RKK - MTSN 3 MUNA Ok
RKK - MTSN 3 MUNA Ok
RKK - MTSN 3 MUNA Ok
TENGGARA
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium dan
Perpustakaan Terpadu MTsN 3 Muna
PENYEDIA JASA :
DAFTAR ISI
C.2. Kompetensi
C.3. Kepedulian
C.4. Komunikasi
JUMADDIN DJIRA
Direktur
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI (RKK)
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium dan
Perpustakaan Terpadu MTsN 3 Muna
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROP SULAWESI TENGGARA
Jabatan : Direktur
Dalam rangka pengadaan : Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium dan Perpustakaan
Terpadu MTsN 3 Muna pada Kelompok Kerja Pemilihan Penyedia Barang / Jasa : Pokja Pemilihan
Pekerjaan Konstruksi UKPBJ Kementerian Agama Republik Indonesia ; berkomitmen melaksanakan
konstruksi berkeselamatan demi terciptanya ZERO ACCIDENT, dengan memastikan bahwa seluruh
pelaksanaan konstruksi :
JUMADDIN DJIRA
Direktur
B.1. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO, PENETAPAN PENGENDALIAN RESIKO K3
Terluka/Terkilir/Patah Memenuhi standar 1. Pengadaan sarung tangan, helm, Memakai APD dan
* TERJATUH DARI undang undang dan sepatu SAFETY dan APD (APK APK Safety
Tulang, cacat permanen 3 2 6 Sedang 2 1 2 Kecil
KETINGGIAN peraturan tentang lainnya yang diperlukan, Pekerjaan, Berhati-
atau meninggal dunia
SMKK (sesuai penggunaan APK berupa tali hati Dan Mematuhi
Terluka (Luka Bakar)/Kulit Administratif
1. PEKERJAAN ATAP penjelasan pada RKK keselamatan dan Jaring pengaman , segala aturan dalam
* KESETRUM LISTRIK Melepuh, cacat permanen 3 2 6 Sedang 2 1 2 Kecil dan Evaluasi
Perencanaan penggunaan rambu - rambu tanda bekerja
atau meninggal dunia
pelaksanaan konstruksi, bahaya dan ceklis peralatan
* TERTIMPA BAHAN Terluka, cacat permanen standar dan peraturan keselamatan kerja ; Perancah /
3 2 6 Sedang 2 1 2 Kecil
MATERIAL atau meninggal dunia perundangan scaffolding dicek dulu kekua-tannya
sebelum digunakan
2 Pencegahan Covid-19 Gangguan kesehatan akibat Terkonfirmasi Positif Tertular Memenuhi standar 1. Memakai sepatu boots, helm 3 3 9 Sedang Memakai APD 1 2 2 Kecil Administratif
tertular atau terpapar dan Terpapar Virus Covid-19 Undang - Undang keselamatan, sarung tangan (APD) Safety Pekerjaan, dan Evaluasi
Covid19 (Batuk, Panas, (Batuk, panas, sesak nafas, SMK3 Konstruksi Berhati-hati Dan
Sesak filek dll) Mematuhi segala
2. Memasang alat pengukur suhu tubuh
Nafas, Pilek, dan lain-lain) aturan dalam
di lokasi kerja
bekerja
SASARAN PROGRAM
NO PENGENDALIAN RISIKO
Bentuk Indikator
Uraian Tolak Ukur Uraian Kegiatan Sumber Daya Jadwal Pelaksanaan Penanggung Jawab
Monitoring Pencapaian
Pengadaan sarung tangan, helm, sepatu Alat-alat Safety, SOP Mengacu pada
1 1. Memastikan Kesiapan Alat Terpenuhi
SAFETY dan APD (APK lainnya yang APK dan APD PEKERJAAN Check List Dan
Bantu Kerja Dan Safety, Pekerja Terampil Jadwal Pelaksanaan Zero Accident AHLI K3 KONSTRUKSI
diperlukan, penggunaan APK berupa tali Terpakai ATAP Evaluasi Kerja
Penggunaan APD Pekerjaan dan Checklist
keselamatan dan Jaring pengaman ,
penggunaan rambu - rambu tanda bahaya
dan ceklis peralatan keselamatan kerja ;
Perancah / scaffolding dicek dulu kekua-
tannya sebelum digunakan
2 1. Memakai sepatu boots, helm keselamatan, Memastikan Seluruh Pencegahan Covid- Mengacu pada Check List Dan Terpenuhi
APD Terpakai Alat-alat Safety, SOP Jadwal Pelaksanaan AHLI K3 KONSTRUKSI
sarung tangan (APD) tenaga kerja bebas dari 19 Evaluasi Kerja Zero Accident
penularan Virus Covid-19 Safety, Pekerja Terampil Pekerjaan dan Checklist
2. Memasang alat pengukur suhu tubuh di
lokasi kerja Nakes Siaga Covid
Gugus Tugas Covid-19
3. Setiap pekerja yang akan memasuki area
pekerjaan dicek suhu tubuhnya.
B.3. Standar dan peraturan perundangan
1 2 3 4
Pengadaan sarung tangan, helm, UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1 Ayat (6)
1 1
sepatu SAFETY dan APD (APK lainnya Tentang Keselamatan Kerja
yang diperlukan, penggunaan APK Pasal 86
berupa tali keselamatan dan Jaring UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
pengaman , penggunaan rambu - Ketenagakerjaan
rambu tanda bahaya dan ceklis
peralatan keselamatan kerja ; Perancah UU Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Pasal 59
/ scaffolding dicek dulu kekua-tannya Konstruksi
sebelum digunakan
Penggunaan APK dan APD UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1 Ayat (6)
2 1
Tentang Keselamatan Kerja
UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Pasal 86
Ketenagakerjaan
2 Monitoring dan Evaluasi UU Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Pasal 59
Konstruksi
3 Eliminasi, Subtitusi, Rekayasa Teknik, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Ketentuan Umum
APD, Administratif / Checklist dan Perumahan Rakyat Nomor 10 Tahun 2021
Himbauan tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi
3 1 Memakai sepatu boots, helm UU Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 1 Ayat (6)
keselamatan, sarung tangan (APD) Tentang Keselamatan Kerja
UU Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Pasal 86
2 Memasang alat pengukur suhu tubuh Konstruksi
di lokasi kerja UU Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Pasal 86
3 Setiap pekerja yang akan memasuki Ketenagakerjaan
area pekerjaan dicek suhu tubuhnya. Permen PUPR No 10/PRT/M/2021 tentang Ketentuan Umum
Pedoman SMKK
UU Kesehatan Tentang Karantina dan Penyakit / sesuai ketetapan dari Pemerintah
Wabah Menular
RENCANA KESELAMATAN KONSTRUKSI
Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium dan
Perpustakaan Terpadu MTsN 3 Muna
KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROP SULAWESI TENGGARA
Sehubungan dengan hal itu Kami menyadari bahwa aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah penting
dalam pelaksanaan seluruh kegiatan operasi perusahaan, oleh karena itu kami berkomitmen untuk
meningkatkan kepuasan pelanggan dan menyediakan tempat kerja yang aman dan sehat dengan menerapkan
perbaikan yang berkelanjutan melalui Sistem Manajemam Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).
CV. INDOTAMA KONSTRUKSI konsisten untuk melaksanakan pengelolaan aspek Keselamatan dan Kesehatan
Kerja secara efektif dan efesien dengan cara :
1. Menginformasikan kepada seluruh personil baik internal dan eksternal perusahaan mengenai tanggung
jawabnya dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lingkungan perusahaan.
2. Mematuhi perundang-undangan dan persyaratan lainnya yang berkaitan dengan K3, serta
mengintegrasikannya kedalam semua aspek kegiatan operasi perusahaan.
3.
Meminimalkan jumlah terjadinya kesalahan kerja, terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
4. Melakukan identifikasi bahaya sesuai dengan sifat dan skala resiko-resiko K3.
5. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
6. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran kebijakan ini kepada seluruh personil secara berkala.
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dipahami oleh seluruh karyawan dan menjadi acuan dalam pelaksanaan
seluruh kegiatan operasi perusahaan
Menyediakan fasilitas yang memadai dan sumber daya sehingga kebijakan kesehatan dan keselamatan dapat
diimplementasikan dengan baik -termasuk anggaran, personil, pelatihan, kesempatan meningkatkan kualitas
dan wadah untuk berpartisipasi dalam perencanaan, evaluasi pelaksanaan, dan tindakan menuju perbaikan.
Pelatihan K3 harus dimulai dengan orientasi karyawan, ketika seorang karyawan baru atau ditransfer ke
pekerjaan baru. Sesi orientasi yang berkaitan dengan K3 biasanya harus mencakup :
1. Prosedur darurat;
2. Lokasi pertolongan pertama;
3. Tanggung Jawab K3 ;
4. Pelaporan cedera, kondisi tidak aman dan tindakan tidak aman;
5. Penggunaan peralatan pelindung diri (APD);
6. Hak untuk menolak pekerjaan yang berbahaya;
7. Bahaya, termasuk di luar area kerja mereka sendiri;
8. Alasan untuk setiap aturan K3.
Pekerja tidak harus dilihat sebagai pengamat dalam K3. Mereka bertanggung jawab untuk melindungi
keselamatan dan kesehatan mereka sendiri di tempat kerja sehingga mereka perlu mengambil bagian dalam
memastikan berfungsinya kebijakan K3. Untuk melakukan ini, mereka perlu menyadari dan memahami
berbagai bahaya kesehatan dan keselamatan, standar dan praktek-praktek yang relevan dengan pekerjaan
mereka.
C.2. Kompetensi
Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-undang No 13 tahun 2005 tentang Ketenagakerjaan, setiap perusahaan
wajib melaksanakan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk melindungi keselamatan tenaga kerja dan
sarana produksi. Untuk itu diperlukan tenaga-tenaga K3 yang profesional dan kompeten dalam
mengembangkan, mengkoordinir, memfasilitasi dan melaksanakan program-program K3 dalam perusahaan.
Sehubungan dengan kebutuhan tersebut, diperlukan pembinaan dan pengembangan kompetensi SDM K3 untuk
berbagai bidang keahlian dan bidang kegiatan.
Salah satu bidang kompetensi yang diperlukan dalam dunia usaha adalah Ahli K3 untuk tingkat utama, madya
dan muda yang dituangkan dalam SKKNI bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pada Paket pekerjaan ini Kami menyiapkan Ahli K3 dengan Sertifikat SKA Ahli Muda K3 dan petugas K3
dengan Sertifikat Pelatihan K3.
C.3. Kepedulian
Kepedulian kami terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan operasional dan bisnis perusahaan yang pelaksanaannya merupakan tanggung jawab semua jajaran di
perusahaan.
Kami bertekad untuk melaksanakan kegiatan perusahaan yang bergerak dalam bidang JASA KONSTRUKSI yang
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja dengan penerapan program perbaikan berkelanjutan melalui
Sistem, Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja (OHSAS 18001) sehingga dapat tercipta tempat kerja yang
aman serta nyaman bagi siapapun yang berada di tempat kerja.
5. Menyediakan kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau sasaran - sasaran K3.
6. Menyediakan sumberdaya yang cukup untuk mengimplementasikan Sistem manajemen K3.
7. Mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara SMK3.
8. Memelihara program Lindungan Lingkungan terhadap kegiatan disemua area lokasi kerja.
9. Mengkomunikasikan dan menanamkan kesadaran akan kebijakan ini kepada semua personil secara
berkala.
10. Mengelola dan menangani semua material, baik yang berbahaya maupun yang tidak berbahaya, termasuk
mengendalikan potensi bahaya terhadap pekerja.
11. Meningkatkan kompetensi pekerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
12. Meninjau aspek Manajemen K3 secara periodik agar tetap relevan.
13. Memberikan perlindungan bagi semua personil di tempat kerja sehingga dapat dicegah terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
14. Memberikan pelatihan dan kompetensi yang sesuai dan memadai agar tenaga kerja dapat bekerja secara
aman dan selamat.
15. Memperhatikan aspek K3 dalam semua kegiatan operasinya.
C.4. Komunikasi
Faktor Komunikasi memiliki unsur yang penting dalam mengkoordinasikan pelaksanaan K3 di Lapangan.
Karena hal itu, maka Kami akan membuat Prosedur Operasi Standard sebagai acuan dalam pelaksanaan di
lapangan.
Dalam ISO 9001:2015 dijelaskan bahwa persyaratan mengenai Informasi Terdokumentasi adalah sbb :
Penyedia jasa wajib membuat identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko, Skala Prioritas, Pengendalian Risiko K3,
dan Penanggung jawab untuk diserahkan, dibahas, dan disetujui PPK pada saat Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction Meeting (PCM) sesuai lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Konstruksi pada pelaksanaan Paket Pekerjaan ini merupakan suatu kegiatan yang sangat kompleks
dengan perpaduan antara kondisi lingkungan dan tuntutan Spesifikasi Teknis yang di dalamnya terdapat
interaksi antara peralatan, bahan dan sumber daya manusia.
Interaksi tersebut sangat berpotensi menjadi penyebab terjadinya insiden dan kecelakaan kerja, penyakit
akibat kondisi tempat kerja serta dapat menyebabkan terjadinya dampak lingkungan yang disebabkan oleh
pembuangan limbah dari proses produksi sehingga terjadi ketidak sesuaian antara mutu produk dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan.
Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan secara berkesinambungan sebagai antisipasi untuk
meminimalisasi terjadinya resiko kecelakaan kerja dan penyakit yang timbul akibat lingkungan yang tidak
sehat demi pemenuhan dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan.
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3 Konstruksi
di proyek yang disusun oleh Penyedia Jasa dan diajukan kepada Pengguna Jasa untuk mendapat
persetujuan yang selanjunya dijadikan sebagai kerangka acuan antara Penyedia Jasa dan Pengguna Jasa
serta pihak-pihak yang terkait dalam rangka penyelenggaraan dan penerapan K3 Konstruksi pada Paket
Pekerjaan ini.
Rencana Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 09/PER/M/2008 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
Tabel Analisis Keselamatan Pekerjaan (Job Safety Analysis)
Nama Pekerja : 1,2,3,4, ….....
Nama Paket Pekerjaan : Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Gedung Laboratorium dan
Perpustakaan Terpadu MTsN 3 Muna
* TERJATUH DARI
PEKERJAAN ATAP Memakai Tali Pengaman
KETINGGIAN
dan Jaring ( APK ) ; sepatu
* KESETRUM LISTRIK boots, helm keselamatan,
sarung tangan (APD)
AHLI K3
* TERTIMPA BAHAN Memasang rambu - KONSTRUKSI
MATERIAL rambu peringatan yang
cukup di lokasi yang
dianggap rawan /
berisiko
Pencegahan Covid-19 Gangguan kesehatan Memakai sepatu boots,
akibat helm keselamatan,
tertular atau terpapar sarung tangan (APD)
Covid19 (Batuk, Panas,
Sesak
Nafas, Pilek, dan lain- AHLI K3
Memasang alat pengukur KONSTRUKSI
lain)
suhu tubuh di lokasi kerja
dan setiap pekerja di ukur
suhu tubuhnya saat
memasuki lokasi kerja
5.
Menyediakan data untuk mengukur kinerja K3 Perusahaan baik secara proaktif maupun secara reaktif.
6. Menyediakan data untuk mengevaluasi penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kerja Perusahaan.
7. Menyediakan data untuk menilai kompetensi personil K3
Perusahaan mendelegasikan tugas pemantauan dan pengukuran kinerja K3 kepada Ahli K3 Konstruksi
termasuk anggota-anggota di bawah kewenangan Ahli K3 Konstruksi.
Hasil dari pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dianalisa dan digunakan untuk mengidentifikasi tingkat
keberhasilan kinerja K3 ataupun kebutuhan perlunya tindakan perbaikan ataupun tindakan-tindakan
peningkatan kinerja K3 lainnya.
Pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif dan metode pengukuran reaktif di
tempat kerja. Prioritas pengukuran kinerja K3 menggunakan metode pengukuran proaktif dengan tujuan
untuk mendorong peningkatan kinerja K3 dan mengurangi kejadian kecelakaan kerja di tempat kerja.
Perusahaan tidak menggunakan alat-alat yang tidak dikalibrasi dengan tepat ataupun yang sudah
mengalami kerusakan untuk melaksanakan pemantauan dan pengukuran kinerja K3 di tempat kerja.
Kalibrasi dan perawatan alat ukur pemantauan dan pengukuran kinerja K3 dilaksanakan oleh personil ahli
terhadap pelaksanaan kalibrasi dan perawatan alat-alat ukur yang digunakan.
JUMADDIN DJIRA
Direktur