAHASAN

1.      Pengertian Musyarakah


Musyarakah berasal dari kata syirkah. Syirkah artinya pencampuran atau interaksi. Secara
terminologi syirkah adalah persekutuan usaha untuk mengambil hak atau untuk beroperasi IAI
dalam PSAK 106 mendefinisikan musyarakah sebagai akad kerjasama antara dua pihak atau
lebih untuk suatu usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi
dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian
berdasarkan porsi kontribusi dana. 1[1]
Para mitra bersama-sama menyediakan dana untuk menyediakan dana untuk mendanai
sebuah usaha tertentu dalam masyarakat, baik usaha yang sudah berjalan maupun yang baru,
selanjutnya salah satu mitra dapat mengembalikan dana tersebut dan bagi hasil yang telah
disepakati nisbahnya secara bertahap atau sekaligus kepada mitra lain. Investasi musyarokah
dapat dalam bentuk kas, setara kas atau aset nonkas. Musyarakah merupakan akad kerjasama
diantara pemilik modal yang mencampurkan modal mereka dengan tujuan mencari keuntungann.
Dengan bergabungnya dua orang atau lebih, hasil yang diperoleh diharapkan jauh lebih baik
dibandingkan jika dilakukan sendiri, karena didukung oleh kemampuan akumulasi modal yang
lebih besar, relasi bisnis yang luas, keahlian yang lebih beragam, wawasan yang lebih luas,
pengendalian yang lebih tinggi dan lain sebagainya.2[2]
Dalam Musyarakah dapat ditemukan aplikasi ajaran islam tentang ta’awun (gotong royong),
ukhuwah (persaudaraan) dan keadilan. Keadilan sangat terasa ketika penentuan nisbah untuk
pembagian keuntungan yang bisa saja berbeda dari porsi modal karena disesuaikan oleh faktor
lain selain modal misalnya keahlian, pengalaman, ketersediaan waktu dan sebagainya. Selain itu
keuntungan yang dibagikan kepada pemilik modal merupakan keuntungan riil, bukan
merupakan nilai nominal yang telah ditetapkan sebelumnya seperti bunga atau riba. Prinsip
keadilan juga terasa ketika orang yang punya modal lebihh besar akan menanggung resiko
finansial yang juga lebih besar. Apabila terjadi sengketa dan tidak terdapat kesepakatan antara

1[1] Rizal Yaya dkk, Akuntansi Perbankan Syari’ah ; teori dan praktik kontemporer, (Jakarta:Salemba
Empat, 2009) hal.150

2[2] Sri Nurhayati, Akuntansi Syar’iah di Indonesia, (Jakarta:Salemba Empat, 2011) hal.142
pihak yang bersengketa maka penyelesaiannya dilakukan berdasarkan keputusan institusi yang
berwenang.3[3]

2.      Skema Musyarakah

3[3] Ibid. hal. 143


Keterangan:
1.      Mitra 1 dan 2 menyepakati akad musyarakah
2.      Proyek usaha sesuai akad musyawarah dikelola bersama
3.      Proyek usaha menghasilkan laba atau rugi
4.      Jika untung, dibagi sesuai nisbah
Jika rugi, dibagi sesuai proporsi modal.4[4]

3.    Sumber Hukum Dalam Akad Musyarakah


1.  Al-Qur’an
“Maka mereka berserikat pada sepertiga.” (QS 4:12)

“Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat
zalim kepada sebagian yang lain kecuali orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh.”
(QS 38:24)

2.  As-Sunah
Hadis Qudsi: “Aku (Allah) adalah pihak ketiga dari dua orang yang berserikat, sepanjang salah
seorang dari keduanya tidak berkhianat terhadap lainnya. Apabila seseorang berkhianat
terhadap lainnya maka Aku keluar dari keduannya,’’ (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim dari Abu
Hurairah)
“Pertolongan Allah tercurah atas dua pihak yang berserikat, sepanjang keduannya tidak saling
berkhianat.’’ (HR. Muslim)5[5]

4. Rukun-Rukun Akad Musyarakah


Dari segi hukumnya melakukan kerjasama dengan menggunakan sistem musyarakah adalah
suatu hal yang dibenarkan dalam Islam. Keabsahannya juga bergantung pada syarat-syarat dan
rukun yang telah ditetapkan. Adapun rukun  musyarakah yang disepakati oleh jumhur ulama
adalah:

4[4] Ibid,hal. 144

5[5] Ibid, Akuntansi syari’ah di indonesia, hal. 147


1.         Shigat (lafal) ijab dan qabul
2.         Pelaku akad, yaitu para mitra usaha
3.         Obyek akad, yaitu modal (mal), kerja (dharabah), dan keuntungan (ribh).6[6]

5. Syarat-Syarat Akad Musyarakah


1.      Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal
demi hukum syariah,
2.      Harga barang dan jasa harus jelas,
3.      Tempat penyerahan (delivery) harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi,
4.      Barang yang ditransaksikan harus sepenuhnya dalam kepemilikan. Tidak boleh menjual sesuatu
yang belum dimiliki atau dikuasai seperti yang terjadi pada transaksi short sale dalam pasar
modal.7[7]

6.      Musyarakah Dalam Teknis Perbankan


1)      Pengertian
a)  Musyarakah merupakan akad kerja sama pembiayaan antara Islamic Banking, atau beberapa
lembaga keuangan secara bersama-sama, dan nasabah untuk mengelola suatu kegiatan usaha.
Pengelolaan kegiatan usaha, dipercayakan kepada nasabah.
b) Selaku pengelola, nasabah wajib menyampaikan laporan berkala mengenai perkembangan usaha
kepada bank-bank sebagai pemilik dana.
2)      Aplikasi
a)   Pembiayaan dalam modal kerja, dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang kontruksi, industri, perdagangan, dan jasa.
b) Pembiayaan investasi, dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang industri.

6[6] http, mataelan, Mudharabah dan musyarakah dasar hukum, (09 Oktober 2012)

7[7] http, vijedina, Akad musyarakah dan murabahah, (06 September 2012)
c)    Pembiayaan secara sindikasi, baik untuk kepentingan modal kerja maupun intestasi.8[8]

7.      Penetapan Nisbah dalam Akad Musyarakah


Nisbah dapat ditentukan memalui dua cara yaitu:
1.      Pembiayaan keuntungan proposional sesuai modal
Dengan cara ini, keuntungan harus dibagi di antara para mitra secara proposional sesuai modal
yang di setorkan, tampa memandang apakah jumlah pekerjaan yang dilaksanakan oleh para mitra
sama ataupun tidak sama. Apabila salah satu menyetorkan modal lebih besar maka akan
mendapatkan laba yang lebig besar.
2.      Pembagian keuntungan tidak proposional dengan modal
Dengan cara ini, dalam menentukan nisbah yang dipertimbangkan bukan hanya modal yang
disetorkan, tapi juga tanggung jawab, pengalaman, kompetensi atau waktu kerja yang lebih
panjang.9[9]

8.      Perhitungan Transaksi Musyarakah


Perhitungan yang diperlukan dalam transaksi musyarakah adalah perhitungan pengembalian
bagian bank sekitarnya jenis musyarakah yang digunakan adalah musyarakah menurun. Pada
musyarakah menurun, mitra aktif (nasabah pembiayaan) secara priodik mengembalikan bagian
bank.
1)      Penjurnalan transaksi musyarakah
Saat akad disepakati
Dalam praktik perbankan, pada saat akad musyarakah disepakati, bank akan membuka
cadangan rekening investasi musyarakah untuk nasabah. Pada tanggal itu juga, bank
membebankan biaya administrasi dengan mendebit rekening nasabah.
Jurnal untuk membuka cadangan investai musyarakah Bu Nasibah dan pembebanan biaya
adminitrasi adalah sebagai berikut:

8[8] Veithzal Riva’i dkk.. Islamic financial management. (Jakarta : Rajawali Pers, 2008), hal. 122

9[9] http, Mulyanah, Musyarokah, (12 September 2011)


Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
02/02/XA Db. Pos lawan komitmen
60.000.000
administratif pembiayaan
Kr.kewajiban komitmen
60.000.000
administratif pembiayaan
Db. Kas/rekening nasabah-Bu
600.000
Nasibah
Kr. Pendapatan administrasi 600.000

2)      Saat Penyerahan Investasi Musyarakah oleh bank kepada nasabah


Dalam PSAK 106 disebutkan bahwa investasi musyarakah diakui pada saat pembayaram
kas kepada mitra aktif. Aset berwujud kas di nilai sebesar jumlah yang dibayarkan, investasi
musyarakah non kas yang diukur dengan berkurangnya nilai sebesar beban penyusutan atas aset
yang diserahkan. Penyerahan investasi, musyarakah tidak harus dilakukan pada saat akad.
Penyerahan investasi dilakukan ketika nasabah siap menggunakan investasi yang diperlukan.
Dalam kasus Bu Nasibah anggaplah pada tanggal 12 Februari bank mentransfer sebesar Rp
35.000.000 ke rekening Bu Nasibah sebagai pembayaran tahap pertama. Selanjutnya pada
tanggal 2 Maret, bank syari’ah menyerhkan dana tahap kedua sebesar Rp 25.000.000 adapun
bentuk jurnalnya sebagai berikut:

Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)


12/02/XA Db. Investasi Musyarakah 35.000.000
Kr. Kas/Rekening nasabah 35.000.000
Db. Kewajiban komitmen 35.000.000
administratif pembiayaan
Kr. Pos lwan komitmen administratif 35.000.000
pembiayaan
02/03/XA Db. Investasi Musyarakah 25.000.000
Kr. Kas/Rekening nasabah 25.000.000
Db. Kewajiban komitmen 25.000.000
administratif pembiayaan
Kr. Pos lwan komitmen administratif 25.000.000
pembiayaan

3)      Saat penerimaan bagi hasil bagiaan bank


Selama aakad berlangsung, pendapatan usaha investasi musyarakah diakui sebagian sebesar
bagian mitra pasif sesuai kesepakatan. Sementara itu, kerugian investasi musyarakah diakui
sesuai dengan porsi dana. Pengakuan pendapatan usaha musyarakah dalam praktik dapat
diketahui berdasarkan laporan bagi hasil atas realisasi pendapatan usaha dari catatan akuntansi
mitra aktif pengelola usaha yang dilakukan seccara terpisah.
Berikut adalah realisasi laba bruto usaha Bu Nasibah selama dua kali masa panen yayng
dilaporkan pada masa panen yang dilaporkan pada tanggal 2 Mei 20XA dan Agustus 20XA.
No Periode Jumlah Laba Bruto Porsi Bank Tanggal
(Rp) 25% (Rp) Pembayaran
Bagi Hasil
1 Masa panen I 14.000.000 3.500.000 02 Mei

2 Masa panen II 16.000.000 4.000.000 12 Ags

9. Penyajian Transaksi Musyarakah


Berdasrkan PSAK 106 paragraf 36 tentang akuntaansi musyarakah, terdapat beberapa hal
yang perlu disjikan oleh bank sebagai mitra pasif terkait dengan transaksi musyarakah yang
dilakukan, yaitu sebagi berikut:
a)    Kas atau aset yang diserahkan kepada mitra aktif disajikan sebagai investasi musyarkah.
b)   Keuntungan tangguhan dari selisih penilaian aset non-kas yang diserahkan pada akhir nilai wajar
disajikan sebagai pos lawan (contra account) dari investasi musyarakah.10[10]

10[10] Ibid, Akuntansi bank syari’ah ; teori dan praktik kontemporer, hal :156
BAB III
KESIMPULAN

Akad musyarakah merupakan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu
usaha tertentu dengan kondisi masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan
ketentuan bahwa keuntungan dibagi berdasarkan kesepakatan, sedangkan kerugian berdasarkan
porsi kontribusi dana.
Investasi musyarakah dapat dalam bentuk kas, setara kas atau aset nonkas. Musyarakah
merupakan akad kerjasama diantara pemilik modal yang mencampurkan modal mereka dengan
tujuan mencari keuntungan.
Adapun aplikasi musyarakah adalah :
1.   Pembiayaan dalam modal kerja, dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam
bidang kontruksi, industri, perdagangan, dan jasa.
2.  Pembiayaan investasi, dapat dialokasikan untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang industri.
3.      Pembiayaan secara sindikasi, baik untuk kepentingan modal kerja maupun intestasi.
DAFTAR PUSTAKA

http://mataelan.blogspot.com/2012/10/mudharabah-dan-musyarakah-dasar-hukum.html
http://vijedina.wordpress.com/2012/09/06/akad-musyarakah-dan-murabahah/
http://www.slideshare.net/Mulyanah/kel2-musyarokah
Rizal Yaya dkk. (2009). Akuntansi Perbankan Syari’ah ;teori dan praktik kontemporer. Jakarta : Salemba
Empat .
Sri Nurhayati. (2011). Akuntansi Syar’iah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat.
Veithzal Riva’i dkk. (2008). Islamic financial management. Jakarta : Rajawali Pers.

Posting Lebih Baru Posting Lama

0 komentar:

Poskan Komentar

Search here...

Recent Posts
Follow us on Facebook
divine-music.info

Popular Posts

Transaksi Akuntansi Musyarakah

BAB I PENDAHULUAN Dalam makalah ini kita akan membahas secara khusus
akuntansi untuk transaksi musyarakah pembahasan diawali de...

 Teknik Dan Pemanfaatan Penjualan Batik Online Menggunakan Media Internet

1. Pengertian Penjualan Online Adalah melakukan aktifitas penjualan dari mencari calon
pembeli sampai menawarkan produk atau barang de...

Bank Syari’ah dan Kebutuhan Sumber Daya Insani

BAB I PENDAHULUAN Kehadiran atau pendirian lembaga keuangan syari’ah, apakah


berupa sebuah Bank Syari’ah, asuransi takaful, at...

As-Sharf (Penjualan Mata Uang)


MAKALAH “As-Sharf (Penjualan Mata Uang)” Disusun Untuk Memenuhi Tugas
Kelompok Mata Kuliah Hadis Ekonomi 2 Dosen Pengampu...

Keterkaitan Hukum Cyber Law dengan Perdagangan Online di Indonesia Dan UU ITE
No. 11/2008

A.     Pengertian Cyber Law Cyberlaw adalah hukum yang digunakan di dunia cyber
(dunia maya), yang umumnya diasosiasikan dengan I...

 Perkembangan Teknologi Informasi Dan Manfaatnya Dalam Dunia Perbankan

MAKALAH “Perkembangan Teknologi Informasi Dan Manfaatnya Dalam Dunia


Perbankan” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah IT For ...

 Tentang Konsumsi

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Konsumsi memiliki urgensi yang sangat
besar dalam setiap perekonomian, karena tiada keh...

 MEMEHAMI POLA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN.

KESIMPULAN DARI ARTIKEL YANG SAYA BACA. MEMEHAMI POLA SISTEM


INFORMASI MANAJEMEN.  Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah serangka...

 Teknologi Informasi Dan Komunikasi (TIK) Dalam Pendidikan

Pengertian TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Menurut Puskur Diknas


Indonesia, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup ...

10 Rahasia Mendapatkan Rasa Percaya Diri Dalam Beberapa Detik

  Banyak cara yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri anda dalam
jangka panjang, namun terkadang kita juga memerluk...
Total Tayangan Laman

5738

Blogroll

Links
Labels
 About Me
 Akuntansi
 Artikel
 Hadis Ekonomi
 Hukum
 IT For Bussines
 Makalah
 Manajemen Bank Syariah
 Mata Kuliah
 Pendidikan 1
 Pendidikan 2
 Pendidikan 3
 Perdagangan Online
 Tafsir Ayat Ekonomi
 Tips Kesehatan
 Tugas Puskom
 tugas1
 Tugas2

Labels
 About Me
 Akuntansi
 Artikel
 Hadis Ekonomi
 Hukum
 IT For Bussines
 Makalah
 Manajemen Bank Syariah
 Mata Kuliah
 Pendidikan 1
 Pendidikan 2
 Pendidikan 3
 Perdagangan Online
 Tafsir Ayat Ekonomi
 Tips Kesehatan
 Tugas Puskom
 tugas1
 Tugas2

Comments
Sponsors
Popular Topics
Text

My Widget

Labels
 About Me
 Akuntansi
 Artikel
 Hadis Ekonomi
 Hukum
 IT For Bussines
 Makalah
 Manajemen Bank Syariah
 Mata Kuliah
 Pendidikan 1
 Pendidikan 2
 Pendidikan 3
 Perdagangan Online
 Tafsir Ayat Ekonomi
 Tips Kesehatan
 Tugas Puskom
 tugas1
 Tugas2

Labels
Mata Kuliah (11) Makalah (5) About Me (4) IT For Bussines (4) Tips Kesehatan (4) Tugas
Puskom (3) Artikel (2) Akuntansi (1) Hadis Ekonomi (1) Hukum (1) Pendidikan 1 (1)
Pendidikan 2 (1) Pendidikan 3 (1) Perdagangan Online (1) Tafsir Ayat Ekonomi (1) Tugas2 (1)
tugas1 (1)
Category 1

Arsip Blog
Ads 468x60px
Category 2

Blog Archive
About Me

rosdiana sari
Lihat profil lengkapku
Category 5
Category 4

Archive
 ▼  2014 (19)
o ▼  Juni (14)
 Bank Syari’ah dan Kebutuhan Sumber Daya Insani
 10 Rahasia Mendapatkan Rasa Percaya Diri Dalam Beb...
 Aku Ingin Sukses 50 Rahasia Menjadi Orang Sukses
 6 Langkah Mudah Untuk Menjadi Pribadi Yang Dewasa
 Kata-kata Mutiara
 Keterkaitan Hukum Cyber Law dengan Perdagangan Onl...
 Tentang Konsumsi
 13 Buah yang Berkhasiat dan Bermanfaat Bagi Keseha...
 Tips Menjaga Daya Tahan Tubuh Agar Selalu Sehat
 Cara Menghilangkan Flek Hitam
 Cara Mengurangi Mata Panda
 As-Sharf (Penjualan Mata Uang)
 Transaksi Akuntansi Musyarakah
 Teknik Dan Pemanfaatan Penjualan Batik Online Meng...
o ►  April (2)
o ►  Februari (3)

Category 3

Featured Posts
Follow us on facebook
Sample Text

Widget Animasi

Formulir Kontak
Nama

Email *

Pesan *

Download
Widget-Animasi-Blog

Download

Free-Widget-Animasi

Unordered List
TABDIV

Anda mungkin juga menyukai