Efek Rumah Kaca Oleh Kendaraan Bermotor: Alfi Kurnia, Sudarti
Efek Rumah Kaca Oleh Kendaraan Bermotor: Alfi Kurnia, Sudarti
Efek Rumah Kaca Oleh Kendaraan Bermotor: Alfi Kurnia, Sudarti
Jln. Kalimantan Tegalboto No. 37, Krajan Timur, Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten
Jember, Jawa Timur, 24416
Email Korespondensi: [email protected] [email protected]
ABSTRAK
Salah satu penyebab terjadinya pemanasan global adalah efek rumah kaca yang merupakan hasil dari emisi gas buang
kendaraan bermotor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme efek rumah kaca yang diakibatkan oleh
kendaraan bermotor. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian kajian literatur yang berupa
penjelasan yang dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai mekanisme efek rumah kaca oleh kendaraan
bermotor. Efek rumah kaca merupakan suatu proses penyerapan dan pembuangan energi radiasi dari gelombang
elektromagnetik oleh gas-gas yang ada di atmosfer. Efek rumah kaca dapat menyebabkan energi dari sinar matahari
tidak dapat terpantul keluar bumi. Efek rumah kaca dapat terjadi karena adanya gas emisi buang yang salah satunya
dihasilkan oleh kendaraan bermotor. Peningkatan pengguna kendaraan bermotor dapat mengakibatkan pesatnya
peningkatan emisi gas buang yang dikeluarkan. Karena setiap kendaraan bermotor akan menghasilkan emisi gas
buang atau gas sisa pembakaran dari ruang bakar pada mesin. Emisi dari gas buang kendaraan bermotor sebenarnya
bukan dari baru dan lamanya kendaraan, tetapi sangat bergantung pada kualitas dan perawatan mesin kendaraan
tersebut. Pesatnya jumlah kendaraan bermotor akibat dari kebutuhan dan tuntutan hidup manusia. Emisi kendaraan
bermotor juga merupakan sumber dari pencemaran lingkungan yang paling utama, karena dengan adanya hal
tersebut terdapat polusi udara yang tidak baik bagi kesehatan manusia.
Kata kunci: Efek rumah kaca, emisi gas buang, kendaraan bermotor
ABSTRACT
One of the causes of global warming is the greenhouse effect which is the result of motor vehicle exhaust emissions. This
study aims to determine the mechanism of the greenhouse effect caused by motorized vehicles. The research was carried
out using a literature review research method that could increase public knowledge about the mechanism for explaining
greenhouse gases by motorized vehicles. The house effect is a process of absorption and disposal of radiant energy from
electromagnetic waves by gases in the atmosphere. The greenhouse effect causes energy from the sun to not reflect off the
earth. The greenhouse effect can occur due to the wrong exhaust emissions produced by motorized vehicles. Motorized
vehicle users can result in a rapidly increasing in exhaust emissions. Because every motorized vehicle will produce
exhaust gas emissions or combustion gases from the engine. Emissions from motor vehicle exhaust are not actually new
and vehicles, but are highly depend on the quality and maintenance of the vehicle's engine. The rapid number of
motorized vehicles is a result of the needs and necessities of human life. Motor vehicle emissions are also the most
important source of the environment, because with this there is air pollution that is not good for human health.
1
A. PENDAHULUAN lingkungan. Berdasarkan teori kurva EKC
Menurut Wildan dan Sodiq (dalam terdapat hubungan seperti huruf U terbalik
Septaria et al., (2019), menyatakan bahwa (Tisdell dalam Andarini, 2016).
pemanasan global merupakan salah satu Bahan bakar fosil l merupakan suatu
fenomena alam yang sampai saat ini masih bahan bakar yang memiliki kandungan
hangat menjadi topik pembahasan di dunia. berupa hidrokarbon yang ditemukan dalam
Terdapat berbagai macam kegiatan yang lapisan kulit bumi dengan keberadaan yang
dapat menyebabkan terjadinya suatu proses paling dalam (Gunawan., Didik, E. B. S.,
pemanasan global, diantaranya adalah & M, n.d.). Dan juga merupakan sumber
kegiatan industri, gas buang kendaraan penghasil polutan yang berasal dari gas
bermotor, kegiatan produksi listrik dan buang karbon dioksida (CO2) dan gas emisi
terjadinya kebakaran hutan (Kuncoro Sejati buang yang lain.
dalam Tiarani et al., 2016). Masalah peningkatan polutan dan
Salah satu masalah terbesar dunia degradasi lingkungan digambarkan pada
adalah global warming, yang mengakibatkan teori Environmental Kuznet Curve yang
banyak perubahan di bumi serta menyatakan bagaimana kesinambungan
membuktikan bahwa terlalu banyak gas interaksi antara perkembangan ekonomi
emisi atau gas buang yang terdapat di dengan suatu wilayah tertentu. Menurut
udara sehingga udara panas yang terdapat teori ini, ketika pendapatan suatu negara
di dalamnya kesulitan untuk memantul ke masih dikategorikan dalam pendapatan
angkasa luar. Adanya efek rumah kaca yang rendah, maka peningkatan
yang terlalu berlebihan pada atmosfer dapat pendapatan merupakan suatu hal yang
mengakibatkan terjadinya pemanasan dijadikan perhatian khusus, sehingga
global. Secara global, Indonesia berada di produksi maupun investasi akan
urutan keenam dalam menghasilkan gas ditingkatkan dengan mengabaikan adanya
emisi atau gas buang sekitar 4,47% (Aisyi, masalah dalam kualitas lingkungan.
2020). Sehingga perkembangan pendapatan akan
Menurut Wardhana (dalam Lestari, mengalami peningkatan terhadap polusi
dkk, 2021) mengatakan bahwa Emisi dan kerusakan lingkungan hidup. Pada
tersebut dapat meningkatkan suhu di akhirnya saat ketersediaan sumber daya
permukaan bumi yang berkaitan dengan alam menjadi terbatas, pendapatan akan
adanya pencemaran udara berkisar 75% menurun seiring dengan degradasi
yang dihasilkan dari gas buang bahan bakar lingkungan. Berdasarkan teori kurva EKC
fosil pada sektor transportasi. Masalah terdapat hubungan seperti huruf U terbalik
peningkatan polutan dan degradasi (Tisdell dalam Andarini et al., 2016).
lingkungan digambarkan pada teori Menurut Ginoga, et al (dalam
Environmental Kuznet Curve yang Andarini et al., 2016), kegiatan ekonomi
memperlihatkan bagaimana keterkaitan yang semakin meningkat dari berbagai
antara perkembangan ekonomi dengan sector telah terbukti mampu memacu
adanya degradasi lingkungan. Teori pertumbuhan ekonomi, namun disisi lain
tersebut menyatakan bahwa ketika suatu dapat juga menimbulkan dampak negative
negara masih memiliki pendapatan yang terhadapa lingkungan. Dampak negative
berkategori rendah, maka perlu adanya yang dimaksud antara lain pencemaran
perhatian khusus untuk dapat udara yang dapat memicu terjadinya efek
meningkatkan pendapatan tersebut, gas rumah kaca. Sejak tahun 1980 telah
sehingga produksi maupun investasi akan diperoleh mengenai bukti bahwa hubungan
ditingkatkan dengan mengabaikan masalah Gas Rumah Kaca (GRK) dan kegiatan
keadaan lingkungan. Sehingga manusia memberikan resiko terhadap
perkembangan dari pendapatan negara terjadinya perubahan iklim.
akan diiringi dengan naiknya polusi dan Green house effect merupakan suatu
kerusakan lingkungan hidup. Pada kondisi meningkatnya suhu dari benda luar
akhirnya saat ketersediaan sumber daya angkasa (planet, bintang dan bulan) secara
alam menjadi terbatas, pendapatan akan drastis. Meningkatnya suhu tersebut
menurun seiring dengan degradasi diakibatkan oleh berubahnya kondisi
2
keadanna atmosfer pada saat mengelilingi bagi bumi seperti global warming (Vivi
benda langit (Pratama, n.d.). Triana, 2008).
Penggunaan istilah dari efek rumah Menurut IPCC dalam Aswad & C.,
kaca pertama kali digunakan oleh petani (2018), menyatakan bahwa terdapat
Eropa dan Amerika, dengan alasan adanya beberapa macam kategori dari gas rumah
kesamaan antara mekanisme pada kaca, dan di antara dari gas tersebut jumlah
permukaan bumi dengan mekanisme pada kandungannya mencapai 70%. Selain dari
proses berkebun di negaranya. Petani hal tersebut, juga terdapat dari berbagai
biasanya menggunakan rumah kaca di sektor lain yang lebih mendominasi yaitu
musim dingin karena panas matahari pada pada energi, transportasi dan industri.
siang hari akan terperangkap dan Gas yang berperan secara signifkan
dipantulkan kembali oleh kaca sehingga adalah karbon dioksida (CO2) yang memicu
menghalangi suhu panas tersebut untuk terjadinya global warming dengan
keluar. Dengan demikian, pada malam hari penyumbang sekitar 9 – 26% jumlah
tanaman tidak akan terserang suhu dingin. keseluruhan yang bersirkulasi kurang lebih
Hal tersebut menyebabkan sering terjadi sekitar 75 tahun karena gas tersebut
kesalahpahaman mengenai pengertian merupakan salah satu gas yang mempunyai
penyebab efek rumah kaca karena ketahanan paling lama berada dalam
banyaknya rumah-rumah atau gedung yang atmosfer (Rahmawati et al., 2016).
berdinding kaca (Pratama, n.d.). Sebagian besar orang mengira bahwa
Menurut Ismail (2020), emisi Gas gas polutan hanya dapat dihasilkan dari gas
Rumah Kaca (GRK) merupakan polutan emisi buang saja, padahal sawah juga
yang menjadi salah satu faktor kerusakan memiliki peranan penting dalam proses
lingkungan karena peningkatan suhu bumi penghasil jasad renik untuk menciptakan
atau pemanasan global. Apabila gas suatu gas nitrooksida. Gas tersebut
tersebut semakin meningkat di atmosfer berperan sebagai parasit bagi lingkungan
dan berlangsung secara terus menerus, sekitar dan bagi lapisan ozon (Ariani et al.,
maka akan berakibat pada pemanasan 2011). Selain gas tersebut di atas, gas
bumi atau biasa disebut global warming metana juga ikut andil dan 21 kali
(Pratama, n.d.). potensinya lebih besar daripada yang lain
Kehidupan manusia tidak luput dalam proses pemanasan global
kaitannya dengan udara, dimana hal dibandingkan dengan gas CO2 (Azmi &
tersebut adalah suatu kebutuhan penting Arif, 2018).
dalam hidup. Tetapi di era yang modern Gas alam, yang komponen utamanya
ini, yang seiring dengan pesatnya adalah metana (CH), telah lama ditemukan
perkembangan dunia mulai dari ceruknya yang berfungsi untuk dijadikan
pembangunan Gedung di daerah bahan bakar dari kendaraan, karena sebagai
perkotaan, pabrik industri dan bidang bahan bakar motor memiliki keunggulan
transportasi sehingga keadaan dunia mulai lingkungan yang tidak dapat disangkal
berubah akibat adanya percemaran udara dibandingkan dengan bahan bakar minyak
yang dihasilkan. Dalam jangka waktu bumi tradisional (Romanyuk, dkk., 2018).
panjang, pencemaran tersebut akan Metana dalam industri otomotif digunakan
menggerogoti keadaan baik dunia. dalam bentuk CNG atau LNG. Metana
Pencemaran udara adalah suatu perubahan sebagai bahan bakar dalam industri
komposisi udara dari keadaan yang otomotif telah digunakan di Inggris, Italia
awalnya normal menjadi sangat dan Rusia sejak tahun 1930-an. Mesin
memprihatinkan akibat masuknya zat pembakar bagian dalam yang diberi tenaga
pencemar dalam udara (Ismiyati et al., dari bahan bakar yang berasal dari minyak
2014). Zat tersebut secara alami memang bumi telah mendominasi dunia otomotif
sudah ada di udara (atmosfer), namun selama hampir 150 tahun. Ada banyak
apabila gas-gas tersebut dalam keadaan indikasi bahwa perampingan mesin lebih
terlalu banyak atau meningkat secara terus lanjut untuk membakar bahan bakar secara
menurus maka hal tersebut dapat lebih efisien dan meningkatkan kemurnian
menyebabkan beberapa dampak negatif
3
gas buang akan semakin sulit dan mahal salah satu adalah pengelolaan terhadap
(Cng et al., 2018). lingkungan.
Menurut Irawan (dalam Susilo et al., Derajat pengurangan emisi polutan
(2018), gas emisi dari kendaraan bermotor udara dan GRK yang berbeda ditunjukkan
sudah tidak dapat diragukan lagi sebagai oleh perbedaan koordinat dalam sistem
sumber utama penghasil polusi udara bagi koordinat dua dimensi dalam konteks
karbonmonoksida. Bisa kita lihat dan tindakan pengendalian polusi. Dalam
survei bahwasanya sekitar 50% pencemaran penelitian ini, absis menunjukkan efek
udara di perkotaan disebabkan karena pengurangan emisi polutan udara, dan
pabrik serta sektor transportasi yang masih ordinat menunjukkan efek pengurangan
menggunakan bahan bakar yang kurang emisi terhadap CO2. Koordinat yang
ramah terhadap lingkungan. Dari hasil terletak di kuadran yang berbeda dapat
rekapitulasi, polusi udara menjadi emisi gas menunjukkan efek positif dan negative
buang yang seiring berjalannya waktu pada dua jenis polutan yang berbeda.
populasinya meningkat secara signifikan Sebagai contoh, pada kuadran pertama
(Susilo et al., 2018). diindikasikan bahwa tindakan
Kendaraan akhir masa pakai pengendalian secara bersamaan dapat
biasanya didaur ulang, yang menghasilkan menurunkan polutan udara dan CO2 emisi.
pemulihan atau pemanfaatan termal 85% Pada kuadran kedua diindikasikan bahwa
bahan. Logam bekas sering mengalami tindakan pengendalian dapat menurunkan
downcycling karena kendaraan adalah emisi CO2 tetapi meningkatkan emisi
produk kompleks yang mengandung polutan udara. Pada kuadran ketiga,
banyak paduan dan logam, yang diindikasikan bahwa tindakan
mengakibatkan pencampuran elemen yang pengendalian meningkatkan polusi udara
tidak kompatibel (Hertwich et al., 2019). dan emisi CO2. Pada kuadran keempat
Menurut Gangadevi et al. (dalam diindikasikan bahwa tindakan
Susilo et al., (2018), kadar karbon pengendalian dapat menurunkan emisi
monoksida yang semakin meningkat di pencemaran udara tetapi meningkatkan
berbagai perkotaan tergantung dari emisi CO2 (Alimujiang & Jiang, 2020).
pengendalian emisi gas buang. Setiap
kendaraan bermotor akan menghasilkan B. METODE PENELITIAN
emisi gas buang atau gas sisa pembakaran Waktu dan Tempat
dari ruang bakar pada mesin. Pada kondisi Penelitian ini dilaksanakan selama
kendaraan hidup stasioner memberikan satu bulan pada bulan Oktober yang
emisi gas buang yang lebih besar dimulai dari tanggal 1-31 Oktober 2021
dibandingkan pada saat kendaraan kondisi bertempat di Dusun Kendenglembu, Desa
berjalan. Pada saat pembakaran tidak Karangharjo, Kecamatan Glenmore,
sempurna di dalam ruang bakar, tidak Kabupaten Banyuwangi.
seluruh gas hidrokarbon teroksidasi, karena Teknik Analisis Data
terdapat hidrokarbon (HC) dan gas karbon Penelitian ini menggunakan metode
monoksida (CO) sisa. Semakin tinggi studi literatur atau kepustakaan yang
karbon monoksida (CO) berdampak lebih merupakan proses pengumpulan data dari
membahayakan dibandingkan dengan berbagai macam sumber literasi seperti dari
hidrokarbon (HC). website, perpustakaan online, buku, dan
Menurut Soedomo (dalam Amelia et jurnal yang membahas tentang
al., (2017), upaya meminimalisasi permasalahan efek rumah kaca yang
terjadinya gas rumah kaca membutuhkan disebabkan oleh kendaraan bermotor.
tindakan yang cukup besar. Untuk Data yang telah diperoleh kemudian
melakukan hal tersebut yang pertama harus dianalisis menggunakan metode deskriptif.
menumbuhkan kesadaran pada diri setiap Dimana metode ini dapat dilakukan
orang dengan memberikan motivasi dengan cara menjelaskan sebuah fakta yang
bahwasanya diri ini menjadi peran penting telah terjadi kemudian dianalisis, namun
dalam pengurangan gas rumah kaca dan hal ini juga tidak serta merta menguraikan
tetapi juga dengan memberikan penjelasan
4
dan pemahaman yang secukupnya dan Sumber: enjiner.com
mudah dipahami. Transportasi secara lebih luas
Deskriptif kualitatif merupakan memiliki arti yang sama dengan migrasi,
metode yang bersifat untuk yaitu perpindahan dari suatu tempat ke
mendeskripsikan suatu realitas dan sosial tempat lain dan berperan dalam
secara kompleks. Sehingga dengan pengembangan serta pembangunan
menggunakan metode ini, dapat mengulas infrastruktur suatu wilayah. Di zaman
lebih dalam terkait permasalahan yang sekarang, manusia harus bertindak lebih
sedang terjadi agar dapat menemukan titik bijak dalam memilih tempat untuk
terang dari peristiwa tersebut. Metode ini keberlangsungan hidup dan transportasi
berfokus terhadap pola tanya jawab yang yang akan dikenakan dalam kegiatan
berisi 5w+1h untuk mendapatkan informasi sehari-hari. Mayoritas masyarakat
yang lebih luas dan lebih mendalam menggunakan transportasi berupa
(Yuliani, 2018). kendaraan untuk menunjang aktivitas
Karakteristik yang paling utama dari kesehariannya. Namun, hal tersebut juga
penelitian yang bersifat kualitatif adalah dapat memberikan beberapa dampak,
berasal dari bagaimana latar belakang dan antara dampak yang baik maupun dampak
fakta yang terjadi di tengah masyarakat buruk. Salah satu dampak positif yang
dengan menggunakan metode yang berupa diberikan adalah dapat menjangkau sesuatu
wawancara atau terjun langsung di tempat dengan jarak jauh menjadi lebih dekat
kejadian peristiwa. Teori ini dicipatakan (Kerja, 1967).
berdasarkan data dan fakta dengan Selain dampak baik yang diberikan
menyajikan dan menganalisis datanya oleh transportasi, terdapat pula dampak
dilakukan secara naratif (Subandi, 2011). buruk yang dapat berakibat pada
lingkungan. Kendaraan bermotor
C. HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan salah satu sumber penghasil
Efek rumah kaca terjadi karena dari emisi. Jumlah kendaraan bermotor yang
adanya gas emisi yang berada dalam berlebihan akan menghasilkan emisi yang
atmosfer bumi. Hal ini juga dapat diartikan berlebihan juga, tidak hanya dalam hal
sebagai progres terjadinya pemanasan tersebut, namun juga berdampak pada
alami yang dapat terjadi apabila gas kemacetan di jalan raya sehingga
tersebut terperangkap dalam radiasi panas meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca
bumi. Meningkatnya efek rumah kaca di hasil dari polusi udara yang dikeluarkan
atmosfer akan mengakibatkan pemantulan oleh knalpot. Namun, hal tersebut sulit
panas matahari ke bumi dengan tidak untuk dipungkiri karena transportasi
sempurna, dimana matahari yang merupakan sarana pendukung mobilitas
seharusnya dapat menghangatkan bumi kegiatan manusia dan merupakan faktor
dan kemudian bumi memantulkan kembali penting dalam penggerak perekonomian
panas tersebut ke bumi. Namun, panas untuk keberlangsungan kesejahteraan hidup
tidak dapat lagi dipantulkan ke bumi manusia.
dikarenakan terhalang oleh efek rumah Dari dulu hingga sekarang, dampak
kaca yang terdapat dalam atmosfer. Di negatif tersebut masih menjadi salah satu
dalamnya terdapat beberapa jenis gas, dan faktor sebagai penyebab dari terjadinya
salah satu gas yang mengakibatkan panas polutan. Seorang peneliti menunjukkan
terperangkap dalam bumi adalah gas buang bahwa polutan yang dihasilkan oleh
kendaraan bermotor. kendaraan bermotor berkontribusi cukup
banyak berkisar 60% - 70%. Selain dari hal
tersebut, polutan juga dihasilkan dari
pembakaran sampah (Hasanudin, 2018).
Besarnya emisi yang dihasilkan oleh
kendaraan bermotor memiliki besaran
berupa gram yang dihitung perkendaraan
dalam per-kmnya. Selain itu, tipe
Gambar 1. Terjadinya Efek Rumah Kaca kendaraan, umur dan jenis bahan bakar
yang digunakan juga termasuk dalam
5
faktor penyebab dihasilkannya gas buang polusi udara yang dikeluarkan oleh alat
tersebut dimana dalam setiap perbedaan transportasi tersebut antara lain:
juga akan menghasilkan emisi gas hasil a. Pesatnya perkembangan persentase
yang berbeda pula (Muziansyah et al., kendaraan;
2015). Gas tersebut berupa gas senyawa b. Kurang adanya keseimbangan;
kimia yang juga ikut andil dalam c. Penerapan pola lalu lintas yang
menciptakan polusi udara (Syarifuddin et memusat;
al., 2016). d. Minimnya akses jalan bagi warga
Emisi kendaraan bermotor adalah terpencil;
penyumbang sumber pencemaran e. Kurangnya efisiensi waktu penerapan
lingkungan yang paling utama. Pasalnya, lalu lintas;
pencemaran udara memiliki hubungan f. Perbedaan mengenai kualitas dan
yang sangat erat kaitannya dengan gas kuantitas kendaraan;
buang yang dihasilkan dari BBM g. Metode perawatan yang diterapkan;
kendaraan tersebut (Nurdjanah, 2015). h. Jenis BBM yang digunakan oleh
Meningkatnya persentase kendaraan terjadi kendaraan;
pada waktu tertentu, yaitu sebagai contoh i. Akses jalan yang kurang memadai.
di pagi hari dimana ramai pengguna lalu Perkembangan kendaraan bermotor
lintas melintas untuk bekerja, berangkat yang sangat pesat mengakibatkan jumlah
sekolah dan aktivitas yang lain (Gunawan gas buang yang dihasilkan juga semakin
& Budi, 2017). Penggunaan bahan bakar besar. Dan kepesatan tersebut tak lain
minyak juga dapat menjadi penyebab akibat dari kebutuhan dan tuntutan gaya
terjadinya polutan pada atmosfer dengan hidup manusia. Tuntutan gaya hidup
skala yang dapat dikatakan cukup besar, dalam sehari-hari mengharuskan seseorang
sehingga dengan begitu perlu diadakannya untuk menggunakan kendaraan bermotor
pengendalian untuk meminimalisir dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
peningkatan emisi gas yang dikhawatirkan Hal ini menjadi penyumbang terbesar
dapat merambat pada resiko Kesehatan dalam masalah polusi udara. Jika manusia
masyarakat (Nurdjanah, 2015). menghirup udara yang tercemar dan
mengandung zat serta senyawa yang
berbahaya akan sangat memberikan
dampak buruk bagi kesehatan tubuh, yaitu
pada proses pernapasannya, mengalami
penurunan pada kemampuan penglihatan
sarta menurunnya fungsi otak dan yang
paling parah adalah dapat mengakibatkan
kematian.
Adanya ketidakseimbangan dari
persentase kendaraan dengan sarana
Gambar 2. Gas Buang Kendaraan Bermotor prasarana yang dibutuhkan juga dapat
Sumber: environment-indonesia.com mengakibatkan meningkatnya emisi gas
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa rumah kaca. Contohnya pada saat terjadi
emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan kemacetan dikarenakan kurang luasnya
bermotor sangatlah memberikan dampak lalu lintas maka pengendara akan beralih
negatif bagi tubuh manusia maupun pada jalan lain sehingga melewati
lingkungannya. Dimana gas buang tersebut perumahan warga yang sebelumnya belum
berasal dari gas sisa pembuangan BBM pernah tercemar menjadi tercemar oleh gas
yang dihasilkan oleh asap knalpot yang buang kendaraan akibat adanya para
mengandung zat serta senyawa seperti pengendara yang melewati jalur tersebut.
hidrokarbon, karbonmonoksida, nitrogen Hal ini merupakan sebuah tindakan yang
oksid, dan timah hitam. salah karena menyebarluaskan pencemaran
Kementerian Lingkungan Hidup udara. Selain sarana prasarana transportasi,
(Nurdjanah, 2015) menyatakan bahwa pola lalu lintas juga diperlukan, karena hal
terdapat beberapa faktor penting mengenai tersebut juga merupakan suatu tindakan
6
yang dapat mengurangi laju aktivitas emisi terakhir ada premium dengan nilai oktan
efek rumah kaca. sebesar 89 (Khasanah et al., 2019).
Gas buang yang dihasilkan Pada dasarnya jenis bahan pencemar
sebenarnya bukan dari baru dan lamanya udara yang dikeluarkan oleh semua jenis
kendaraan, tetapi sangat bergantung pada kendaraan ialah sama, tetapi terdapat
kualitas dan perawatan mesin kendaraan perbedaan pada kondisi dan sistem operasi
tersebut. Cara merawat kendaraan dengan antara mesin kendaraan yang satu dengan
baik agar tidak menimbulkan emisi gas mesin kendaraan yang lainnya sehingga
buang adalah dengan cara yang pertama, mengakibatkan adanya perbedaan pada
memilih bahan bakar yang baik yang komposisi di setiap jenis bahan pencemar.
beroktan di atas 90 untuk memberikan Saat ini, mesin kendaraan keluaran
kesempurnaan pembakaran dalam mesin terbaru umumnya memiliki emisi gas
motor sehingga tidak mengakibatkan buang yang komposisinya lebih rendah
kerusakan pada komponen mesinnya. dibandingkan dengan mesin kendaraan
Kedua, memperhatikan kondisi aki keluaran lama sekitar 10 tahun ke belakang,
kendaraan, terutama pada teknologi injeksi, hal ini terjadi karena adanya kesadaran
karena aki merupakan sumber listrik yang masyarakat akan pencemaran udara yang
digunakan untuk sistem penghidupan diakibatkan oleh emisi gas buang
pembakaran. Ketiga, mengganti oli secara kendaraan yang semakin lama semakin
teratur minimal dalam jangka waktu 2 tinggi.
bulan sekali. Keempat, melakukan service Pemerintah telah membuat peraturan
secara berkala, setidaknya sama dengan baru untuk mempertegas mengenai batasan
jangka waktu pergantian oli. Dan yang emisi gas yang cukup memadai bagi
terakhir yang paling mudah adalah selalu kendaraan yang lebih modern. Sehingga
mengecek bahan bakar yang ada dalam dapat memberikan dorongan kepada para
tangki. Jangan sampai bahan bakar dalam pelaku ekonomi untuk lebih semangat
tangki habis pada saat dikendarai, karena dalam menciptakan produk terbaru yang
hal tersebut dapat merusak sistem injektor gas buangnya lebih ramah terhadap
pada kendaraan, terutama pada motor jenis lingkungan, yang selain bermanfaat bagi
injeksi (Nurdjanah, 2015). diri sendiri juga dapat lebih bermanfaat
BBM yang digunakan oleh bagi orang lain (Winarno, 2005).
kendaraan terdiri dari berbagai macam
jenis, yang ditunjukkan dengan adanya D. KESIMPULAN
perbedaan pada nilai oktan di pasaran. Dalam atmosfer bumi terdapat
Semakin rendah nilai oktan dari BBM beberapa macam gas, dan salah satu gas
tersebut menunjukkan bahwa semakin yang mengakibatkan panas terperangkap
buruk juga kualitas yang dihasilkan bagi dalam bumi karena terhalang oleh efek
kendaraan. Sebaliknya, semakin besar nilai rumah kaca adalah gas karbondioksida
oktannya, maka semakin baik kualitas yang (CO2) yang merupakan hasil dari emisi gas
dihasilkan oleh kendaraan. Dengan begitu, buang kendaraan bermotor. Kendaraan
berarti memiliki sangkut paut terhadap bermotor adalah salah satu sumber
kesehatan masyarakat. Selain kualitas pengahasil emisi. Jumlah kendaraan
BBM, kualitas lalu lintas juga dapat bermotor yang berlebihan dapat
berpengaruh bagi kesehatan (Ferdnian, menimbulkan emisi yang berlebihan juga.
2016). Keberadaan TEL dalam mesin Pesatnya jumlah kendaraan bermotor
sangat dibutuhkan karena dapat akibat dari kebutuhan dan tuntutan hidup
mengakibatkan mesin bekerja dengan baik. manusia. Emisi kendaraan bermotor juga
TEL bermanfaat dalam menaikkan suatu merupakan sumber dari pencemaran
nilai oktan pada BBM. Penentuan jenis lingkungan yang paling utama, karena
BBM di Indonesia berdasarkan pada besar dengan adanya hal tersebut terdapat polusi
kecilnya nilai oktan, bagian tersebut udara yang tidak baik bagi kesehatan
diantaranya adalah ada pertamax racing manusia.
dengan nilai oktan 100, pertamax turbo 98, Emisi gas kendaraan bermotor
pertamax sebesar 92, pertalite 90, dan yang bergantung dari kualitas dan bagaimana
7
perawatan yang diterapkan. Kendaraan Energy For Sustainable Development, 55,
yang dirawat dengan baik tidak akan 181–189.
mengalami kerusakan dan tidak akan Https://Doi.Org/10.1016/J.Esd.2020.02.
mengeluarkan zat senyawa yang berbahaya 005
Amelia, C. R., Samadikun, B., & Huboyo, H.
yang berasal dari kerusakan mesinnya.
S. (2017). Analisis Shifting Penggunaan
Namun, kendaraan yang tidak dirawat Moda Kendaraan Bermotor Ke Kereta
dengan baik akan mengalami kerusakan Api Terhadap Penurunan Emisi Gas
pada mesin dan dapat mengeluarkan gas Rumah Kaca (Co2, Ch4, Dan N₂O) Studi
buang yang sangat berbahaya. Kasus: Daerah Operasional Viii Surabaya.
Sebaiknya pemerintah dan pihak Jurnal Teknik Lingkungan, 6(2), 1–15.
terkait dalam transportasi jalan Andarini, A., Idris, & Ariusni. (2016).
mengadakan kegiatan yang berkaitan Pengaruh Kegiatan Sektor Industri,
dengan pengurangan emisi gas karbon Pertambangan Dan Transportasi
dioksida yang berdampak pada terjadinya Terhadap Kualitas Lingkungan Ditinjau
Dari Emisi Co2 Di Indonesia. Jurnal
efek rumah kaca.
Kajian Ekonomi Dan Pembangunan, 5(2),
Hal tersebut perlu adanya kerjasama
125–136.
dan saling bersinergi yang baik antara Ariani, M., Kartikawati, R., & Setyanto, P.
pihak terkait dengan masyarakat, sehingga (2011). Emisi NITRO Oksida ( N 2 O )
memberikan dampak yang sangat Pada Sistem Pengelolaan Tanaman Di
signifikan terhadap kegiatan pengurangan Lahan Sawah Tadah Hujan Nitrous
emisi gas karbondioksida. Dari hasil dan Oxide Emission On Cropland
pembahasan di atas, penyumbang terbesar Management System In Rainfed Rice
terhadap emisi gas karbondioksida adalah Field. Tanah Dan Iklim, V.24 No.1, 33–39.
kendaraan bermotor. Sehingga perlu Aswad, G., & C, O. H. (N.D.). Potensi Gas
diadakan pengurangan dalam penggunaan Rumah Kaca ( Grk ) Dari Aktivitas Angkutan
Umum Di Terminal Tamanan Kota Kediri.
kendaraan pribadi dengan beralih pada
10(1), 46–52.
angkutan umum yang dapat meningkatkan Azmi, K., & Arif, C. (2018). Analisis
jumlah angkutan umum dan tetap Sensitivitas Emisi Gas Metana (CH4)
menggunakan bahan bakar minyak yang Pada Sawah Dengan Metode Korelasi
ramah terhadap lingkungan. Rank Spearman. Jurnal Teknik Sipil Dan
Mengadakan penghijauan di setiap Lingkungan, 3(2), 97–110.
ruas jalan untuk menyerap gas CO2, karena Https://Doi.Org/10.29244/Jsil.3.2.97-
satu pohon dapat menyerap gas CO2 sekitar 110
45 kg/jam yang dapat mengurangi emisi Cng, D., Kendaraan, P., Di, B., & Gorniak, A.
gas CO2. Memberikan sosialisasi kepada (2018). Kondisi Polisi.
masyarakat untuk selalu melakukan Https://Doi.Org/10.2478/Mape-2018-
0031
pemeriksaan dan perawatan secara berkala
Ferdnian, M. (2016). Analisis Uji Emisi Gas
serta mensosialisasikan mengenai Buang Kendaraan Bermotor Dan
perawatan kendaraan yang baik agar mesin Dampaknya Terhadap Lingkungan Di
kendaraan tetap berkualitas dan tidak Kota Balikpapan (Kal-Tim). Transmisi,
menimbulkan emisi gas CO2 yang tinggi. XII, 15–24.
Gunawan., Didik, E. B. S., & M, S. (N.D.).
E. DAFTAR PUSTAKA Potensi Clean Development Mechanism Pada
Pembangkit Mikrohindro 120 KW.
Aisyi, D. (2020). Identifikasi Pengaruh Emisi Gas Gunawan, H., & Budi, G. S. (2017). Kajian
Buang Rumah Tangga Dan Volume Emisi Kendaraan Di Persimpangan
Kendaraan Terhadap Kualitas Udara Surabaya Tengah Dan Timur Serta
Identification Effect Of Household Gas Potensi Pengaruh Terhadap Kesehatan
Emissions And Vehicle Volume On Air Lingkungan Setempat. Jurnal Wilayah Dan
Quality In The Environment. September, Lingkungan, 5(2), 113.
131–136. Https://Doi.Org/10.14710/Jwl.5.2.113-
Alimujiang, A., & Jiang, P. (2020). Synergy 124
And Co-Benefits Of Reducing CO2 And Hasanudin, T. (2018). Analisis Pengaruh Tahun
Air Pollutant Emissions By Promoting Perakitan Terhadap Emisi Gas Buang
Electric Vehicles—A Case Of Shanghai. Kendaraan Bermotor. Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Janabadra.
8
Hertwich, E. G., Ali, S., Ciacci, L., Fishman, Rahmawati, L. A., Haryono, E., Fandeli, C.,
T., Heeren, N., & Masanet, E. (2019). Bawah, K. E., Mlati, K., & Sleman, K.
Material Efficiency Strategies To Reducing (2016). Tudi Optimalisasi Sequestrasi
Greenhouse Gas Emissions Associated With Karbon Dioksida (Co2) Berbasis Rumah
Buildings , Vehicles , And Electronics — A Tangga. Tudi Optimalisasi Sequestrasi
Review Material Ef Fi Ciency Strategies To Karbon Dioksida (Co2) Berbasis Rumah
Reducing Greenhouse Gas Emissions Tangga, 26(1), 59–79.
Associated With Buildings , Vehicles , And Https://Doi.Org/10.22146/Mgi.13405
Electron. Septaria, K., Dewanti, B. A., & Habibbulloh,
Ismail, A. (2020). Potensi Penurunan Emisi Gas M. (2019). Implementasi Metode
Rumah Kaca (Grk) Dalam Kegiatan Pembelajaran Spot Capturing Pada Materi
Belajar Di Rumah Secara On-Line: Pemanasan Global Untuk Meningkatkan
Analisis Jejak Karbon (Carbon Footprint Keterampilan Proses Sains. Prisma Sains :
Analysis). Jukung (Jurnal Teknik Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran
Lingkungan), 6(2), 195–203. Matematika Dan IPA IKIP Mataram, 7(1),
Https://Doi.Org/10.20527/Jukung.V6i2. 27. Https://Doi.Org/10.33394/J-
9262 Ps.V0i0.1379
Ismiyati, Marlita, D., & Saidah, D. (2014). Subandi. (2011). Qualitative Description As
Pencemaran Udara Akibat Emisi Gas One Method In Performing Arts Study.
Buang Kendaraan Bermotor. Jurnal Harmonia, 19, 173–179.
Manajemen Transportasi & Logistik Susilo, S. H., Agus, S., Agus, H., Sarjiyana,
(Jmtranslog), 01(03), 241–248. Zahratul, J., & Yusuf, E. (2018).
Kerja, E. P. T. (1967). Efektivitas Pelaksanaan Pengaruh Jumlah Dan Diameter Spuyer
Kebijakan Berdasarkan Pergub No 66 Wet Scrubber Terhadap Emisi Gas Buang
Tahun 2020 Tentang Uji Emisi Hc Dan Co2 Pada Sepeda Motor.
Kendaraan Bermotor Di Jakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknologi
Angewandte Chemie International Edition, Terapan, 5, 20–23.
6(11), 951–952., 13(April), 15–38. Syarifuddin, A., Tony, M. S. K., & Utomo, S.
Khasanah, I., Marpaung, M. A., & Fahdiran, (2016). Performa Dan Emisi Gas Buang
R. (2019). Analisis Kandungan Unsur Pada Mesin Bensin Dengan Sistem EGR Panas
Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Bahan Pada Campuran Bahan Bakar Premium
Bakar Bensin Premium, Pertalite, Dan Dan High Purity Methanol. Jurnal
Pertamax Menggunakan Teknik Laser- Mekanikal, 7(1), 652–661.
Induced Breakdown Spectroscopy (Libs). Tiarani, V. L., Sutrisno, E., & Huboyo, H. S.
VIII(C), SNF2019-PA-153–160. (2016). Kajian Beban Emisi Pencemar
Https://Doi.Org/10.21009/03.Snf2019.0 Udara (Tsp, Nox, So₂, Hc, Co) Dan Gas
2.Pa.22 Rumah Kaca (Co2, Ch4, N₂O) Sektor
Muziansyah, D., Sulistyorini, R., & Sebayang, Transportasi Darat Kota Yogyakarta
S. (2015). Model Emisi Gas Buangan Dengan Metode Tier 1 Dan Tier 2. Jurnal
Kendaraan Bermotor Akibat Aktivitas Teknik Lingkungan, 5(1), 1–10.
Transportasi (Studi Kasus: Terminal Pasar Vivi Triana. (2008). Pemanasan Global 3.
Bawah Ramayana Kota Bandar Utusan Malaysia, September, 36.
Lampung). JRSDD, Edisi Maret 2015, 3(1), Winarno, J. (2005). Studi Emisi Gas Buang
57–70. Kendaraan Bermesin Bensin Pada
Nurdjanah, N. (2015). Emisi CO2 Akibat Berbagai Merk Kendaraan Dan Tahun
Kendaraan Bermotor Di Kota Denpasar. Pembuatan. Jurnal Teknik Mesin, 55, 1–9.
Jurnal Penelitian Transportasi Darat, 17, 1– Http://Jurnalteknik.Janabadra.Ac.Id/Wp
14. -Content/Uploads/2015/01/6-Joko-
Http://Weekly.Cnbnews.Com/News/Art Winarno-April-2014.Pdf
icle.Html?No=124000 Yuliani, W. (2018). Metode Penelitian
Oktavian, K., Permadi, D. A., & Dirgawati, M. Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif
(2020). Perhitungan Beban Emisi Gas Bimbingan Dan Konseling. Quanta, 2(2),
Buang SO2 Dari Kendaraan Bermotor Di 83–91.
Ruas Jalan Utama Kota Bandung Https://Doi.Org/10.22460/Q.V1i1p1-
Menggunakan Pemodelan Terbalik. Jurnal 10.497
Reka Lingkungan, 9(2), 107–118.
Https://Doi.Org/10.26760/Rekalingkung
an.V9i2.107-118
Pratama, R. (N.D.). Efek Rumah Kaca Terhadap
Bumi. 3814, 120–126.