Proposal Hukum Perdata KEL-4
Proposal Hukum Perdata KEL-4
Proposal Hukum Perdata KEL-4
Disusun Oleh :
Kelas A Kelompok 4
Ketua Kelompok : Gracia Feby Yeski Sitepu (3213311045)
Anggota Kelompok :
No Nama NIM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Hukum Perdata pada Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan
Dosen Pengampu : Parlaungan Gabriel Siahaan S.H.,M.Hum
Disusun Oleh :
Kelas A Kelompok 4
Anggota Kelompok :
No Nama NIM
1. Ade Tamaria Sitanggang 3213111031
2. Oktavia Anjelina Saragih 3213111011
3. Puji Chairunisa 3211111006
4. Rosaria Anastasya Br Sianipar 3213311027
Tugas ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mini Riset Mata Kuliah Hukum Perdata Pada Jurusan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.
Dosen Pengampu : Parlaungan Gabriel Siahaan S.H.,M.Hum.
Anggota Kelompok :
No Nama NIM
Judul Tugas : Analisis Yuridis Hak Gadai Sebagai Hak Kebendaan Sebagai Jaminan
Kredit
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tulisan yang kami serahkan ini benar-benar merupakan
karya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dari ringkasan yang semuanya kami jelaskan sumbernya.
Apabila dikemudian hari terbukti bahwa tulisan ini hasil jiplakan, maka nilai dan kelulusan yang
diberikan oleh dosen penguji dapat kami terima.
Tugas ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah Hukum Perdata
jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Medan. Akan dipertanggung jawabkan dihadapan dewan penguji.
Judul Penelitian : Analisis Yuridis Hak Gadai Sebagai Hak Kebendaan Sebagai
Jaminan Kredit.
Ketua Peneliti:
a. Nama Lengkap : Gracia Feby Yeski Sitepu
b. NIM : 3213311045
c. Kelas : Reguler A PPKN 2021
d. Kelompok : 4 Hukum Perdata
e. Jurusan/Prodi : Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan
f. Nomor HP : 081397111780
g. Alamat Surel (e-mail) : [email protected]
Penulis menyadari bahwa laporan Mini Riset ini masih jauh dari kata
sempurnadikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan penulis. Untuk itu
penulismengharapkan saran dan kritik untuk pengembangan proposal Mini Riset ini. Semoga
proposal Mini Riset ini dapatbermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi yuridis hak gadai sebagai hak kebendaan
sebagai jaminan kredit. Penelitian ini dilakukan di Budi Gadai jalan William Iskandar Nomor 135
Medan. Hak gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak,
yang diserahkan sepadanya oleh seorang berutang atau seorang lain atas namanya, dan
memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut
secara didahulukan daripada orang-orang berpiutang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode normative empiris dengan pendekatan dekriptif kualitatif.
Kata Kunci : Hak Gadai, Hak Kebendaan,Jaminan Kredit ,Analisis Hukum Gadai
Abstract
This research was conducted to find out the juridical analysis of liens as material rights as credit
guarantees. This research was conducted at Budi Pawn on Jalan William Iskandar Number 135
Medan. A lien is a right that is obtained by a creditor for a movable object, which is properly
handed over by a debtor or another person on his behalf, and gives the creditor the power to take
payment for the item in priority over the creditors. The method used in this study is a normative
empirical method with a qualitative descriptive approach.
Keywords: Liens, Property Rights, Credit Guarantee, Analysis of Pawn Law
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................................2
HALAMAN PERNYATAAN
ORISINALITAS................................................................................................................................ 3
HALAMAN PENGESAHAN
ORISINALITAS................................................................................................................................ 4
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN TUGAS MINI RISET................................................................................................ 5
KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 7
ABSTRAK......................................................................................................................................... 8
DAFTAR ISI......................................................................................................................................9
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................................................... 10
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................... 11
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................... 11
1.2 Identifikasi Masalah............................................................................................................. 13
1.3 Pembatasan Masalah............................................................................................................ 13
1.4 Rumusan Masalah.................................................................................................................13
1.5 Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 13
1.6 Manfaat Penelitian................................................................................................................13
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................................................... 15
2.1 Pengertian Gadai...................................................................................................................15
2.2 Hak Kebendaan/Hukum
Benda........................................................................................................................................... 16
2.3 Jaminan..................................................................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................................18
3.1 Desain Penelitian................................................................................................................... 18
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................................................19
3.3 Populasi dan Sampel.............................................................................................................19
3.4 Variabel Penelitian................................................................................................................20
3.5 Analisis Data..........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................... 22
DAFTAR LAMPIRAN
1. Selama penggadaian ini di buka ataupun beroperasi seberapa persen orang yang menggadai atau
juga disebut dengan debitur ataupun pemberi gadai yang kasus nya itu kayak tidak menepati janji
ataupun membayar pelunasan hutang dengan tidak tepat waktu dengan berbagai alasan dan apa
solusi yang penerima gadai ataupun debitur berikan agar hal ini tidak terjadi lagi untuk
kedepannya
Karena kan yang kita tahu pastinya perekonomian seseorang itu gak bakal selalu baik?
2.Bagaimana tindakan yang dilakukan pihak debitur, jika barang yang digadaikan Pihak kreditur
ternyata barang sengketa/hasil curian yang terpaksa harus diambil oleh pihak yang berwajib ?
3.bagaimana resikonya jika nasabah tidak membayar angsuran gadai tepat waktu/ mengalami
wanprestasi ? dan bagaimanakah sikap yang harus ditempuh oleh penerima gadai bila pada waktu
yang telah ditentukan si penggadai hutangnya belum bisa dibayar?
4. Permasalahan apa saja yang sering terjadi/timbul diantara pihak debitur dengan pihak kreditur
selama proses penggadaian?
BAB I
PENDAHULUAN
Dari masalah yang kami temukan dalam latar belakang masalah kami dan keterbatasan
waktu kami dalam melakukan penelitian ini, maka pembatasan masalah khusus yang kami
bahas pada penelitian ini adalah mengenai “Cara mengatasi tingkat kemiskinan yang tinggi dan
membangun perekonomian dengan melakukan gadai sebagai jaminan kredit”.
1.4 Rumusan Masalah
Kitab Undang – Undang Hukum Perdata pasal 1150 mengatakan gadai merupakansuatu
hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang yang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh
debitur atau kuasanya, sebagai jaminan atas utangnya dan yang memberi wewenang kepada
kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului kreditur -
kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan
mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang dikeluarkan
setelah barang itu diserahkan sebagai gadai dan yang harus didahulukan. Menurut Subagyo,
mengatakan pegadaian merupakan suatu Lembaga keuangan bukan bank yang memberikan kredit
kepada masyarakat dengan corak khusus yaitu secara hukum gadai. Pengaturan gadai terdapat
dalam Buku II Bab 20 Pasal 1150 sampai dengan Pasal 1161 KUHPerdata, dimana dalam pasal
tersebut dijelaskan bagaimana proses ataupun pengaturan dalam melakukan penggadaian. Dalam
pasal tersebut juga terdapat 4 unsur pokok gadai, Pertama, gadai lahir karena adanya perjanjian
penyerahan kekuasaan atas barang gadai kepada kreditor pemegang gadai. Kedua, penyerahan itu
dapat dilakukan oleh debitor atau orang lain atas nama debitor. Ketiga, barang yang menjadi objek
gadai hanya barang bergerak. Keempat, kreditor pemegang gadai berhak untuk mengambil
pelunasan dari barang gadai lebih dahulu daripada kreditor – kreditor lainnya.
Selain dari peraturan tersebut juga terdapat beberapa dasar hukum mengenai pegadaian,yaitu:
1. Pasal 1150 KUHPerdata sampai dengan pasal 1160 buku II KUHPerdata yang berisi
penyelesaian, pengaturan, serta penghapusan dalam melakukan pegadaian.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1969 tentang Perusahaan Jawatan Pegadaian atau
yang sudah diubah menjadi peraturan OJK No. 31/POJK.05/2016 tentang Usaha
Pergadaian. Pada peraturan ini dijelaskan tentang apa itu usaha pergadaian dan lingkup
perusahaan pergadaian yang diselenggarakan dengan menggunakan prinsip
konvensional, seperti:
a. Penyaluran uang pinjaman dengan jaminan berdasarkan hukum gadai
b. Penyaluran uang pinjaman dengan jaminan berdasarkan fidusia atau dapat kita lihat
dalam Undang – Undang No. 42 Tahun 1999 tentang fidusia dan perubahannya
Undang – Undang No. 9 Tahun 2011
c. Pelayanan jasa titipan barang berharga
d. Pelayanan jasa taksiran
e. Kegiatan lain yang disetujui oleh OJK
Maka dari itu dapat kita lihat bahwa kegiatan usaha pergadaian tidak
mengenyampingkan adanya penggunaan jaminan fidusia. Maka dengan adanya
ketentuan OJK mengenai usaha pergadaian ini, akan lebih dapat mengembangkan
perekonomian nasional, karena seperti yang kita ketahui tadi aturan ini
memberikan gambaran yang lebih pasti tentang gadai, kegiatan usahanya,
kewajiban – kewajiban perusahaan pergadaian, serta syarat – syarat perusahaan
pergadaian.
f. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2000 tentang Perusahaan Umum {Perum}
Pegadaian.
Adapun beberapa sifat gadai yaitu yang Pertama, Gadai adalah hak kebendaan. Maksudnya adalah
hak gadai bukanlah hak untuk menikmati suatu benda seperti hak pakai, melainkan untuk
menjamin piutangnya dengan mengambil penggantian dari benda tersebut untuk membayar
piutangnya, Kedua hak gadai tidak dapat dibagi – bagi. Karena hak gadai tidak dapat dibagi – bagi,
maka dengan dibayarnya Sebagian hutang tidak akan membebaskan Sebagian dari benda gadai,
Ketiga hak gadai adalah hak yang didahulukan. Piutang dengan hak gadai mempunyai hak untuk
didahulukan daripada piutang – piutang lainnya, maka kreditor pemegang gadai mempunyai hak
mendahulu {droit de preference.
Subjek hukum gadai yaitu, pihak – pihak yang ikut serta dalam membentuk perjanjian gadai, yang
terdiri atas duaa pihak :
1. Pihak yang memberikan jaminan gadai atau yang dinamakan sebagai pemberi gadai
{pandgever}
2. Pihak yang menerima jaminan gadai, atau yang dinamkan sebagai penerima gadai
{pandnemer}
Hak kebendaan dalam Burgerlijk Wetboek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu hak
kebendaan yang sifatnya memberikan jaminan (zakelijk zakenheidsrecht) antara lain gadai,
hipotek, hak tanggungan, fidusia, dan hak kebendaan yang sifatnya memberikan kenikmatan
(zakelijk genotrecht) antara lain bezit dan hak milik. Lahirnya hak kebendaan yang bersifat
memberikan kenikmatan ada bermacam-macam cara perolehannya, bergantung pada macam
atau jenis bendanya . Kartohadiprodjo (2012:43) mengatakan bahwa hukum kebendaan ialah
semua kaidah hukum yang mengatur apa yang diartikan dengan benda dan mengatur hak -hak
atas benda. Hak kebendaan ialah hak mutlak atas suatu benda, dan merupakan hak perdata.
Hak ini memberikan kekuasaan langsung atas suatu benda dan dapat dipertahankan terhadap
siapa pun juga. Hak kebendaan mempunyai sifat – sifat tertentu dan ciri – ciri unggulan jika
dibandingkan dengan hak perorangan. Hukum benda adalah terjemahan dari istilah bahasa
Belanda, yaitu “zakenrecht”. Lahirnya ahirnya hak kebendaan pada hak kebendaan yang
sifatnya memberikan jaminan, bergantung kepada asas publisitas, yaitu dengan cara
mendaftarkan ke Kantor Pendaftaran. Sedangkan lahirnya hak kebendaan pada lembaga
jaminan gadai tidak ada ketentuan tentang pendaftaran dan hak kebendaan pada lembaga
jaminan gadai lahir pada saat benda diserahkan kepada pihak ketiga, dan harus adanya
kesepakatan antara pemberi gadai {debitur} dan si penerima gadai {kreditur} untuk melakukan
suatu perjanjian.
2.3 Jaminan
Bahsan mengatakan bahwa jaminan adalah segala sesuatu yang diterima kreditur dan
diserahkan debitur untuk menjamin suatu utang piutang dalam masyarakat. Hal ini terjadi sama
seperti yang sudah dijelaskan mengenai hak gadai pada di atas dimana hal ini bisa terjadi
disebabkan karena Undang – Undang dan juga karena perjanjian. Pasal 1131 Kitab Undang –
Undang Hukum Perdata dikatakan jaminan dapat dibedakan menjadi jaminan umum dan jaminan
khusus. Jaminan umum merupakan jaminan yang diberikan bagi kepentingan semua kreditur dan
menyangkut semua harta dan kekayaan debitur. Hal ini artinya benda jaminan tidak diperuntukkan
bagi kreditur tertentu dan dari hasil penjualannya dibagi diantara para kreditur seimbang dengan
piutang – piutangnya masing – masing. Adapun ciri – ciri jaminan umum yaitu para kreditur
mempunyai kedudukan yang sama dan seimbang. Sedangkan jaminan khusus merupakan jaminan
kebendaan yang memasyarakatkan adanya agunan objek berupa harta bergerak maupun tidak
bergerak, Jaminan khusus dibedakan menjadi dua yang pertama itu jaminan perorangan (Personal
Guarantee Pasal 1820 – Pasal 1850 KUHPerdata) dan jaminan kebendaan (Pasal 1131
KUHPerdata). Jaminan perorangan adalah suatu perjanjian antara seorang berpiutang atau kreditur
dengan seorang ketiga yang menjamin dipenuhinya kewajiban – kewajiban si berhutang atau
debitur. Pasal 1822 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata menyatakan Seorang penanggung
tidak dapat mengikatkan diri untuk lebih, maupun dengan syarat - syarat yang lebih berat,
daripada perikatan si berutang. Sedangkan jaminan kebendaan merupakan jaminan yang
memberikan kepada kreditur atas suatu kebendaan milik debitur hak untuk memanfaatkan benta
tersebut jika debitur melakukan wanprestasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
a.Metode Penelitian
Menurut Muhaimin (2020:115) Hukum normatif-empiris merupakan suatu pemahaman
hukum dalam arti norma (aturan) dan pelaksanaan aturan hukum dalam prilaku nyata sebagai
akibat keberlakuan norma hukum. Perilaku tersebut dapat diobservasi dengan nyata dan
merupakan bukti apakah warga telah berperilaku sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan
hukum normatif (peraturan perundang-undangan dan dokumen tertulis lainnya). Penelitian hukum
normatif-empiris (terapan), merupakan penelitian yang mengkaji pelaksanaan atau implementasi
ketentuan hukum positif (perundang- undangan) dan dokumen tertulis secara in action (faktual)
pada suatu setiap peristiwa hukum tertentu yang terjadi dalam masyarakat. Pengkajian tersebut
bertujuan untuk memastikan apakah hasil penerapan hukum pada peristiwa hukum in concreto
sesuai atau tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
b. Pendekatan Penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif . Suharsimi
Arikunto juga menjelaskan bahwa jenis penelitian deskriptif yaitu peneliti ingin mengetahui
status sesuatu dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif yaitu menjelaskan
peristiwa dan sesuatu yang diamati. penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan
perhatian kepada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian
dilaksanakan. Deskriptif kualitatif ini dapat diartikan bahwa proses pengumpulan data yang
akan dituangkan dalam laporan berbentuk naratif dan dijelaskan dengan sejelas dan sebaik
mungkin.
3. Dokumentasi sebagian besar sangat diperlukan melalui data audio visual berupa
gambar harus dikelola agar bermanfaat bagi peneliti. Data yang berupa
dokumensi berguna dalam mengecek kebenaran kembali agar lebih
memudahkan deskripsi.
4. Studi Pustaka Menurut Martono (2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk
memperkaya pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan digunakan sebagai
dasar atau pedoman dalam proses penelitian. Peneliti menggunakan literatur bacaan
sebagai memperkuat hasil pembahasan melalui seperti jurnal dan buku-buku/ebook.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2.Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah kapan waktu dilaksanakannya penelitian tersebut.
PeneltianPertama dilaksanakan sejak 1 maret 2023
3.3 Populasi dan Sampel
1.Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2019).Yang menjadi populasi dari penelitian
ini adalah seluruh pihak pekerja sebagai debitur di kantor gadai dan kreditur yang sedang
berada di lokasi.
2.Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang dipandang dapat mewakili populasi yang
dijadikan sumber informasi dalam suatu penelitian ilmiah. Sampel adalah sebagian atau
wakil populasi yang diteliti (Arikuntoro, 2014). Yang akan menjadi sampel dalam data ini
adalah responden yang menjawab sesuai pertanyaan yang diajukan pewawancara kepada
narasumber terkait.
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono, variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel penelitian merupakan objek yang
menempel (dimiliki) pada diri subjek. Objek penelitian dapat berupa orang, benda, transaksi,
atau kejadian yang dikumpulkan dari subjek penelitian yang menggambarkan suatu kondisi
atau nilai masing-masing subjek penelitian. Nama variabel sesungguhnya berasal dari fakta
bahwa karakteristik tertentu bisa bervariasi di antara objek dalam suatu populasi. Secara
teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang mempunyai
“variasi“ antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan obyek yang lain ( Hatch
dan Farhady 1981 ).