169-Article Text-446-1-10-20221102

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat

Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

ANALISIS PERENCANAAN ANGGARAN


PENDAPATAN BELANJA PENDIDIKAN
Helfinasyam Batubara
STIT Muhammadiyah Sibolga
Email: [email protected]

Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian dalam mengkaji perencanaan


anggaran pendapatan belanja pendidikan yang ada di lembaga pendidikan
atau satuan-satuan pendidikan, baik dari tingkat kebijakan (pemerintah)
hingga kepada pelaksana di sekolah. Penelitian ini nantinya akan
menemukan sebuah gambaran dan solusi terhadap permasalahan
perencanaan anggaran belanja dan pendapatan pendidikan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen
studi dokumen ini bisa juga disebut sebagai studi pustaka, yakni
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data
pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi
dokumen dalam penelitian ini mengkaji literatur-literatur yang berkaitan
dengan fokus penelitian mengenai konstruksi dan konsensus dalam
kebenaran sejarah.

Kata kunci: Rapbs Lembaga Pendidikan, Perencanaan Anggaran Pendidikan

PENDAHULUAN
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental (instrumental) yang sangat penting dalam penyelenggaraan
pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan
pendidikan, baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif,
biaya pendidikan memiliki peranan yang sangat menentukan. Hampir
tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya,
sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan (di
sekolah) tidak akan berjalan. Biaya (cost) dalam pengertian ini memiliki

258
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan
penyelenggaraan pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan
tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).
Di samping itu, dikenal juga anggaran belanja pendidikan
(education budget) yang terdiri atas dua komponen, yaitu pendapatan,
pemasukan atau penerimaan di satu pihak dan pengeluaran atau belanja.
Dalam sistem anggaran di indonesia alokasi biaya rutin kepada lembaga-
lembaga atau satuan-satuan penyelenggara pendidikan dituangkan dalam
DIK (daftar isian kegiatan), sedangkan biaya pembangunan dialokasikan
dalam DIP (daftar isian proyek). Di samping itu dikenal pula DIKS (daftar
isian kegiatan suplemen) yaitu, alokasi anggaran yang sumber dananya
berasal dari masyarakat. Pada tingkat provinsi dan kabupaten/kota,
anggaran untuk sektor pendidikan sebagian besar berasal dari dana yang
diturunkan dari pemerintah pusat ditambah dengan pendapatan asli
daerah (PAD) yang dituangkan dalam rencana anggaran pendapatan dan
belanja daerah (RAPBD).

LANDASAN TEORI
Dalam buku landasan manajemen pendidikan, menurut koonts
penganggaran (budgetting) merupakan satu langkah perencanaan yang
fundamental. Anggaran dapat diartikan sebagai suatu rencana operasi dari
suatu kegiatan atau proyek yang mengandung perincian pengeluaran
biaya untuk suatu periode tertentu (Fatah, 1996: 68). Keuangan dan
pembiayaan merupakan salah satu sumber daya yang secara langsung
menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan. Hal tersebut
lebih terasa lagi dalam implementasi manajemen berbasis sekolah. Yang
menuntut kemampuan sekolah untuk lebih aktif dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan
pengeloaan data secara transparan kepada masyarakat dan pemerintah.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam kajian perencanaan pendidikan. Komponen
keuangan dan pebiayaan dalam suatu lembaga pendidikan merupakan
komponen produksi yang menentukan terlaksanakannya kegiatan-
kegiatan dalam proses pelaksanaan lembaga pendidikan, artinya setiap
program yang akan di laksanakan pasti membutuhkan dan memerlukan
anggaran lembaga yaitu biaya keuangan. Sehingga anggaran lembaga

259
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

yaitu komponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya.


Agar anggaran lembaga yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal
untuk menunjang tercapainya pendidikan.
Sumber keuangan dan pembiayaan pada suatu lembaga pendidikan,
dapat dikelompokkan dalam tiga sumber, yaitu: (1) Pemerintah, baik
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, baik yang bersifat umum dan
khusus dan diperuntukkan dalam lembaga pendidikan; (2) Orang tua atau
peserta didik; (3) Masyarakat. Biaya yang dikeluarkan dalam suatu
anggaran lembaga pendidikan antara lain yaitu biaya rutin adalah biaya
yang dikeluarkan dari tahun ketahun, seperti gaji guru, pegawai dalam
lembaga pendidikan, biaya operasional, biaya pemeliharaan gedung,
fasilitas, alat-alat pengajaran,,biaya pembangunan gedung, dan lain
sebagainya.
Anggaran lembaga dalam komponen keuangan harus dilaksanakan
denagn baik dan teliti, dari tahap penyusunan anggaran, penggunaan,
pengawasan, sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku, agar
semua anaggaran dapat di manfaatkan secara efektif, efisien, serta bebas
dari korupsi (Mulyasa, 2004: 48).
Menurut jones dalam buku manajemen berbasis sekolah karya Dr. E
Mulyasa, M.P.d menjelaskan bahwa tugas pengelola anggaran lembaga
dibagi dalam tiga fase antara lain financial planning, implementation dan
evaluation. Komponen utama dalam mengelola anggaran meliputi
(a) Prosedur anggaran,
(b) Prosedur akutansi keuangan,
(c) Pembelanjaan,
(d) Prosedur investasi
(e) Prosedur pemeriksaan.
Persoalan penting dalam penganggaran yaitu bagaimana
pemanfaatan sumber-sumber secara efisien. Itulah sebabnya penganggaran
memerlukan proses yang bertahap. Tahap-tahap yang perlu dilakukan
sebagai berikut:
(a) Mengidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan dalam periode
anggaran.
(b) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam uang,
mesin dan material.
(c) Sumber-sumber dinyatakan dalam bentuk uang, sebab anggaran
pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.

260
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

(d) Memformulasikan anggaran menurut format yang telah disepakati.


(e) Usaha memperoleh persetujuan dari yang berwenang (pengambilan
keputusan) dalam tahap ini dilakukankompromi melalui rapat-
rapat untuk mempertimbangkan secara objektif dan subjektif.
Dalam mendesain budget terdapat bentuk: (1) Penganggaran butir
per butir. Bentuk penganggaran ini memudahkan kontrol pengeluaran
biaya, tetapi tidak membantu untuk pengambilan keputusan; Program
budget. Bentuk ini menekankan pada sasaran-sasaran konkret dinyatakan
dalam pernyataan fungsional. Oleh karena itu, penganggaran berdasarkan
program mengharuskan diadakan pemilihan sasaran dan alokasi sumber
berdasarkan analisis sistematik. Perencanaan bertujuan, menjembatani
jurang antara apa yang ada sekarang dengan yang diinginkan pada masa
depan. Perbedaan antara keadaan sekarang dan masa depan ini
memberikan bahan untuk perencanaan dalam menetapkan tujuan yang
hendak dicapai dibidang pendidikan. Itulah sebabnya, perencanaan
pendidikan sebagai kegiatan yang kompleks sesuai dengan
kompleksitasnya masalah pendidikan.
Demikian pula penganggaran diperlukan sebagai formulasi rencana
dalam pengertian uang, berfungsi memanfaatkan sumber-sumber secara
efisien, dapat dijadikan alat pengawasan dan penilaian sampai beberapa
jauh tingkat efektivitas dan efisiensi kegiatan tercapai (Nanang Fatah, 1996:
68-69).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menggunakan
penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan adalah
jenis penelitian kualitatif yang pada umumnya dilakukan dengan cara
tidak terjun ke lapangan dalam pencarian sumber datanya, sehingga
penelitian ini di lakukan dengan berdasarkan atas karya-karya tertulis
yaitu buku ataupun jurnal. dengan teknik pengumpulan datanya adalah
instrumen studi dokumen. Penggunaan instrumen studi dokumen ini bisa
juga disebut sebagai studi pustaka, yakni serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan
mencatat serta mengolah bahan penelitian. Studi dokumen dalam
penelitian ini mengkaji literatur-literatur yang berkaitan dengan fokus
penelitian mengenai konstruksi dan konsensus dalam kebenaran sejarah.

261
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Dalam perancangan anggaran pembelajaan sekolah memerlukan
beberapa Analisa yang wajib dipahami oleh seluruh pemangku kebijakan
di lembaga pendidikan, baik dari kalangan penentu kebijakan, sampai
kepada pelakasana dan objek dari kebijakan itu, hal ini akan berpengaruh
kepada keberlangsungan manajerial yang akan dialami dalam proses
pembelajaran. Berikut beberapa analisa yang wajib dimengerti berkaitan
dengan perencanaan anggaran belanja sekolah;
1) Penyusunan anggaran.
Dalam kaitannya dengan proses penyusunan anggaran, dalam buku
Manajemen pendidikan, Lipham mengungkapkan 4 fase kegiatan
pokok sebagai berikut: (a) Merencanakan anggaran; (b)
Mempersiapkan anggaran; (c) Mengelola pelaksanaan anggaran; (d)
Menilai pelaksanaan anggaran.
2) Proses anggaran belanja sekolah.
Ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan anggaran belanja
yang biasa dipergunakan di sekolah.
(a) Comparative approach
(1) Melakukan perbandingan laporan atau catatan penerimaan
dengan pengeluaran antara satu tahun anggaran dengan
tahun anggaran berikutnya.
(2) Dalam keputusan anggaran belanja ini didasarkan pada
peningkatan tambahan dari satu hal pada waktunya ke hal
yang lain.
(b) The planning programming budgeting evaluating system approach
(1) Menjabarkan tujuan kedalam program-program ke dalam
sarana-sarana khusus.
(2) Menjabarkan nilai dari masing-masing alternatif.
(3) Menjabarkan biaya pelaksanaan dan evaluasi masing-
masing program.
(c) Function approach
(1) Proses anggaran dimulai dari tujuan sekolah.
(2) Termasuk dalam pendekatan ini adalah elemen-elemen yang
terkandung dalam pendekatan comperative dan PPBES
(Fatah Syukur, 2011: 116).
Penganggaran merupakan kegiatan atau proses penyusunan
anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional yang

262
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang


digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
lembaga dalam kurun waktu tertentu. Oleh karena itu, dalam
anggaran tergambar kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
suatu lembaga. Penyususnan anggaran merupakan langkah-langkah
positif untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Kegiatan ini
melibatkan pimpinan tiap-tiap unit organisasi. Pada dasarnya
penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau
perundingan/kesepakatan antara puncak pimpinan dengan
pimpinan di bawahnya dalam menentukan besarnya alokasi biaya
suatu penganggaran. Hasil akhir dari suatu negosiasi merupakan
suatu pernyataan tentang pengeluaran dan pendapatan yang
diharapkan dari setiap sumber data.
3) Karakteristik anggaran.
Anggaran pada dasarnya terdiri dari dua sisi, yaitu sisi penerimaan
dan sisi pengeluaran. Sisi penerimaan atau perolehan biaya
ditentukan oleh besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari setiap
sumber dana. Biasanya dalam pembahasan pembiayaan pendidikan,
sumber-sumber biaya itu dibedakan dalam tiap golongan,
pemerintah, masyarakat, orang tua dan sumber-sumber lain. Sisi
pengeluaran terdiri dari seluruh penerimaan biaya, sebagian
dipergunakan untum mebiayai kegiatan administrasi, ketatausahaan,
sarana dan prasarana pendidikan dll (Nanang Fattah, 2004: 47).
4) Fungsi anggaran.
Anggaran disamping sebagai alat untuk perencanaandan
pengendalian, juga merupakan alat bantu bagi manajemen dalam
mengarahkan suatu lembaga menempatkan organisasi dalam posisi
yang kuat dan lemah. Oleh karena itu, anggraan juga dapat berfungsi
sebagai tolak ukur keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Di samping itu, anggaran dapat pula
dijadikan alat untuk mempengaruhi dan memotivasi pimpinan atau
manajer dan karyawan untuk bertindak efisien dalam mencapai
sasaran-sasaran lembaga.
(a) Anggaran juga berfungsi sebagai alat perencanaan, yang antara
lain digunakan untuk:
(1) Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan sesuai dengan
visi dan misi yang ditetapkan.

263
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

(2) Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk


mencapai tujuan organisasi serta merencanakan alternatif
sumber pembiayaan.
(3) Mengalokasikan sumber-sumber anggaran pada berbagai
program dan kegiatan yang telah disusun.
(4) Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian
strategi.
(b) Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian, yang digunakan
antara lain:
(1) Mengendalikan efisiensi pengeluaran
(2) Membatasi kekuasaan dan wewenagan lembaga pendidikan
(3) Mencegah adanya overspending dan salah sasaran dalam
mengalokasiskan anggaran dalam suatu lembaga
pendidikan.
(4) Memonitor kondisi keuangan dan peraksanaan operasional
program lembaga pendidikan.
(c) Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk
menstabilkan anggaran lembaga dan mondorong kemanjuan
dalam kegiatan lembaga pendidikan.
(d) Anggaran sebagai alat koordinasi antar unit kerja dalam
penyusunan anggaran.
(e) Anggaran dapat digunakan sebagai alat evaluasi kinerja.
(f) Anggran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi
manajemen pendidikan agar bekerja secara ekonomi, efektif dan
efesien.
(g) Anggaran dapat juga sebagai alat untuk menciptakan ruang
public, artinya semua jaringan dalam hal pendidikan dapat
membarikan manfaat kepada semua bidang pendidikan
(Makmun, 2007: 263).
5) Prinsip-prinsip anggaran
Prinsip-prinsip anggaran sebagai berikut: (a) Adanya
pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas dalam system
manajemen dan organisasi; (b) Adanya system akuntasi yang
memadai dalam melaksanakan anggaran; (c) Adanya penelitian dan
analisis untuk menilai kinerja organisasi; (d) Adanya dukungan dari
pelaksana mulai dari tingkat atas sampai yang paling bawah.
Persoalan penting dalam penyusunan anggaran adalah bagaimana

264
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

memanfaatkan dana secara efisisn, mengalokasikan secara tepat,


sesuai dengan skala priorit (Nanang Fattah, 2004: 50).
6) Pengawasan anggaran.
Konsep dasar tentang pengawasan anggaran bertujuan untuk
mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat
penggunaannya. Dengan kata lain, pengawasan angaran diharapkan
dapat mengetahui sampai di mana tingkat efektivitas dan efisiensi
dari penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia. Prinsip
pengawasan:
(a) System pengawasan fungsional yang dimulai sejak perencanaan
yang menyangkut aspek penilaian, kehematan, efisiensi,
efektivitas ynag mencakup seluruh aktivitas program di setiap
bidang organisasi.
(b) Hasil temuan pengawasan harus ditindak lanjuti dengan
koordinasi antara aparat pengawasan dengan aparat penegak
hokum serta instansi terkait turut menyamakan persepsi,
mencari pemecahan bersama atas masalah yang dihadapi.
(c) Kegiatan pengawasan hendaknya lebih diarahkan pada bidang
yang strategis dan memperhatikan aspek manajemen.
(d) Kegiatan pengawasan hendaknya member dampak terhadap
penyeleksian masalah dengan konsepsional dan menyeluruh.
(e) Kegiatan pengawasan dilakukan oleh orang-orang yang
memiliki kompetensi teknis, sikap, dedikkasi, dan integritas
pribadi yang baik.
(f) Akurat, artinya informasi tentang kinerja yang diawasi memiliki
ketepatan data/informasi yang sangat tinggi.
(g) Tepat waktu, artinya kata yang dihasilkan dapat digunakan
sesuai dengan saat untuk melakukan perbaikan.
(h) Objektif dan komprehensif.
(i) Tidak mengakibatkan pemboroosan
(j) Tindakan dan kegiatan pengawasan bertujuan untuk
menyamankna rencana atau keputisan yang telah dibuat.
(k) Kegiatan oengawasan harus mampu mengoreksi dan menilai
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula.
7) Rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS).
RAPBS perlu memperhatikan asas anggaran berikut ini: a) Asas
kecermatan; b) Asas terperinci; c) Asas keseluruhan; d) Asas

265
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

keterbukaan; e) Asas periodic; f) Asas pembenaan. Masalah-masalah


terkait dengan peyusunan RAPBS: Salah satu implikasi dari
penerapan Manajemen Berbasis Sekolah sebagaimana diamanatkan
dalam perundang-undangan sistem pendidikan adalah
diharuskannya pimpinan sekolah (terutama kepala sekolah) untuk
mengemban tanggung jawab yang lebih besar dalam proses
pengembangan RAPBS. Oleh karena itu, pimpinan itu disarankan
menyadari berbagai masalah yang harus mereka hadapi untuk
melaksanakan tangung jawab yang besar itu. berikut ini diuraikan
beberapa masalah yang sering muncul dalam proses penyusunan
RAPBS.
(a) Anggaran diusulkan didasarkan uang yang tersedia dan tidak
didukung pengetahuan yang memadai.
(b) Kurang lengkapnya penjelasan tentang pentingnya usulan
anggaran untuk meningkatkan belajar siswa.
(c) Penurunan anggaran pendidikan dari tahun ke tahun
(d) Kurangnya kemampuan dalam mengevaluasi usulan anggaran.
(e) Permintaan untuk membeli barang bermerek tertentu atau
ancaman sentralisasi anggaran.
(f) Kurangnya pembinaan, komunikasi, dan konsultasi dengan
pihak-pihak terkait (Asmani, 2010: 249).
Strategi penyusunan RAPBS (Rencana Anggaran Pnedapatan
Belanja Sekolah):
(a) Suatu pola keputusan yang integrity, coherent, dan menyatukan
di antara setiap komponen.
(b) Menentukan dan mengembangkan tujuan lembaga yang
dinyatakan dalam sasaran jangka pendek, jangka oanajang,
jangka menengah, program dan prioritas dari alokasi sumber-
sumber daya pendidikan.
(c) Memilih jenis kemampuan, keterampilan, pengetahuan apa saja
yang mungkin akan diperlukan oleh masyarakat di masa yang
akan datang.
(d) Merespons dengan cepat semua peluang dan ancaman,
kelemahan dan keunggulan yang ada di pihak lembaga
pendidikan.
(e) Membangun komitmen dari semua pihak, siswa, orangtua,
masyarakat, pemerintah, unit-unit Depdikbud sampai pada

266
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

internal sekolah (kepala sekolah-siswa) untuk bersama-sama


meningkatkan mutu sekolah.
(f) Menentukan tingkat kontribusi dari setiap input pendidikan
yang bermuatan biaya terhadap mutu pendidikna atau prestasi
belajar siswa (efisiensi internal) dan angka permintaan
masyarakat terhadap lulusan sekolah (efisiensi eksternal)
(Nanang Fattah, 2004: 53).
8) Critical Thinking
Pendidikan nasional kita dihadapkan kepada masalah antara
lain, peningkatan kualitas, pemerataan kesempatan, keterbatasan
anggaran yang tersedia dan belum terpenuhi sumber dayadari
masyarakat secara profesional sesuai dengan prinsip pendidikan
sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan
orang tua. Dalam peningkatan kualitas manusia Indonesia,
pemerintah tidak merupakan suatu sistem yang lepas dengan pihak
swasta dan masyarakat. Hubungan pemerintah, masyarakat, dan
swasta merupakan hubungan yang tidak terpisahkan dalam
peranannya untuk meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan.
Jika kita menempatkan posisi pendidikan dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa dalam konteks masyarakat madani, diperlukan
kebaranian investasi yang besar untuk memperkuat sistem
pendidikan nasional. Di samping itu diperlukan juga adanya upaya
yang sangat serius dalam memperkuat pendidikan sebagai jalan
utama kekuatan dengan yang bukan saja sebagai peran
konstitusional. Akan tetapi menjadi jawaban terhadap tantangan
nyata perkembangan masyarakat dalam kondisi internal menjadi
peraturan global. Suatu penganggaran itu tidak hanya dianggarkan,
tapi sebelumnya sudah ada planning agar semua anggaran yang ada
sesuai dengan apa yang diagendakan, tapi tidak semua planning
anggaran itu 100 %. Jadi, untuk menutupi kekurangan ituharus ada
planning anggaran tak terduga. Dalam hal ini harus ada pemasukan
yang dijadikan jalan keluar apabila anggaran awal melebihi target
yang ada.

KESIMPULAN
Perencanaan Anggaran lembaga pendidikan adalah suatu rencana
operasi dari suatu kegiatan atau proyek yang mengandung perincian
pengeluaran biaya untuk suatu periode tertentu agar lembaga yang ada

267
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya


pendidikan. Hal-hal yang terkait dengan perencanaan anggaran lembaga
pendidikan yaitu: penyusunan anggaran, merencanakan anggaran,
mempersiapkan anggaran, mengelola pelaksanaan anggaran, menilai
pelaksanaan anggaran, proses anggaran belanja sekolah, karakteristik
anggaran, fungsi anggaran, prinsip-prinsip anggaran, pengawasan
anggaran, rencana anggaran pendapatan belanja sekolah (RAPBS).

268
PENDALAS: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas dan Pengabdian Masyarakat
Vol. 2. No.3 (2022), h. 258-269

REFERENSI

Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, Bandung PT. Remaja Rosdakarya,


2004
E. Mulyasa, Manajemen berbasis sekolah, Bandung PT Remaja Rosdakarya,
2004
Fatah Syukur, Manajemen Pendidikan, SemarangPT. Pustaka Rizki Putra,
2011
Gunawan, G., Simanjuntak, M. A., & Marisa, S. (2022). Compulsory
Education Phenomenon for Islamic Education in
Indonesia. Al'Adzkiya International of Education and Sosial (AIoES)
Journal, 3(1), 10-17.
Gunawan, G., & Siahaan, A. (2021). SOURCES OF EDUCATION FUNDS
IN SCHOOL REVIEW FROM THE PERSPECTIVE OF THE
INDONESIAN EDUCATION FINANCIAL SYSTEM. Al'Adzkiya
International of Education and Sosial (AIoES) Journal, 2(2).
Jamal Ma’mur Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, Yogyakarta,Diva
Press, 2010
Mesiono, Model Of Education Management Using Qualitative Research
Methods At A Private School In Medan, dalam Kuramve Uygulamada
Egitim Yonetim Educational Administration: Theory and Practiceh, Vol.
28, No. 2, 2022.
Nanang Fattah, “Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan”, Bandung,
Rosdakarya, , 2004
Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung, PT Remaja
Rosdakarya, g, 1996
Udin Syaifudin Sa’ud Dan Abin Syamsuddin Makmun. Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komprensif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2007

269

Anda mungkin juga menyukai