Perencanaan Usaha Tani

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

9.

Kegiatan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menjelaskan perencanaan usahatani
2. Mahasiswa mampu menjelaskan pengelompokan perencanaan usahatani
b. Materi Pembelajaran
1) Pengertian Perencanaan Usahatani
Perencanaan usahatani adalah proses pengambilan keputusan tentang
segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani yang akan datang dan
rencana – rencana usaha tani berupa pernyataan tertulis yang memuat sesuatu
yang akan dikerjakan pada periode waktu tertentu untuk tujuan tertentu pula
sehubungan dengan usahataninya.
Manfaat yang diperoleh seorang petani dengan melakukan perencanaan
usahatani adalah petani memperoleh petunjuk tentang apa yang akan dilakukan,
penyimpangan dan kesalahan dapat dikurangi, ada jaminan untuk mendekati
kebenaran, sebagai alat evaluasi, serta kontinuitas usaha tani terjamin.
Perencanaan usaha tani yang baik mempunya kriteria sebagai berikut :
1. Rasional, yaitu sesuai dengan situasi yang nyata, misalnya untuk meningkatkan
produktivitas diperlukan pupuk urea pada pertanaman padi sawah sehingga
tingkat produksi tersebut benar – benar dicapai.
2. Fleksibel, yaitu diesuaikan dengan situasi, misalnya untuk peningkatan
produktivitas padi tersebut ternyata pupuk urea yang dibutuhkan tidak ada maka
dapat diganti dengan pupuk ZA, tetapi tentu dengan dosis yang berbeda karena
kandungan N pada urea dan ZA berbeda. Pada urea kandungan N mencapai
47%, sedangkan pada ZA hanya 20%.
3. Dapat dinilai dan dengan cepat diambil tindakan yang tepat.
4. Menjamin kontinuitas usaha tani.
Suatu perencanaan usaha tani dapat disusun melalui 3 cara, yakni sebagai
berikut :
1. Pre-determined, suatu perencanaan usaha tani yang disusun dan ditentukan
oleh pemerintahan (instani yang terkait) karena memang ada tujuan tertentu
pemerintahan sehingga merupakan kebutuhan pemerintahan.
2. Self-determined plan, yaitu suatu perencanaan usaha tani yang disusun dan
dientukan sendiri oleh petani sesuai dengan keinginan dan menjadi kebutuhan
petani sendiri, serta.
3. Joint plan, yaitu suatu perencanaan usaha tani yang disusun dan ditentukan oleh
petani dengan pemerintahan dalam hal ini instansi yang berwenang bersama
dengan petani. Sebagai contoh tanam serempak, cara tanam serempak
direncanakan bersama antara para kelompok tani (para petani dengan dinas
pertanian (PPL), dinas perkerjaan umum (pengairan), koperasi (penyediaan
pupuk), perbankan (penyediaan modal) dan pemerintahan desa (menyangkut
areal yang luas).
2) Pengelompokan Perencanaan Usahatani
Petani dalam pelaksanaan usahatani dapat menyusun rencana usahataninya
dengan cara mengelompokkan perencanaan yang akan dilakukan. Adapun
pengkelompokan perencanaan usaha tani melalui perencanaan antar lain sebagai
berikut :
a) Perencanaan Anggaran Kegiatan
Anggaran kegiatan adalah pernyataan mengenai sifat – sifat teknis dan
ekonomis suatu kegiatan yang disajikan dalam suatu bentuk sehingga
memungkinkan perencanaan bekerja. Komponen anggaran kegiatan tersebut
sebagai berikut :
1. Batasan kegiatan, apa yang diproduksi dan bagaimana memproduksi.
2. Daftar kebutuhan sumber daya perunit kegiatan.
3. Kuantifikasi hubungan antar kegiatan kebutuhan pengembalian.
4. Daftar kendala yang bukan sumber daya pemasaran.
5. Daftar biaya tetap.
6. Pernyataan jumlah produk yang dihasilkan dan taksiran harga.
b) Perencanaan Anggaran Penggunaan Sumber Daya
Sumber daya dalam usahatani terdiri atas sumber daya alam yaitu tanah
beserta sekitarnya dan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja. Suatu usahatani
akan sukses jika segala kegiatan yang akan dilakukan disusun dalam suatu
rencana (proses perencanaan). Perencanaan tersebut meliputi pula perencanaan
penggunaan segala macam sumber daya, terutama pengunaan tanah dan tenaga
kerja. Perencanaan tersebut biasa disebut dengan anggaran pengunaan sumber
daya. Kriteria kelayakan suatu rencana ditinjau dari segi teknis dan ekonomis
meliputi sebagai berikut :

1. Lahan dan Rotasi


Anggaran penggunaan sumber daya dapat ditetapkan jika memenuhi
beberapa hal berikut.
a. Lahan yang dibutuhkan tidak lebih luas dari lahan yang dikuasai oleh petani.
b. Jenis tanaman yang ditanam sesuai dengan jenis tanah dan kesuburan tanah
atau lahan.
c. Perencanaan mencakup :
- Penentuan luas perkegiatan.
- Penentuan jadwal tanam dan lamanya pertumbuhan.
- Urutan tanaman.
2. Tenaga Kerja
Disamping pengunaan lahan dan rotasi tanaman, perlu direncanakan pula
penggunaan tenaga kerja, apakah tenaga kerja keluarga yang tersedia bias
memenuhi kebutuhan. Jika tenaga kerja yang dibutuhkan lebih besar dari potensi
tenaga kerja keluarga yang tersedia maka petani harus menganggarkan seberapa
sebar kebutuhan tenaga kerja luar keluarga yang diperlukan. Hal ini akan
mempengaruhi perhitungan biaya usaha tani karena tenaga kerja luar keluarga
harus diberi upah.
3) Perencanaan Anggaran Usahatani
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun anggaran usahatani sebagai
berikut :
1) Tujuan : untuk melihat konsekuensi suatu rencana yang diusulkan.
2) Ukuran : penghasilan bersih dan arus uang tunai.
3) Kriteria : pendapatan kotor, pengeluaran tetap, dan penghasilan bersih.
Terdapat empat cara dalam menyusun anggaran usahatani yaitu mengarah
pada usahatani yang lebih intensif atau mengarah pada usahatani yang kurang
intensif, antara lain sebagai berikut :
1. Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan kotor meningkat tetapi
pengeluaran tetap tidak meningkat.
2. Mengubah kegiatan yang telah ada sehingga pendapatan kotor meningkat, tetapi
pengeluaran tetap juga meningkat, asal peningkatan pengeluaran tetap lebih
kecil dari peningkatan pendapatan kotor.
3. Mengalokasikan sumber daya yang ada sehingga pengeluaran tetap turun tetapi
pendapatan kotor tetap.
4. Mengalokasikan kembali sumber daya yang ada sehingga pengeluaran tetap
turun tetapi pendapatan kotor total juga turun, asal penurunan pendapatan kotor
lebih kecil dari penurunan pengeluaran tetap.
4) Perencanaan Anggaran Persial (Partial Budgets)
Anggaran parsial digunakan untuk melihat keuntungan dengan sedikit
perubahan yang dilakukan, serta tidak memerlukan informasi yang tidak
dipenggaruhi oleh perubahan yang sedang diamati. Secara umum anggaran parsial
mempertimbangkan empat komponen sebagai berikut :
1) Tambahan pengeluaran atau pengeluaran baru.
2) Penerimaan yang hilang.
3) Pengeluaran yang dihemat atau tidak jadi dikeluarkan.
4) Penerimaan tambahan atau penerimaan baru.
Anggaran parsial juga mempertimbangkan apakah perlu penggunaan input
baru, menambah cabang usaha baru, cara baru, dan sebagainya. Ada beberapa
macam anggaran parsial antara lain :
a) Anggaran keuntungan parsial
Anggaran keuntungan persial digunakan untuk melihat suatu perubahan
metode produksi dengan kriteria keuntungan atau penghasilan bersih. Contoh
anggaran persial yang dibuat untuk usahatani
 Seorang petani ingin membeli mesin perontok gabah untuk menghemat tenaga
dan alat tersebut dapat disewakan. Untuk itu, dibuat anggaran sebagai berikut :
Tabel 1.1 ANGGARAN PARSIAL PEMBELIAN MESIN PERONTOK GABAH SEHARGA
Rp. 900.000
No Keterangan Jumlah
Perubahan yang dilihat = pembelian mesin perontok
1. gabah untuk menghemat tenaga yang dapat disewa
kan.
2. Tanggal / tahun = 5 Januari 2006
3. Kerugian :
a. Biaya tambahan
(1) Penusutan 1/10 x Rp 900.000 Rp. 90.000
(2) Bunga Bank 5% x Rp900.000 Rp. 45.000
(3) Perawatan -
b. Penghasilan yang hilang -
c. Kerugian total Rp. 135.000
4. Keuntungan
a. Biaya yang dihemat
(1) Sewa tenaga 7 HKO @Rp14.000 Rp. 98.000
(2) Alat disewakan 33 HKO @Rp14.000 Rp. 462.000
b. Keuntungan total Rp. 560.000
5. Keuntungan tambahan Rp560.000 – Rp135.000 Rp. 465.000
6. Pertimbangan :
a. Meningkatkan ketepatan waktu kerja
b. Mengurangi resiko keterlambatan perontokan
gabah karena tenaga kerja langkah.
c. Memerlukan pinjaman Rp900.000
d. Petani harus menambah jam kerja
7. Catatan :
a. Perhitungan per musim tanam (setahun 2
musim dan alat / mesin dipakai 10 musim
tanaman)
b. Bunga Bank 5% per musim atau 10% per
tahun

b) Anggaran marjin kotor


Anggaran marjin kotor ini mempunyai kelemahan antara lain.
1. Keuntungan dapat meningkatkan dengan cara memperluas cabang usahatani
yang memberikan marjin batas tinggi per kesatuan luas atau dengan cara
mengurangi yang memberikan marjin batas rendah.
2. Anggaran mutlak yang linear terhadap biaya variabel dan pendapatan kotor.
Kedua anggapan tersebut belum tentu benar menginggat semakin luas
usahatani maka biaya tetap pada batas tertentu juga akan naik. Disamping itu,
seranggan hama dan penyakit tidak hanya pada pertambahan lahan, tetapi
juga akan tahan lahan semula sehingga tidak linear. Berikut adalah contoh
usahatani dengan anggaran marjin kotor.
 Seorang petani ingin merubah pola tanam dari padi – padi – kedelai menjadi
padi – padi – kacang tanah maka dibuat anggaran seperti yang terlihat pada
tabel 1.2
Tabel 1.2 ANGGARAN MARJIN KOTOR UNTUK PERENCANAAN PERUBAHAN
POLA TANAM (0,5 HA)
No Uraian
1. Untuk kedelai (tanpa perubahan biaya tetap
a. Pendapatan kotor = Rp. 2.942.850
b. Biaya Variabel
(1) Bibit / benih = Rp. 37.800
(2) Pupuk kimiawi = Rp. 189.000
(3) Pupuk organic = Rp. 19.200
(4) Pestisida = Rp. 10.500
(5) Sewa mesin/traktor = Rp. 99.025
Jumlah = Rp. 355.525
c. Marjin kotor = Rp. 2.587.325
d. Pertimbangan
(1) Periode tumbuh 110 hari
(2) Tenaga kerja digunakan + 60 HKO
2. Untuk kacan tanah (tanpa perubahan biaya tetap)
a. Pendapatan kotor = Rp. 17.570.575
b. Biaya Variabel
(1) Bibit / benih = Rp. 1.381.170
(2) Pupuk kimiawi = Rp. 634.500
(3) Pupuk organic = Rp. 3.944.700
(4) Pestisida = Rp. 3.463.625
(5) Sewa mesin / Traktor = Rp. 485.175
Jumlah = Rp. 9.909.170
c. Marjin kotor = Rp. 7.661.405
d. Pertimbangan :
(1) Periode tumbuh 125 hari
(2) Tenaga kerja yang digunakan + 126 HKO

c) Anggaran arus uang tunai parsial


Anggaran arus uang tunai digunakan untuk melihat perubahan arus uang
tunai akibat dari perubahan yang diusulkan. Tujuannya untuk melihat kelayakan
suatu usulan yang mencangkup beberapa tahun (jangka panjang). Sebagai contoh:
 seorang petani ingin membeli mesin rontok gabah untuk menghemat tenaga dan
disewakan, dibuat anggarab seperti yang tersaji pada tabel 1.3.
Tabel 1.3 ANGGARAN ARUS UANG TUNAI PEMBELIAN MESIN PERONTOK GABAH
UNTUK 10 MUSIM TANAM (5 TAHUN)
Tahun
No Uraian
0 1 2 3 4 5
1 Kerugian
1. Biaya tambahan 900.000 -
a. Harga mesin - 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000
b. Perawatan - - - - - -
2. Penerimaan 900.000 75.000 75.000 75.000 75.000 75.000
yang hilang
3. Jumlah
kerugian
2. Keuntungan
1.Penghematan - 196.000 196.000 196.000 196.000 196.000

sewa tenaga
- 1.120.000 1.120.000 1.120.000 1.120.000 1.120.000
2.Penghasilan
tambahan
-900.000 1.316.000 1.316.000 1.316.000 1.316.000 1.316.000
3. Keuntungan
3. Tambahan arus - 900.000 1.241.000 1.241.000 1.241.000 1.241.000 1.241.000
uang tunai
4. Discount factor 1 0,909 0,826 0,751 0,683 0,621
(10%)
5. Nilai sekarang - 900.000

6. Nilai sekarang -900.000 + 4.703.390 = 3.803.390


netto (NPV)
7. Catatan:
Bunga bank 10% per tahun
Penghematan tenaga Rp. 98.000/musim
Disewakan Rp. 560.000/musim
d) Anggaran parametrik.
Anggaran parametrik disusun atas dasar ramalan tentang berbagai macam
ketidakpastian dan harga yang akan datang, menggunakan nilai tengah, nilai
sebaran peluang, koefisien, dan sebagainya..Jika tidak pasti hanya satu (satu
koefisien) disebut dengan break even budgeting, sedangkan jika yang tidak pasti
lebih dari satu disebut parametric budgeting.
a. Break even budgeting (anggaran impas) yaitu anggaran yang disusun untuk
menetapkan nilai koefisien yang telah ditetapkan sehingga keuntungan sama
dengan kerugian atau inpas. Kelebihan anggaran ini adalah :
1. Dapat melihat dengan mudah apakah suatu rencana mengguntungkan.
2. Perencana dengan cepat dapat merekomendasi.
3. Dapat melihat apakah bermanfaat.
Contoh :
 Seorang petani ingin membeli mesin perontok gabah untuk menghemat tenaga
dan sekaligus dapat disewakan. Contoh pembuatan anggaran untuk petani :
Tanggal : 5 Januari 2008
Catatan :
1. h = banyaknya hari kerja disewakan
2. Perhitungan per musim tanam
Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
1. Penyusutan (1/10) 90.000 1. Pengeluaran dihemat :
2. Bunga (5%) 45.000 Menyewa tenaga
3. Perawatan (7+h) @ 1.875 7 HOK @ 14.000 98.000
= 13.125 + 1.875h 2. Penghasilan tambahan disewakan
Penerimaan yang hilang h hari @ 14.000 14.000h
Jumlah pengeluaran = 148.125 + Jumlah 98.000 + 14.000h
1.875h
Tambahan keuntungan : (98.000 + 14.000h) – (148.125 + 1.875h) = 0
12.125h = 50.125
h = 4,13 hari

b. Parametric budgeting (anggaran parametrik)


Anggaran parametrik disusun karena ketidakpastian dari satu. Contoh
pembuatan anggaran.
Tanggal : 5 Januari 2008
Catatan :
1. h = banyaknya hari kerja disewakan
2. t = umur ekonomis
3. f = perawatan per hari kerja
4. perhitungan per musim tanam
Pengeluaran (Rp) Keuntungan (Rp)
1. Biaya tambahan 1. Pengeluaran dihemat :
a. Penyusutan (I/t) Menyewa tenaga
900.000/t 7 HOK @ 14.000 98.000
b. Bunga (5%) 45.000 2. Penghasilan tambahan disewakan
c. Perawatan (7+h) @ f = f (7+h) h hari @ 14.000 14.000h
2. Penerimaan yang hilang Jumlah 98.000 + 14.000h
Jumlah = 900.000/t + 45.000 + f (7+h)
Tambahan keuntungan : (98.000 + 14.000h) – (900.000/t + 45.000 + f (7+h)) = 0
53.000 + 14.000h – 900.000/t – 7f – fh = 0
53.000 = 900.000/t + 7f – (14.000 –f) h

5. Perencanaan Anggaran Interprice


Anggaran interprice adalah anggaran yang dapat digunakan untuk
memperkirakan pengeluaran dan pendapatan suatu cabang usahatani perkesatuan
produksi atau per unit. Contoh analisis anggaran interprice untuk usahatani susu perah:
Diketahui :
Harga per liter susu = Rp. 4.200
Biaya variabel = Rp. 2.285
Biaya tetap = Rp. 6.475
Total biaya = Rp. 31.600
Produksi = 11 liter
Tentukanlah BEP produk, penjualan dan harga dari usahatani susu perah?
Jawab:
FC
BEP produk= x 1 liter
P−AVC

Rp . 6.475
BEP produk= x 1liter
Rp . 4.200−Rp . 2.285
= 3,38 liter/ hari

TC
BEP harga=
Y
Rp .31.600
BEP harga=
11
= Rp. 2.872 per liter
FC
BEP penjualan=
1− AVC / P
Rp .6.475
BEP penjualan=
2.286
1−Rp .
4.200
= Rp. 14.075 per hari

Latihan Soal :
1. Jelaskan pengertian perencanaan usahatani dan manfaat perencanaan dalam
usahatani ?
2. Sebutkan dan jelaskan pengelompokan perencanaan dalam usahatani ?

Anda mungkin juga menyukai