3 - Kebijakan PKP Di Puskesmas - Pelatihan Surveior

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 35

Kebijakan Pelayanan

Kesehatan Primer di
Puskesmas

Direktur Tata Kelola Kesehatan Masyarakat


Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat

Disampaikan dalam Pelatihan Bagi Pelatih Calon


Surveior Puskesmas dan Klinik
Bekasi, 27 Maret 2023
1
Outline Penyajian
1. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Arah Kebijakan Puskesmas
4. Harapan

2
Pencapaian Target RPJMN
Target indikator terkait pelayanan kesehatan primer belum seluruhnya dapat tercapai

6 Indikator telah tercapai 3 Indikator On track 6 Indikator perlu upaya keras


2022 2023 2024 2022 2023 2024 2022 2023 2024
Bas Bas Base
Indikator Indikator Indikator
el e li
Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target Target Capaian Target Target
ine line ne

Angka Kematian Prevelensi Prevalensi


1 Ibu (Per 100.000 305 205 189 194 183 Stunting 17, Wasting (kurus
1 30,8 18,4 21,16 14 1 10,2 7,5 7,7 7,3 7
Kelahiran Hidup) (pendek dan 5 dan sangat
sangat pendek) kurus) balita
Angka Kematian balita (persen) (persen)
2 Bayi (per 1.000 24 18,6 16,9 17,6 16
kelahiran hidup) Persentase Insidensi
fasilitas 2 Tuberkulosis 319 231 n.a 211 190
Insidensi HIV (per 2 40 80 56,4 90 100
kesehatan (per
1.000 tingkat pertama 100.000 penduduk)
3 0,24 0,19 0,09 0,19 0,18
penduduk terakreditasi Persentase
yang gtidak Persentase 3 merokok 9,1 8,9 9,1 8,8 8,7
terinfeksi HIV) Puskesmas penduduk usia 10-
3 15 0 3,9 0 0
Eliminasi tanpa dokter 18 tahun
4 285 365 372 385 405
malaria Prevalensi
(kab/kota) obesitas pada
4 21,8 21,8 25 21,8 21,8
Persentase penduduk umur
puskesmas ≥ 18 tahun
5 dengan jenis 23 65 58,12 71 83 (persen)
tenaga kesehatan Persentase
sesuai standar imunisasi dasar
5 57,9 71 66,9 75 90
Persentase lengkap pada
puskesmas anak usia 12- 23
6 86 92 92,22 94 96 bulan
dengan
ketersediaan obat Persentase
esensial 6 63 90 82 95 100
rumah sakit
terakreditasi
Capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tahun 2022
masih rendah (target 100%) sampai tanggal 13 Maret 2023
Capaian (%)
No Indikator SPM
2020 2021 2022 • Tidak ada indikator
1 Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil 84,51 82,54 75,83 SPM yang mencapai
2 Pelayanan Kesehatan Ibu Bersalin 84,29 83,65 76,29 target 100%
3 Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir 87,54 86,33 78,03
4 Pelayanan Kesehatan Balita 87,54 79,07 71,98 • Indikator Pelayanan
5
Pelayanan Kesehatan Usia Pendidikan
62,26 60,47 72,3
pada penderita
Dasar
Hipertensi
6 Pelayanan Kesehatan Usia Produktif 49,56 52,07 61,38 merupakan indikator
7 Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut 60,20 62,85 68,4 dengan capaian
8
Pelayanan Kesehatan Penderita
48,22 49,53 59,69 terendah (59,69%)
Hipertensi
Pelayanan Kesehatan Penderita
9
Diabetes Melitus
72,12 71,86 73,56 • Pelayanan
10 Pelayanan Kesehatan ODGJ Berat 77,20 76,55 72,94
kesehatan Bayi Baru
11 Persentase orang terduga Tuberkulosis 61,52 58,33 68,56
Lahir merupakan
Pelayanan Kesehatan Orang dengan
indikator dengan
12
Risiko Terinfeksi Virus yang
62,80 63,19 69,26
capaian tertinggi
melemahkan Daya tahan Tubuh
Manusia (HIV)
(78,03%)

Meningkat Menurun

4
Sumber: Sekber SPM, Ditjen Bangda, Kementerian Dalam Negeri
Sebagian besar kasus kematian yang terjadi di Indonesia merupakan kasus
yang dapat dicegah
Kategori usia (life cycle)
PERINGKAT Bayi & Balita Anak-anak Remaja 1 Remaja 2 Usia Produktif 1 Usia Produktif 2 Lansia
Kelainan Maternal & Penyakit Penyakit Penyakit
1 Infeksi Enterik Infeksi Enterik Cedera Transportasi
Neonatal Kardiovaskular Kardiovaskular Kardiovaskular
Penyakit Kulit & Kelainan Kelainan Kelainan
2 Defisiensi Nutrisi Kelainan Mental Kelainan Mental
Subkutan Muskuloskeletal Muskuloskeletal Muskuloskeletal
Penyakit Kulit & Cedera Tidak Penyakit Kulit & Penyakit Kulit & Penyakit Organ
3 Kelainan Mental Neoplasma
Subkutan Disengaja Subkutan Subkutan Indera
Diabetes & Penyakit
4 PTM Lainnya Cedera Transportasi Cedera Transportasi Kelainan Saraf Neoplasma
Ginjal
Neoplasma

Kelainan Infeksi Pernapasan Diabetes & Penyakit


5 Infeksi Enterik Neoplasma Kelainan Saraf
Muskuloskeletal & TB
Kelainan Mental
Ginjal
Infeksi Pernapasan Penyakit Penyakit
6 Defisiensi Nutrisi Neoplasma Infeksi Enterik Cedera Transportasi
Pencernaan Pernapasan Kronis
& TB
Penyakit Menular Cedera Tidak Cedera Tidak Penyakit Organ Penyakit
7 Kelainan Mental
Disengaja Disengaja
Kelainan Saraf
Indera Pencernaan
Lainnya
Penyakit Menular Penyakit Infeksi Pernapasan Penyakit Infeksi Pernapasan
8 HIV/AIDS & PMS PTM Lainnya
Lainnya Pencernaan & TB Pencernaan & TB
Cedera Tidak
9 PTM Lainnya PTM Lainnya Neoplasma PTM Lainnya Kelainan Saraf Kelainan Saraf
Disengaja
Infeksi Pernapasan Penyakit Diabetes & Penyakit Infeksi Pernapasan
10 NTDS & malaria Defisiensi Nutrisi Infeksi Enterik
& TB Kardiovaskular Ginjal & TB

% total Penyebab
94% 78% 66% 67% 73% 85% 94%
Kematian
% total YLDs 93% 65% 67% 68% 71% 80% 90%

% total DALYs 78% 62% 68% 69% 69% 79% 75%

Sumber: Global Burden of Diseases – IHME


Kemenkes berkomitmen melakukan transformasi sistem kesehatan Indonesia
pada 6 pilar transformasi penopang sistem kesehatan Indonesia

Visi
Sejalan dengan visi Presiden untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan

Meningkatkan kesehatan Memperkuat sistem


Outcome
ibu, anak, keluarga Mempercepat perbaikan Memperbaiki Gerakan Masyarakat kesehatan &
RPJMN
berencana dan gizi masyarakat pengendalian penyakit Hidup Sehat (GERMAS) pengendalian obat dan
bidang
kesehatan reproduksi makanan
kesehatan

1 Transformasi layanan primer 2 Transformasi 3 Transformasi sistem


layanan rujukan ketahanan kesehatan
a b c d a b
Edukasi Pencegahan Pencegahan Meningkatkan Meningkatkan Meningkatkan Memperkuat
penduduk primer sekunder kapasitas dan akses dan mutu ketahanan sektor ketahanan
6 pilar Penguatan peran Screening 14 penyakit kapabilitas layanan farmasi & alat tanggap darurat
Penambahan
kader, kampanye, layanan primer sekunder &tersier kesehatan
transformasi imunisasi rutin penyebab kematian Tenaga cadangan
dan membangun tertinggi di tiap
menjadi 14 Revitalisasi jejaring Pengembangan Produksi dalam negeri tanggap darurat,
gerakan, melalui sasaran usia, table top exercise
antigen dan dan standardisasi jejaring layanan 14 antigen vaksin
platform digital dan screening stunting, & kesiapsiagaan krisis.
perluasan peningkatan ANC
layanan Puskesmas, penyakit prioritas, imunisasi rutin, top 10
tokoh masyarakat Posyandu, perbaikan tata kelola bahan baku obat, top
c akupan di untuk kesehatan ibu &
Labkesmas & RSpemerintah. 10 alkes by volume &
seluruh Indonesia. bayi.
kunjungan rumah by value.

4 Transformasi sistem 5 Transformasi SDM 6 Transformasi teknologi


pembiayaan kesehatan Kesehatan kesehatan
Regulasi pembiayaan kesehatan Penambahan kuota mahasiswa, Pengembangan dan pemanfaatan teknologi,
dengan 3 tujuan: tersedia, c ukup, dan beasiswa dalam & luar negeri, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan.
berkelanjutan;alokasi yang adil;dan kemudahan penyetaraan nakes
pemanfaatan yang efektif dan efisien. lulusan luar negeri.
a Teknologi informasi b Bioteknologi
3 Program Utama Penguatan Upaya Preventif di Layanan Primer

Imunisasi rutin: 14 Screening Peningkatan kesehatan ibu


dari 11 menjadi 14 jenis vaksin Penyakit Prioritas dan anak
BCG, DPT-Hib, Hep B, MMR/MR, Polio Screening penyakit penyebab Pemantauan tumbuh kembang anak
(OPV-IPV), TT/DT/td, JE, HPV, kematian tertinggi di setiap sasaran di Posyandu dengan alat
PCV, Rotavirus usia: antropometri terstandar
1. Hipotiroid kongenital Pemeriksaan kehamilan (ANC) dari 4
Kanker Serviks merupakan kanker 2. Thalasemia
kali menjadi 6 kali, termasuk 2 kali
yang bisa dic egah dengan imunisasi 3. Anemia
4. Stroke USG dengan dokter pada trimester 1
Human Papillomavirus (HPV) dan 3
5. Serangan jantung
6. Hipertensi
7. Penyakit paru obstruksi kronik Screening kankerPayudara dengan
Pneumonia dan diare merupakan 2
8. Tuberkulosis USG
dari 5 penyebab tertinggi kematian
9. Kanker paru
balita di Indonesia* yang dapat 10. Hepatitis Screening PenyakitJantung Bawaan di
dicegah dengan imunisasi (PCV dan 11. Diabetes Puskesmas dengan Pulse Oxymetry
Rotavirus) 12. Kanker payudara Neonatus
13. Kanker serviks
14. Kanker usus
7
Skrining Kesehatan dilakukan pada
setiap Kelompok Umur

•Skrining Thalasemia
•Skrining Anemia
Usia •Skrining Faktor Risiko Stroke
Sekolah & •Skrining Faktor Risiko Penyakit
Jantung
• Pemantaua Remaja •Skrining Hipertensi
n Tumbuh • Skrining Penyakit paru
Kembang • Skrining
Bayi Anemia
obstruksi kronik
Anak •Skrining Tuberkulosis
• Imunisasi • Imunisasi •Skrining Kanker paru
• ANC 6x (2x • Skrining
dokter dan Hipotiroid •Skrining Hepatitis
USG) Kongenital •Skrining Diabetes
• Skrining
Balita •Skrining Kanker payudara
Penyakit •Skrining Kanker serviks
jantung •Skrining Kanker usus
Bawaan
dengan Usia Reproduksi
Ibu Hamil Pulse
oxymetry
& Lansia
Revitalisasi strukturdan jejaring layanan kesehatan primer serta laboratorium kesehatan
masyarakat
Tingkatan fasilitas layanan primer Tingkatan labkesmas, merujuk pada WHO

Tingkatan kelembagaan Target jangkauan Tingkatan laboratorium Jumlah lab

Rumah Sakit 514 Kabupaten / LABKESMAS NASIONAL 2


Kota
5

Puskesmas 7,281 Kec amatan 4 LABKESMAS REGIONAL 12

Unit Yankes di
~85,000 Desa / 3 LABKESMAS PROVINSI 28
Kelurahan
Desa/Kelurahan

Posyandu
~300,000 Dusun / 2 LABKESMAS KAB/KOTA 231
RT/RW

Kunjungan Rumah
~273.5 juta 1 LABORATORIUM PUSKESMAS 10.374
penduduk

9
Outline Penyajian
1. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Arah Kebijakan Puskesmas
4. Harapan

2
Fokus Transformasi +270 juta penduduk
Pelayanan Kesehatan Primer Indonesia mendapatkan
Pelayanan Kesehatan Primer
Siklus hidup sebagai fokus berkualitas
integrasi pelayanan kesehatan
sekaligus sebagai fokus
penguatan promosi dan
pencegahan
Mendekatkan layanan +300 ribu unit penyedia
kesehatan melalui jejaring pelayanan Kesehatan Primer
hingga tingkat desa dan dusun, dengan fasilitas dan SDM
termasuk untuk memperkuat terstandardisasi
promosi dan pencegahan serta
resiliensi terhadap pandemi
Memperkuat Pemantauan
Wilayah Setempat (PWS) melalui
pemantauan dengan 100% wilayah dan kondisi
dashboard situasi kesehatan per kesehatan penduduk termonitor
desa secara berkala

11
Arsitektur Pelayanan Kesehatan Primer
Pemberi Layanan Kesehatan

Praktik Mandiri
KLINIK PRATAMA PUSKESMAS
(Dokter, Dokter Gigi, Bidan)

Unit Kesehatan di Desa/Kelurahan

Partisipasi Masyarakat/ Pemberdayaan Masyarakat

SEKOLAH POSYANDU POSYANDU POSYANDU POSYANDU TEMPAT KERJA

Kunjungan Kader
Struktur jejaring berbasis wilayah administrasi untuk memastikan
layangan kesehatan dapat menjangkau seluruh masyarakat
Tingkatan kelembagaan Target jangkauan

Klinik Klinik
Pratama
dengan menjamin PUSKESMAS 7,281 Kecamatan
tersedianya pelayanan Praktek Mandiri
kesehatan hingga tingkat
desa/kelurahan dan Unit Kesehatan di 83,794 Desa / Kelurahan
Fasyankes desa/kelurahan Koordinir pelayanan kesehatan dan
keluarga Penunjang partisipasi masyarakat
• Nakes (min.1 perawat, 1 bidan)
• Kader
Jejaring semua FKTP dan fasyankes
penunjang milik Pemerintah Pusat, POSYANDU ~300,000 Dusun / RT/RW
Pemerintah Daerah, swasta, dan
unit pelayanan kesehatan di
tingkat desa/kelurahan, serta UKBM
di dalam wilayah kerja suatu Kunjungan runah
Puskesmas. ~273.5 juta
penduduk

MASYARAKAT 13
Ilustrasi Pola Kerja Sistem Layanan Kesehatan Primer
Untuk meningkatkan cakupan dan jangkauan intervensi
X Contoh pola pemantauan wilayah setempat untuk meningkatkan cakupan pelayanan untuk Klaster Ibu Hamil-Remaja

Puskesmas
(Kecamatan) Pemantauan Wilayah
Setempat (PWS)
Klaster Manajemen Dashboard hingga
tingkat desa
Klaster Klaster Usia Klaster Penanggulangan
Ibu-Anak Produktif-Lansia Penyakit Menular

Laboratorium
Puskesmas dan Unit di Desa
7 melakukan evaluasi bulanan
ANC rendah;Bumil KEK tinggi;
1 C akupan imunisasi rendah Tindak
Puskesmas melakukan evaluasi lanjut Unit di Desa dan Dusun Kunjungan terjadwal untuk kader
cakupan berdasar wilayah 6 melakukan evaluasi mingguan 5 melakukan pengec ekan ca tatan
home based rec ord (buku KIA)
Desa/Kelurahan Tindak lanjut saat kunjungan rumah dan
mengidentifikasi missing servic es
Posyandu Prima
Puskesmas meneruksan data
2 evaluasi ca paian ke unit di Desa
Dusun/RT/RW

Kader menindaklanjuti
4 permasalahan evaluasi ca paian
dan masalah yang ditemukan dari
3
Posyandu meneruskan data Dusun/RT/RW kegiatan Posyandu dengan
evaluasi ca paian ke Kader di
Dusun/RT/RW Posyandu melakukan kunjungan rumah
Kegiatan Posyandu
melayani semua siklus
hidup 13
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup (1/2)
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehatan (Kecamatan) (Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)

Ibu hamil, 1.
2.
ANC Terpadu (6x +USG oleh dokter)
Kelas ibu hamil
1.
2.
ANC Terpadu (K2,K3, K4, K6)
Kelas ibu hamil
1.
2.
Kelas ibu hamil
Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil
bersalin, 3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil K
urang Energi Kronik (KEK)
3. Pemberian Tambahan Asupan Gizi pada Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Kurang Energi Kronik (KEK)
nifas 4. Persalinan normal 4. Pelayanan Pasca Persalinan ( nifas)
5. Pelayanan Pasca Persalinan (nifas) 5. Pengobatan sederhana
6. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (
KtPA)
7. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
8. Pengobatan

Bayi dan 1.
2.
Pelayanan Neonatal Esensial
Kelas Ibu Balita
1. Pelayanan Neonatal Esensial
2. Kelas Ibu Balita
1.
2.
Kelas Ibu Balita
Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan
anak pra- 3.
4.
Pelayanan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Pengambilan dan pengiriman sampel SHK
3. Pemantauan Bayi dengan Berat Lahir Rendah
(BBLR)
3.
4.
Imunisasi Rutin Lengkap
Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing
sekolah 5. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 4. Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan 5. Deteksi dini, Pendampingan serta rujukan balita weight
6. Imunisasi Rutin Lengkap 5. Imunisasi Rutin Lengkap faltering, underweight, gizi kurang, gizi buruk dan
7. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing 6. Pemberian Vitamin A dan obat c ac ing stunting
8. Penc egahan, deteksi dini , Tatalaksana dan rujukan 7. Pencegahan, deteksi dini, tatalaksana dan rujukan 6. Skrining kasus TBC
balita weight faltering, underweight, gizi kurang, gizi balita weight faltering, underweight, gizi kurang,
buruk dan stunting gizi buruk dan stunting
9. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 8. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
10. Skrining kasus TBC 9. Skrining kasus TBC
11. Skrining Talasemia 10. Pengobatan sederhana
12. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak
(KtPA)
13. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
14. Pengobatan

Usia sekolah 1.
2.
Skrining kesehatan (PTM & PM)
Vaksinasi / Imunisasi
1.
2.
Skrining kesehatan (PTM & PM)
Vaksinasi / Imunisasi
1.
2.
KIE Kesehatan Remaja
Penc egaham anemia
dan remaja 3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Fasilitasi UKS
3.
4.
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Penc egahan anemia
5. Skirining Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak 5. Pengobatan sederhana
(KtPA)
6. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
7. Pengobatan
19
Upaya standarisasi layanan di Puskesmas, Pustu, Posyandu— lintas siklus hidup (2/2)
Sasaran Delivery Unit
Masalah
Puskesmas Pustu Posyandu
Kesehatan Kecamatan) Desa / Kelurahan) (Dusun / RT/RW)

1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas 1. Skrining Obesitas


Usia Produktif 2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi 2. Skrining Hipertensi
dan Lansia 3. Skrining DM 3. SKrining DM 3. Skrining DM
4. Skrining faktor risiko stroke 4. Skrining kanker (Kanker payudara) 4. Skrining TBC
5. Skrining faktor risiko penyakit jantung 5. Skrining PPOK 5. Skrining Indera Penglihatan
6. Skrining kanker ( Kanker Leher Rahim, Kanker 6. Skrining TBC 6. Skrining masalah kesehatan jiwa
Payudara, Kanker Kolorektal, Kanker Paru) 7. Skrining Indera Penglihatan 7. Skrining layak hamil bagi PUS
7. Skrining PPOK 8. Skrining masalah kesehatan jiwa 8. Pelayanan KB
8. Skrining TBC 9. Skrining layak hamil bagi PUS 9. Skrining Geriatri
9. Skrining Indera Penglihatan 10. Pelayanan KB
10. Skrining kebugaran 11. Skrining Geriatri
11. Skrining Talasemia 12. Pengobatan sederhana
12. Skrining kasus kekerasan terhadap perempuan
13. Skrining masalah kesehatan jiwa
14. Pelayanan kesehatan reproduksi bagi c alon
pengantin
15. Skrining layak hamil bagi PUS
16. Pelayanan KB
17. Pelayanan Penyakit Akibat Kerja
18. Skrining Geriatri
19. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut
20. Pelayanan Pengobatan

Pengendalian 1. Penc egahan, Kewaspadaan Dini, Respon


2. Pengawasan Kualitas Lingkungan
Penyakit
Menular

Layanan lain 1.
2.
Laboratorium
Farmasi
1. Laboratorium dengan RDT 1. Laboratorium dengan RDT

3. Kegawatdaruratan
4. Rawat inap

20
Outline Penyajian
1. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Arah Kebijakan Puskesmas
4. Harapan

2
Kondisi Puskesmas saat ini
Terdapat 3 Provinsi dengan Puskesmas memiliki sarana tidak sesuai standar (>20%)

Standar Sarana di Puskesmas Persentase Puskesmas dengan Sarana sesuai


Standar menurut Provinsi
Papua Barat 74,13
Papua 75,89
DKI Ja karta 79,83
Maluku 83,78
Sulaw esi Teng gara 84,04
Bengkulu 85,83
Maluku Uta ra 86,85
Gor ontalo 87,80
Kalima nta n S elata n 88,40
Sulaw esi Utara 88,71
Kalima nta n Uta ra 88,72
Jambi 88,97
Jaw a Bara t 89,33
Riau 89,65
Nusa T engga ra T imur 90,12
INDONE SIA 93,81
Sumatr a Sel atan 90,33
Aceh 91,00
Sumatr a Bara t 91,22
Kalima nta n Ba rat 91,38
Sulaw esi Barat 91,99
Kepulauan Riau 92,54
Sumatr a Utara 92,73
Kalima nta n T enga h 93,09
Kalima nta n T imur 93,10
Sulaw esi Teng ah 93,42
Kepulauan Bangka Belitung 94,03

93,81%
Lampung 94,32
DI Yogya karta 94,34
Sulaw esi Sela tan 94,40
Puskesmas memiliki Banten 96,13

sarana sesuai Tiga terendah: Nusa T engga ra Bar at 96,72


Jaw a Tengah
standar 74,13% di Papua Barat 97,05
Bali 97,12
75,89% di Papua Jaw a Tim ur 97,41
79,83% di DKI Jkt

Kondisi: Desember 2022


Puskesmas dengan Pra-sarana, dan Alat Kesehatan sesuai standar
Sebagian Puskesmas memiliki Prasarana dan Alat kesehatan yang kurang memadai

43,71%
Puskesmas memiliki Tiga terendah:
51,35%
Pra-sarana sesuai 28,36% di Papua Puskesmas dengan Tiga terendah:
standar 30,92% di Papua Barat
Alkes Standar 26,73% di Kaltara
35,12% di Sultra
29,15% di Papua Barat
30,91% di Gorontalo
Papua 28,36 Kalimantan Utara 26,73
Papua Barat 30,92 Papua Barat 29,15
Sulawesi Tenggara 35,12 Gor ontalo 30,91
Maluku 38,62 Sulawesi Teng gara 33,49
Nusa Tenggara Timur 39,75 Sulawesi Teng ah 34,19
Ketersediaan alat
Kalimantan Utara 40,35 Dukungan prasarana Sulawesi Barat 34,96
kesehatan sesuai standar
Sumatr a Utara 40,43 Sulawesi Utara 36,12
Puskesmas kurang
Jawa Barat 40,46 Sumatr a Utara 38,19
tidak memadai di semua
Maluku Utara
Jambi
41,12
41,46
memadai di seluruh Jambi
Papua
38,57
38,65 Provinsi
Bengkulu 42,21 Provinsi Kalimantan Tengah 38,70
DKI Jakarta 42,26 Nusa Tenggara Timur 39,36
Kalimantan Tengah 42,81 Riau 41,05
Sulawesi Utara 43,09 Kepulauan Riau 41,13
Riau 43,09 Bali 41,32
INDONESIA 47,16 Aceh 41,84
Sumatr a Barat 43,94 Maluku Utara 42,89
Sulawesi Tengah 44,46 Maluku 43,19
Kalimantan Timur 44,52 INDONESIA 51,35
Sulawesi Selatan 44,61 Kalimantan S elatan 44,15
Gor ontalo 44,65 Lampung 44,37
Kepulauan Riau 45,13 Kalimantan Timur 44,44
Sumatr a Sel atan 45,29 Sumatr a Barat 44,82
Kalimantan S elatan 45,83 Sumatr a Sel atan 45,62
Sulawesi Barat 46,22 Kalimantan Barat 46,93
Aceh 46,51 Jawa Barat 48,91
Banten 47,09
Sulawesi Selatan 50,25
Kepulauan Bangka Belitung 47,30
Kepulauan Bangka Belitung 51,56
Kalimantan Barat 47,47
Jawa Tim ur 54,56
Lampung 49,60
Bengkulu 54,71
DI Yogyakarta 49,89
Jawa Tengah 56,51
Jawa Tim ur 49,91
DKI Jakarta 57,28
Bali 50,62
Nusa Tenggara Bar at 57,54
Nusa Tenggara Bar at 50,63
Banten 59,22
Jawa Tengah 52,32
DI Yogyakarta 60,78
19
Kondisi: Desember 2022
Keluhan terkait pelayanan Puskesmas
(pasien, petugas, dan pemegang program)

Keluhan Masyarakat Keluhan Petugas Kesehatan Keluhan Pemegang Program


Survey GTZ dan Bappenas Pertemuan dengan Kepala Puskesmas 34 Provinsi pada hari Wawancara pemegang program Unit Utama
Jumat 8 Oktober 2021

• Keterbatasan akses dan jarak terlalu • Keterbatasan SDM (luar pulau jawa dan • Adanya ego program sehingga
(terutama di DTPK) serta kurangnya kota besar) pelaksanaan kurang optimal
sarana prasarana, obat, • Kurangnya kemampuan/pemahaman dilapangan
manajemen
• Sistem rujukan yang sulit • Keuangan tidak fleksibel • Rendahnya kemampuan
• Sarpras dan obat sering kurang manajerial, analisis data, dan
• Dokter jaga tidak ada • Pengurangan/Distribusi Beban UKP untuk koordinasi lintas program pada
Puskesmas perkotaan ke FKTP lain namun SDM kesehatan
• Jam layanan tidak tepat waktu untuk Puskes didesa sulit Faskes swasta
sedikit • Anggaran yang kaku
• Waktu tunggu yang lama • Digitalisasi penting tapi kemampuan SDM
dan Biaya untuk semua kegiatan perlu
diperhitungkan
Puskesmas diselenggarakan untuk mewujudkan wilayah kerja yang sehat
mengutamakan promotif dan preventif Permenkes no 43/2019
UKM Esensial UKM Pengembangan
1. Promosi kesehatan Bersifat inovatif
2. Kesehatan lingkungan
Puskesmas MAPPING 3. Kesehatan keluarga
Disesuaikan dengan
prioritas masalah
Balita gizi PERMASALAHAN kesehatan, kekhususan
kurang
(Kecamatan) 4. Gizi
wilayah kerja, dan
TB KESEHATAN 5. Pencegahan dan potensi sumber daya
DI WILKER pengendalian penyakit yang tersedia
Balita tidak PUSKESMAS UKP
Kematian COVID-19
Klaster Manajemen
dipantau 1. Rawat jalan (kunjungan sehat
Ibu tumbang maupun sakit)
ASI eksklusif ↓ 2. Gawat darurat
Ibu tidak 3. Persalinan normal
bersalin di 4. Perawatan di rumah
Faskes 5. Rawat inap, sesuai kebutuhan
Klaster
ISPA Usia Klaster
Diare pelayanan
Klaster Ibu – Keluarga tdk
Produktif-memiliki Penanggulangan Dalam melaksanakan UKM dan UKP, Puskesmas
Anak Karies
anak Lansia jamban Hipertensi
Penyakit
tdk Menular
menyelenggarakan kegiatan:
terkontrol • Manajemen • Pelayanan • Pelayanan
DBD Puskesmas Perkesmas Laboratorium
Kematian • Pelayanan • Kunjungan
IDL ↓ Neonatal Kefarmasian Keluarga

Revisi Permenkes no Laboratorium, rawat inap,


Balita gizi Keluarga
43/2019 Keluarga tdk kurang
farmasi,
dengan gawat darurat Prinsip penyelenggaraan Puskesmas:
memiliki akses perokok
air bersih Paradigma sehat, pertanggungjawaban
wilayah, kemandirian masyarakat,
ketersediaan akses pelayanan kesehatan,
teknologi tepat guna, keterpaduan dan21
Struktur Puskesmas berdasarkan pembagian klaster

Kepala
Puskesmas

Klaster 1 Klaster 2 Klaster 3 Klaster 4 • Dalam hal keterbatasan SDM,


(Usia Produktif (Penanggulangan Lintas Klaster pelayanan dapat diberikan
(Manajemen) (Ibu dan Anak)
dan Lansia) Penyakit Menular)
oleh petugas dari klaster
lainnya yang memiliki
Ibu Hamil, Kesehatan kompetensi dan kewenangan
Ketatausahaan Usia Produktif Kegawatdaruratan
Bersalin, Nifas Lingkungan yang sesuai.
• Pembagian ruang
pelayanan mengikuti sistem
Manajemen
Bayi, Balita Lanjut Usia Surveilans Rawat Inap* klaster dan sasaran
Puskesmas
pelayanan, diutamakan
ruangan tersebut berdekatan
dalam 1 klaster.
Manajemen Mutu
Anak, Remaja Laboratorium • Pelayanan Kesehatan gigi
dan Keselamatan
dan mulut untuk Klaster Ibu
dan Anak serta Klaster Usia
Manajemen Jejaring Produktif dan Lansia
dan Jaringan Kefarmasian
Puskesmas
dilakukan dalam ruangan
khusus gigi dan mulut.

Sistem Informasi
Puskesmas dan
Dashboard PWS
Ranc angan Juknis ILP, 2023
15
Klaster 1: Manajemen
Lingkup tugas:
1. Manajemen Puskesmas 2.Manajemen Mutu Pelayanan
# Perencanaan (P1) dan Keselamatan masyarakat,
3. Administrasi dan
pasien dan petugas
Ketatausahaan
a. Pengukuran mutu
b. Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi 4. Jejaring dan jaringan Puskesmas
(PPI)
c. Keselamatan Pasien
Perencanaan Puskesmas dilakukan melalui pendekatan
keterpaduan lintas program dan lintas sektor dalam lingkup siklus 5. Sistem Informasi Puskesmas
kehidupan d. Manajemen Risiko
# Penggerakan, Pelaksanaan (P2) e. Budaya mutu dan
Pj klaster menyampaikan hasil PWS pada saat Lokakarya Mini
berdasarkan data dalam sistem informasi Puskesmas, dashboard
keselamatan 6. . Manajemen Sumber daya
PWS, ataupun laporan dari Pustu/Posyandu Prima. Dari hasil PWS
diketahui cakupan pelayanan dan morbiditas serta masalah
f. Keselamatan dan
kesehatan lainnya yang perlu mendapatkan perhatian. Selain itu,
capaian indikator keluarga sehat pada Program Indonesia Sehat
Kesehatan Kerja (K3)
dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) dibahas bersama dan
dirumuskan intervensi selanjutnya dalam forum tersebut. g. Manajemen Fasilitas dan
# Pengawasan, Pengendalian, Penilaian (P3) Keselamatan (MFK)
Pengawasan Puskesmas terdiri atas pengawasan internal dan
eksternal yang dilakukan melalui kegiatan supervisi secara
terjadwal atau sewaktu-waktu dalam lingkup Puskesmas dan
jaringannya, sekolah, Posyandu dan upaya kesehatan bersumber
16
daya masyarakat (UKBM) lainnya serta kunjungan rumah.
Pasien berkunjung LAYANAN DALAM PUSKESMAS
Klaster 2 dan 3 ke Puskesmas

AlurIntegrasi Pelayanan Kesehatan Registrasi

di Dalam dan Luar Puskesmas


Kasus Ya Ya
Penanganan Dapat Tangani
Gawat
IGD/RB ditangani sesuai kasus
FKTP lain Darurat
• Klinik Pratama
• Praktik Mandiri Tidak Tidak

PWS:
Klaster Pelayanan:
Analisa Beban Rujuk FKRTL
1. Klaster Ibu dan Anak
Penyakit meliputi 2. Klaster Usia Produktif dan Lansia
morbiditas dan
cakupan pelayanan Klaster pelayanan meliputi skrining
penyakit, pengobatan umum,
konseling dan pengambilan sampel
Klaster Klaster Ya
Klaster Usia Produktif Penanggulangan
Ibu dan Anak
dan Lansia Penyakit Menular

Tindak Lanjut Pelayanan:


Ya • Pengobatan Gigi dan Mulut
Membutuhkan Konsultasi
pelayanan • Laboratorium
Posyandu Prima ulang
lainnya • Rawat Inap (bila ada)
• Pelayanan • Pelayanan klaster lainnya
kesehatan (rujukan antar klaster)
• Evaluasi PWS
LAYANAN Tidak Tidak
LUAR
PUSKESMAS Tindak Lanjut Pada Perlu
Ya
Kegiatan penangan
Posyandu Rujuk FKRTL
lanjutan
Tidak Spesialistik

Tidak
Perlu
Pemantauan
Pelayanan
Lanjutan Farmasi (jika
diperlukan)
Ya
Kegiatan
Kunjungan Rumah
Pasien Pulang
(Nakes/Kader)
Klaster 4: Penanggulangan Penyakit Menular
Alur Pelayanan Klaster 4
Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer di Desa/Kelurahan
Setiap desa/kelurahan memiliki 1 unit pelayanan kesehatan yang menjadi jaringan Puskesmas

Layanan Kegiatan
kesehatan pemberdayaan
setiap hari masyarakat

Sarana, prasarana dan Alkes sesuai Ruang khusus: untuk aktivitas kader
standar
SDM:2 kader
SDM:min. 1 perawat dan 1 bidan
Kegiatan pemberdayaan:
Paket Layanan terstandar sesuai siklus 1. Perenca naan desa &
Tersedia di seluruh
hidup: Pemberdayaan Masyarakat Desa
desa/kelurahan
1. Skrining, edukasi kesehatan 2. Manajemen Kader Posyandu
2. Pengobatan terbatas 3. Kunjungan rumah
3. Laboratorium dengan POC T
4. Pemantauan wilayah setempat
4. Perenca naan Desa dan
pendampingan Posyandu
5. Kunjungan rumah
6. Pemantauan Wilayah Setempat (PWS)
22
PustuPrima bertanggung jawab atas hasil status kesehatan masyarakat di
desa/kelurahan
Masalah Kesehatan di setiap siklus hidup yang ingin diatasi
Ibu Hamil, bersalin, nifas Bayi dan balita Remaja Usia Produktif Lansia
PTM (hipertensi, DM, Stroke, PPOK) , PTM (hipertensi, DM, stroke,
Status gizi Ibu Hamil Kehamilan, Status gizi, tumbuh kembang, Status gizi, Anemia remaja, Karies
gigi, Penglihatan pendengaran, kanker, penyakit menular/ infeksi PPOK), kanker, masalah gizi,
persalinan dan nifas beresiko. infeksi
Perilaku berisiko, obesitas, maslaah
(TBC,dll), masalah gizi (anemia, penglihatan, demensia.
obesitas) gangguan mental emosional tingkat kemandirian lansia,
kebugaran dan depresi, masalah kebugaran,
masalah layak hamil
gangguan mental emosional

• Semua Ibu Hamil memeriksakan Posyandu Prima/Pustu dan Posyandu


kandungan (ANC) Bayi dan Balita • Seluruh sasaran dilakukan • Seluruh sasaran • Seluruh sasaran
• Semua Ibu hamil mengikuti kelas mendapatkan: mendapatkan skrining
ibu hamil
skrining kesehatan. mendapatkan skrining
• ASI Ekslusif • Memastikan sasaran yang Hipertensi, Diabetes Hipertensi, Diabetes
• Semua ibu hamil mendapatkan • Imunisasi dasar dan Melitus, jantung dan stroke,
edukasi gizi seimbang bermasalah kesehatan Melitus, kanker, PPOK,
lanjutan mendapatkan pelayanan kanker, PPOK, obesitas,
• Semua Ibu Hamil mendapatkan
• Pemantauan tumbuh gejala TBC, masalah geriatri terpadu, gejala
dan konsumsi TTD kesehatan
• Ibu Hamil KEK mendapatkan dan kembang • Seluruh remaja putri kesehatan jiwa, kebugaran, TBC, katarak, kebugaran
mengonsumsi makanan • Memastikan sasaran yang mengkonsumsi TTD layak hamil • Pemantauan kepatuhan
tambahan sakit mendapatkan • Seluruh remaja pengobatan pada
• Memastikan usia subur
• Semua ibu pasca bersalin layanan kesehatan mendapatkan edukasi sasaran dengan penyakit
menjadi akseptor KB
mendapatkan pelayanan nifas kesehatan reproduksi
• Semua ibu memberikan ASI
kronis

Kunjungan rumah oleh kader: memastikan keluarga sudah mendapatkan layanan kesehatan, penemuan dini masalah
kesehatan dan tanda bahaya, monitoring kepatuhan dalam pengobatan
2134
Gambaran Umum

Posyandu sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa dan Kelurahan (LKD/LKK)


merupakan wadah partisipasi masyarakat yang bertugas membantu Kepala
Desa/Lurah dalam peningkatan pelayanan bidang kesehatan dan bidang lainnya
sesuai dengan potensi dan kebutuhan. Posyandu melakukan kegiatan pemberdayaan
masyarakat dibidang kesehatan dikoordinir oleh PUSTU PRIMA Unit Pelayanan
Kesehatan di
desa/kelurahan
PERSAYARATAN POSYANDU

1. Dibentuk atas prakarsa Pemerintah Desa dan masyarakat


2. Ditetapkan melalui Peraturan Desa untuk Desa dan Peraturan Posyandu
Posyandu
Bupati/Walikota untuk Kelurahan
Posyandu
Posyandu
POS YANDU
3. Memiliki pengurus yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, Bidang
Kesehatan dan Bidang-Bidang lainnya sesuai kebutuhan yang ditetapkan
berdasarkan Keputusan Kepala Desa/Lurah
4. Berkedudukan di tingkat RT/RW/dusun
5. Memiliki kader yang memenuhi kriteria
6. Memiliki bangunan, prasarana dan peralatan untuk mendukung pelayanan.
Kegiatan 1. Melakukan kegiatan sebelum hari buka posyandu :
Posyandu a. Mempersiapkan bahan PMTpenyuluhan bagi ibu hamil dan balita
b. Menyebarluaskan hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat.
c. Mempersiapkan sasaran, tempat pelaksanaan, sarana, dan media
Posyandu.
d. Melakukan pembagian tugas antar kader.
e. Berkoordinasi dengan petugas Posyandu Prima/Tenaga Kesehatan
Puskesmas, dan petugas terkait.

2. Menyelenggarakan hari buka posyandu bagi sasaran : ibu hamil,


bersalin, nifas, bayi, balita, anak usia prasekolah, usia sekolah,
remaja, usia produktif, dan lansia dengan 5 langkah.
• Hari buka: minimal 1kali sebulan mempertimbangkan jumlah
sasaran, sumber daya dan kesepakatan bersama.
• Petugas :minimal 5 Kader dan 2 Nakes
(perawat/bidan/tenaga gizi) yang berasal dari Posyandu Prima
atau Puskesmas.
3. Melakukan kunjungan rumah dan kegiatan lainnya di luar hari buka posyandu sebagai
tindak lanjut dari PWS
a. Mengadakan pemutakhiran data sasaran Posyandu: ibu hamil, bersalin, nifas, bayi,
balita, anak usia prasekolah, usia sekolah, remaja, usia produktif, dan lansia.
b. Membuat diagram batang (balok) SKDN tentang jumlah semua balita yang
bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu, jumlah balita yang mempunyai Kartu
Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA, jumlah balita yang datang pada hari buka
Posyandu dan jumlah balita yang timbangan berat badannya naik.
c. Melakukan tindak lanjut terhadap hari buka Posyandu melalui pertemuan warga
setempat dan, atau melakukan kunjungan rumah rutin untuk memastikan keluarga
sudah mendapatkan layanan kesehatan, penemuan dini masalah kesehatan dan
Kegiatan tanda bahaya, monitoring kepatuhan dalam pengobatan.
d. Mendampingi petugas Posyandu Prima untuk melakukan advokasi ke tokoh
Posyandu masyarakat dan pemangku kepentingan dan menghadiri pertemuan rutin
kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan.
e. Melakukan Survei Mawas Diri (SMD) bersama Petugas Posyandu Prima yang
melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat
f. Menghadiri Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) jika diperlukan
g. Menyusun perencanaan partisipatif dan disampaikan ke Posyandu Prima
h. Melakukan monitoring dan evaluasi bersama Petugas Posyandu Prima
i. Menyusun dan menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kegiatan dan kunjungan
rumah kepada Posyandu Prima seminggu sekali
IMPLEMENTASI KUNJUNGAN
RUMAH
1. Alur Kunjungan Rumah 1. Setiap kader akan melakukan kunjungan rumah di wilayah kerja
Posyandu dengan membagi jumlah rumah sasaran yang ada di
wilayah kerja Posyandu dengan jumlah kader yang ada,, dengan
mengutamakan:
a. Sasaran yang tidak datang pada saat jadwal pelayanan
Posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
b. Sasaran yang sudah lama tidak berkunjung ke pelayanan dan
c. Sasaran yang mempunyai masalah kesehatan yang harus
dipantau berdasarkan hasil evaluasi PWS oleh tenaga
kesehatan Posyandu Prima.
2. Jika dalam pelaksanaan kunjungan rumah ditemui permasalahan
kesehatan yang membutuhkan tindak lanjut medis maka sasaran
diarahkan untuk melakukan pemeriksaan ke Posyandu
Prima/Fasyankes untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
sesuai kebutuhan, dan tenaga kesehatan akan melakukan
pemantauan dengan melakukan kunjungan rumah

29
Hasil kunjungan awal PISPK dianalisis dalam PWS dan ditindaklanjuti dengan
mengoptimalkan peran Unit Kesehatan di Desa/kelurahan, , Posyandu dan
kunjungan rumah oleh kader Dashboard
SIMPUS Kesehatan Berbasis
Aplikasi KS
Wilayah/PWS

PUSKESMAS
Evaluasi setiap
bulan

Unit Layanan Kesehatan di


desa/kelurahan
Pustu/Posyandu Prima
Evaluasi setiap
minggu

Posyandu
(integrasi KIA, UPL)

Kunjungan Rumah

KELUARGA KELUARGA KELUARGA


30
Outline Penyajian
1. Transformasi Pelayanan Kesehatan Primer
2. Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer
3. Arah Kebijakan Puskesmas
4. Kesimpulan dan Harapan

2
Kesimpulan dan Harapan
1. Arah kebijakan Puskesmas ke depan adalah memperkuat fungsi Puskesmas dalam penyelenggaraan
Pelayanan Kesehatan Primer yang mudah diakses dan berkualitas melalui Integrasi Pelayanan
Kesehatan Primer (ILP).
2. ILP memfokuskan layanan pada pendekatan berbasis siklus hidup, bukan berbasis program dengan
penerapan integrasi layanan guna mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif,
responsif, dan terjangkau.
3. Perluasan jangkauan layanan kesehatan primer untuk mendekatkan akses layanan dilakukan dengan
mendayagunakan Lembaga Kemasyarakatan Desa Posyandu di tingkat dusun/RT/RW dan Pustu
Primas di tingkat desa/kelurahan.
4. Melalui integrasi pelayanan kesehatan primer, peran Puskesmas sebagai penanggung jawab wilayah
dalam kesehatan di wilayah kerjanya akan semakin diperkuat dengan aktifnya PWS tingkat
desa/kelurahan oleh petugas kesehatan bersama kader.
5. Lintas program dan sektor di pusat dan daerah memiliki peran yang menentukan untuk
keberlangsungan transformasi pelayanan kesehatan primer.
6. Surveior diharapkan mendukung transformasi pelayanan kesehatan primer melalui keterlibatan dalam
upaya penjaminan mutu Puskesmas yang berkesinambungan
31

Anda mungkin juga menyukai