Laporan Praktikum Kesuburan Tanah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM KESUBURAN TANAH

“PEMBUATAN PUPUK BOKASHI KOTORAN SAPI”

OLEH :
SHERINA EVI TANNISA
420220102019
SEMESTER I

PRODI BUDI DAYA TANAMAN PERKEBUNAN


FAKULTAS LOGISTIK MILITER
UNIVERSITAS PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI 1
BAB I PENDAHULUAN 2
1.1Latar Belakang 2
1.2Tujuan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4
2.1Kesuburan Tanah 4
2.2Unsur Hara 4
2.3Pupuk 4
2.4Bokashi 5
BAB III METODELOGI PENULISAN 6
3.1 Waktu dan Tempat 6
3.2 Alat dan Bahan 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 9
4.1Hasil 9
4.2Pembahasan 9
4.2.1 Proses Pengomposan Bokashi 9
4.2.2 Pembahasan Data yang Diperoleh 10
4.2.3 Cara Pengaplikasian pada Tanaman 11
4.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Bokashi 11
4.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pupuk Bokashi 12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 13
5.1Kesimpulan 13
5.2Saran 13
DAFTAR PUSTAKA 14
LAMPIRAN 15

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat
berpengaruh dalam kelangsungan hidup di Indonesia. Sektor
pertanian ini memegang peran penting dalam usaha memenuhi
kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia. Banyaknya populasi di
Indonesia menjadikan sektor pertanian menjadi sektor utama dan
paling penting. Oleh sebab itu, Indonesia sering disebut sebagai
negara agraris karena sebagian penduduknya bekerja dalam sektor
pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan di Indonesia.
Pertanian dikatakan penting sebab kebutuhan pangan menjadi
aspek yang mempengaruhi tingkat gizi buruk masyarakat yang dapat
berpengaruh kepada laju pembangunan negara dimana memerlukan
sumber daya manusia yang berkualitas. Asupan gizi yang terpenuhi
dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam
membantu membangun negara Indonesia menjadi negara yang lebih
maju dengan segala kekayaan nasional yang ada di dalamnya.
Dalam hal memenuhi gizi yang seimbang diperlukannya bahan-
bahan makanan yang berkualitas tinggi. Bahan makanan yang
berkualitas tinggi memiliki kandungan gizi yang tinggi dan berguna
dalam menjaga kesehatan tubuh dan perkembangan otak.
Perkembangan otak ini lah yang berperan penting dalam
menghasilkan sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi dalam
membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maju di era
globalisasi ini.
Bahan makanan yang seimbang di dapat dari sayur, buah,
maupun daging yang dibudidayakan sesuai dengan standar
operasional yang diberlakukan demi mempertahankan kualitas dan
kuantitas produk pangan tersebut. Sebagai contoh sumber bahan
makanan hewani di dapat dari hewan ternak maupun ikan sedangkan
sumber bahan makanan hayati dapat berasal dari sayur dan buah-
buahan. Pemeliharaan sumber makanan tersebut menentukan kualitas
dan gizi yang terkandung didalamnya.
Perawatan hewan ternak, ikan maupun sayur serta buah-
buahan dapat dilakukan dalam upaya menjaga mutu dari sumber
bahan makanan tersebut. Perawatan sayur serta buah dapat dilakukan
dengan berbagai cara mulai dari pemilihan lahan hingga pasca panen
yang wajib diperhatikan untuk mendapat produk yang berkualitas dan
memiliki nilai gizi yang tinggi. Maka dari itu diperlukan perawatan
khusus bagi sumber bahan pangan tersebut demi menjaga
kualitasnya.

2
Proses produksi sayur dan buah terdapat beberapa tahap mulai
dari masa pembibitan sampai pasca panen yang di dalamnya
termasuk pemasaran produk hasil produksi. Pada masa pembibitan,
bibit yang akan ditanam harus merupakan bibit unggul dengan jumlah
yang sesuai. Kemudian dilakukan proses penanaman bibit yang telah
sesuai dengan SOP agar produk yang dihasilkan merupakan produk
terbaik serta meminimalisir kerugian. Masa perawatan merupakan
masa yang paling penting dalam proses produksi sebab cara
perawatan kita lah yang akan menentukan hasil produksi nanti. Oleh
karena itu, perawatan yang dilakukan harus sesuai dengan SOP, yaitu
seperti pada tata cara pemberian pupuk.
Pemberian pupuk bertujuan untuk memberikan unsur hara yang
diperlukan oleh tanaman. Pupuk sendiri dibagi menjadi 2, yaitu pupuk
organik dan pupuk anorganik. Pupuk anorganik merupakan pupuk
buatan yang berasal dari campuran bahan kimia yang diproses di
pabrik, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa
hasil makhluk hidup. Penggunaan pupuk organik dikatakan lebih
bermanfaat sebab mengandung unsur hara lengkap dibanding pupuk
anorganik yang hanya mengandung satu atau dua unsur hara saja.
Contoh pupuk organik yang sering digunakan, yaitu pupuk kompos,
pupuk kandang, bokashi, dan masih banyak lagi.
Bokashi merupakan pupuk organik yang sering digunakan
dalam usaha produksi pertanian sebab pembuatannya yang mudah
dan menggunakan bahan baku yang tidak sulit di dapat atau bisa
menggunakan limbah hasil pertanian. Oleh sebab itu, dalam laporan
ini kami akan membahas bagaimana cara pembuatan pupuk bokashi
ini yang kami lakukan dan amati selama kurang lebih satu bulan.

1.2 Tujuan
a. Mengetahui bagaimana cara pembuatan pupuk bokashi
b. Mengetahui cara pengaplikasian pada tanaman serta kelebihan
dan kekurangannya

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesuburan Tanah
Kesuburan tanah merupakan status unsur hara yang ada di
dalam tanah yang berfungsi sebagai indikator yang mendukung
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Kesuburan tanah
mengatur tingkat produktivitas tanaman yang dibudidayakan sebab
kesuburan tanah yang menjadi tolak ukur unsur hara yang ada di
tanah sekitaran tanaman budi daya. Jika tingkat kesuburan tanahnya
tinggi, maka dapat meningkatkan daya hasil produksi tanaman budi
daya tersebut serta meningkatkan kualitas produk hasil produksi.
Unsur-unsur hara yang menjadi faktor penentu tingkat
kesuburan tanah dapat berasal dari batuan mineral, organisme, dan
relief yang berada di dalam tanah dalam jangka waktu tertentu
(Yuwono, 2007). Bahan-bahan tersebut akan mengalami pelapukan
atau penguraian, kemudian menjadi unsur-unsur hara yang diperlukan
oleh tanaman. Ketika unsur hara tersebut telah mengalami pelapukan
dan menjadi partikel-partikel yang sangat kecil barulah tanaman dapat
menyerap unsur-unsur tersebut secara langsung.

2.2 Unsur Hara


Unsur hara merupakan nutrisi yang diperlukan tanaman dalam
proses pertumbuhan dan perkembangannya. Unsur hara ini terdapat
di tanah yang berasal dari bahan-bahan organik maupun anorganik
yang sengaja diberikan demi memenuhi unsur hara yang kurang
dalam tanah. Unsur hara sudah tersedia di alam namun tidak dapat
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman sehingga diberikannya unsur
hara buatan atau sering disebut pupuk anorganik yang dapat
membantu memenuhi kebutuhan unsur hara pada tanah.
Unsur hara sendiri dibagi menjadi unsur hara makro dan unsur
hara mikro. Unsur hara makro dibagi lagi menjadi unsur hara primer,
yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium, serta unsur hara sekunder, yakni
kalsium, magnesium, dan sulfur. Sedangkan unsur hara mikro terdiri
dari klor, boron, tembaga, mangan, besi, seng, dan molibdenum.
Unsur hara mikro dan makro ini wajib ada dalam tanah karena jika
tanaman kekurangan salah satu dari unsur hara ini maka akan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

2.3 Pupuk
Pupuk merupakan bahan yang mengandung unsur hara satu
atau lebih yang berguna untuk memperbaiki kesuburan tanah yang
habis diserap tanaman agar tanaman tersebut dapat berproduksi
dengan baik (Dwicaksono, 2013). Menurut Sugiyanta tahun 2011,

4
unsur hara yang hilang akibat penyerapan oleh tanaman, leaching,
maupun erosi dapat dikembalikan dengan pemberian pupuk yang
diharapkan dapat menyediakan unsur hara pada tanah.
Pupuk sendiri dibagi menjadi dua, yaitu pupuk organik dan
pupuk anorganik. Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari sisa
hasil makhluk hidup, seperti pelapukan sisa hewan, tanaman, ataupun
manusia yang berfungsi untuk memperbaiki sifat kimia, biologi, serta
fisik tanah dan biasanya berbentuk pupuk padat maupun cair. Pupuk
organik ini dapat dibuat dari sisa hasil panen, limbah dan kotoran
ternak, daun-daunan, dan masih banyak lagi (Mirnayati, 2021).
Pupuk anorganik merupakan pupuk yang hanya berisi satu atau
dua unsur hara saja dan berasal dari campuran bahan kimia yang
diproduksi oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hara yang
diperlukan oleh tanaman. Contoh dari pupuk anorganik, yakni pupuk
urea, pupuk NPK, pupuk TSP, dan pupuk ZA. Pupuk anorganik yang
paling sering digunakan oleh para pengusaha pertanian biasanya
pupuk NPK Phonska dan urea namun tergantung keperluan unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman yang dibudidayakan.

2.4 Bokashi
Bokashi merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sering
digunakan dalam proses produksi pertanian. Bokashi merupakan
pupuk yang berasal dari Jepang yang menggunakan bantuan
mikroorganisme dalam proses fermentasi bahan organik seperti
kompos dan pupuk kandang yang hasilnya berbentuk padat dengan
unsur hara lengkap mulai dari unsur mikro dan unsur makro. Bokashi
sendiri yang sudah terfermentasi biasanya berbentuk padat yang
sudah terurai dan siap dicampurkan dengan media tanam.
Keunggulan pupuk bokashi ini adalah mudah diserap tanaman
karena sudah terurai oleh mikroorganisme dan kandungan haranya
lebih tinggi daripada pupuk organik lainnya (Usep, 2018).
Mikroorganisme yang terdapat dalam tanah juga dapat membantu
aktivitas di dalam tanah, seperti penguraian bahan sisa hasil makhluk
hidup, menggemburkan tanah, membuat tanah menjadi lebih subur,
dan masih banyak lagi. Beberapa mikroorganisme tersebut juga dapat
berperan sebagai anti patogen dari hama dan penyakit sehingga
tumbuhan memiliki daya tahan yang tinggi.

2.1

5
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pembuatan pupuk bokashi ini kami lakukan pada hari
Senin, 14 November 2022 dan dilakukan selama satu bulan hingga
Senin, 12 Desember 2022. Praktikum pembuatan pupuk bokashi ini
dilakukan di Gedung Workshop Fakultas Logistik Militer Universitas
Pertahanan Republik Indonesia.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Berikut alat-alat yang digunakan dalam praktikum
pembuatan pupuk bokashi :
NO. Alat
1.

Alat ukur suhu


2.

Ember
3.

Cangkul

6
4.

Parang
5.

Terpal
6.

Sekop

3.2.2 Bahan
Dalam pembuatan pupuk bokashi ini diperlukan bahan-
bahan sebagai berikut :
NO. Bahan
1.

EM4

7
2.

Molase
3.

Kotoran sapi
4.

Arang sekam
5.

Daun gamal
6.

Air

8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berikut merupakan data yang kami dapatkan selama
melakukan pengamatan dalam proses pembuatan pupuk bokashi yang
dilakukan selama satu bulan.
Warna dan
No Minggu ke- Keremahan Suhu Keterangan
aroma
Remah,
lengket, dan
Hijau dan tidak
1. I (1-7) daun belum 37-38˚C Belum jadi
berbau
terdekomposis
i
Remah, sedikit
Hitam dan lengket, daun
2. II (8-14) berbau mulai 38-42˚C Belum jadi
menyengat terdekomposis
i
Hitam seperti Remah, tidak Jadi,
tanah dan lengket, daun namun
3. III (15-21) 38-39˚C
tidak berbau terdekomposis terdapat
menyengat i jamur putih
Hitam seperti
Remah dan
4. IV (22-28) tanah dan 38-39˚C Jadi
tidak lengket
tidak berbau

4.2 Pembahasan
4.2.1 Proses Pengomposan Bokashi
Proses pengomposan bokashi diawali dengan proses
pencacahan daun gamal yang akan di fermentasi. Proses
pencacahan ini dilakukan dengan maksud agar daun gamal
lebih mudah terurai dan terfermentasi oleh mikroorganisme.
Setelah proses pencacahan selesai maka masuk ke proses
selanjutnya, yaitu proses pencampuran bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum pembuatan bokashi ini.
Proses pencampuran bahan-bahan ini diawali dengan
mencampurkan daun gamal yang telah dicacah menjadi
bagian yang lebih kecil dengan arang sekam yang telah
dibakar sebelumnya dan juga bahan utama lainnya adalah
kotoran sapi yang telah halus seperti debu.
Setelah daun gamal, arang sekam, dan kotoran sapi
tercampur dengan rata barulah ditambah larutan EM4 dan

9
molase yang dicampur dengan air. Pembuatan larutan ini
berisi 1:1 antara EM4 dan molase kemudian dilarutkan ke
dalam satu ember air. Dari 0,5 liter EM4 dan 0,5 kg molase
dapat dilarutkan dalam sekitar 5 ember air.
Setelah molase dan EM4 terlarut, barulah larutan itu
dipercikkan kepada campuran daun gamal, arang sekam,
dan kotoran sapi yang telah tercampur rata. Pemberian
larutan molase dan EM4 ini dilakukan hingga campuran
bahan-bahan utama tadi basah dan dapat dibentuk menjadi
padatan serta akan mengeluarkan air sedikit ketika diperas.
Jika bahan-bahan tersebut telah tercampur rata berarti
bokashi tersebut telah siap untuk difermentasi.
Pemberian EM4 dan molase ini bertujuan sebagai bahan
yang akan memfermentasi campuran daun gamal, arang
sekam, dan kotoran sapi tersebut hingga menjadi bokashi.
Penggunaan EM4 bertujuan sebagai sumber atau penyedia
mikroorganisme yang akan melakukan pengomposan
terhadap campuran bahan utama. Molase sendiri berperan
sebagai sumber makanan dari mikroorganisme yang berasal
dari EM4.
Jika semua proses di atas telah dilakukan semua dapat
dikatakan bahwa pembuatan bokashi telah selesai dan
terakhir hanya perlu menunggu bokashi terfermentasi oleh
mikroorganisme yang berasal dari EM4. Proses fermentasi ini
berlangsung kurang lebih selama 1-3 minggu sampai bokashi
jadi sepenuhnya dengan keadaan bokashi ditutupi terpal dan
tidak ada celah udara yang masuk agar proses fermentasi
berjalan sempurna.

4.2.2 Pembahasan Data yang Diperoleh


Praktikum pembuatan pupuk bokashi yang kami lakukan
selama kurang lebih satu bulan ini telah kami amati setiap
hari dan kami mendapat data yang tidak jauh berbeda
dengan praktikum-praktikum lain yang dilakukan oleh para
peneliti terdahulu sehingga dapat dikatakan praktikum yang
dilakukan berhasil. Dari praktikum tersebut, pada minggu
pertama kami mengamati belum adanya perubahan yang
signifikan pada campuran bokashi tersebut. Pada bokashi
tersebut daun gamal masih berwarna hijau dan bokashi
tersebut masih tidak berbau, berbentuk remah, lengket, dan
belum terdekomposisi. Bokashi tersebut mengandung molase
yang membuat tekstur bokashi menjadi lengket. Pada minggu
pertama ini juga suhu masih tergolong normal antara 37-
38˚C.

10
Pada minggu kedua pengamatan terhadap bokashi
tersebut mulai terlihat beberapa perubahan mulai dari suhu
yang mulai naik ke 38-42˚C dan warna bokashi sudah
berubah menjadi hitam serta sudah mulai berbau menyengat.
Bokashi pada minggu kedua juga bertekstur remah dengan
tingkat kelengketan sudah mulai berkurang dan daun gamal
sudah mulai terdekomposisi. Bokashi pada minggu kedua ini
masih dikatakan belum jadi.
Kemudian pada minggu ketiga, bokashi sudah berwarna
hitam seperti tanah dan sudah tidak berbau menyengat. Pada
minggu ketiga ini juga daun gamal telah terdekomposisi
sepenuhnya, tidak lengket, serta berbentuk remah. Suhu
pada minggu ini sudah tidak setinggi minggu sebelumnya,
yaitu sekitaran 38-39˚C dan dapat dikatakan pada minggu
ketiga ini bokashi telah jadi sepenuhnya. Bokashi pada
minggu ini terlihat tumbuhnya jamur putih, tetapi hal ini
dikatakan wajar dan dapat menjadi pertanda bahwa bokashi
tersebut telah jadi dan dapat digunakan.
Di minggu terakhir bokashi berbentuk remah dengan
warna hitam seperti tanah dan tidak berbau serta lengket.
Pada minggu keempat ini suhu bokashi masih standar antara
38-39˚C dan sudah pasti bokashi telah jadi sehingga tutup
terpal sudah bisa dibuka dan siap untuk di aplikasikan ke
media tanam.

4.2.3 Cara Pengaplikasian pada Tanaman


Pupuk bokashi yang telah jadi dapat langsung
diaplikasikan kepada media tanam, yaitu tanah. Cara
pengaplikasiannya dapat dicampur dengan tanah dengan
perbandingan 1:1 ataupun 1:2. Dalam hal ini, lebih banyak
bokashi yang digunakan akan lebih baik manfaat yang
diberikan kepada tanah sebab bokashi termasuk pupuk
organik yang sangat bagus bagi tanah.
Pada praktikum yang kami lakukan, kami mencampurkan
bokashi dan tanah dengan perbandingan 1:1 dengan total 5
karung tanah dan 5 karung pupuk bokashi. Setelah
tercampur rata, tanah dimasukkan kepada 4 planter bag yang
menjadi tempat media tanam. Keempat planter bag tersebut
merupakan media tanam yang digunakan untuk tanaman
kopi, kakao, dan jeruk.

4.2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembuatan Bokashi


Dalam pembuatan bokashi harus diperhatikan
perbandingan penggunaan EM4 dan molase. Selain itu,
dalam proses fermentasi kerapatan terpal harus diperhatikan

11
karena udara dapat mengganggu proses fermentasi sehingga
perlu perhatian khusus saat sesudah membuka terpal untuk
mengukur suhu agar terpal tertutup rapat dan tidak ada udara
yang masuk di dalam.
Suhu juga menjadi indikator yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pembuatan bokashi ini. Jika suhu terlalu panas,
maka mikroorganisme yang terdapat pada bokashi dapat
mati dan proses fermentasi akan gagal. Oleh sebab itu,
dilakukan pengukuran suhu setiap hari pada pagi dan sore
hari untuk memantau tingkatan suhu agar tidak lebih dari
suhu normal. Ketika suhu melebihi suhu normal, maka
pembalikan harus dilakukan yang bertujuan untuk
menurunkan suhu menjadi kembali normal agar dapat ditutup
rapat menggunakan terpal lagi sehingga proses fermentasi
dapat berlanjut.

4.2.5 Keunggulan dan Kelemahan Pupuk Bokashi


Pupuk bokashi memiliki unsur hara yang tinggi yang
diperlukan oleh tanaman sehingga dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena jika
asupan nutrisi terpenuhi, maka pertumbuhan dan
perkembangan tanaman akan berlangsung lebih cepat.
Dibandingkan pupuk kompos, pupuk bokashi tentu memiliki
kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Kualitas dan struktur
tanah yang rusak akibat penggunaan pupuk anorganik
secara terus-menerus diharapkan dapat diperbaiki oleh
pupuk bokashi ini karena pupuk bokashi termasuk pupuk
organik yang ramah lingkungan dan mengandung
mikroorganisme yang dapat membantu aktivitas organisme
tanah lainnya dalam proses penguraian yang terjadi pada
tanah.
Pupuk bokashi juga membuat tanaman yang dihasilkan
menjadi produk organik karena dalam perawatannya hanya
memakai bahan organik mulai dari pupuk, pestisida, dan lain-
lain. Selain itu, bokashi juga berperan penting dalam
membuat tanah menjadi gembur karena aktivitas
mikroorganisme. Serta, penggunaan bokashi akan lebih
menghemat biaya produksi karena dapat menggunakan
bahan sisa hasil limbah produksi.
Dibandingkan dengan pupuk anorganik, pupuk bokashi
mengandung unsur hara yang lebih sedikit. Penggunaan
bokashi juga diperlukan dalam jumlah yang lebih banyak
dibandingkan dengan pupuk anorganik lainnya.

12
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pupuk
bokashi yang termasuk dalam pupuk organik memiliki banyak manfaat.
Pembuatan pupuk bokashi ini juga menggunakan bahan yang mudah di
dapat hasil dari limbah pertanian ataupun peternakan. Dari sisa hasil
limbah tersebut dapat dijadikan pupuk yang bermanfaat bagi tanaman
maupun tanah. Bokashi dapat diaplikasikan dengan cara dicampurkan
dengan media tanam seperti tanah dengan perbandingan tertentu agar
mendapat unsur hara dan meningkatkan kualitas tanah maupun produk
hasil produksi. Sebagai contoh dari pengaplikasiannya, kami
mencampurkan bokashi dan tanah sebagai media tanam tanaman kopi,
kakao, dan jeruk. Penggunaan bokashi tersebut diharapkan agar tanaman
tersebut akan tumbuh dengan subur tanpa kekurangan unsur hara yang
diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut.

5.2 Saran
Setelah melakukan praktikum ini, kami dapat menyarankan
penggunaan pupuk bokashi dalam usaha pertanian. Penggunaan pupuk
bokashi ini diharapkan dapat membantu usaha produksi pertanian karena
dapat mengurangi biaya produksi, tidak merusak lahan karena terbuat dari
bahan organik yang ramah lingkungan, serta memberi asupan nutrisi yang
tinggi bagi tanaman di masa pertumbuhan dan perkembangan. Pembuatan
pupuk bokashi ini juga tidak terlalu sulit dilakukan serta menggunakan
bahan yang mudah didapat oleh pengusaha pertanian.

14
DAFTAR PUSTAKA
Azis, M. 2021. Pupuk Organik. Diakses 16 Desember 2022, dari Penyuluh
Pertanian Muda Kab. Bantaeng,
<http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/98675/Pupuk-Organik/LAMPI
RAN>.
Dwicaksono, M.R.B., Suharto, B., L.D. Susanawati. 2013. Pengaruh
Penambahan Effective Microoranisme pada Limbah Cair Industri
Perikanan Terhadap Kualitas Pupuk Cair Organik. Fakultas Teknologi
Pertanian. Universitas Brawijaya. Malang.
Perwita, A.D., Chozin, M.A., Sugiyanta. 2011. Dampak Pupuk Organik dan
Anorganik Terhadap Perubahan Sifat Kimia Tanah dan Produksi
Tanaman Padi (Oriza sativa L.). Diakses 16 Desember 2022,
<http://repository.ipb.ac.id:8080/handle/123456789/64254>.
Witarsa, Usep. Bokashi. Diakses 17 Desember 2022, dari Penyuluh
Kehutanan DLHK Prov. Banten,
<https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article/Tulisan_BOKASHI.pdf>.
Kusumawati, A. 2021. Buku Ajar Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
Yogyakarta: Poltek LPP Press. Tersedia dari
<https://repository.polteklpp.ac.id/id/eprint/2345/1/BUKU%20AJAR
%20KESUBURAN%20TANAH%20DAN%20PEMUPUKAN.pdf>.
Taruk, N.M. 2019. Manfaat Pupuk Bokashi Untuk Tanaman. Diakses 18
Desember 2022, dari Penyuluh Pertanian Kec. Morosi,
<http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/88735/MANFAAT-PUPUK-
BOKHASI-UNTUK-TANAMAN/>.

15
LAMPIRAN
NO
Gambar Keterangan
.

Proses pencacahan daun gamal


agar menjadi potongan-
1. potongan kecil demi
mempercepat proses fermentasi
yang akan terjadi

2. Daun gamal setelah dicacah

Penggabungan bahan bokashi,


yaitu daun gamal yang telah
3.
dicacah, arang sekam, dan
kotoran sapi

Pencampuran atau pengadukan


4.
bahan-bahan di atas hingga rata

16
Pengukuran molase dan EM4
yang akan digunakan agar
5.
perbandingan antara molase
dan EM4 sama, yaitu 1:1

Takaran molase dan EM4 yang


akan dilarutkan pada satu ember
6.
air

Proses pelarutan molase dan


7.
EM4 di air

Pemercikan larutan kepada


8.
campuran bahan bokashi

17
9. Bokashi yang siap difermentasi

Penutupan terpal demi proses


10.
fermentasi dan pemberian label

Anggota kelompok praktikum


11.
pupuk bokashi kotoran sapi

18

Anda mungkin juga menyukai