Makalah Hal-Hal Ghaib
Makalah Hal-Hal Ghaib
Makalah Hal-Hal Ghaib
Ditujukan memenuhi salah satu tugas mata kuliah yang diampuh Oleh:
Alfitri,Lc., M..Pd.I
Disusun oleh:
Kelompok 7
1. ALDY PRATAMA
2. RIA YUNITA
3. ANDINI RAHMAN
Agama dianggap sebagai sistem nilai dan pola dari tindakan yang terkait dengan sistem
pengetahuan manusia. Agama adalah pola universal di dalam hidup manusia yang berkaitan
dengan realitas sekelilingnya. Ini berarti keberagamaan seseorang selalu berasal dari lingkungan
dan kulturnya.1 Kebudayaan setempat dimana seseorang dibesarkan sangat mempengaruhi
akulturasi keberagamaan seseorang. Agama dengan demikian identik dengan tradisi atau
ekspresi budaya tentang keyakinan seseorang terhadap unsur kepercayaan kepada yang ghaib.
Meyakinkan pentingnya keimanan pada hal yang ghaib, lebih lanjut lagi intinya bermakna
bahwa Al-Qur‟an yang sempurna dan tiada cacat di dalamnya mencantumkan iman kepada yang
ghaib sebagai salah satu tanda orang yang beriman dan bertakwa. Bahkan, keimanan ini adalah
hal pertama dan pokok yang harus diimani sebelum yang lain. Bila tidak mengimani hal yang
ghaib, maka keimanan seseorang akan diragukan. Mempercayai adanya Allah adalah satu bagian
utama dari keimanan kepada hal yang ghaib, sehingga hal ini menjadi penting. Begitu pula
dengan hal ghaib lainnya, seperti jin, malaikat, iblis, surga, neraka, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa perbedaan Jin,iblis dan setan?
2. Apa saja hal-hal ghaib yang harus diimanin?
3. Mengapa harus mempercayai surge neraka itu ada?
4. Bagimana cara terhindar dari godaan iblis,setan dan jin?
C. Tujuan
1. Pemahaman terhadap hal-hal gaib itu bukan hanya saja malaikat
2. Pemahaman terhadap bahwa surga dan neraka itu nyata
3. Pemahaman terhadap bagimana cara terhindar dari godaan syaitan
BAB II
PEMBAHASAN
Setan
Para Ulama berbeda tentang asal kata setan, terbagi menjadi dua pendapat: a. kata
setan erasal dari kata - شyang artinya jauh, karena setan jauh dari kebenaran
atau jauh dari rahmat Allah. b. kata setan erasal dari kata ش – شyang artinya
inasa dan ter akar. Azhari erkata, “Pendapat yang pertama merupakan pendapat yang
anyak dipegang.”
Menurut Quraish Shihab sebagaimana yang ditulis oleh Ahmad bin Muhammad
Ali Al-Fayyumi dalam bukunya “Al-Misbah Al-Munir” dijelaskan, ahwa kata setan
oleh jadi teram il dari kata شyang erarti jauh, karena setan menjauh dari
ke enaran atau menjauh dari rahmat Allah. oleh juga teram il dari kata شdalam arti
melakukan kebatilan atau terbakar. Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk
yang jahat, membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan
aturan, atau semacamnya. Dalam tafsir Ibnu Katsir, Setan itu sendiri berarti segala
sesuatu yang menyimpang dari tabiatnya berupa kejahatan, baik dari jenis manusia
maupun jin.
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-
syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).
Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan” (QS. Al-An‟am: 112).
Jin
Kata jin secara bahasa adalah nama jenis kelompok, kata tunggalnya diambil
dari kata ,artinya menutup diri dan bersembunyi. Mereka dinamakan demikian
karena menutup diri dan tersembunyi dari pandangan mata manusia sehingga tidak
terlihat. Bentuk jamaknya adalah ,sedangkan mereka adalah ) kelompok jin).
Secara istilah, jin adalah jenis ruh yang berakal dan memiliki keinginan, yang
diberikan beban (taklif) sama seperti manusia. Mereka tidak bersifat materi, tertutup dari
panca indera, tidak terlihat dalam ta i‟at dan rupa asli mereka. Mereka makan, minum,
menikah, dan memiliki keturunan. Amal-amal mereka kelak di akhirat juga akan dihisab.
Iblis
Lafazh i lis adalah sesuai dengan wazan if‟il, diam il dari kata al- ablas, yakni
putus asa dari rahmat Allah. Lafazh ini tidak dapat menerima tanwin, sebab ia adalah
isim ma;rifat dan tidak ada padanan nama untuknya, sehingga ia pun diidentikkan dengan
kata non Arab. Demikianlah yang dikemukakan oleh Abu Ubaidah.
Menurut satu pendapat, iblis bukanlah berasal dari bahasa Arab, ia tidak
mempunyai tempat pengambilan kata, sehingga ia tidak menerima tanwin, karena alasan
bukan bahasa Arab dan ia adalah isim ma‟rifat. Demikianlah yang dikatakan oleh az-
Zujaz dan yang lainnya.
“Dan (ingatlah) ketika Kami erfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, Maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil Dia dan turanan-turunannya
sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah
iblis itu sebagai pengganti (dari Allah) bagi orang-orang yang zalim.” (QS. Al- Kahfi:
50).
Cara melindungi diri dari godaan setan, jin dan iblis
a. Berpegang teguh pada Al-Qur‟an dan Hadist
b. Berlindung kepada Allah
c. Bertaubat kepada Allah
d. Menyibukan diri dengan mengingat Allah
Artinya : Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah. Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram. (QS. al-
Ra‟du: 28)
2. Surga dan Neraka
Surga
Surga dalam bahasa arab adalah al-Jannah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
Surga adalah alam akhirat yang membahagiakan roh setiap manusia yang hendak tinggal
di dalamnya (dalam keabadian).Sedangkan Ibnul Qayyim al-Jauziyyah mengemukakan
bahwa Surga adalah suatu negeri yang mencakup seluruh jenis kenikmatan, kelesatan,
kebahagiaan, kesenangan dan hal-hal yang menyejukkan mata.
Dalam al-Qur‟an, kata al-Jannah dan ragam perubahan bentuknya terulang
sebanyak 144 kali. Dalam al-Qur‟an kata al-Jannah dipakai untuk menunjuk tempat
kediaman orang-orang mukmin di alam akhirat. Surga ini digambarkan oleh al-Niffari
sebagai bentuk penyingkapan tertinggi antara manusia dengan Allah. Al-Ghazali dengan
mengutip firman Allah meyakini bahwa Surga itu sesuatu yang penuh dengan keindahan
dan kenikmatan, dan bagi orang yang takut kepada Allah akan mendapatkan dua Surga.
Macam-Macam surga
- Surga firdaus
- Surga „And
- Surga Na‟im
- Surga Ma‟wa
- Surga Darussalam
- Surga Darul Muqomah
- Surga Muqomal Amin
Neraka
Kemudian secara etimologi kata neraka berasal dari kata dalam bahasa arab, al-
nar yang memiliki beragam makna, meliputi, panas, api.Sedangkan terminologi, al-nar
yang dimaksud dalam pengertian ini adalah tempat yang digambarkan sangat mengerikan
yang disediakan untuk orang-orang yang banyak berbuat dosa dan kejahatan.
Dalam al-Qur‟an kata al-Nar ditemukan sebanyak 126 kali. Sebagaimana yang
dapat dipahami secara ringkas dari tulisan Dr. Musthafa Murad, bahwa nabi Muhammad
melihat selam perjalanan Isra‟ wa al-Mi‟raj siksa agi para pendurhaka, itu erarti neraka
menyediakan balasan penderitaan dan azab kepada jasmani dan rohani manusia. Dalam
hal ini sesuai dengan keterangan al-Qur‟an yang artinya: peliharalah dirimu dari neraka
yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Neraka adalah bentuk balasan bagi manusia yang durhaka terhadap Tuhannya
yang tidak mau beriman. Tuhan tidak mendzolimi manusia, tapi justru Neraka ini
dihasilkan oleh perbuatannya manusia sendiri.Muhammad Ali mengatakan bahwa neraka
bukanlah semata-mata tempat penyiksan oleh Allah, namun sebagai tempat untuk
pembersihan. Siksaan yang diterima oleh makhluk Allah adalah dalam rangka untuk
mensucikan diri atas segala kotoran dari hasil perbuatan buruk selama di dunia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pemahaman terhadap adanya surga dan neraka beserta nikmat dan siksanya yang sifatnya
kekal atau ada untuk selama-lamaya. Allah swt. telah menjelaskan dalam firman-Nya, siapa-
siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya dimaksudkan ke dalam surga yang mengalir di
dalamnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar, dan orang-
orang kafir dan mendustakan ayat-ayat kami mereka adalah penghuni-penghuni neraka, mereka
kekal di dalamnya selama lamanya. Takwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju akhirat.
Berdasarkan hal tersebut kita seharusnya tidak hanya sekedar menjadikan tersebut
sebagai pemahaman dan keyakin saja. Tetapi lebih direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari ini
agar dapat menjadi bekal nantinya dikehidupan yang lebih baik dan kekal tersebut. Pemahaman
kekekalan surga dan neraka dapat direalisasikan dengan dua jalan yaitu, menghindari masuk
neraka dan berjalan menuju surga Allah swt. yang kekal.
Kemudian memberi pehaman terhadap adanya jin,setan dan iblis. Bahwasanya mereka
adalah makhluk allah yang ghaib yang harus diimanin keberadaanya setelah Malaikat,surge dan
neraka.