Chlampah, JURNAL TOGU
Chlampah, JURNAL TOGU
Chlampah, JURNAL TOGU
id
ISSN: 2654-4806
ABSTRACT
Objective: The objective of this study is to determine whether the effect of aerobic exercise using bicycle
ergometry after chronic stroke patients may increase cardiorespiratory fitness. Methods: This study uses an
experimental design with one group pretest and postest design. The subject of research are 19 patients who met
the inclusion criteria. A total of 19 subject followed by a cardiorespiratory fitness program. Exercise done 12 times
for 4 weeks. VO2max of subjects are measured before and 4 weeks after exercise. Results: There was a statistically
significant improvement of cardiorespiratory fitness in patient chronic stroke after bicycle ergometry for 4 weeks
(there was very significant improvement in VO2max between before and after intervention with p < 0,0001).
Conclusion: aerobic exercise using bicycle ergometry can improve cardiorespiratory fitness (VO2max) in after
chronic stroke.
Keywords : aerobic exercise, bicycle ergometry, cardiorespiratory fitness, chronic stroke, VO2max
ABSTRAK
Tujuan: Untuk menentukan apakah pengaruh latihan aerobik menggunakan bicycle ergometry pascastroke kronik
dapat meningkatkan kebugaran kardiorespirasi. Metode: Desain penelitian adalah penelitian eksperimental dengan
one group pretest dan postest design. Subjek penelitian adalah 19 penderita pascastroke kronik yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Kesembilanbelas subjek tersebut mengikuti latihan bicycle ergometry sebanyak 12 kali selama 4
minggu. VO2max subjek penelitian diukur sebelum dan sesudah 4 minggu latihan. Hasil: Terdapat peningkatan yang
signifikan secara statistik terhadap kebugaran kardiorespirasi dari penderita pascastroke kronik setelah latihan
bicycle ergometry selama 4 minggu (terdapat peningkatan yang sangat signifikan pada VO2max antara sebelum dan
sesudah intervensi dengan p < 0,0001). Kesimpulan: Latihan aerobik menggunakan bicycle ergometry dapat
meningkatkan kebugaran kardiorespirasi (VO2max) pada pascastroke kronik.
Kata kunci : bicycle ergometry, kebugaran kardiorespirasi, latihan aerobik, pascastroke kronik, VO2max.
Uji kenormalan data UJ6M dilakukan dengan pada Gambar 4.1. Nilai median UJ6M sesudah latihan
Uji Shapiro-Wilk. Hasil uji ini diperoleh nilai (268) lebih tinggi dari pada nilai median UJ6M
statistik = 0,861 dengan nilai p = 0,010. Hasil ini sebelum latihan (255).
menyatakan data perubahan UJ6M tidak menyebar Uji kenormalan data perubahan Heart Rate
normal. Oleh sebab itu, uji perbedaan UJ6M sebelum Rest digunakan Uji Shapiro-Wilk. Hasil uji ini
dan sesudah latihan aerobik digunakan uji Wilcoxon diperoleh nilai statistik = 0,850 dengan nilai p =
Signed Ranks. Hasil uji ini diperoleh nilai Z = -3,826 0,007. Hasil ini menyatakan data perubahan Heart
dengan nilai p < 0,0001. Hasil uji ini menyatakan Rate Rest tidak menyebar normal, oleh sebab itu uji
terdapat perbedaan yang sangat bermakna UJ6M perbedaan Heart Rate Rest awal dan akhir diuji
sebelum dan sesudah latihan aerobik. Artinya, setelah dengan Uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil uji ini
latihan aerobik terjadi peningkatan yang sangat diperoleh nilai Z = -3,857 dengan nilai p < 0,0001.
bermakna UJ6M. Secara grafik sebaran data UJ6M Hasil uji Wilxocon ini menyatakan ada perbedaan
sebelum dan sesudah latihan aerobik dapat dilihat sangat bermakna Heart Rate Rest awal dan akhir
VO2max sebelum dan sesudah latihan aerobik
Dengan demikian, mengalami penurunan digunakan uji Wilcoxon Signed Ranks. Hasil uji ini
yang sangat bermakna pascaterapi dari nilai median diperoleh nilai Z = -3,826 dengan nilai p < 0,0001.
88 menjadi nilai median 80. Secara grafik perbedaan Hasil uji ini menyatakan terdapat perbedaan yang
Heart Rate Rest awal dan akhir perlakuan disajikan sangat bermakna VO2max sebelum dan sesudah
pada Gambar 4.2 dalam bentuk Box and Whisker latihan aerobik. Artinya, setelah latihan aerobik
Plot. terjadi peningkatan VO2max yang sangat bermakna.
Uji kenormalan dataVO2max dilakukan Secara grafik sebaran data VO2max sebelum dan
dengan Uji Shapiro-Wilk. Hasil uji ini diperoleh sesudah latihan aerobik dapat dilihat pada Gambar
nilai statistik = 0,886 dengan nilai p = 0,027. Hasil 4.3. Nilai median VO2max sesudah latihan (7.82)
ini menyatakan data perubahan VO2max tidak lebih tinggi dari pada nilai median VO2max sebelum
menyebar normal. Oleh sebab itu, uji perbedaan latihan (6.979).
Tabel 4.4 Perbandingan UJ6M sebelum dan sesudah latihan aerobik menggunakan bicycle ergometry.
UJ6M UJ6M Perubahan
Sebelum Sesudah UJ6M
N 19 19 19
Minimum 110 126 10
Maksimum 361 393 35
Rerata 260.26 279.21 18.95
Simpangan 65.286 67.929 7.996
Baku
Median 255.00 268.00 16.00
Tabel 4.2 Karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia, tinggi badan, berat badan, IMT dan onset stroke
Gambar 4.1 Box and Whisker Plot menurut sebaran data UJ6M sebelum dan sesudah pemberian latihan aerobic
menggunakan bicycle ergometry.
Gambar 4.2 Box and Whisker Plot menurut sebaran data Heart Rate Rest sebelum dan sesudah pemberian latihan
aerobik menggunakan bicycle ergometry.
Dari karakteristik subjek didapatkan bahwa perempuan.44 Pada penelitian ini, jumlah subjek
sebagian besar subyek adalah laki-laki sebanyak 13 lebih banyak laki-laki kemungkinan karena
subjek (68.4%) dan sisanya adalah perempuan meningkatnya faktor resiko untuk terjadinya stroke
sebanyak 6 subjek (31.6%). Terdapat perbedaan lebih banyak terdapat pada laki-laki seperti
signifikan jumlah subjek laki-laki dan perempuan, di merokok, hipertensi dan hiperlipidemia.
mana jumlah laki-laki dengan pascastroke kronik Usia rata-rata subjek penelitian ini yaitu
lebih banyak dibanding perempuan. Secara umum, 59.05 tahun, dengan kelompok usia perlakuan. Usia
angka prevalensi terjadinya stroke lebih tinggi pada tua ini akan mempengaruhi pemulihan. Kugler dan
laki-laki dibandingkan dengan perempuan. 13,43 Hal kawan-kawan menemukan bahwa perbaikan akan
ini sesuai dengan penelitian Loewen dan Anderson menurun secara signifikan dengan meningkatnya
yang mengemukakan bahwa stroke lebih sering usia.
terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan
Gambar 4.3 Box and Whisker Plot menurut sebaran data VO2max sebelum dan sesudah pemberian latihan
aerobik menggunakan bicycle ergometry.
Pasien berusia lebih muda dari 55 tahun Onset stroke mempengaruhi pemulihan
memiliki kemungkinan perbaikan maksimal sebesar spontan kemampuan motorik yang 80% akan terjadi
67%, sedangkan pasien berusia diatasnya memiliki pada 6 minggu pertama dan setelah itu cenderung
50% kemungkinan perbaikan.45 Usia juga memiliki menetap (plateau).47 Pada penelitian ini rerata onset
dampak terhadap kecepatan pemulihan, yaitu pasien stroke 12.6 bulan, hal ini akan mempengaruhi hasil
muda menunjukkan pemulihan fungsional lebih yang diperoleh pasca latihan. Horn dan kawan-
cepat. kawan melaporkan adanya hubungan yang kuat
Karakteristik subjek berdasarkan nilai tinggi antara onset stroke sampai dimulainya rehabilitasi
badan dan berat badan, didapatkan hasil bahwa nilai dengan keluaran fungsional. Makin segera pasien
rata-rata IMT subjek penelitian sebesar 25.02 kg/m2 mendapatkan rehabilitasi pascastroke, hasil yang
(overweight) menurut ukuran populasi Asia. IMT didapatkan akan semakin baik.48
berkaitan dengan peningkatan resiko terjadinya Faktor resiko terbanyak pada penelitian ini
stroke. Pada orang dengan overweight didapatkan adalah hipertensi. Terdapat 7 subjek dan ada
jarak tempuh yang pendek.8 Pada subjek laki-laki memiliki faktor resiko lebih dari satu. Secara umum,
mempunyai tinggi badan lebih tinggi dibandingkan adanya faktor resiko berhubungan dengan
subjek perempuan sehingga mempunyai stride penurunan status pemulihan fungsional secara penuh
length lebih besar saat berjalan dibandingkan subjek menurun seiring dengan meningkatnya jumlah
perempuan.46 faktor resiko medis. Meskipun peningkatan usia dan
jumlah faktor resiko berdampak negatif pada status