Role Model Dan Manajemen Dalam Asuhan Kebidanan
Role Model Dan Manajemen Dalam Asuhan Kebidanan
Role Model Dan Manajemen Dalam Asuhan Kebidanan
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Model dalam teori kebidanan indonesia mengadopsi dari beberapa model negara dengan
berdasarkan dari beberapa teori yang sudah ada disamping dari teori & model yang
bersumber dari masyarakat. Model asuhan kebidanan didasarkan pada kenyataan bahwa
kehamilan dan persalinan merupakan episode yang normal dalam siklus kehidupan wanita.
Model kebidanan ini dapat dijadikan tolak ukur bagi bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan pada klien sehingga akan terbina suatu hubungan saling percaya dalam
pelaksanaan askeb. Dengan ini diharapkan profesi kebidanan dapat memberikan sumbangan
yang berarti dalam upaya menurunkan angka kesakitan, trauma persalinan, kematian &
kejadian seksio sesaria pada persalinan.
BAB II
PEMANASAN
Memahami individu dari bio dan body Holistic approach (bio-psiko sosio cultural
spirit)
c. Model partisipasi.
Model asuhan selanjutnya adalah model partisipasi.
Model partisipasi adalah adanya partisipasi ibu dalam interaksinya dengan bidan pada
tingkat individual maupun tingkat masyarakat.
Kunci aspek partisipasi pasien meliputi:
1) Bantuan diri : pasien yg aktif terlibat dalam asuhan
2) Tidak medikalisasi dan tidak professional
3) Demokrasi : keterlibatan pasien dalam decision making
Tingkat partisipasi yaitu sejauh mana pasien berpartisipasi pada pelayanan kebidanan.
Sedangkan tingkatan partisipasi ada beberapa macam, yaitu :
1) Tk I : Menerima pelayanan secara pasif
2) Tk II : Partisipasi aktif dengan rencana-rencana yg jelas misal, bertanya /
mengajak diskusi
3) Tk III : berpartisipasi dalam pelaksanaan program kesehatan
4) TK IV : berpartisipasi dalam program pengawasan dan evaluasi
5) Tk V : berpartisipasi dalam perencanaan program / model
b. Paradigma sehat
Seperti yang kita sama-sama ketahui bahwa derajat kesehatan di Indonesia masih
rendah, hal ini menuntut adanya upaya pemerintah dalam upaya menurunkannya. Salah
satu usaha pemerintah dalam menigkatkan derajat kesehatan, pemerintah membuat satu
model dalam pembangunan kesehatan yaitu PARADIGMA SEHAT. Apa yang dimaksud
paradigma sehat?
Paradigma sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.Dr.F.A.Moeloek (Menkes RI)
Pada Rapat sidang DPR Komisi VI pada Tanggal 15 September 1998. Paradigma sehat adalah
cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan kesehatan yang melihat masalah
kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak faktor yang bersifat lintas
sektor, dan upayanya lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatan, bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Jadi, pada
paradigma sehat ini lebih menekankan pada pengobatan promotif, dan preventif.
Secara garis besar, dengan adanya paradigma sehat maka pembangunan sektor harus
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan. Secara khususnya, seperti yang sudah kita
bahas sebelumnya, yaitu dengan adanya paradigma sehat maka pembangunan kesehatan
menekankan pada upaya promotif dan preventif.
Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga
dijadikan dalam asuhan kebidanan, hal ini karena:
1) Dengan paradigma sehat akan merubah cara pandang tentang kesehatan termaksuk
kesehatan roproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi mandiri dan sadar akan
pentingnya upaya promotif dan preventif
2) Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk merupakan derajat kesehatan di
Indonesia yang utamanya di nilai dari AKI dan AKB, maka Bidan sebagai bagian dari
tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunya AKI dan AKB perlu
menjadikan paradigma sehat sebagai model.
3) Paradigma sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga bidanpun harus
menjadikannya sebagai model atau acuan.
c. Midwifery care
Care dalam bahasa Inggris mempunyai arti memelihara, mengawasai, memperhatikan
dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan dunia kebidanan maka “care” disini sering
disebut dengan asuhan.
Bidan dalam memegang prinsip Midwifery care yaitu:
1) Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan kultur
sosial
2) Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi
3) Mendukung dan meningkatkan persalinan alami
4) Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni
5) Wanita punya kekuasaan yaitu berlandaskan tanggung jawab bersama untuk suatu
pengambilan keputusan,tetapi wanita punya kontrol atau keputusan akhir mengenai
keadaan dirinya dan bayinya
6) Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik
3. Pengertian women center care
Women center care merupakan model konseptual dalam asuhan midwifery care dan
asuhan ini berorientasi pada wanita. Dalam hal ini bidan difokuskan untuk memberikan
dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk
memilih dan memutuskan perawatan kesehatannya sendiri.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh badan yaitu House of
commons Health commitee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan yang
meluas pada kaum wanita untuk memilih pilihan yang lebih besar dalam menentukan
jenis asuhan maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi mereka. Hasil
penelitian ini menunjukkan pentingnaya asuhan yang berorientasi pada wanita dimana
mereka punya peran dalam menentukan pilihan sehingga terpenuhi kebutuhannya dan timbul
kepuasan. Hal ini juga menunjukan bahwa asuhan berorientasi pada wanita atau women
Center Care amat penting untuk kemajuan praktik kebidanan.
Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan harus menerapkan hal-hal berikut ini:
a. Lakukan intervensi minimal
b. Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan
c. Melakukan segala tindakan sesuai dengan standar, wewenang dan kompetensi
d. Memberikan inform konten
e. Memberikan asuhan yang nyaman, aman, logis dan berkualitas
f. Menerapkan asuhan sayang ibu
B. MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Konsep dan Prinsip Manajemen Pada Umumnya
a. Konsep Manajemen
Pengertian manajemen sangat universal, tetapi tidak ada kesepakatan mengenai batasannya
banyak definisi yang dapat dipilih sesuai dengantujuan masing-masing. Batasan yang paling
singkat mengenai manajemn yaitu :
Manajemen adalah membuat pekerjaan selesai (getting things done). Prinsip yang
mendasari batasan ini adalah ‘komitmen pencapaian’ yakni komitmen untuk melakukan
kegiatan yang bertujuan, bukan semata-mata kegiatan. Untuk menegaskan gagasan tujuan ini,
batasannya dapat ditulis ulang sebagai : ‘manajemen adalah mengungkapkan apa yang
hendak dikerjakan, kemudian menyelesaikannya’. Dengan kata lain, manajemen menentukan
tujuan dahulu secara pasti (yakni menyatakan dengan rinci apa yang hendak dituju) dan
mencapainya.
b. Prinsip-Prinsip Manajemen
Tiga prinsip pokok manejemen adalah efisien, efektif, dan rasional dalam mengambil
keputusan.
1. Efisiensi
Efisiensi adalah bagaimana mencapai akhir dengan hanya menggunakan sarana yang perlu,
atau dengan menggunakan sarana sedikit mungkin. Efisiensi adalah ukuran mengenai
hubungan antara hasil yang dicapai dan usaha yang telah dikeluarkan (misalnya oleh seorang
tenaga kesehatan).
2. Efektivitas
Efektifitas adalah seberapa besar suatu tujuan sedang, atau telah tercapai; efektivitas
merupakan sesuatu yang hendak ditingkatkan oleh manajemen.
3. Rasional dalam mengambil keputusan
Pengambilan keputusan yang rasioanal sangat diperlukan dalam proses manajemen.
Keputusan merupakan su atau pilihan dari dua atau lebih tindakan. Dalam istilah manajemen,
pengambilan keputusan merupakan jawaban atas pertanyaan tentang perkembangan suatu
kegiatan.
Azwar, Azrul. 1996.. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Bennett, V. Ruth. 1993. My Textbook for Midwives. 12th ed. London: Churchill
Livingstone
Departemen Kesehatan RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
900/Menkes/SK/VII/2002. Tentang Registrasi dan Praktek Bidan. Jakarta: PP Ikatan
Bidan Indonesia
Departemen Kesehatan RI. 1995. Konsep Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Dimond, Bridgit. 2002. Legal Aspects of Midwifery. Chelshire: Books for Midwives
Press Estiwati, D; Meilani , N; Widyasi, H; Widyastuti, Y; (2009) Konsep Kebidanan.
Jogjakarta:
Fitramaya
Hidayat, A; Mufdillah, (2009) Catatan kuliah, Konsep Kebidanan plus materi bidan
Delima.
Jogjakarta: Mitra Cendekia
Pusdiknakes. 2003. Panduan Pengajaran Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III
Kebidanan; Buku 1 Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta: Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan Depertamen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial
Sofyan, Mustika. 2006. Bidan Menyongsong Masa Depan; 50 Tahun Ikatan Bidan Indonesia.
Jakarta: PP IBI
Sweet, Betty R. 1997. Mayes’ Midwifery: A Textbook for Midwives. 12th ed. London:
Bailliere Tindall
Syahlan, JH. 1996. Kebidanan Komunitas. Jakarta: Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan
Varney, Helen. 1997. Varney’s Midwifery. 3rd ed. London: Jones and Bartlett
Publishers
Asrinah, dkk. 2010. Konep Kebidanan. Graha Ilmu : Yogyakarta. Hal 109-121