4118 8632 1 SM
4118 8632 1 SM
4118 8632 1 SM
Abstract
1. PENDAHULUAN
Abad ke-21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad globalisasi, artinya
kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-perubahan yang fundamental
yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad sebelumnya Pembelajaran yang diterapkan
pada abad ke- 21 ini, menuntut pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik (Wijaya
dkk ,2016). Kenyataannya proses pembelajaran saat ini masih berpusat pada guru (teacher
oriented). Salah satu model yang sesuai dnegan abad 21 ialah Flipped classroom
Flipped classroom adalah sebuah model pembelajaran yang membalik cara
pengajaran dikelas (Roehl et all, 2013). Pada model pembelajaran ini bahan pelajaran untuk
siswa berupa video atau e-book harus dipelajari oleh peserta didik di rumah sebelum
pembelajaran (Ching & Chen , 2016). proses belajar mengajar di kelas terdapat banyak
komponen yang saling mempengaruhi (Arsyad , 2011), ada dua unsur yang penting dalam
suatu proses belajar mengajar yaitu metode mengajar dan media pembelajaran. Salah satu
media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar model flipped classroom adalah
media pembelajaran audiovisual. Media ini merupakan media yang tidak hanya didengar
melainkan juga bisa dilihat secara bersamaan. Media audiovisual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar (Syaiful & Aswan , 2013). Ada beberapa media
pembelajaran audiovisual yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran salah satunya
adalah powtoon.
2. KAJIAN LITERATUR
Media pembelajaran ialah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran, Dalam suatu proses
belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah metode mengajar dan media
pembelajaran. Menurut Arsyad mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
152
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-
pengaruh psikologis terhadap siswa.penggunaan media pada tahap orientasi pembelajaran
akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi
pelajaran, selain itu juga membangkitkan motivasi dan minat siswa,meningkatkan
pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data
dan memadatkan informasi (Arsyad, 2011)
Powtoon sebuah software animasi, presentasi, video yang sangat mengasyikkan dan bersifat
fun karena didukung oleh faktor kartun didalam aplikasi tersebut. Kekhasan pada model
flipped classroom ialah video pembelajarannya, dan materi yang digunakan ialah materi
termodinamika, pemilihan topik termodinamika dikarenakan materi tersebut, jarang
dilakukan pratikum sehingga siswa dapat lebih memahami dengan proses visual.
Penelitian yang dilakukan oleh 3 orang yakni One, Kholilurrohmi dkk, dan syahrul fajar dkk,
dengan menggunakan video animasi Powtoon sebagai media pembelajaran, hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar dan meningkatnya motivasi video yang
dibuat guru menjadi potensi siswa untuk mengingat, memahami dan mengaplikasi (Chandra
& Nugroho, 2016).Sehingga pelajaran/mapel yang dilakukan di kelas lebih holistik dan
menyeluruh, sehingga Sebagai guru milenial, Flipped Classroom menjadi media yang
potensial menunjang KBM (Putri & Rusdiana, 2017).
3. METODE PENELITIAN
Model pengembangan dalam penelitian ini menggunakan model ADDIE
(Mulyatiningsih, 2011). ADDIE merupakan singkatan dari Analysis, Design, Development or
Production, Implementation or Delivery and Evaluations. Tahap analisis adalah tahap awal
dalam proses pengembangan media pembelajaran. Tahap ini terdiri dari dua tahapan yaitu
analisis kebutuhan dan analisis aspek. Tahap perancangan ini bertujuan untuk membuat
desain awal dari video pembelajaran, Dalam tahap pengembangan, kerangka yang masih
konseptual tersebut direalisasikan menjadi produk yang siap diimplementasikan. Pada tahap
implementasi dibuat angket untuk melakukan uji validitas oleh para ahli kemudian direvisi
dan dilanjutkan dengan uji coba kepada peserta didik. Tahap evaluasi merupakan tahap akhir
penelitian. Ketercapaian tujuan penelitian diukur dari data yang diperoleh melalui angket.
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti mulai dari tanggal 12 Mei 2018 dilaksanakan di
SMAN 1 Gamping . Subjek coba dalam penelitian ini adalah ahli materi, ahli media, guru
IPA Fisika sebagai validator media, dan siswa Sekolah Menengah Atas yaitu peserta didik
kelas XI di SMAN 1 Gamping sebagai pengguna. Jenis data yang dikumpulkan pada
penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh melalui angket sebagai instrumen
penelitian.
Berikut ini langkah-langkah dalam analisis data :
a. Memeriksa kelengkapan angket berupa kelengkapan lembar angket dan kelengkapan data
yang telah diisi oleh para responden.
b. Mengkasifikasikan jawaban dengan memberikan skor atau nilai yang sudah ditentukan
sebagai patokan awal, kemudian membuat tabulasi dan menganalisisnya.
c. Untuk memperoleh hasil uji validitas dari para reviewer dan data tanggapan peserta didik,
skor tiap butir pertanyaan diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
S
P x100 % (1)
N
153
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
Dari presentase yang diperoleh maka dirubah ke dalam kalimat yang bersifat kualitatif.
Kriteria kualitatif terlihat pada tabel 2, ditentukan dengan cara:
1) Menentukan presentase skor maksimal =100%
2) Menentukan presentase skor terendah = 0%
3) Menentukan range 100 – 0 = 1004
4) Menentukan interval yang dikehendaki 4 kriteria (Sangat Layak, Layak, Kurang Layak,
Tidak Layak).
Interval nilai untuk tingkat kelayakan media
Interval (P) Kriteria Tingkat Kelayakan
80% – 100% Sangat Layak/ Sangat Baik/ Sangat Setuju
66% – 79% Layak/ Baik/ Setuju
56% – 65% Kurang Layak/ Kurang Baik/ Kurang Setuju
0 – 55% Tidak Layak/ Tidak Baik/ Tidak Setuju
(Riyadi bayu slamet, 2014 : 49)
Penelitian ini dinilai layak jika didapatkan interval nilai pada 80% – 100% dan 66% – 79%.
4. HASIL PENELITIAN
Dari hasil analisis, pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan sebagai media
pembelajaran pada materi Termodinamika untuk sekolah menengah atas, ditinjau dari ahli
media, ahli materi dan guru IPA Fisika. Grafik visual data kualifikasi hasil kelayakan produk
oleh para reviewer dapat dilihat di gambar 1
86
85
84
83 materi
%
media
82
81
80
79
ahli materi ahli media guru IPA Fisika
Dari seluruh jumlah kelayakan para reviewer dari guru ipa, ahli materi, dan ahli media,
media ini mendapatkan skor rerata 83.50 % dengan nilai skor tersebut, media ini
dikategorikan layak sebagai media pembelajaran fisika dengan batas kelayakan 65%.
Hasil uji coba produk dalam penelitian ini yaitu berupa tanggapan peserta didik terhadap
media ini terlihat pada gambar 2
154
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
persentase keberhasilan %
90,00%
88,00%
86,00%
84,00%
82,00%
80,00%
78,00%
76,00%
Konsep dalam Video sebagai Memotivasi Desain video
video bahan rujukan siswa agar lebih
giat belajar
Hasil siswa terhadap video powtoon diperoleh hasil dari konsep video 81.62%, Video
sebagai bahan rujukan 86.27%, Memotivasi siswa agar lebih giat belajar 82.35%, dan desain
video 91.18%, sehingga dapat dikatakan bahan ajar dengan video powtoon ini layak
digunakan ke siswa sebagai bahan ajar.
5. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penilaian dari 30 peserta didik secara keseluruhan yakni 85.35% dan
dari validator mendapatkan skor rerata 83.50 % sehingga dapat dikatakan bahan ajar dengan
video powtoon ini layak digunakan ke siswa sebagai bahan ajar.selain itu video animasi
berbasisPowtoon ini juga dapat digunakan sebagai media untuk membuat video dari materi
lainnya.
6. REFERENSI
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Revisi. Jakarta: RajaGrafindo Persada.
Chandra Franciska H. & Nugroho Widi Y. (2016). Peran Teknologi Video Dalam Flipped
Classroom. Jurnal Ilmiah Teknologi dan Rekayasa. Vol. 8; No. 1; PP. 15-20, ISSN:
1907-7327.
Ching-pao L & Chen Hai M. (2016). The effects of flipped classroom on learning
effectiveness: using learning satisfaction as the mediator. World Transactions on
Engineering and Technology Education Tamkang University New Taipei City,
Taiwan. Vol.14, No.2, PP 231-244.
Fajar syahrul, Riyana cepi, Hanoum Nadia. (2017) . Pengaruh Penggunaan Media Powtoon
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pata Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu
Terhadap Siswa Kelas VII SMPN 25 Kota Bandung. Journal Edutcehnologia, Vol 3
No. 2. Pp 1-14.
Isnaini, Kholilurrahmi. (2017). Efektivitas Penerapan Media Pembelajaran Video Powtoon
Pada Mata Pelajaran Kimia Terhadap Prestasi Dan Motivasi Belajar Peserta Didik
Kelas X Semester 1. Tesis. Universitas Negeri Yogyakarta.
155
Seminar Nasional Edusainstek ISBN : 978-602-5614-35-4
FMIPA UNIMUS 2018
156