Bab I

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TANGGUNG JAWAB DAN AKUNTABILITAS DALAM


ASUHAN KEBIDANAN DAN ETIKA PROFESIONAL, NILAI
DAN DUKUNGAN HAM

Disusun Oleh :
Kelompok 4

1. Dara Ayu Az Zahra (P05140320011)


2. Tania Aprilia (P05140320040)
3. Yuni Armanda (P05140320047)
4. Zalfa Safana (P05140320049)

Dosen Pengampu :
Mariati, SKM, MPH

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan pada Allah SWT. Hanya kepada-Nya lah
kami memuji dan hanya kepada-Nya lah kami memohon pertolongan. Tidak lupa
shalawat serta salam kami haturkan pada junjungan nabi agung kita, Nabi
Muhammad SAW. Risalah beliau lah yang bermanfaat bagi kita semua sebagai
petunjuk menjalani kehidupan.
Dengan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah berjudul
“Tanggung jawab dan akuntabilitas dalam asuhan kebidanan dan etika
profesional, nilai dan dukungan HAM”. Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas Mata Kuliah Manajemen dan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan.
Kami menantikan kritik dan saran yang membangun dari setiap pembaca agar
perbaikan dapat dilakukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Bengkulu, 19 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
A. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas dalam Asuhan Kebidanan............
B. Etika Profesional, nilai dan dukungan HAM........................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan berhubungan dengan
keselamatan jiwa manusia adalah kewajiban bidan untuk bertanggung
jawab atas semua tindakan yang dilakukannya. Akutabilitas diperkuat
dengan landasan hukum yang mengatur batas wewenang profesi yang
bersangkutan . Tanggung jawab bidan meliputi tanggung jawab menurut
norma profesi didasarkan kode etik kebidanan dan tanggung jawab hukum
sebagai tenaga kesehatan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang
berpengaruh terhadap meningkatnya kritis masyarakat terhadap mutu
pelayanan kebidanan. Sikap etis profesional bidan akan mewarnai dalam
setiap langkahnya termasuk, dalam merespon situasi yang muncul dalam
asuhan. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang
perilaku benar atau salah, kebijakan atau kejahatan yang berhubungan
dengan perilaku. Etik berfokus pada prinsip dan konsep yang membimbing
manusia berfikir dan bertindak dalam kehidupannya dilandasi nilai-nilai
yang dianutnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tanggung jawab dan akuntabilitas dalam asuhan kebidanan?
2. Apa itu etika profesional, nilai dan dukungan HAM?

C. Tujuan
1. Mengetahui tanggung jawab dan akuntabilitas dalam asuhan
kebidanan.
2. Mengetahui etika profesional, nilai dan dukungan HAM.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanggung Jawab dan Akuntabilitas dalam Asuhan Kebidanan


1. Tanggung Jawab
Tanggung jawab dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)
mempunyai arti keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarukan) SJ. Fochema
Andrea dalam Nasution (2011: 48-49) menggunakan istilah
verantwoordelijk yang berarti tanggung jawab dengan batasan sebagai
berikut: "aansprakelijk, verplicht not her afleggen van verantwoording en
tot her dragen van event, werekenbare schade (desgevorderd) ini rechte of
in bestuursverhand" (tanggung jawab adalah kewajiban untuk memikul
pertanggungjawaban dan hingga memikul kerugian (bila dituntut atau jika
dituntut) baik dalam kaitan dengan hukum maupun dalam administrasi)
Pandangan tersebut sesuai dengan ensiklopedi administrasi sebagaimana
dikutip Nasution (2011: 49) mendefinisikan responsibility sebagai
keharusan untuk melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan
kepadanya.

2. Akuntabilitas dalam Asuhan Kebidanan


Akuntabilitas pada umumnya dikaitkan pada proses
pertanggungjawaban terhadap serangkaian bentuk pelayanan yang
diberikan atau yang telah dilakukan. Akuntabilitas merujuk kepada
pertanggungjawaban seseorang kepada pihak yang memiliki hak untuk
meminta pertanggungjawaban. Seperti yang dikemukakan Sedarmayanti
(2003:69) bahwa: "Akuntabilitas dapat dinyatakan sebagai kewajiban
untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang atau suatu organisasi kepada pihak yang
memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban." Bidan diakui sebagai tenaga professional yang
bertanggung-jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan
untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil,
masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung
jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir, dan bayi.
Asuhan ini mencakup upaya pencegahan, promosi persalinan normal,
deteksi komplikasi pada ibu dan anak, dan akses bantuan medis atau
bantuan lain yang sesuai, serta melaksanakan tindakan kegawat-daruratan

B. Etika Profesional, Nilai, dan Dukungan HAM


1. Etika profesional
Etika didefinisikan sebagai "The characteristic and distingaishing
attitudes, habits, believe, ect of an individual or of group" (sikap-sikap,
kebusaan-kebiasaan, kepercayaan-kepercayaan dan sebagainya dari seorang
atau suatu kelompok orang yang bersifat khusus dan menjadi ciri pembeda
antara seorang atau suatu kelompok dengan seorang atau kelompok yang
lain). Dengan kata lain etika merupakan sistem nilai-nilai dan norma-norma
moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. upaya menentukan tingkah laku manusia. Etika
pada hakikatnya mengamati realitas moral secur kritis, etika tidak
memberikan ajaran, melainkan memeriksa kebiasaan-kebiasaan, nilai-nilai,
norma-norma para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan
meningkatkan kualitas profesionalnya.
Dari pengertian etika menurut bahasa di atas dapat disimpulkan
baliwa etika berhubungan dengan norma, dan pandangan-pandangan moral
secara kritis "Profesionalisme" adalah sebutan yang mengacu kepada sikap
mental dalam bentuk komitmen dari para anggota dari suatu profesi untuk
senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesinya.
Profesionalisme merupakan komitmen para anggota suatu profesi untuk
meningkatkan kemampuannya secara terus menerus.
Etika profesi adalah sikap atis sebagai bagian integral dari sikap
hidup dalam menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi serta
mempelajari penerapan prinsip-prinsip moral dasar atau norma-norma etis
umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan manusia. Etika
profesi Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang
sehingga sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau
terhadap konsumen (klien atau objek) Etika profesi memiliki konsep etika
yang ditetapkan atau disepakati pada tatanan profesi atau lingkup kerja
tertentu, contoh pers dan jumalistik, engineering (rekayasa), science, medis
dokter, dan sebagainya.
Dalam pekerjaan profesi, etik profesi sangat diutamakan dalam
memberikan pelayanan kepada publik. Etik profesi merupakan seperangkat
perilaku anggota profesi dalam hubungannya dengan orang lain. Menurut
Priharjo (1995) Etik profesi yaitu perilaku yang diharapkan bagi setiap
anggota profesi untuk bertindak dengan kapasitas profesionalnya.
Pengamalan etika membuat kelompok menjadi baik dalam arti moral. Ciri-
ciri etik profesi adalah sebaga berikut :
a. Berlaku untuk lingkungan profesi,
b. Disusun oleh organisasi profesi yang bersangkutan,
c. Mengandung kewajiban dan larangan,
d. Menggugah sikap manusiawi.

Prinsip dasar di dalam etika profesi


a. Tanggung jawab
Terhadap pelaksanaan pekerjaan itu dan terhadap hasilnya. Terhadap
dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
b. Keadilan
c. Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan kepada siapa saja apa yang
menjadi haknya.
d. Prinsip Kompetensi, melaksanakan pekerjaan sesuai jasa profesionalnya,
kompetensi dan ketekunan
e. .Prinsip Prilaku Profesional, berprilaku konsisten dengan reputasi profesi
f. Prinsip Kerahasiaan menghormati kerahasiaan informasi
2. Nilai
Nilai merupakan tolak ukur yang bersifat normatif dan dapat
mempengaruhi manusia dalam menentukan suatu pilihan, nilai terbagi
menjadi dua jenis, dimana terdapat nilai intrinsik yaitu nilai yang sudah
berharga. yang kedua adalah nilai instrumental dimana nilai merupakan
hasil dari sesuatu akibat digunakan sebagai sarana untuk mencapai suatu
tujuan.
Nilai adalah sebuah konsepsi dari apa yang diinginkan dan
mempengaruhi seseorang dalam menentukan tindakan terhadap cara dan
juga tujuan yang ingin dicapai. Nilai-nilai (values) adalah suatu keyakinan
seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau pegangan yang
mengarah pada sikap perilaku seseorang. Sistem nilai dalam suatu
organisasi adalah rentang nilai- nilai yang dianggap penting dan sering
diartikan sebagai perilaku personal Nilai-nilai (values) adalah suatu
keyakinan seseorang tentang penghargaan terhadap suatu standar atau
pegangan yang mengarah pada sikap atau perilaku seseorang Sistem nilai
dalam suatu organisasi adalah tentang nilai-nilai yang dianggap penting dan
sering diartikan sebagai perilaku personal.
Nilai merupakan milik setiap pribadi yang mengatur langkah-langkah
yang seharusnya dilakukan karena merupakan cetusan dari hati nurani yang
dalam dan di peroleh seseorang sejak kecil. Nilai dipengaruhi oleh
lingkungan dan pendidikan, yang mendapat perhatian khusus, terutama bagi
para petugas kesehatan karena perkembangan peran menjadikan mereka
lebih menyadari nilai dan hak orang lain. Klasifikasi nilai-nilai adalah suatu
proses dimana seorang dapat menggunakannya untuk mengidentifikasi nilai-
nilai mereka sendiri. Seorang bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanannya. Selain menggunakan ilmu kebidanan yang ia miliki jugs
diperkuat oleh nilai yang ada didalam diri mereka
3. Dukungan HAM
Hak Asasi Manusia merupakan salah satu unsur dari Konsep Negara
Hukum, hak asasi manusia pada dasarnya merupakan suatu hak yang
dimiliki sejak lahir atau hak dasar yang dimiliki oleh manusia sebagai
makhluk individu. Pada lingkup nasional. Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945
menyatakan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Sesungguhnya jaminan
konstitusi terhadap hak atas kesehatan telah ada sejak masa Konstitusi
Republik Indonesia Serikat (RIS) tahun 1949. Dalam Pasal 40 Konstitus:
RIS terdapat ketentuan yang menyamaican, "Penguasa senantiasa berusaha
dengan sunguh-sungguh memajukan kebersihan umum dan kesehatan
rakyat".
Setelah bentuk negara serikat kembali ke bentuk negara kesatuan dan
berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS), ketentuan
Pasal 40 Konstitusi RIS di adopsi ke dalam Pasal 42 UUDS, Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1948 telah menetapkan Universal
Declaration of Human Rights, yang di dalamnya mengatur hak atas
kesehatan. Dalam Pasal 25 dinyatakan: "Setiap orang berhak atas taraf hidup
yang menjamin kesehatan dan kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya,
termasuk pangan, pakaian, perumahan dan perawatan kesehatan." Gagasan
hak atas kesehatan sebagai hak asasi manusia terus berkembang baik dalam
huku nasional maupun hukum internasional.
Dalam Pasal 4 Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 Tentang
Kesehatan dinyatakan, "Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam
memperoleh derajat keshurun yang optimal". Sementara ini dalam Hukum
Interasional telah dikembangkan berbagai instrumen hak asasi mumisia,
antara luun Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya (International Covenant en Economic, Social and Cultural Rights)
yang ditetapkan pada tahun 1966. Dalam Pasal 12 ayat (1) Kovenan tersebut
dinyankan bahwa "setiap orang mempunyai hak untuk menikmati sundar
tertinggi yang dapat dicapai amas kesehatan fisik dan mental" Akhirnya
pada tahun 2000, melalui Perubahan Kedua Undang-Undang Dasar 1945,
Kesehatan ditegaskan sebagai bagian dari hak asasi manusia. Dalam Pasal
28H ayat (1) dinyatakan, bahwa: "Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan hatin, bertempat tinggal, dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan
sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan." Masuknya ketentuan
tersebut ke dalam Undang-Undang Dasar 1945, menggambarkan perubahan
paradigma yang luar biasa. Kesehatan dipandang tidak lagi sekedar urusan
pribadi yang terkait dengan nasib atau karunia Tuhan yang tidak ada
hubungannya dengan tanggung jawab negara, melainkan amatu hok hukum
(hak hukum).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tanggung jawab merupakan keadaan wajib menanggung segala
sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan,
diperkarukan.
2. Akuntabilitas dapat dinyatakan sebagai kewaiiban untuk
memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang atau suatu organisasi kepada pihak
yang memiliki hak atau berkewenangan untuk meminta keterangan
atau pertanggungjawaban.
3. Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis tentang perilaku
benar atau salah, kebajikan atau kejahatan yang berhubungan dengan
perilaku.
4. Nilai (values) merupakan suatu proses dimana seseirang dapat
mengerti sistem nilai-nilai yang melekat pada dirinya sendiri. Ada
tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai yang perlu dipahami oleh bidan
yaitu pilihan, penghargaan, dan tindakan.

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan
kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah
yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Sekretariat Negara. Jakarta.
Indonesia. Undang-undang pasal 28H ayat (1) tentang Kesehatan sebagai
Bagian dari HAM. Sekretariat Negara. Jakarta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tanggung Jawab. di Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Diakses pada 19 Januari 2023 dari https://kbbi.web.id/tanggung
%20jawab.
Marimbi, H. 2009. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press.
Tetiwibowo, C. 2014. Etika dan Hukum Kesehatan. Yogyakarta : Nuha
Medika.

Anda mungkin juga menyukai