Tugas Praktikum PRM
Tugas Praktikum PRM
Tugas Praktikum PRM
Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Praktikum Mata Kuliah Patologi Rongga Mulut
Oleh,
Meskipun penyakit ini tidak berbahaya tetapi keberadaannya di rongga mulut sangat
bau mulut yang tidak enak.2 Secara klinis SAR memiliki ciri-ciri seperti ulkus dangkal
berbentuk bulat atau oval, berwarna putih kekuningan, dan biasanya terjadi pada anak-anak
dan remaja yang angka kejadian tertinggi terdapat pada wanita. Gambaran klinis stomatitis
aftosa rekuren dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu SAR tipe minor, SAR tipe mayor, dan
SAR tipe herpetiform. Tipe minor paling umum ditemukan, prevalensinya berkisar (80-95%),
SAR tipe mayor (10-15%), dan SAR tipe herpetiform (5-10%). Beberapa penelitian
Serikat mencapai 60%, Thailand 46,7%, Swedia 2%, Spanyol 1,9%, Malaysia 0,5%.
SAR dapat bertahan untuk beberapa hari atau minggu, biasanya sembuh tanpa bekas
dalam 10-14 hari. Bersifat ulang kambuh dalam periode yang bervariasi dan dapat sembuh
Dalam beberapa kasus, penyebab dari stomatitis belum diketahui secara pasti. Namun, dapat
dipastikan bahwa penyakit ini muncul akibat adanya beberapa faktor, mulai dari obat-obatan
tertentu hingga makanan yang dikonsumsi.
Pada tipe herpes, penyebab paling utamanya adalah virus herpes simplex atau HSV. Anak-
anak lebih rentan mengalami kondisi ini apabila terpapar virus ini. Penularannya pun lebih
mudah terjadi dari satu orang ke orang lainnya.
FAKTOR-FAKTOR PREDISPOSISI
Sampai sekarang faktor-faktor penyebab SAR belum diketahui dengan pasti. Tetapi
ada beberapa faktor umum yang diperkirakann menjadi penyabab SAR antara lain:
Faktor Keturunan
Faktor keturuan dianggap memiliki peranan yang sangat penting pada pasien yang
leucocyte antigen (HLA), tetapi ada beberapa ahli yang menolak pernyataan tersebut. HLA
epitalium. Jika kedua orangtua mengalami SAR maka besar kemungkinan akan terkena
kepada anak-anaknya. Pasien dengan keluarga memiliki riwayat penyakit SAR akan terkena
SAR pada usia muda dan SAR yang diderita akan lebih berat dibandingkan dengan pasien
Penelitian yang dilakukan pada 330 pasien SAR dengan hasil 47 pasien menderita
defisiensi nutrisi yaitu terdiri dari 57% defisiensi zat besi, 15% defisiensi asam folat, 13%
defisiensi vitamin B12, 21% mengalami defisiensi kombinasi terutama asam folat dan zat besi
dan 2% defisiensi ketiganya. Pasien yang menderita SAR dengan defisiensi zat besi, vitamin
B12 dan asam folat diberikan terapi subtitusi vitamin tersebut hasilnya 90% dari pasien
Selain itu, vitamin B1, B2, dan B6 juga mempengaruhi timbulnya SAR. Dari 60 pasien
yang menderita SAR yang diteliti, ditemukan 28,2% mengalami penurunan kadar vitamin-
vitamin tersebut. Penurunan vitamin B1 terdapat 8,3%, B2 6,7%, B6 10% dan 33% kombinasi
dampak yang baik yaitu dapat dilihat ulser sembuh dan rekuren berkurang.6
Defisiensi Zink ditemukan pada penderita SAR, pasien tersebut diberi 50 mg Zink
Sulfat peroral setiap tiga kali sehari selama tiga bulan. Lesi SAR sembuh dan tidak kambuh
lagi selama satu tahun. Beberapa peneliti berpendapat bahwa adanya defisiensi Zink pada
pasien penderita SAR karena pemberian preparat Zink memperlihatkan adanya perbaikan,
walaupun pada umunya kadar serum Zink pada pasien yang menderita SAR normal.6
Teori tentang imunopatogenesis dari SAR tidak ada yang seragam, disregulasi imun
diperkirakan memegang peranan terjadinya SAR. Ada penelitian yang mengemukakan bahwa
adanya respon imun yang berlebihan pada pasien menyebabkan ulserasi lokal pada mukosa.
Respon imun ini berupa sitotoksin dari limfosit dan monosit pada mukosa dimana pemicunya
tidak diketahui.6
Selain faktor-faktor umum tersebut ada beberapa faktor lainnya yaitu tahap
bakteri dan virus, perubahan hormonal, trauma, tembakau, obat-obatan dan penggunanaan
pasta gigi.3
Faktor utama yang diperkirakan dapat menyebabkan SAR adalah stres. Stres
merupakan salah satu terminologi yang popular dibicarakan dalam percakapan sehari-hari
seiring meningkatnya modernisasi dan dinamika kehidupan. Stres diartikan sebagai respon
Stomatitis adalah kondisi yang secara umum menyebabkan rasa sakit, demam, rasa lelah,
sakit kepala, dan hilangnya nafsu makan. Biasanya, penderita memiliki satu atau lebih luka
kecil pada bagian bibir, gusi, lidah, atau bagian dalam pipi.
Luka terlihat berwarna merah dan dapat terasa sakit, terbakar, atau gatal. Sakit ketika makan
dan menelan. Terkadang, penderita juga memiliki napas yang tidak sedap (halitosis). Tingkat
keparahan dan lama kemunculan gejala tergantung pada jenis yang diderita.
1. Stomatitis aftosa
Berikut adalah gejala-gejala yang muncul apabila Anda menderita peradangan mulut jenis
aftosa:
Sedikit berbeda dengan tipe aftosa, berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang mungkin
timbul jika Anda menderita peradangan mulut akibat virus herpes:
Tidak ada metode diagnosa laboratorium spesifik yang dapat dilakukan untuk
menegakkan diagnosa SAR menyebabkan pentingnya gambaran klinis SAR untuk diketahui.
SAR diawalin dengan gejala rasa sakit dan terbakar selama 24-48 jam sebelum ulser muncul.6
1. Tahap premonitori, terjadi pada 24 jam pertama saat perkembangan lesi SAR. Saat
prodormal, pasien akan merasakan seperti rasa terbakar saat lesi akan muncul. Secara
mikroskopis sel-sel mononuklear akan menginfeksi epitelium, dan edema akan mulai
berkembang.6
2. Tahap pre-ulserasi, terjadi pada 18-72 jam pertama saat perkembangan lesi SAR.
Pada tahap ini, makula dan papula akan berkembang dengan tepi eritematus.
3. Tahap ulseratif, terjadi selama beberapa hari hingga 2 minggu. Pada tahap ini papula-
papula akan berulserasi dan ulser itu akan dibungkus oleh lapisan fibromembranous
4. Tahap penyembuhan, terjadi pada hari ke-4 hingga 35. Ulser akan ditutupi oleh
epitalium. Penyembuhan luka terjadi dan sering menyisakan jaringan parut yang
dimana lesi SAR pernah mucul. Semua lesi SAR sembuh dan berkembanglah lesi
baru.6
PERAWATAN
SAR adalah penyakit yang sampai saat ini penyebabnya belum diketahui dengan pasti.
Karena penyebabnya sulit diketahui maka perawatannya lebih untuk mengobati keluhannya
saja. Perawatan merupakan tindakan simtomatik dengan tujuan untuk mengurangi gejala,
mengurangi jumlah dan ukuran ulkus, dan meningkatkan periode bebas penyakit. Perawatan
terbaik yaitu perawatan yang dapat mengendalikan ulkus selama mungkin dan dengan efek
seminimum mungkin.
Untuk perawatan dapat dilakukan dengan pengaturan diet, pemberian obat kumur
Terapi biasanya dilakukan secara empiris dan paliatif. Namun demikian, tidak ada satu
obat pun yang dapat benar-benar menghilangkan lesi dengan sempurna. Penderita perlu diberi
tahu bahwa kelainan tersebut tidak dapat diobati, tetapi dapat diredakan dan biasanya dapat
sembuh sendiri.8
PENGOBATAN
Tujuan dari pengobatan simtomatik yang dilakukan adalah untuk mengurangi rasa nyeri,
Obat yang dapat digunakan antara lain: anestetikum (benzocaine 4% dalam borax
glycerine), obat kumur antibiotika (chlorhexidine gluconate 0,2%, larutan tetrasiklin 2%),
anti inflamasi dan anti udema (sodium hyaluronat), obat muko-adhesive dan anti inflamasi
Kortikosteroid tidak mempercepat penyembuhan lesi, tetapi dapat mengurangi rasa sakit
dicampur dengan media orabase yang dapat membuatnya melekat pada mukosa mulut yang
selalu basah. Jika pengolesan obat ini dilakukan dengan tepat, maka orabase akan menyerap
cairan dan membentuk gel adesif yang dapat bertahan melekat pada mukosa mulut selama
satu jam atau lebih. Namun, pengolesan pada erosi/ulser agak sedikit sulit untuk dilakukan.
Gel yang terjadi akan membentuk lapisan pelindung di atas ulkus, sehingga pasien akan
merasa lebih nyaman. Kortikosteroid akan dilepaskan secara perlahan. Selain itu obat ini juga
Berdasarkan percobaan yang dilakukan di Inggris dan Amerika Serikat, obat kumur
tetrasiklin secara bermakna dapat menurunkan frekuensi dan keparahan stomatitis aftosa. Isi
kapsul tetrasiklin (250 mg) dilarutkan dalam 15 mL air matang, ditahan selama 2 – 3 menit
dalam mulut, dikumur tiga kali sehari. Pada beberapa pasien, penggunaan selama 3 hari dapat
Obat kumur chlorhexidine 0,2% juga dapat digunakan untuk meredakan durasi dan
ketidaknyamanan pada stomatitis aftosa. Cara penggunaannya adalah tiga kali sehari sesudah
Kadang pemberian vitamin B-12 atau asam folat sudah cukup untuk meredakan
Keadaan yang biasa atau tipe SAR yang paling sering ditemui,
Tidak melekat pada gusi atau langit-langit keras dan jarang pada dorsum lidah,
Diameternya 2-4 mm
Ulkus awalnya 1-3 mm, tetapi dalam jumlah yang sangat banyak.